Produk: dolar AS

  • Rupiah pada Kamis pagi menguat jadi Rp16.493 per dolar AS

    Rupiah pada Kamis pagi menguat jadi Rp16.493 per dolar AS

    Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jumat (1/3/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa/aa.

    Rupiah pada Kamis pagi menguat jadi Rp16.493 per dolar AS
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 20 Maret 2025 – 10:57 WIB

    Elshinta.com –  Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Kamis pagi di Jakarta melemah sebesar 38 poin atau 0,23 persen menjadi Rp16.493 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.531 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • Wakil Ketua DPR Adies Kadir: Anjloknya IHSG Masih Dalam Jangkauan Mitigasi – Halaman all

    Wakil Ketua DPR Adies Kadir: Anjloknya IHSG Masih Dalam Jangkauan Mitigasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir optimistis dengan fundamental ekonomi Indonesia saat ini.

    Menurut Adies, kuatnya fondasi ekonomi nasional saat ini tak bisa dilepaskan dari langkah-langkah mitigasi yang telah diambil oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

    Demikian hal tersebut disampaikan oleh Adies Kadir merespons relatif cepatnya pemulihan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari level 6.058 pada, Selasa (18/3/2025) menjadi 6.325 di Rabu (19/3/2025).

    “Trading halt baru terjadi sekali pada Selasa kemarin dengan penurunan IHSG sebesar 6,02 persen ke level 6.058. Sehari setelahnya, pada penutupan perdagangan Rabu, IHSG sudah naik kembali ke level 6.325. Relatif cepatnya pemulihan IHSG tersebut mengisyaratkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia saat ini jauh lebih kuat dibandingkan pada saat pandemi. Padahal, tantangan eksternal yang dihadapi relatif sama beratnya,” kata Adies Kadir, Kamis (20/3/2025).

    Adies membeberkan sejumlah langkah-langkah mitigasi  yang diambil oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Adies mengungkapkan, langkah mitigasi dan kebijakan strategis yang pertama 
    adalah revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA).

    “Kebijakan baru DHE SDA dirancang untuk memperkuat cadangan devisa nasional. Kebijakan yang berlaku efektif per 1 Maret 2025 ini diharapkan dapat menjaga nilai tukar rupiah pada target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (ABPN) 2025 di kisaran Rp 16.000 per dolar AS. Tanpa kebijakan ini, kurs rupiah berisiko melemah hingga menembus batas psikologis Rp 17.000 per dolar AS,” jelas Adies.

    Lebih lanjut, Adies mengungkapkan, kebijakan lain yang tak kalah strategis adalah pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

    Adies yakin, Danantara akan berperan penting dalam meningkatkan kapasitas investasi domestik melalui konsolidasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

    “Dengan ini, keberlanjutan pembangunan ekonomi nasional diharapkan tidak terlalu terganggu oleh risiko menurunnya investasi asing akibat situasi global,” ujar Adies.

    Selain itu, tegas Adies, di luar dua kebijakan di atas, sebenarnya masih banyak lagi yang layak menjadi perhatian pasar. Sebut saja misalnya pendirian Bullion Bank, hilirisasi dan industrialisasi, program tiga juta rumah, serta program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

    “Semua kebijakan tersebut tidak hanya akan semakin memperkuat fundamental ekonomi nasional, namun juga berpotensi mengakselerasi pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen sesuai target Presiden,” tutur Adies.

    Meski demikian, Adies mengakui, bahwa program serta kebijakan yang secara teknokratis sangat baik tersebut belum mampu dikonversi menjadi sentimen positif yang optimal di pasar. 

    “Ini disebabkan salah satunya oleh keterpaduan antar instansi dalam komunikasi dan narasi publik yang perlu ditingkatkan lebih lanjut. Dan tentunya, pasar juga masih menantikan informasi tentang progres konkret atas implementasi program-program peningkatan kapasitas ekonomi nasional yang diharapkan dapat berjalan efektif, efisien dan akuntabel,” kata Adies.

    Atas kondisi itu, Adies memastikan, DPR RI akan meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan utamanya kebijakan fiskal tahun 2025 ini. 

    Beberapa langkah krusial telah dilaksanakan, antara lain mendorong Direktorat Jenderal Pajak untuk menunda implementasi aplikasi Coretax secara penuh. 

    “Sebagai gantinya, wajib pajak masih dapat menggunakan aplikasi-aplikasi perpajakan eksisting hingga Coretax benar-benar siap pakai,” imbuhnya. 

    Adies melanjutkan, DPR RI juga akan terus memantau perkembangan indikator-indikator ekonomi maupun non-ekonomi yang relevan. Faktor non-ekonomi yang berdampak pada kepercayaan pasar antara lain yang berkaitan dengan indeks demokrasi dan indeks persepsi korupsi. 

    “DPR RI berkomitmen untuk mengawal agar kedua indeks tersebut dapat meningkat dalam periode pemerintahan ini,” ungkap Adies.

    Adies menuturkan, meskipun fundamental ekonomi nasional saat ini lebih kuat dibanding masa pandemi, kita tidak boleh lengah mengantisipasi setiap risiko yang mungkin terjadi. 

    “Satu hal yang pasti, anjloknya IHSG belakangan ini masih dalam jangkauan mitigasi risiko yang dilakukan Pemerintah maupun DPR RI. Pelaku pasar dan masyarakat secara umum tidak perlu ragu ataupun risau atas prospek ekonomi Indonesia tahun 2025 ini,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini.

  • Penurunan IHSG Masih dalam Kendali Mitigasi

    Penurunan IHSG Masih dalam Kendali Mitigasi

    Jakarta, Beritasatu.com  – Wakil Ketua DPR Adies Kadir optimistis terhadap kondisi ekonomi Indonesia saat ini meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat turun ke level 6.058 pada Selasa (18/3/2025), tetapi kembali naik menjadi 6.325 pada Rabu (19/3/2025).

    “Yang jelas, penurunan IHSG baru-baru ini masih dalam batas yang dapat dimitigasi oleh pemerintah dan DPR. Oleh karena itu, pelaku pasar dan masyarakat tidak perlu khawatir mengenai prospek ekonomi Indonesia di tahun 2025,” jelas Adies Kadir di Jakarta, Kamis (20/3/2025).

    Dikatakannya trading halt hanya terjadi sekali pada Selasa kemarin, dengan IHSG turun 6,02% ke level 6.058. Namun, keesokan harinya, indeks sudah pulih ke level 6.325.

    “Ini menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia saat ini lebih kuat dibandingkan dengan periode pandemi, meskipun tantangan eksternal yang dihadapi tetap besar,” jelas Adies.

    Menurutnya, ketahanan ekonomi nasional yang kuat tidak terlepas dari berbagai langkah mitigasi yang telah diterapkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

    Dia mengungkapkan berbagai kebijakan strategis telah diterapkan oleh pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi. Salah satu langkah utama adalah revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA).

    “Kebijakan baru terkait DHE SDA bertujuan untuk memperkuat cadangan devisa nasional. Kebijakan ini mulai berlaku efektif pada 1 Maret 2025 dan diharapkan mampu menjaga nilai tukar rupiah sesuai target APBN 2025, yaitu sekitar Rp 16.000 per dolar AS. Jika kebijakan ini tidak diterapkan, rupiah berpotensi melemah hingga menembus batas psikologis Rp 17.000 per dolar AS,” ungkapnya.

    Selain itu, Adies juga menyoroti pembentukan Danantara, yang berperan dalam meningkatkan kapasitas investasi domestik dengan mengonsolidasikan perusahaan-perusahaan BUMN.

    “Dengan adanya Danantara, pembangunan ekonomi nasional dapat tetap berkelanjutan tanpa terlalu bergantung pada investasi asing, yang saat ini menghadapi tantangan akibat kondisi global,” tambahnya.

    Adies juga menyoroti kebijakan lain yang berpotensi memperkuat ekonomi nasional, seperti pendirian Bullion Bank, hilirisasi dan industrialisasi, pembangunan tiga juta rumah, serta program makan bergizi gratis (MBG).

    “Kebijakan-kebijakan ini tidak hanya memperkokoh ekonomi nasional, tetapi juga bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi hingga 8%, sesuai dengan target Presiden Prabowo,” ujarnya.

    Namun, ia mengakui bahwa meskipun secara teknokratis program-program tersebut sangat baik, dampaknya terhadap sentimen pasar belum optimal.

    “Salah satu penyebabnya adalah kurangnya koordinasi dalam komunikasi kebijakan antara berbagai instansi. Selain itu, pasar masih menunggu perkembangan konkret dari implementasi program-program ekonomi nasional,” kata Adies.

    Menanggapi kondisi ini, Adies memastikan DPR akan meningkatkan pengawasan terhadap kebijakan fiskal 2025. Di samping itu, DPR juga akan terus memantau indikator ekonomi dan nonekonomi yang memengaruhi kepercayaan pasar, termasuk indeks demokrasi dan indeks persepsi korupsi.

    “Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa kedua indeks ini meningkat selama periode pemerintahan saat ini,” tegasnya.

    Meskipun fundamental ekonomi Indonesia lebih kuat dibandingkan masa pandemi, Adies menekankan pentingnya tetap waspada terhadap berbagai risiko yang mungkin muncul. Untuk itu dia menilai tidak perlu khawatir berlebihan dengan kondisi IHSG yang sempat anjlok.

  • Bank Mandiri terbitkan “global bond” senilai 800 juta dolar AS

    Bank Mandiri terbitkan “global bond” senilai 800 juta dolar AS

    Transaksi ini menandai kembalinya Bank Mandiri ke pasar surat utang internasional sejak 2023

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menerbitkan surat utang internasional atau global bond sebesar 800 juta dolar Amerika Serikat (AS) dengan tenor 3 tahun dan kupon 4,90 persen.

    Surat utang, yang merupakan bagian dari program Euro Medium Term Note milik Bank Mandiri senilai 4 miliar dolar AS dan tercatat di Singapore Exchange dengan format Regulation S Global Bond ini, menerima 3,5 kelebihan permintaan (oversubscription) pada saat proses bookbuilding dari jumlah yang diterbitkan.

    Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Eka Fitria melalui keterangan resminya di Jakarta, Kamis, menyampaikan transaksi tersebut merupakan penerbitan surat utang dalam mata uang dolar AS dengan jumlah terbesar yang pernah dilakukan oleh bank di Indonesia.

    Selain itu, surat utang ini diterbitkan dengan spread paling tipis sepanjang sejarah penerbitan global bond Bank Mandiri, yaitu US Treasury (UST) 3 tahun plus 113 basis point (bps).

    Menurut perseroan, transaksi ini menandai kembalinya Bank Mandiri ke pasar surat utang internasional sejak 2023.

    Dana hasil dari penerbitan surat utang akan digunakan untuk pengembangan bisnis perseroan.

    Perseroan mencatat keberhasilan ini merupakan pencapaian dan bukti kepercayaan investor yang tinggi terhadap kinerja Bank Mandiri.

    Di samping itu, juga mencerminkan keyakinan atas stabilitas dan potensi pertumbuhan Bank Mandiri ke depan, bahkan di tengah ketidakpastian pasar global dan domestik.

    Keyakinan investor yang positif juga tercermin dari rating yang diberikan untuk surat utang ini, yang mana lembaga pemeringkat Moody’s menetapkan rating Baa2 serta S&P memberikan rating BBB.

    Bank Mandiri mencatat investor yang membeli surat utang ini didominasi oleh fund manager dan asset manager sebesar 79 persen dari total alokasi penerbitan.

    Selanjutnya, investor terbanyak diikuti oleh bank dan lembaga keuangan sebesar 13 persen, perusahaan asuransi 4 persen, sovereign wealth fund/sektor publik 3 persen, serta private banks dan korporasi 1 persen.

    Sementara itu, investor dari Asia mendominasi sebanyak 75 persen serta investor dari Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA) sebanyak 25 persen.

    Adapun HSBC, JP Morgan, Mandiri Securities, dan MUFG bertindak sebagai joint bookrunners dan joint lead managers untuk transaksi ini.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Ekonom: Kepercayaan investor asing tinggi terhadap ekonomi Indonesia

    Ekonom: Kepercayaan investor asing tinggi terhadap ekonomi Indonesia

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Ekonom PermataBank Josua Pardede menyampaikan kepercayaan investor internasional masih tinggi terhadap kondisi stabilitas ekonomi dan fiskal Indonesia.

    Menurut dia, hal itu tercermin dari Indonesia yang secara keseluruhan berhasil menarik investasi dari asing secara signifikan sekitar 875 juta dolar Amerika Serikat (AS) dari awal tahun 2025 hingga pertengahan Maret 2025.

    “Secara keseluruhan, Indonesia masih berhasil menarik investor asing secara signifikan sekitar 875 juta dolar AS dari awal tahun 2025 hingga pertengahan Maret 2025, menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap pengelolaan fiskal Indonesia,” ujar Josua di Jakarta, Kamis.

    Josua sependapat dengan pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa Indonesia memiliki daya tarik surat utang negara (SUN) yang kompetitif dan mencerminkan kepercayaan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

    Menurutnya, hal itu dapat dijelaskan melalui beberapa indikator kunci, pertama, yield Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia tetap stabil dan kompetitif meskipun menghadapi volatilitas global, dengan yield SUN tenor 10 tahun yang tetap kompetitif dan mencerminkan bahwa pasar memandang risiko investasi di Indonesia relatif terjaga di tengah dinamika pasar keuangan global.

    “Terutama dibandingkan dengan kondisi yield obligasi negara emerging markets lainnya,” ujar Josua.

    Kedua, stabilitas yield itu didukung oleh kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi domestik yang relatif solid, tercermin dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,03 persen year on year (yoy) pada 2024.

    Adapun pertumbuhan itu didukung oleh konsumsi domestik yang kuat dan inflasi yang terkendali meskipun mengalami deflasi sebesar 0,09 persen (yoy), serta kinerja positif pada sektor manufaktur dan perdagangan.

    “Kondisi ekonomi domestik yang resilien ini menjadi fondasi bagi investor dalam menilai risiko dan potensi investasi di Indonesia,” ujar Josua.

    Ketiga, lanjutnya, minat investor global terhadap SUN juga tercermin dalam surplus neraca pembayaran tahun 2024 yang mencapai 7,2 miliar dolar AS, terutama didorong oleh peningkatan aliran modal masuk (capital inflow) ke SBN yang mencapai 3,18 miliar olar AS sepanjang 2024.

    Kemudian, tingginya minat investor terhadap SUN diperkuat dengan hasil lelang SBN terbaru pada 18 Maret 2025, yang berhasil menarik penawaran sebesar Rp61,76 triliun dengan bid-to-cover ratio yang cukup baik.

    “Menunjukkan tingginya kepercayaan investor domestik maupun internasional terhadap pengelolaan fiskal dan prospek ekonomi Indonesia,” ujar Josua.

    Menurutnya, yield yang dimenangkan pada lelang juga menunjukkan tingkat kompetitif, mengindikasikan bahwa pasar secara umum percaya terhadap stabilitas dan kredibilitas pengelolaan fiskal Indonesia.

    Lebih lanjut, pengelolaan APBN yang prudent tercermin dari kondisi keseimbangan primer yang surplus sebesar Rp48,1 triliun pada awal 2025, serta efisiensi belanja pemerintah yang dilakukan secara selektif tanpa mengorbankan belanja prioritas seperti perlindungan sosial, pendidikan, dan kesehatan.

    “Hal ini mencerminkan disiplin fiskal yang kuat dan menjadi sinyal positif bagi investor, memperkuat persepsi bahwa Indonesia memiliki tata kelola keuangan negara yang baik,” ujar Josua.

    Dengan mempertimbangkan berbagai indikator itu, pihaknya menyimpulkan bahwa pernyataan Sri Mulyani tentang daya tarik SUN Indonesia yang kompetitif dan mencerminkan kepercayaan terhadap pengelolaan APBN adalah valid dan dapat didukung secara jelas oleh kondisi ekonomi serta fiskal terkini.

    Sebelumnya, Sri Mulyani menyatakan kinerja SUN pada lelang 18 Maret 2025 menunjukkan hasil yang sangat baik di tengah dinamika pasar saham.

    Untuk lelang kali ini, pemerintah menetapkan target indikatif senilai Rp26 triliun, artinya, nilai penawaran yang masuk itu setara dengan 2,38 kali dari target indikatif.

    “Penawaran yang masuk atau incoming bid sangat kuat, yang menggambarkan kepercayaan investor kepada pemerintah dan APBN, yaitu Rp61,75 triliun,” kata Sri Mulyani.

    Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani juga melaporkan adanya perkembangan perolehan pajak pada Maret 2025, setelah terkontraksi selama dua bulan beruntun.

    “Pertumbuhan (penerimaan pajak) 6,6 persen positif lebih baik dibandingkan yang kami sampaikan Februari per akhir posisi yaitu negatif 3,8 persen. Pada 1-17 Maret 2025, terjadi turn around dari penerimaan bruto yang tadinya negatif 3,8 persen akhir Februari pada 17 Maret, posisi sudah positif 6,6 persen,” ujar Sri Mulyani,.

    Dalam kesempatan lain, Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan para anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) termasuk Luhut Binsar Panjaditan, serta Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Koordiantor Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Rabu (19/3/2025).

    Seperti dinyatakan oleh Airlangga dan Luhut usai pertemuan, Prabowo meminta kementerian dan DEN menyiapkan deregulasi sektor padat karya untuk industri dalam negeri termasuk tekstil.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • IHSG Sesi I Menguat 0,90 Persen, Sektor Teknologi Memimpin

    IHSG Sesi I Menguat 0,90 Persen, Sektor Teknologi Memimpin

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan sesi I, Kamis (20/3/2025).

    Sejak awal perdagangan, IHSG sudah bergerak ke atas setelah dua hari lalu mengalami penurunan tajam yang menyebabkan Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan atau trading halt.

    Pada penutupan sesi I hari ini, IHSG menguat 0,90 persen atau 56,97 poin ke level 6.368,6. Sepanjang sesi ini, IHSG bergerak dalam rentang 6.359 hingga 6.446.

    Total volume perdagangan mencapai 9,44 miliar lembar saham dengan nilai perdagangan sebesar Rp 6,37 triliun dari 674.256 kali transaksi.

    Secara keseluruhan, terdapat 290 saham yang mengalami kenaikan, 265 saham terkoreksi, dan 238 saham tidak mengalami perubahan atau stagnan.

    Sektor teknologi pada sesi ini menguat paling besar hingga 10 persen, diikuti sektor barang baku yang menguat 1,4 persen, energi 1,1 persen, transportasi 1 persen, dan sektor infrastruktur 0,6 persen. Sedangkan pelemahan terjadi pada sektor keuangan sebesar 0,9 persen dan sektor barang konsumsi primer 0,6 persen.

    Di sisi lain, saat IHSG menguat pada sesi I hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga menguat. Berdasarkan data Bloomberg di pasar spot exchange, rupiah siang ini berada di level Rp 16.470 per dolar AS, menguat 61 poin atau 0,37 persen.

  • Optimis, BI: Inflasi Indonesia Tetap Terkendali

    Optimis, BI: Inflasi Indonesia Tetap Terkendali

    JABAR EKSPRES – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen. Itu disampaikan Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan Maret 2025 di Jakarta, Rabu.

    “Inflasi inti diprakirakan terjaga seiring ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran, kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik, imported inflation yang terkendali sejalan dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah Bank Indonesia, serta dampak positif berkembangnya digitalisasi,” tutur Perry.

    Selain itu, pihaknya juga mengklaim bahwa inflasi volatile food (VF) diprakirakan terjaga pada level 2,48 persen (yoy), sedangkan inflasi volatile food (VF) melambat 0,56 persen (yoy). Hal ini didukung oleh sinergi erat antara Bank Indonesia, pemerintah pusat, dan daerah dalam mengendalikan inflasi. Hal ini didukung oleh sinergi erat antara Bank Indonesia, pemerintah pusat, dan daerah dalam mengendalikan inflasi.

    Nilai tukar rupiah juga diprediksi tetap stabil, didukung oleh komitmen Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Perry Warjiyo menyampaikan bahwa seluruh instrumen moneter akan terus dioptimalkan untuk mendukung stabilitas ekonomi.

    BACA JUGA:Pemkot Bandung Sebut Inflasi Kebutuhan Pokok Terkendali di Bulan Ramadan, Ini Penyebabnya!

    “Tetap stabilnya nilai tukar rupiah sejalan dengan konsistensi kebijakan stabilisasi Bank Indonesia,” kata dia.

    Rupiah yang terkendali juga tercermin pada rupiah yang relatif stabil bila dibandingkan dengan kelompok mata uang negara berkembang mitra dagang utama Indonesia, dan tetap lebih kuat terhadap kelompok mata uang negara maju di luar dolar AS.

    “Ke depan, nilai tukar rupiah diprakirakan stabil didukung komitmen Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik,” kata Perry.

    Menurut Perry, inflasi yang terkendali ini juga didukung oleh kebijakan moneter yang tepat, seperti penyesuaian suku bunga dan pengawasan likuiditas. Hal ini membantu menjaga stabilitas ekonomi dan mengendalikan inflasi.

    BACA JUGA:Paguyuban Pasar Cimindi Dinilai Berperan Tekan Inflasi di Cimahi, Meski Revitalisasi Masih Diharapkan

  • Harga Emas Antam Hari Ini Meroket! Apakah Saatnya Jual atau Justru Beli?

    Harga Emas Antam Hari Ini Meroket! Apakah Saatnya Jual atau Justru Beli?

    Jakarta: Harga emas Antam kembali bikin heboh! Hari ini, harga emas batangan naik ke level tertinggi sepanjang masa, mengukuhkan tren bullish yang terus berlanjut.
     
    Apakah ini saat yang tepat untuk menjual atau justru momen terbaik untuk menambah koleksi emas? Yuk, simak ulasannya!
    Harga emas Antam hari ini tertinggi sepanjang sejarah
    Mengacu pada laman resmi Logam Mulia, Kamis, 20 Maret 2025, harga emas Antam dibanderol Rp1,774 juta per gram, naik Rp15 ribu dibanding kemarin yang masih di level Rp1,759 juta per gram. Kenaikan ini juga tercermin pada harga buyback (harga jual kembali), yang naik lebih tinggi sebesar Rp16 ribu menjadi Rp1,624 juta per gram.
     

    Daftar harga emas Antam berbagai ukuran
    Berikut adalah rincian harga emas Antam berdasarkan ukuran:
     
    Emas batangan 0,5 gram: Rp937 ribu.
    Emas batangan 1 gram: Rp1,774 juta.
    Emas batangan 2 gram: Rp3,488 juta.
    Emas batangan 3 gram: Rp5,207 juta.
    Emas batangan 5 gram: Rp8,645 juta.
    Emas batangan 10 gram: Rp17,612 juta.
    Emas batangan 25 gram: Rp42,962 juta.
    Emas batangan 50 gram: Rp85,845 juta.
    Emas batangan 100 gram: Rp171,612 juta.
    Emas batangan 250 gram: Rp428,765 juta.
    Emas batangan 500 gram: Rp857,320 juta.
    Emas batangan 1.000 gram: Rp1,714 miliar.
    Kenapa harga emas naik?
    Kenaikan harga emas ini bukan tanpa alasan. Beberapa faktor utama yang mendorong lonjakan harga emas Antam antara lain:

    Ketidakpastian Ekonomi Global – Gejolak ekonomi dunia dan kebijakan suku bunga memicu peningkatan permintaan emas sebagai aset safe haven.
     
    Melemahnya Nilai Rupiah – Saat rupiah melemah terhadap dolar AS, harga emas dalam negeri cenderung ikut naik.
     
    Kenaikan Harga Emas Dunia – Pergerakan harga emas di pasar global sangat berpengaruh terhadap harga emas Antam di dalam negeri.
     

    Saatnya Jual atau Justru Beli?
    Nah, dengan harga emas yang makin tinggi, muncul pertanyaan besar: haruskah kita menjual atau membeli sekarang?
     
    1. Saatnya Jual Jika…
     
    – Kamu sudah untung besar dari investasi emas sebelumnya.
    – Punya tujuan keuangan lain yang lebih mendesak, seperti kebutuhan dana darurat atau investasi di instrumen lain yang lebih menguntungkan.
    – Memiliki emas dalam jumlah banyak dan ingin melakukan diversifikasi aset.
     
    2. Saatnya Beli Jika…
     
    – Kamu berinvestasi untuk jangka panjang dan masih percaya harga emas akan terus naik di masa depan.
    – Membeli emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.
    – Tidak keberatan dengan volatilitas harga emas dalam jangka pendek.
     
    Harga emas Antam memang sedang meroket, tapi keputusan untuk menjual atau membeli tetap harus disesuaikan dengan tujuan keuangan masing-masing. Kalau kamu sudah untung dan butuh dana, menjual bisa jadi pilihan yang bijak. Tapi kalau kamu percaya harga emas masih bisa naik lebih tinggi, menambah koleksi emas juga bukan ide yang buruk.
     
    Bagaimana menurut kamu? Mau jual atau beli hari ini? Yuk, tentukan strategi investasi emasmu dengan bijak!
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Wow! Prabowo Siapkan 21 Proyek Hilirisasi, Nilainya Rp 656 Triliun

    Wow! Prabowo Siapkan 21 Proyek Hilirisasi, Nilainya Rp 656 Triliun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tengah menyiapkan setidaknya 21 proyek hilirisasi. Adapun investasi untuk proyek tersebut diperkirakan mencapai US$ 40 miliar atau sekitar Rp 656 triliun (kurs Rp 16.400 per dolar AS).

    Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan bahwa pemerintah sudah membentuk satuan tugas (satgas) hilirisasi yang diketuai oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan diwakili oleh beberapa Menteri terkait yakni Menteri Investasi, Menteri Pertanian, Menteri Kelautan dan lainnya.

    “Satuan Tugas Hilirisasi ada beberapa tugas, antara lain meningkatkan koordinasi kebijakan dengan Pemda, menerapkan standar prioritas usaha dan penerimaan negara. Tidak hanya koordinasi tadi percepatan hilirisasi,” terang Dadan dalam acara CNBC Indonesia Mining Forum, dikutip Kamis (20/3/2025).

    Dengan dibentuknya Satgas Hilirisasi, tercatat ada sekitar 21 proyek hilirisasi yang akan dijalankan. Gak mendadak, Dadan menegaskan bahwa seluruh master plan sudah disusun.

    “Seluruh master plan disusun di pemerintahan sebelumnya. Dilakukan kurasi proyek prioritas untuk 21 proyek senilai US$ 40 miliar,” terang Dadan.

    Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno merinci, dari 21 proyek hilirisasi tersebut, terdapat 4 proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME), 1 proyek hilirisasi besi, 1 proyek hilirisasi alumina, 1 proyek hilirisasi aluminium, 2 proyek hilirisasi tembaga, dan 2 proyek hilirisasi nikel.

    Nah, nilai investasi dari proyek hilirisasi yang terbesar adalah proyek gasifikasi batu bara menjadi DME. Yang diperkirakan mencapai US$ 11 miliar atau sekitar Rp 180 triliun (asumsi kurs Rp 16.450 per US$).

    “Paling gede DME, DME-nya 4. DME-nya 4 itu sekitar US$ 11 miliar,” kata Tri ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Rabu (5/3/2025).

    (wia)

  • Dolar AS Pagi Ini Berapa? Cek di Sini – Page 3

    Dolar AS Pagi Ini Berapa? Cek di Sini – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS setelah pernyataan dovish dari Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell. Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyebutkan bahwa pelemahan dolar AS menjadi salah satu faktor utama yang mendorong penguatan rupiah.

    “Rupiah memiliki peluang menguat setelah Ketua The Fed memberikan sinyal dovish dengan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS serta mengisyaratkan dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini,” ujar Lukman dikutip dari ANTARA, Kamis (20/3/2025).

    Jerome Powell memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat turun dari 2,1 persen menjadi 1,7 persen. Selain itu, suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR) diperkirakan akan turun dari level saat ini 4,25-4,50 basis poin menjadi 3,75-4,00 basis poin.

    Berdasarkan data dari Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX), pasar sebelumnya memang telah memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga di kisaran tersebut.

    Namun, proyeksi terbaru mengenai ekonomi AS menjadi perhatian utama pasar global, terutama karena kekhawatiran akan potensi resesi akibat kebijakan perdagangan yang agresif.

    Sentimen Pasar Dipengaruhi Risiko Resesi dan Inflasi

    Saat ini, sentimen pasar juga tertekan oleh kekhawatiran meningkatnya tarif impor AS yang berpotensi memperburuk inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

    Kondisi ini mendorong peningkatan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas, serta membuat investor mencermati potensi penurunan suku bunga oleh The Fed di paruh kedua 2025.

    Meski demikian, Lukman mengingatkan bahwa penguatan rupiah kemungkinan akan terbatas karena sentimen domestik masih belum stabil. Salah satu faktor yang mempengaruhi ialah kondisi pasar saham dalam negeri.

    Pada Selasa (18/3), Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan trading halt setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari 5 persen. Penurunan IHSG dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap kondisi perekonomian, defisit anggaran, penurunan peringkat saham, hingga isu pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani.