Produk: dolar AS

  • Rupiah Anjlok terhadap Dolar AS, Bos VKTR Pilih Transaksi Pakai Renminbi – Page 3

    Rupiah Anjlok terhadap Dolar AS, Bos VKTR Pilih Transaksi Pakai Renminbi – Page 3

    Diwartakan sebelumnya, rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah melemah sebesar 66 poin atau 0,40 persen menjadi Rp 16.568 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.502 per dolar AS pada penutupan perdagangan Senin ini di Jakarta. 

    Sedangkan Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga melemah ke level Rp 16.561 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.501 per dolar AS.

    Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah dan telah menyentuh level 16.620 terhadap Dolar Amerika Serikat. 

    Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi menuturkan, gerak rupiah yang lesu terhadap dolar AS terjadi seiring kondisi eksternal dengan ketegangan geopolitik yang terus memanas. Ketegangan ini salah satunya sikap Amerika Serikat (AS) terhadap Iran, yang memberikan satu ultimatum perang atau menghentikan reaktor nuklir. 

    Kemudian juga ada ketegangan di Gaza yang kembali memanas setelah Israel melancarkan serangan darat tahap kedua, hingga memicu demonstrasi di antara masyarakat Israel sendiri.

    “Di sisi lainpun juga tentang masalah kelompok Houthi di Yaman yang terus melakukan penyerangan terhadap kapal-kapal berlayar di Laut Hitam, begitu masif sehingga hampir 80 persen kapal-kapal dagang yang melalui Laut Hitam itu mereka berbelok ke Afrika,” papar Ibrahim dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (25/3/2025).

     

     

  • Rupiah Terburuk sejak Krisis Moneter, Awas Harga Melonjak hingga Beban Utang Meningkat

    Rupiah Terburuk sejak Krisis Moneter, Awas Harga Melonjak hingga Beban Utang Meningkat

    Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat anjlok hingga mencapai level terburuk sejak krisis keuangan 1998 pada hari ini, Selasa (25/3/2025). Ekonom menjelaskan pelemahan nilai rupiah tersebut akan berdampak ke kenaikan harga barang/jasa hingga beban utang pemerintah yang semakin berat.

    Dilansir dari Bloomberg, rupiah sempat melemah 0,5% ke level Rp16.642 per dolar AS pada Selasa (25/3/2025). Level itu merupakan level terlemah rupiah di hadapan dolar AS sejak krisis keuangan pada Juni 1998. 

    Ekonom Center on Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet menjelaskan dampak pasti yang akan terasa yaitu dari sisi perdagangan. Alasannya, pelemahan rupiah akan membuat biaya atau selisih yang ditanggung untuk membayar kebutuhan barang impor relatif menjadi lebih mahal.

    “Ketika nilai impor menjadi lebih besar, pelaku usaha atau industri berpotensi untuk melakukan penyesuaian harga. Penyesuaian harga yang dilakukan bukan tidak mungkin akan ditransmisikan ke harga yang harus ditanggung oleh konsumen atau masyarakat,” ujar Yusuf kepada Bisnis, Selasa (25/3/2025).

    Dengan demikian, terjadi kenaikan harga konsumen. Pada akhirnya, kelemahan nilai tukar rupiah ataupun perubahan nilai tukar secara umum menyebabkan peningkatan inflasi di dalam negeri.

    Di samping itu, Yusuf menjelaskan pelemahan nilai tukar rupiah juga akan berdampak ke signifikan terhadap struktur APBN baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran.

    Di sisi penerimaan, sambungnya, depresiasi rupiah cenderung meningkatkan nilai ekspor yang dihitung dalam rupiah karena produk-produk ekspor menjadi lebih kompetitif di pasar internasional. Dalam hal ini, dampaknya akan positif.

    “Hal ini berpotensi menambah penerimaan devisa yang pada gilirannya mendukung peningkatan pajak terkait ekspor dan penerimaan non pajak dari sektor komoditas, terutama yang bernilai tinggi dan dihargai dalam mata uang asing,” jelasnya.

    Selain itu, meski volume impor bisa menurun karena harga yang relatif lebih mahal, nilai impor yang lebih tinggi dalam rupiah juga dapat meningkatkan penerimaan dari bea masuk dan pajak impor.

    Di sisi pengeluaran, Yusuf menjelaskan pelemahan rupiah cenderung membengkakkan pos-pos yang terkait dengan pembayaran utang luar negeri serta pengadaan barang dan jasa impor.

    Artinya, jika pemerintah memiliki utang yang berbasis mata uang asing maka beban bunga dan pelunasan pokok utang akan meningkat secara nominal dalam rupiah sehingga menekan sisi belanja APBN.

    Tak sampai situ, pengadaan barang impor untuk kebutuhan operasional dan belanja modal pemerintah juga akan mengalami kenaikan harga sehingga berdampak pada peningkatan pengeluaran.

    “Kondisi ini berpotensi memicu inflasi yang, pada gilirannya, dapat menambah beban pengeluaran untuk subsidi atau program penyesuaian sosial guna menjaga daya beli masyarakat,” ungkap Yusuf.

    Dia pun mendorong agar pemerintah meninjau kembali asumsi nilai tukar yang digunakan dalam penyusunan APBN 2025. Menurutnya, langkah tersebut krusial agar proyeksi penerimaan dan pengeluaran negara mencerminkan kondisi pasar yang lebih realistis.

    “Dengan menyesuaikan asumsi, pemerintah dapat mengantisipasi pembengkakan biaya utang dan harga barang impor serta memaksimalkan potensi peningkatan penerimaan dari sektor ekspor,” tutup Yusuf.

  • Perlukah Negara-negara Afrika Terapkan Pajak Bagi Kaum Super Kaya?

    Perlukah Negara-negara Afrika Terapkan Pajak Bagi Kaum Super Kaya?

    Jakarta

    Saat semua pemerintah berjuang mencari dana untuk meningkatkan layanan kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan kebutuhan lainnya, negara-negara Afrika justru semakin terbebani oleh utang yang terus meningkat.

    Selama bertahun-tahun, pemerintah Afrika rata-rata menghabiskan lebih banyak anggaran untuk membayar utang dibandingkan untuk sektor kesehatan. Di saat yang sama, inflasi semakin mempersempit kemampuan mereka untuk berinvestasi. Untuk keluar dari lingkaran ini, banyak pemerintah mulai mencari sumber pendapatan baru.

    “Banyak negara memilih jalur termudah, yakni mengambil keuntungan dari sumber yang paling mudah dijangkau,” kata Alvin Mosioma, pakar perpajakan yang juga menjabat sebagai wakil direktur program ekonomi dan iklim di Open Society Foundation, Nairobi.

    “Pemerintah memberlakukan pajak konsumsi karena mereka tahu bahwa masyarakat tetap harus berbelanja. Pajak seperti ini tidak bisa dihindari,” ujar Mosioma kepada DW.

    Pajak konsumsi terbaru memicu kemarahan warga

    Di Kenya, warga yang sudah kesulitan akibat inflasi semakin marah dengan rencana pajak baru. Setelah Presiden William Ruto mengumumkan pada Juni 2024 bahwa pemerintah akan mengurangi utang nasional dengan menerapkan pajak baru pada makanan dan barang konsumsi, gelombang protes besar-besaran meletus. Tekanan publik yang kuat memaksa Ruto membatalkan rencana tersebut dan merombak sebagian besar kabinetnya.

    Perlawanan yang didominasi oleh Generasi Z ini, juga menginspirasi aksi serupa di Nigeria, Uganda, dan Ghana. Namun, di negara-negara tersebut, protes lebih berfokus pada meningkatnya biaya hidup yang semakin membebani masyarakat miskin.

    Menurut Mosioma, setiap negara harus menghitung tingkat kekayaan secara spesifik untuk mengatasi ketimpangan.

    Seruan untuk pajak kekayaan makin kuat

    Kesenjangan antara si kaya dan si miskin semakin melebar, dan ini bukan hanya terjadi di Afrika. Laporan terbaru dari NGO Oxfam mengungkapkan bahwa 60% populasi termiskin di dunia telah kehilangan kekayaan gabungan sebesar 20 miliar dolar AS (sekitar Rp330 triliun) sejak 2020.

    Sementara itu, para miliarder justru semakin kaya, dengan total kekayaan mereka bertambah 3,3 triliun dolar AS (sekitar Rp54 ribu triliun) dalam periode yang sama. Oxfam mencatat bahwa “kekayaan mereka tumbuh tiga kali lebih cepat dibandingkan laju inflasi.” Karena itu, NGO tersebut kembali mengusulkan pajak kekayaan, yakni sebuah gagasan yang sebenarnya telah lama diperbincangkan.

    Pada November lalu, di bawah kepemimpinan Brasil, G20 menyepakati formula kompromi untuk perpajakan yang lebih efektif bagi kaum super kaya. Namun, usulan pajak tahunan sebesar 2% atas kekayaan mereka gagal disetujui karena mendapat penolakan dari Jerman dan Amerika Serikat.

    Afrika Selatan kini menjadikan isu ini sebagai prioritas dalam kepemimpinannya di G20. Pada April 2020, sejumlah akademisi Afrika Selatan mengusulkan pajak kekayaan solidaritas untuk membiayai bantuan COVID-19. Salah satu pendukungnya adalah ekonom Aroop Chatterjee dari Universitas Witwatersrand di Johannesburg, yang meneliti ketimpangan kekayaan.

    “Untuk mengatasi ketimpangan, kita harus melihat lebih dalam dan mempengaruhi proses yang menyebabkannya. Pajak kekayaan hanyalah salah satu alat kebijakan untuk menghasilkan pendapatan. Masih banyak hal lain yang perlu dilakukan setelahnya,” ujar Chatterjee kepada DW.

    Chatterjee juga mengingatkan potensi dampak negatif dari pajak kekayaan: “Selalu ada risiko pelarian modal, baik dalam bentuk penghindaran pajak yang legal maupun penggelapan pajak yang ilegal,” katanya. “Namun, kami telah mempertimbangkan faktor ini dalam perhitungan kami.”

    Afrika Selatan punya jutawan terbanyak dan ketimpangan terbesar

    Tidak ada negara di dunia dengan distribusi pendapatan yang paling timpang, selain di Afrika Selatan. Dalam perhitungan Bank Dunia, negara ini secara konsisten menempati peringkat teratas dalam indeks Gini, indikator matematika yang mengukur ketimpangan ekonomi di berbagai negara.

    Ekonom Aroop Chatterjee menilai bahwa sejarah dan institusi di Afrika Selatan memainkan peran besar dalam ketimpangan ini. “Pola akumulasi kekayaan yang terbentuk selama era kolonial dan apartheid masih berlanjut hingga kini. Ini mencakup diskriminasi rasial dalam kepemilikan tanah dan partisipasi ekonomi secara keseluruhan,” jelasnya.

    Afrika Selatan juga menjadi sorotan dalam berbagai survei. Laporan Africa Wealth Report dari konsultan kekayaan Inggris, Henley & Partners, mencatat bahwa negara ini memiliki 37.400 jutawan dalam dolar AS, yaitu orang-orang dengan aset lebih dari satu juta dolar AS.

    Angka ini mewakili lebih dari seperempat total jutawan di Afrika, dan Johannesburg menjadi rumah bagi hampir satu dari sepuluh jutawan di benua itu, diikuti oleh Cape Town di peringkat kedua.

    Pajak kekayaan dan fenomena ‘bangkitnya oligarki’

    Di Open Society Foundation, Mosioma melihat kendala dalam upaya negara mengenakan pajak lebih tinggi pada orang-orang terkaya. Salah satu tantangan utamanya adalah bahwa otoritas pajak sering kali tidak memiliki data lengkap tentang aset mereka, seperti properti, investasi, dan dana tersembunyi.

    Para miliarder dapat memindahkan aset mereka dengan cepat, membuat negara sulit mengejarnya. Meski begitu, kata Mosioma, otoritas pajak di Kenya dan Uganda kini telah membentuk unit khusus yang berfokus pada individu terkaya.

    Tantangan lainnya adalah banyak politisi, terutama di Kenya, berasal dari kalangan kaya sehingga pajak kekayaan akan berdampak langsung pada mereka sendiri. Mosioma menyebut fenomena ini sebagai “bangkitnya oligarki.” Menurutnya, pajak kekayaan yang efektif hanya dapat diterapkan oleh politisi yang tidak memiliki kepentingan pribadi di dalamnya. “Mereka harus berasal dari elite politik, tetapi tidak boleh mengorbankan kebijakan demi kepentingan ekonomi mereka sendiri,” ujarnya.

    Tapi ada harapan baru dari Senegal, yakni oposisi sayap kiri menang telak dalam pemilu tahun lalu. Namun, keberhasilan pajak kekayaan tetap bergantung pada berbagai faktor, termasuk kemauan politik, efektivitas otoritas pajak, dan kebijakan yang jelas.

    Hingga kini, belum ada satu pun pemerintah di Afrika yang benar-benar menerapkan pajak kekayaan sebagai instrumen untuk mengurangi ketimpangan dan memastikan para miliarder berkontribusi lebih banyak bagi kesejahteraan publik.

    Diadaptasi dari artikel DW bahasa Inggris

    Lihat juga Video: Yoo Yeon Seok Tersandung Kasus Pajak Rp 79,1 Miliar

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rupiah Terperosok ke Level Terlemah Sejak 1998, Mungkinkah Tembus Rp17.000?

    Rupiah Terperosok ke Level Terlemah Sejak 1998, Mungkinkah Tembus Rp17.000?

    PIKIRAN RAKYAT – Nilai tukar rupiah kembali tertekan. Pada pembukaan perdagangan Selasa pagi, rupiah melemah sebesar 42 poin atau 0,26 persen menjadi Rp16.610 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.568 per dolar AS. Pelemahan ini mencatatkan level terlemah sejak krisis moneter 1998.

    Penyebab Rupiah Melemah

    Menurut Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi, pelemahan rupiah dipicu oleh sikap hati-hati investor terhadap potensi risiko dari tarif perdagangan Amerika Serikat (AS).

    “Pelaku pasar menilai potensi risiko dari tarif perdagangan AS yang akan datang. Sentimen pasar bersikap hati-hati menyusul laporan bahwa Presiden Donald Trump berencana untuk menerapkan pendekatan yang lebih selektif terhadap tarif timbal balik mulai 2 April,” tuturnya.

    Donald Trump mengulangi ancamannya pada Minggu 16 Maret 2025 terkait tarif timbal balik, yang diperkirakan memperparah ketegangan perdagangan global. Akibatnya, pasar global diliputi ketidakpastian.

    Selain faktor eksternal, kondisi ekonomi dalam negeri juga menambah tekanan pada rupiah. Banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran berdampak pada daya beli masyarakat, yang masih belum pulih sejak akhir tahun lalu.

    “Di 2024, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut dari Mei hingga September 2024, yang ternyata berlanjut di dua bulan pertama 2025 ini,” ujar Ibrahim Assuabi.

    Lebaran yang biasanya menjadi momentum pemulihan konsumsi pun diprediksi tidak akan berjalan optimal.

    “Perputaran uang selama periode lebaran biasanya cenderung meningkat. Tapi kali ini, daya beli yang lemah bisa meredam dampak positif itu bagi sektor ritel, pariwisata, makanan dan minuman, serta transportasi,” ucap Ibrahim Assuabi.

    Kepercayaan Investor di Bursa Saham Tergerus

    Ariston Tjendra, Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, menyoroti bahwa pelemahan rupiah juga dipicu oleh menurunnya kepercayaan investor terhadap pasar modal dalam negeri.

    “Kepercayaan investor terhadap bursa saham dalam negeri turut memberikan tekanan ke rupiah. Pesimisme pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri, terefleksi di pergerakan indeks saham BEI (Bursa Efek Indonesia),” katanya.

    Sejak awal tahun, IHSG tercatat melemah 931,21 poin atau 13,13 persen year-to-date (ytd), dari posisi 7.164 pada 2 Januari 2025 ke 6.161,22 per 24 Maret 2025. Ditambah lagi, indeks dolar AS juga naik ke kisaran 104,30 dari sebelumnya 104,10. Ini makin menekan posisi rupiah.

    “Pasar masih mengantisipasi dampak negatif dari kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang akan segera diberlakukan tanggal 2 April, serta kekhawatiran baru dari konflik di Timur Tengah,” tutur Ariston Tjendra.

    Terlemah Sejak 1998

    Pada pukul 09.10 WIB, rupiah menembus Rp16.620 per dolar AS atau melemah 0,39 persen, menjadikannya level terlemah sejak krisis moneter 1998.

    Pada saat pandemi lima tahun lalu, rupiah sempat menyentuh Rp16.575 per dolar AS. Sementara saat krisis moneter 1998, rupiah terpuruk hingga Rp16.650 per dolar AS pada 17 Juni 1998.

    Di pasar Non-Deliverable Forward (NDF), rupiah diperdagangkan di level Rp16.667 per dolar AS untuk kontrak satu bulan. Mayoritas mata uang Asia pun ikut melemah, dengan baht Thailand memimpin pelemahan 0,52 persen.

    Akankah Tembus Rp17.000?

    Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies), Anthony Budiawan, memperingatkan bahwa tren ini berpotensi membawa rupiah ke level Rp17.000 per dolar AS — atau bahkan lebih buruk.

    “Kalau melihat tren seperti ini, kemungkinan kurs rupiah akan tembus Rp17.000 sangat besar, bahkan bisa lebih buruk dari itu,” ucapnya.

    Menurut Anthony Budiawan, stabilisasi rupiah menjadi tanggung jawab Bank Indonesia yang seharusnya independen dari pemerintah.

    Selama periode Gubernur Bank Indonesia di bawah Perry Warjiyo sejak Mei 2018, rupiah sudah terdepresiasi dari sekitar Rp14.000 per dolar AS menjadi lebih dari Rp16.500 saat ini. Bank Indonesia nampaknya tidak berdaya menjaga rupiah agar tidak terus melemah.

    Padahal, dia mengatakan fundamental ekonomi Indonesia sangat bagus. Jadi, seharusnya tidak ada alasan nilai tukar rupiah melemah. Namun, faktanya nilai tukar rupiah terus melemah.

    “Kenapa? Apakah berarti ada salah kebijakan? Hanya Bank Indonesia yang dapat menjelaskannya,” ujar Anthony Budiawan.

    Pasar kini menanti respons dan kebijakan yang akan diambil Bank Indonesia untuk memperkuat rupiah dan menahan agar kurs tidak semakin terperosok.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Nilai Tukar Rupiah Terpukul! Anjlok 75 Poin Gara-gara Tarif Trump

    Nilai Tukar Rupiah Terpukul! Anjlok 75 Poin Gara-gara Tarif Trump

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali mengalami pelemahan pada Selasa perdagangan (25/3/2025) pagi. Pelemahan ini dipengaruhi oleh kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump.

    Mengutip Bloomberg menyebut nilai tukar rupiah hingga pukul 09.23 WIB di pasar spot exchange melemah sebesar 75 poin atau 0,45% ke posisi Rp 16.642 per dolar AS.

    Reuters melaporkan penguatan dolar AS didorong oleh data sektor jasa yang solid serta optimisme hati-hati terhadap kebijakan tarif yang diumumkan Trump.

    Trump menyatakan, tidak semua tarif yang direncanakan akan diberlakukan mulai 2 April, dan beberapa negara berpotensi mendapatkan pengecualian.

    Pernyataan tersebut meredakan kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi AS, sehingga mendorong penguatan dolar dan meningkatkan sentimen di Wall Street.

    Beberapa mata uang Asia yang tertekan dolar AS, yakni dolar Singapura yang turun tipis 0,04% menjadi 1,33 dolar Singapura per dolar AS, bath Thailand turun 0,28% menjadi 34 baht per dolar AS, won Korea yang turun 0,13% menjadi 1,47 won per dolar AS, dan ringgit Malaysia melemah 0,19% menjadi 4,43 ringgit per dolar AS.

    Sementara, saat nilai tukar rupiah hari ini turun, beberapa mata uang Asia catat kenaikan, seperti yen Jepang naik 0,03% menjadi 150,5 yen per dolar AS dan rupe India yang naik 0,40% menjadi 85,6 rupe per dolar AS.

  • Harga Emas Turun Imbas Dolar AS Menguat dan Kebijakan Trump

    Harga Emas Turun Imbas Dolar AS Menguat dan Kebijakan Trump

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas kembali mengalami penurunan pada perdagangan Senin (24/3/2025), tertekan oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua minggu. Selain itu, pelaku pasar juga mencermati sikap Presiden AS Donald Trump yang lebih berhati-hati dalam menentukan kebijakan tarif bagi mitra dagang.

    Mengutip CNBC International, Selasa (25/3/2025), harga emas spot melemah 0,6% menjadi US$ 3.006,84 per ons. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS turun 0,2% dan ditutup di level US$ 3.015,6 per ons.

    “Kita telah mencetak rekor demi rekor, dan sekarang pasar sedang mengonsolidasikan keuntungan tersebut, didukung oleh penguatan dolar AS,” ujar Kepala Strategi Komoditas TD Securities Bart Melek.

    Sejak awal tahun, harga emas telah mencetak rekor tertinggi sebanyak 16 kali dan bahkan mencapai puncak sepanjang masa di US$ 3.057,21 pada pekan lalu. Sebagai aset yang sering dijadikan lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, emas cenderung menguat dalam kondisi suku bunga yang lebih rendah.

    Pada Senin (24/3/2025), dolar AS mengalami kenaikan 0,2%, mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua minggu. Kenaikan ini menyebabkan emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi investor di luar AS.

    Sementara itu, pada Jumat (21/3/2025), Trump memberikan sinyal kemungkinan fleksibilitas dalam kebijakan tarif yang akan mulai diterapkan pada 2 April. Kebijakan ini dikhawatirkan dapat meningkatkan inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi AS.

    Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee dan Presiden The Fed New York John Williams menyatakan, masih terlalu dini untuk menilai dampak ekonomi dari kebijakan tarif yang diumumkan Trump.

    Pekan lalu, The Fed mempertahankan suku bunga acuannya serta mengindikasikan kemungkinan dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing sebesar 0,25 poin persentase pada tahun ini.

    Kini, pelaku pasar menantikan rilis data personal consumption expenditures (PCE) AS pada Jumat mendatang, yang merupakan indikator inflasi utama bagi The Fed.

    Di sisi lain, pejabat AS dan Rusia mengadakan perundingan di Arab Saudi guna mencapai kesepakatan gencatan senjata yang lebih luas di Ukraina. Washington juga tengah mengupayakan kesepakatan terpisah terkait gencatan senjata di Laut Hitam sebelum menyusun perjanjian yang lebih besar.

    “Apabila dalam pekan ini perundingan di Arab Saudi memberikan hasil positif dan menyebabkan harga emas turun, saya memperkirakan emas akan segera diborong kembali oleh investor,” ujar Senior Market Strategist RJO Futures Bob Haberkorn.

    Selain harga emas turun, harga perak spot ikut turun 0,2% menjadi US$ 32,97 per ons, platinum melemah 0,5% ke US$ 970,47 per ons, dan paladium turun 0,9% ke US$ 949,25 per ons.

  • Naik atau Turun H-6 Lebaran?

    Naik atau Turun H-6 Lebaran?

    PIKIRAN RAKYAT – Menjelang Hari Raya Lebaran, pergerakan harga emas menjadi perhatian utama bagi investor dan masyarakat umum. Pada tanggal 25 Maret 2025, harga emas menunjukkan fluktuasi di berbagai platform perdagangan. Berikut adalah rinciannya:

    Harga Emas di Indogold

    Harga Emas Logam Mulia 99,99%:

    Harga beli: Rp1.644.573 /gram
    Harga jual: Rp1.606.000 /gram

    Harga Perak Murni 99,9%:

    Harga beli: Rp23.210
    Harga jual: Rp16.950

    Harga Emas di Pegadaian

    Beli Emas: Rp16.590 /0,01 gram
    Jual Emas: Rp16.090 /0,01 gram

    Harga Emas di Galeri24, Antam, dan UBS

    Berikut adalah perbandingan harga emas di Galeri24, Antam, dan UBS dalam berbagai ukuran:

    0,5 gram:

    Galeri24: Rp940.000
    Antam: Rp957.000
    UBS: Rp950.000

    Pada tanggal 25 Maret 2025, harga emas menunjukkan fluktuasi di berbagai platform perdagangan. Ini rinciannya.*

    1 gram:

    Galeri24: Rp1.744.000
    Antam: Rp1.810.000
    UBS: Rp1.756.000

    2 gram:

    Galeri24: Rp3.421.000
    Antam: Rp3.557.000
    UBS: Rp3.485.000

    3 gram:

    Galeri24: –
    Antam: Rp5.310.000
    UBS: –

    5 gram:

    Galeri24: Rp8.460.000
    Antam: Rp8.815.000
    UBS: Rp8.612.000

    10 gram:

    Galeri24: Rp16.803.000
    Antam: Rp17.574.000
    UBS: Rp17.131.000

    25 gram:

    Galeri24: Rp41.964.000
    Antam: Rp43.806.000
    UBS: Rp42.743.000

    50 gram:

    Galeri24: Rp83.862.000
    Antam: Rp87.530.000
    UBS: Rp85.309.000

    100 gram:

    Galeri24: Rp167.706.000
    Antam: Rp176.980.000
    UBS: Rp170.550.000

    250 gram:

    Galeri24: Rp418.932.000
    Antam: Rp437.178.000
    UBS: Rp426.249.000

    500 gram:

    Galeri24: Rp837.864.000
    Antam: Rp874.141.000
    UBS: Rp851.495.000

    1.000 gram:

    Galeri24: Rp1.675.727.000
    Antam: Rp1.748.240.000
    UBS: –

    Harga emas dalam berbagai ukuran (0,5 gram hingga 1.000 gram) menunjukkan variasi antara ketiga platform ini. Secara umum terlihat adanya penurunan harga di Galeri24, dan kenaikan harga di Antam.

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Emas

    – Pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan tingkat pengangguran di negara-negara besar memengaruhi permintaan emas sebagai aset lindung nilai.

    – Fluktuasi nilai tukar dolar AS, sebagai mata uang acuan perdagangan emas, berdampak langsung pada harga emas dalam mata uang lain.

    – Kebijakan suku bunga bank sentral, terutama Federal Reserve AS, memengaruhi daya tarik emas dibandingkan instrumen investasi lain.

    – Hukum permintaan dan penawaran berlaku untuk emas, dengan peningkatan permintaan atau penurunan penawaran mendorong kenaikan harga.

    – Ketegangan politik, perang, dan ketidakstabilan global meningkatkan permintaan emas sebagai aset “safe haven”.

    Tips Investasi Emas

    – Pelajari tren harga emas, faktor-faktor yang memengaruhi, dan platform perdagangan yang terpercaya.

    – Pilih toko emas, pegadaian, atau platform daring yang memiliki reputasi baik dan menawarkan sertifikat keaslian.

    – Simpan emas di tempat yang aman, seperti brankas di rumah atau layanan penyimpanan brankas bank.

    – Ikuti perkembangan harga emas secara berkala melalui berita ekonomi, situs web keuangan, atau aplikasi investasi.

    – Jangan menempatkan semua dana investasi Anda dalam emas. Seimbangkan dengan instrumen investasi lain, seperti saham, obligasi, atau reksa dana.

    Disclaimer: Harga emas dapat berubah sewaktu-waktu. Informasi ini bersifat informatif dan bukan merupakan saran investasi. Selalu perhatikan kondisi pasar, sebelum melakukan investasi.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Harga Emas Perhiasan Hari Ini 25 Maret 2025: Turun Jelang Lebaran

    Harga Emas Perhiasan Hari Ini 25 Maret 2025: Turun Jelang Lebaran

    PIKIRAN RAKYAT – Menjelang Hari Raya Idul Fitri, pergerakan harga emas perhiasan menjadi perhatian masyarakat, terutama bagi mereka yang menjadikannya sebagai koleksi atau investasi.

    Pada tanggal 25 Maret 2025, harga emas perhiasan menunjukkan tren penurunan di berbagai kadar karat. Berikut adalah rinciannya:

    Harga Emas Spot 25 Maret 2025 (Per Karat)

    Emas 10 Karat:

    Per Gram: Rp669.285 (Turun 261,98)

    Per Ons: Rp20.817.093 (Turun 8.148,57)

    Per Kilogram: Rp669.285.067 (Turun 261.982,65)

    Emas 14 Karat:

    Per Gram: Rp936.999 (Turun 366,78)

    Per Ons: Rp29.143.930 (11.408,00)

    Per Kilogram: Rp936.999.094 (366.775,71)

    Emas 18 Karat:

    Per Gram: Rp1.204.713 (Turun 471,57)

    Per Ons: Rp37.470.767 (Turun 14.667,43)

    Per Kilogram: Rp1.204.713.121 (Turun 471.568,77)

    Calon pembeli memilih perhiasan emas di Toko Perhiasan Sari Mulya, Jalan Panorama, Lembang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (22/3/2025).

    Emas 22 Karat:

    Per Gram: Rp1.472.427 (Turun 576,36)

    Per Ons: Rp45.797.604 (Turun 17.926,86)

    Per Kilogram: Rp1.472.427.148 (Turun 576.361,84)

    Emas 24 Karat:

    Per Gram: Rp1.606.284 (Turun 628,76)

    Per Ons: Rp49.961.022 (Turun 19.556,57)

    Per Kilogram: Rp1.606.284.162 (Turun 628.758,37)

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Emas Perhiasan

    – Harga emas dunia merupakan faktor utama yang memengaruhi harga emas perhiasan di dalam negeri.

    – Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memengaruhi harga emas impor.

    – Permintaan dan penawaran perhiasan di pasar domestik memengaruhi harga.

    – Biaya produksi, termasuk biaya bahan baku dan tenaga kerja, memengaruhi harga jual perhiasan.

    – Tren dan mode perhiasan yang sedang populer memengaruhi permintaan dan harga.

    Tips Membeli Emas Perhiasan

    – Pilih toko perhiasan yang memiliki reputasi baik dan menawarkan sertifikat keaslian.

    – Sesuaikan kadar karat dengan kebutuhan dan anggaran Anda.

    – Pastikan perhiasan yang Anda beli memiliki sertifikat keaslian.

    – Pilih desain perhiasan yang sesuai dengan selera dan gaya Anda.

    – Emas perhiasan dapat menjadi investasi jangka panjang yang menguntungkan.

    Pantau terus pergerakan harga emas perhiasan dan lakukan pembelian atau penjualan dengan bijak.

    Disclaimer: Harga emas perhiasan dapat berubah sewaktu-waktu dan berbeda-beda di setiap daerah. Informasi ini bersifat informatif dan bukan merupakan saran investasi. Selalu perhatikan kondisi pasar, sebelum melakukan investasi.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Adik Eks Jubir KPK Febri Diansyah Tak Hadir Pemeriksaan Kasus SYL, Ikut Rapat soal Hasto – Halaman all

    Adik Eks Jubir KPK Febri Diansyah Tak Hadir Pemeriksaan Kasus SYL, Ikut Rapat soal Hasto – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Adik mantan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah, Fathroni Diansyah, tak menghadiri panggilan lembaga anti-rasuah terkait pemeriksaan dalam kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) oleh eks Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL).

    Menurut Febri, surat panggilan dari KPK, diterima mendadak sehari sebelum pemeriksaan, Minggu (23/3/2025), oleh Fathroni.

    Sementara, kata Febri, Fathroni sudah memiliki agenda lain, yakni rapat terkait kasus Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto.

    Fathroni diketahui tergabung dalam jajaran tim kuasa hukum Hasto, bersama sang kakak.

    “Surat baru diterima H-1 pada hari Minggu dan ada beberapa kegiatan lain hari ini (Senin)” ungkap Febri dalam keterangannya, Senin (24/3/2025).

    “Salah satu kegiatan hari ini adalah meeting bersama tim analis dan tim supporting pendampingan hukum perkara Pak Hasto Kristiyanto, karena Fathroni Diansyah juga masuk dalam tim tersebut,” jelasnya.

    Atas hal itu, Fathroni telah mengirim surat ke KPK untuk meminta penjadwalan ulang pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus SYL.

    “Tadi pagi (Senin) ia sudah kirim surat ke KPK, yang intinya menghormati panggilan sebagai saksi, namun meminta penjadwalan ulang,” ujar Febri.

    Terkait hubungan sang adik dengan kasus SYL, Febri menjelaskan, saat ia melakukan pendampingan hukum untuk mantan Mentan itu, Fathroni sedang magang di Visi Law Office.

    “Saat pendampingan hukum kasus SYL dia sedang menjalankan tugas magang advokat di Visi Law Office,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika Sugiarto, mengungkapkan pihaknya memeriksa adik Fathroni Diansyah, Senin, terkait kasus SYL.

    Pemeriksaan itu dijadwalkan berlangsung di Gedung Merah Putih KPK.

    “Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kavling 4 atas nama Fathroni Diansyah, seorang karyawan swasta,” jelas Tessa, Senin.

    Sebelumnya, KPK telah menggeledah kantor Visi Law Office, Rabu (19/3/2025).

    Tessa Mahardhika Sugiarto mengatakan penggeledahan kantor Visi Law Office terkait kasus TPPU SYL.

    “Benar (digeledah), terkait sprindik (surat perintah penyidikan) TPPU tersangka SYL,” kata dia, Rabu.

    Dalam penggeledahan kantor Visi Law Office, penyidik KPK menyita dua koper.

    Dua koper berukuran sedang itu masing-masing berwarna cokelat dan abu-abu.

    Diketahui, SYL telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus TPPU pada 13 Oktober 2023.

    Kasus ini merupakan pengembangan dari kasus korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan) oleh SYL saat menjabat sebagai Menteri.

    SYL diduga melakukan pencucian uang terkait kasus korupsi di Kementan.

    Dalam kasus TPPU itu, KPK hingga saat ini telah menyita sejumlah rumah hingga mobil milik SYL, termasuk Mercedes-Benz Sprinter di Perumahan Bumi Permata Hijau, Makassar, Sulawesi Selatan dan New Jimny.

    Terkait kasus korupsi di Kementan, SYL telah dijatuhi vonis 12 tahun penjara.

    Ia dinyatakan terbukti secara sah melakukan pemungutan kepada pejabat di Kementan dengan total hingga Rp44,2 miliar dan 30 ribu dolar AS.

    Uang hasil pungutan itu digunakan SYL untuk kebutuhan pribadi dan keluarganya, serta ke Partai NasDem.

    SYL diketahui mengajukan kasasi atas vonis yang diterimanya, tapi ditolak oleh Mahkamah AGung (MA).

    Vonisnya pun tak berkurang ataupun bertambah, alias tetap 12 tahun penjara.

    Selain itu, ia juga diwajibkan membayar uang pengganti sebesar Rp44.269.777.204 dan 30 ribu dolar AS.

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Ibriza Fasti/Ilham Rian Pratama)

  • Rupiah pada Senin pagi melemah jadi Rp16.504 per dolar AS

    Rupiah pada Senin pagi melemah jadi Rp16.504 per dolar AS

    Uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.

    Rupiah pada Senin pagi melemah jadi Rp16.504 per dolar AS
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 24 Maret 2025 – 11:57 WIB

    Elshinta.com – Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Senin pagi di Jakarta melemah sebesar 2 poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.504 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.502 per dolar AS.

    Sumber : Antara