Produk: dolar AS

  • Rupiah melemah tajam karena The Fed beri pernyataan sangat “hawkish”

    Rupiah melemah tajam karena The Fed beri pernyataan sangat “hawkish”

    Kepala The Fed, Powell memberikan pernyataan yang sangat hawkish akan prospek suku bunga dengan mengindikasikan hanya akan terjadi pemangkasan sebesar 50 bps tahun depan, turun dari 75-100 bps perkiraan sebelumnya

    Jakarta (ANTARA) – Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan pelemahan tajam nilai tukar rupiah disebabkan Kepala The Fed (Federal Reserve) Jerome Powell memberikan pernyataan yang sangat hawkish terkait prospek suku bunga dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).

    “Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang menguat tajam pasca pertemuan FOMC yang dimana The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 bps (basis points), namun Kepala The Fed, Powell memberikan pernyataan yang sangat hawkish akan prospek suku bunga dengan mengindikasikan hanya akan terjadi pemangkasan sebesar 50 bps tahun depan, turun dari 75-100 bps perkiraan sebelumnya,” ujarnya ketika ditanya ANTARA di Jakarta, Kamis.

    Menurut dia, alasan mengapa The Fed memberikan pernyataan tersebut ialah proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari 2 persen menjadi 2,5 persen.

    Selain itu juga inflasi inti Personal Consumption Expenditure (PCE) yang diperkirakan berkisar 2,4-2,8 persen, masih di atas target 2 persen.

    “The Fed juga mengantisipasi kemungkinan kebijakan tarif Trump tahun depan,” ungkap dia.

    Lukman memprediksi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berkisar antara Rp16.150-Rp16.300 per dolar AS.

    Adapun keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 6 persen pada Rabu (18/12) dinilai merupakan bentuk komitmen lembaga tersebut tetap menjaga kurs mata uang Indonesia.

    Suku bunga deposit facility juga tetap ditahan pada level 5,25 persen serta suku bunga lending facility juga tetap sebesar 6,75 persen.

    “BI tetap pada komitmen menjaga rupiah seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya,” ucap dia.

    Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi, melemah tajam 127 poin atau 0,79 persen menjadi Rp16.225 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.098 per dolar AS.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2024

  • Usai Pangkas Suku Bunga, The Fed Fokus Kendalikan Inflasi

    Usai Pangkas Suku Bunga, The Fed Fokus Kendalikan Inflasi

    Bisnis.com, JAKARTA – The Federal Reserve (The Fed) menutup 2024 dengan pemangkasan suku bunga ketiga berturut-turut pada pertemuan periode Desember. Bank sentral Amerika Serikat itu juga mengindikasikan bahwa kekhawatiran inflasi kembali mengemuka. 

    Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan dalam konferensi pers pada Rabu (18/12/2024) waktu setempat bahwa proyeksi inflasi akhir tahun bank sentral agak meleset.

    Para pejabat kini melihat butuh waktu lebih lama bagi inflasi untuk mencapai target 2% mereka, yang telah mereka lewatkan selama hampir empat tahun. Akibatnya, mereka mengurangi ekspektasi untuk pemotongan suku bunga tahun depan, dan Powell menjelaskan bahwa penyesuaian apa pun akan bergantung pada kemajuan lebih lanjut dalam mendinginkan kenaikan harga.

    Fokus yang lebih kuat pada inflasi merupakan perubahan strategi yang signifikan sejak September ketika para pejabat melihat pelemahan pasar tenaga kerja sebagai risiko yang lebih besar. Namun, data terkini telah menghidupkan kembali kekhawatiran tentang inflasi yang terhenti di atas target 2% bank sentral — seperti halnya proposal kebijakan dari Presiden terpilih Donald Trump. 

    “Saat kita memikirkan pemotongan lebih lanjut, kita akan mencari kemajuan pada inflasi. Kita telah bergerak menyamping pada inflasi 12 bulan,” kata Powell dikutip dari Bloomberg pada Kamis (19/12/2024).

    Pembuat kebijakan kini hanya melihat median pengurangan sebesar setengah poin persentase tahun depan, setengah dari yang diharapkan pada bulan September. 

    Pasar bereaksi cepat dan keras terhadap jalur baru yang diproyeksikan Fed. Pasar dan saham Treasury AS anjlok, sementara dolar AS menguat ke level terkuat dalam lebih dari dua tahun.

    Beberapa bulan yang lalu, Powell membujuk komite untuk memangkas suku bunga setengah poin sebagai langkah pertama mereka. Dengan pemangkasan seperempat poin pada bulan November dan Rabu, Fed telah mengurangi biaya pinjaman hingga satu persen penuh selama tiga pertemuan, serangkaian pemangkasan paling tajam di luar krisis sejak tahun 2001.

    Langkah terbaru, yang menurunkan suku bunga dana federal ke kisaran 4,25%-4,5%, merupakan keputusan yang lebih tepat, kata Powell. Presiden Fed Cleveland Beth Hammack memberikan suara menentang tindakan tersebut, lebih memilih untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil.

    Risiko Inflasi

    “Sejak saat ini, akan jauh lebih sulit untuk mendapatkan pemangkasan suku bunga tanpa perbaikan lebih lanjut pada inflasi,” kata Conrad Dequadros, penasihat ekonomi senior di Brean Capital LLC. “Saya membayangkan bahwa kurangnya konsensus mungkin lebih besar daripada yang ditunjukkan oleh satu perbedaan pendapat.”

    Lima belas dari 19 pejabat sekarang melihat risiko inflasi yang lebih tinggi akan melebihi ekspektasi mereka daripada di bawah ekspektasi mereka, perubahan besar dari tiga pejabat yang merasakan hal yang sama pada bulan September. Dan 14 pejabat mengatakan mereka melihat ketidakpastian yang lebih tinggi seputar perkiraan inflasi mereka.

    Banyak ekonom mengatakan rencana Trump untuk pemotongan pajak, deportasi massal, dan tarif baru berisiko memicu inflasi. Powell mengatakan beberapa orang mulai memasukkan kebijakan yang diusulkan ke dalam perkiraan mereka pada pertemuan Desember.

    “Ini adalah akal sehat untuk berpikir bahwa ketika jalannya tidak pasti, Anda akan melaju sedikit lebih lambat. Ini tidak seperti mengemudi di malam yang berkabut atau berjalan ke ruangan gelap yang penuh dengan perabotan. Anda hanya memperlambat laju kendaraan,” ujar Powell.

    The Fed kini memperkirakan inflasi sebesar 2,5% pada akhir tahun depan, naik dari median September sebesar 2,1% dan di atasnya, yang menurut mereka pertumbuhan harga akan stabil pada akhir tahun ini. Para pembuat kebijakan kini tidak berharap untuk mencapai target 2% mereka hingga tahun 2027, proyeksi terbaru menunjukkan.

    “Komite ini jelas berfokus pada tantangan inflasi bagi masyarakat dan mereka berkomitmen pada mandat untuk menurunkannya kembali,” kata Patricia Zobel, kepala penelitian ekonomi makro di Guggenheim Investments dan mantan pejabat senior di New York Fed. 

    Meskipun inflasi sejauh ini telah mereda tanpa banyak kerusakan pada perekonomian, Powell mengakui bahwa lonjakan tingkat harga masih membebani kantong masyarakat Amerika.

    “Masyarakat masih merasakan harga yang tinggi,” Powell mengakui. “Yang terbaik yang dapat kami lakukan untuk mereka, dan itulah yang kami perjuangkan, adalah menurunkan inflasi kembali ke targetnya.”

  • Efek Keputusan Kebijakan The Fed ke Rupiah dan Yuan Cs

    Efek Keputusan Kebijakan The Fed ke Rupiah dan Yuan Cs

    Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan, namun mengisyaratkan lebih sedikit penurunan lanjutan pada 2025.

    Melansir Reuters, Kamis (19/12/2024), Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memangkas suku bunga Fed Fund Rate (FFR) ke kisaran 4,25%-4,5%.

    “Aktivitas ekonomi terus berkembang dengan kecepatan yang solid dengan tingkat pengangguran yang ‘tetap rendah’ dan inflasi yang ‘tetap sedikit meningkat,” jelas FOMC dalam pernyataannya.

    Dalam konferensi pers setelah keputusan suku bunga, Powell mengatakan sikap kebijakan The Fed saat ini jauh lebih longgar setelah memangkas suku bunga hingga 100 bps dari puncaknya sepanjang 2024.

    “Oleh karena itu, kami dapat lebih berhati-hati dalam mempertimbangkan penyesuaian lebih lanjut terhadap suku bunga kebijakan kami,” jelas Powell, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (19/12/2024).

    Nilai tukar mata uang regional termasuk rupiah berisiko tertekan keputusan The Fed karena dolar AS menguat ke level tertinggi sejak 2022.

    Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS naik 0,9% pada hari Rabu. Lonjakan tersebut membuat mata uang utama lainnya melemah. Euro, pound, dan franc Swiss turun 1% terhadap dolar AS pada siang hari, sementara yuan offshore China turun ke level terendah sejak 2023.

    Indeks dolar AS naik lebih dari 7% sepanjang tahun ini. Dolar menguat terhadap semua mata uang utama di negara maju dan berada di untuk mencatat tahun terbaik sejak 2015.

    Analis valas Barclays Skylar Montgomery Koning mengatakan data ekonomi telah datang dengan kuat ditambah dengan ekspektasi the Fed menjadi lebih hawkish turut mendukung pergerakan dolar AS.

    Janji presiden terpilih Donald Trump untuk memberlakukan tarif yang keras terhadap banyak mitra dagang AS sebelumnya turut membantu reli dolar AS menjelang Pilpres. Reli juga berlanjut karena ekonomi AS terus meningkat melampaui banyak negara lain.

    Sementara itu, banyak bank sentral di seluruh dunia harus secara agresif memangkas suku bunga untuk membantu pertumbuhan ekonomi yang stagnan.

    Direktur pendapatan tetap dan valas Amundi US Inc Paresh Upadhyaya mengatakan setiap detail dari kebijakan The Fed tidak dapat disangkal lagi adalah sikap yang hawkish.

    “Semua ini berarti dolar AS yang lebih kuat secara tajam karena terus memperkuat pertumbuhan AS yang luar biasa,” jelasnya seperti dikutip Bloomberg.

    Indeks mata uang negara-negara berkembang tergelincir 0,4% ke level terendah sejak Agustus pada hari Rabu. Real Brasil melemah sekitar 3% terhadap dolar pada hari itu dan diperdagangkan pada rekor terendah karena para investor menjadi semakin khawatir akan krisis fiskal di negara tersebut.

    Analis valas Wells Fargo Brendan McKenna mengatakan ketika divergensi dalam jalur kebijakan moneter The Fed terungkap, bersama dengan beberapa faktor lainnya, dolar AS diperkirakan akan menguat secara signifikan selama 2025.

    Banyak analis Wall Street memperkirakan greenback ini akan mencapai puncaknya pada pertengahan tahun depan sebelum mulai menurun pada tahun 2025 karena penurunan suku bunga di seluruh dunia akan mulai menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi di luar AS.

    Jeda Pemangkasan

    The Fed mengindikasikan jeda penurunan suku bunga acuan dalam pertemuan kebijakan pada 2025 mendatang, dengan mengatakan akan bersikap hati-hati menilai data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko.

    Perkiraan kuartalan baru menunjukkan beberapa pejabat memperkirakan penurunan suku bunga yang lebih sedikit untuk tahun depan dibandingkan dengan perkiraan mereka beberapa bulan yang lalu. Mereka sekarang melihat suku bunga acuan mencapai kisaran 3,75% hingga 4% pada akhir tahun depan, mengimplikasikan dua penurunan seperempat poin persentase, menurut estimasi median.

    Dot plot atau proyeksi suku bunga triwulanan terbaru The Fed menunjukkan sejumlah pejabat memperkirakan penurunan suku bunga lebih sedikit untuk tahun depan daripada yang mereka perkirakan beberapa bulan yang lalu, menimbang laju penurunan inflasi yang lebih lambat pada 2025.

    Para pejabat saat ini memperkirakan suku bunga acuan mencapai kisaran 3,75%-4% pada akhir 2025, menyiratkan dua kali penurunan masing-masing sebesar 25 bps, menurut perkiraan median. Hanya lima pejabat yang mengindikasikan preferensi untuk lebih banyak pemangkasan tahun depan.

    Imbal hasil obligasi dan dolar AS melonjak setelah keputusan The Fed, sehingga menekan harga emas. Suku bunga yang lebih rendah biasanya menguntungkan emas batangan.

     

  • Top 5 News BisnisIndonesia.id: Tawar Insentif Industri Padat Karya hingga Tren Ritel Mal

    Top 5 News BisnisIndonesia.id: Tawar Insentif Industri Padat Karya hingga Tren Ritel Mal

    Bisnis,JAKARTA— Pemerintah mengguyur industri padat karya dengan sederet insentif agar bisa berekspansi. Namun, stimulus tersebut dinilai belum menyentuh aspek peningkatan daya tahan perusahaan.
    Insentif industri padat karya hingga Geliat Tren Ritel Mal menjadi berita pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.ID edisi Kamis (18/12/2024). Berikut laporan selengkapnya:
    1. Rasa Tawar Insentif Industri Padat Karya
    Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkap alasan pemerintah memberikan guyuran insentif untuk industri padat karya mulai dari insentif PPh21 ditanggung pemerintah (DTP) dan fasilitas pembiayaan revitalisasi mesin.
    Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Kemenperin Adie Rochmanto Pandiangan mengatakan insentif khusus untuk industri padat karya tersebut diberikan guna mendorong industri untuk tetap berekspansi di tengah berbagai tekanan.
    “Oleh sebab itu, perlu juga relaksasi bagi industri yang kolaps. Kalau enggak, industri lari lagi ke Vietnam, jadi itulah yang diambil pemerintah, apa yang dilakukan untuk balancing itu semua,” kata Adie, dikutip Rabu (18/12/2024).
    Adie tak menampik bahwa industri padat karya merupakan sektor yang paling rentan terhadap pengangguran. Sektor-sektor industri yang banyak menyerap tenaga kerja itu tengah menghadapi pelemahan daya beli sehingga produk minim terserap di pasar.
    Hal ini juga yang melatarbelakangi pemerintah memutuskan untuk menaikkan upah minimum provinsi (UMP) sebesar 6,5% tahun depan. Sementara itu, pemerintah juga berniat untuk menaikkan PPN 12% yang menjadi beban baru industri.
    “Kalau itu naik berarti akan menghantam industri nya dengann biaya produksi naik, output pun pasti naik, sementara rata-rata itu kontraknya sekian tahun, enggak bisa nilainya [harga] ditambahkan,” ujarnya.
    Alhasil, pemerintah memberikan fasilitas revitalisasi mesin untuk mendorong produktivitas, meringankan kredit investasi dengan range plafon kredit yang bunganya disubsidi 5% serta PPh21 DTP.
    2.Suara Emiten Bersiap soal Tangkal Dampak Tarif PPN 12%
    Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% yang berlaku 1 Januari 2025 membuat sejumlah emiten bersiap menangkal dampaknya terhadap kinerja keuangan perusahaan.
    Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF), misalnya mengantisipasi dampak kenaikan tarif PPN terhadap harga obat-obatan yang dikenai PPN. Direktur Kalbe Farma Kartika Setiabudy mengatakan pada dasarnya saat ini perseroan masih menunggu kejelasan dari kebijakan tarif PPN pada 2025. Sebab, sebelumnya Presiden RI Prabowo Subianto menjelaskan bahwa kenaikan tarif PPN menjadi 12% hanya untuk barang mewah.
    Meski begitu, perseroan pun bersiap mengantisipasi dampak tarif baru bila menyentuh produk kesehatan. Dia mengatakan seiring dengan dinamika tarif PPN yang sedang belangsung, perseroan berupaya untuk mempertahankan harga obat-obatan.
    “[Harga] obat belum mengarah ke sana [kenaikan]. Obat yang pada umumnya generik saat ini pun harganya sudah terjangkau,” ujar Kartika dalam acara Media Plant Visit Kalbe Farma pada Rabu (18/12/2024).
    Di sisi lain, harga bahan baku obat-obatan saat ini, menurutnya, stabil. Fokus berikutnya, menurutnya, lebih pada sisi daya beli masyarakat. Seperti diketahui daya beli masyarakat yang lemah berimbas pada deflasi bulanan yang terjadi pada Mei hingga September 2024.
    Daya beli masyarakat yang lemah juga membuat laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartalan melandai. Berdasarkan catatan Bisnis, PDB RI mencapai 5,11% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada kuartal I/2024. Kemudian, melandai menjadi 5,05% YoY pada kuartal II/2024 dan mencapai 4,95% YoY pada kuartal III/2024.
    “Daya beli yang lemah juga jadi fokus,” tutur Kartika.
    Dia mengatakan dalam menjaga kinerja bisnis, saat ini perseroan berupaya untuk mempertahankan margin agar tetap bisa stabil. KLBF pun mengandalkan sejumlah produk dengan margin yang tinggi, di antaranya jenis produk konsumen.
    3.Jalur Lambat Pelonggaran Moneter
    Strategi pelonggaran moneter Bank Indonesia sepanjang 2024 ternyata tidak seagresif Federal Reserve (The Fed) lantaran dibayang-bayangi depresiasi rupiah.
    Bank Indonesia kembali menahan suku bunga acuan alias BI Rate di level 6% berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 17—18 Desember 2024. Artinya, Bank Indonesia telah menahan suku bunga selama 4 bulan berturut-turut.
    Hal ini dilakukan di tengah pelemahan rupiah yang membayangi. Mata uang rupiah ditutup menguat minor 0,02% atau 3 poin ke level Rp16.097,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini. Adapun indeks dolar AS bergerak ke level 106,96.
    Sepanjang 2024, Bank Indonesia hanya memangkas BI rate sekali pada September 2024. Sementara itu, The Fed yang biasa menjadi cerminan BI, setidaknya sudah memangkas suku bunga dua kali pada pertemuan September dan November. Adapun pertemuan terakhir di tahun ini masih ada peluang pemangkasan meski kecil.
    Menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sudah menjadi fokus utama Bank Indonesia setelah inflasi berhasil terjaga di bawah target bank sentral 2,5±1% pada 2024 dan 2025.
    Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan BI akan terus memperhatikan pergerakan nilai tukar rupiah dan prospek inflasi, serta dinamika kondisi yang berkembang, dalam mencermati ruang penurunan suku bunga moneter lebih lanjut.
    4.Meneropong Prospek Properti Hunian Kala BI Rate Bertahan 6%
    Bank Indonesia menahan suku bunga acuan alias berada di level 6% berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 17—18 Desember 2024.
    Dalam pengumuman suku bunga BI hari ini, bank sentral juga menetapkan suku bunga deposit facility tetap sebesar 5,25% dan suku bunga lending facility tetap sebesar 6,75%.
    Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025, serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
    Fokus kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak makin tingginya ketidakpastian perekonomian global akibat arah kebijakan Amerika Serikat dan eskalasi ketegangan geopolitik di berbagai wilayah.
    Berdasarkan Survei Harga Properti Residensial (SHPR) kuartal III/2024, penjualan properti residensial primer pada kuartal III/2024 mengalami penurunan sebesar 7,14% (Year–on–Year/YoY). Pada kuartal sebelumnya, penjualan properti residensial primer mengalami pertumbuhan sebesar 7,3% YoY.
    Penurunan penjualan terjadi pada tipe kecil sebesar 10,05% YoY dan tipe menengah sebesar 8,8% YoY. Namun demikian, untuk tipe besar masih mengalami pertumbuhan yang melambat yakni hanya 6,83% YoY dari kuartal sebelumnya yang bisa tumbuh 27,41% YoY.
    Secara kuartalan, penjualan properti residensial primer di kuartal III/2024 terkontraksi 7,62% (Quarter–to–Quarter/QtQ) dari kuartal sebelumnya yang juga terkontraksi 12,8%.
    5.Membaca Geliat Tren Ritel Mal Sekitar Jakarta
    Prospek properti ritel di Bodetabek dinilai sangat prospektif. Hingga kuartal IV/2024, dengan masuknya Living World Kota Wisata di Bogor, AEON Mall Deltamas di Bekasi, Pakuwon Mall Bekasi, Eastvara BSD, dan Hampton Square di Gading Serpong, total pasokan mengalami kenaikan sebesar 16,2% menjadi 3.256.356 meter persegi.
    Director of Strategic Consulting of Cushman & Wakefield Arief Rahardjo mengatakan total pasokan kumulatif mencapai 3.265.000 meter persegi pada 2024. Adapun terdapat lima proyek besar yang akan menambah pasokan ruang ritel sampai akhir tahun 2025 dan akan menambah total pasokan sebesar 5,0% menjadi 3.427.000 meter persegi.
    Beberapa proyek yang akan masuk ke pasar properti ritel diantaranya adalah Mall at Little Tokyo Jababeka, Summarecon Mall Bekasi 2, Living World Grand Wisata, Market Lane Sentul, dan Jakarta Premium Outlets Alam Sutera.
    Arief menuturkan penyerapan bersih pada tahun 2024 menurun dibandingkan tahun 2023 dengan tingkat hunian rerata berada di 70,9%. Melihat potensi pertumbuhan keluarga pada area Bodetabek, berbagai sektor ritel terus memperluas keberadaannya yang menyebabkan permintaan kumulatif diprediksi mencapai 2.410.000 meter persegi pada 2025.
    “Tingkat kekosongan diperkirakan meningkat sebesar 2,1% menjadi 29,7% pada 2025 akibat selesainya proyek-proyek ritel besar,” ujarnya, Rabu (18/12/2024).
    Adapun rerata harga sewa mengalami kenaikan dibandingkan kuartal sebelumnya menjadi Rp462.600 meter persegi per bulan atau tumbuh 2,4% YoY. Diproyeksikan akan mengalami kenaikan sebesar 0,5% di tahun 2025.

  • Bappenas: Total kebutuhan investasi 2025-2029 capai Rp47 triliun

    Bappenas: Total kebutuhan investasi 2025-2029 capai Rp47 triliun

    peran penting sektor swasta dan masyarakat dalam mendukung perekonomian nasional ke depan

    Jakarta (ANTARA) – Staf Ahli Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Siliwanti menyatakan total kebutuhan investasi selama lima tahun ke depan (2025-2029) sebesar Rp47.587,3 triliun.

    “Rata-rata sekitar Rp9.517,5 triliun per tahun,” ujarnya di Jakarta, Rabu.

    Investasi ini akan bersumber dari tiga kelompok utama, yakni pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan swasta/masyarakat.

    Dalam paparannya, dinyatakan bahwa investasi efisien dan transformatif menjadi salah satu kunci mendorong perekonomian tahun 2025-2029.

    Berdasarkan komposisi pembelian, investasi dari swasta/masyarakat menjadi kontributor terbesar.

    “Ini yang kita harapkan adalah sekitar 86,7 persen atau sekitar Rp41.277 triliun,” ungkap Siliwanti.

    Adapun investasi pemerintah sekitar 6,9 persen atau sekitar Rp3.282,7 triliun. Sementara besaran persentase untuk investasi BUMN 6,4 persen atau Rp3.027,7 triliun.

    “Hal ini menggarisbawahi bahwa peran penting sektor swasta dan masyarakat dalam mendukung perekonomian nasional ke depan,” kata dia.

    Seperti diketahui, Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen selama lima tahun ke depan.

    Beberapa prasyarat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen yaitu meningkatkan Penanaman Modal Asing (PMA) per Produk Domestik Bruto (PDB) 2 persen, share industri per PDB tahun 2029 meningkat hingga 21,9 persen, ekspor barang 400 miliar dolar Amerika Serikat (AS), lalu pangsa pasar rantai pasok global/global value chain 1,4 persen.

    Kemudian juga meningkatkan pendapatan negara per PDB tahun 2029 mencapai 18 persen, belanja negara per PDB 20 persen, produksi pangan meningkat 20 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), proporsi kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 45,6 persen, dan rasio PDB Pariwisata 5 persen dengan devisa 39,44 miliar dolar AS.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Budhi Santoso
    Copyright © ANTARA 2024

  • AFTECH: Kolaborasi fintech meningkatkan daya saing industri

    AFTECH: Kolaborasi fintech meningkatkan daya saing industri

    Digitalisasi business-to-business (B2B) yang merupakan inovasi hasil kolaborasi berbagai pihak dapat mengakselerasi inklusi keuangan secara masif.

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Umum I Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Lily M Sambuaga mengatakan kolaborasi financial technology (fintech) dengan lintas sektor dapat menjadi kunci meningkatkan daya saing industri dan mengakselerasi inklusi keuangan di Indonesia.

    “Digitalisasi business-to-business (B2B) yang merupakan inovasi hasil kolaborasi berbagai pihak dapat mengakselerasi inklusi keuangan secara masif,” kata Lily, di Jakarta, Rabu.

    Laporan e-Conomy SEA 2024 oleh Google, Temasek & Bain menyebutkan, ekosistem ekonomi digital Indonesia mengalami pertumbuhan 40 persen dari total transaksi ekonomi digital di negara-negara anggota ASEAN dengan nilai diperkirakan mencapai 200-300 miliar dolar AS atau sekitar Rp3 triliun hingga Rp4 triliun rupiah pada 2030.

    AFTECH berkomitmen untuk terus mendorong kolaborasi antarpemangku kepentingan terkait agar menghasilkan inovasi yang aman, dapat diandalkan, dan mudah diakses oleh masyarakat Indonesia.

    “Pada akhirnya, kolaborasi yang baik dan berkelanjutan secara bersamaan adalah kunci untuk menciptakan ekosistem ekonomi digital yang kompetitif, berkelanjutan, dan mampu bersaing di pasar global,” ujar Lily.

    Sejalan dengan inovasi dari hasil kolaborasi lintas sektor, keamanan siber menjadi perhatian selanjutnya yang perlu diperhatikan oleh pelaku usaha dan masyarakat luas.

    Dengan meningkatnya penggunaan layanan pembayaran digital, perlindungan data dan integritas sistem menjadi tanggung jawab bersama yang harus diprioritaskan oleh seluruh pemangku kepentingan di ekosistem ekonomi digital.

    Dalam hal ini, Direktur Eksekutif AFTECH Aries Setiadi menuturkan tahun 2025 menjadi momentum penting bagi pelaku usaha untuk meningkatkan efisiensi operasional bisnis melalui adopsi teknologi keuangan.

    Menurut dia, inovasi dan keamanan siber harus berjalan beriringan untuk memastikan ekosistem digital yang berkelanjutan.

    Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2024

  • Kemenperin Soal iPhone 16 Rilis Bulan Ini: Komunikasi Masih Jalan

    Kemenperin Soal iPhone 16 Rilis Bulan Ini: Komunikasi Masih Jalan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kementerian Perindustrian (Kemenperin) buka suara terkait dengan isu smartphone terbaru Apple yakni iPhone 16 bakal launching di Indonesia pada 20 Desember 2024.

    Sekretaris Jenderal Kemenperin Eko Cahyanto mengatakan belum mendengar kabar tersebut. Ia juga memastikan pembahasan dengan Apple terkait syarat bisa menjual produk terbarunya itu belum rampung dan masih berlangsung.

    “Coba kita tunggu tanggal 20 nanti. Kami masih berkomunikasi dengan Apple,” ujarnya dalam acara Industrial Wrapped 2024 di Cibis Park, Rabu (18/12).

    Terkait dengan apakah Apple sudah menyampaikan proposal terbaru setelah proposal awal ditolak, Eko masih enggan menjelaskan. Menurutnya, apabila sudah ada hasil akan segera disampaikan.

    “Saya sampaikan bahwa kita masih berkomunikasi dengan Apple,” tegasnya.

    Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang buka-bukaan syarat yang harus dipenuhi agar Apple bisa menjual produk iPhone 16 di Indonesia.

    Menurut Agus, pihak Apple harus membayar utang investasi atas komitmennya pada periode 2020-2023. Berdasarkan hitungan Kementerian Perindustrian, nilainya mencapai US$10 juta atau sekitar Rp158 miliar (asumsi kurs Rp15.800 per dolar AS).

    Namun, Agus menegaskan walaupun Apple membayar sisa utang, yang diperbolehkan untuk dijual hanya sampai seri 16 saja.

    “Jadi yang utang US$10 juta itu itu rezim yang berbeda sama sekali dengan yang ke depan. Dia bisa menggunakan ini ya misalnya ini oke (bayar utang), Apple 16 nya kita keluarin, tapi produk lainnya belum tentu,” ujar Agus saat berbincang dengan media di kantornya, Senin (25/11).

    (ldy/agt)

  • PT IMIP Genjot Pemakaian Pembangkit Listrik EBT untuk Industri Nikel pada 2025 – Page 3

    PT IMIP Genjot Pemakaian Pembangkit Listrik EBT untuk Industri Nikel pada 2025 – Page 3

    Sebelumnya, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mencatat pemasukan investasi USD 34,3 miliar, atau setara Rp 552,23 triliun (kurs Rp 16.100 per dolar AS) selama 9 tahun (2015-2024) mengelola kawasan industri nikel di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. 

    Jumlah itu naik USD 3,16 miliar lebih, atau sekitar Rp 50,87 triliun dibandingkan pemasukan investasi di periode 2015-2023, sebesar USD 30,14 miliar (Rp 485,25 triliun). 

    Direktur Komunikasi PT IMIP Emilia Bassar mengatakan, jumlah pemasukan investasi ke kawasan industri yang mengolah produk turunan nikel seperti nickel pig iron dan stainless steel tersebut bakal terus bertambah. Terlebih, kawasan industri Morowali akan turut memproduksi bahan baku baterai kendaraan listrik (EV).

    “Dari sekian tenant (di IMIP), masih ada yang masa konstruksi dan proses sebelum konstruksi. Jadi belum semuanya itu sudah produksi belum ya. Karena ini investor juga terus datang dan kemudian kita masih terus mengembangkan diri untuk kawasan Industri untuk hilirisasi nikel ini,” ujarnya dalam sesi media briefing di Kantor Pusat PT IMIP, Jakarta, Rabu (18/12/2024).

     

  • Rupiah tertekan dolar AS jelang pertemuan FOMC

    Rupiah tertekan dolar AS jelang pertemuan FOMC

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah tertekan dolar AS jelang pertemuan FOMC
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 18 Desember 2024 – 17:11 WIB

    Elshinta.com – Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan nilai tukar rupiah tertekan dolar Amerika Serikat (AS) menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) dini hari nanti.

    “Saya melihat rupiah dan mata uang regional masih akan cenderung tertekan terhadap dolar AS. Dolar AS sendiri masih cukup kuat menjelang pertemuan FOMC malam ini,” ujarnya ketika ditanya, di Jakarta, Rabu (18/12).

    Untuk pergerakan indeks dolar pada pagi ini, mengalami kenaikan menjadi 106,92 dibandingkan pagi sebelumnya, yakni 106,77. Artinya, dolar AS masih menguat dibandingkan nilai tukar lainnya.

    “Indeks dolar AS sebenarnya masih dalam zona koreksi hari ini (sehingga nilai tukar rupiah dalam pembukaan perdagangan hari ini menguat tipis), hanya koreksi teknis dari penguatan besar dalam sepekan terakhir. (Adapun) rupiah dan mata uang regional berbalik melemah karena juga masih tertekan oleh perlambatan ekonomi China,” kata dia lagi.

    Kurs rupiah ditutup menguat 3 poin atau 0,02 persen menjadi Rp16.098 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.101 per dolar AS pada akhir perdagangan hari ini.

    Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu mengalami pelemahan ke level Rp16.100 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.050 per dolar AS.

    Kendati nilai tukar mengalami pelemahan, BI cukup aktif melakukan intervensi terhadap rupiah setelah memasuki zona Rp16 ribu per dolar AS untuk menjaga mata uang tanah air ini tak melemah terlalu jauh.

    “Biasanya, intervensi BI di pasar spot, non deliverable forward, dan obligasi,” ujar Lukman.

    Pada hari ini juga, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 6 persen.

    Suku bunga deposit facility juga tetap ditahan pada level 5,25 persen serta suku bunga lending facility juga tetap sebesar 6,75 persen.

    Sebelum pengumuman tersebut, Lukman telah memperkirakan bahwa BI akan tetap menjaga suku bunga acuan BI-Rate.

    “BI diperkirakan akan tetap pada kebijakan suku bunga dan akan mengulangi pernyataan seputar stabilitas nilai rupiah,” ujarnya pula.

    Sumber : Antara

  • BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sentuh 5,6 Persen pada 2025 – Page 3

    BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sentuh 5,6 Persen pada 2025 – Page 3

    Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mengingatkan bahwa ketidakpastian pasar keuangan global semakin meningkat, disertai dengan risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

    Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan bahwa, rencana kebijakan perdagangan AS, yakni kenaikan tarif impor, komoditas, dan cakupan negara yang lebih luas telah menyebabkan risiko peningkatan fragmentasi perdagangan dunia.

    “Perkembangan ini yang disertai dengan eskalasi ketegangan geopolitik di banyak negara mengakibatkan pertumbuhan ekonomi dunia 2025 diprakirakan melambat menjadi 3,1% dari sebesar 3,2% pada 2024,” ungkap Perry dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubenur Desember 2024, Rabu (18/12/2024).

    Perry juga melihat, inflasi dunia meningkat dibandingkan prakiraan sebelumnya dipengaruhi oleh gangguan rantai suplai.

    “Di AS, penurunan Fed Funds Rate (FFR) diprakirakan lebih lambat akibat inflasi yang lebih tinggi tersebut. Sementara itu, kebijakan fiskal AS yang lebih ekspansif mendorong yield US Treasury tetap tinggi, baik pada tenor jangka pendek maupun jangka panjang,” paparnya.

    Tak hanya itu, penguatan dolar AS juga terus berlanjut disertai berbaliknya preferensi investor global dengan memindahkan alokasi portofolionya kembali ke AS. Hal ini memicu tekanan pelemahan berbagai mata uang dunia, dan menahan aliran masuk modal asing ke negara berkembang.

    “Perkembangan ekonomi global yang diikuti dengan tetap tingginya ketidakpastian pasar keuangan global tersebut memerlukan respons kebijakan yang kuat untuk memitigasi dampak negatifnya terhadap perekonomian di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia,” jelas Perry.