Produk: dolar AS

  • Rupiah Tersenyum Tipis Rp16.190 per Dolar AS Sore Ini

    Rupiah Tersenyum Tipis Rp16.190 per Dolar AS Sore Ini

    Jakarta, CNN Indonesia

    Nilai tukar rupiah bertengger di Rp16.190 per dolar AS pada Selasa (24/12) sore. Mata uang Garuda menguat 6 poin atau plus 0,04 persen dari perdagangan sebelumnya.

    Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp16.208 per dolar AS akkan pada perdagangan hari ini.

    Mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak bervariasi. Tercatat, won Korea Selatan melemah 0,53 persen, yuan China minus 0,04 persen, dan dolar Singapura minus 0,11 persen.

    Sedangkan baht Thailand plus 0,34 persen dan dolar Hong Kong menguat 0,05 persen.

    Sementara, mata uang di negara maju terpantau kompak melemah. Dolar Australia minus 0,06 persen, euro Eropa minus 0,11 persen, dolar Kanada melemah 0,03 persen, dan franc Swiss melemah 0,11 persen.

    Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan rupiah terpantau bergerak datar terhadap dolar AS di tengah minimnya rilis data-data

    ekonomi penting menjelang masa libur Natal.

    “Dolar AS sendiri juga terpantau datar,” katanya kepada CNNIndonesia.com.

    (fby/sfr)

  • Periksa Bos Bea Cukai, KPK Dalami Proses Ekspor Batu Bara di Kasus Rita Widyasari

    Periksa Bos Bea Cukai, KPK Dalami Proses Ekspor Batu Bara di Kasus Rita Widyasari

    Bisnis.com, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendalami proses ekspor batu bara pada kasus dugaan gratifikasi dan pencucian uang oleh mantan Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari.

    Hal itu didalami dari keterangan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani yang sebelumnya diperiksa oleh penyidik KPK pekan lalu, Jumat (20/12/2024). 

    “Saksi hadir dan didalami terkait dengan ekspor batu bara,” ujar Juru Bicara KPK Tessa Mahardika kepada wartawan, dikutip Selasa (24/12/2024). 

    Pada keterangan terpisah, Tessa menjelaskan bahwa penyidik memerlukan keterangan Askolani mengenai ekspor komoditas tersebut. 

    Apalagi, tersangka Rita atau RW diduga menerima gratifikasi terkait dengan produksi batu bara per metric tonne. Batu bara itu diekspor ke luar negeri. 

    Meski demikian, lanjut Tessa, KPK belum sampai kepada dugaan adanya keterlibatan Dirjen Bea Cukai secara langsung pada kasus RW. 

    “Tidak semua saksi itu paham perkara intinya, bisa jadi yang bersangkutan dipanggil karena ada prosedur yang diketahui penyidik dan penyidik butuh keterangan bisa dikatakan semi ahli untuk menjelaskan proses tersebut seperti apa, jadi bisa jadi yang bersangkutan tidak tahu tetapi hal ini masih di dalami penyidik,” kata Tessa. 

    Dalam catatan Bisnis, ini bukan pertama kalinya eselon I Kemenkeu diperiksa oleh penyidik KPK sebagai saksi dalam kasus RW. Sebelumnya, pada Oktober 2024, lembaga antirasuah telah memeriksa Dirjen Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata terkait dengan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) produksi batu bara di Kutai Kartanegara.  

    Untuk diketahui, kasus Rita berkaitan dengan dugaan penerimaan gratifikasi olehnya dari perusahaan-perusahaan atas produksi batu bara per metrik ton. 

    Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu pernah menjelaskan, KPK menduga adanya penerimaan gratifikasi oleh Rita saat menjabat Bupati terkait dengan produksi batu bara di daerahnya. Kasusnya berbeda dengan suap izin pertambangan. 

    Asep memaparkan, Rita diduga menerima jatah sekitar US$3,3 sampai dengan US$5 untuk per metrik ton produksi batu bara sejumlah perusahaan.

    “Kecil sih jumlahnya, jatahnya per metrik ton antara US$3,3 sampai US$5. Ini kan kalau US$5 dikalikan Rp15.000 [kurs rupiah per dolar], cuma Rp75.000. Tapi kan dikalikan metrik ton, ribuan bahkan jutaan bertahun-tahun sampai habis kegiatan pertambangan itu. Jadi ini terus-terusan,” kata Asep kepada wartawan beberapa waktu lalu.  

    Di sisi lain KPK juga menduga ada praktik pencucian uang dari hasil korupsi Rita. Pada Mei 2024, KPK melakukan penggeledakan di Jakarta, Samarinda dan Kutai Kartanegara. Penggeledahan dilakukan pada sembilan kantor dan 19 rumah. 

    Hasilnya, penyidik menyita 72 mobil dan 32 motor; 6 tanah dan bangunan; uang Rp6,7 miliar dalam bentuk rupiah serta setara Rp2 miliar dalam bentuk dolar AS dan lainnya; serta barang bukti dokumen elektronik.

  • Airlangga Klaim Melemahnya Rupiah Masih Lebih Baik Dibandingkan Mata Uang Korsel, Jepang, dan Brasil – Halaman all

    Airlangga Klaim Melemahnya Rupiah Masih Lebih Baik Dibandingkan Mata Uang Korsel, Jepang, dan Brasil – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut nilai tukar rupiah yang saat ini melemah masih lebih baik dibandingkan dengan mata uang negara lain.

    Saat ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyentuh Rp 16 ribu per dolar AS.

    Menurut Airlangga, kondisi ini belum berpengaruh besar pada kondisi perekonomian nasional.

    Dirinya mengeklaim fundamental ekonomi Indonesia masih kuat.

    Menko Perekonomian menuturkan, melemahnya nilai tukar rupiah jauh lebih baik jika dibandingkan nilai tukar mata uang negara tetangga terhadap dolar AS.

    Misalnya, nilai tukar won Korea Selatan melemah sekitar 11 persen sejak awal 2024. Di lain pihak, nilai tukar yen jepang melemah 10,16 persen dan mata uang real Brasil terjun hingga 22,82 persen terhadap dolar AS.

    “Indonesia masih 5,48 persen year to date. Jadi secara fundamental kita relatif lebih kuat,” kata Menko Airlangga, Senin (23/12/2024).

    Airlangga menyebut, pelemahan rupiah terhadap dolar AS lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal.

    Menurutnya, salah satu penyebabnya yakni kemenangan Donald Trump di pilpres Amerika Serikat.

    Airlangga mengatakan, sejak Trump terpilih sebagai Presiden AS, mata uang dolar menguat hingga 6,5 persen.

    Hingga perdagangan Senin (23/12/2024), indeks dolar AS terpantau berada di posisi 108,11.

    Berdasarkan catatan Menko Perekonomian, nilai tukar rupiah melemah 2,73 persen sejak kemenangan Trump pada 5 November 2024.

    Namun, pelemahan rupiah ini menurut Airlangga lebih kuat dibandingkan yang dialami mata uang won Korsel yang terdepresi hingga 3,55 persen, yen Jepang yang melemah hingga 4,6 persen, dan real Brasil yang terkoreksi hingga mencapai angka 5,11 persen.

    Airlangga menuturkan, pelemahan rupiah juga memiliki sisi positif.

    Menurutnya, kondisi ini meningkatkan daya saing ekspor, terutama untuk ekspor sumber daya alam yang jadi tumpuan Indonesia.

    Selain itu, sisi positif melemahnya rupiah saat ini menjadikan neraca perdagangan RI terus berada di level positif.

    Bahkan, Menko Perekonomian menyebut neraca perdagangan Indonesia melebar pada November 2024.

    ”SDA itu bahan baku rupiah, apakah itu nikel, batu bara, atau sawit. Nah itu kan lebih dari 50 persen (porsinya). Jadi pada saat terjadi pelemahan rupiah, tentu gain-nya akan naik,” ujarnya.

    Ia mengaku fundamental ekonomi nasional masih kuat jika dibandingkan dengan negara Brasil.

    Airlangga mengatakan, defisit anggaran RI yang minus 2,7 persen masih lebih baik dibandingkan Brasil yang minus mencapai 8,7 persen. Selain itu, defisit transaksi berjalan RI sebesar 0,7 persen juga lebih baik dibandingkan Brasil yang mencapai 2,9 persen.

    “Debt to GDP dia (Brasil) 78 persen, kita 40 persen,” kata Airlangga

     

     

  • Rupiah menjelang Natal diprediksi masih di atas Rp16 ribu per dolar AS

    Rupiah menjelang Natal diprediksi masih di atas Rp16 ribu per dolar AS

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah menjelang Natal diprediksi masih di atas Rp16 ribu per dolar AS
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 23 Desember 2024 – 18:11 WIB

    Elshinta.com – Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar rupiah kemungkinan masih di atas Rp16 ribu per dolar AS menjelang hari Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

    “Perdagangan yang menurun menjelang Natal dan tahun baru mungkin bisa menyebabkan rupiah bergerak konsolidasi. Tren rupiah kemungkinan masih di atas Rp16 ribu, kecuali ada perubahan sentimen,” ujar Ariston Tjendra ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

    Saat ini, pasar disebut masih mengantisipasi kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump tahun depan.

    Kemudian, faktor lainnya juga mencakup konflik perang di berbagai belahan dunia yang berkepanjangan, dan potensi pemangkasan suku bunga acuan AS tertahan.

    Adapun pada hari ini, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi menguat 25 poin atau 0,15 persen menjadi Rp16.197 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.222 per dolar AS.
     

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin turut mengalami penguatan ke level Rp16.159 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.270 per dolar AS.

    Menurut dia, kenaikan kurs rupiah dipengaruhi data inflasi Indeks Harga Belanja Personal atau Personal Consumption Expenditure (PCE) AS pada bulan November 2024 yakni 0,1 persen month to month (MoM), di bawah kenaikan bulan sebelumnya yang sebesar 0,3 persen.

    Pada pagi ini, indeks dolar AS juga menurun jadi 107,80, di bawah pergerakan Jumat (20/12) pagi yang sebesar 108,49.

    Penurunan indeks dolar AS ini terjadi setelah penurunan data indikator inflasi AS yang dirilis di Jumat (20/12) malam.

    “Reaksi dolar AS terhadap hasil data inflasi AS ini bisa berdampak pada penguatan rupiah hari ini,” ungkap Ariston.

    Sumber : Antara

  • IHSG Sesi I Hari Ini Berfluktuasi, Rupiah Masih Lemah

    IHSG Sesi I Hari Ini Berfluktuasi, Rupiah Masih Lemah

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan bursa sesi I hari ini, Selasa (24/12/2024), masih berfluktuasi.

    IHSG hari ini dibuka menguat, kemudian langsung jatuh ke zona merah. Penurunan tersebut hanya sesaat, lalu naik kembali ke zona hijau, tetapi kemudian jatuh lagi.

    IHSG sesi I hari ini melemah 3,61 poin atau 0,05% mencapai 7.092,8.

    IHSG sesi I hari ini bergerak dalam rentang 7.071-7.120. Perdagangan IHSG sesi I hari ini mencatatkan 11,3 miliar lembar saham senilai Rp 4,71 triliun dari 599.804 kali transaksi.

    Sebanyak 268 saham yang diperdagangkan pada sesi ini tercatat menguat, sebanyak 272 saham melemah, dan sebanyak 231 saham stagnan.

    Pada saat IHSG sesi I hari ini berfluktuasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih terpuruk. Dari data Bloomberg pada pukul 12.21 WIB di pasar spot exchange, rupiah berada pada level Rp 16.202 per dolar AS atau melemah 6 poin (0,0%).

  • Tunggu Donald Trump Dilantik, Pelemahan Rupiah Diproyeksi Masih Terjadi hingga Awal 2025

    Tunggu Donald Trump Dilantik, Pelemahan Rupiah Diproyeksi Masih Terjadi hingga Awal 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Depresiasi atau pelemahan rupiah berpotensi masih akan terjadi hingga awal 2025 mengingat banyak ketidakpastian, terutama penantian pasar atas pelantikan presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump pada 20 Januari 2025.

    “Pada 20 Januari Donald Trump dilantik. Jadi nanti akan lebih jelas lagi kebijakan-kebijakan apa yang akan diambil Donald Trump secara resmi ketika memegang kendali pemerintahan di Amerika,” tutur Head of Macroeconomic and Financial Market Research PT Bank Mandiri Tbk, Dian Ayu Yustina dalam “Investor Market Today” di IDTV, Senin (23/12/2024).

    Dikatakan Dian, pelaku pasar menunggu outlook variabel penting di AS, seperti inflasi dan tingkat pengangguran setelah Donald Trump dilantik. Jika dua indikator makroekonomi AS tersebut sejalan dengan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), pasar dapat bernapas lega. 

    Namun, jika kontradiksi, akan memberi sentimen negatif.  “Nah, kita harus cautious. Jadi mungkin sampai awal 2025 kita perlu tetap waspadai volatilitas nilai tukar rupiah,” kata dia.

    Dalam sepekan terakhir, rupiah terus melemah bahkan sempat menyentuh Rp 16.300 per dolar AS. Depresiasi atau pelemahan rupiah dipicu kebijakan suku bunga The Fe dan lonjakan indeks dolar Amerika Serikat, utamanya seusai pengumuman Gubernur The Fed Jerome Powell tentang arah pemangkasan suku AS pada 2025. 

    Menjelang Donald Trump dilantik, data Bloomberg Selasa (24/12/2024) pagi menyebutkan, rupiah berada pada level Rp 16.180 per dolar AS atau menguat tipis 16 poin (0,10 persen) dibandingkan perdagangan sebelumnya.
     

  • Melirik Indikator Ekonomi Makro Jelang Akhir Tahun, Asumsi 2024 Tercapai?

    Melirik Indikator Ekonomi Makro Jelang Akhir Tahun, Asumsi 2024 Tercapai?

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menggunakan asumsi dasar ekonomi makro yang menjadi acuan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/APBN 2024 dan berbagai kebijakan ekonomi.

    Seiring berjalannya tahun ditambah dengan dinamika global yang meningkat, pemerintah merevisi asumsi tersebut melalui outlook yang disampaikan kepada DPR pada pertengahan tahun ini.

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di antaranya memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 5,2% menjadi 5,1%. Begitu pula dengan rupiah yang semula diasumsikan Rp15.000 per dolar AS, dirinya melihat outlook pada akhir tahun akan mencapai pada rentang Rp15.900 hingga Rp16.100 per dolar AS.

    “Nilai tukar masih dibayangi volatilitas pasar global. Potensi risiko diinamika pasar keuangan global bagi rupiah dan yield SBN perlu terus diwaspadai,” ujarnya dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.

    Akibatnya, pemerintah memprediksi akan ada peningkatan belanja di tengah penerimaan yang tidak akan mencapai target dan membuat defisit lebih besar.

    Bahkan bila memperhatikan antara APBN 2024 dengan outlook-nya, seluruh asumsi dari tujuh indikator makroekonomi diprediksikan tidak sejalan dengan target awal.

    Selain pertumbuhan ekonomi dan rupiah, inflasi yang sebelumnya diasumsikan mencapai 2,5%, namun pemerintah memasang outlook 2,7%—3,2%. Sementara realisasinya pada November 2024 mencapai 1,55% year on year (YoY).

    Kemudian tingkat imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) yang semula diprediksi sebesar 6,7%, realisasinya kini sebesar 6,81%. Kondisi tersebut terdampak akibat yield US Treasury (UST) yang mengalami kenaikan.

    Sementara harga minyak mentah, lifting minyak dan gas, ketiganya tidak ada yang menyentuh target awal APBN. Namun demikian, posisi saat ini berada di dalam rentang outlook.

    Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet melihat bahwa pada dasarnya beberapa asumsi makro tersebut memiliki karakteristik ataupun sensitifitas yang berbeda untuk penerimaan dan juga belanja.

    Misalnya rupiah yang melemah jauh dari target awal dapat mempengaruhi potensi penerimaan negara yang relatif lebih besar. Namun, hal tersebut sensitif terhadap belanja negara yang akan naik lebih tinggi.

    Sementara untuk pos asumsi makro pertumbuhan ekonomi, maka ada potensi angka ataupun nilai (PDB) yang akan hilang dengan tidak tercapainya asumsi makro untuk pos pertumbuhan ekonomi.

    Yusuf memandang kondisi asumsi makro untuk nilai tukar rupiah dan pertumbuhan ekonomi dapat dilihat pada angka untuk pertumbuhan realisasi APBN di mana pendapatan negara pertumbuhannya relatif kecil sebesar 1,29% dan belanja negara pertumbuhannya relatif besar 15,29%.

    “Jika tren ini kemudian berlanjut terutama untuk bulan terakhir di Desember maka peluang melebarnya defisit anggaran dibandingkan target yang tercantum akan semakin terbuka,” ujarnya, Selasa (23/12/2024).

    Meski demikian, Yusuf meyakini bahwa defisit memang akan lebih besar dari target awal 2,29% dari PDB atau 522,8 triliun. Namun, tidak akan mencapai outlook pemerintah yang senilai Rp609,7 triliun. 

    Berikut perkembangan Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBN 2024 

    Indikator
    APBN 
    Outlook 
    Posisi Terakhir*

    PE (%, YoY)
    5,2
    5,1
    4,95**

    Inflasi (%)
    2,8
    2,7—3,2
    1,55

    Nilai tukar (Rp/US$)
    15.000
    15.900—16.100
    16.181

    Yield SBN 10 Tahun (%)
    6,7
    6,9—7,1
    6,81

    Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/barel)
    82
    79—85
    78,74

    Lifting Minyak (ribu barel per hari)
    635
    565—609
    571,7

    Lifting Gas (ribu barel setara minyak per hari)
    1.033
    943—1.007
    973

    Sumber: Kementerian Keuangan, diolah.

    *realisasi per November 2024 

    **realisasi kuartal III/2024

  • Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.184 Pagi Ini

    Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.184 Pagi Ini

    Jakarta, CNN Indonesia

    Nilai tukar rupiah dibuka di posisi Rp16.184 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (24/12) pagi. Mata uang Garuda naik 12 poin atau plus 0,07 persen.

    Sementara itu, mayoritas mata uang Asia tak sanggup melawan dolar AS. Yen Jepang turun 0,05 persen, yuan China merosot 0,01 persen, ringgit Malaysia amblas 0,04 persen, dan peso Filipina jatuh 0,03 persen.

    Mata uang utama negara maju dominan dibuka melemah. Poundsterling Inggris layu 0,05 persen, euro Eropa minus 0,03 persen, dolar Australia melemah 0,10 persen, dan dolar Kanada turun 0,07 persen.

    Analis Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan rupiah akan bangkit hari ini.

    Pasalnya, dolar AS terkoreksi setelah rilis data pemesanan barang tahan lama atau durable goods lebih lemah dari perkiraan.

    “Rupiah juga diperkirakan akan berkonsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas terhadap dolar AS di tengah perdagangan yang lebih sepi menjelang liburan Nataru” katanya kepada CNNIndonesia.com.

    Ia memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp16.150 sampai Rp16.250 per dolar AS pada hari ini.

    (fby/pta)

  • Kaspersky Berencana Meningkatkan Anggaran Keamanan TI Sebesar 9 Persen

    Kaspersky Berencana Meningkatkan Anggaran Keamanan TI Sebesar 9 Persen

    JAKARTA – Kaspersky baru saja meluncurkan Ekonomi Keamanan TI Kaspersky, laporan tahunan yang mengurai perubahan terkait anggaran, pelanggaran, dan tantangan bisnis yang memengaruhi para pengambil keputusan Keamanan TI.

    Laporan yang dilakukan dengan para profesional TI di 27 negara di Eropa, kawasan Asia-Pasifik, Timur Tengah, Turki, dan kawasan Afrika, Amerika Latin dan Utara ini mengungkapkan bahwa perusahaan berencana untuk meningkatkan anggaran keamanan TI mereka hingga 9%.

    Laporan ini menyebutkan bahwa kemungkinan alasan perusahaan memutuskan untuk peningkatan investasi di bidang TI adalah karena besarnya kerugian finansial dari insiden siber yang terjadi.

    Perusahaan besar mengalami rata-rata 12 insiden tahun ini, menghabiskan 6,2 juta dolar AS (Rp100,2 miliar) untuk pemulihannya —1,1 kali lebih tinggi dari anggaran yang dialokasikan untuk keamanan TI secara keseluruhan.

    Meskipun memiliki sumber daya yang lebih besar dan infrastruktur keamanan yang canggih, skala dan kompleksitas organisasi perusahaan besar membuat mereka lebih rentan terhadap pelanggaran yang merugikan.

    Sedangkan untuk UMKM, organisasi-organisasi ini mengalami rata-rata 16 insiden tahun ini, sementara menghabiskan 300 ribu dolar AS (Rp4,8 miliar) untuk perbaikan, yang 1,5 kali lebih tinggi dari anggaran Keamanan TI mereka secara keseluruhan.

    Menurut Kaspersky, UMKM adalah kelompok yang paling terpengaruh, karena tidak memiliki kebijakan dan prosedur keamanan siber yang kuat.

    Veniamin Levtsov, Wakil Presiden, Pusat Keahlian Bisnis Korporat di Kaspersky mengatakan bahwa keputusan meningkatkan anggaran ini dipengaruhi oleh tiga faktor utama.

    Faktor pertama adalah pertumbuhan konstan dalam kompleksitas ancaman keamanan siber memaksa perusahaan untuk mengadopsi solusi yang lebih canggih guna meningkatkan deteksi jejak serangan dan mengotomatiskan respons.

    “Kedua, meningkatnya kekhawatiran dari pemerintah mengenai kedaulatan digital menyebabkan munculnya peraturan dan persyaratan regulasi baru, dan ketiga adalah pertumbuhan konstan dalam ekspektasi upah/gaji bagi para profesional di berbagai bidang keamanan siber,” tutupnya.

  • Pajak Kekayaan Dinilai Lebih Baik Dibandingkan PPN 12 Persen

    Pajak Kekayaan Dinilai Lebih Baik Dibandingkan PPN 12 Persen

    JAKARTA – Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira meminta Pemerintah sebaiknya membatalkan terlebih dahulu kenaikan tarif PPN 12 persen dan beralih untuk mengenakan pajak kepada orang kaya melalui pajak kekayaan (wealth tax), yang memiliki potensi mencapai Rp81,6 triliun.

    “Batalkan dulu kenaikan tarif PPN 12 persen. Pajaki orang kaya melalui wealth tax karena ada potensi Rp81,6 triliun,” ujarnya kepada VOI, Senin, 22 Desember.

    Selain itu, Bhima menyampaikan sebaiknya pajak karbon, pajak produksi batubara, dan pajak windfall profit komoditas ekstraktif perlu diberlakukan. Peningkatan kepatuhan pajak juga harus dilakukan, sehingga rasio pajak dapat meningkat tanpa membebani daya beli kelas menengah ke bawah.

    “Kemudian pajak karbon dijalankan, dan pajak produksi batubara serta pajak windfall profit komoditas ekstraktif itu didorong. Kepatuhan pajaknya juga dinaikkan sehingga ada kenaikan rasio pajak tanpa ganggu daya beli kelas menengah kebawah,” tuturnya.

    Di sisi lain, Bhima juga turut menyoroti posisi Indonesia yang menempati urutan kelima dengan Upah Minimum Regional (UMR) terendah di Asia Tenggara, namun berbanding terbalik dengan pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) yang tinggi.

    Bhima menilai kebijakan ini membebani masyarakat, terutama pekerja, dengan pajak yang lebih tinggi sementara pendapatan mereka tidak mampu mengejar beban hidup yang terus meningkat.

    “Itu artinya pemerintah cuma bebankan pajak yang lebih tinggi ke masyarakat khususnya pekerja, sementara pendapatan tidak mampu mengejar beban hidup yang tinggi salah satunya karena pungutan pajak,” jelasnya.

    Menurutnya, peningkatan beban pajak yang tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan masyarakat dapat berisiko menurunkan daya beli masyarakat yang semakin tajam dan pada gilirannya akan mempersulit pencapaian target penerimaan pajak negara.

    Selain itu, Bhima memprediksi rasio pajak Indonesia akan tetap berada di angka 10 persen hingga 10,5 persen hingga 2029, jauh dari target rasio pajak yang diinginkan oleh Prabowo, yaitu 23 persen.

    “Rasio pajak diperkirakan tidak bergerak di angka 10-10,5 persen hingga 2029 mendatang. Jauh dari target rasio pajak prabowo 23 persen,” jelasnya.

    Bhima menambahkan bahwa kebijakan yang kontraproduktif ini justru akan membuat daya beli menurun, rasio pajak rendah dan biaya untuk menjaga daya beli akan jauh lebih mahal dibandingkan dengan penerimaan pajak yang diperoleh negara, salah satunya dengan penerapan PPN 12 persen.

    “Mau cari penerimaan negara kalau caranya kontraproduktif justru daya beli turun, rasio pajaknya rendah. Bahkan biaya untuk jaga daya beli akan jauh lebih mahal dibanding pendapatan pajak yang diperoleh negara contohnya kasus PPN 12,” pungkasnya.

    Untuk diketahui, daftar tarif PPN di negara ASEAN yaitu Filipina 12 persen, Indonesia 11 persen, akan naik menjadi 12 persen pada 2025, Vietnam 10 persen, Kamboja 10 persen, Malaysia 10 persen, dan Laos 10 persen.

    Sementara itu berdasarkan data dari laporan Numbeo, daftar UMR di negara ASEAN yaitu, Singapura 5.170 dolar AS, Malaysia 817 dolar AS, Thailand 560 dolar AS, Vietnam 461 dolar AS, Filipina 348 dolar AS, dan Indonesia 325 dolar AS.