Produk: dolar AS

  • Indonesia-Brasil Pererat Kerja Sama Dagang Jelang KTT ASEAN

    Indonesia-Brasil Pererat Kerja Sama Dagang Jelang KTT ASEAN

    Jakarta

    Indonesia kembali mencuri perhatian jelang Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Kuala Lumpur akhir pekan ini. Usai menerima kunjungan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa di Jakarta, Rabu (22/10) lalu, Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva kini menandatangani serangkaian kesepakatan penting di bidang minyak, gas, listrik, teknologi, pertambangan, dan pertanian.

    Dalam konferensi pers bersama, Lula menyoroti rendahnya volume perdagangan bilateral antara kedua negara. “Bagaimana mungkin dua negara penting di dunia, seperti Indonesia dan Brasil, yang total populasinya hampir 500 juta, hanya memiliki nilai perdagangan 6 miliar dolar AS? Ini tidak cukup bagi Indonesia, dan juga tidak cukup bagi Brasil,” katanya.

    Presiden Prabowo menegaskan komitmen kedua negara untuk memperkuat hubungan ekonomi. “Saya percaya ini akan memperkuat hubungan kita dan akan membuat ekonomi kita serta ekonomi Amerika Latin tumbuh dengan cepat,” ujarnya. Prabowo juga menyebut Indonesia dan Brasil sebagai “dua kekuatan ekonomi baru yang sedang naik” yang harus “meningkatkan perdagangan.”

    Kesepakatan dagang Indonesia-Brasil

    Pertemuan ini menandai dorongan konkret menuju perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan blok Mercosur, yang terdiri dari Brasil, Argentina, Paraguay, Bolivia, dan Uruguay. Langkah ini sejalan dengan upaya Indonesia memperluas hubungan di Amerika Selatan setelah menandatangani perjanjian perdagangan dengan Peru pada Agustus lalu.

    Selain itu, Indonesia bergabung dengan blok BRICS sejak Januari, di mana Brasil juga merupakan anggota. Brasil sendiri telah memperdalam hubungan dengan Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir, sementara partisipasi Lula di KTT ASEAN di Malaysia menjadi bukti meningkatnya keterlibatan politik Brasil di kawasan ini.

    Total perdagangan antara kedua negara dari Januari hingga Agustus tercatat sebesar 4,3 miliar dolar AS menurut data Badan Pusat Statistik Indonesia. Angka ini menunjukkan potensi besar bagi peningkatan kerja sama ekonomi bilateral di masa mendatang.

    Negosiasi Dagang Cina-AS di Tengah KTT ASEAN

    Di tengah KTT ASEAN, Cina dan Amerika Serikat melanjutkan putaran kelima negosiasi perdagangan yang berlangsung di Malaysia dari 24 hingga 27 Oktober. Wakil Perdana Menteri Cina, He Lifeng, memimpin delegasi, sementara Amerika Serikat diwakili oleh Menteri Keuangan Scott Bessent dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer. Pertemuan ini menjadi lanjutan dari ketegangan tarif yang meningkat sejak April, di mana kedua negara sebelumnya saling mengenakan tarif lebih dari 100 persen untuk produk masing-masing.

    Pertemuan bilateral ini juga bersinggungan dengan agenda KTT ASEAN, yang menunjukkan bagaimana dinamika regional dan global saling terkait. Selain sebagai ajang diplomasi multilateral, negosiasi Cina-AS menegaskan peran Asia Tenggara sebagai titik strategis bagi penyelesaian sengketa perdagangan dunia.

    India Absen, Ketegangan Perdagangan Global Meningkat

    Perdana Menteri India Narendra Modi memutuskan untuk tidak hadir secara langsung di KTT ASEAN dan mengikuti pertemuan secara virtual. Keputusan ini membuatnya absen dari kemungkinan pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya dijadwalkan di Malaysia. Ketidakhadiran ini menjadi sorotan, karena hubungan India-AS tengah mengalami pendinginan akibat kebijakan tarif yang kontroversial.

    Kepada publik, Modi menyatakan bahwa partisipasinya secara daring tetap memungkinkan India untuk aktif dalam pembahasan isu regional. Sementara itu, ketegangan perdagangan memuncak setelah Trump menaikkan tarif impor India hingga 50 persen, termasuk penalti untuk minyak Rusia. Trump menuding pembelian minyak Rusia mendanai perang di Ukraina, sementara India menekankan keputusan energi mereka murni berdasarkan kepentingan nasional.

    Juru bicara pemerintah India menegaskan bahwa panggilan telepon antara Modi dan Trump hanya membahas ucapan selamat Diwali dan isu kontra-terorisme, tanpa menyentuh soal energi. Media India melaporkan bahwa perusahaan minyak domestik tengah menyesuaikan strategi pembelian minyak Rusia sesuai pedoman pemerintah, termasuk Reliance Industries, salah satu importir terbesar di India.

    Langkah Modi untuk hadir secara virtual menunjukkan bahwa India tetap ingin menjaga peran strategisnya di ASEAN, meski hubungan bilateral dengan AS sedang mengalami tekanan. Keputusan ini sekaligus mencerminkan dinamika diplomasi regional di tengah konflik perdagangan global.

    ASEAN sambut anggota baru: Timor Leste

    KTT ASEAN akhir pekan ini juga menjadi momen bersejarah bagi Timor Leste. Negara termuda di Asia Tenggara ini akan resmi menjadi anggota ke-11 ASEAN setelah mengajukan keanggotaan sejak 2011 dan mendapat status pengamat pada 2022. Presiden Jose Ramos-Horta menyebut, “jalan menuju ASEAN lebih sulit daripada jalan menuju surga.”

    Timor Leste, yang memiliki ekonomi sekitar 2 miliar dolar AS dan masih sangat bergantung pada cadangan minyak dan gas, berharap keanggotaan ASEAN dapat memberi legitimasi politik dan memperluas jaringan dukungan diplomatik dan ekonomi. Perdana Menteri Xanana Gusmao menekankan pentingnya integrasi ekonomi, meski para analis memperingatkan bahwa produktivitas rendah dan tata kelola yang masih terbatas dapat membatasi manfaat ekonomi.

    ASEAN Secretary General Kao Kim Hourn menambahkan, keanggotaan ini akan “memperkuat suara Timor Leste di forum internasional sekaligus mengamankan kepentingan strategisnya melalui jaringan dukungan diplomatik dan ekonomi yang sudah ada.”

    Dinamika politik dan ekonomi ASEAN

    Perubahan anggota dan pertemuan bilateral ini menyoroti peran strategis ASEAN di kancah global. Malaysia sebagai tuan rumah menekankan pentingnya solidaritas regional, sementara para pemimpin ASEAN melihat bagaimana blok ini dapat mendukung anggota baru seperti Timor Leste dalam memperkuat posisi politik dan ekonomi.

    Di saat yang sama, pertemuan bilateral seperti Indonesia-Brasil dan Cina-AS menunjukkan bagaimana dinamika global turut memengaruhi kebijakan perdagangan dan diplomasi regional. Dengan latar belakang ini, KTT ASEAN menjadi arena krusial bagi negara-negara anggota untuk menyeimbangkan kepentingan domestik, regional, dan global.

    Editor: Rizki Nugraha

    (ita/ita)

  • Benturan Aturan Pelabuhan Baru Antara China dan Amerika Serikat

    Benturan Aturan Pelabuhan Baru Antara China dan Amerika Serikat

    Pada 10 Oktober, sebuah pengumuman yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan China mengguncang dunia pelayaran global: Mulai 14 Oktober, semua kapal yang terlibat dalam bisnis dengan Amerika Serikat yang berlabuh di pelabuhan China wajib membayar “Biaya Pelabuhan Khusus” berdasarkan tonase kapal. Kebijakan ini langsung berhadapan dengan langkah serupa yang diberlakukan oleh AS pada hari yang sama terhadap kapal-kapal asal China, yang menandakan bahwa perang dagang antara China dan Amerika Serikat kini telah merambah ke sektor pelayaran.

    Pada 17 April, Kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat mengumumkan penyelesaian penyelidikan 301 terhadap industri maritim, logistik, dan galangan kapal China. Dengan alasan adanya “persaingan tidak adil,” AS memutuskan untuk mengenakan biaya pelabuhan tambahan pada kapal-kapal China mulai pertengahan Oktober. Secara rinci, AS akan mengenakan biaya sebesar 50 dolar AS per ton untuk kapal-kapal yang dimiliki atau dioperasikan oleh perusahaan China, dan 18 dolar AS per ton atau 120 dolar AS per kontainer untuk kapal-kapal yang dibangun di China. Yang menarik, kebijakan ini juga berlaku untuk perusahaan pihak ketiga yang menggunakan kapal yang dibangun di China, misalnya jika pemilik kapal Yunani menggunakan kapal tanker yang dibangun di China, mereka juga diwajibkan membayar biaya ini kepada AS.

    Meskipun kebijakan ini telah diumumkan, implementasi rinciannya masih belum jelas. Menurut seorang mitra dari firma hukum Holland & Knight, hingga saat ini, AS belum mengungkapkan rincian operasional, seperti apakah kapal-kapal yang disewa oleh perusahaan China akan dikenakan biaya atau tidak. Asosiasi Pelabuhan Amerika sebelumnya telah memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat memperburuk inflasi, menyebabkan kemacetan pelabuhan, bahkan berpotensi mengancam kelangsungan hidup beberapa perusahaan pelayaran kecil dan menengah.

    Langkah balasan yang diambil China menunjukkan pendekatan yang terstruktur dan tepat sasaran. Berdasarkan pengumuman yang diterbitkan, ada lima jenis kapal yang akan dikenakan biaya: kapal-kapal yang dimiliki atau dioperasikan oleh perusahaan AS, kapal yang dimiliki oleh perusahaan dengan saham minimal 25% yang dimiliki oleh AS, kapal yang terdaftar di bawah bendera AS, serta kapal-kapal yang dibangun di AS. Desain kebijakan ini secara efektif menghindari celah bagi AS yang mungkin mencoba menghindari kebijakan dengan cara mengganti bendera atau menggunakan perantara kepemilikan saham.

    Tarif yang dikenakan oleh China akan meningkat secara bertahap dalam empat tahap: mulai 14 Oktober, biaya akan dikenakan sebesar 400 yuan per ton, dan akan naik menjadi 640 yuan pada 17 April 2026, 880 yuan pada periode yang sama di 2027, dan akhirnya mencapai 1120 yuan pada April 2028. Untuk mengurangi dampak terhadap rantai pasokan global, China juga menerapkan aturan fleksibel: hanya satu biaya yang dikenakan jika sebuah kapal berlabuh di beberapa pelabuhan di China dalam satu perjalanan, dan batasan biaya tahunan untuk sebuah kapal hanya berlaku untuk lima perjalanan.

    Sebagai contoh, sebuah kapal berbendera AS yang mengangkut lebih dari 10.000 kontainer akan dikenakan biaya sekitar 1 juta dolar AS per kali berlabuh pada tahun pertama, dan biaya ini bisa dua kali lipat pada tahun 2028. Sementara itu, biaya untuk kapal kargo curah dengan kapasitas 50.000 ton per perjalanan akan meningkat antara 2 juta hingga 5,6 juta yuan. Biaya terbesar per perjalanan untuk kapal tanker raksasa bisa mencapai 6,2 juta dolar AS.

    Keberanian China untuk melakukan pembalasan yang setara ini didorong oleh kekuatan industri galangan kapal mereka yang sangat besar. Data menunjukkan bahwa pada paruh pertama 2024, China mencatatkan porsi terbesar di dunia dalam volume penyelesaian kapal, pesanan baru, dan backlog pesanan kapal, dengan masing-masing mencapai 51,7%, 68,3%, dan 64,9%. China telah mempertahankan posisi teratas dunia selama 16 tahun berturut-turut. Di sektor kapal transportasi LNG dan kapal kontainer super besar, tingkat domestikasi kapal buatan China telah melampaui 90%.

    Sebaliknya, industri galangan kapal di Amerika Serikat terus mengalami penurunan. Pada 2024, total produksi kapal komersial AS diperkirakan tidak akan mencapai 10 unit, yang hanya sebanding dengan kapasitas produksi bulanan China. Biaya pembuatan kapal di AS tiga hingga lima kali lipat lebih mahal dibandingkan di China, dan harga kapal baru bisa lebih dari 40% lebih tinggi. Penurunan industri ini dapat ditelusuri kembali ke Undang-Undang Jones tahun 1920, yang merupakan undang-undang proteksionis yang mewajibkan kapal-kapal yang beroperasi di AS menggunakan kapal buatan dalam negeri, yang menyebabkan daya saing industri ini menurun. Saat ini, usia rata-rata pekerja galangan kapal di AS adalah 52 tahun, dengan hanya 15% pekerja muda, dan mereka sepenuhnya bergantung pada impor untuk peralatan kritis seperti poros engkol kapal.

    Setelah pengumuman kebijakan baru ini, perusahaan pelayaran global segera menyesuaikan strategi operasional mereka. Maersk telah memindahkan kapal-kapal buatan China dari rute pelayaran AS ke pasar Eropa dan Asia Tenggara, sementara COSCO Shipping memindahkan 12 rute pelayaran yang sebelumnya berlabuh di Pelabuhan Los Angeles ke pelabuhan di Meksiko dan Kanada, meskipun waktu transit meningkat 36 jam, namun biaya keseluruhan turun 22%. Menurut data Linerlytica, hanya ada empat kapal yang direncanakan untuk berlabuh di pelabuhan AS selama periode tarif bulan Oktober ini.

    Tekanan biaya ini terus diteruskan ke konsumen akhir di Amerika Serikat. Reuters menganalisis bahwa tarif pengiriman di rute pelayaran AS-Barat diperkirakan akan naik 5%-8%, dengan biaya tambahan untuk kapal berbendera AS sebesar 10.000 kontainer akan diteruskan melalui rantai pasokan kepada importir dan pengecer di AS. Sektor pertanian mengalami dampak yang lebih besar: biaya logistik untuk ekspor kedelai AS ke China naik 20%, yang kemungkinan besar akan membuat perusahaan pengolah kedelai China beralih ke negara penghasil alternatif seperti Brasil.

    Di sisi hukum, China telah menyelesaikan persiapan legislatif untuk tindakan balasan pada akhir September. Peraturan Maritim Internasional yang baru disahkan menambah ketentuan untuk melawan kebijakan diskriminatif, yang memberi kewenangan kepada pemerintah untuk mengenakan biaya khusus pada kapal-kapal dari negara-negara terkait. Peraturan ini lebih cepat dua minggu dibandingkan kebijakan AS, dengan demikian mengikuti prinsip “hukum lebih dulu” dalam menghadapi situasi ini.

    Dari perbandingan strategi, kebijakan AS dianggap melanggar prinsip perlakuan paling disukai WTO serta Pasal 6 dalam Perjanjian Pelayaran China-AS tahun 2003, yang mengatur bahwa kapal-kapal kedua negara harus diperlakukan sama di pelabuhan masing-masing. Sementara itu, tindakan balasan China mengikuti prinsip kesetaraan, dengan tarif dan waktu pelaksanaan yang disesuaikan secara tepat dengan kebijakan AS, serta batasan yang jelas untuk menghindari dampak terhadap pihak yang tidak menjadi sasaran.

  • Kereta Cepat di Saudi Rp112 Triliun sepanjang 1.500 km – Whoosh cuma 114 km dengan Harga yang Sama

    Kereta Cepat di Saudi Rp112 Triliun sepanjang 1.500 km – Whoosh cuma 114 km dengan Harga yang Sama

    GELORA.CO – Arab Saudi baru saja mengumumkan rencana besar: membangun jalur kereta cepat yang menghubungkan Jeddah dan Riyadh sepanjang 1.500 kilometer. Proyek raksasa ini ditaksir menelan biaya sekitar 25 miliar dolar AS atau setara Rp112 triliun. Setelah rampung, jarak antara dua kota utama di negeri gurun itu bisa ditempuh hanya dalam empat jam.

    Kabar ini seharusnya membuat Indonesia bangga karena sudah memiliki kereta cepat lebih dulu. Tapi justru sebaliknya, kabar itu membuat kita merenung: bagaimana mungkin Arab Saudi membangun kereta cepat 13 kali lebih panjang dengan biaya yang hampir sama dengan proyek Jakarta–Bandung yang hanya 114 kilometer?

    Mari kita hitung secara kasar. Biaya per kilometer proyek Jeddah–Riyadh mencapai sekitar Rp75 miliar/km. Sementara Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) menelan biaya sekitar Rp991 miliar/km. Artinya, proyek Indonesia 13 kali lipat lebih mahal per kilometer dibandingkan proyek Arab Saudi. Angka ini terlalu mencolok untuk diabaikan.

    Pesta Infrastruktur, Tagihan Generasi

    KCJB sejak awal memang digadang-gadang sebagai simbol kemajuan. Presiden Joko Widodo dengan penuh percaya diri menyebutnya “tanda Indonesia memasuki era baru transportasi modern.” Namun, di balik jargon kemajuan itu, tersembunyi realitas pahit: proyek ini membengkak dari semula Rp86 triliun menjadi Rp113 triliun. Tambahan Rp27 triliun itu ditutup lewat skema penyertaan modal negara (PMN) — artinya, uang rakyat.

    Sementara itu, Arab Saudi dengan luas wilayah hampir 90 kali Indonesia bagian Jawa, bisa membangun jaringan kereta cepat lintas gurun dengan biaya lebih rendah, tanpa kehebohan pembengkakan atau negosiasi ulang yang tak berkesudahan.

    Kita tentu tidak sedang membandingkan apel dengan apel. Kondisi geografis, nilai tukar mata uang, hingga perbedaan harga tanah jelas berpengaruh. Tapi tetap saja, selisih biaya yang begitu ekstrem menuntut penjelasan rasional. Jika Arab Saudi bisa membangun 1.500 km dengan 112 triliun, mengapa Indonesia butuh jumlah yang sama untuk jarak tak sampai 120 km?

    Masalah Bukan di Teknologi, Tapi di Tata Kelola

    Proyek KCJB diklaim menggunakan teknologi mutakhir dari China. Namun teknologi bukanlah biang masalah — pengelolaannya lah yang amburadul. Sejak awal, proyek ini dibangun di atas fondasi keputusan politik, bukan perencanaan ekonomi. Pemerintah menolak pinjaman Jepang yang menawarkan studi kelayakan komprehensif, lalu memilih proposal China karena dinilai lebih cepat dan “tanpa jaminan APBN.” Pada akhirnya, janji itu terbukti semu.

    Masalah muncul satu per satu: keterlambatan, pembebasan lahan, hingga kesalahan teknis dalam pembangunan terowongan. Tak heran biaya melambung. Ironisnya, meski disebut “kereta cepat,” penyelesaiannya berjalan lambat, penuh tambal sulam, dan minim transparansi.

    Di Arab Saudi, proyek Jeddah–Riyadh dikelola oleh Saudi Railway Company (SAR) yang memiliki reputasi efisiensi dan pengawasan internal ketat. Setiap fase proyek diaudit oleh lembaga independen. Di Indonesia, sebaliknya, audit proyek KCJB lebih sering menjadi bahan perdebatan politik daripada instrumen koreksi kebijakan.

    Gengsi yang Mahal

    Pemerintah kerap menjual proyek kereta cepat sebagai lambang kemajuan peradaban. Tapi pertanyaan mendasarnya: apakah kemajuan diukur dari kecepatan kereta, atau dari kemampuan negara mengelola uang publik secara efisien?

    Proyek ini tidak hanya mahal secara finansial, tapi juga mahal secara moral. Ia memperlihatkan betapa kebijakan publik kerap didorong oleh nafsu pencitraan ketimbang kebutuhan rakyat. KCJB hanyalah etalase dari mimpi besar yang tak berpijak pada realitas sosial ekonomi Indonesia.

    Sementara Arab Saudi membangun kereta cepat untuk memperkuat konektivitas ekonomi dan mobilitas jemaah umrah-haji antara dua kota suci, Indonesia membangun kereta cepat untuk menghubungkan dua kota yang sudah punya tol dan kereta eksisting dengan jarak tempuh hanya 2,5 jam. Logikanya terbalik: kita lebih cepat menghamburkan uang daripada mempercepat manfaat.

    Saatnya Belajar dari Gurun

    Perbandingan ini bukan sekadar tentang angka. Ia adalah cermin bahwa kemajuan tidak lahir dari proyek besar, melainkan dari tata kelola yang benar. Arab Saudi, negara yang selama ini kita anggap konservatif, justru menunjukkan bahwa modernisasi bisa berjalan efisien jika dilakukan dengan perencanaan matang, integritas tinggi, dan fokus pada hasil nyata.

    Indonesia perlu belajar: bukan dari teknologinya, tapi dari mindset-nya. Infrastruktur sejati bukan sekadar beton dan rel baja, tapi sistem yang jujur, efisien, dan berpihak pada kepentingan rakyat.

    Jika Arab Saudi bisa membangun 1.500 kilometer kereta cepat dengan 112 triliun, maka tak ada alasan bagi Indonesia untuk membayar harga yang sama demi 114 kilometer ilusi.

    Sebab di ujung rel Jakarta–Bandung itu, yang melaju cepat bukanlah kereta, tapi kebodohan yang disponsori oleh kekuasaan.

  • Prabowo: Indonesia-Brazil sepakat segera mulai perundingan CEPA

    Prabowo: Indonesia-Brazil sepakat segera mulai perundingan CEPA

    “Kita juga tadi sudah melaksanakan kerja sama, secara garis besar kita sepakat ingin menuju suatu perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA) yang kita sudah wujudkan dengan Uni Eropa dan Kanada, dan kita dapat dukungan dari Brazil, karena Brazi

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pernyataan bersama dengan Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, menyebut dua negara telah sepakat untuk segera memulai perundingan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA).

    Prabowo menjelaskan pembicaraan mengenai CEPA itu merupakan salah satu pembahasan dalam pertemuan bilateral antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Brazil di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis.

    “Kita juga tadi sudah melaksanakan kerja sama, secara garis besar kita sepakat ingin menuju suatu perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA) yang kita sudah wujudkan dengan Uni Eropa dan Kanada, dan kita dapat dukungan dari Brazil, karena Brazil sekarang adalah Presiden dari Mercosur (blok ekonomi kawasan Amerika Latin, red.),” kata Presiden Prabowo saat menyampaikan pernyataan bersama dengan Presiden Lula di Ruang Kredensial, Istana Merdeka.

    Pernyataan bersama Presiden Prabowo dan Presiden Lula merupakan agenda penutup rangkaian kunjungan Presiden Brazil di Istana Merdeka hari ini.

    Dalam kesempatan itu, Presiden Prabowo juga menyebutkan Indonesia dan Brazil saat ini telah membentuk sejumlah kerja sama strategis, salah satunya perjanjian kerja sama pertahanan (DCA) yang saat ini tinggal menunggu diratifikasi. Kemudian, ada juga kerja sama bidang ekonomi dan bisnis, termasuk yang pada hari ini disepakati oleh sejumlah instansi dan badan usaha dari Indonesia dan Brazil.

    “Kita berdua adalah dua kekuatan ekonomi baru, yang sedang meningkat terus-menerus. Kita merupakan dua kekuatan Global South, karena itu kerja sama antara Indonesia dan Brazil memiliki arti strategis, dan kami berdua memandang hubungan ini sangat penting. Kami pun bertekad, setelah kami berdiskusi secara intensif, untuk mempererat dan terus meningkatkan kerja sama itu di segala bidang,” sambung Prabowo.

    Di Istana Merdeka, Kamis, Presiden Prabowo dan Presiden Lula turut menyaksikan penandatanganan delapan dokumen MoU antara Indonesia dan Brazil, yang potensi nilainya dapat mencapai lebih dari 5 miliar dolar AS.

    Delapan MoU yang diteken itu, yaitu MoU kerja sama tambang dan energi antara Kementerian ESDM dan Kementerian Pertambangan dan Energi Brazil, MoU kerja sama bidang sains, teknologi, dan inovasi antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi Brazil, MoU kerja sama bidang statistik antara Badan Pusat Statistik (BPS) dengan Institut Geografi dan Statistik Brazil, MoU kerja sama antara Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dengan JBS, perusahaan multinasional di Brazil yang bergerak di bidang pengolahan daging dan makanan.

    Kemudian, MoU antara Pertamina dengan Fluxus, perusahaan minyak dan gas yang berkantor pusat di Brazil, MoU kerja sama antara PT PLN (Persero) dan J&F S. A. Brazil, dan MoU kerja sama antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dengan ApexBrasil, instansi di pemerintahan Brazil yang bertugas mempromosikan investasi, usaha, dan perdagangan.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Lula ingin hubungan ekonomi Indonesia-Brazil lampaui 6 miliar dolar AS

    Lula ingin hubungan ekonomi Indonesia-Brazil lampaui 6 miliar dolar AS

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva menyatakan hubungan ekonomi negaranya dengan Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh jauh melampaui capaian saat ini yang berada pada kisaran 6 miliar dolar AS dalam dua dekade terakhir.

    “Saya menyampaikan kepada Presiden Prabowo, mengapa dua negara besar seperti Indonesia dan Brazil, yang secara bersama mewakili hampir 500 juta penduduk dunia, hanya memiliki nilai perdagangan 6 miliar dolar AS. Jumlah itu masih terlalu kecil, baik bagi Indonesia maupun bagi Brazil,” kata Presiden Lula dalam pernyataan bersama di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis.

    Lula menyampaikan bahwa pada tahun 2024, Indonesia tercatat sebagai tujuan kelima terbesar ekspor agribisnis Brazil.

    Akan tetapi, menurut Lula, nilai tersebut masih belum sebanding dengan potensi pasar yang dimiliki kedua negara.

    “Indonesia dan Brazil menempati peringkat keempat dan ketujuh negara berpenduduk terbesar di dunia, dengan total hampir setengah miliar jiwa,” katanya.

    Presiden Lula berkomitmen untuk memperkuat kemitraan ekonomi antara Brazil dan Indonesia agar menjadi dua kekuatan strategis dalam peta ekonomi dunia.

    Sejak kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Ibu Kota Brazilia pada 9 Juli 2025, kata Lula, kerja sama ekonomi kedua negara semakin terbuka, termasuk dalam akses pasar bagi produk-produk ekspor Brazil ke Indonesia.

    Selain sektor pertanian, Lula juga melihat peluang besar pada perdagangan produk bernilai tambah, terutama di bidang pertahanan, karena Brazil memiliki basis industri militer yang kuat dan siap mendukung kebutuhan Indonesia, khususnya bagi TNI Angkatan Udara.

    Dalam bidang energi, Indonesia-Brazil juga membahas pengelolaan sumber daya mineral penting bagi transisi energi bersih. Kerja sama pertambangan akan terus diperkuat melalui nota kesepahaman yang baru ditandatangani oleh menteri energi kedua negara.

    Presiden Lula dan Presiden Prabowo juga bersepakat untuk mempercepat perundingan Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA) antara Mercosur dan Indonesia, sebelum akhir masa presidensi Brazil pada Desember mendatang.

    Pewarta: Andi Firdaus, Genta Tenri Mawangi
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Rebut Nexperia dari China, Belanda Nyaris Lumpuhkan Industri Otomotif Eropa

    Rebut Nexperia dari China, Belanda Nyaris Lumpuhkan Industri Otomotif Eropa

    Jakarta

    Beberapa hari silam, asosiasi produsen otomotif Eropa ACEA melayangkan peringatan ancaman “penghentian produksi,” setelah produsen cip Belanda Nexperia mengumumkan tidak lagi bisa menjamin suplai bagi pabrik-pabrik Eropa.

    Produsen Jerman Volkswagen, misalnya, mengumumkan akan menghentikan sementara produksi VW Golf pekan ini karena kekurangan cip, lapor kantor berita Reuters. Keluhan serupa juga disuarakan pabrikan lain.

    Huru-hara terbaru dipicu larangan ekspor yang diberlakukan Beijing terhadap pabrik Nexperia di Tiongkok. Karena pada akhir September silam, perusahaan Belanda yang sudah dimiliki sepenuhnya oleh raksasa teknologi Cina Wingtech sejak 2018 itu, diambil alih paksa oleh pemerintah di Den Haag.

    Untuk itu, pemerintah mengaktifkan undang era Perang Dingin bernama Availability of Goods Act, yang belum pernah digunakan sebelumnya.

    Den Haag menyebut keputusan itu diambil karena ada kekhawatiran akan transfer teknologi sensitif dari Nexperia ke perusahaan induknya di Cina. Nexperia memproduksi cip untuk mobil dan elektronik konsumen, termasuk komponen sederhana seperti dioda dan transistor.

    Belanda tidak mengambil alih kepemilikan saham, melainkan namun memiliki kewenangan membatalkan atau memblokir keputusan manajemen jika dianggap membahayakan keamanan nasional atau ekonomi. Keputusan tersebut membuat saham Wingtech di bursa Shanghai turun 10 persen.

    Wingtech menyebut langkah Belanda sebagai “campur tangan berlebihan yang didorong oleh bias geopolitik”, dan mengatakan sedang berkonsultasi dengan pengacara serta meminta dukungan pemerintah Cina untuk “melindungi hak dan kepentingan perusahaan.”

    Ketegangan dengan Beijing

    Dalam panggilan telepon pada Selasa (21/10), Menteri Perdagangan Cina Wang Wentao menyampaikan protes langsung kepada Menteri Ekonomi Belanda Vincent Karremans.

    “Tindakan yang diambil Belanda terhadap Nexperia Semiconductor telah secara serius memengaruhi stabilitas rantai industri dan pasokan global,” kata Wang.

    Ia menambahkan, “Cina mendesak Belanda untuk bertindak dari sudut pandang menjaga keamanan dan stabilitas rantai industri serta pasokan global, dan segera menyelesaikan masalah ini dengan tepat.”

    Menurut Kementerian Perdagangan Cina, pembicaraan tersebut dilakukan atas permintaan Karremans. Dalam pernyataannya, Karremans mengatakan, “Kami membahas langkah lanjutan menuju solusi yang bisa mengakomodasi kepentingan Nexperia, ekonomi Eropa, dan ekonomi Cina. Dalam waktu ke depan, kami akan terus berkomunikasi dengan otoritas Cina untuk mencari penyelesaian yang konstruktif.”

    Namun hingga kini, kedua pihak belum mencapai kesepakatan.

    Industri otomotif Eropa terdampak

    Nexperia memproduksi cip yang dibutuhkan dalam jumlah besar dan digunakan secara luas di industri otomotif serta elektronik konsumen. Sebagian besar cip diproduksi di Eropa, tetapi dikemas di Cina, membuat kedua pihak tidak dapat segera menemukan mitra alternatif.

    Akibat blokir ekspor tersebut, industri otomotif Jerman mulai memperingatkan risiko gangguan produksi. Asosiasi industri otomotif VDA meminta pemerintah Belanda mencari solusi cepat dan praktis.

    “Situasi ini bisa menyebabkan pembatasan produksi dalam waktu dekat, bahkan hingga penghentian produksi, jika gangguan pasokan cip Nexperia tidak segera diatasi,” ujar Presiden VDA Hildegard Mueller dalam pernyataannya.

    Sengketa ini memperburuk ketegangan perdagangan global yang telah menekan industri Eropa, di tengah kenaikan tarif impor Amerika Serikat (AS) serta pembatasan ekspor logam tanah jarang oleh Cina, yang sama-sama penting bagi industri kendaraan listrik dan semikonduktor.

    Nexperia dan hubungannya dengan Wingtech

    Nexperia dulunya merupakan bagian dari Philips Semiconductors sebelum dibeli Wingtech pada tahun 2018 senilai 3,63 miliar dolar AS atau sekitar Rp58,6 triliun. Sejak Desember 2024, AS menempatkan Wingtech dalam daftar hitam (entity list), karena dituduh membantu pemerintah Cina mengakuisisi perusahaan Barat dengan kemampuan manufaktur semikonduktor sensitif

    Dalam pernyataan sebelumnya, Kementerian Ekonomi Belanda menepis keterlibatan Amerika Serikat dalam keputusan pengambilalihan Nexperia, dan menyebut waktunya “murni kebetulan.”

    Dalam putusannya pada 1 Oktober, pengadilan komersial Amsterdam beralasan penangguhan CEO Wingtech Zhang Xuezheng dari posisinya sebagai direktur eksekutif di Nexperia diputuskan, setelah menemukan “alasan kuat untuk meragukan kebijakan manajemen.”

    Wingtech menyebut keputusan itu sebagai upaya terselubung untuk mengambil alih kekuasaan di perusahaan, dan mengatakan akan menempuh jalur hukum untuk melindungi kepentingannya.

    Editor: Rizki Nugraha

    (ita/ita)

  • Apa itu Tokenisasi Saham? Cara Baru untuk Membeli Pecahan Saham Global

    Apa itu Tokenisasi Saham? Cara Baru untuk Membeli Pecahan Saham Global

    Dengan sistem ini, kamu bisa membeli pecahan kecil dari saham besar seperti Tesla, Microsoft, atau Meta, tanpa membayar harga penuh satu lot. Ini adalah salah satu alasan mengapa saham ter-tokenisasi semakin diminati oleh investor ritel.

    Sebagai contoh, ketika harga saham Tesla mencapai ribuan dolar AS di pasar, investor dapat membeli pecahan kecil dalam bentuk token melalui platform berbasis blockchain seperti Pintu atau bursa crypto lainnya.

    Bagaimana Cara Kerja Tokenisasi Saham

    Setiap tokenisasi saham didukung oleh saham nyata yang disimpan oleh lembaga kustodian resmi. Token ini kemudian diterbitkan di blockchain oleh penerbit terpercaya, menjamin bahwa nilai token selalu mencerminkan harga saham asli.

    Sebagai investor, kamu melakukan trading dengan membeli dan menjual tokenisasi saham di platform yang menawarkan layanan tersebut, seperti Pintu, Kraken, atau Coinbase. Prosesnya mirip dengan perdagangan crypto biasa, namun pergerakan harganya mengikuti nilai saham di bursa global.

    Sebagai contoh, jika kamu ingin melacak pergerakan saham coin, maka kamu bisa melihatnya langsung di aplikasi Pintu. Ini memberikan kamu transparansi harga dan fleksibilitas waktu trading tanpa terikat pada jam bursa seperti di pasar saham tradisional.

    Perbedaan Saham Ter-tokenisasi dan Saham Biasa

    Walaupun terlihat serupa, saham ter-tokenisasi memiliki beberapa perbedaan penting dibandingkan saham biasa:

    Waktu Perdagangan – Saham tradisional hanya dapat diperdagangkan selama jam bursa, sementara saham ter-tokenisasi dapat diperdagangkan selama 24 jam penuh.

    Kepemilikan Pecahan – Investor bisa membeli sebagian kecil dari saham melalui token, sedangkan di bursa tradisional umumnya harus membeli minimal satu lot.

    Teknologi Blockchain – Saham ter-tokenisasi beroperasi di atas blockchain, sehingga transaksi menjadi lebih transparan, aman, dan efisien.

    Likuiditas Global – Karena diperdagangkan di bursa crypto internasional, saham ter-tokenisasi menawarkan akses pasar yang jauh lebih luas.

    Dengan adanya konsep tokenisasi saham, batasan antara dunia finansial tradisional dan digital semakin tidak jelas. Investor kini tidak hanya menjadi pemilik aset digital, tetapi juga memiliki bagian dari saham perusahaan-perusahaan besar di dunia.

  • Rupiah Melemah, Ferdinand Hutahaen Beri Sindiran Halus: Tenang ada Menkeu Purbaya

    Rupiah Melemah, Ferdinand Hutahaen Beri Sindiran Halus: Tenang ada Menkeu Purbaya

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Politikus Ferdinand Hutahaean memberikan sindiran halus ke Menteri Keuangan (Menkeu) Purbawa Yudhi Sadewa.

    Sindiran yang diberikan Ferdinand ini berkaitan dengan Rupiah yang kembali melemah.

    Lewat salah unggahan di media sosial X, Ferdinand menyampaikan sindiran ini lewat komentar.

    Ia meminta masyarakat untuk saat ini tetap tenang karena memiliki sosok Menkeu Purbaya.

    “Nggak apa-apa, tenang pokoknya ada Purbaya…!,” tulisnya dikutip Kamis (23/10/2025).

    Adapun Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan hari ini.

    Melansir data Refinitiv, pada Kamis (23/10/2025) pukul 09 05 WIB, rupiah ada di posisi Rp/US$16.635 atau melemah 0,39% terhadap dolar AS.

    Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan 0,09% pada perdagangan Rabu kemarin.

    Sementara itu, indeks dolar (DXY) pada Kamis  pukul 08.45 WIB ada di posisi 99,03 atau menguat 0,13%.

    Pergerakan rupiah hari ini akan dibayangi sejumlah sentiment, terutama keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI).

    Dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG BI) kemarin, Rabu (22/10/2025), BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 4,75% pada Oktober ini.

Suku bunga Deposit Facility bertahan di 3,75% dan suku bunga Lending Facility tetap di 5,50%.

    (Erfyansyah/fajar)

  • Harga Emas Dunia Ambles Dua Hari Beruntun, Simak Prediksinya Hari Ini – Page 3

    Harga Emas Dunia Ambles Dua Hari Beruntun, Simak Prediksinya Hari Ini – Page 3

    Secara fundamental, harga emas saat ini masih dibayangi oleh isu geopolitik dan kebijakan global. Laporan terbaru mengindikasikan bahwa Gedung Putih tengah mempertimbangkan pembatasan ekspor teknologi baru ke China. Langkah ini dikhawatirkan dapat meningkatkan kembali ketegangan antara Washington dan Beijing.

    Kendati demikian, menurut Andy Nugraha, efek dari isu geopolitik ini terhadap harga emas belum terlalu dominan.

    “Langkah ini menciptakan ketidakpastian baru bagi perdagangan global, terutama di sektor teknologi, namun efeknya terhadap emas belum terlalu terasa karena fokus utama investor tetap pada inflasi dan arah suku bunga The Fed,” jelas Andy.

    Sementara itu, pergerakan mata uang dan obligasi AS belum mampu memberikan dukungan kuat bagi emas. Indeks Dolar AS melemah tipis 0,13% ke level 98,84, tetapi ini belum cukup untuk mendongkrak emas.

    Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun juga turun ke 3,951%. Pergerakan ini menunjukkan bahwa sebagian investor mulai mengantisipasi kebijakan pemangkasan suku bunga yang diperkirakan akan dilakukan oleh Federal Reserve (The Fed) menjelang akhir tahun 2025.

     

  • Meta PHK 600 Karyawan Divisi AI Usai Mark Zuckerberg Bajak Para Petinggi Apple

    Meta PHK 600 Karyawan Divisi AI Usai Mark Zuckerberg Bajak Para Petinggi Apple

    Bisnis.com, JAKARTA — Meta Platforms Inc. berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 600 karyawan di divisi AI Superintelligence Labs pada bulan depan.

    Langkah ini melibatkan tim di Fundamental Artificial Intelligence Research (FAIR), divisi produk AI, dan infrastruktur AI, sebagai bagian dari upaya restrukturisasi untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan pengembangan teknologi kecerdasan buatan.

    PHK ini diumumkan melalui memo internal dari Chief AI Officer Meta, Alexandr Wang, yang baru bergabung pada Juni 2025. Dalam memo tersebut, Wang menjelaskan bahwa pengurangan tim bertujuan untuk mengurangi birokrasi dan meningkatkan tanggung jawab individu.

    “Dengan mengurangi ukuran tim kami, akan ada lebih sedikit diskusi untuk membuat keputusan, dan setiap orang akan memiliki tanggung jawab yang lebih besar serta dampak yang lebih signifikan,” tulis Wang, seperti dilaporkan Reuters, Kamis (23/10/2025).

    Divisi Superintelligence Labs, yang dibentuk untuk mengejar “superintelligence” atau AI yang melebihi kemampuan manusia, telah mengalami pertumbuhan pesat sejak 2022. Namun, sumber internal menyebut divisi ini menjadi “bloated” atau membengkak, dengan tim-tim sering bersaing untuk sumber daya komputasi.

    PHK tidak akan memengaruhi kelompok baru seperti TBD Lab, yang mencakup rekrutan elite dengan paket kompensasi mencapai ratusan juta dolar AS, termasuk pakar dari OpenAI, Google, dan Microsoft.

    Langkah ini datang di tengah persaingan ketat di industri AI, di mana Meta telah menginvestasikan miliaran dolar untuk infrastruktur dan talenta. Baru-baru ini, perusahaan mengumumkan kesepakatan senilai US$27 miliar dengan Blue Owl Capital untuk membangun data center Hyperion di Louisiana, yang diharapkan menjadi pusat AI terbesar.

    Sementara itu, CEO Meta, Mark Zuckerberg, telah menekankan komitmen ini, meskipun perusahaan tetap melakukan PHK untuk menjaga kelincahan.

    Para karyawan yang terdampak akan diberi kesempatan untuk melamar posisi lain di dalam Meta melalui proses perekrutan yang dipercepat. Perusahaan juga menyatakan akan terus merekrut talenta AI berkualitas tinggi.

    “Ini bukan berarti penurunan investasi. Kami tetap antusias dengan model yang sedang kami latih, rencana komputasi ambisius, dan produk yang kami bangun,” tambah Wang dalam memo menurut laporan Business Insider.

    PHK ini menjadi bagian dari tren di industri teknologi, di mana perusahaan seperti Microsoft dan Alphabet juga melakukan pengurangan staf sambil meningkatkan investasi AI. Meta, yang memiliki lebih dari 80.000 karyawan secara global, sebelumnya telah melakukan PHK massal pada 2022 dan 2023 untuk efisiensi operasional.

    Meta Bajak Petinggi Apple

    Keputusan ini diambil saat Meta getol dalam membajak petinggi kompetitor untuk masuk ke tim AI mereka. Belum lama Meta menarik Ke Yang, eksekutif Apple yang memimpin pengembangan pencarian web berbasis AI untuk Siri.

    Diketahui, Apple berencana melakukan pengembangan besar sistem Siri pada 2026. Sejumlah lompatan terbesar dalam sejarah asisten virtual Apple, akan terjadi dengan sejumlah fitur canggih berbasiskan AI generatif yang diklaim lebih kontekstual, personal, dan kompetitif terhadap platform rival seperti ChatGPT atau Google Gemini .

    Namun, di tengah pengembangan tersebut, Apple justru kehilangan para pakar AI-nya, di mana Meta terus agresif merekrut pentolan AI Apple untuk mendominasi teknologi superintelligence.

    Ke Yang baru saja ditunjuk memimpin tim Answers, Knowledge, and Information (AKI) di Apple beberapa minggu lalu, dengan tugas utama meningkatkan kemampuan Siri untuk menarik informasi dari web dan data pribadi pengguna.