Produk: disinfektan

  • Kasus PMK di Jateng Menurun, Angka Kesembuhan Ternak Capai 2.204 Eko

    Kasus PMK di Jateng Menurun, Angka Kesembuhan Ternak Capai 2.204 Eko

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak di Jawa Tengah menunjukkan tren penurunan signifikan.

    Saat ini, jumlah kasus aktif berada di bawah 20 ekor per hari, tanpa laporan kematian atau pemotongan baru.

    Sementara itu, angka kesembuhan terus meningkat hingga ratusan ekor.

    Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng, Hariyanta Nugraha, menyampaikan bahwa hingga Rabu (29/1/2025), jumlah ternak yang diduga terinfeksi PMK mencapai 6.899 ekor, bertambah 12 ekor dari sebelumnya.

    Namun, sebanyak 485 ekor telah dinyatakan sembuh, sehingga total ternak yang pulih mencapai 2.204 ekor.

    Sementara jumlah ternak yang disembelih tetap 120 ekor, dan yang mati sebanyak 293 ekor, tanpa ada laporan baru.

    “Jumlah kasus yang bertambah sudah sangat sedikit, di bawah 20 ekor per hari, sementara angka kesembuhan terus meningkat. Tidak ada laporan ternak mati atau dipotong dalam beberapa waktu terakhir. Ini menunjukkan bahwa kasus aktif semakin menurun,” ujarnya melalui sambungan telepon, Kamis (30/1/2025).

    Sejak awal Januari 2025, kasus PMK di Jateng sempat mengalami fluktuasi.

    Puncaknya terjadi pada 15-16 Januari, ketika lonjakan kasus mencapai 899 ekor dalam satu hari.

    Namun, pada pekan ketiga Januari, jumlah kasus mulai menurun.

    Hingga pekan keempat (28-29 Januari), terjadi peningkatan signifikan pada jumlah ternak yang sembuh.

    Menurut Hariyanta, keberhasilan ini berkat pelaksanaan vaksinasi yang dimulai sejak 1 Januari 2025.

    “Kami sudah mendapatkan distribusi vaksin dan pengobatan terus dilakukan,” jelasnya.

    Hingga saat ini, sebanyak 4.011 ekor ternak telah menerima pengobatan, sementara vaksinasi sudah diberikan sebanyak 37.333 dosis.

    Selain itu, sebanyak 71.489 liter cairan disinfektan telah didistribusikan ke 272 lokasi.

    Jateng juga akan menerima tambahan 400 ribu dosis vaksin dari pemerintah pusat hingga September 2025.

    Selain vaksinasi dan pengobatan, pembatasan lalu lintas hewan turut berperan dalam menekan penyebaran PMK.

    Salah satu langkah yang dilakukan adalah penutupan pasar hewan untuk mencegah interaksi antara ternak sehat dan yang terinfeksi.

    Meski tren kasus menurun, Hariyanta mengingatkan para peternak agar tetap waspada.

    Jika menemukan tanda-tanda PMK pada ternak, mereka diminta segera melapor ke tenaga medis atau melalui WhatsApp Pusat Krisis Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan di 0811 1182 7889, atau ke Posko PMK Disnakkeswan Jateng di 0851 3509 7990.

    “Yang paling penting adalah menjaga kesehatan ternak, terutama di musim hujan. Pastikan kebersihan kandang, berikan pakan berkualitas, hindari memasukkan hewan dari luar tanpa pemeriksaan, serta tambahkan multivitamin atau jamu tradisional seperti empon-empon. Jika ada gejala PMK, segera laporkan, karena semakin cepat ditangani, semakin besar peluang sembuhnya,” imbuhnya. (*)

  • Menyoal Klorat, Kandungan Kimia Penyebab Coca-Cola di Eropa Disetop Sementara

    Menyoal Klorat, Kandungan Kimia Penyebab Coca-Cola di Eropa Disetop Sementara

    Jakarta

    Peredaran produk Coca-Cola di Eropa sementara disetop. Minuman soda lainnya, seperti Coke dan Sprite juga ditarik di pasaran.

    Hal ini karena adanya temuan kadar bahan kimia yang disebut mengandung klorat sangat tinggi. Perusahaan tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan penarikan kembali difokuskan pada Belgia, Luksemburg, dan Belanda.

    “Analisis ahli independen menyimpulkan bahwa risiko terkait bagi konsumen sangat rendah,” kata seorang juru bicara kepada BBC.

    Coca-Cola mengungkapkan pihaknya belum menerima keluhan dari konsumen terkait temuan ini. Perusahaan tersebut menambahkan bahwa masalah ini mempengaruhi sejumlah kecil minuman kaleng impor Appletiser, Coca-Cola Original Taste, Coca-Cola Zero Sugar, Diet Coke, dan Sprite Zero dengan kode produksi dari 328 GE hingga 338 GE yang dapat ditemukan di bagian bawah kaleng.

    Anne Gravett dari Badan Standar Makanan (FDA) mengatakan pihaknya sedang melakukan penyelidikan.

    “Jika kami mengidentifikasi makanan yang tidak aman, kami akan mengambil tindakan untuk memastikannya disingkirkan dan memberitahu konsumen,” tambahnya.

    Dampak Paparan Klorat

    Paparan klorat tingkat tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk masalah tiroid, terutama di kalangan anak-anak. Klorat sendiri dapat diproduksi saat disinfektan berbasis klorin digunakan dalam pengolahan air dan pengolahan makanan.

    “Kita perlu mempertanyakan apakah kita ingin mencerna bahan kimia dalam minuman ringan yang digunakan dalam produksi kembang api dan disinfektan, betapapun kecil jumlahnya,” kata NHS dan ahli gizi swasta Caron Grazette.

    Grazette menjelaskan ada beberapa kondisi yang dapat terjadi saat klorat dikonsumsi secara berlebihan oleh manusia. Mengutip penelitian tentang bahan kimia tersebut, Grazette mengungkapkan seseorang dapat mengalami mual, muntah, diare, dan membatasi kemampuan darah untuk menyerap oksigen.

    Menurut juru bicara perusahaan Coca-Cola, kadar klorat yang lebih tinggi ditemukan selama pengujian rutin di fasilitas produksi di Ghent, Belgia. Menurut AFP, sebagian besar produk yang tidak terjual telah ditarik dari rak, dan perusahaan sedang dalam proses menarik sisanya.

    “Perusahaan menganggap kualitas dan keamanan produknya sebagai prioritas utama,” beber juru bicara tersebut.

    (sao/kna)

  • Eropa Tarik Besar-besaran Produk Coca-Cola, Ada Temuan Kadar Kimia Tinggi

    Eropa Tarik Besar-besaran Produk Coca-Cola, Ada Temuan Kadar Kimia Tinggi

    Jakarta

    Peredaran Coca-Cola di Eropa disetop sementara, minuman soda lain seperti Coke dan Sprite juga ditarik dari pasaran. Hal ini dikarenakan adanya temuan kadar klorat yang tinggi, berpotensi memicu gangguan kesehatan.

    Pihak Coca-Cola mengatakan kaleng dan botol kaca mereka yang mengandung kadar tinggi zat tersebut telah didistribusikan di Belgia, Belanda, Inggris, Jerman, Prancis, dan Luksemburg sejak November. Demikian pengumuman Coca-Cola Europacific Partners Belgium kepada AFP.

    “Kami tidak memiliki angka pasti, tetapi jelas bahwa itu adalah jumlah yang cukup besar,” kata perusahaan tersebut, tentang berapa jumlah minuman yang memiliki zat klorat tinggi.

    Sebagai catatan, klorat dapat ditemukan dalam makanan karena berasal dari disinfektan klorin, banyak digunakan dalam pengolahan air dan pengolahan makanan.

    Dalam opini ilmiah pada 2015, Otoritas Keamanan Pangan Eropa mengatakan paparan klorat jangka panjang menimbulkan potensi masalah kesehatan bagi anak-anak, terutama mereka yang mengalami kekurangan yodium ringan atau sedang.

    “Mayoritas produk yang terdampak dan tidak terjual telah ditarik dari rak-rak toko dan kami terus mengambil langkah-langkah untuk menarik semua produk yang tersisa dari pasar,” kata Coca-Cola Europacific Partners Belgium.

    Namun, cabang perusahaan di Prancis mengatakan analisis oleh para ahli independen menyimpulkan kemungkinan risiko terkait konsumsi produk Cola, sangat rendah.

    “Kami belum menerima keluhan apa pun dari konsumen tentang masalah ini,” klaim perusahaan itu.

    Sejumlah produk Coke dan Fuze Tea yang terdampak telah dikirim ke Prancis, tetapi untuk saat ini perintah penarikan tidak berlaku untuk pasar Prancis, tambahnya.

    Coca-Cola Europacific Partners meminta maaf atas penarikan tersebut, yang menurutnya terungkap melalui pemeriksaan rutin di lokasi produksinya di Ghent.

    Produk-produk yang terdampak memiliki kode produksi mulai dari 328 GE hingga 338 GE, dan termasuk merek Minute Maid, Nalu, Royal Bliss, dan Tropico, kata perusahaan itu.

    “Kami sedang menghubungi otoritas terkait di masing-masing pasar yang terdampak,” kata firma tersebut.

    (naf/naf)

  •  Tim SAR Gabungan Temukan Korban Ke-25 Longsor Petungkriyono

     Tim SAR Gabungan Temukan Korban Ke-25 Longsor Petungkriyono

    TRIBUNJATENG.COM, KAJEN — Pencarian korban longsor dan banjri bandang di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, terus dilakukan.

    Hingga Minggu (26/1), sudah ada 25 korban yang berhasil dievakuasi dan dalam kondisi keadaan meninggal dunia. Adapun masih ada satu orang yang belum ditemukan.

    Satu korban, M Nasrullah Amin (38), warga Kelurahan Kradenan, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, diangkat, pada Sabtu (25/1) pukul 09.34.

    Korban kedua, Tigar Hapriyanto (34), warga Denasri Kulon, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, diangkat tiga menit kemudian.

    Anggota SAR Bumi Santri, Fahri Diky mengatakan, tim SAR mengalami kendala saat akan melakukan evakuasi korban yang ke-24 dan ke 25.

    Pada hari keempat pencarian, Jumat (24/1), tim SAR gabungan sudah menemukan tiga korban, yakni satu korban di rumah Sekdes Kasimpar dan dua korban di area Allo Kafe.

    “Akan tetapi, yang berhasil dievakuasi hanya satu, atas nama Aurel. Adapun dua korban lagi belum dievakuasi karena korban tertimpa batu, dan bangunan,” kata Fahri kepada Tribun Jateng.

    Fahri menjelaskan, kendala yang dihadapi tim SAR gabungan yaitu di lokasi hujan, kabut tebal, akses yang susah, dan ditambah lagi korban ke-24 dan ke-25 ini terhimpit antara ujung jembatan dan beton.

    “Korban ke-24 terlihat bagian pinggang ke atas dan korban ke-25 terlihat dari pinggang ke bawah,” jelasnya.

    Tim SAR gabungan saat itu masih menggunakan alat manual untuk melakukan pencarian, di antaranya Rotariso, alkon, hammer, jack hammer manual, linggis, cangkul, dan sekop.

    Sementara itu, Kepala Kantor Basarnas Semarang, Budiono mengatakan, operasi pencarian pada hari ke-5 terpaksa dihentikan lebih cepat.

    Hal tersebut dilakukan karena hujan yang turun dengan intensitas tinggi mengguyur area pencarian.

    “Personel SAR gabungan terpaksa kami tarik karena hujan deras dan kami hentikan untuk hari ini (Sabtu—Red). Dikhawatirkan akan terjadi longsor susulan yang bisa membahayakan tim gabungan” ujar Budiono.

    Dia mengungkapkan, tim SAR gabungan mengalami kendala saat hendak mengevakuasi korban ke-24 dan ke-25, yang terhimpit material longsor berupa batu besar.

     “Segala cara untuk bisa menyingkirkan bebatuan yang menghimpit kedua korban dengan peralatan yang ada seperti peralatan extrikasi.

    Untuk excavator belum bisa digunakan karena lokasi masih tidak aman untuk penggunaan excavator,” ungkapnya.

    Dengan ditemukannya dua korban tersebut maka jumlah total korban yang berhasil dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia menjadi 25 orang.

    Adapun satu korban yang masih dalam pencarian, yakni M Teguh Imanto.

    Dia menambahkan, sejak pencarian korban tanah longsor pada hari ke-4, setiap selesai bertugas tim SAR gabungan disemprot dengan cairan disinfektan sebagai langkah pencegahan timbulnya penyakit akibat pembusukan mayat.

    “Kami selalu menjaga kesehatan dari para personil SAR gabungan karena yang utama adalah keselamatan personel kami. Jangan sampai selesai operasi SAR, para personel jatuh sakit,” tambahnya. (dro) 

  • Cara DKPP Pamekasan Tanggulangi Wabah PMK

    Cara DKPP Pamekasan Tanggulangi Wabah PMK

    Pamekasan (beritajatim.com) – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan, intens melakukan pendampingan dan penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan cara menyemprotkan cairan disinfektan hingga pendistribusian vaksin terhadap hewan ternak.

    Dari total sebanyak 7 ribu dosis vaksin PMK yang diterima dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia, juga sudah didistribusikan ke berbagai Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) di empat kecamatan berbeda di Pamekasan.

    Bahkan personil media kesehatan hewan di lingkungan DKPP Pamekasan, juga terjun langsung ke berbagai pasar hewan guna melakukan pemeriksaan dan penyemprotan disinfektan hingga pemberian dosis anti PMK.

    “Sejauh ini kami sudah mendistribusikan sebanyak 7.000 dosis vaksin PMK ke empat puskeswan yang ada di Pamekasan, dan melakukan vaksinasi dengan cara mendatangi kandang sapi milik warga,” kata Plt DKPP Pamekasan, Indah Kurnia Sulistiorini, Selasa (28/1/2025).

    Total bantuan dosis vaksin PMK dibagi dan didistribusikan ke titik Puskeswan di Pamekasan. “Rincian pendistribusian dosis vaksin meliputi Puskeswan Galis dan Pamekasan, masing-masing sebanyak 1.675 dosis, Puskeswan Pakong dan Waru, masing-masing sebanyak 1.825 dosis,” ungkapnya.

    “Puskeswan Galis, merupakan pusat kesehatan hewan yang membawahi Kecamatan Larangan, Kadur, dan Pademawu. Puskeswan Pamekasan meliputi Kecamatan Proppo dan Tlanakan. Sementara Puskeswan Pakong, mencakup Kecamatan Pegantenan dan Palengaan. Sedangkan Puskeswan Waru, mencakup Kecamatan Batumarmar dan Pasean,” jelasnya.

    Tidak hanya itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat khususnya para peternak agar segera menghubungi petugas lapangan jika terdapat sapi atau hewan ternak yang sakit. Bisa juga dengan menghubungi dokter hewan secara langsung sesuai wilayah tugas masing-masing.

    “Kami telah menyebarkan nomor telepon masing-masing dokter hewan kepada para aparat desa. Tolong dihubungi nomor tersebut, agar bisa segera tertangani dengan baik apabila ada sapi sakit dan diduga terserang PMK,” pungkasnya.

    Berdasar data DKPP Pamekasan, per 15 Januari 2025. Terdapat sebanyak 547 ekor sapi di Pamekasan, dinyatakan terjangkit PKM, bahkan sebanyak 24 ekor sapi di antaranya dinyatakan mati.

    Dari angka total kasus PKM, tercatat sebanyak 152 ekor sapi dinyatakan sakit, 24 ekor sapi mati, 25 ekor sapi dipotong paksa, serta sebanyak 346 ekor sapi di antaranya dinyatakan sembuh dari PMK. [pin/ted]

  • Kasus PMK Meningkat, Pemkab Tuban Tutup Seluruh Pasar Hewan Selama 21 Hari

    Kasus PMK Meningkat, Pemkab Tuban Tutup Seluruh Pasar Hewan Selama 21 Hari

    Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Tuban telah mengumumkan penutupan sementara seluruh pasar hewan selama 21 hari, mulai tanggal 28 Januari hingga 17 Februari 2025. Keputusan ini tertuang dalam Surat Edaran Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban Nomor 500.7.2.4/489/414.106.05/2025.

    Adapun kebijakan tersebut diambil menyusul meningkatnya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayah tersebut.

    Terhitung hingga 16 Januari 2025, sebanyak 104 kasus PMK dilaporkan di 20 kecamatan. Dari jumlah tersebut, 94 ekor hewan masih dirawat, 6 ekor mati, 3 dipotong paksa, dan 1 ekor dinyatakan sembuh.

    Situasi ini mendorong Pemkab Tuban untuk segera bertindak guna mencegah penyebaran lebih luas.

    Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP2P) Tuban langsung mengerahkan tim dokter hewan dan paramedik di setiap Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan).

    Mereka menangani ternak yang dilaporkan sakit menggunakan stok obat yang tersedia. Selain itu, pengawasan lalu lintas ternak diperketat. Setiap hewan yang masuk ke wilayah Tuban harus memenuhi persyaratan vaksinasi dan uji laboratorium melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (ISIKHNAS).

    Sebagai tindakan pencegahan, penyemprotan disinfektan dilakukan di pasar hewan serta rumah-rumah warga yang memiliki ternak.

    DKP2P juga terus mengedukasi peternak untuk menjaga kebersihan kandang, memberikan pakan yang cukup, serta memastikan ternaknya telah divaksinasi.

    Pemkab Tuban mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan bekerja sama dalam upaya pencegahan PMK. Peternak diminta segera melaporkan jika ada ternak yang menunjukkan gejala sakit.

    Selain itu, penting untuk menjaga kebersihan kandang, memastikan ternak dalam kondisi sehat, dan menghindari membawa ternak sakit ke pasar.

    Dengan langkah-langkah ini, diharapkan penyebaran PMK dapat terkendali dan aktivitas pasar hewan kembali normal setelah masa penutupan berakhir. [fyi/aje]

  • Pencarian Korban Longsor di Pekalongan: 25 Ditemukan Meninggal, 1 Hilang – Halaman all

    Pencarian Korban Longsor di Pekalongan: 25 Ditemukan Meninggal, 1 Hilang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pencarian korban longsor dan banjir bandang di Desa Kasimpar, Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, terus berlangsung.

    Hingga saat ini, sebanyak 25 korban berhasil dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia, sedangkan satu orang masih dalam pencarian.

    Identitas Korban

    Dua korban terakhir yang ditemukan adalah:

    1. M Nasrullah Amin, 38 tahun, warga Kelurahan Kradenan, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, dievakuasi pada pukul 09:34 WIB.

    2. Tigar Hapriyanto, 34 tahun, warga Denasri Kulon, Gg Bundawar, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, dievakuasi pada pukul 09:37 WIB.

    Kendala Pencarian

    Anggota SAR Bumi Santri, Fahri Diky, mengungkapkan tim SAR menghadapi kendala saat akan melakukan evakuasi korban yang ke-24, dan ke-25.

    Korban ke-24, dan ke-25 ini terhimpit antara ujung jembatan dan beton.

    “Korban ke 24, terlihat bagian pinggang ke atas, dan untuk korban ke 25 terlihat dari pinggang ke bawah,” jelasnya.

    Tim SAR gabungan saat itu masih menggunakan alat manual untuk melakukan pencarian, di antaranya Rotariso, alkon, hammer, jack hammer manual, linggis, cangkul, dan sekop.

    “Personil SAR gabungan terpaksa kami tarik karena hujan deras dan kami hentikan untuk hari ini.”

    “Dikhawatirkan akan terjadi longsor susulan yang bisa membahayakan tim gabungan” ujar Budiono, Kepala Kantor Basarnas Semarang.

    Dengan ditemukannya dua korban tersebut, jumlah total korban yang berhasil dievakuasi menjadi 25 orang, sedangkan satu orang, M Teguh Imanto, masih dalam pencarian.

    “Kami berharap cuaca cerah hari ini agar korban terakhir bisa segera ditemukan,” harap Budiono.

    Sebagai langkah pencegahan kesehatan, Budiono menambahkan, tim SAR gabungan akan disemprot dengan cairan disinfektan setelah melakukan pencarian.

    Hal ini sebagai langkah pencegahan timbulnya penyakit akibat pembusukan mayat. 

    “Kami selalu menjaga kesehatan dari para personil SAR gabungan karena yang utama adalah keselamatan personil kami. Jangan sampai selesai operasi SAR para personil jatuh sakit,” tambahnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kasus PMK Meningkat, Pemkab Tuban Tutup Seluruh Pasar Hewan

    Kasus PMK Meningkat, Pemkab Tuban Tutup Seluruh Pasar Hewan

    Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Tuban telah mengumumkan penutupan sementara seluruh pasar hewan selama 21 hari, mulai tanggal 28 Januari hingga 17 Februari 2025. Keputusan ini tertuang dalam Surat Edaran Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban Nomor 500.7.2.4/489/414.106.05/2025.

    Adapun kebijakan tersebut diambil menyusul meningkatnya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayah tersebut.

    Terhitung hingga 16 Januari 2025, sebanyak 104 kasus PMK dilaporkan di 20 kecamatan. Dari jumlah tersebut, 94 ekor hewan masih dirawat, 6 ekor mati, 3 dipotong paksa, dan 1 ekor dinyatakan sembuh.

    Situasi ini mendorong Pemkab Tuban untuk segera bertindak guna mencegah penyebaran lebih luas.

    Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP2P) Tuban langsung mengerahkan tim dokter hewan dan paramedik di setiap Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan).

    Mereka menangani ternak yang dilaporkan sakit menggunakan stok obat yang tersedia. Selain itu, pengawasan lalu lintas ternak diperketat. Setiap hewan yang masuk ke wilayah Tuban harus memenuhi persyaratan vaksinasi dan uji laboratorium melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (ISIKHNAS).

    Sebagai tindakan pencegahan, penyemprotan disinfektan dilakukan di pasar hewan serta rumah-rumah warga yang memiliki ternak.

    DKP2P juga terus mengedukasi peternak untuk menjaga kebersihan kandang, memberikan pakan yang cukup, serta memastikan ternaknya telah divaksinasi.

    Pemkab Tuban mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan bekerja sama dalam upaya pencegahan PMK. Peternak diminta segera melaporkan jika ada ternak yang menunjukkan gejala sakit.

    Selain itu, penting untuk menjaga kebersihan kandang, memastikan ternak dalam kondisi sehat, dan menghindari membawa ternak sakit ke pasar.

    Dengan langkah-langkah ini, diharapkan penyebaran PMK dapat terkendali dan aktivitas pasar hewan kembali normal setelah masa penutupan berakhir. (fyi/but)

  • Kisah Bripka Shandy, Anggota Polisi yang Jadi Marbut Keliling di Bogor
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        22 Januari 2025

    Kisah Bripka Shandy, Anggota Polisi yang Jadi Marbut Keliling di Bogor Megapolitan 22 Januari 2025

    Kisah Bripka Shandy, Anggota Polisi yang Jadi Marbut Keliling di Bogor
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Shandy Darmendra, anggota polisi Polsek Tanah Sareal, Kota Bogor, bisa menjadi contoh sosok inspiratif yang dimiliki korps bhayangkara.
    Polisi berpangkat brigadir polisi kepala (Bripka) ini menemukan jalan spiritualnya seiring tugasnya sebagai aparat penegak hukum.
    Pria ini hampir setiap hari menyambangi mushala untuk menjadi marbut. Hal ini dilakukan atas kemauannya sendiri.
    Sudah sejak enam bulan lalu, Shandy menjadi marbut keliling. Dia selalu menyempatkan waktunya selepas tugas untuk berkeliling mencari mushala yang tidak memiliki marbut.
    Shandy menceritakan, perjalanan hijrahnya itu berawal saat Covid-19 pertama kali merebak. Dia seiring mendatangi masjid-masjid untuk melakukan penyemprotan disinfektan.
    Entah kenapa, setelah itu, Shandy merasa menemukan pencerahan di hidupnya. Seiring waktu, langkah menuntunnya bertemu dengan para ulama dan kyai.
    “Enggak tau kenapa, mungkin hidayah ya. Saya tiba-tiba tergerak untuk jadi marbut,” kata Shandy, Rabu (22/1/2025).
    Saat menjadi marbut keliling, ada empat teman lainnya yang ikut bersama Shandy. Secara bergiliran, mereka mendatangi setiap mushala yang tidak memiliki marbut.
    Berbekal sabun diterjen maupun pembersih WC, Shandy lalu membersihkan tempat wudhu, kamar mandi, dan WC di mushola tersebut.
    Ia bertekad untuk selalu menjaga kebersihan dan merawat setiap mushala yang didatanginya.
    “Kebersihan itu tidak hanya soal keindahan saja, tapi juga mencerminkan nilai-nilai iman dan keislaman,” ucap dia.
    “Tidak ada kata terlambat untuk berbuat kebaikan,” sambung dia.
    Di sisi lain, profesinya sebagai anggota polisi menuntut dirinya untuk hadir sebagai pelayan, pengayom, dan pelindung masyarakat.
    Bagi Shandy, menjadi marbut maupun saat bertugas sebagai polisi sama-sama mempunyai tujuan mulia.
    Shandy tak berharap apa yang dilakukannya ini dipandang istimewa. Ia hanya ingin berbuat dan berbagi kebaikan di masa hidupnya.
    “Tetaplah menjadi orang baik meskipun kita masing belum jadi orang baik. Karena saya juga bukan orang benar sebetulnya, tapi ingin jadi orang bener di mata Allah,” tutup dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ditemukan 8 Bangkai Sapi di Sungai Bengawan Solo, Pasar Hewan Bojonegoro Tutup

    Ditemukan 8 Bangkai Sapi di Sungai Bengawan Solo, Pasar Hewan Bojonegoro Tutup

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Sepanjang Januari 2025 sudah ditemukan delapan bangkai sapi di Sungai Bengawan Solo.

    Bangkai sapi yang ditemukan dan berhasil dievakuasi diduga suspek Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Untuk mengantisipasi penyebaran yang lebih luas, Pemkab Bojonegoro menutup sementara pasar hewan di Kabupaten Bojonegoro.

    Selain menutup pasar hewan, Pemkab Bojonegoro bersama instansi lain juga melakukan penyekatan di perbatasan wilayah Kabupaten Bojonegoro.

    Dari data di Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Pemkab Bojonegoro per tanggal 13 Januari 2025 sudah ada sebanyak 280 sapi suspek PMK.

    “Langkah ini (penutupan pasar hewan,red) akan dimulai pada 22 Januari 2025 hingga 04 Februari 2025,” ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Disnakkan Bojonegoro, drh Lutfi Nurrohman, Senin (20/1/2025).

    Ia menambahkan, penutupan sementara transaksi jual beli hewan ini berdasarkan Surat Menteri Pertanian Nomor: B-03/PK.320/M/01/2025 tentang Kewaspadaan Dini Peningkatan Kasus Penyakit Menular Strategis (PHMS). Juga berdasar surat Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro Nomor: 542/1304/412.222 /2024 tentang Laporan Kejadian Kasus PMK.

    “Sehubungan dengan hal tersebut, maka untuk sementara kegiatan transaksi jual beli di Pasar Hewan di Bojonegoro diantaranya Pasar Hewan Baureno, Sumberrejo, Balen dan Padangan ditiadakan selama 14 hari. Selain itu juga dilakukan penyemprotan disinfektan di seluruh pasar hewan yang ada di Bojonegoro tersebut,” jelasnya.

    Langkah ini diambil untuk memutus risiko penularan PMK melalui hewan dan media pembawa penyakit. Sebab menurutnya pasar hewan merupakan salah satu tempat berkumpulnya hewan ternak dari berbagai daerah, sehingga berisiko tinggi terhadap penularan penyakit, terutama melalui kontak langsung antar hewan maupun melalui perantara seperti kendaraan angkutan ternak, manusia dan peralatan yang dipakai. [lus/ted]