Produk: dolar AS

  • Asosiasi hilir sawit-Forwatan berbagi manfaat produk turunan sawit

    Asosiasi hilir sawit-Forwatan berbagi manfaat produk turunan sawit

    Selain mendistribusikan bantuan sosial, kegiatan ini sekaligus menjadi sarana penyampaian informasi positif sawit kepada masyarakat.

    Jakarta (ANTARA) – Tiga asosiasi hilir sawit menggandeng Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) membagikan bantuan sosial berupa produk turunan sawit kepada pesantren dan yayasan yatim piatu menjelang Hari Raya Idul Fitri 2025.

    Ketiga asosiasi tersebut, yakni Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN), dan Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI).

    Direktur Eksekutif GIMNI Sahat Sinaga mengapresiasi kegiatan bakti sosial yang telah dijalankan selama ini, karena menunjukkan kontribusi dan manfaat positif produk hilir sawit bagi masyarakat.

    “Selain mendistribusikan bantuan sosial, kegiatan ini sekaligus menjadi sarana penyampaian informasi positif sawit kepada masyarakat,” ujar Sahat dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis.

    Bantuan bahan pangan yang diserahkan kepada tiga yayasan yatim piatu dan pesantren yang tersebar di Jakarta, Bogor, dan Depok, antara lain minyak goreng dan makanan yang mengandung produk turunan sawit.

    Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis oleh Ketua Forwatan Yuwono Ibnu Nugroho kepada pengelola Panti Asuhan Riyadhush Sholihin Kebayunan KH Bahruddin bersama 60 santrinya di Depok, Jawa Barat pada 21 Maret 2025 lalu.

    Bantuan juga diserahkan ke lembaga lain, yaitu Pesantren Yatim dan Dhuafa Assa’adah (Jakarta Selatan) dan Dompet Yatim dan Dhuafa (Depok).

    Sahat menambahkan Indonesia menerima banyak manfaat dari penggunaan sawit untuk kebutuhan pangan dan energi. Saat ini, terdapat 158 jenis produk turunan yang telah dihasilkan Indonesia sebagai produsen sawit terbesar di dunia.

    Sektor ini menyumbang devisa ekspor hingga 28,45 miliar dolar AS setara dengan Rp455 triliun, nilai ekspor tersebut didominasi oleh produk turunan kelapa sawit, dengan sekitar 93,5 persen volume ekspor merupakan produk olahan minyak sawit.

    “Semua produk tersebut menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dan mendukung kebutuhan sehari-hari. Jadi produk turunan sawit berkontribusi bagi perekonomian negara dan ekspor,” ujarnya pula.

    Ibnu Nugroho menambahkan kegiatan bakti sosial tersebut sekaligus memperkenalkan kebaikan produk turunan sawit kepada masyarakat, sehingga isu negatif seputar sawit dapat dicegah.

    Saat ini, katanya lagi, banyak informasi negatif atau hoaks mengenai sawit yang menyebar di masyarakat dengan tujuan membangun kebencian terhadap produk sawit.

    “Di sinilah peranan media mencegah beredarnya informasi hoaks dan negatif yang dapat mengganggu sektor industri hilir sawit. Jadi kami tegaskan bahwa sawit adalah produk asli Indonesia yang bermanfaat bagi bangsa ini,” ujarnya.

    Pewarta: Subagyo
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Ambrol, Dolar AS Makin Perkasa – Page 3

    Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Ambrol, Dolar AS Makin Perkasa – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, salah satu penyebab utama Nilai tukar Rupiah mengalami pelemahan dalam beberapa waktu terakhir adalah meningkatnya kekhawatiran terkait arah perang dagang yang diperkirakan akan berlanjut pada pekan depan.

    Ketidakpastian ini mendorong investor untuk mencari perlindungan dengan membeli Dolar AS sebelum libur panjang, sehingga menyebabkan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah.

    “Pelemahan nilai tukar Rupiah pada hari ini, salah satunya disebabkan oleh berlanjutnya kekhawatiran terkait arah perang dagang pada pekan depan, sehingga investor mengantisipasi risiko tersebut dengan melakukan pembelian Dolar AS sebelum libur panjang,” kata Josua kepada Liputan6.com, Kamis (27/3/2025).

    Selain faktor eksternal tersebut, pelemahan Rupiah juga dipicu oleh tren penurunan harga komoditas ekspor utama Indonesia dalam satu minggu terakhir.

    Komoditas seperti crude palm oil (CPO), batu bara, dan nikel mengalami koreksi harga yang cukup signifikan. Penurunan harga ini berpotensi memperlebar defisit transaksi berjalan Indonesia tahun ini. Dengan semakin memburuknya neraca perdagangan, pasar memproyeksikan nilai tukar Rupiah akan mengalami depresiasi lebih lanjut.

    “Selain dari sisi perang dagang, depresiasi nilai tukar Rupiah juga disebabkan oleh tren penurunan harga komoditas ekspor utama Indonesia, seperti CPO, batu bara, serta nikel dalam 1 minggu terakhir,” ujarnya.

    Penguatan Dolar AS dan Dampaknya ke Rupiah

    Di sisi lain, penguatan Dolar AS terhadap mayoritas mata uang global juga menjadi faktor yang memperberat tekanan terhadap Rupiah. Penguatan ini didorong oleh kombinasi beberapa faktor, seperti antisipasi perang dagang.

    Investor global cenderung mengalihkan investasinya ke aset yang lebih aman (safe haven) seperti Dolar AS untuk mengurangi risiko akibat ketidakpastian perdagangan global.

     

  • Mengukur dengan tepat melepaskan kita dari simpulan sesat

    Mengukur dengan tepat melepaskan kita dari simpulan sesat

    Jakarta (ANTARA) – Dalam dunia yang semakin kompleks dan banjir informasi, kemampuan untuk mengukur dan menilai dengan tepat menjadi sangat penting, tetapi juga semakin sulit.

    Butuh kemauan untuk menggali dan mendalami informasi untuk bisa menemukan tolok ukur yang tepat yang membawa kita kepada kesimpulan yang akurat.

    Seperti pepatah lama yang mengatakan, “Jika Anda mengukur sesuatu dengan cara yang salah, hasilnya juga pasti akan salah.”

    Coba bayangkan jika kita diminta untuk mengukur jumlah air di waduk Jatiluhur menggunakan sendok kecil. Atau, kita diminta untuk mengukur sekarung beras menggunakan timbangan bayi. Tentu saja, usaha kita akan sia-sia karena alat dan metode yang digunakan sangat tidak sesuai dengan tujuan tersebut. Jadi, jika waktu, metode, dan pembanding yang digunakan tidak tepat, maka kesimpulan yang kita ambil pun niscaya tidak akan tepat.

    Fenomena inilah yang seringkali terjadi ketika kita mencoba untuk menilai kebijakan pemerintah atau isu-isu sosial lainnya tanpa alat ukur yang tepat, kita akhirnya bisa terjebak dalam penilaian yang sesat.

    Oleh karena itu, kita harus lebih teliti dalam memilih metode pengukuran dan pembanding yang digunakan.

    Salah satu contoh nyata dari pengukuran yang tidak tepat bisa kita temukan dalam perdebatan seputar RUU TNI yang sudah disahkan DPR pada 20 Maret 2025. Beberapa pihak menilai dengan adanya penambahan 40 persen jumlah kementerian yang bisa dijabat oleh TNI aktif, menunjukkan bahwa pemerintah dan DPR mau mengembalikan praktik dwifungsi TNI, seperti yang terjadi pada masa Orde Baru.

    Namun, mari kita lihat dulu alat ukur yang digunakan. Jika kita bandingkan dengan UU Nomor 2 Tahun 1988 tentang Prajurit ABRI tidak ada batasan bagi anggotanya untuk berperan di mana saja bahkan di ruang politik. Mereka juga bisa menjabat sebagai anggota DPR maupun kepala daerah sesuai dengan pasal 6 tentang Dwifungsi ABRI. Sementara dalam UU TNI terbaru, anggota TNI aktif sangat dibatasi hanya bisa ditugaskan ke dalam 14 kementerian dan lembaga saja yang terkait dengan bidang yang relevan dengan tugas dan kapasitas TNI, seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

    Dengan alat ukur tadi, jelas bisa disimpulkan, Pemerintah dan DPR justru sedang berusaha menjaga konsistensi terhadap perjuangan reformasi dengan menjaga supremasi sipil melalui penebalan batas bagi anggota TNI di ranah sipil.

    Contoh lain yang dapat kita cermati adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran. Beberapa pihak menyimpulkan program ini gagal hanya karena sampai pertengahan Maret realisasi belanja MBG baru mencapai kurang dari 1 persen dari anggaran yang dialokasikan. Manfaat dari program ini juga baru diterima sekitar tiga juta anak. Pengukuran yang digunakan sangat tidak tepat.

    Coba kita ganti alat ukurnya bukan melihat dari jangka pendek, tetapi jangka panjang.

    Pemerintah memang merencanakan agar program MBG dijalankan secara bertahap karena menyasar skala yang sangat besar. Pada akhir Februari, targetnya adalah 2,2 juta penerima, dan pada akhir April ditargetkan enam juta penerima. Sementara itu, pada akhir Oktober, jumlah penerima akan meningkat menjadi 45 juta penerima. Nantinya, pada akhir Desember 2025, pemerintah menargetkan ada 82 juta anak dapat merasakan manfaatnya.

    Dengan kata lain, realisasi tiga juta penerima pada pertengahan Maret sudah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, klaim bahwa pemerintah gagal dalam menjalankan program ini jelas tidak tepat.

    Satu lagi contoh pengukuran yang tidak tepat sehingga berakhir dengan simpulan sesat.

    Pembentukan Danantara, Sovereign Wealth Fund (SWF) milik Indonesia. Sejak 1 Januari sampai 18 Maret 2025, terjadi penurunan harga saham di beberapa sektor, termasuk saham bank-bank BUMN, dan juga net sell asing dari pasar saham Indonesia mencapai 1,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp26 triliun. Beberapa pihak langsung menarik kesimpulan bahwa Danantara gagal karena tidak ada kepercayaan dari investor global. Namun, pengukuran ini pun tidak tepat.

    Mari kita gunakan alat ukur yang tepat, yakni membandingkan dengan negara-negara lain secara global pada waktu yang sama. Kita akan menemukan fakta bahwa sejak 1 Januari sampai 18 Maret 2025 terjadi net sell asing dari bursa saham India (15,9 miliar dolar AS), Jepang (14,1 miliar dolar AS), dan Korea Selatan (5 miliar dolar AS).

    Sementara, Indonesia di waktu yang sama, net sell asing dari bursa Indonesia sebesar 1,6 miliar dolar AS. Ini menunjukkan bahwa adanya realokasi aset global, di mana net sell asing terjadi di berbagai bursa, berpindah ke bursa Tiongkok dan komoditas emas. Bisa disimpulkan fenomena ini bukan karena pendirian Danantara, tetapi realokasi aset oleh fund manager besar sedang terjadi secara global.

    Sudah saatnya kita membongkar cara ukur yang tidak tepat. Memberikan kritik yang konstruktif tentang kebijakan pemerintah adalah suatu kebajikan. Namun, jika caranya salah maka justru bisa merugikan banyak pihak.

    *) Noudhy Valdryno adalah Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO)

    Copyright © ANTARA 2025

  • Kemendag Beberkan Realisasi Impor Daging Sapi Cs

    Kemendag Beberkan Realisasi Impor Daging Sapi Cs

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkap realisasi importasi daging sapi, lembu, dan kerbau menjelang momentum perayaan Hari Raya Idulfitri 1446 H atau Lebaran 2025.

    Direktur Impor Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Iman Kustiaman menjelaskan importasi daging sapi dilakukan untuk pemenuhan stok dan stabilisasi harga melalui mekanisme penugasan kepada BUMN atau pelaku usaha lainnya (swasta) yang ditetapkan dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) di Menko Pangan.

    Sebagai tindak lanjut Rakortas, Badan Pangan Nasional (Bapanas) akan mengirimkan surat kepada Kementerian BUMN untuk menunjuk BUMN Pangan yang akan melakukan importasi daging sapi.

    Selanjutnya, BUMN Pangan yang ditunjuk akan mengimpor daging sapi sesuai alokasi yang ditetapkan dalam Neraca Komoditas.

    Adapun pada 2025, Iman menyatakan bahwa telah ditetapkan penugasan BUMN Pangan untuk impor daging sapi dan kerbau adalah PT Berdikari dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia.

    “Negara asal importasi daging sapi antara lain Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Spanyol, Jepang, dan Brasil,” kata Iman kepada Bisnis, Kamis (27/3/2025).

    Lebih lanjut, Iman menyampaikan bahwa Kemendag telah menerbitkan Persetujuan Impor (PI) produk hewan dari jenis lembu (daging sapi dan kerbau) berdasarkan penetapan Neraca Komoditas 2025.

    Perinciannya, sebanyak 9 PI daging lembu kebutuhan industri dengan alokasi sebesar 9.110,67 ton dengan realisasi 1.358 ton atau 14,91%. Sebanyak 43 PI daging lembu kebutuhan konsumsi reguler dengan alokasi sebesar 80.000 ton dan realisasi sebesar 12.780 ton (15,98%).

    Serta, sebanyak 4 PI penugasan BUMN Pangan untuk pemenuhan stok dan stabilisasi harga, yaitu 2 PI PT Berdikari dan 2 PI PT Perusahaan Perdagangan Indonesia. Total alokasinya adalah 200.000 ton dan realisasi sebesar 968,90 ton atau setara dengan 0,48%.

    Selain itu, Iman menambahkan pihaknya juga telah menerbitkan PI hewan dari jenis lembu (sapi dan kerbau) berdasarkan penetapan Neraca Komoditas 2025 sebanyak 45 PI. Alokasinya sebesar 350.000 pcs dan realisasi sebesar 60.965 pcs.

    Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai importasi daging lembu sepanjang Januari—Februari 2025 mencapai US$79,21 juta atau sekitar Rp1,31 triliun (asumsi kurs Rp16.560 per dolar AS).

    Dari sana, volume daging impor lembu sebanyak 24.060.093 kilogram atau 24.060 ton dengan negara asal terbesar adalah India, Australia, dan Brasil.

  • Rupiah menguat seiring kembalinya investor asing ke pasar saham

    Rupiah menguat seiring kembalinya investor asing ke pasar saham

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah menguat seiring kembalinya investor asing ke pasar saham
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 26 Maret 2025 – 18:07 WIB

    Elshinta.com – Analis Bank Woori Saudara Rully Nova menilai penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi investor asing yang kembali ke pasar saham dan obligasi.

    “Rupiah hari ini ditutup menguat lebih dipengaruhi oleh faktor domestik, yaitu kembalinya investor global ke pasar keuangan saham dan obligasi,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

    Para investor melirik kembali pasar saham karena tujuan jangka pendek mengejar dividen.

    Selain itu, keterlibatan investor di pasar obligasi disebabkan yield lebih menarik dan yield spread obligasi Amerika Serikat (AS) semakin melebar.

    “Hingga hari ini, perkembangan masih baik dan masih akan berlanjut,” ungkap Rully.

    Di sisi lain, kurs rupiah mendapatkan sentimen negatif menjelang rilis data pertumbuhan ekonomi AS pada Kamis (27/3) dan pengumuman estimasi plafon utang pemerintah AS.

    “Perkiraan pertumbuhan ekonomi AS tahun 2025 sebesar 2,6 persen, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya 2,8 persen,” kata dia.

    Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini di Jakarta menguat sebesar 24 poin atau 0,14 persen menjadi Rp16.588 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.612 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga menguat ke level Rp16.588 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.622 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Melemah, Dolar AS Makin Perkasa

    Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Melemah, Dolar AS Makin Perkasa

    Jakarta, Beritasatu.com – Analis Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah berpotensi melemah akibat pernyataan bernada hawkish terkait inflasi serta kebijakan suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR) yang dikeluarkan oleh The Fed.

    “Dolar AS menguat setelah pernyataan hawkish mengenai inflasi dan suku bunga yang disampaikan oleh dua pejabat The Fed, yaitu Neel Kashkari dan Alberto Musalem,” ujar Lukman dikutip dari Antara, Kamis (27/3/2025).

    Diketahui, pada awal perdagangan Kamis (27/3/2025) pagi di Jakarta, nilai tukar rupiah mengalami pelemahan sebesar 21 poin atau 0,13 persen ke level Rp 16.609 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 16.588 per dolar AS.

    Neel Kashkari menegaskan bahwa tidak ada urgensi bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga di tengah ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump.

    Sementara itu, Alberto Musalem menyatakan bahwa dampak inflasi akibat penerapan tarif AS kemungkinan tidak bersifat sementara.

    Ia menjelaskan bahwa meskipun pengaruh langsung tarif terhadap harga mungkin hanya bersifat sementara dan terbatas pada inflasi AS, dampak tidak langsungnya bisa bertahan lebih lama.

    “Kebijakan baru Trump yang mengenakan tarif 25 persen pada sektor otomotif turut memberikan tekanan pada aset dan mata uang berisiko,” tambahnya.

    Selain itu, rupiah juga diperkirakan melemah terhadap dolar AS yang menguat setelah laporan data penjualan barang tahan lama di AS mencatat hasil lebih baik dari perkiraan.

    “Penjualan barang tahan lama di AS tercatat meningkat 0,9 persen, sementara ekspektasi sebelumnya justru memperkirakan penurunan sebesar 1 persen,” ujar Lukman.

    Berdasarkan faktor-faktor tersebut, nilai tukar rupiah diproyeksikan berada di kisaran Rp 16.500 hingga Rp 16.600 per dolar AS.

  • Harga Emas Melemah di Tengah Penguatan Dolar AS

    Harga Emas Melemah di Tengah Penguatan Dolar AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas mengalami tekanan pada perdagangan Rabu (26/3/2025) seiring dengan menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) serta kenaikan imbal hasil obligasi AS. Meski begitu, ketidakpastian terkait kebijakan tarif yang diterapkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump membuat harga emas tetap bertahan di atas level US$ 3.000 per ons.

    Mengutip CNBC International, Kamis (27/3/2025), harga emas spot mengalami penurunan 0,1% menjadi US$ 3.016,71 per ons. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS juga melemah 0,1% dan berakhir di US$ 3.022,5 per ons.

    Indeks dolar AS mencatat kenaikan 0,4% terhadap mata uang utama lainnya, yang menyebabkan harga emas menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang selain dolar. Selain itu, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun juga mengalami sedikit kenaikan.

    “Permintaan terhadap aset safe haven, seperti emas masih cukup kuat karena ketidakpastian kebijakan tarif dan risiko geopolitik yang terus berkembang. Jika tren kenaikan berlanjut, target berikutnya adalah US$ 3.150,” ujar Wakil Presiden sekaligus analis senior logam Zaner Metals Peter Grant.

    Pada Senin (24/3/2025), Trump mengumumkan rencana penerapan tarif otomotif. Namun, ia mengisyaratkan bahwa tidak semua tarif yang direncanakan akan langsung diberlakukan pada 2 April, dan beberapa negara mungkin mendapatkan pengecualian.

    “Jika tarif yang diterapkan lebih ringan dari perkiraan, harga emas berpotensi mengalami koreksi,” kata Edward Meir, analis dari Marex.

    Investor masih mencemaskan dampak tarif baru tersebut terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi AS, sehingga mereka memilih emas sebagai aset lindung nilai.

    Sejak awal tahun, harga emas telah mengalami kenaikan lebih dari 15% dan sempat mencetak rekor tertinggi di US$ 3.057,21 per ons pada 20 Maret.

    Saat ini, para pelaku pasar menanti data pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS yang akan dirilis pada Jumat (29/3/2025), yang dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).

    “Jika inflasi PCE tetap rendah, maka peluang kebijakan dovish dari The Fed semakin besar, yang dapat mendorong kenaikan harga emas lebih lanjut,” tambah Grant.

    The Fed baru-baru ini mempertahankan suku bunga acuannya, tetapi memberikan sinyal kemungkinan pemangkasan suku bunga dalam tahun ini.

     Kebijakan suku bunga yang lebih rendah umumnya menguntungkan emas karena mengurangi biaya peluang dalam memegang aset yang tidak menghasilkan imbal hasil.

    Saat harga emas turun, harga perak ikut turun 0,3% menjadi US$ 33,63 per ons, sementara platinum melemah 0,1% menjadi US$ 975,17 per ons. Sebaliknya, paladium menguat 1% ke level US$ 965,98 per ons.

  • Antam, UBS, dan Galeri24 Melesat Tajam, Saatnya untuk Buy Back?

    Antam, UBS, dan Galeri24 Melesat Tajam, Saatnya untuk Buy Back?

    PIKIRAN RAKYAT – Harga emas hari ini, 27 Maret 2025 Antam naik lagi, UBS dan Galeri24 naik tipis. Investasi terhadap emas bisa dilakukan untuk mengamankan kondisi finansial.

    Bagaimana pergerakan harga emas hari ini? Simak harga emas hari ini, 27 Maret 2025 selengkapnya:

    Harga Emas Antam Harga emas Antam 0,5 gram: Rp959.000 Harga emas Antam 1 gram: Rp1.814.000 Harga emas Antam 2 gram: Rp3.565.000 Harga emas Antam 3 gram: Rp5.322.000 Harga emas Antam 5 gram: Rp8.836.000 Harga emas Antam 10 gram: Rp17.615.000 Harga emas Antam 25 gram: Rp43.908.000 Harga emas Antam 50 gram: Rp87.735.000 Harga emas Antam 100 gram: Rp175.390.000 Harga emas Antam 250 gram: Rp438.203.000 Harga emas Antam 500 gram: Rp876.191.000 Harga emas Antam 1000 gram: Rp1.752.340.000. Harga Emas UBS Harga emas UBS 0,5 gram: Rp956.000 Harga emas UBS 1 gram: Rp1.767.000 Harga emas UBS 2 gram: Rp3.506.000 Harga emas UBS 5 gram: Rp8.662.000 Harga emas UBS 10 gram: Rp17.232.000 Harga emas UBS 25 gram: Rp42.993.000 Harga emas UBS 50 gram: Rp85.808.000 Harga emas UBS 100 gram: Rp171.550.000 Harga emas UBS 250 gram: Rp428.746.000 Harga emas UBS 500 gram: Rp856.480.000. Harga Emas Galeri24 Harga emas Galeri24 0,5 gram: Rp942.000 Harga emas Galeri24 1 gram: Rp1.748.000 Harga emas Galeri24 2 gram: Rp3.429.000 Harga emas Galeri24 5 gram: Rp8.481.000 Harga emas Galeri24 10 gram: Rp16.845.000 Harga emas Galeri24 25 gram: Rp42.070.000 Harga emas Galeri24 50 gram: Rp84.072.000 Harga emas Galeri24 100 gram: Rp168.125.000 Harga emas Galeri24 250 gram: Rp419.981.000 Harga emas Galeri24 500 gram: Rp839.960.000 Harga emas Galeri24 1.000 gram: Rp1.679.919.000.

    Harga emas dalam berbagai ukuran (0,5 gram hingga 1.000 gram) menunjukkan perbedaan yang signifikan antara ketiga platform ini. Secara umum, Antam cenderung memiliki harga yang lebih tinggi, diikuti oleh UBS dan Galeri24. 

    Sementara itu, tak cuma harga beli yang melesat, harga buy back emas juga ikut melesat, pada merk dagang Antam harga buy back naik dari hari ke hari.

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Emas Pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan tingkat pengangguran di negara-negara besar memengaruhi permintaan emas sebagai aset lindung nilai. Fluktuasi nilai tukar dolar AS, sebagai mata uang acuan perdagangan emas, berdampak langsung pada harga emas dalam mata uang lain. kebijakan suku bunga bank sentral, terutama Federal Reserve AS, memengaruhi daya tarik emas dibandingkan instrumen investasi lain. Hukum permintaan dan penawaran berlaku untuk emas, dengan peningkatan permintaan atau penurunan penawaran mendorong kenaikan harga. Ketegangan politik, perang, dan ketidakstabilan global meningkatkan permintaan emas sebagai aset “safe haven”. Tips Investasi Emas Pelajari tren harga emas, faktor-faktor yang memengaruhi, dan platform perdagangan yang terpercaya. Pilih toko emas, pegadaian, atau platform daring yang memiliki reputasi baik dan menawarkan sertifikat keaslian. Simpan emas di tempat yang aman, seperti brankas di rumah atau layanan penyimpanan brankas bank. Ikuti perkembangan harga emas secara berkala melalui berita ekonomi, situs web keuangan, atau aplikasi investasi. Jangan menempatkan semua dana investasi Anda dalam emas. Seimbangkan dengan instrumen investasi lain, seperti saham, obligasi, atau reksa dana.

    Disclaimer: Harga emas dapat berubah sewaktu-waktu. Informasi ini bersifat informatif dan bukan merupakan saran investasi. Selalu perhatikan kondisi pasar, sebelum melakukan investasi.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Rupiah Sentuh Level Terendah Saat Krismon 1998, BI Ungkap Hal Ini, Pemerintah Yakin Hanya Sementara – Halaman all

    Rupiah Sentuh Level Terendah Saat Krismon 1998, BI Ungkap Hal Ini, Pemerintah Yakin Hanya Sementara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS  pada pekan ini mengalami tekanan, hingga sempat menyentuh level terendah sejak krisis moneter (krismon) pada 1998.

    Tercatat, nilai tukar rupiah sempat melemah hingga 0,5 persen ke level Rp 16.641 per dolar AS pada Selasa (25/3/2025), level terlemahnya sejak Juni 1998 di posisi Rp16.650.

    Namun, pelemahan tersebut berangsur mereda karena pada akhir perdagangan hari itu sudah ke level Rp16.590 per dolar AS.

    Mengutip Bloomberg, rupiah pada akhir perdagangan Rabu (26/6/2025), berhasil menjauhi level krismon dengan posisi Rp16.587 per dolar AS.

    Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia, Solikin M. Juhro, menjabarkan pelemahan rupiah pada saat ini jelas jauh berbeda dengan kondisi krismon 1998.

    “Kalau kita simpulkan, apakah kondisi saat ini masih jauh dari 1998? Saya berani afirmasi, ini masih jauh,” ujar Solikin di Jakarta, Rabu (26/3/2020>

    Adapun perbedaan pelemahan rupiah saat ini dengan 1998 yaitu tidak terjadi penurunan tajam.

    Pada 1998, rupiah terjun bebas dari di bawah Rp 10.000 per dolar AS langsung ke level Rp 16.000 per dolar AS dalam waktu singkat. 

    Saat ini, depresiasi rupiah terjadi secara bertahap sejak berada di level Rp 15.000 per dollar AS. 

    Selain itu, krisis 1998 juga disertai dengan kerentanan ekonomi yang tidak dapat dimitigasi oleh pemerintah, menyebabkan resesi. 

    Saat itu, cadangan devisa Indonesia hanya sekitar 20 miliar dollar AS. Kini, kondisi lebih terkendali dengan cadangan devisa mencapai 154,5 miliar dollar AS per akhir Februari 2025. 

    “Dulu, kerentanan di sektor keuangan dan utang tidak teridentifikasi dengan baik. Sekarang BI dan pemerintah sudah memiliki mekanisme lebih kuat untuk mendeteksi potensi pelemahan ekonomi,” jelas Solikin. 

    Solikin pun menyebut, kondisi ekonomi Indonesia saat ini jauh lebih baik dibanding 1998.

    Indikator seperti produk domestik bruto (PDB), inflasi, kredit, permodalan, dan transaksi berjalan masih dalam kondisi stabil. 

    Namun, BI dan pemerintah tetap mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik, termasuk faktor sosial, politik, serta kemajuan teknologi yang dapat memicu ketidakstabilan. 

    “Krisis bisa muncul dari faktor di luar ekonomi, seperti operasional atau teknologi digital. Itu sebabnya, penanganan krisis harus dilakukan secara terintegrasi,” tuturnya.  

    Pelemahan Rupiah Hanya Bersifat Sementara

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang kuat sekarang ini. 

    Selain itu, kondisi pasar saham sekarang ini sudah mulai menguat atau rebound setelah sempat turun beberapa waktu lalu. 

    Hal itu disampaikan Airlangga, merespon nilai tukar rupiah yang  merosot terhadap dolar AS.

    “Iya kan ini harian nanti kita lihat. Kan fundamental ekonomi kuat terus pasar juga sudah rebound. Kemarin ekspetasi mengenai RUPS mandiri dan RUPS BRI kan baik outcome-nya,” kata Airlangga di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (26/3/2025).

    Menurut Airlangga, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang fluktuatif merupakan hal biasa. Namun melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar sekarang ini salah satunya dipengaruhi faktor eksternal.

    “Kita sudah melihat tentu masih ada beberapa faktor sentimental luar,” kata Airlangga.

    Airlangga yakin bahwa kondisi nilai tukar rupiah akan membaik. 

    “Ya nanti rebound lagi,” kata Airlangga.

    Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan, mengungkap faktor dari luar dan dalam negeri yang menyebabkan anjloknya nilai tukar.

    “Geopolitik masih terus memanas, dimana Amerika sudah mengancam terhadap Iran, sudah memberikan satu ultimatum perang atau menghentikan reaktor nuklirnya. Artinya apa? Ini suatu ancaman untuk negara-negara Timur Tengah bahwa Amerika siap melakukan penyerangan terhadap Iran,” ujar Ibrahim.

    Selain itu, ketegangan terus terjadi di Jalur Gaza. Serangan Israel di sana menuai kritikan dari masyarakat Israel sendiri yang tengah melakukan demonstrasi. 

    Lalu, faktor lainnya dimana Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan mengumumkan mengenai kebijakan tarif impor besar-besaran yang dijadwalkan diumumkan pada 2 April.

    Paket tarif yang akan diumumkan pada 2 April akan berfokus pada tarif resiprokal, yaitu tarif yang ditentukan berdasarkan kebijakan perdagangan negara mitra terhadap produk AS.

    “Ini yang memberatkan pasar. Memberatkan pasar sehingga harga-harga akan kembali mengalami kenaikan,” kata Ibrahim.

    Sedangkan dari dalam negeri, faktor-faktor yang mempengaruhi anjloknya nilai tukar, yakni soal pengumuman Danantara, pernyataan Presiden Prabowo Subainto bahwa saham adalah judi, hingga membuat frustasi para investor.

    “Ucapan-ucapan Presiden yang mengatakan bahwa saham adalah judi. Kemudian, efek harga saham jatuh dalam hubungannya dengan masyarakat kelas bawah, dan lain-lain, ini pun juga membuat frustasi bagi para investor sehingga banyak investor asing keluar dari pasar modal Indonesia,” tutur Ibrahim.

    Kemudian, menurut Ibrahim, pasar modal enggan diintervensi pemerintah. Misalnya, dengan keterlibatan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri yang ikut memantau pergerakan harga saham di Tanah Air saat ini.

    “Adanya intervensi pemerintah terhadap mekanisme pasar, terhadap pasar modal sehingga dianggap bahwa ini tidak aman bagi para investor. Investor menginginkan pemerintah dan lembaga-lembaga tertentu hanya mengawasi saja,” ucap Ibrahim.

  • Airlangga tegaskan fundamental ekonomi kuat meski rupiah fluktuatif

    Airlangga tegaskan fundamental ekonomi kuat meski rupiah fluktuatif

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Airlangga tegaskan fundamental ekonomi kuat meski rupiah fluktuatif
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 26 Maret 2025 – 23:57 WIB

    Elshinta.com – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat meskipun pergerakan rupiah fluktuatif.

    Airlangga menyebut fundamental ekonomi kuat dilihat dari cadangan devisa yang kuat, neraca perdagangan yang juga bagus, dan devisa hasil ekspor (DHE) yang saat ini seluruhnya disimpan di dalam negeri.

    “Ya rupiah seperti biasa berfluktuasi, tetapi tentu kami lihat secara fundamental kuat, kemudian juga kami lihat nanti secara jangka menengah dan panjang,” kata Menko Airlangga menjawab pertanyaan wartawan saat dia ditemui selepas rapat bersama Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Rabu.

    Menko melanjutkan Pemerintah saat ini telah mengatur agar devisa hasil ekspor disimpan di dalam negeri.

    “Kita ‘kan sudah melaksanakan yang namanya devisa hasil ekspor. Jadi, kita tidak ter-corner ke depan sehingga fundamental devisa hasil ekspor juga akan memperkuat posisi rupiah,” kata Airlangga.

    Di lokasi yang sama dalam kesempatan berbeda, Airlangga menyebut fluktuasi nilai rupiah yang melemah dalam beberapa hari terakhir merupakan bagian dari dinamika pasar dan masih dalam koridor yang wajar.

    “Ya ‘kan ini harian ‘kan, nanti kita lihat. Fundamental ekonomi kita kuat, pasar juga sudah rebound kemarin. Ekspektasi mengenai Rapat Umum Pemegang Saham Bank Mandiri dan Bank BRI juga baik outcome-nya,” kata Airlangga saat ditemui sebelum rapat di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.

    Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan pada Rabu pagi di Jakarta menguat sebesar 8 poin atau 0,05 persen menjadi Rp16.604 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.612,00 per dolar AS.

    Rupiah juga ditutup menguat sebesar 24 poin atau 0,14 persen menjadi Rp16.588,00 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.612,00 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga menguat ke level Rp16.588,00 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.622,00 per dolar AS. 

    Sumber : Antara