Produk: dolar AS

  • Mengapa Arab Saudi Menjadi Pihak Penting dalam Perundingan Damai Ukraina? – Halaman all

    Mengapa Arab Saudi Menjadi Pihak Penting dalam Perundingan Damai Ukraina? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Upaya Ukraina untuk mengakhiri perang dengan Rusia semakin tidak menentu setelah perdebatan sengit antara Presiden Volodymyr Zelensky dan Presiden AS Donald Trump di Ruang Oval pada 28 Februari lalu.

    Kini, bukan lagi Amerika Serikat, melainkan Arab Saudi yang menjadi pihak penting dalam pembicaraan damai.

    Zelensky tiba di Jeddah pada Senin (10/3/2025) dan bertemu Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), penguasa de facto Arab Saudi.

    Delegasi Ukraina dan AS dijadwalkan menggelar perundingan damai pada Selasa (11/3/2025).

    Saat berita ini ditulis, pembicaraan damai baru saja dimulai.

    Pembicaraan ini mempertemukan delegasi Ukraina yang mencakup Menteri Luar Negeri Ukraina Andriy Sybiha, Kepala Staf Zelensky Andriy Yermak, dan Menteri Pertahanan Rustem Umerov.

    Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga hadir di Jeddah.

    Selain bertemu mitra dari Ukraina, Departemen Luar Negeri AS menyatakan, Rubio juga dijadwalkan bertemu putra mahkota Saudi.

    Dalam pernyataannya sebelum kunjungan tersebut, Zelensky menegaskan, upaya diplomatik akan menjadi fokus utama, dengan mengatakan bahwa timnya terus berkomunikasi dengan pemerintahan Trump di berbagai tingkatan.

    “Topiknya jelas: perdamaian sesegera mungkin dan keamanan yang semaksimal mungkin,” ujar Zelensky.

    “Ukraina berkomitmen penuh pada pendekatan yang konstruktif.”

    Menurut analisis dari RFE/RL, pernyataan ini menunjukkan upaya mendamaikan setelah pertemuan di Ruang Oval, yang sebelumnya menempatkan diplomasi Ukraina dalam posisi sulit.

    Setelah pertemuan tersebut, pemerintahan Trump sempat menghukum Ukraina dengan menghentikan aliran informasi intelijen yang penting serta menangguhkan sementara bantuan militer AS.

    Namun, Trump kemudian menunjukkan sikap lebih optimistis terhadap prospek perundingan damai.

    “Saya pikir pada akhirnya, meskipun mungkin tidak dalam waktu dekat, kita akan melihat hasil yang cukup baik dari Arab Saudi minggu ini,” kata Trump kepada wartawan di Air Force One.

    Hubungan Dekat Arab Saudi dengan Trump

    Peran Arab Saudi dalam perundingan perdamaian mulai tampak sejak Februari, ketika pejabat diplomatik AS dan Rusia mengadakan putaran pertama perundingan untuk mengakhiri perang di Ukraina.

    Hasil dari perundingan itu adalah komitmen untuk sedikit melonggarkan hubungan antara Washington dan Moskow, termasuk kesepakatan awal untuk mulai memulihkan hubungan diplomatik.

    Namun, Ukraina tidak diundang dalam perundingan tersebut, menimbulkan kekhawatiran di Kyiv dan ibu kota Eropa bahwa AS dan Rusia mungkin merundingkan kesepakatan tanpa melibatkan Ukraina.

    Perdebatan sengit di Ruang Oval menunjukkan bahwa bernegosiasi dengan Trump bukan hanya persoalan diplomasi formal, tetapi juga bersifat sangat pribadi.

    Putra mahkota Saudi memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Trump.

    Salah satu contohnya adalah MBS menjadi pemimpin asing pertama yang dihubungi Trump setelah dilantik pada Januari lalu.

    Dalam komunikasi tersebut, MBS menyampaikan rencananya untuk menginvestasikan 600 miliar dolar AS di Amerika Serikat dalam empat tahun ke depan.

    Selain itu, Trump juga telah mengumumkan rencana kunjungannya ke Arab Saudi dalam beberapa minggu mendatang.

    Di sisi lain, MBS juga memiliki hubungan erat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Selama beberapa tahun terakhir, Rusia dan Arab Saudi telah menjalin kemitraan strategis, khususnya dalam kesepakatan produksi minyak OPEC+.

    MBS bahkan pernah menjadi tamu kehormatan Putin, terutama saat diterima dalam pembukaan Piala Dunia 2018.

    Dengan latar belakang ini, peran Arab Saudi dalam perundingan damai Ukraina dapat dipahami sebagai langkah strategis yang cermat dari MBS.

    Sebagai negara dengan pengaruh diplomatik yang besar, Arab Saudi dapat menyediakan forum negosiasi yang lebih tertutup dari sorotan media internasional.

    Pada akhirnya, keterlibatan Arab Saudi dalam perundingan ini dapat semakin memperkuat posisi MBS sebagai salah satu pialang kekuasaan utama di dunia internasional.

    Meski resolusi akhir dari konflik Ukraina-Rusia masih belum terlihat, pertemuan ini menegaskan betapa pentingnya peran Arab Saudi dalam dinamika geopolitik global.

    Ukraina Siap Melakukan Segalanya Demi Perdamaian

    Mengutip The Telegraph, Ukraina siap melakukan apa pun demi perdamaian, ujar negosiator utama utusan Volodymyr Zelensky menjelang perundingan dengan AS di Arab Saudi.

    “Tidak ada yang lebih menginginkan perdamaian selain rakyat Ukraina,” kata Andriy Yermak, Kepala Staf Volodymyr Zelensky, kepada wartawan.

    “Ukraina siap untuk mencapai tujuan ini, karena itulah yang paling diinginkan rakyat Ukraina setelah lebih dari tiga tahun menghadapi invasi besar-besaran Rusia.”

    Serangan Drone Besar-Besaran di Rusia

    Sementara itu, beberapa jam sebelum perundingan damai ini, Ukraina melancarkan serangan pesawat nirawak terbesarnya terhadap Rusia pada Selasa (11/3/2025) dini hari.

    Sekitar 337 pesawat nirawak diluncurkan oleh Ukraina ke berbagai wilayah di Rusia, termasuk hampir 100 ke Moskow.

    Serangan tersebut, menewaskan sedikitnya dua pekerja dan melukai 18 orang lainnya di sebuah gudang daging di ibu kota, menurut pejabat setempat.

    Serangan berskala besar ini juga menyebabkan penutupan sementara empat bandara utama di Moskow.

    Ukraina tidak secara langsung mengonfirmasi serangan itu, meskipun Rusia mengeklaim bahwa serangan ini menunjukkan Ukraina mulai terdesak di medan perang.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Trump Tambah Tarif Impor Baja dan Aluminium dari Kanada jadi 50%

    Trump Tambah Tarif Impor Baja dan Aluminium dari Kanada jadi 50%

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden AS Donald Trump menaikkan rencana pengenaan tarif untuk seluruh impor baja dan aluminium dari Kanada menjadi 50%. Tarif baru ini naik dua kali lipat dibandingkan rencana semula 25%.

    Hal itu merupakan respons Trump karena Ontario memutuskan untuk memberi tarif 25% untuk ekspor listriknya ke AS. Dalam akun media sosialnya, Trump mengatakan sudah memberikan instruksi ke Menteri Perdagangan AS untuk menambahkan 25% lagi untuk tarif produk logam dari Kanada. Kebijakan baru Trump ini disebut akan berlaku mulai Rabu (12/3/2025) pagi waktu setempat.

    “Kanada harus segera membatalkan tarif Anti-Petani-Amerika dari 250% menjadi 390% atas produk susu AS, yang selama ini sudah keterlaluan. Saya akan mengumumkan Darurat Nasional untuk Listrik di daerah yang terancam,” tulis Trump, dikutip dari Reuters, Selasa (11/3/2025).

    Dia pun mengancam AS akan menaikkan tarif untuk mobil yang masuk ke AS mulai 2 April 2025 apabila tarif tinggi dari Kanada itu tidak juga dibatalkan.

    Sementara itu, Perdana Menteri Ontario Doug Ford yang mengawasi pusat manufaktur dan otomotif di Kanada menyampaikan dia tidak akan mengalah sampai tarif dari Trump untuk impor Kanada juga dihapuskan.

    Adapun, perkembangan terbaru dari tarif Trump ini kembali memukul pasar keuangan. Indeks S&P 500 tergelincir 1% saat perdagangan dibuka. Investor khawatir pajak impor tersebut akan menahan laju pertumbuhan ekonomi AS dan merusak inflasi. Sementara itu, indeks komposit di Toronto juga melemah 0,5% dan dolar Kanada tersungkur di hadapan dolar AS.

    Sementara itu, tarif impor 25% untuk impor baja dan aluminium ke AS dari berbagai negara akan berlaku mulai Rabu (12/3/2025). Adapun, tarif tersebut akan dikenakan untuk jutaan ton baja dan aluminium asal Kanada, Brasil, Meksiko, Korea Selatan, dan negara lain.

    Trump sudah bersumpah bahwa tarif itu akan dilakukan untuk semua tanpa kecuali. Adapun, alasan Trump mengenakan tarif impor itu untuk melindungi industri AS yang saat ini terancam.

    Perkembangan tarif Trump sejak Januari 2025 ini pun mengacaukan selera investor, serta merusak keyakinan bisnis dan konsumen. Ekonom pun mewanti-wanti tarif itu bisa menyebabkan resesi.

  • Pendapatan Agincourt melonjak 64 persen imbas kenaikan harga emas

    Pendapatan Agincourt melonjak 64 persen imbas kenaikan harga emas

    Dengan kenaikan gold sales equivalent yang diiringi oleh kenaikan harga emas, perusahaan mencatatkan pendapatan 2024 naik 64 persen dari 2023

    Jakarta (ANTARA) – PT Agincourt Resources (PTAR), perusahaan pertambangan emas yang mengelola Tambang Emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, mencatatkan pendapatan pada 2024 sebesar 557,9 juta dolar AS atau setara Rp9,09 triliun (kurs Rp16.300 per dolar AS), melonjak 64 persen dibandingkan pendapatan pada 2023 sebesar 340,0 juta dolar AS (sekitar Rp5,54 triliun).

    Sepanjang 2024, menurut Presiden Direktur PTAR Muliady Sutio, perusahaan mencatat pencapaian yang menggembirakan. Dari sisi operasional, gold sales equivalent pada 2024 naik 19,7 persen menjadi 230.281 Oz dari 175.430 Oz pada 2023.

    “Dengan kenaikan gold sales equivalent yang diiringi oleh kenaikan harga emas, perusahaan mencatatkan pendapatan 2024 naik 64 persen dari 2023,” kata Muliady di Jakarta, Selasa.

    Sementara untuk produksi pada tahun 2025, perusahaan menargetkan dapat mencapai 240.000 ounce emas.

    “Saat ini harga emas memang sedang tinggi, tetapi kita perlu hati-hati karena biasanya kalau kenaikan terlalu tinggi, koreksinya juga tinggi,” kata Muliady.

    Ia mengatakan, Tambang Martabe yang mulai beroperasi sejak 2012 dikenal sebagai salah satu tambang emas dengan biaya operasional rendah serta standar keberlanjutan yang tinggi.

    “Kami berkomitmen tidak hanya pada keunggulan operasional, tetapi juga pada prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Dengan menerapkan teknologi modern dan praktik terbaik di industri, PTAR berupaya memaksimalkan manfaat bagi pemangku kepentingan, termasuk masyarakat sekitar dan lingkungan,” ujar Muliady.

    Oleh karena itu, komitmen PTAR terhadap lingkungan juga terus diperkuat. Salah satu target utamanya adalah mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 30 persen dari 2019 hingga 2030.

    Untuk mencapai target tersebut, perusahaan telah memasang solar PV berkapasitas 2,1 MWp, menggunakan biofuel B35, memanfaatkan energi terbarukan dari PLN, serta mengoperasikan alat-alat hybrid.

    Untuk menopang aspek keberlanjutan, PTAR membangun fasilitas pembibitan (nursery) dengan kapasitas penyimpanan sampai 65.000 bibit. Sementara, dari sisi produktivitas, nursery tersebut mampu menghasilkan rata-rata 6.000 bibit pohon per bulan.

    “Sepanjang 2024 kami telah menebar 21.095 seed ball dan menanam 29.183 benih pohon di berbagai area konservasi dan reklamasi. Luas reklamasi yang telah tercapai adalah 11,96 hektar sesuai dengan rencana yang diajukan ke Kementerian ESDM. Selain itu, kami juga menetapkan 150 hektar sebagai kawasan konservasi,” katanya.

    Tambang emas Martabe yang mulai berproduksi 2012 berlokasi di Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumut. Setiap tahun tambang ini mampu menghasilkan lebih dari 200.000 ounce emas dan 1-2 juta ounce perak.

    Kegiatan operasional Tambang Martabe berada di bawah pengawasan Kontrak Karya (KK) selama 30 tahun melalui kerja sama dengan Pemerintah Indonesia, dengan wilayah konsesi seluas 130.252 hektare (1.303 km2).

    Sementara kepemilikan PTAR saat ini 95 persen dikuasai oleh PT Danusa Tambang Nusantara (Astra Grup) dan 5 persen PT Artha Nugraha Agung.

    Pewarta: Faisal Yunianto
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • Rupiah melemah seiring guncangan kebijakan proteksionis AS

    Rupiah melemah seiring guncangan kebijakan proteksionis AS

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah melemah seiring guncangan kebijakan proteksionis AS
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 11 Maret 2025 – 19:17 WIB

    Elshinta.com – Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menilai pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi kebijakan proteksionis Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengguncang pasar di seluruh dunia.

    “Kebijakan proteksionis Presiden AS Donald Trump telah mengguncang pasar di seluruh dunia, dengan Trump memberlakukan dan kemudian menunda tarif pada pemasok minyak terbesar negaranya, Kanada dan Meksiko, sementara juga menaikkan bea atas barang-barang China,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

    Berdasarkan data Reuters, risiko ekonomi meningkat untuk Meksiko, China, dan Kanada akibat kebijakan tarif AS. Selain itu, kekhawatiran inflasi di AS yang sudah meningkat justru tambah memburuk, sehingga semakin mungkin Federal Reserve (The Fed) menunda penyesuaian kebijakan pemotongan suku bunga dalam waktu dekat.

    “Meskipun meningkatkan ketegangan perdagangan, Trump telah menghindari membuat prediksi tentang apakah AS dapat menghadapi resesi pada tahun 2025,” ungkap Ibrahim.

    Faktor lain pelemahan rupiah berasal dari proyeksi Goldman Sachs Group Inc. terkait defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Indonesia yang akan semakin melebar dan mendekati batas, yakni 2,9 persen pada 2025, lebih lebar dari target pemerintah sebesar 2,53 persen.

    Goldman Sachs juga menurunkan peringkat obligasi negara tenor 10 dan 20 tahun menjadi neutral, serta menurunkan peringkat saham Indonesia dari overweight menjadi market weight.

    Melebarnya defisit APBN 2025 dinilai sebagai dampak dari belanja jumbo untuk program seperti makan bergizi gratis (MBG), realokasi anggaran, pembentukan BPI (Badan Pengelola Investasi) Danantara, hingga perluasan kebijakan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui penerbitan SBN (Surat Berharga Negara) Perumahan.

    “Risiko fiskal Indonesia menjadi alasan utama bank raksasa tersebut menurunkan proyeksi atas pasar modal Indonesia. Terdapat kekhawatiran atas ketegangan perdagangan global dan pelemahan ekonomi domestik setelah Presiden Prabowo Subianto mengumumkan serangkaian kebijakan fiskal,” kata dia.

    Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari Selasa di Jakarta melemah hingga 42 poin atau 0,25 persen menjadi Rp16.409 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.367 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga melemah ke level Rp16.430 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.326 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • Tekan Impor, Komisi XII DPR Dukung Implementasi Pembangunan Kilang dan Gasifikasi Batubara – Halaman all

    Tekan Impor, Komisi XII DPR Dukung Implementasi Pembangunan Kilang dan Gasifikasi Batubara – Halaman all

    Dewi Yustisiana mendukung upaya pemerintah membangun refinery atau kilang minyak dengan kapasitas 1 juta barel per hari.

    Tayang: Selasa, 11 Maret 2025 19:23 WIB

    ISTIMEWA

    KETAHANAN ENERGI NASIONAL-Pemerintah akan membangun refinery atau kilang minyak dengan kapasitas 1 juta barel per hari. Adanya kilang tersebut, maka Indonesia bisa mempercepat ketahanan energi 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi XII DPR Dewi Yustisiana mendukung upaya pemerintah membangun refinery atau kilang minyak dengan kapasitas 1 juta barel per hari.

    “Pembangunan kilang tentunya diharapkan mengurangi impor BBM secara signifikan,” kata Dewi dalam keterangannya. Selasa (11/3/2025).

    Dengan pembangunan kilang kapasitas 500 ribu barel saja, Indonesia mampu melakukan penghematan 16,7 miliar dolar AS.

    Selain kilang, pemerintah juga menjalankan program gasifikasi batubara menjadi dimethyl ether (DME) sebagai substitusi dari Liquefied Petroleum Gas (LPG)

    Menurutnya, program gasifikasi batubara penting untuk mengurangi impor LPG, di mana pada 2024 mencapai 6,9 MT (metrik ton).

    “Itu menguras devisa kita hingga Rp63,5 triliun ” ujarnya.

    Ia pun berharap implementasi proyek pembangunan kilang dan gasifikasi batubara itu bisa segera berjalan. 

    Sebab, Dewi meyakini keberhasilan dari dua proyek itu penting untuk memastikan Indonesia mengurangi impor BBM dan LPG.
     
    “Dengan demikian baru kita bisa mewujudkan ketahanan energi kita,” ucapnya.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’4′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Rosan: VinFast rencana bangun SPKLU hingga 100.000 titik di Indonesia

    Rosan: VinFast rencana bangun SPKLU hingga 100.000 titik di Indonesia

    Nilai investasi untuk membangun 100.000 SPKLU itu kemungkinan mencapai kurang lebih satu miliar dolar AS.

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani mengatakan bahwa perusahaan otomotif asal Vietnam VinFast berencana membangun secara bertahap 30.000—100.000 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di berbagai daerah Indonesia, terutama di Pulau Jawa.

    Rosan menyebutkan nilai investasi untuk membangun 100.000 SPKLU itu kemungkinan mencapai kurang lebih satu miliar dolar AS.

    Menteri Investasi saat jumpa pers di kompleks Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Selasa, mengemukakan bahwa VinFast ingin berinvestasi pada tahap pertama sebesar 30.000 sampai 100.000 charging station di seluruh Indonesia, terutama di Pulau Jawa.

    “Nilai investasi charging station kalau enggak salah untuk 100.000 SPKLU itu sekitar satu miliar dolar AS. Namun, saya cek lagi, agak lupa, karena bertahap dari 30.000 sampai 100.000,” katanya.

    Di Istana pada hari ini, Rosan mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto bertemu dengan CEO VinFast Pham Nhat Vuong.

    Dalam pertemuan itu, VinFast menyampaikan beberapa rencana investasinya di Indonesia, di antaranya membangun pabrik mobil listrik di Subang, Jawa Barat, kemudian membangun SPKLU, dan investasi untuk pembangkit listrik dari energi baru dan terbarukan (EBT).

    “Intinya hari ini, fokus mengenai otomotif, untuk EV car (mobil listrik, red.). Itu pembicaraannya bersama Bapak Presiden dan kami,” kata Rosan.

    Dalam kesempatan yang sama, Rosan menyebut VinFast juga telah menentukan titik-titik yang akan dibangun SPKLU. Informasi mengenai itu nantinya bakal diserahkan VinFast ke Kementerian Investasi.

    “Buat kita, bagaimana infrastruktur mobil listrik ini ada. Jadi, kami terbuka, misalnya nanti kalau ada dari Eropa, Tesla, dan Tiongkok mau buka charging station independen, kami bisa terbuka. Harapannya, penggunaan mobil listrik meningkat,” kata Menteri Investasi dan Hilirisasi menjawab pertanyaan wartawan.

    Rosan menegaskan bahwa pada prinsipnya Pemerintah terus mendorong masuknya investasi-investasi asing yang dapat membantu mempercepat program-program pembangunan.

    “Kami mau mendorong, akselerasi, supaya pembangunan ini bisa berjalan lancar. Kalau ada hambatan, nanti kami selesaikan,” kata Rosan.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi/Mentari Dwi Gayati
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Resesi Ekonomi Ancam AS, Kebijakan Trump Buat Investor Ketar-Ketir

    Resesi Ekonomi Ancam AS, Kebijakan Trump Buat Investor Ketar-Ketir

    PIKIRAN RAKYAT – Tampaknya sikap Donald Trump yang suka mengambil risiko dan pendekatan yang plin-plan terkait tarif membuat investor di Amerika Serikat (AS) ketar-ketir.

    Para ekonom di Negeri Paman Sam itu menilai, kemungkinan risiko ekonomi AS menuju resesi di tahun ini meningkat, melihat sikap sang Presiden yang cukup meresahkan itu terus menghantam pasar keuangan.

    Bahkan pada Senin, 10 Maret 2025 kemarin, saham di Wall Street anjlok karena para investor dihadapkan dengan ketidakpastian harga dagang dan penanganan ekonomi yang ditangani oleh Donald Trump.

    Tekanan jual di pasar global, membuat indeks industri Dow Jones turun 1,5%, sementara S&P 500 turun 2,4%. Harga saham juga turun di Eropa, karena FTSE 100 anjlok 0,9% di London, Dax Jerman turun 1,7% dan CAC Prancis turun 0,9% pada Senin kemarin.

    Para ekonom mengatakan risiko ‘Trumpcession’ meningkat karena sikap presiden yang suka mengambil risiko dan pendekatan yang terputus-putus terhadap tarif telah mengguncang investor global, salah satunya adalah keputusan untuk menghentikan sementara tarif AS atas barang-barang dari Kanada dan Meksiko.

    Meski ancaman resesi menjadi sorotan publik, Trump sendiri menolak pemikiran tersebut, ia mengatakan pemerintahannya tengah mengambil langkah-langkah yang ‘sangat besar’ dan mengakui adanya kemungkinan ‘masa transisi’ atau ‘gangguan’ yang dapat terjadi.

    Dalam wawancaranya dengan Fox News, Presiden AS itu mengaku tidak tertarik membahas hal tersebut dan ia malah memilih untuk terus maju dengan pendekatan yang semakin kacau dalam masa jabatan keduanya.

    “Saya tidak suka memprediksi hal-hal seperti itu,” ujar Donald Trump.

    Di sisi lain, Kathleen Brooks dari platform perdagangan XTB mengatakan jika Trump lebih mengutamakan tujuan politiknya daripada kekuatan ekonomi dan pasar saham.

    “(Kelakuannya) yang plin-plan soal tarif, dan pandangannya yang kuno tentang Amerika yang utama, membebani konsumsi dan menghancurkan kepercayaan,” ucapnya.

    Ekonom Wall Street telah menurunkan perkiraan pertumbuhan mereka untuk AS, memperingatkan bahwa perang dagang Trump terbukti lebih merusak bagi ekonomi AS daripada yang diantisipasi sebelumnya.

    Analis di Goldman Sachs mengatakan pada hari Jumat bahwa peluang terjadinya resesi di AS telah meningkat dari 15% menjadi 20%, karena perusahaan merevisi perkiraannya untuk memasukkan tarif yang lebih tinggi dan inflasi, di samping pukulan terhadap produk domestik bruto dan ketenagakerjaan.

    “Meskipun kami memang memperkirakan kebijakan yang menghambat pertumbuhan (tarif dan kontrol imigrasi) akan mendahului inisiatif yang mendukung pertumbuhan (pemotongan pajak dan deregulasi), dampaknya ternyata lebih besar dari yang kami perkirakan. Hal ini terutama terjadi pada tarif, yang diberlakukan lebih cepat dan lebih luas dari yang kami perkirakan,” katanya.

    Data ekonomi AS dalam beberapa minggu terakhir menunjukkan penurunan tak terduga dalam belanja konsumen di bulan Januari, pelebaran defisit perdagangan AS hingga mencapai rekor 131 miliar dolar AS pada bulan yang sama.

    “Pasar kini mulai khawatir tentang prospek pertumbuhan pada tahun 2025,” kata Paul Donovan, kepala ekonom di UBS global wealth management.

    “Kebijakan tarif Trump tidak dapat diprediksi, dengan serangkaian kemunduran yang begitu cepat sehingga hampir bertabrakan dengan pengumuman kenaikan pajak berikutnya,” ucapnya lagi menjelaskan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Setelah Investor, Ormas Juga Ganggu Industri Mebel

    Setelah Investor, Ormas Juga Ganggu Industri Mebel

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA– Kembali berulah, Organisasi Masyarakat (Ormas), melakukan perlakuan yang sama ke industri mebel dan hambat pertumbuhan, setelah sebelumnya dilakukan di Investor.

    Dampak dari perlakuan Ormas tersebut, mengakibatkan kerugian hingga ratusan triliun rupiah.

    Gangguan dari organisasi ini, terang-terangan dikeluhkan oleh pelaku industri mebel, karena memberikan hambatan terhadap pertumbuhannya.

    Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobit menilai aktivitas organisasi masyarakat (ormas) menghambat industri mebel di Indonesia.

    ia juga menilai kondisi ini membuat Indonesia kalah saing dengan Vietnam, yang memiliki lingkungan investasi lebih kondusif. Dalam catatan tidak menghambat ekspor.

    “Kami sedang berjuang menghadapi negara yang sudah bersih dari hal-hal ormas, seperti Vietnam. Mereka bisa bertumbuh, sedangkan di sini masih menghadapi masalah tersebut,” ungkap Abdul, dikutip Selasa (11/3/2025).

    Tidak hanya itu, HIMKI juga meminta secara terbuka kepada pemerintah agar segera menertibkan para Ormas.

    Bercermin dari Vietnam, yang sukses mengekspor mebel senilai 20 juta dolar AS, berkat lingkungan investasi kondusif dan perjanjian perdagangan bebas.

    Pasalnya, gangguan ormas di kawasan industri menyebabkan kerugian hingga ratusan triliun, dan menghambat investasi baru.

    (Besse Arma/Fajar)

  • MK Diminta Redenominasi Rupiah, Uang Rp 1.000 Jadi Rp 1

    MK Diminta Redenominasi Rupiah, Uang Rp 1.000 Jadi Rp 1

    Jakarta

    Warga bernama Zico Leonard Djagardo Simanjuntak mengajukan permohonan uji materi Undang-Undang nomor 7 tahun 2011 tentang Mata Uang. Zico meminta Mahkamah Konstitusi (MK) meredenominasi atau menyederhanakan nilai mata uang dari Rp 1.000 menjadi Rp 1.

    Dilihat dari situs MK, Selasa (11/3/2025), gugatan itu telah teregistrasi di MK dengan nomor 23/PUU-XXIII/2025. Dia menggugat pasal 5 ayat 1 huruf c dan pasal 5 ayat 2 huruf c UU Mata Uang.

    Berikut isi pasal yang digugat:

    Pasal 5

    (1) Ciri umum Rupiah kertas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) paling sedikit memuat:

    c. sebutan pecahan dalam angka dan huruf sebagai nilai nominalnya;

    c. sebutan pecahan dalam angka sebagai nilai nominalnya.

    Dia meminta MK mengubah pasal itu menjadi:

    2. Ciri Umum Rupiah logam sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) paling sedikit memuat: c. Sebutan pecahan dalam angka dan huruf sebagaimana nilai nominalnya yang telah disesuaikan dengan mengkonversi angka Rp 1.000 (Seribu Rupiah) menjadi Rp 1 (Satu Rupiah).

    Alasan Pemohon

    Dalam permohonannya, Zico mengungkit wacana redenominasi rupiah yang dilontarkan Darmin Nasution saat masih menjabat Gubernur Bank Indonesia pada 2010. Dia mengatakan uang pecahan Rp 100.000 merupakan pecahan terbesar kedua di dunia setelah pecahan VND 500.000.

    “Sebelumnya Indonesia berada di urutan ketiga dan Vietnam kedua, setelah Zimbabwe yang sudah menerbitkan pecahan Z$ 10 juta telah melakukan redenominasi mata uangnya,” ujar Zico.

    Dia mengatakan ada ada tiga faktor yang biasanya menyebabkan negara melakukan redenominasi, yakni nilai tukar, inflasi dan bentuk pemerintahan. Dia juga mengungkit nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

    “Pada tahun 1944, nilai rupiah memiliki nilai yang hampir seimbang dengan dolar AS, yaitu Rp 1,88 per dolar AS. Lalu pada 7 Maret 1946, nilai rupiah pertama kli menurut sebesar 30 persen menjadi Rp 2,65 per dolar AS,” ujarnya.

    Dia mengatakan ada keuntungan yang didapat lewat redenominasi. Menurutnya, redenominasi dapat meningkatkan kredibilitas rupiah, menghemat biaya pencetakan uang dan mempermudah transaksi pemerintah.

    Pemohon juga menguraikan sejumlah negara yang dianggapnya berhasil melakukan redenominasi. Negara-negara itu antara lain Ghana pada 2007, Brasil pada 1994, Jerman pada 2002 dan Israel pada 1980.

    “Jumlah angka nol yang berlebihan pada mata uang menyebabkan kerumitan dalam transaksi,” ujarnya.

    (haf/dhn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Fakta Resesi AS karena Trump ‘Trumpcession’, Mengapa Bisa Terjadi?

    Fakta Resesi AS karena Trump ‘Trumpcession’, Mengapa Bisa Terjadi?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Prospek perekonomian Amerika Serikat (AS) terus mendapatkan potensi yang gelap. Hal ini disebabkan sejumlah kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menduduki posisi orang nomor satu di negara itu sejak Januari lalu.

    Ketakutan akan penurunan cepat dalam ekonomi terbesar di dunia, yang disebut ‘Trumpcession’, mulai merasuki pasar keuangan di tengah kekhawatiran tentang dampak dari tarif perdagangan yang besar serta pemangkasan belanja pemerintah oleh Presiden AS Donald Trump.

    Setelah serangkaian data ekonomi yang lebih lemah dari Amerika Serikat, pelacak PDB real-time Bank of America menunjukkan ekonomi AS menyusut dengan cepat, dengan ukuran turun menjadi 1,7% pada kuartal ini, dari 2,3% pada periode tiga bulan sebelumnya.

    Lalu, apa saja kebijakan Trump dan sentimen pasar yang mengarahkan AS pada jalur resesi? Berikut faktanya Selasa (11/3/2025).

    1. Tarif Perdagangan

    Penggunaan tarif yang agresif oleh pemerintahan Trump merupakan faktor yang memicu kekhawatiran pasar. Sementara pemikiran ekonomi sebelumnya menyatakan bahwa tarif terutama memicu inflasi dengan menaikkan harga barang impor, pasar sekarang melihatnya sebagai resesi, mengganggu rantai pasokan, mengekang investasi perusahaan, dan membebani pengeluaran konsumen.

    Menurut Budget Lab di Yale University, tarif yang diusulkan untuk Meksiko dan Kanada (sekarang dihentikan sementara), ditambah yang sudah ada untuk China, akan menaikkan tarif efektif AS ke level tertinggi sejak 1943. Mereka memperkirakan tingkat harga yang lebih tinggi dapat membebani rumah tangga hingga US$ 2.000 (Rp 32,6 juta).

    Putaran bea masuk terbaru bertepatan dengan aksi jual tajam di ekuitas, yang menggarisbawahi keresahan investor. Rencana pemerintahan untuk mengurangi pengeluaran federal dan memangkas ribuan pekerjaan pemerintah hanya menambah kekhawatiran tentang kemunduran ekonomi.

    Tracy Chen, seorang manajer portofolio di Brandywine Global Investment Management, memperingatkan bahwa urutan kebijakan di mana Trump dapat tarif terlebih dahulu, pemotongan pajak kemudian dapat memperburuk kelemahan ekonomi.

    “Risiko resesi jelas lebih tinggi karena urutan kebijakan Trump,” tuturnya kepada The Global Tresurer.

    2. Kebijakan Imigrasi

    Tindakan keras Trump terhadap imigrasi mengancam industri-industri utama, termasuk pertanian, konstruksi, dan perawatan kesehatan, yang tengah berjuang untuk merekrut tenaga kerja.=

    “Tindakan keras yang direncanakan terhadap imigran gelap, yang jumlahnya sedikitnya 5% dari angkatan kerja, akan menambah jumlah kehilangan pekerjaan,” tambah ekonomi Inggris Tej Parikh kepada Financial Times.

    Hal yang sama juga disampaikan kepala ekonom di PNC, Gus Faucher, dalam catatan kepada investor pada hari Jumat. Ia mengatakan bahwa imigran saat ini berkontribusi besar untuk sejumlah industri yang cukup penting.

    “Ketidakpastian tentang prospek tarif dapat menyebabkan perusahaan memperlambat perekrutan. Dan pembatasan imigrasi dapat membatasi pasokan tenaga kerja yang tersedia, yang akan membebani perolehan lapangan kerja selama beberapa tahun ke depan.”

    3. Efisiensi

    Langkah efisiensi Trump, yang dimotori oleh Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), Elon Musk, juga menjadi katalis timbulnya sentimen negatif terhadap ekonomi AS. Musk telah ditugaskan untuk memangkas pemborosan belanja pemerintah sebesar US$ 1 triliun (Rp 16.340 triliun).

    Sejumlah manuver yang dilakukan Musk adalah dengan melakukan pemotongan tenaga kerja. Bank investasi Evercore ISI memperkirakan bahwa upaya pemangkasan biaya sektor publik oleh Elon Musk dapat memangkas total setengah juta lapangan pekerjaan di AS tahun ini. Dalam skenario ekstrem, jumlah tersebut dapat mencapai lebih dari 1,4 juta.

    Kondisi ini pun dapat menjadi beban keuangan rumah tangga. Pekerja yang terdampak yang tidak dapat segera menemukan pekerjaan baru mungkin terpaksa memenuhi kebutuhan hidup tanpa penghasilan tetap.

    “Mayoritas pekerja yang mengalami kehilangan pekerjaan terdampak dalam jangka panjang, karena mereka kesulitan menemukan pekerjaan purna waktu baru dan selanjutnya memperoleh penghasilan lebih sedikit,” menurut sebuah makalah penelitian tahun 2016 oleh profesor emeritus ekonomi di Universitas Princeton, Henry Farber, dikutip CNBC International.

    Direktur ekonomi di Yale University Budget Lab, Ernie Tedeschi, mengungkapkan dampak yang lebih luas. Ia menitikberatkan pada bisnis-bisnis yang akan terganggu karena kekuatan keuangan warga AS, yang berprofesi sebagai PNS, dapat menemui batasan setelah dikeluarkan dari kantornya.

    “Dampak ekonomi dari PHK bagaikan efek domino yang menyebar ke seluruh perekonomian lokal hingga ke bisnis-bisnis yang tampaknya tidak memiliki hubungan apapun dengan pemerintah federal,” tuturnya.

    4. Detoksifikasi

    Dalam tanda yang lebih mengkhawatirkan bagi pasar, Trump telah menghindari mengesampingkan resesi tahun ini dengan mengakui dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada hari Minggu (Senin 10/3/2025) bahwa “diperlukan sedikit waktu” sebelum orang Amerika akan melihat hasil dari kebijakannya.

    “Saya tidak suka memprediksi hal-hal seperti itu,” kata Trump. “Ada masa transisi karena apa yang kita lakukan sangat besar.”

    Hal yang sama juga dilontarkan Menteri Keuangan Scott Bessent. Dalam wawancara baru-baru ini, Bessent menggambarkan perubahan tersebut sebagai ‘periode detoksifikasi’, dengan alasan bahwa ekonomi telah menjadi terlalu bergantung pada belanja pemerintah dan sekarang perlu beralih ke pertumbuhan yang didorong oleh sektor swasta.

    “Pasar dan ekonomi telah terpikat pada belanja pemerintah, dan akan ada periode detoksifikasi,” kata Bessent.

    Ahli strategi nilai tukar mata uang asing di National Australia Bank, Ray Attrill, mengatakan bahwa pernyataan ini diarahkan untuk menitikberatkan bahwa situasi ekonomi yang rusak saat ini disebabkan oleh pendahulunya.

    “Narasi AS tampaknya sedikit berubah dari menyalahkan Joe Biden menjadi tidak ada ruginya, tidak ada untung,” kata Attrill.

    5. Data Ekonomi Suram

    Ketakutan akan resesi telah membebani dolar AS meskipun statusnya sebagai aset aman yang biasanya naik selama periode ketidakpastian. Indeks yang melacak greenback terhadap sekeranjang mata uang utama telah jatuh 4% sejak Trump kembali ke Gedung Putih dan minggu lalu mencapai level terlemah sejak November.

    Kegelisahan itu juga melanda pasar saham AS, dengan indeks acuan S&P 500 turun 3,8% sejak pelantikan Trump dan turun 6% dari rekor tertinggi bulan lalu. Sentimen konsumen juga mencapai titik terendah dalam 15 bulan di tengah kekhawatiran tentang PHK dan kenaikan harga.

    Imbal hasil obligasi pemerintah AS turun pada hari Senin karena investor mencari tempat yang aman karena kekhawatiran akan perlambatan ekonomi meningkat. Imbal hasil 10 tahun turun 9 basis poin menjadi 4,226%. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 2 tahun turun hampir 10 basis poin menjadi 3,906%. Satu basis poin sama dengan 0,01%, dan imbal hasil dan harga bergerak berlawanan arah.

    Di sektor lapangan kerja, AS menambah lebih sedikit lapangan pekerjaan daripada yang diperkirakan para ekonom pada bulan Februari. Pengusaha mempekerjakan 151.000 pekerja bulan lalu, kurang dari ekspektasi penambahan 170.000 lapangan pekerjaan. Tingkat pengangguran naik ke 4,1%, yang tetap menjadi angka terendah dalam sejarah.

    Untuk pembelian, belanja konsumen turun 0,2% untuk bulan tersebut. Jika disesuaikan dengan inflasi, belanja akan turun hingga 0,5%. Itu adalah penurunan bulanan terbesar sejak Februari 2021.

    “Harga mulai pulih, naik 0,5% dari Desember, laju tercepat sejak Agustus 2023, sehingga menghasilkan tingkat inflasi tahunan sebesar 3% selama 12 bulan yang berakhir pada Januari,” menurut data Indeks Harga Konsumen terbaru yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja.

    (sef/sef)