Produk: dolar AS

  • Kekayaan Alam Melimpah, Indonesia Justru Peringkat 4 Penduduk Miskin Terbanyak Versi Bank Dunia

    Kekayaan Alam Melimpah, Indonesia Justru Peringkat 4 Penduduk Miskin Terbanyak Versi Bank Dunia

    GELORA.CO – Mengejutkan. Indonesia menempati peringkat keempat sebagai negara dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di dunia dalam kategori negara berpendapatan menengah atas, berdasarkan data terbaru dari Bank Dunia.

     

    Dalam laporan yang dirilis pekan ini, Bank Dunia mencatat bahwa 60,3 persen atau sekitar 171,8 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan internasional sebesar 6,85 dolar AS per hari (dalam paritas daya beli/PPP 2017). 

     

    Setelah dilakukan pembaruan standar menjadi PPP 2021 dengan garis kemiskinan sebesar 8,3 dolar AS per hari, angka tersebut melonjak menjadi 193,5 juta penduduk atau setara 68,3 persen dari total populasi Indonesia.

    Posisi Indonesia hanya lebih baik dari tiga negara lainnya: Afrika Selatan (63,4%), Namibia (62,5%), dan Botswana (61,9%). 

     

    Sementara itu, tingkat kemiskinan Indonesia tercatat lebih buruk dibandingkan sejumlah negara lain seperti Guatemala dengan angka 57,3 persen.

     

    Kemudoan Armenia (51%), Fiji (50,1%), bahkan Vietnam (17,9%) yang masih dikategorikan sebagai negara berpendapatan menengah bawah.

    Data ini menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Indonesia masih belum mencapai standar hidup layak menurut ukuran internasional. 

     

    Hal ini menimbulkan keprihatinan serius di tengah klaim Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah.

     

    Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, menilai kondisi ini sebagai ironi yang memprihatinkan. 

     

    “Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa, namun kenyataannya mayoritas rakyatnya hidup dalam kemiskinan,” ujarnya.

     

    Menurut Budiawan, tingginya angka kemiskinan ini menunjukkan kegagalan pemerintah dalam menjalankan amanat konstitusi untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. 

     

    Ia juga menyebut bahwa situasi ini mengarah pada kegagalan negara jika tidak ada perubahan besar dan menyeluruh.

    Bank Dunia secara berkala menyesuaikan garis kemiskinan internasional untuk merefleksikan kondisi ekonomi global yang aktual. 

     

    Pada 2022, Bank Dunia telah menaikkan garis kemiskinan dari 5,5 dolar AS (PPP 2011) menjadi 6,85 dolar AS (PPP 2017). 

     

    Kini, angka tersebut kembali naik menjadi 8,3 dolar AS (PPP 2021), meningkatkan jumlah penduduk miskin di banyak negara, termasuk Indonesia.

     

    Kenaikan garis kemiskinan ini memperlihatkan tantangan yang semakin besar bagi negara-negara berkembang dalam mengurangi kemiskinan secara berkelanjutan.

     

    Budiawan menegaskan bahwa untuk keluar dari jurang kemiskinan, Indonesia membutuhkan reformasi struktural yang menyeluruh, termasuk langkah konkret dalam memberantas korupsi.

     

    “Selama elite politik dan pejabat publik masih terjerat korupsi, upaya pengentasan kemiskinan hanya akan menjadi slogan kosong,” tegasnya.

     

    Perlu dicatat bahwa angka kemiskinan yang dirilis Bank Dunia menggunakan standar internasional yang jauh lebih tinggi dibanding garis kemiskinan nasional yang digunakan Badan Pusat Statistik (BPS). 

     

    BPS mencatat bahwa tingkat kemiskinan Indonesia pada Maret 2024 berada di angka 9,4 persen.

     

    Perbedaan ini mencerminkan jurang antara standar kesejahteraan minimum global dengan realitas pengukuran nasional yang lebih rendah.***

  • Prediksi Harga Emas 16 Juni 2025, Awas Melabung Imbas Perang Iran Israel – Page 3

    Prediksi Harga Emas 16 Juni 2025, Awas Melabung Imbas Perang Iran Israel – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Kekacauan yang terus berlanjut di Timur Tengah, khususnya konflik antara Israel dan Iran, kembali meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset aman.

    Hal ini menyebabkan harga emas melesat menembus USD3.400 per ons dan mencatatkan penutupan mingguan tertinggi sepanjang sejarah. Harga emas spot ditutup di level USD3.434,12 per ons, menguat 3,75% dibandingkan pekan sebelumnya.

    Meski begitu, para analis tetap berhati-hati. Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank, Ole Hansen, menilai bahwa konflik geopolitik seperti ini cenderung hanya mendorong kenaikan harga sementara.

    “Tanpa eskalasi lebih lanjut, sulit bagi harga untuk terus naik jauh di atas USD3.400,” ujar Hansen, dikutipd ari Kitco, Minggu (15/6/2025).

    Volatilitas Mengintai, Emas Tetap dalam Tren Naik Jangka Panjang

    Kepala Strategi Pasar MarketGauge, Michele Schneider, memperingatkan potensi volatilitas dalam waktu dekat. Ia menilai para trader jangka pendek kemungkinan akan mengambil keuntungan dari reli saat ini, yang bisa menekan harga dalam jangka pendek. Namun secara keseluruhan, baik emas maupun perak masih menunjukkan tren naik jangka panjang yang solid.

    Sementara itu, dolar AS justru tertinggal. Indeks dolar tercatat turun 1% dalam sepekan terakhir, diperdagangkan di angka 98,13, memperkuat daya tarik emas sebagai alternatif safe haven.

     

  • Pendapatan hasil olah sampah jadi listrik untuk bangun Giant Sea Wall

    Pendapatan hasil olah sampah jadi listrik untuk bangun Giant Sea Wall

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyebutkan salah satu pendapatan Jakarta untuk membangun mega proyek tanggul laut raksasa atau “Giant Sea Wall”, yakni dari pengelolaan sampah menjadi energi listrik.

    Pramono saat menjadi pembicara dalam acara Jakarta Future Festival di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Minggu, menyebutkan APBD DKI Jakarta saat ini mencapai Rp91 triliun yang diharapkan terus bertambah di tahun depan.

    Sedangkan, untuk Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) rata-rata mencapai Rp5-6 triliun dan real SiLPA terhitung sebanyak Rp2-3 triliun.

    “Kalau itu bisa dilakukan, maka kami setiap tahun minimum harus spend sekitar Rp5 triliun untuk Sea Wall sepanjang 19 kilometer (km),” ujarnya.

    Dia berharap dengan membangun tanggul laut raksasa sepanjang 19 km akan menjadi proyek panjang yang menantang dan dapat menguntungkan.

    Menurut Pramono, pengolahan sampah menjadi energi akan digunakan semuanya dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), sehingga diharapkan persoalan sampah selesai. Bahkan, Pemprov DKI berencana membangun empat PLTS, di mana satu PLTS feeder per hariannya 2.500 itu sekitar 1.500 Mega Watt (MW)

    “Persoalan sampah selesai, persoalan listriknya terpenuhi, pencemarannya juga akan berkurang banyak, dan itu kemudian kan ada revenue (pendapatan) buat Jakarta. Revenue ini akan digunakan untuk membangun Giant Sea Wall,” ujarnya,

    Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto sempat mencari kehadiran Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dalam penutupan konferensi infrastruktur ICI 2025, guna meminta Pemprov DKI agar mau patungan melalui APBD dalam pembangunan mega proyek tanggul laut raksasa (giant sea wall).

    Presiden menjelaskan bahwa proyek tanggul laut raksasa yang membentang sepanjang 500 kilometer di pantai utara Jawa, dari Banten hingga Gresik, Jawa Timur, membutuhkan biaya pembangunan sebesar 80 miliar dolar AS, termasuk di Teluk Jakarta secara khusus sebesar 8 miliar dolar AS sampai 10 miliar dolar AS.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Impor beras versus pengadaan domestik

    Impor beras versus pengadaan domestik

    Petani memasukkan gabah ke dalam karung usai panen di Kota Bengkulu, Bengkulu, Kamis (5/6/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/bar

    Impor beras versus pengadaan domestik
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 15 Juni 2025 – 15:29 WIB

    Elshinta.com – Jika mau jujur, baru di zaman pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, para menteri atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap produksi, pengadaan dan distribusi pangan utamanya beras, bisa bergerak satu irama dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhan beras dari dalam negeri.

    Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Badan Pangan Nasional dan Badan Urusan Logistik, BPS satu kata, tidak ada impor beras tahun 2025 dan pengadaan beras bulog hanya dilakukan melalui penyerapan hasil panen petani.

    Menteri Pertanian dan Dirut Bulog beserta jajaran all out menyukseskan serapan gabah saat puncak panen 2025. Pemerintah melalui Keputusan Kepala Bapanas No 14/2025, memberlakukan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 6.500/kg tanpa syarat kualitas dan rafraksi.

    Inilah salah satu bentuk konkret kehadiran dan keberpihakan pemerintah terhadap petani di lapangan. Selama 20 tahun terakhir ini, pemerintah lebih banyak berbisnis dengan petani, melalui importasi beras dan menjualnya di dalam negeri.

    Paling tidak dalam dua puluh tahun ini dalam hal ini 10 tahun pemerintahan SBY dan 10 tahun pemerintahan Jokowi, pemerintah berbisnis dengan rakyatnya.

    Berbagai argumen dikemukakan antara lain produksi beras dalam negeri tidak mencukupi, cadangan beras untuk operasi pasar sangat terbatas, gejolak harga beras medium di pasaran, antisipasi terjadinya bencana, dengan berbagai data dan informasi pendukungnya.

    Data BPS, data dan informasi harga beras medium di pasaran, prediksi musim kemarau akan berdampak terhadap penurunan produksi padi.

    Pemerintah perlu stok beras untuk mitigasi kalau terjadi bencana. Opini media cetak maupun elektronik serta diskursus untuk membangun ketakutan akan pasokan beras dalam negeri terus didengungkan.

    Patut diduga selama dua puluh tahun tersebut, ada aktor intelektual dan para pemburu rente yang bermain dalam impor beras. Penggiringan opini tentang perlunya impor beras inilah yang akhirnya digunakan sebagai salah satu argumen pemerintah untuk melakukan impor beras.

    Kementerian yang bertanggung jawab terhadap monitoring harga dan cadangan beras bukannya meyakinkan pemerintah, tetapi cenderung tidak melakukan penguatan bahwa produksi padi dalam negeri mencukupi. Ultimate goalnya adalah impor beras. Pertanyaan fundamentalnya, mengapa ini terus terjadi dalam waktu lama dan rakyat utamanya petani terus dikorbankan?

     

    Politik dan bisnis

    Mengapa impor beras berlangsung lebih dari 20 tahun? Patut diduga banyaknya kepentingan yang bermain merupakan jawaban konkretnya.

    Negara produsen beras tentu menjadi magnet bagi para pemburu rente untuk mengeruk keuntungan yang sangat dahsyat.

    Sebagai ilustrasi, harga beras medium poles per 18 Mei 2025 mencapai Rp 62 500 per 5 kilogram (Rp12500/kg), sementara harga beras 5 persen broken bervariasi antara 500-550 dolar AS per ton di pasar internasional (dengan kurs 18 Mei 2025 Rp16488,59/dolar AS), maka harga beras impor per kilogram antara Rp8244-Rp9068.

    Terdapat selisih harga antara Rp3432-Rp4256 per kg dibandingkan harga beras medium domestik.

    Jika impor dilakukan sebanyak 2,25 juta ton, maka terdapat selisih harga antara Rp7699-Rp9576 triliun, suatu angka yang menggiurkan bagi banyak orang, tanpa berfikir dampak buruknya bagi petani dan ketahanan produksi nasional.

    Perbandingan tersebut makin lebih dahsyat, karena beras pecah 5 persen termasuk beras premium. Tentu harganya lebih tinggi dan menguntungkan bagi importir.

    Bukti bahwa kebijakan impor beras sarat dengan muatan kepentingan terlihat dari harga beras yang turun saat Indonesia tidak mengimpor beras pada 2025. Patut diduga, ada konspirasi antara pemburu rente dan pedagang beras di Vietnam atau Thailand.

    Fenomena ini menunjukkan kepada semua, bahwa impor beras lebih banyak mudaratnya dibandingkan manfaatnya. Manfaat itu lebih dinikmati para pemburu rente yang tega mengorbankan petani sebagai pilar penyedia pangan negara.

    Keuntungan yang sangat dahsyat tersebut menjadikan banyak pihak berminat untuk melanggengkan impor beras.

    Itulah sebabnya, ketika jelang musim kemarau diskursus tentang kekeringan, el nino, gagal panen, puso dan harga beras medium naik menjadi topik aktual yang mengemuka di media masa.

     

    Importasi beras

    Kebijakan yang kurang berpihak pada petani mengutamakan importasi beras dibandingkan memprioritaskan penyerapan produksi dalam negeri secara kasat mata dan apriori merupakan bentuk konkretnya.

    Sebagai contoh kasus, bangsa ini mungkin bisa belajar dari situasi yang terjadi pada tahun 2018 dimana pemerintah melakukan impor beras sebanyak 2,25 juta ton di luar beras khusus.

    Padahal pada tahun tersebut, produksi padi Indonesia mencapai angka tertinggi dalam sejarah. FAO melaporkan Indonesia memproduksi 56,54 Juta ton GKG (setara 33,94 juta ton).

    Tahun 2018 merupakan puncak produksi karena kinerja Upaya Khusus (UPSUS) bekerja sama dengan MABES Angkatan Darat dan Pemerintah Provinsi serta Pemerintah Kabupaten/Kota mencapai titik kulminasinya.

    Semua bergerak dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota. Saat itu salah satu Penulis menjabat sebagai Direktur Jenderal Tanaman Pangan melihat dari citra satelit SPOT 5 maupun LANDSAT tutupan lahan didominasi oleh padi.

    Data dan Informasi ini tervalidasi di lapangan, sehingga saat itu penulis dengan percaya diri menjelaskan di depan DPR dalam hal ini Komisi IV sebagai mitra kerja.

    Sayang, meskipun DPR sudah yakin, tetapi Pemerintah tetap mengimpor beras medium 2,25 juta ton. Ironis memang, tetapi itulah realitanya yang harus dihadapi.

    Sebagai insan yang berkecimpung dengan petani untuk berproduksi, sakit rasanya dan sesak dada ini. Tapi apalah daya, pengambil kebijakan memutuskan untuk mengimpor beras. Importasi saat itu diputuskan sepihak, karena Menteri Pertanian saat itu tidak setuju.

    Dari situasi ini, paling tidak ada tiga implikasi yang harus diderita petani Indonesia yakni (i) harga gabah di tingkat petani anjlok saat panen raya; (ii) volume pembelian gabah petani oleh Bulog rendah; (iii) stok beras dalam negeri berlebih, sehingga beras Bulog yang disimpan terlalu lama mengalami penurunan mutu dan tidak layak dikonsumsi.

    Untuk memperkuat argumen impor beras, sejak awal dilakukan koreksi luas baku lahan sawah. Meskipun di lapangan banyak ditemukan ketidakakuratannya, tetapi luas baku lahan sawah BPN (2018) yang dipakai pemerintah saat itu untuk menentukan produksi, kecukupan beras, dan impor.

    Ada Kabupaten di Sumatra Selatan areal sawahnya hilang 6000 hektare lebih. Bahkan Jawa Timur waktu itu data luas sawahnya meningkat 300.000 hektare, suatu hal yang tidak masuk logika akal sehat. Selain tidak ada cetak sawah baru, juga alih fungsi lahan sawah untuk non sawah terus meningkat.

    Pemerintah saat Itu, melalui BPN dan atas masukan data dari BIG, Lapan, BPS, dan Bappenas memutuskan angka 7.105.145 hektare dari semula angka BPN (2013) 7.750.999 hektare.

    Provinsi dan Kabupaten/Kota saat itu mengajukan protes karena tidak sesuai kondisi lapangan. Akhirnya pada 2019 luas baku sawah yang tervalidasi oleh BPN menjadi 7,46 juta hektare.

    Fenomena ini menunjukkan bahwa data luas sawah baku rawan “digoreng” demi kepentingan pihak tertentu utamanya yang menginginkan impor beras secara berkelanjutan.

    Bukti lain bahwa kebijakan impor beras sarat dengan muatan kepentingan terlihat dari harga beras yang turun saat Indonesia tidak mengimpor beras tahun 2025.

    Walaupun, situasi dibuat heboh dengan data keluar masuk beras di Pasar Tjipinang yang diungkapkan oleh Mentan yang menyebabkan harga beras ada kenaikan walaupun Mentan juga mengumumkan bahwa stok beras 4 juta ton. Disinyalir ada permainan mafia beras.

    Pertanyaannya, bagaimana memutus jalur dan mafia lingkaran setan impor beras yang selama ini terus terjadi dan bahkan semakin merajalela?

    Diperlukan satu komando dalam pengadaan gabah dalam negeri dengan segala risikonya merupakan solusi mendasarnya.

    Serap gabah petani

    Keputusan fundamental untuk menyerap gabah petani at all cost merupakan keputusan satu komando yang perlu diapresiasi, karena tingkat ketidakpastian iklim sangat tinggi sebagai dampak perubahan iklim.

    Tentu ada risiko yang harus diambil pemerintah. Itu sangat wajar, begitulah bentuk konkret di lapangan bahwa Pemerintah hadir dan tidak membiarkan petani berjuang sendiri dipermainkan tengkulak.

    Faktanya, pemerintah mampu menyerap gabah secara maksimal, dan hampir tidak terdengar harga gabah anjlok di lapangan.

    Kalaupun Pemerintah dalam hal ini Bulog merugi sedikit, itu sangat wajar, karena selama 20 tahun lebih pemerintah menikmati keuntungan dari impor beras yang menyengsarakan petani.

    Mitigasi risiko Bulog harus dilakukan agar tidak mengalami kerugian lebih besar. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain, Bulog membeli gabah kering panen atau gabah kering giling dan dikeringkan sampai kadar air kering simpan, sehingga mutunya tidak akan turun sekalipun disimpan dalam waktu satu tahun.

    Bulog harus memaksimalkan silo silo yang dimiliki, sehingga kapasitas simpan gabah Bulog lebih besar. Secara bertahap Bulog harus menyerap langsung dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) atau kelompok tani (Poktan) agar harga beli Bulog dinikmati langsung petani bukan oleh pihak ketiga.

    Pengadaan penggilingan padi moderen yang mampu menghasilkan 6 derivat gabah, memungkinkan nilai tambah yang diperoleh Bulog lebih baik.

    Mengapa selama ini Bulog hanya menghasilkan beras, padahal Wilmar Padi Nusantara mampu menghasilkan menir, bekatul, sekam, oil rice brand dan masih banyak lagi, sehingga pendapatannya lebih baik dan bisa di share ke petani.

    Ingat rata rata lahan garapan petani hanya 0,3 hektare, sehingga tanpa ada tambahan pendapatan lain dari harga gabah, maka dipastikan petani akan sulit mencapai kesejahteraan hidup.

    *) Gatot Irianto adalah Analis Kebijakan Ahli Utama, Kementan; Muhrizal Sarwani adalah Peneliti/Analis Asosiasi Peneliti Pertanian Indonesia (APPERTANI); dan Destika Cahyana adalah Peneliti BRIN.

    Sumber : Antara

  • Konflik Israel & Iran hingga Kebijakan Trump Bikin Investor Pusing

    Konflik Israel & Iran hingga Kebijakan Trump Bikin Investor Pusing

    Jakarta

    Investor Amerika Serikat (AS) makin waspada menjelang pembukaan kembali pasar investasi pada Minggu malam. Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan kondisi protes berantai di Amerika telah menimbulkan ketidakpastian yang tinggi.

    Melansir Reuters, Minggu (15/6/2025), kontrak berjangka saham AS digadang-gadang bakal jadi pilihan para investor. Pasar perdagangan berjangka sendiri akan dibuka per pukul 6 sore waktu setempat. Ekspektasi investor terhadap gejolak pasar saham jangka pendek melonjak.

    Indeks Volatilitas Cboe tercatat naik 2,8 poin hingga ditutup pada 20,82 pada hari Jumat, penutupan tertinggi dalam tiga minggu ini. Kenaikan ini dijuluki sebagai pengukur rasa takut bagi investor Wall Street.

    Michael Thompson, salah satu manajer portofolio di firma investasi Little Harbor Advisors mengatakan peningkatan volatilitas saham berjangka merupakan tanda-tanda pelaku pasar modal tak mau mengambil risiko besar.

    “Kondisi ini akan menunjukkan kepada kita bahwa lindung nilai jangka pendek diperlukan,” kata Thompson.

    Sejauh ini di pasar modal, tiga indeks saham utama AS berakhir di zona merah pada hari Jumat, dengan S&P 500 turun terdalam hingga 1,14%.

    Harga minyak melonjak karena kekhawatiran pasokan. Sementara itu emas dan indeks Dolar AS juga meningkat, menunjukkan kedua instrumen ini tetap menjadi daya lindung paling optimal atau safe haven.

    Dua Masalah Bagi Investor

    Ada dua hal yang jadi kekhawatiran investor. Pertama, panasnya konflik Israel dan Iran. Kedua, kondisi dalam negeri AS yang sedang diliputi unjuk rasa menolak kebijakan Presiden Donald Trump.

    Israel melancarkan serangkaian serangan di Iran pada Jumat dan Sabtu, dengan mengatakan telah menyerang fasilitas nuklir dan pabrik rudal serta menewaskan sejumlah komandan militer. Mereka bilang ini menjadi operasi yang berkepanjangan untuk mencegah Teheran membangun senjata atom.

    Iran pun melancarkan serangan udara balasan ke Israel pada Jumat malam, dengan ledakan terdengar di Yerusalem dan Tel Aviv, dua kota terbesar di negara itu.

    Pada Sabtu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan pihaknya akan meningkat, sementara Iran baru saja membatalkan perundingan nuklir yang telah diupayakan dengan Amerika Serikat.

    Israel pada Sabtu juga tampaknya telah menyerang industri minyak dan gas Iran untuk pertama kalinya, dengan media pemerintah Iran melaporkan kebakaran di ladang gas.

    Sementara itu, kondisi dalam negeri AS juga kacau usai protes yang diselenggarakan oleh koalisi “No Kings” untuk menentang kebijakan Trump.

    Beberapa jam sebelum protes tersebut dimulai pada hari Sabtu, seorang pria bersenjata yang menyamar sebagai polisi menembaki dua politisi Minnesota dan pasangan mereka, menewaskan anggota dewan negara bagian Demokrat Melissa Hortman dan suaminya.

    (hal/kil)

  • Ekspor Listrik EBT Solusi Saat Polemik Power Wheelin

    Ekspor Listrik EBT Solusi Saat Polemik Power Wheelin

    JAKARTA – Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menilai kesepakatan terkait ekspor listrik bersih dari Indonesia ke Singapura dengan kapasitas sebesar 3,4 gigawatt (GW) hingga 2035 merupakan solusi di tengah polemik power wheeling di dalam negeri.

    Power wheeling merupakan mekanisme yang memperbolehkan pihak swasta atau Independent Power Producer (IPP) untuk membangun pembangkit listrik dan menjual secara langsung terhadap masyarakat melalui jaringan transmisi PLN.

    “Di tengah problem-problem itu (power wheeling), kalau ada kesepakatan dengan Singapura, otomatis ini menjadi solusi secara tidak langsung yang ada di kita. Di sisi lain kita ada masalah, di sisi lain kita ada peluang untuk menjadi market,” ujar Komaidi saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.

    Dari dalam negeri, ia menjelaskan PLN masih belum bersedia untuk menyerap listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) seiring harganya yang relatif mahal.

    Seiring dengan itu, tarif dasar listrik (TDL) telah ditentukan oleh pemerintah yang membuat PLN tidak memiliki fleksibilitas untuk menentukan harga jual listrik.

    Sehingga, PLN masih cenderung memilih listrik dari energi fosil (batu bara) yang harganya jauh lebih murah dibandingkan listrik berbasis EBT, yang mana akan memberikan margin keuntungan besar bagi PLN,

    “Di tengah polemik power wheeling yang implementasinya masih belum ada kesepakatan final, karena PLN masih belum bersedia. Kemudian ini menjadi hambatan bagi pengembang EBT, karena as bisnis teman-teman di PLN harus mempertimbangkan margin itu yang utama, sementara kalau kalau beli yang EBT mahal,” ujar Komaidi.

    Lebih lanjut, ia tidak memungkiri bahwa energi listrik berbasis EBT seharusnya dimanfaatkan di dalam negeri apabila merujuk aspek lingkungan, aspek teknik, dan lainnya.

    Namun, menurutnya lagi, terdapat problematika terkait aspek daya beli masyarakat yang belum dapat menjangkau listrik dengan harga mahal, karena terbiasa dengan listrik subsidi.

    “Kalau EBT mau ditambah, kan harganya mahal, kalau harganya mahal terkendala di daya beli kita yang belum menjangkau ke sana. Kita terbiasa dengan harga yang subsidi. Kalau subsidi yang ditambah, kapasitas fiskal kita terbatas,” ujar Komaidi.

    Pada Jumat (13/6), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Kedua Bidang Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait ekspor listrik bersih ke Singapura dengan kapasitas sebesar 3,4 gigawatt (GW) hingga 2035.

    Selain itu, disepakati pula pengembangan zona industri berkelanjutan yang direncanakan berlokasi di Kepulauan Riau, tepatnya di Bintan, Batam, dan Karimun, oleh Singapura, serta disepakati juga kerja sama penangkapan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture and Storage (CCS) di Indonesia.

    Potensi investasi yang diserap dari kesepakatan itu sebesar 30-50 miliar dolar AS untuk investasi pembangkit panel surya, serta 2,7 miliar dolar AS untuk manufaktur panel surya dan baterai, selain itu juga berpotensi membuka 418 ribu lapangan kerja baru dari manufaktur, konstruksi, operasi, serta pemeliharaan panel surya dan baterai.

    Di sisi lain, sebelumnya, Kementerian ESDM menegaskan bahwa Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EBET) tetap menjadi pembahasan prioritas antara pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

    Meskipun hampir seluruh pasal RUU telah disepakati bersama DPR, Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Sahid Junaidi mengatakan pembahasan mengenai pemanfaatan bersama jaringan transmisi (PBJT) atau power wheeling masih menjadi perdebatan dan memerlukan penyelesaian.

    “Secara formal, pemerintah sudah menyampaikan tanggapannya, kemudian di dalam dinamikanya kebutuhan akan PBJT ini meningkat. Dan di internal pemerintah sepakat bahwa isu ini perlu dinaikkan,” ujar Sahid.

  • Trump Raup Cuan Rp 9,78 Triliun dari Kripto hingga Golf

    Trump Raup Cuan Rp 9,78 Triliun dari Kripto hingga Golf

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meraup pendapatan lebih dari US$ 600 juta atau Rp 9,78 triliun (kurs Rp 16.303/dolar AS) dari kripto, klub golf, lisensi, dan usaha lainnya. Ini menunjukkan betapa besarnya bisnis yang dimiliki Trump sebagai seorang pengusaha.

    Melansir Reuters, Minggu (15/6/2025), dalam laporan keuangan publik yang diterbitkan pada Jumat (13/6) kemarin tercatat minat Trump terhadap kripto membuat kekayaannya naik secara substansial. Secara keseluruhan Trump melaporkan aset kurang lebih US$ 1,6 miliar atau Rp 26,08 triliun.

    Meski ia mengaku ia sudah melepas seluruh bisnisnya dan dikelola oleh anak-anaknya, pengungkapan kekayaan tersebut menunjukkan bagaimana pendapatan dari sumber-sumber itu pada akhirnya tetap menjadi milik Trump. Membuatnya dituduh memiliki konflik kepentingan sebagai orang nomor satu di AS.

    Sebagai contoh beberapa bisnisnya di bidang kripto yang mendapat keuntungan dari perubahan kebijakan AS saat Trump menjabat sebagai presiden telah menuai kritik dari masyarakat.

    Sebab koin meme yang dirilis salah satu usaha milik Trump awal tahun ini, $TRUMP, telah menghasilkan sekitar US$ 320 juta atau Rp 5,21 triliun. Meski tidak diketahui secara publik bagaimana dana itu dibagi antara entitas yang dikendalikan Trump dan mitranya.

    Keluarga orang paling berkuasa di AS ini juga diketahui terlibat dalam penambangan bitcoin dan keuangan yang diperdagangkan di bursa aset digital. Selain kripto, keluarga Trump juga berhasil meraup lebih dari US$ 400 juta atau Rp 6,52 triliun dari World Liberty Financial, sebuah perusahaan keuangan terdesentralisasi.

    Selain aset dan pendapatan dari berbagai bisnisnya, menurut perhitungan Reuters Trump setidaknya juga melaporkan pendapatan sebesar US$ 12 juta atau Rp 195,63 miliar melalui bunga dan dividen; kemudian sebanyak US$ 211 juta atau 3,43 triliun dari investasi pasif yang dimilikinya.

    Investasi terbesarnya adalah pada pengelola dana alternatif Blue Owl Capital Corp dan pada dana obligasi pemerintah yang dikelola oleh Charles Schwab dan Invesco.

    “Presiden Trump, Wakil Presiden Vance, dan staf senior Gedung Putih telah menyelesaikan pengarahan etika dan kewajiban pelaporan keuangan yang diwajibkan,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt dalam pernyataan melalui email kepada Reuters.

    “Pemerintahan Trump berkomitmen untuk transparansi dan aksesibilitas bagi rakyat Amerika,” sambungnya.

    (igo/kil)

  • Siap-siap, Harga Emas Bisa Tembus USD 3.500 Pekan Depan – Page 3

    Siap-siap, Harga Emas Bisa Tembus USD 3.500 Pekan Depan – Page 3

    Meski demikian, arah pasar tidak sepenuhnya satu sisi. Di tengah isu geopolitik, penguatan sementara dolar AS sempat muncul menyusul kabar dari pengadilan AS yang membatalkan beberapa tarif dagang, mendorong selera risiko pasar.

    Optimisme terhadap pembicaraan damai dagang antara AS dan Tiongkok pun turut menekan minat investor pada aset lindung nilai, walaupun ketidakpastian tetap membayangi.

    Andy Nugrahamemperkirakan pasar masih menahan posisi di emas karena belum ada kejelasan soal arah final kebijakan fiskal dan moneter AS.

    Secara teknikal, pergerakan harga emas ditopang sinyal penguatan tren naik yang semakin solid. Kombinasi candlestick bullish dan posisi harga di atas garis Moving Average memperkuat proyeksi bahwa tren naik bisa berlanjut.

    “Jika tekanan beli terus berlanjut dan tidak ada kejutan negatif dari data ekonomi atau pernyataan The Fed, maka harga emas berpotensi menguji area USD 3.500 pada minggu depan,” ujar Andy Nugraha.

     

  • Begini Penjelasan Beda Data Kemiskinan Versi RI dan Bank Dunia

    Begini Penjelasan Beda Data Kemiskinan Versi RI dan Bank Dunia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Dunia memiliki data yang berbeda soal kemiskinan di Indonesia. Penyebabnya adalah perbedaan cara mengukur untuk garis kemiskinan.

    Bank Dunia memperbarui adopsi ukuran purchasing power parity (PPP) atau paritas daya beli terbaru. Lembaga itu menggunakan PPP 2021 dari sebelumnya PPP 2017.

    Jumlah standarnya juga naik dari sebelumnya. PPP 2021 dengan US$3,00 per hari, sementara PPP 2017 sejumlah US$2,15 per hari.

    Dalam laporan terbaru, dengan nilai tukar PPP 2024 sebesar Rp 6,071 per dolar AS, garis kemiskinan menjadi Rp 18.213 per hari atau Rp 546.400 per bulan.

    Hal ini membuat kemiskinan ekstrem Indonesia versi Bank Dunia pada 2024, naik menjadi 5,44% dari total penduduk sebanyak 285,1 juta. Sebelumnya jumlah itu 1,26% dari total warga Indonesia.

    Dengan begitu, jumlah kemiskinan setara 15,5 juta orang atau naik dari sebelumnya 3,59 juta jiwa.

    Artinya berdasarkan ukuran terbaru, jumlah orang miskin di tanah air bertambah 12 juta orang tambahan.

    Sementara BPS pada September 2024. Lembaga itu mencatat kelompok miskin sebanyak 8,57% atau 24,06 juta jiwa.

    Sebagai contoh untuk data versi BPS, misalnya garis kemiskinan per kapita pada September 2024 di DKI Jakarta sebesar Rp 846.085 per bulan. Jadi jika satu rumah berisi lima anggota, artinya garis kemiskinan sebesar Rp 4.230.425 per bulan.

    (npb/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Danantara Siapkan 20 Persen Modal untuk Investasi Luar Negeri

    Danantara Siapkan 20 Persen Modal untuk Investasi Luar Negeri

    JAKARTA – Chief Executive Officer (CEO) Danantara Rosan Roeslani menyatakan 20 persen dari total modal Danantara akan dialokasikan untuk investasi di luar negeri guna memperluas cakupan bisnis secara global.

    Rosan mengatakan, 80 persen dari total modal Danantara akan difokuskan untuk proyek-proyek strategis dalam negeri terutama sektor-sektor prioritas untuk pembangunan nasional dan sisanya sebesar 20 persen dialokasikan ke luar negeri.

    “Danantara ini kita fokusnya, tentunya kita investasi di awal ini di Indonesia. Tapi kita lihat, mungkin kita lihat antara 80-20 persen lah. 80 persen ada di Indonesia, 20 persen kita investasi di luar negeri,” kata Rosan saat menjadi pembicara dalam kegiatan bertajuk Entrepreneurial Leadership in Action: Steering Indonesia’s Investment and Industrial Renaissance yang digelar Universita Paramadina di Jakarta, Jumat, 13 Juni dilansir ANTARA.

    Menurut Rosan, fokus utama investasi awal tetap berada di Indonesia karena potensi dan kebutuhan pembangunan yang masih sangat besar di berbagai sektor penting demi mendukung target pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.

    Namun, Rosan menilai investasi di luar negeri juga penting untuk memperkuat posisi Danantara sebagai pemain global dan mendukung peningkatan nilai perusahaan secara jangka panjang.

    Dengan modal mencapai 7 miliar dolar Amerika Serikat (AS) yang bersumber dari deviden, Danantara disebut mampu melakukan pengungkit (leverage) hingga lima kali lipat, yang setara dengan potensi dana investasi 35 miliar dolar AS per tahun.

    Bila dihitung dalam jangka waktu lima tahun, potensi dana yang bisa digerakkan mencapai 175 miliar dolar Amerika Serikat dan akan dimanfaatkan untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.

    “Kalau dalam waktu 5 tahun, berarti 35 miliar dolar AS x 5, berapa? 175 miliar dolar AS, every 5 years that I can use to invest. Again to create more jobs,” ucapnya.

    Rosan menekankan investasi menjadi ujung tombak pertumbuhan ekonomi karena mampu menggerakkan sektor riil, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong kesejahteraan masyarakat secara luas dan berkelanjutan.

    “Investasi menjadi sangat penting dan menjadi salah satu ujung tombak untuk perekonomian, penciptaan lapangan pekerjaan, dan yang lain-lain,” kata Rosan.