5 WNI yang Dituduh Curi Data Pesawat Tempur KF-21 Telah Kembali ke RI
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sebanyak lima orang teknisi dari
PT Dirgantara Indonesia
(DI) yang sempat dituduh mencuri data pesawat
jet tempur KF-21
di
Korea Selatan
(Korsel) telah kembali ke Indonesia.
“Betul, 5 teknisi PT DI sudah pulang ke Indonesia tanggal 4 Juni lalu,” kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI,
Judha Nugraha
, kepada
Kompas.com
, Minggu (8/7/2025).
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Judha Nugraha, menyebutkan bahwa seluruhnya telah tiba pada Rabu, 4 Juni 2025 lalu.
Judha tidak menjelaskan lebih perinci proses pemulangan lima orang WNI tersebut.
Hanya saja, dia bilang, seluruhnya telah kembali berkumpul bersama keluarga.
“Kondisi mereka baik dan sehat dan sudah berkumpul kembali bersama keluarga di Indonesia,” kata Judha.
Dilansir dari pemberitaan
Kompas.com,
Korsel menuduh warga negara Indonesia yang bekerja sebagai insinyur di negaranya mencuri data pesawat jet tempur KF-21.
Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korsel menyebutkan, insinyur Indonesia menyimpan data tentang pengembangan KF-21 dalam sebuah USB.
Korsel kemudian melakukan penyelidikan yang difokuskan pada data yang disimpan, yang berisi teknologi strategis yang terkait dengan program pengembangan KF-21.
Insinyur Indonesia yang dituduh melakukan pencurian data KF-21 saat ini dilarang meninggalkan Negeri Ginseng.
“Penyelidikan gabungan yang terdiri dari berbagai lembaga terkait, termasuk Badan Intelijen Nasional,” ujar DAPA, dikutip dari kantor berita
Yonhap
.
KF-21 adalah proyek kerja sama antara Indonesia dengan Korsel bernilai 8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 121,35 triliun.
Kedua negara bersepakat akan memproduksi 120 jet tempur untuk Korsel dan 48 jet tempur untuk Indonesia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Produk: dolar AS
-
/data/photo/2025/05/22/682f1aceb01ec.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
9 5 WNI yang Dituduh Curi Data Pesawat Tempur KF-21 Telah Kembali ke RI Nasional
-
/data/photo/2025/05/22/682f1aceb01ec.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
9 5 WNI yang Dituduh Curi Data Pesawat Tempur KF-21 Telah Kembali ke RI Nasional
5 WNI yang Dituduh Curi Data Pesawat Tempur KF-21 Telah Kembali ke RI
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sebanyak lima orang teknisi dari
PT Dirgantara Indonesia
(DI) yang sempat dituduh mencuri data pesawat
jet tempur KF-21
di
Korea Selatan
(Korsel) telah kembali ke Indonesia.
“Betul, 5 teknisi PT DI sudah pulang ke Indonesia tanggal 4 Juni lalu,” kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI,
Judha Nugraha
, kepada
Kompas.com
, Minggu (8/7/2025).
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Judha Nugraha, menyebutkan bahwa seluruhnya telah tiba pada Rabu, 4 Juni 2025 lalu.
Judha tidak menjelaskan lebih perinci proses pemulangan lima orang WNI tersebut.
Hanya saja, dia bilang, seluruhnya telah kembali berkumpul bersama keluarga.
“Kondisi mereka baik dan sehat dan sudah berkumpul kembali bersama keluarga di Indonesia,” kata Judha.
Dilansir dari pemberitaan
Kompas.com,
Korsel menuduh warga negara Indonesia yang bekerja sebagai insinyur di negaranya mencuri data pesawat jet tempur KF-21.
Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korsel menyebutkan, insinyur Indonesia menyimpan data tentang pengembangan KF-21 dalam sebuah USB.
Korsel kemudian melakukan penyelidikan yang difokuskan pada data yang disimpan, yang berisi teknologi strategis yang terkait dengan program pengembangan KF-21.
Insinyur Indonesia yang dituduh melakukan pencurian data KF-21 saat ini dilarang meninggalkan Negeri Ginseng.
“Penyelidikan gabungan yang terdiri dari berbagai lembaga terkait, termasuk Badan Intelijen Nasional,” ujar DAPA, dikutip dari kantor berita
Yonhap
.
KF-21 adalah proyek kerja sama antara Indonesia dengan Korsel bernilai 8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 121,35 triliun.
Kedua negara bersepakat akan memproduksi 120 jet tempur untuk Korsel dan 48 jet tempur untuk Indonesia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Meta Dikabarkan Siap Guyur Startup Scale AI Sebesar Rp162,58 Triliun
Bisnis.com, JAKARTA — Meta Platforms Inc. dikabarkan tengah dalam pembicaraan untuk melakukan investasi besar-besaran senilai lebih dari US$10 miliar atau Rp162,58 triliun (asumsi kurs Rp16.258 per dolar AS) ke perusahaan rintisan (startup) kecerdasan buatan (AI) Scale AI.
Melansir dari Bloomberg, Minggu (8/6/2025), berdasarkan sumber yang mengetahui hal tersebut, pendanaan yang melampaui di atas US$10 miliar itu bisa menjadi salah satu pendanaan terbesar dalam sejarah perusahaan swasta. Namun, kesepakatan tersebut belum final dan masih bisa berubah.
Sementara itu, perwakilan dari Scale belum memberikan komentar, sedangkan Meta menolak memberikan tanggapan.
Untuk diketahui, Scale AI merupakan startup yang berfokus pada pengembangan AI dan menyediakan layanan pelabelan data untuk membantu perusahaan melatih model pembelajaran mesin. Perusahaan memiliki klien yang mencakup Microsoft Corp dan OpenAI.
Adapun, Scale terakhir kali dinilai memiliki valuasi sekitar US$14 miliar pada 2024 dalam putaran pendanaan yang didukung oleh Meta dan Microsoft.
Pada awal tahun ini, Bloomberg melaporkan bahwa Scale tengah dalam pembicaraan untuk penawaran tender yang dapat menilai valuasinya menjadi US$25 miliar. Jika terealisasi, maka ini akan menjadi investasi AI eksternal terbesar Meta hingga saat ini.
Selama ini, Meta Platforms yang merupakan perusahaan induk media sosial Facebook dan Instagram itu lebih banyak mengandalkan riset internal dan strategi pengembangan terbuka untuk meningkatkan teknologi AI.
Sementara itu, perusahaan-perusahaan teknologi besar lainnya telah melakukan investasi besar, seperti Microsoft yang telah menanamkan lebih dari US$13 miliar ke OpenAI, sementara Amazon.com Inc. dan Alphabet Inc. masing-masing telah menginvestasikan miliaran dolar ke pesaing OpenAI, Anthropic.
Adapun, CEO Meta Mark Zuckerberg telah menetapkan AI sebagai prioritas utama perusahaan. Pada Januari lalu, Zuckerberg menyatakan bahwa Meta akan mengalokasikan hingga US$65 miliar untuk proyek-proyek terkait AI sepanjang tahun ini.
-

Remaja Tembak Kandidat Capres, Pemerintah Kolombia Buka Sayembara Cari Dalangnya
Jakarta –
Kandidat calon presiden Kolombia, Miguel Uribe ditembak sebanyak tiga kali oleh seorang remaja. Pemerintah Kolombia membuka sayembara berhadiah ratusan ribu dolar untuk mereka yang bisa mencari dalang penembakan.
Dilansir AFP, Minggu (8/6/2025), penembakan itu terjadi pada Sabtu (7/6). Uribe ditembak sebanyak tiga kali oleh seorang remaja yang diperkirakan berusia 15 tahun.
Motif penyerangan itu belum diketahui publik. Menteri Pertahanan Kolombia Pedro Sanchez berjanji bahwa militer, polisi, dan badan intelijen akan mengerahkan “semua kemampuan mereka” untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Pedro juga mengumumkan hadiah sekitar 725.000 dolar AS untuk informasi tentang siapa yang berada di balik penembakan itu.
Serangan itu dikecam oleh seluruh spektrum politik dan dari luar negeri, termasuk oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio. Rubio menyebutnya sebagai “ancaman langsung terhadap demokrasi”.
“Presiden Petro perlu meredakan retorika yang menghasut dan melindungi pejabat Kolombia,” kata diplomat tinggi AS tersebut.
(rdp/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

Konflik dengan Trump, Elon Musk Terancam Rugi Miliaran Dolar AS
Jakarta, Beritasatu.com – Elon Musk terancam mengalami kerugian finansial besar akibat konflik terbuka dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Ketegangan ini tak hanya berpotensi mengganggu hubungan pribadi, tetapi juga bisa mengguncang fondasi sejumlah bisnis Musk, mulai dari Tesla hingga SpaceX dan Starlink.
Konflik tersebut mencuat di tengah rencana penting peluncuran robotaxi Tesla di Austin, Texas, yang digadang-gadang menjadi titik balik perusahaan setelah penjualan kendaraan listriknya melemah di berbagai pasar global.
Sayangnya, perselisihan dengan Trump bisa mempersulit peluncuran itu, terutama jika regulator federal terlibat atas dorongan politik.
“Karena Trump tidak punya sejarah membalas dendam terhadap musuh yang dianggapnya, dia mungkin akan membiarkan ini berlalu begitu saja,” kata analis otomotif Telemetry Insight, Sam Abuelsamid, dikutip dari AP News, Minggu (8/6/2025).
Namun Abuelsamid mengingatkan bahwa seluruh bisnis Musk sangat bergantung pada kebijakan pemerintah, menjadikannya rentan terhadap tekanan politik.
Tesla dan Ancaman terhadap Robotaxi
Elon Musk tengah bersiap melakukan uji coba mobil tanpa pengemudi Tesla atau robotaxi di Austin dalam waktu dekat. Namun, sebelum konflik dengan Trump memanas, Badan Keselamatan Transportasi Jalan Raya Nasional AS (NHTSA) sudah lebih dulu meminta data teknis tentang sistem robotaxi tersebut, terutama cara kerja dalam kondisi visibilitas rendah.
Penyelidikan NHTSA itu menyusul investigasi terhadap 2,4 juta Tesla dengan perangkat lunak self-driving, menyusul insiden kecelakaan, termasuk satu yang menewaskan pejalan kaki.
Saham Tesla yang sebelumnya melonjak hampir 50% pascapengumuman robotaxi, justru anjlok 14% pada Kamis (5/6/2025) karena kekhawatiran pasar atas dampak konflik dengan Trump. Keesokan harinya, saham tersebut hanya pulih sebagian dengan kenaikan 4%.
“Kenaikan nilai saham Tesla baru-baru ini hampir sepenuhnya didorong oleh antusiasme terhadap robotaxi,” jelas analis Morningstar, Seth Goldstein.
“Perseteruan Musk dengan Trump bisa menjadi hambatan besar,” tambahnya.
Kredit Karbon Tesla Terancam Dihapus
Salah satu sumber pendapatan penting Tesla yang kerap terabaikan adalah penjualan kredit karbon kepada produsen otomotif lain yang gagal memenuhi standar emisi.
Namun, di tengah konflik, kubu Republik dilaporkan menyisipkan ketentuan baru dalam rancangan anggaran Donald Trump yang menghapus penalti bagi kendaraan berbahan bakar bensin.
Perubahan ini secara langsung akan memangkas keuntungan Tesla dari bisnis kredit tersebut. Padahal, dalam tiga bulan pertama 2025, penjualan kredit karbon melonjak sepertiga menjadi US$ 595 juta di tengah penurunan pendapatan utama.
Ancaman terhadap SpaceX dan Starlink
Konflik dengan Trump juga berpotensi mengancam SpaceX, perusahaan luar angkasa milik Musk yang telah menerima miliaran dolar dalam bentuk kontrak dari pemerintah AS, termasuk dari NASA.
Trump secara terbuka menyatakan dapat memotong kontrak federal SpaceX, sebuah ancaman besar mengingat SpaceX merupakan satu-satunya perusahaan AS yang mampu mengangkut manusia ke dan dari stasiun luar angkasa internasional menggunakan kapsul Dragon. Ketergantungan pada Rusia dengan kapsul Soyuz dinilai bukan pilihan ideal secara politik.
Di tengah ketegangan, Musk sempat mengancam akan menonaktifkan kapsul Dragon, tetapi kemudian meralat pernyataannya.
Starlink, anak usaha SpaceX yang menyediakan layanan internet berbasis satelit juga tak lepas dari risiko.
Baru-baru ini, Musk mengumumkan bahwa Arab Saudi dan India telah memberikan izin operasional untuk Starlink, perkembangan yang terjadi saat dia mendampingi Trump dalam kunjungan ke Timur Tengah.
Namun dengan memburuknya hubungan antara keduanya, akses Starlink ke pasar global bisa saja dibatasi secara politis, bukan bisnis murni.
X dan Risiko Pengiklan Kabur
Platform media sosial milik Musk, X (dulu Twitter), juga berpotensi terdampak. Setelah sempat ditinggalkan banyak pengiklan karena sikap Musk yang membiarkan konten konspiratif, beberapa merek besar mulai kembali diduga karena tekanan dari kelompok konservatif.
Namun kini, para pengiklan harus mempertimbangkan ulang kehadiran mereka di platform tersebut, terutama jika Trump memutuskan untuk menjadikan X sebagai sasaran politik.
“Jika Trump tidak menyukai X, ada risiko platform ini kembali menjadi radioaktif secara politis,” kata Sarah Kreps, pakar politik dari Universitas Cornell.
Apa yang Dipertaruhkan?
Bagi Musk, konflik ini datang di saat yang sangat kritis. Selain proyek moonshot NASA yang dijalankan oleh SpaceX, Tesla tengah berjuang untuk menghidupkan kembali minat konsumen setelah penurunan penjualan, terutama di kalangan pemilih liberal yang memboikot merek tersebut karena afiliasi politik Musk.
Ada spekulasi bahwa pasar “daerah merah” atau basis pemilih Trump dapat menyelamatkan penjualan Tesla. Namun setelah perpecahan ini, peluang tersebut dinilai makin tipis.
“Ada lebih banyak pertanyaan daripada jawaban saat ini,” tulis analis TD Cowen, Itay Michaeli.
Kondisi tersebut telah menurunkan target saham Tesla dari US$ 388 menjadi US$ 330. Harga saham Tesla berada di US$ 300 pada Jumat (6/6/2025).
Dengan bisnis yang begitu besar dan kompleks, Elon Musk tampaknya memiliki lebih banyak hal untuk kehilangan dibandingkan Donald Trump, jika konflik ini terus berlanjut.
Dampaknya bisa menjalar ke berbagai lini bisnis otomotif, luar angkasa, internet satelit, dan media sosial, serta mengguncang kepercayaan investor global terhadap visi masa depan Elon Musk.
-

Penambangan awan netral karbon SunnyMining, dapatkan $13.000 sehari dengan mudah hanya dengan satu klik
Dalam “Buku Putih Inisiatif Blockchain Hijau 2025” terbaru Binance, pembangunan berkelanjutan dipuji sebagai kunci masa depan industri. Binance kemudian sangat merekomendasikan solusi “Penambangan Awan Netral Karbon” SunnyMining yang disertifikasi FCA Inggris – 100% digerakkan oleh tenaga angin dan matahari, dikombinasikan dengan penjadwalan cerdas AI yang otonom, tidak perlu membeli mesin, penambangan sekali klik, membantu Anda dengan mudah memperoleh pendapatan pasif senilai $13.000 setiap hari.
Seluruh jaringan pertambangan menggunakan 100% energi angin dan matahari, yang menghasilkan emisi karbon nol dan menghemat biaya operasional.Perusahaan memegang 35.000 bitcoin untuk memastikan likuiditas platform dan keamanan dana.Memperoleh lisensi lembaga uang elektronik FCA Inggris, yang patuh dan transparan serta melindungi dana pengguna.Sistem penjadwalan daya komputasi AI yang dikembangkan sendiri, pengoptimalan alokasi daya komputasi secara real-time, dan pendapatan penambangan yang stabil.Mendukung BTC, ETH, DOGE, XRP, dan LTC, dengan biaya transparan dan tanpa biaya manajemen tambahan.
Mengapa sunnymining menonjol di antara banyak platform penambangan awan
Dibandingkan dengan biaya tinggi dan pengoperasian mesin penambangan tradisional yang rumit, SunnyMining hanya perlu menyewa daya komputasi jarak jauh yang digerakkan oleh tenaga angin dan matahari. Pengguna tidak perlu membeli peralatan apa pun atau memiliki latar belakang teknis. Mereka dapat berpartisipasi dalam penambangan mata uang kripto utama seperti BTC dan ETH dengan satu klik dan menikmati pendapatan harian yang stabil. Seluruh prosesnya ramah lingkungan, aman, dan berkelanjutan.
Penambangan awan telah berubah dari hambatan teknis khusus menjadi tren hijau yang populer di kalangan masyarakat umum, dan SunnyMining memimpin percepatan perubahan ini.
1. Daftarkan akun dan segera terima hadiah $15
2. Pilih kontrak penambangan yang sesuai dengan anggaran dan tujuan Anda
3. Setelah memulai kontrak, sistem akan berjalan secara otomatis dan pendapatan harian akan secara otomatis dikreditkan ke akun Anda
Solusi kontrak yang lengkap untuk memenuhi berbagai kebutuhan anggaran dan pendapatan:
Kontrak pengalaman pemula: jumlah investasi: $100, periode kontrak: 2 hari, pendapatan harian $4, total laba bersih: $100+$8.
WindMiners K9: jumlah investasi: $500, periode kontrak: 6 hari, pendapatan harian $6,3, total laba bersih: $500+$37,8.
Bitmain Antminer S21 XP IMM: jumlah investasi: $1.000, periode kontrak: 10 hari, pendapatan harian $13, total laba bersih: $1.000 + $130.
Bitcoin Miner S21 XP+ Hyd: jumlah investasi: $4.900, periode kontrak: 21 hari, pendapatan harian $66,15, total laba bersih: $4.900 + $1.389.
Jasminer X44-P: jumlah investasi: $8100, periode kontrak: 28 hari, pendapatan harian $115,02, total laba bersih: $8100 +$3220.
Innosilicon A11 Pro ETH Miner 8GB: Jumlah investasi: $17.000, periode kontrak: 28 hari, pendapatan harian $256,7, total laba bersih: $17.000 + $8984.
Hydro Cooling Suite AP-H20-A: Jumlah investasi: $33.000, periode kontrak: 43 hari, pendapatan harian $521,4, total laba bersih $33.000 + $22420.
Kasus pengguna nyata: metode praktis untuk meningkatkan nilai dari rendah ke tinggiDavid awalnya menginvestasikan $5.000 untuk membeli kontrak penambangan awan Bitcoin selama 30 hari,Dalam 28 hari, keuntungan mencapai 5.200 dolar AS, sehingga menghasilkan laba atas investasi. Selanjutnya, ia menginvestasikan kembali pokok dan keuntungan ke dalam kontrak dengan hasil yang lebih tinggi. Melalui strategi rollover dan kombinasi yang berkelanjutan, total laba melampaui 30.000 dolar AS dalam waktu satu bulan. Kasus ini menunjukkan bahwa meskipun Anda memulai dengan jumlah yang kecil, Anda dapat mencapai apresiasi yang signifikan dalam waktu singkat dengan memilih kontrak yang tepat dan terus berinvestasi kembali.Tentang SunnyMining
SunnyMining didirikan pada tahun 2019 dan berkantor pusat di Inggris. Perusahaan ini memegang lisensi FCA, 7 paten blockchain, lebih dari 500 pakar, mencakup 195 negara, memiliki lebih dari 9 juta pengguna terdaftar, dan bekerja sama dengan AIG untuk menyediakan perlindungan asuransi senilai $20 juta.
Mulailah perjalanan Anda sekarang dan buka jalan menuju aset kripto bernilai tambah!
Di SunnyMining, kekayaan digital Anda tidak akan lagi terbengkalai – sejak Anda mendaftar, setiap investasi akan menghasilkan bunga secara diam-diam. Tidak diperlukan operasi yang rumit, cukup klik untuk memulai penambangan awan 24 jam dan biarkan pendapatan pasif secara otomatis dikreditkan ke akun Anda.
Kunjungi sekarang: www.sunnymining.com untuk memulai perjalanan penambangan hijau dan cerdas Anda dan biarkan aset digital terus menciptakan nilai bagi Anda!
Email: info@sunnymining.com
-

Airlangga laporkan perkembangan terbaru perundingan IEU-CEPA
Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan perkembangan terbaru perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
“Kami ada pertemuan bilateral dengan EU (European Union) Commissioner for Trade and Economic Security, Maroš Šefčovič, dengan agenda utama finalisasi Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement. Status adalah teks perundingan telah selesai dan sejumlah isu teknis yang kemarin mampu diselesaikan dalam putaran terakhir di tingkat chief negotiation,” ujarnya dalam konferensi pers daring di Jakarta, Sabtu.
Pertemuan ini disebut merupakan komitmen kuat agar perundingan dengan negara-negara mitra strategis dan potensial bisa diselesaikan dengan tujuan membuka pasar peningkatan perdagangan maupun investasi yang saling menguntungkan, serta mengurangi trade barrier dalam bentuk tarif maupun non-tariff barrier.
Indonesia dan Uni Eropa (UE) dinyatakan sepakat menggunakan momentum situasi yang saat ini penuh ketidakpastian dan tidak bisa diprediksi untuk sama-sama memperkuat rantai pasok pasar dunia, sehingga percepatan penyelesaian dari perundingan IEU-CEPA menjadi sangat penting. Dalam hal ini, komoditas utama Indonesia dengan UE bersifat saling melengkapi ataupun komplementer, tak bersaing secara langsung.
Airlangga menilai populasi UE yang sebanyak 450 juta jiwa dengan Produk Domestik Bruto (PDB) 19,5 triliun dolar Amerika Serikat (AS) dan jumlah warga di Indonesia sebanyak 282 juta jiwa dengan PDB 1,4 triliun dolar AS merupakan potensi pasar yang sangat besar.
Hubungan ekonomi Indonesia dan UE terus menunjukkan tren positif dengan nilai perdagangan mencapai 30,1 miliar dolar AS pada tahun 2024. UE merupakan mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia, sementara Indonesia menempati posisi sebagai mitra dagang ke-33 bagi Uni Eropa.
Neraca perdagangan antara kedua pihak tetap surplus bagi Indonesia, dengan peningkatan signifikan dari 2,5 miliar dolar AS pada 2023 menjadi 4,5 miliar dolar AS pada 2024.
“Komisioner Maroš dan saya telah melakukan review akhir atas perkembangan perundingan dan sepakat atas langkah strategis untuk menyelesaikan beberapa isu teknis ataupun pending issues,” kata dia.
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025 -

Paradoks ketahanan pangan dan energi Indonesia
Jakarta (ANTARA) – Di tengah kompleksitas isu ketahanan pangan dan energi global, laporan INDEF Center FESD edisi Mei 2025 mengangkat tentang tantangan dan peluang yang sangat relevan bagi Indonesia.
Salah satu temuan utama yang layak digarisbawahi dari ketahanan pangan itu adalah kontradiksi yang mengemuka, antara surplus global dan tekanan harga domestik.
Persoalan ketahanan pangan memang kompleks. Meski produksi beras dunia mencapai rekor tertinggi dalam satu dekade, dengan stok akhir 205,7 juta ton, dan harga internasional menurun ke kisaran 375–415 dolar AS per ton, harga eceran beras di Indonesia justru tetap tinggi di angka Rp15.270/kg.
Ini mengindikasikan bahwa transmisi harga global ke pasar domestik tidak terjadi secara otomatis.
Transmisi harga ini tidak semata-mata ditentukan oleh volume produksi atau kelancaran distribusi, melainkan juga oleh struktur pasar yang membutuhkan biaya tinggi di setiap level.
Data menunjukkan hanya 43 persen nilai dari beras sampai ke petani, sementara 50 persen diserap oleh rantai distribusi dan ritel. Ini menjadi sinyal tersendiri bahwa persoalan utama bukan hanya teknis, melainkan struktural dan memerlukan efisiensi pasar pangan di setiap level yang lebih berkeadilan.
Lebih lanjut, penurunan nilai tukar petani (NTP) ke angka 121,75 pada April 2025 merupakan cerminan nyata masih ada kesenjangan antara peningkatan produksi dan kesejahteraan.
Hasil tinggi itu, seperti senjata makan tuan. Produktivitas yang melonjak akibat panen raya justru menekan harga gabah di tingkat petani, sehingga memperkecil margin keuntungan mereka.
Ketika biaya hidup dan produksi meningkat, tetapi efisiensi pada struktur pasar rendah, maka petani menjadi pihak yang paling terdampak.
Dalam konteks ini, kebijakan stabilisasi harga semestinya tidak hanya difokuskan pada konsumen, tetapi juga harus menjamin keseimbangan yang adil bagi produsen dan konsumen serta pelaku usaha di setiap level.
Copyright © ANTARA 2025

