Produk: dolar AS

  • Panel surya asal Indonesia catat transaksi Rp693 miliar di Brasil

    Panel surya asal Indonesia catat transaksi Rp693 miliar di Brasil

    Ilustrasi – Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang mampu memproduksi energi bersih. (ANTARA/HO-Pertamina)

    Panel surya asal Indonesia catat transaksi Rp693 miliar di Brasil
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 27 Mei 2025 – 17:25 WIB

    Elshinta.com – Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Sao Paulo menyebut panel surya buatan Indonesia mencatatkan potensi transaksi sebesar 42 juta dolar AS atau setara Rp693 miliar dalam penjajakan bisnis (business matching) secara daring antara pelaku usaha Indonesia dan Brasil.

    “Tanggapan positif ini menunjukkan bahwa produk panel surya buatan Indonesia punya potensi pasar di Brasil,” ujar Kepala ITPC Sao Paulo Donny Tamtama dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

    Menurut Donny, kedua pelaku usaha yaitu PT Solar Karya Indonesia asal Indonesia dan MRT Auditoria E Consultoria asal Brasil akan menindaklanjuti penjajakan ini.

    Keduanya akan memastikan kelancaran ekspor dari Indonesia serta kemudahan akses pasar Brasil. Menurut Donny, untuk mencapai nilai transaksi ini, MRT Auditoria E Consultoria berminat menjadi perwakilan resmi PT Solar Karya Indonesia di Brasil.

    Kerja sama ini untuk memfasilitasi proses regulasi dan sertifikasi produk, sehingga akses masuk ke pasar Brasil dapat berjalan lebih lancar.

    Lebih lanjut, kata Donny, kebutuhan panel surya di Brasil cukup tinggi, terutama untuk diaplikasikan di toko serba ada (supermarket), pabrik, dan area publik.

    Banyak perusahaan dan fasilitas publik mulai beralih ke energi terbarukan seperti tenaga surya untuk mengurangi biaya energi dan mendukung keberlanjutan lingkungan.

    Selain produk panel surya, ITPC Sao Paulo juga memfasilitasi penjajakan bisnis secara daring untuk produk suku cadang kendaraan bermotor. Penjajakan bisnis ini mempertemukan PT Astra Otoparts dari Indonesia dengan Exata Importacao E Comercio LTDA dari Brasil pada 25 April 2025.

    Potensi nilai transaksi dari pertemuan ini diperkirakan mencapai 100 ribu dolar AS atau senilai Rp1,64 miliar. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari ketertarikan pembeli Brasil tersebut terhadap produk suku cadang kendaraan bermotor asal Indonesia yang dipamerkan dalam ajang Ficomex 2024 di Goiania, Brasil pada 23-24 Agustus 2024.

    Donny mengatakan, penjajakan bisnis merupakan bagian dari strategi yang terstruktur dan berbasis permintaan pasar.

    Besarnya potensi transaksi antara eksportir Indonesia dan importir Brasil membuka peluang kerja sama yang berkelanjutan. Potensi ini dapat berkontribusi meningkatkan ekspor, khususnya ke wilayah Amerika Latin.

    “Brasil menunjukkan tren permintaan yang positif terhadap produk-produk dari Indonesia. Kegiatan penjajakan bisnis menjadi langkah strategis untuk memperkenalkan kapabilitas industri nasional dan memperluas peluang ekspor di kawasan Amerika Latin,” imbuh Donny.

    Sumber : Antara

  • Prediksi Kurs Dolar AS 28 Mei 2025: Rupiah Siap-Siap Menguat – Page 3

    Prediksi Kurs Dolar AS 28 Mei 2025: Rupiah Siap-Siap Menguat – Page 3

    Namun, BI menyadari tantangan global belum mereda. Ketidakpastian yang masih tinggi membuat stabilisasi nilai tukar menjadi prioritas utama.

    “Intinya sekarang bagaimana kita bisa membuat rupiah stabil dulu ya. Karena memang sama-sama kita ketahui, sebagaimana juga dengan pendapat atau pandangan dari Pak Gubernur, bahwa perkembangan global masih tidak pasti,” jelas Denny.

    Bank Indonesia (BI) mencatat, Rupiah telah mengalami penguatan sebesar 2,6 persen hingga 26 Mei 2025, di antara mata uang Asia.

    “Kita lihat bahwa Indonesia Rupiah sampai dengan tanggal 26 itu mengalami penguata 2,6 persen. Kemudian di atasnya Indonesia ada Baht Thailand yang menguat 2,95 persen, (Ringgit) Malaysia menguat 2,64 persen. Di bawah Indonesia ada Singapura menguat 1,9 persen.

    Kemudian Filipina menguat 1,03 persen,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, kepada media di Kantor BI, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).

  • Industri petrokimia sebagai peluang ekonomi yang menggiurkan

    Industri petrokimia sebagai peluang ekonomi yang menggiurkan

    Pengolahan industri petrokimia (ANTARA/HO-Kemenperin)

    Industri petrokimia sebagai peluang ekonomi yang menggiurkan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 27 Mei 2025 – 07:05 WIB

    Elshinta.com – Industri petrokimia bisa memberikan masa depan yang menjanjikan untuk ekonomi Indonesia. Sektor ini disebut sebagai ibu industri (mother of industry) karena produk yang dihasilkan bisa digunakan sebagai bahan baku sektor lain. Seperti olefin yang digunakan untuk memproduksi plastik, agrochemical untuk penguatan sektor agro, serta aromatik yang bisa digunakan untuk membuat plastik, nilon, detergen, dan bahan baku kosmetik.

    Selanjutnya, bitumen yang digunakan untuk membuat aspal yang kemudian dimanfaatkan untuk melapisi tanggul, jalan, dan menjadi campuran briket, serta petroleum coke yang digunakan untuk meleburkan timah dan aluminium. Salah satu kunci utama penguatan industri petrokimia nasional adalah ketersediaan nafta, yakni fraksi minyak bumi yang menjadi bahan utama untuk menghasilkan produk dasar seperti ethylene, propylene, dan butadiene melalui proses pemurnian.

    Saat ini, sebagian besar kebutuhan nafta di Tanah Air masih dipenuhi melalui importasi. Meski demikian, Pemerintah sudah berkeinginan untuk mendorong produksi nafta dalam negeri, mengingat strategisnya produk tersebut.

    Melalui pembangunan dan revitalisasi kilang minyak nasional, termasuk proyek-proyek strategis yang dijalankan oleh PT Pertamina (Persero). Kilang-kilang yang ada tengah dirancang agar mampu menghasilkan nafta dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan industri domestik.

    Selama beberapa dekade, industri petrokimia telah menjadi tulang punggung banyak sektor, mulai dari plastik, tekstil, hingga farmasi. Kini, permintaan terhadap produk berbasis kimia mengalami peningkatan signifikan secara global. Pasar petrokimia mengalami pertumbuhan yang pesat, didorong kebutuhan akan produk konsumsi yang berkaitan erat dengan industri tersebut.

    Laporan International Energy Agency (IEA) menyebut, produk petrokimia akan menyumbang lebih dari 30 persen pertumbuhan permintaan minyak global pada 2030. Hal ini terjadi meskipun kendaraan listrik dan energi terbarukan mulai mengurangi permintaan bahan bakar fosil.

    Pemerintah memandang industri petrokimia sebagai salah satu prioritas dalam upaya substitusi impor, karena apabila sektor ini diperkuat dan nafta berhasil diproduksi secara swasembada, maka tak hanya memperkuat industri petrokimia itu sendiri tapi turut memperkuat sektor lain yang membutuhkan bahan baku dari nafta.

    Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Saat ini, produksi nafta untuk 1 juta ton per tahun memerlukan sekitar 3,03 juta ton minyak mentah jenis light crude per tahun atau 1:3.

    Hingga kini Indonesia hanya memiliki enam kilang minyak dan semuanya sudah berumur. Dari enam kilang itu, baru mampu diproduksi nafta sebesar 7,1 juta ton per tahun. Sedangkan kebutuhan nafta nasional saat ini mencapai 9,2 juta ton per tahun, artinya masih dibutuhkan impor sebanyak 2,1 juta ton.

    Seperti halnya petrokimia yang merupakan ibu industri, nafta merupakan ibu dari sektor petrokimia, yang apabila dapat diproduksi secara domestik mampu menghemat impor hingga 9 miliar dolar AS per tahun atau Rp146,03 triliun (kurs Rp16.226). Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi industri petrokimia dalam negeri untuk terus tumbuh.

    Prospek Cerah

    Meski dunia tengah bergerak menuju energi terbarukan, industri petrokimia justru diprediksi akan terus tumbuh. Hal ini disebabkan meningkatnya permintaan terhadap produk hilir petrokimia, seperti plastik teknik, komposit ringan, dan bahan baku untuk farmasi yang masih belum bisa tergantikan.

    Sektor petrokimia disebut akan menjadi salah satu kontributor dalam pertumbuhan permintaan minyak global hingga 2040, melampaui sektor transportasi. Oleh karena itu, Indonesia yang memiliki posisi strategis secara global diharapkan mampu memanfaatkan kesempatan ini.

    Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memasukkan industri petrokimia menjadi salah satu sektor perindustrian yang diprioritaskan pengembangannya.

    Investasi di sektor petrokimia dinilai memberikan dampak ekonomi berlapis. Selain membuka lapangan kerja langsung dalam jumlah besar, sektor ini juga menciptakan efek berganda (multiplier effect) terhadap industri lain seperti logistik, jasa pendukung, konstruksi, dan industri hilir.

    Proyek petrokimia bernilai 1 miliar dolar AS atau Rp16,2 triliun berpotensi menciptakan hingga 4.000 lapangan kerja. Di sisi fiskal, industri ini berkontribusi signifikan terhadap penerimaan negara melalui pajak, dan royalti. Selain itu, substitusi atau pengurangan volume impor dari industri petrokimia domestik juga dapat menghemat devisa negara hingga miliaran dolar AS per tahun.

    Dengan memberikan pemanis insentif berupa pembebasan pajak (tax holiday) hingga 100 persen dan keringanan pembayaran pajak (tax allowance) hingga 30 persen, diharapkan investor asing di sektor petrokimia mau menanamkan modalnya di Tanah Air. Saat ini, sejumlah proyek strategis tengah digarap untuk memperkuat struktur industri petrokimia nasional.

    Salah satu yang terbesar adalah pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi oleh PT Chandra Asri Petrochemical Tbk di Cilegon, Banten. Proyek senilai Rp15 triliun tersebut ditargetkan rampung pada tahun 2027 dan diperkirakan mampu menyerap hingga 3.000 tenaga kerja.

    Selain itu, pemerintah juga tengah membangun beberapa fasilitas kilang minyak atau refinery dengan total kapasitas hingga 1 juta barel per hari, serta mengusulkan untuk membangun kilang minyak baru di wilayah Tuban, yang saat ini telah memiliki pabrik petrokimia, yaitu PT Trans-Pasific Petrochemical Indotama (TPPI).

    PT TPPI punya dua mode produksi, yaitu petrokimia dan bahan bakar. Sebagian besar bahan baku yang digunakan untuk memproduksi produk aromatik berasal dari kondensat. Selain itu, TPPI juga memproduksi nafta yang digunakan untuk memproduksi bahan bakar. Penguatan industri petrokimia bukan sekadar kebutuhan ekonomi, melainkan fondasi bagi kemandirian industri nasional.

    Dengan memanfaatkan potensi pasar domestik dan membangun ekosistem industri petrokimia yang kuat, Indonesia dapat melangkah lebih percaya diri menuju masa depan sebagai negara manufaktur yang berdaya saing kuat di dunia internasional.

    Sumber : Antara

  • Sejarah Nilai Rupiah, dari Jaminan Emas hingga Redenominasi

    Sejarah Nilai Rupiah, dari Jaminan Emas hingga Redenominasi

    Memasuki era Orde Baru, kebijakan moneter mengalami perubahan. Pemerintah meluncurkan pecahan uang kertas baru bernilai 50.000 rupiah yang menampilkan gambar Presiden Soeharto. Akan tetapi, stabilitas moneter ini tidak bertahan lama.

    Krisis moneter Asia tahun 1998 berdampak besar pada perekonomian Indonesia, menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merosot hingga 80%, dari Rp2.300 per dolar AS pada tahun 1997 menjadi Rp16.000 per dolar AS pada Juni 1998. Dampak krisis ini begitu signifikan sehingga pada tahun 1999, pemerintah menerbitkan pecahan 100.000 rupiah yang hingga kini tetap menjadi nominal tertinggi dalam sejarah mata uang Indonesia.

    Pada tahun 2013, Bank Indonesia (BI) mengajukan wacana redenominasi dengan rencana menghilangkan tiga angka nol pada nominal mata uang (misalnya Rp1.000 menjadi Rp1). Akan tetapi, rencana ini akhirnya ditunda karena berbagai pertimbangan, termasuk kekhawatiran akan kebingungan di kalangan masyarakat.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Hilirisasi digital ciptakan kesempatan hidup lebih baik

    Hilirisasi digital ciptakan kesempatan hidup lebih baik

    Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka memberikan pernyataan yang diunggah di akun YouTube Gibran Rakabuming, Senin (26/5/2025). ANTARA/Fathur Rochman

    Wapres: Hilirisasi digital ciptakan kesempatan hidup lebih baik
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 27 Mei 2025 – 09:41 WIB

    Elshinta.com – Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka menilai hilirisasi digital sebagai bagian dari upaya menciptakan kesempatan hidup yang lebih baik bagi masyarakat. Dalam pernyataannya melalui video yang diunggah di akun YouTube Gibran Rakabuming, Senin (26/5) malam, hilirisasi digital bukan hanya sekadar konsep atau jargon, tetapi sebuah kebutuhan dan keharusan jika Indonesia tidak mau menjadi pasar bagi negara lain.

    “Karena sebagai bangsa berdaulat, kita punya hak dan kesempatan untuk menjadi pemain utama di negeri kita sendiri. Ini bukan hanya soal teknologi, tetapi soal kesempatan hidup yang lebih baik untuk semua,” kata Gibran.

    Wapres mengatakan sebagaimana arahan Presiden Prabowo Subianto, penguasaan teknologi menjadi salah satu prioritas agar Indonesia mampu menjadi produsen, bukan sekadar konsumen.

    Gibran mengatakan bahwa potensi ekonomi digital Indonesia sangat besar. Pada 2024, nilai ekonomi digital nasional diperkirakan mencapai 90 miliar dolar AS (Rp1,4 kuadriliun) dan pada 2030 diproyeksikan tumbuh hingga 200 miliar dolar AS sampai 300 miliar dolar AS (Rp3,2 hingga Rp4,8 kuadriliun).

    “Besar sekali. Ini bukti bahwa pasar kita, potensi kita sangat menjanjikan,” ucapnya.

    Oleh sebab itu, Gibran menambahkan perlu adanya gerakan untuk menciptakan ruang guna mendukung pelaku lokal dan talenta digital bisa tumbuh dan berinovasi. Wapres mengajak seluruh pihak untuk keluar dari zona nyaman dan berani melakukan terobosan.

    “Kita butuh champion-champion digital hasil karya anak bangsa sebagai cikal bakal kebanggaan negeri agar mampu tumbuh menjadi raksasa digital dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi negeri ini,” ujar Wapres.

    Gibran menambahkan bahwa pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo berkomitmen memperkuat infrastruktur dan ekosistem digital nasional, termasuk dalam pengembangan teknologi, seperti kecerdasan buatan, mesin pembelajaran, gim, internet of things, blockchain, dan robotika.

    Pemerintah juga menunjukkan keberpihakan terhadap lokapasar dan platform digital yang mendukung pelaku usaha lokal.

    “Teman-teman, kita masih punya kesempatan, kita belum terlambat. Asalkan langkah besar ini bisa kita lakukan bersama-sama sekarang,” imbuh Gibran.

    Sumber : Antara

  • Rupiah pada Senin menguat jadi Rp16.175 per dolar AS

    Rupiah pada Senin menguat jadi Rp16.175 per dolar AS

    Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Jumat (2/1/2025). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc/pri.

    Rupiah pada Senin menguat jadi Rp16.175 per dolar AS
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 26 Mei 2025 – 12:00 WIB

    Elshinta.com – Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Senin pagi di Jakarta menguat sebesar 43 poin atau 0,27 persen menjadi Rp16.175 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.218 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • Ekonom ungkap tiga manfaat kerja sama BI dan Bank Sentral China bagi pembangunan RI

    Ekonom ungkap tiga manfaat kerja sama BI dan Bank Sentral China bagi pembangunan RI

    Ilustrasi – Sejumlah pegawai melintasi lobi gedung Bank Indonesia di Jakarta. (FOTO ANTARA/Puspa Perwitasari/ss/pd/aa.)

    Ekonom ungkap tiga manfaat kerja sama BI dan Bank Sentral China bagi pembangunan RI
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 26 Mei 2025 – 22:24 WIB

    Elshinta.com – Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Bank Indonesia (BI) dan bank sentral China atau People’s Bank of China (PBoC) di sela-sela kunjungan resmi Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang ke Jakarta dinilai lebih dari sekadar peristiwa diplomatik. 

    Di mata pengamat ekonomi, langkah ini mencerminkan arah baru Indonesia dalam percaturan keuangan global yang kian multipolar.

    “Ini adalah momen geostrategis yang menyiratkan posisi baru Indonesia di arsitektur keuangan dunia. Dan bukan sembarang pintu, ini adalah pintu uang. Tempat di mana kekuatan tak lagi ditentukan oleh sekadar militer, produksi manufaktur, dan narasi pemerintah, melainkan lewat hal yang lebih halus dan subtil, yakni aliran modal, likuiditas dan kepercayaan lintas batas,” ungkap Fakhrul Fulvian, Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia dalam tulisannya, dikutip Senin (26/5).

    Dalam pandangannya, PBoC kini bukan lagi sekadar pengatur inflasi domestik Tiongkok, melainkan telah menjelma menjadi aktor utama dalam pengelolaan likuiditas global, penentu jalur internasionalisasi yuan (RMB), hingga pendukung sistem keuangan alternatif seperti CIPS, tandingan sistem SWIFT.

    Fakhrul menjelaskan bahwa kerja sama BI dan PBoC ini membuka tiga manfaat besar bagi pembangunan nasional Indonesia:

    Pertama, penyediaan kanal pembiayaan jangka panjang dalam mata uang RMB akan menjadi alternatif strategis untuk mendanai proyek infrastruktur dan pembangunan nasional, mengingat Tiongkok saat ini sedang berenang dalam likuiditas dengan tingkat imbal hasil obligasi dengan tenor 10 tahun mereka menjadi 1,6%.

    Kedua, kerja sama ini akan mengurangi tekanan terhadap permintaan dolar AS di pasar domestik, sehingga memberikan ruang stabilisasi yang lebih kuat bagi nilai tukar rupiah. Dalam jangka menengah, ini bahkan dapat membuka peluang penguatan rupiah secara struktural.

    Ketiga, Indonesia berpeluang mengurangi ketergantungan pada instrumen pembiayaan jangka pendek seperti SRBI dan mulai membangun sistem pendalaman keuangan berbasis multicurrency. Ini selaras dengan visi pemerintah untuk memperkuat ketahanan eksternal dan mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8%.

    “Hal ini juga menandai perubahan diplomasi kita bersama Tiongkok, dari diplomasi beton ke diplomasi modal. Kerja sama Indonesia dan Tiongkok selama ini lekat dengan pembangunan fisik; jalan tol, pelabuhan, kereta cepat. Tapi dengan pertemuan ini, arah kerja sama naik kelas, menuju diplomasi modal,” tambahnya, seperti dala, rilis yang diterima Redaksi Elshinta.com.

    Fakhrul menekankan bahwa langkah ini juga memiliki implikasi geopolitik. Di tengah ketegangan antara blok Barat dan Timur, Indonesia justru memilih menjadi jembatan. Bukan memilih sisi, tetapi membentuk jalur baru yang inklusif dan multipolar. 

    “Kita bukan musuh dolar, tapi juga bukan budak dolar. Kita membuka diri pada RMB bukan untuk tunduk pada Beijing, tapi untuk membentuk sistem keuangan yang lebih adil, terbuka, dan multipolar,” katanya.

    Langkah ini pun dinilai mendukung visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang ingin memperkuat ketahanan eksternal, mengamankan pembiayaan jangka panjang, dan membangun sistem keuangan nasional yang lebih adaptif terhadap perubahan global.

    “Jika dikelola dengan tepat, pertemuan ini bisa menjadi langkah awal menuju sistem keuangan nasional yang lebih stabil, lebih berdaulat, dan lebih terhubung ke dunia tanpa kehilangan arah. Karena di tengah ketidakpastian global, kekuatan bukan milik yang paling cepat atau paling besar, tetapi milik mereka yang mampu menjadi jembatan ketika dunia terbelah,” tutup Fakhrul.

    Sumber : Sumber Lain

  • Bisa Navigasi, Telepon, dan Dengar Musik Tanpa Sentuh HP

    Bisa Navigasi, Telepon, dan Dengar Musik Tanpa Sentuh HP

    JAKARTA – Reebok bekerja sama dengan Lucyd secara resmi meluncurkan lini kacamata pintar terbaru mereka yang dinamai Reebok Smart Eyewear. Terdiri dari empat model berbeda—Flash, Nitrous, Octane, dan Voltage—kacamata ini hadir dengan desain sporty dan teknologi canggih yang menjadikannya bukan sekadar aksesori, melainkan perangkat wearable serba bisa.

    Setiap kacamata dalam lini Reebok Smart Eyewear dilengkapi dengan lensa terpolarisasi yang tahan kabut serta ventilasi yang dirancang khusus untuk mendukung aktivitas luar ruangan. Lebih dari itu, pengguna bisa menikmati fitur hands-free untuk navigasi, menerima dan melakukan panggilan, mendengarkan musik, bahkan berinteraksi dengan chatbot berbasis AI seperti ChatGPT. Semua fungsi ini bisa diakses tanpa perlu menyentuh ponsel, menjadikan kacamata ini sangat cocok bagi mereka yang gemar bergerak aktif.

    Reebok juga membekali perangkat ini dengan speaker fidelitas tinggi, amplifier bertenaga, dan equalizer yang dikalibrasi khusus untuk kegiatan luar ruangan. Dukungan mikrofon dengan teknologi peredam bising berbasis AI memastikan suara tetap jernih saat berkomunikasi, meskipun di tengah kondisi ramai atau berangin. Fitur ini semakin melengkapi pengalaman pengguna yang menginginkan efisiensi dan kenyamanan dalam satu perangkat.

    Keunggulan lainnya termasuk konektivitas Bluetooth 5.3 dengan jangkauan hingga 100 kaki, waktu pakai hingga delapan jam non-stop, serta masa standby selama 100 jam. Selain itu, sistem pengisian daya magnetik yang disematkan membuat proses pengecasan semakin praktis dan cepat.

    Kacamata ini dijual dengan harga ritel sebesar 219 dolar AS (Rp3,6 juta), namun saat peluncuran ditawarkan dengan harga khusus sebesar 199 dolar AS (Rp3,2 juta). Pengguna yang tertarik sudah dapat memesan melalui situs resmi Lucyd mulai hari ini.

    Dengan kombinasi desain sporty, fitur teknologi terkini, dan dukungan AI yang semakin pintar, Reebok Smart Eyewear tidak hanya menawarkan gaya, tetapi juga fungsionalitas yang menjawab kebutuhan mobilitas pengguna modern.

  • BPDP dukung UMKM kembangkan produk berbahan baku sawit

    BPDP dukung UMKM kembangkan produk berbahan baku sawit

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) menyatakan komitmen untuk memberikan dukungan kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mengembangkan produk-produk berbahan baku sawit.

    Kepala Divisi UKMK BPDP Helmi Muhansyah menjelaskan bahwa 80 persen produk-produk yang digunakan masyarakat memiliki kandungan sawit mulai dari produk perawatan tubuh, makanan, dan bahan bakar.

    Saat ini, lanjut dia dalam keterangannya di Jakarta, Senin, berbagai inovasi turunan sawit sudah banyak dipasarkan, sehingga dengan banyaknya produk-produk unggulan sawit ini dapat mendukung pelaku UKM supaya dapat menghasilkan produk, tidak sebatas pemasaran saja.

    “BPDP akan memberikan dukungan kepada pelaku UKM termasuk di Madiun untuk mengembangkan produk-produknya,” ujar dia dalam Workshop Temu UKMK (usaha kecil, mikro dan koperasi) dan Promosi Sawit Baik 2025 di Madiun, Jawa Timur.

    Saat ini, tambahnya BPDP telah mendukung produk inovasi pelaku UKM seperti lidi kerajinan, tas, batik, makanan, kosmetik, dan hand sanitizer, salah satunya aktif mempromosikan pengembangan produk UKM berbahan sawit di seluruh wilayah Indonesia.

    Menurut Helmi, sawit memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian nasional, yang mana menurut BPS pada 2024, sawit menyumbang devisa sekitar 20 miliar dolar AS serta adanya penghematan impor dari program B40.

    Dikatakannya, pendanaan BPDP berasal dari pungutan ekspor perusahaan sawit, kemudian dana tersebut dikelola dan disalurkan untuk berbagai program strategis antara lain promosi sawit, peremajaan sawit rakyat, penyediaan bahan bakar nabati, dan termasuk riset dan pendanaan beasiswa bagi mahasiswa yang meneliti sawit.

    Rektor Universitas Merdeka Madiun Luluk Sulistiyo Budi mengatakan kelapa sawit memiliki banyak produk turunan bernilai tinggi, di sektor pangan, sawit dapat diolah menjadi margarin, shortening (lemak padat untuk roti dan kue), serta bahan makanan lain.

    Sementara itu, di sektor non-pangan, minyak sawit digunakan untuk membuat kosmetik, sabun, detergen, obat-obatan, hingga plastik biodegradable yang ramah lingkungan.

    Terkait produk UKM dari sawit Luluk menyatakan pelaku usaha kecil sebaiknya tidak hanya berperan sebagai pemasar, tetapi juga mulai memproduksi sendiri produk-produk turunan sawit.

    “Produk sawit tidak hanya prospektif, tapi juga solutif untuk pengembangan industri lokal,” katanya.

    Ketua Pelaksana Workshop Temu UKMK dan Promosi Sawit Baik 2025, Qayuum Amri mengatakan Badan Pengelola Dana Perkebunan menggandeng Majalah Sawit Indonesia terus berkolaborasi memperkenalkan produk turunan sawit yang dapat dikembangkan pelaku UKM di Indonesia termasuk Madiun.

    “Adanya workshop ini, kami harapkan pelaku UKM tetap menggunakan ragam turunan sawit seperti minyak goreng, margarin,dan lainnya untuk produk mereka. Selain itu, kami perkenalkan juga kerajinan batik sawit,” ujarnya.

    Pewarta: Subagyo
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

  • Startup Bangkrut Kehabisan Duit Kas, Dulu Punya Rp 16,22 Triliun

    Startup Bangkrut Kehabisan Duit Kas, Dulu Punya Rp 16,22 Triliun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Startup asal Inggris yang bernama Builder.ai berakhir bangkrut. Dari dana US$ 450 juta (Rp 7,3 triliun) yang diterima dari investor, uang yang tersisa di kas perusahaan tinggal US$ 5 juta (Rp 81 miliar).

    Builder.ai padahal sempat menjadi perusahaan dengan kantong paling tebal di bidang kecerdasan buatan (AI). Investasi US$ 450 juta dari berbagai investor termasuk Microsoft, SoftBank, dan dana investasi Qatar mendongkrak valuasi perusahaan melampaui US$ 1 miliar (Rp 16,22 triliun).

    Namun, Builder.ai harus menghentikan operasional setelah salah satu investornya menyita uang senilai US$ 37 juta (Rp 600 miliar) dari rekening perusahaan. Uang Rp 81 miliar yang tersisa dinilai tidak cukup untuk melanjutkan operasional sehingga pemimpin perusahaan memutuskan untuk menempuh proses kebangkrutan.

    Menurut Futurism, kebangkrutan Bulider.ai adalah sinyal tekanan biaya operasional bisnis AI yang makin tinggi dan ketidaksabaran investor. Builder.ai muncul menjanjikan platform untuk membuat aplikasi “semudah memesan pizza.” 

    CEO Builder.ai Manpreet Ratia menyatakan uang tunai yang dimiliki perusahaan tidak cukup untuk operasional sehari-hari. Bahkan, dalam beberapa waktu terakhir, beberapa rekening perusahaan di AS dan Inggris kosong melompong.

    “Kami tidak mampu pulih dari tantangan historis dan keputusan di masa lalu, yang membuat kondisi keuangan sangat berat,” katanya kepada Financial Times.

    Ratia diangkat sebagai CEO pada Maret untuk menggantikan pendiri perusahaan, Sachin Dev Duggal. Di bawah kepemimpinan Duggal, Builder.ai tidak hanya menghabiskan dana investasi yang mereka galang tetapi juga membukukan utang ratusan juta dolar AS

    Kini, Duggal sedang mengalami masalah hukum di India, yaitu sebagai tersangka kasus pencucian uang.

    Viola Credit, perusahaan yang menyita uang dari kas Builder.ai tidak memberikan respons saat dimintai tanggapan oleh Tech Crunch.

    Menurut Tech Crunch, perusahaan AI kini meraup 40 persen dari dana investasi yang disalurkan ke semua jenis perusahaan rintisan di AS. Namun, mayoritas perusahaan AI belum punya produk yang bisa menarik minat pengguna, apalagi menghasilkan laba.

    Kebanyakan startup AI disebut tak mampu menemukan sumber pendapatan yang konsisten dan hanya mengandalkan uang dari investor. Hasilnya, banyak yang ketahuan berbohong soal kemampuan teknologi yang mereka kembangkan demi mendapatkan pendanaan baru.

    Pada 2019, Builder.ai ketahuan menyebut software yang dibuat oleh manusia sebagai software buatan AI.

    (dem/dem)