Produk: dolar AS

  • White Paper East Ventures Soroti Potensi AI untuk Transformasi Asia Tenggara

    White Paper East Ventures Soroti Potensi AI untuk Transformasi Asia Tenggara

    JAKARTA – Perusahaan venture capital (VC) startup Indonesia dan Asia Tenggara East Ventures telah merilis white paper berjudul “AI-first: Decoding Southeast Asia trends”. 

    White paper ini menyajikan analisis mendalam tentang bagaimana kecerdasan buatan (AI), khususnya Generative AI (GenAI), membentuk ulang lanskap bisnis dan inovasi di Asia Tenggara.

    Teknologi AI juga diperkirakan akan berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara secara signifikan, dengan potensi kontribusi mencapai sekitar 950 miliar dolar AS atau sekitar Rp15.200 triliun pada tahun 2030. 

    Dari total kontribusi AI, Indonesia diperkirakan akan meraih manfaat ekonomi terbesar senilai 366 miliar dolar AS (Rp5.856 triliun), disusul oleh Thailand sebesar 117 miliar dolar AS (Rp1.872 triliun), dan Malaysia sebesar 115 miliar dolar AS (Rp1.840 triliun).

    East Ventures melihat bahwa implementasi AI di kawasan Asia Tenggara telah memberikan hasil nyata di berbagai sektor:

    Ritel: Konversi penjualan naik hingga 30 persen berkat sistem rekomendasi berbasis AIKesehatan: Waktu tunggu pasien turun hingga 34 persen melalui diagnostik otomatisManufaktur: Efisiensi produksi naik 22 persen, downtime alat turun 17 persenPetrokimia: Biaya operasional berkurang 12 persen melalui perawatan prediktifPertanian: Konsumsi air turun 28 persen, hasil panen naik 32 persen.

    East Ventures mencatat bahwa kekuatan GenAI terletak pada kemudahan penerapan dan biaya rendah. Banyak startup di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia, sudah memanfaatkan GenAI tanpa perlu keahlian teknis mendalam atau infrastruktur mahal.

    Namun, saat ini Asia Tenggara masih menyumbang porsi kecil dari total investasi global di bidang AI.

    Meskipun ekosistem AI di kawasan ini masih berada pada tahap awal, East Ventures melihat potensi pertumbuhan yang kuat di aplikasi hilir, terutama dalam pemanfaatan GenAI.

    Dalam konteks ini, East Ventures menegaskan kembali keyakinannya untuk terus berinvestasi di sektor AI, dengan menempatkan startup berbasis AI-first sebagai salah satu fokus utama pada tahun 2025.

    “Kami percaya bahwa inovasi seharusnya dapat diakses oleh semua orang. AI seharusnya tidak diadopsi hanya untuk mengikuti tren, melainkan digunakan untuk membangun solusi yang lebih intuitif, efisien, dan dapat ditingkatkan skalanya,” kata Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures. 

  • Rupiah pada Kamis pagi menguat jadi Rp16.261 per dolar AS

    Rupiah pada Kamis pagi menguat jadi Rp16.261 per dolar AS

    Ilustrasi – Petugas menunjukan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Bank BSI, Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/Spt/am. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/MUHAMMAD ADIMAJA)

    Rupiah pada Kamis pagi menguat jadi Rp16.261 per dolar AS
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 24 Juli 2025 – 12:00 WIB

    Elshinta.com – Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Kamis pagi di Jakarta menguat sebesar 42 poin atau 0,26 persen menjadi Rp16.261 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.303 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • Bank Indonesia: Tarif 19% Trump Bakal Dongkrak Ekspor Impor

    Bank Indonesia: Tarif 19% Trump Bakal Dongkrak Ekspor Impor

    Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia mengungkapkan kesepakatan tarif Trump 19% antara AS dan Indonesia bakal mampu mendongkrak ekspor maupun impor Tanah Air. 

    Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter (DKEM) Firman Mochtar melihat terdapat potensi peningkatan perdagangan kedua negara. Terlebih terdapat beberapa komoditas impor dapat mendorong kegiatan ekonomi domestik. 

    Meski demikian, Firman tak menjelaskan lebih lanjut komoditas impor dari AS apa yang bakal mendorong ekonomi dalam negeri tersebut.

    “Jadi ekspornya akan lebih baik dari baseline kami. Impornya ini kami melihat bisa mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi domestik,” jelasnya dalam Taklimat Media, Kamis (24/7/2025). 

    Selain berdampak positif terhadap perdagangan, Firman menyampaikan dengan kesepakatan kedua negara ini semakin memberikan nuansa kepastian. Bukan hanya bagi Indonesia, tetapi secara global karena tarif bagi negara lain juga perlahan turun.

    Harapan Firman, kondisi ini berdampak positif terhadap aliran modal Indonesia. Terkini, terjadi pergeseran aliran modal keluar dari AS ke Eropa dan negara berkembang termasuk Indonesia, serta komoditas yang dianggap aman seperti emas, terus berlanjut sejalan dengan meningkatnya risiko ekonomi AS, termasuk risiko fiskal.

    Perkembangan ini mendorong berlanjutnya pelemahan indeks mata uang dolar AS terhadap mata uang negara maju (DXY) dan negara berkembang (ADXY).

    Lebih jauh lagi, kondisi tersebut akan turut memberikan efek terhadap nilai tukar yang lebih baik dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

    Untuk diketahui, pengumuman kesepakatan tarif 19% dirilis pada Rabu (16/7/2025) dini hari, bertepatan dengan hari kedua Rapat Dewan Gubernur (RDG) untuk menentukan kebijakan moneter—termasuk suku bunga acuan atau BI Rate.

    Firman bercerita, bank sentral belum sempat melakukan kalkulasi dampak penurunan tarif dari 32% ke 19% tersebut secara menyeluruh.

    “Kita lihat nanti ya, kami masih hitung [dampaknya],” lanjut Firman.

    Sebelumnya, Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengungkapkan kesepakatan tarif impor AS sebesar 19%—yang masih berpotensi lebih rendah—serta IEU-CEPA dapat menjadi momentum untuk mengerek pertumbuhan ekonomi menuju 5%.

    Melalui tarif yang lebih rendah dari kebanyakan negara lainnya dan ditambah dengan proyeksi ekspor semester II/2025 yang lebih tangguh, Febrio meyakini ekonomi Indonesia dapat semakin mendekati outlookpemerintah yang sebesar 5% untuk tahun ini.  Untuk itu, pemerintah perlu memanfaatkan adanya kesepakatan dagang dengan AS maupun Eropa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

    “Kami melihat peluang pertumbuhan ekonomi akan menuju ke sekitar 5%, [ada] peluang untuk mendorong lebih cepat lagi karena ada momentum dengan keberhasilan tim untuk negosiasi [tarif],” ujarnya saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Senin (21/7/2025). 

  • Pemerintah siapkan 80 ribu KDMP bangun solar panel agar mandiri energi

    Pemerintah siapkan 80 ribu KDMP bangun solar panel agar mandiri energi

    Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan atau Zulhas dalam acara Green Impact Festival di Jakarta, Kamis (24/7/2025). (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)

    Pemerintah siapkan 80 ribu KDMP bangun solar panel agar mandiri energi
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 24 Juli 2025 – 14:43 WIB

    Elshinta.com – Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan mengatakan pemerintah akan mempersiapkan 80 ribu Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) untuk pembangunan sarana energi baru terbarukan (EBT) berupa solar panel agar mandiri energi. 

    Zulkifli yang biasa disapa Zulhas itu di Jakarta, Kamis (24/7), mengatakan koperasi desa nantinya tidak hanya sebagai fasilitas simpan-pinjam, tetapi juga pusat kegiatan ekonomi yang berada di desa, termasuk mempersiapkan EBT.

    “Sedang kita kaji, di 80 ribu desa yang nanti kita akan bangun 1-1,5 hektare solar panel, berbasis desa, kecamatan dan kabupaten. Jadi punya energi yang mandiri,” kata Zulhas dalam acara Green Impact Festival.

    Ia mengatakan setiap tahun negara memberikan subsidi listrik sebesar 25 miliar dolar AS atau setara lebih dari Rp399,37 triliun (kurs 1 dolar AS setara Rp15.975).

    Untuk membangun solar panel membutuhkan modal sebesar Rp100 miliar dolar AS atau setara lebih dari Rp1,57 kuadriliun. Namun, menurut dia, hal tersebut akan menguntungkan di tahun kelima, karena Indonesia tak perlu memberikan subsidi listrik di desa-desa.

    “Memang diperlukan kira-kira 100 miliar dolar AS, sudah dihitung. Artinya kalau 100 miliar dolar AS, 4 tahun subsidi. Itu sudah bisa bayar, berarti kita tahun kelima dan tahun keenam nggak perlu subsidi lagi,” katanya. 

    Lebih lanjut, Zulhas mengatakan dengan adanya solar panel di tiap desa, kecamatan dan kabupaten, maka tidak lagi membutuhkan transmisi yang panjang seperti PLN. Menurutnya, hal ini akan lebih efisien.

    “Yang diperlukan tentu nanti baterai penyimpanan. Jadi sekali lagi yang terakhir, ini potensi yang luar biasa,” ujar Zulhas.

    Sumber : Antara

  • Singapura jadi negara penyumbang PMA terbesar DKI

    Singapura jadi negara penyumbang PMA terbesar DKI

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Provinsi DKI Jakarta mencatat Singapura menjadi negara penyumbang untuk capaian Penanaman Modal Asing (PMA) DKI Jakarta, yakni 50 persen dari total investasi yang masuk.

    “Biasanya Singapura memang yang paling besar kontribusinya, di FDI (Foreign Direct Investment/Penanaman Modal Asing Langsung) itu 50 persen, senilai Rp13,87 triliun dari total investasi asing yang masuk di Jakarta,” kata Kepala Unit Pengelola (UP) Jakarta Investment Centre (JIC), Dinas PMPTSP DKI Jakarta, Tona Hutauruk di Jakarta, Kamis.

    Menurut Tona, negara dengan julukan Negeri Singa itu menjadi pusat atau hub berbagai macam arus di dunia. Dengan begitu, DKI Jakarta terus berupaya menawarkan proyek-proyek kerja sama dengan Singapura.

    Selain Singapura, ada empat negara lain yang menjadi sumber PMA DKI Jakarta yakni Jepang, Malaysia, China, dan Hong Kong.

    “Kadang-kadang ada negara Belanda, tapi fluktuatif,” kata Tona.

    Adapun realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) DKI Jakarta pada kuartal I 2025 tercatat sebanyak 1,7 miliar dolar AS, berkontribusi 11,9 persen dari total realisasi PMA secara nasional.

    Sementara itu, realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) DKI Jakarta mencapai Rp42,2 triliun, atau 18 persen dari total realisasi PMDN secara nasional.

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan investasi yang inklusif dan berkelanjutan, guna memperkuat posisi Jakarta sebagai pusat ekonomi nasional dan global.

    Komitmen ini salah satunya diwujudkan melalui perhelatan Jakarta Investment Festival (JIF) 2025 pada Juli hingga Oktober mendatang.

    Wakil Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Provinsi DKI Jakarta, Muhammad Herizkianto mengatakan Jakarta sebagai ibu kota ekonomi terbesar kawasan sekaligus tuan rumah sekretariat ASEAN merupakan episentrum strategis dan gerbang utama untuk menawarkan akses investasi ke pasar internasional terutama Asia Tenggara.

    Sejumlah proyek milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pun diperlihatkan agar bisa dilirik calon investor mulai dari sektor transportasi, infrastruktur, pengelola air bersih dan limbah serta inisiatif proyek-proyek kerja sama dengan pihak swasta khususnya di bidang properti, pariwisata, telekomunikasi dan ekonomi sirkular.

    “Tahun 2025 ini kita menyongsong kota global, mendorong investor dengan BUMD kita untuk berkolaborasi untuk menjadikan kota Jakarta seperti kota global di tahun 2030,” katanya.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ekonomi Jakarta tetap kuat karena didorong sektor investasi

    Ekonomi Jakarta tetap kuat karena didorong sektor investasi

    Jakarta (ANTARA) – Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta menyatakan ekonomi Jakarta tahun 2025 tetap kuat di tengah kondisi perekonomian dan dinamika global maupun domestik yang tidak menentu salah satunya karena didorong sektor investasi.

    “DKI Jakarta dengan pangsa perekonomian terbesar di Indonesia hampir 17 persen, pertumbuhan ekonominya masih kuat. Ini didorong sektor investasi yang menurut kami cukup ciamik,” kata Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Rizal Moelyana dalam konferensi pers Jakarta Investment Festival (JIF) 2025 di Jakarta, Kamis.

    Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Provinsi DKI Jakarta pada (triwulan I) tahun 2025 sekitar 4,8- 5,4 persen, meski sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2024 yakni 5,01 persen.

    Iklim investasi di Jakarta berada dalam kondisi baik, yang ditunjukkan melalui capaian realisasi investasi pada triwulan I 2025 yang mencapai Rp69,8 triliun, atau merupakan yang tertinggi se-Indonesia.

    Adapun kondisi investasi di Jakarta, sambung Rizal, dapat ditunjukkan melalui perhelatan Jakarta Investment Festival (JIF) 2025. Kegiatan tersebut diharapkan mampu mendorong dan memperkuat posisi Jakarta sebagai salah kota global yang berdaya saing.

    “Jakarta Investment Festival 2025 merupakan suatu kegiatan strategis untuk memberikan informasi sekaligus juga meningkatkan pemahaman kepada stakeholder mengenai kondisi iklim investasi di Jakarta,” ujar dia.

    Dalam kesempatan itu, Wakil Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Provinsi DKI Jakarta, Muhammad Herizkianto menambahkan, realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) DKI Jakarta pada triwulan I 2025 mencapai Rp42,24 triliun.

    Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp1,72 miliar dolar AS atau setara Rp27,52 triliun.

    Dengan demikian, total realisasi kumulatif PMDN dan PMA Provinsi DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2025 itu sebesar Rp69,77 triliun. Capaian ini menempatkan Jakarta pada peringkat pertama nasional dengan kontribusi sebesar 15 persen terhadap total realisasi nasional.

    “Jadi yang sebelumnya itu sebesar Rp58,38 triliun di kuartal pertama di tahun 2024 dan menjadi sekarang Rp69,77 triliun di kuartal pertama di 2025. Cukup signifikan kenaikannya,” katanya.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DPR Sepakati RAPBN 2026, Ekonomi RI Ditargetkan Tumbuh 5,8 Persen

    DPR Sepakati RAPBN 2026, Ekonomi RI Ditargetkan Tumbuh 5,8 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah Indonesia resmi menyepakati Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) serta Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2026.

    Kesepakatan ini diambil dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-25 masa persidangan IV tahun sidang 2024-2025 yang digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/7/2025).

    Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Jazilul Fawaid, memaparkan sejumlah asumsi dasar ekonomi makro dalam RAPBN 2026. 

    Target pertumbuhan ekonomi ditetapkan sebesar 5,2%-5,8%, laju inflasi 1,5%-3,5%, serta nilai tukar rupiah berkisar antara Rp 16.500 hingga Rp 16.900 per dolar AS.

    Selain itu, pembahasan juga menghasilkan postur makro fiskal 2026. Pendapatan negara ditetapkan sebesar 11,71%-12,31% dari produk domestik bruto (PDB), yang terdiri dari perpajakan 10,08%-10,54% PDB, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) 1,63%-1,76%, dan hibah 0,002%-0,003%.

    Untuk belanja negara, angkanya disepakati sebesar 14,19%-14,83% dari PDB. Rinciannya, belanja pemerintah pusat 11,41%-11,94%, dan transfer ke daerah sebesar 2,78%-2,89% dari PDB.

    “Arah dan strategi kebijakan fiskal didesain untuk mewujudkan kedaulatan pangan, energi, ekonomi menuju Indonesia tangguh, mandiri, dan sejahtera,” ujar Jazilul dalam rapat.

    Sementara itu, Ketua DPR Puan Maharani menyatakan bahwa DPR telah menyepakati arah kebijakan fiskal 2026 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

    “DPR RI menekankan pentingnya dukungan anggaran yang efisien, kredibel, dan berorientasi hasil guna mewujudkan tema sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045,” ungkap Puan.

    Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2026 sendiri mengusung tema “Kedaulatan Pangan, Energi, serta Ekonomi Produktif dan Inklusif”, yang sejalan dengan arah kebijakan prioritas nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.

  • Budaya Konsumerisme, Lipstick Effect, dan Dampak pada Planet Bumi

    Budaya Konsumerisme, Lipstick Effect, dan Dampak pada Planet Bumi

    JAKARTA – Boneka Labubu yang sempat menjadi sensasi global kini pamornya mulai menurun. Padahal dulu, banyak orang yang rela mengantre dari subuh demi mendapatkan boneka ini.

    Labubu sering dianggap boneka mewah karena harganya yang tidak murah untuk sebagian kalangan. Meski begitu, boneka ini sempat laris manis di pasaran. Labubu adalah karakter buku cerita karya seniman Kasing Lung. Pada 2019, Lung bekerja sama dengan perusahaan mainan Tiongkok, Pop Mart, untuk mewujudkan karakter-karakternya.

    Popularitas Labubu melejit setelah sejumlah selebritas internasional memakainya, mulai dari Rihanna, Dua Lipa, Kim Kardashian, hingga personel Lisa BlackPink

    Rakyat biasa kemudian ikut terhipnotis dengan tren Labubu. Di Indonesia, pernah menjadi perbincangan gara-gara ratusan orang yang rela antre sejak subuh di sebuah mall di Jakarta Selatan demi mendapatkan Labubu.

    Dan, tren ini tidak hanya terjadi di Tanah Air, tapi juga di Shanghai hingga London, dengan antrean mengular.

    Micro Trend

    Menjelang akhir tahun lalu, tagar Labubu menghasilkan lebih dari 1,4 juta video hanya di TikTok. Dari jutaan video tersebut, mayoritas berisi video pembukaan kotak rahasia atau blind box Labubu.

    Para kolektor ini antusias membuka kotak mainan misterius untuk melihat apakah mereka mendapatkan boneka Labubu yang diinginkan atau tidak.

    Namun, karena mainan blind box mendongkrak pendapatan, seringnya para kolektor tidak mendapat boneka yang mereka inginkan dan hal ini terus mendorong mereka membeli lebih banyak. Pop Mart, pemilik Labubu, mengalami peningkatan pendapatan hampir dua kali lipat menjadi 1,81 juta dolar Amerika Serikat pada 2024.

    “Pendapatan dari Labubu menyumbang hampir 22 persen dari total pendapatan Pop Mart,” demikian mengutip The Commons Earth.

    Boneka Labubu dibanderol mulai dari 20 dolar AS (Rp326.456) sampai 300 dolar AS (Rp4,89 juta). Bagi sebagian orang, harga Labubu tidak masuk akal dan lebih dianggap sebagai simbol status.

    Ratusan orang mengantre membeli Labubu di Pop Mart Gandaria City. (X)

    Mainan ini tetap dinilai barang mewah karena tidak tidak menawarkan fungsi selain memanjakan visual atau alat pamer di media sosial. Media sosial memiliki andil dalam mendorong orang menganut paham kosumerisme, yaitu membeli sesuatu untuk mencapai kebahagiaan. 

    Tapi tetap saja peminat Labubu tetap melonjak, padahal di era sekarang, uang ratusan ribu sangat berarti bagi sebagian orang. Faktanya, banyak orang dewasa mengalami kesulitan finansial, kesulitan memiliki rumah, tujuan finansial jangka panjang pun tersendat.

    Meski belum benar-benar menghilang, popularitas Labubu mulai menurun. Sebenarnya, ketika banyak orang mengantre Labubu, prediksi bahwa ini adalah tren sesaat dikemukakan sejumlah kalangan.

    Sebelum Labubu, sudah ada tren boneka Domo, Beanie Babies, dan Smiskis yang sifatnya hanya sesaat. Faktanya, mainan dan blind box mengikuti pola yang serupa dengan microtrend lainnya yang berkembang pesat.

    Krisis Iklim

    Lalu, mengapa Labubu tetap laris di pasaran padahal harganya tak murah? 

    Jawabannya karena lipstick effect. Secara sederhana, lipstick effect adalah teori ekonomi yang menyatakan bahwa konsumen membeli lebih banyak barang mewah mini ketika ekonomi sedang lesu.

    Ini karena kosumen merasa tujuan jangka panjang seperti membeli rumah tidak bisa tercapai, kemudian mereka terlena dengan barang mewah yang ‘terjangkau’. 

    Lipstick effect sebenarnya tak memiliki dampak terlalu besar, namun masalah muncul ketika banyak orang menghabiskan uang mereka untuk produk plastik sekali pakai dan mengikuti tren mikro yang kian cepat berkembang.

    Tren mikro tidak hanya menguras dompet, tapi juga buruk bagi planet bumi. Itu karena mainan seperti Labubu, Smiskis, Sonny Angels, dan lainnya terbuat dari platik dan ujung-ujung akan berakhir di tempat sampah.

    Budaya kosumerisme, lipstick effect dapat berdampak pada planet bumi. (Unsplash)

    Menurut sejumlah penelitian, hampir 80 persen mainan berakhir di tempat pembuangan sampah, insinerator, atau lautan. Produksi plastik, tidak hanya membuat bumi lebih hangan, tapi juga masuk ke dalam otak, darah, dan bahkan plasenta.

    “Kita hidup di dunia yang terus menerus dibombardir dengan pemasaran. Perusahaan-perusahaan besar menggunakan taktik manipulatif dan licik untuk menciptakan rasa tidak aman dan meningkatkan penjualan,” tulis the Commons Earth.

    Krisis iklim adalah hal yang nyata dan itu buruk. Faktanya, pembelian rumah tangga memengaruhi 65 persen emisi global. Karena itulah, tak ada salahnya memeriksa kembali hubungan kita dengan budaya kemudahan dan konsumerisme. Merenungkan pembelian kita adalah hal baik untuk semua orang.

    Pegiat lingkungan Amea Wadsworth menegaskan, sebelum membeli sesuatu orang harus bertanya pada diri sendiri apa yang membuat kita bahagia, mengapa, dan berapa lama bertahannya.

    “Siapa yang dirugikan oleh pembelian kita? Siapa yang membuat apa yang kita beli? Ke mana perginya semua ini setelah saya selesai menggunakannya?” pungkas Amea.

  • Rp 10,49 Triliun Modal Asing Cabut dari Indonesia, Ini Penyebabnya – Page 3

    Rp 10,49 Triliun Modal Asing Cabut dari Indonesia, Ini Penyebabnya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) mencatat modal asing mengalir keluar pada pekan ketiga Juli 2025. Sepanjang 2025, tercatat masih banyak modal asing yang keluar dari Indonesia.

    Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, data transaksi 14 sampai 17 Juli 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp10,49 triliun.

    “Nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp10,49 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp1,91 triliun di pasar saham dan Rp8,95 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), serta beli neto sebesar Rp0,38 triliun di pasar SBN,” kata Ramdan dikutip dari situs resmi Bank Indonesia, Minggu (20/7/2025).

    Ramdan menjelaskan, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

    Apapun selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen sempai dengan 17 Juli 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp58,01 triliun di pasar saham dan Rp48,07 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp59,97 triliun di pasar SBN.

    Kemudian untuk Premi CDS Indonesia 5 tahun per 17 Juli 2025 sebesar 73,49 bps, turun dibanding dengan 11 Juli 2025 sebesar 74,23 bps, sedangkan Rupiah dibuka pada level (bid) Rp Rp16.320 per dolar AS dan Yield SBN 10 tahun stabil di 6,56%.

     

  • Melihat Gerak Harga Emas Dunia Sepekan, Bikin Untung atau Buntung? – Page 3

    Melihat Gerak Harga Emas Dunia Sepekan, Bikin Untung atau Buntung? – Page 3

    Pandangan optimis juga disuarakan oleh Rich Checkan, Presiden dan COO Asset Strategies International.

    “Lebih tinggi. Kekhawatiran atas nasib Ketua Federal Reserve, ketegangan di Timur Tengah, Timur Jauh, dan Eropa, serta tren pelemahan dolar AS yang jelas, semuanya mendukung harga emas yang lebih tinggi,” tutur Checkan

    Hal serupa juga diungkapkan oleh James Stanley, Senior Market Strategist di Forex.com. Ia memprediksi harga emas akan tetap naik. Hal ini dilihat dari support garis tren emas pada sepekan terakhir.

    Menurutnya, Emas merespons dengan sangat baik terhadap support garis tren minggu ini. Menurut Stanley para pembeli masih belum keluar dari situasi tersebut. 

    “Telah terjadi stagnasi di sekitar 3350/3362, tetapi saya masih belum memiliki bukti bahwa penjual mampu mengambil alih untuk sesuatu yang lebih dari sekadar pullback jangka pendek,” ujar Stanley.

    Namun, Adrian Day, Presiden Adrian Day Asset Management, punya pandangan yang lebih hati-hati. Ia menilai bahwa kemungkinan besar The Fed belum akan melakukan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.

    “Saya masih berpikir bahwa Jerome Powell khususnya enggan untuk memotong suku bunga. Saya pikir ada tiga alasan utama untuk itu,” ujarnya.