Produk: disinfektan

  • Cara Mudah Merawat Helm Mahal Arai, Biar Tidak Cepat Rusak

    Cara Mudah Merawat Helm Mahal Arai, Biar Tidak Cepat Rusak

    Jakarta

    Helm premium seperti Arai dikenal bukan hanya soal keamanan, tapi juga prestise bagi para penggunanya. Tak heran, harga helm asal Jepang ini bisa tembus jutaan rupiah, hingga puluhan juta rupiah. Dengan banderol relatif mahal, apakah helm Arai bisa dirawat dengan mudah?

    Menurut Sales & Distribution Manager Prime Gears, Arief R. B, perawatan helm Arai sebenarnya tak sulit, asal dilakukan dengan cara yang benar. Bagian yang paling penting diperhatikan adalah inner helm, karena ini terkait dengan kenyamanan.

    “Perawatannya dicuci kayak biasa. Bagian inner-nya kan bisa dicopot. Bagian busa (gabus) dan bagian kain untuk yang cheek pad bisa dilepas. Kain di cheek pad bisa dicuci. Tapi bagian busanya kalau bisa jangan dicuci. Karena kalau kena deterjen dan air umurnya lebih gampang cepat berkurang,” ujar Arief kepada wartawan di Jakarta, Minggu (17/8/2025).

    “Untuk busanya, sebenarnya dijemur, biasa aja. Atau tinggal semprot-semprot, semprot pakai disinfektan. Dilarang keras pakai sabun yang ada deterjennya,” tambah Arief.

    Selain itu, proses pengeringan juga tidak boleh sembarangan. Helm sebaiknya tidak dijemur langsung di bawah sinar matahari, melainkan cukup diangin-anginkan agar tidak merusak material. Kata Arief, tak ada panduan yang pasti soal interval pencucian helm. Kata dia, helm bisa dicuci jika sudah tak terasa nyaman digunakan.

    “Sebenarnya kalau udah terasa kayak nggak nyaman dipakai, bau tidak enak karena pemakaian dan kena keringat, ya langsung saja dicuci. Jadi sebenarnya nggak ada ketentuan. Tapi ya jangan terlalu sering juga nyucinya ya,” sambung Arief. Untuk menjaga kenyamanan, helm juga boleh disemprot parfum khusus yang pakai water based.

    Setelah dicuci bersih, jangan lupa untuk menyimpannya juga secara benar. Menurut Winaldi selaku bagian technical Prime Gears, helm Arai tidak harus disimpan di tempat khusus seperti lemari kaca. Yang terpenting adalah, helm harus disematkan silica gel untuk mengurangi kelembapan.

    “Yang penting kalau habis dipakai atau dicuci, keringkan dulu. Di angin-anginin. Sudah kering, langsung disimpan saja. Suhu ruangan juga ngaruh ya lembap. Enak sih pakai silica gel, buat mengurangi kelembapan. Silica gelnya juga harus sering diganti ya. Untuk tempat penyimpanan, di lemari biasa juga nggak apa-apa, nggak harus lemari kaca,” bilang Winaldi dalam kesempatan yang sama.

    (lua/rgr)

  • Mayat Pria Ditemukan di Reservoir PDAM Semarang, Objek Vital Ditembus Orang Tidak Dikenal

    Mayat Pria Ditemukan di Reservoir PDAM Semarang, Objek Vital Ditembus Orang Tidak Dikenal

    Liputan6.com, Jakarta Jasad seorang pria ditemukan di dalam dalam tempat penampungan air atau reservoir Sriranda yang berlokasi di Jalan Diponegoro, Kota Semarang, Jawa Tengah.

    Direktur Utama PDAM Tirta Moedal Semarang, Yudi Indarto, mengatakan, upaya untuk membersihkan reservoir Sriranda sudah langsung dilakukan setelah temuan tersebut.

    Reservoir Sriranda merupakan fasilitas yang dikelola oleh PDAM Tirta Moedal Semarang.

    “Sudah dikuras dan diberi disinfektan, sebelum nanti digunakan lagi,” kata Yudi. Dikutip dari Antara, Minggu (17/8).

    Menurut dia, reservoir Sriranda masuk sebagai salah objek vital yang seharusnya tidak boleh dimasuki oleh pihak yang tidak berkepentingan.

    Sementara itu, Wakasat Reskrim Polrestabes Semarang Kompol Aris Munandar menjelaskan, setelah dievakuasi, jasad diautopsi.

    “Masih didalami. Untuk jasad sudah dievakuasi untuk diautopsi,” kata Aris.

    Aris belum bisa menjelaskan lebih detil tentang kronologis tewasnya pria yang ditemukan di dalam reservoir tersebut.

    Meski demikian, menurut dia, temuan jasad itu bermula dari laporan tentang adanya orang hilang.

    Saat ditemukan, lanjut dia, jasad pria tak di dalam tempat penampungan air itu masih menggunakan celana panjang dan sepatu.

  • Sudin LH Jakbar perluas penggunaan disinfektan atasi bau sampah

    Sudin LH Jakbar perluas penggunaan disinfektan atasi bau sampah

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat bakal memperluas penggunaan disinfektan B-8 atau bakteri probiotik untuk menghilangkan bau sampah di sejumlah tempat.

    Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Achmad Hariadi menyebut penggunaan disinfektan B-8 merupakan kegiatan pengendalian lingkungan dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan secara berkesinambungan.

    “Penyemprotan bakteri probiotik, B-8, nantinya dilakukan berkesinambungan. Selain TPS RW 02 Duri Kosambi, kita bakal perluas penggunaanya ke RPTRA, drainase, dan sebagainya,” kata Achmad saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Menurutnya, bakteri probiotik B-8, berguna untuk membantu mempercepat proses dekomposisi bahan organik.

    “Sehingga, menghilangkan bau tidak sedap serta dapat menguraikan sampah organik menjadi zat atau senyawa yang lebih sederhana serta membantu mengurangi volume sampah organik di TPS atau lokasi lain,” kata Hariadi.

    Manfaat lainnya, tambah dia, menguraikan hidro karbon, serta menekan jumlah populasi atau mengusir lalat, serta lainnya. Penggunaan teknologi ramah lingkungan ini cukup mudah, yakni dengan cara penyemprotan.

    “Standar yang sudah dikaji dalam penggunaan probiotik adalah 1:100 liter. Ini akan efektif menghilangkan bau bakteri paktogen. Kira-kira dapat menghilangkan bau sekitar 1 jam,” kata dia.

    Sebelumnya, Sudin LH Jakbar berkolaborasi dengan PMI Jakarta Barat melakukan penyemprotan cairan disinfektan B-8 di TPS RW 02, Kampung Randu, Kelurahan Duri Kosambi, Jakarta Barat.

    Wakil Wali Kota Jakarta Barat, Yuli Hartono berharap penggunaan cairan disinfektan ini bisa efektif dalam penanganan sampah di TPS.

    “Kalau memang sudah digunakan atau dicoba, kita lihat hasilnya. Apakah nanti perlakuan kita lebih ringan (sampah) dengan teknologi ini, sama saja atau semakin ribet,” ujar dia.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Cara Aman Konsumsi Daging selama Musim Hujan

    Cara Aman Konsumsi Daging selama Musim Hujan

    Jakarta

    Musim hujan menyebabkan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan bakteri. Sehingga, pada saat ini pengolahan makanan perlu diperhatikan lebih baik.

    Dikutip dari laman Times of India, daging merah perlu dikonsumsi secara hati-hati selama musim hujan. Penanganan, penyimpanan, atau pemasakan daging yang tidak tepat bisa menyebabkan penyakit bawaan makanan, seperti salmonella, E. Coli dan listeria.

    Cara Aman Konsumsi Daging selama Musim Hujan

    Dikutip dari jurnal berjudul Food Safety Measures for Monsoon yang ditulis oleh Spesialis Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dr R S Khillare dan Sarjana Doktoral Departemen Nutrisi Hewan, Dr A D Chilkhalikar, musim hujan bisa membuat orang-orang terpapar banyak patogen yang menyebabkan peningkatan penyakit.

    Selama musim hujan, kelembaban di udara meningkat sangat tinggi. Sebab itulah berbagai mikroba cenderung berkembang biak. Berikut sejumlah cara mengkonsumsi daging secara aman selama musim hujan.

    1. Masak Daging dengan Baik

    Masak daging dengan baik dan perlahan untuk memastikannya aman dikonsumsi. Alangkah baiknya jika memasak dalam jumlah yang lebih sedikit dan konsumsi dalam keadaan masih segar.

    USDA merekomendasikan untuk memasak daging merah seperti sapi hingga domba di suhu internal minimal 62,7 C. Demi keamanan dan kualitas daging, diamkan daging setidaknya selama tiga menit sebelum dipotong atau dikonsumsi.

    Jamur bisa bertahan di kelembaban lingkungan. Jadi, penting untuk mengonsumsi makanan yang baru dimasak selama musim hujan. Setelah itu simpan sisa makanan di kulkas sesegera mungkin. Makanan sisa harus selalu ditutup dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi dan pertumbuhan bakteri.

    2. Jaga Kebersihan Kulkas Tempat Daging Diletakkan

    Penting untuk selalu menyimpan daging di kulkas. Pastikan untuk meletakkannya jauh dari makanan lainnya. Menyimpan makanan di kompartemen yang berbeda bisa membantu udara bersirkulasi dengan baik dan pada gilirannya membantu mencegah pembusukan.

    Penyimpanan makanan yang tepat bisa memperpanjang masa simpan makanan. Kulkas bisa mencegah jamur dan mengurangi risiko pembusukan makanan.

    Namun, kulkas yang tidak bersih bisa menjadi tempat berkembang biaknya jamur atau kuman berbahaya. Partikel makanan kecil yang lengket bisa tersangkut di berbagai sudut kulkas. Jadi, penting untuk membersihkan kulkas secara berkala.

    Untuk sisa makanan daging yang sudah dimasak, misalnya yang mengandung santan, sebaiknya disimpan selama 24 jam dan dipanaskan sekali saja. Jika dihangatkan kembali dan disimpan kembali, maka bisa mengakibatkan senyawa-senyawa protein yang ada di dalam pengolahan makanan menjadi kurang baik.

    “Kalau dipanaskan berulang kali, apalagi ini mengandung santan yang ada lemak, itu tentu akan menyebabkan kejenuhan dari komponen yang ada di dalam makanan tersebut,” kata spesiaslis penyakit dalam dr Ray Rattu SpPD kepada detikcom, Selasa (28/5/2025).

    Dikutip dari laman Real Simple, makanan yang panas sebaiknya didiamkan sebelum masuk ke lemari es. Makanan panas yang dimasukkan ke lemari es bisa membuat makanan lain di dekatnya juga menjadi panas. Sehingga, lemari es akan bekerja lebih keras untuk mempertahankan suhu dingin.

    Kendati demikian, ada zona bahaya, yaitu di kisaran suhu 4-60 derajat celsius. Dalam kisaran ini, makanan tidak boleh didiamkan terlalu lama karena bisa memunculkan bakteri.

    “Makanan harus ditaruh dalam wadah yang dangkal, tingginya kurang dari empat inci, dan didinginkan hingga mencapai suhu ruangan selama 30-60 menit,” kata pemilik Holistic Health RD, LLC Stephanie Crabree, MS, RD.

    “Setelah mencapai suhu ruangan, makanan aman untuk dimasukkan ke dalam lemari es untuk melanjutkan proses pendinginan tersebut.” tambahnya.

    3. Jaga Kebersihan Dapur dan Alat Masak

    Cuci dan sterilkan semua permukaan dapur dan peralatan dengan desinfektan sebelum dan sesudah menyiapkan makanan. Selanjutnya, bersihkan lantai dapur dengan air panas dan disinfektan.

    Tips Menjaga Kesehatan di Musim Hujan

    Lingkungan yang lembab karena musim hujan juga bisa menyebabkan penyebaran penyakit seperti batuk, pilek, hingga malaria dan demam berdarah. Dikutip dari HealthShot, berikut sejumlah tips menjaga kesehatan di musim hujan.

    1. Perbanyak Konsumsi Probiotik dan Sayuran Segar

    Jaga kesehatan usus setiap saat, terutama selama musim hujan. Tingkatkan asupan probiotik yang cukup untuk meningkatkan kadar bakteri baik di usus. Konsumsi juga sayuran segar dalam makanan agar mendapat nutrisi penting. Cuci bersih sayuran sebelum memakannya dan hindari makanan mentah sebisa mungkin.

    2. Hindari Konsumsi Jajanan Kaki Lima

    Sebagian besar jenis makanan kaki lima umumnya disiapkan di area terbuka dan ada kemungkinan terkontaminasi dengan air hujan. Terlebih, warung makanan yang berada di dekat drainase terbuka kemungkinan bisa terkontaminasi dengan bakteri patogen.

    3. Makan Buah-buahan

    Tingkatkan asupan buah-buahan yang kaya vitamin C, seperti jeruk, jeruk nipis dan lemon untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan melawan infeksi. Semakin banyak buah yang dikonsumsi, semakin besar kemungkinan untuk mendapat jumlah vitamin dan mineral untuk kesehatan.

    (elk/tgm)

  • KPKP Jakbar temukan 180 kg organ hewan kurban tidak layak konsumsi

    KPKP Jakbar temukan 180 kg organ hewan kurban tidak layak konsumsi

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Barat menemukan 180 kilogram (kg) organ hewan kurban yang tidak layak konsumsi selama pemeriksaan dan pengawasan yang dilakukan mulai 6-9 Juni 2025.

    Kasudin KPKP Jakarta Barat, Novy C. Palit di Jakarta, Selasa, mengatakan 180 kilogram organ seperti hati, paru, dan lainnya telah diafkir karena tidak layak dikonsumsi karena rata-rata ditemukan cacing hati atau perubahan warna, ukuran, dan konsistensi organ.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan, kata Novy, sebagian besar organ yang diafkir terutama bagian hati, terinfeksi cacing hati jenis fasciola. Selanjutnya organ-organ yang dinyatakan tidak layak tersebut dipotong sebagian (trimming) atau seluruhnya, tergantung pada tingkat kerusakan yang ditemukan.

    “Selama pemeriksaan kemarin, apabila ditemukan tentunya kami meminta panitia atau pengurus tempat pemotongan agar memusnahkan organ itu dengan cara disiram disinfektan atau karbol. Kemudian dibungkus dan dikubur agar tidak disalahgunakan atau dikonsumsi oleh pihak yang tidak mengetahui kondisinya,” ujarnya.

    Pihaknya telah melakukan pemeriksaan dan pengawasan hewan kurban di 196 lokasi pemotongan hewan kurban selama Idul Adha 1446 Hijriah untuk memastikan kelayakan daging yang dikonsumsi masyarakat.

    “Dari hasil pemeriksaan, ditemukan 48 ekor hewan kurban baik sapi, kambing, maupun domba yang memiliki organ dalam tidak layak konsumsi,” kata Novy.

    Total lokasi pemotongan hewan kurban yang terdata di wilayah Jakarta Barat mencapai 1.186 titik. Namun, hanya 196 lokasi yang diperiksa langsung oleh Sudin KPKP Jakbar bersama Dinas terkait, Mahasiswa Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).

    Sementara sisanya diperiksa melalui kerja sama dengan pihak kelurahan, kecamatan, dan pengurus masjid atau musala.

    “Kami sudah melakukan pemeriksaan secara maksimal demi menjaga kesehatan dan keselamatan bersama. Harapannya tentu agar masyarakat dapat mengonsumsi daging kurban dengan layak dan higienis,” ucapnya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Harimau Terluka di Jambi Mati Setelah 28 Hari Perawatan, Diduga Terkena Virus Mematikan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        10 Juni 2025

    Harimau Terluka di Jambi Mati Setelah 28 Hari Perawatan, Diduga Terkena Virus Mematikan Regional 10 Juni 2025

    Harimau Terluka di Jambi Mati Setelah 28 Hari Perawatan, Diduga Terkena Virus Mematikan
    Tim Redaksi
    JAMBI, KOMPAS.com
    – Seekor harimau Sumatera yang terluka akibat jerat babi dilaporkan mati setelah 28 hari menjalani perawatan medis.
    Kematian harimau
    tersebut diduga disebabkan oleh
    virus panleukopenia
    , virus mematikan yang menyerang satwa kucing-kucingan.
    “Dugaan sementara
    kematian harimau
    karena terserang virus mematikan yakni virus panleukopenia,” ungkap dokter hewan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, Zulmanudin, dalam konferensi pers di tempat penyelamatan satwa pada Selasa (10/6/2025).
    Zulmanudin menjelaskan bahwa harimau menunjukkan gejala kehilangan nafsu makan, muntah, diare berdarah, dehidrasi, dan sempoyongan sebelum akhirnya meninggal.
    Hasil pembedahan menunjukkan adanya kelainan pada organ, termasuk peradangan pada lambung dan usus.
    Sebelum kematian, kondisi harimau terus melemah. “Kita segera melakukan tindakan medis berupa pemberian injeksi obat, tetapi tubuh harimau tak lagi merespons,” ujarnya.
    Virus panleukopenia
    dikenal sangat ganas dan mematikan, dengan tingkat kematian yang signifikan bahkan dengan perawatan yang tepat. “Virus ini tidak bersifat zoonosis, sehingga tidak ada potensi penularan terhadap manusia,” tambahnya.
    Namun, virus ini sangat mudah menular di antara satwa kucing-kucingan melalui kontak dengan feses, cairan tubuh, dan peralatan yang terkontaminasi.
    Sebagai langkah pencegahan, pihak
    BKSDA Jambi
    telah melakukan sterilisasi dengan cairan disinfektan dan mengosongkan seluruh kandang di tempat penyelamatan satwa (TPS) selama 2-3 bulan.
    Kepala BKSDA Jambi, Agung Nugroho, menyatakan bahwa kematian harimau ini menjadi kabar yang menyedihkan bagi dunia konservasi. “Kita berharap ke depan tidak ada lagi harimau yang mati karena jerat,” tegasnya.
    Kematian harimau ini bermula pada 28 Mei, ketika kondisi cast pelindung luka yang dipasang saat operasi sudah lepas.
    Pada 2 Juni, meskipun sempat menunjukkan perbaikan, kondisi harimau menurun drastis pada 4 Juni dengan adanya peradangan yang menyebabkan beberapa jaringan mengalami nekrosa.
    Setelah beragam upaya medis, harimau tidak mau makan pada 9 Juni, dan gejala seperti muntah serta buang air besar berdarah muncul.
    Meskipun tim medis telah bersiap dengan tindakan infus dan penyuapan makanan, harimau tersebut akhirnya meninggal pada pukul 21.45 malam.
    Proses evakuasi harimau dimulai setelah warga melaporkan penemuan harimau yang terjebak jerat kepada pihak kepolisian, yang kemudian menghubungi BKSDA Jambi.
    Tim lapangan melakukan evakuasi pada Selasa (13/5/2025) dan membawa harimau tersebut ke TPS.
    Populasi harimau di alam liar terus mengalami penurunan akibat penyempitan habitat dan konflik dengan manusia.
    Menurut data BKSDA Jambi tahun 2024, populasi harimau tersisa 183 ekor, dengan sekitar 150 ekor berada di Taman Nasional Kerinci Seblat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • PGE Lahendong inovasi pengelolaan bank sampah warga Tompaso Raya Sulut

    PGE Lahendong inovasi pengelolaan bank sampah warga Tompaso Raya Sulut

    Tak hanya itu, pelibatan karang taruna dan BUMDes juga dilakukan guna memperkuat jejaring pemasaran produk daur ulang secara berkelanjutan,

    Jakarta (ANTARA) – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan inovasi program Bank Sampah Setor Jo di desa sekitar operasional PGE Area Lahendong di Kecamatan Tompaso Raya, Sulawesi Utara dalam rangka pengelolaan lingkungan berkelanjutan, sekaligus memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

    “Program ini bukan hanya tentang mengelola sampah, tapi juga membangun kesadaran, memberdayakan masyarakat, dan menciptakan nilai ekonomi baru dari limbah yang dulunya dianggap tidak berguna,” ujar Corporate Secretary PGE Kitty Andhora di Jakarta, Jumat.

    Program Bank Sampah Setor Jo berhasil membentuk empat unit bank sampah yang aktif memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

    Program ini terbukti mampu mengubah kebiasaan masyarakat dari membakar atau menimbun sampah menjadi memilah dan menyetorkan ke bank sampah.

    Menurut Kitty, lebih dari 200 nasabah aktif, termasuk kelompok rentan seperti penyandang disabilitas, kini telah merasakan manfaat langsung dari keberadaan bank sampah ini.

    Sejak tahun 2024, PGE bersama NGO Liberty Society mengembangkan program Setor Jo dengan menghadirkan pelatihan pengolahan sampah anorganik, serta pelatihan kewirausahaan bagi pengurus dan nasabah bank sampah.

    “Tak hanya itu, pelibatan karang taruna dan BUMDes juga dilakukan guna memperkuat jejaring pemasaran produk daur ulang secara berkelanjutan,” ujar Kitty menambahkan.

    Salah satu inovasi penting di tahun 2024 adalah penyediaan mesin upcycling plastik jenis sheet press yang mampu mengubah limbah plastik menjadi bahan dasar produk baru, seperti aksesoris, furnitur, hingga sofa ecobrick.

    Selain itu, bank sampah juga berhasil memproduksi eco-enzyme dan produk turunannya seperti eco-atsiri, yang dapat dimanfaatkan sebagai disinfektan alami.

    Hingga saat ini, lanjut Kitty, program Setor Jo telah memberikan manfaat nyata bagi lebih dari 340 warga Tompaso Raya, Sulawesi Utara, dengan dampak lingkungan berupa penurunan signifikan volume sampah rumah tangga yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

    Program ini sudah mengolah 5 ton sampah anorganik jenis HDPE, LDPE dan MLP menjadi produk daur ulang seperti sofa ecobrick, furnitur, dan eco-merchandise, serta 2 ton sampah organik dari sisa buah dan sayur untuk pembuatan eco enzyme.

    General Manager PGE Area Lahendong Novi Purwono menyebutkan pihaknya percaya bahwa melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari NGO, pemerintah daerah, kelompok jahit, hingga dinas koperasi dan UKM, pengelolaan lingkungan yang baik akan berjalan lebih efektif.

    “Saat ini, program Bank Sampah Setor Jo menjadi model yang dapat ditiru oleh desa-desa lain di sekitar Minahasa,” ungkap Novi Purwono.

    Adapun PT Pertamina Geothermal Energy Tbk merupakan bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi panas bumi.

    Saat ini PGE mengelola 15 Wilayah Kerja Panas Bumi dengan kapasitas terpasang sebesar 1.877,5 MW, terbagi 672,5 MW yang dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE dan 1.205 MW dikelola dengan skema Kontrak Operasi Bersama.

    Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sekitar 80 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.

    Pewarta: Faisal Yunianto
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

  • DKI gandeng PPSU untuk pantau pembuangan limbah hewan kurban

    DKI gandeng PPSU untuk pantau pembuangan limbah hewan kurban

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggandeng petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di seluruh kelurahan untuk memantau pembuangan limbah hewan kurban saat pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah/2025.

    “Limbah padat hewan kurban juga harus dikumpulkan, kita berkoordinasi dengan PPSU kelurahan di Jakarta agar limbah tersebut segera dibuang ke tempat yang sudah ditentukan,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Hasudungan Sidabalok usai meninjau lokasi penampungan hewan kurban di Perumda Dharma Jaya, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Kamis.

    Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta untuk mengumpulkan limbah hewan kurban di satu tempat agar tak mencemari lingkungan.

    “Kita juga berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan kita selalu mengedukasi para pemotong hewan kurban agar darahnya tidak dibuang ke saluran umum, harus melalui tangki septik (septic tank),” ujar Hasudungan.

    Dia pun meminta warga Jakarta untuk tidak lupa menyiram darah hewan kurban dan diberikan cairan berupa sabun yang wangi untuk menghilangkan kuman dan bau darah.

    “Kemudian hasil dari limbah darah tersebut, kalau bisa segera disiram. Kemudian diberikan karbol atau disinfektan lain, supaya tidak sampai mencemari lingkungan,” jelasnya.

    Pemprov DKI melalui Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengimbau seluruh warga dan panitia kurban di Jakarta menerapkan prinsip Eco Qurban dalam pelaksanaan ibadah kurban pada Hari Raya Idul Adha 1446 H, salah satunya tidak membuang limbah ke got.

    Imbauan ini merujuk pada Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2022 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pemotongan Hewan Kurban.

    Pergub tersebut mengatur bagaimana penanganan limbah cair dan padat yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi pencemaran lingkungan.

    Adapun penerapan Eco Qurban adalah praktik penyelenggaraan pemotongan hewan kurban yang berprinsip kepada perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan on-site atau di lokasi pemotongan.

    Prinsipnya tidak mencemari dan mengotori lingkungan, baik pada saat pelaksanaan maupun setelahnya sehingga jangan sampai ada limbah seperti darah, isi perut, atau bagian hewan kurban lainnya dibuang sembarangan ke selokan, got atau kali.

    Apabila limbah kurban tidak ditangani dengan baik, maka dapat menimbulkan bau tak sedap, mengganggu kenyamanan warga, bahkan membahayakan kesehatan serta merusak ekosistem badan air.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pastikan Hewan Kurban Sehat, Bupati Jombang Turun Langsung ke Kandang Jelang Iduladha

    Pastikan Hewan Kurban Sehat, Bupati Jombang Turun Langsung ke Kandang Jelang Iduladha

    Jombang (beritajatim.com) – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H, geliat pasar hewan di Kabupaten Jombang mulai terasa. Aktivitas jual beli sapi dan kambing meningkat, seiring kebutuhan masyarakat terhadap hewan kurban. Namun, di balik semarak tersebut, perhatian terhadap kesehatan hewan menjadi prioritas utama pemerintah daerah.

    Pada Rabu (4/6/2025), Bupati Jombang H. Warsubi turun langsung ke lapangan untuk meninjau kondisi kandang dan kesehatan hewan kurban di tiga lokasi penjualan, yakni Denanyar, Kepatihan, dan Jogoroto. Dalam kegiatan tersebut, ia didampingi oleh Wakil Bupati Salmanudin Yazid dan Plt. Kepala Dinas Peternakan Mochammad Saleh.

    Tidak hanya memantau dari kejauhan, Warsubi menyapa para peternak, memeriksa kondisi kandang, serta mengecek langsung satu per satu hewan ternak yang akan dijual. Dalam kunjungannya, ia juga menyerahkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) kepada para pemilik ternak yang telah memenuhi standar kesehatan.

    “Kesehatan hewan itu bukan hanya syarat sah kurban secara agama, tapi juga demi keamanan masyarakat yang akan mengonsumsi dagingnya,” tegas Warsubi.

    Surplus Ternak, Jombang Siap Sambut Iduladha

    Bupati Jombang Warsubi saat berada di kandang sapi

    Dalam kesempatan itu, Warsubi memastikan bahwa Jombang siap menyambut Idul Adha, baik dari segi kesehatan hewan maupun jumlah ketersediaannya. Berdasarkan data Dinas Peternakan, populasi hewan ternak di Jombang mencukupi, bahkan surplus.

    Tercatat ada 54.100 ekor sapi potong, 7.350 sapi perah, 99.300 kambing, dan 61.500 domba. “Kita tidak hanya siap, tapi bahkan surplus. Masyarakat tidak perlu khawatir, hewan kurban tersedia dan aman,” ungkapnya.

    Ia menambahkan bahwa hingga saat ini, tidak ditemukan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) maupun Lumpy Skin Disease (LSD) di wilayah Jombang. Meski demikian, pihaknya tetap menerapkan langkah-langkah pengawasan secara ketat demi menjaga kondisi tersebut.

    Plt. Kepala Dinas Peternakan Mochammad Saleh menjelaskan bahwa pengawasan dan pemeriksaan kesehatan hewan telah dilakukan sejak satu bulan sebelum Idul Adha. Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh di seluruh kecamatan yang ada di Jombang.

    Langkah preventif yang dilakukan meliputi vaksinasi PMK, pemberian vitamin dan obat cacing, penyemprotan disinfektan, hingga penyediaan hand sanitizer bagi petugas dan pemilik kandang.
    “Kami lakukan ini secara masif di 21 kecamatan. Alhamdulillah, Jombang zero case untuk PMK dan LSD hingga saat ini,” jelas Saleh.

    Melalui rangkaian upaya yang telah dilakukan, Bupati Warsubi berharap pelaksanaan Idul Adha tahun ini dapat berlangsung dengan aman dan lancar. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak ragu dalam membeli dan menyembelih hewan kurban karena semua hewan yang dijual telah melewati proses pemeriksaan ketat.

    “Kita ingin Idul Adha di Jombang berjalan dengan tenang. Hewan kurban harus sehat, penyembelihannya sesuai syariat, dan daging yang dikonsumsi masyarakat aman,” tutupnya. [suf]

  • Jelang Iduladha, Disnakeswan Lamongan Gencarkan Sterilisasi Pasar Hewan

    Jelang Iduladha, Disnakeswan Lamongan Gencarkan Sterilisasi Pasar Hewan

    Lamongan (beritajatim.com) – Menjelang Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah, Pemerintah Kabupaten Lamongan melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan), semakin menggencarkan pemeriksaan terhadap calon hewan kurban.

    Sasaran pemeriksaan tidak hanya di sejumlah pasar hewan milik pemerintah, tapi juga dilakukan di berbagai lapak penjual hewan kurban yang menjamur di tepi jalan.

    Kepala Disnakeswan Lamongan, Sofiah Nurhayati, mengatakan pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memberikan kepastian kepada masyarakat, bahwa hewan yang diperdagangkan dalam kondisi sehat dan layak jual.

    Petugas dari Disnakeswan Lamongan, saat melakukan oemeriksaan terhadap calon hewan kurban, di sejumlah lapak yang tersebar di berbagai kecamatan.

    “kami ingin memastikan ternak bakal calon kurban dalam keadaan sehat, sesuai persyaratan dan tidak menunjukkan gejala-gejala penyakit hewan menular,” kata Sofiah, Selasa (3/6/2025).

    Menurut Sofiah, pemeriksaan kesehatan hewan intensif dilakukan sejak tanggal 26 Mei 2025, dan terus dilakukan hingga H-1 Iduladha.

    “Pelaksanaannya setiap hari. Untuk lokasinya di lapak-lapak sekitar Kecamatan Lamongan, Tikung, Kembangbahu dan Mantup,” tuturnya.

    Petugas dari Disnakeswan Lamongan, saat melakukan oemeriksaan terhadap calon hewan kurban, di sejumlah lapak yang tersebar di berbagai kecamatan.

    Dalam melaksanakan oemeriksaan ini, Disnakeswan melibatkan 140 petugas, yang terdiri dari 41 orang dokter hewan, 62 orang petugas dinas meliputi paramedik veteriner, pengawas bibit ternak, penyuluh, pengawas mutu pakan dan lainnya, kemudian 15 orang mahasiswa Fakultas Peternakan UNISLA, 5 orang mahasiswa FKH Universitas Brawijaya, 8 orang mahasiswa FKH UWKS, dan 9 orang Siswa SMK Muhammadiyah 6 Modo yang akan diterjunkan di 27 kecamatan.

    Sementara mengenai keteraediaan hewan ternak di Lamongan untuk kurban, Sofiah memastikan telah mencukupi kebutuhan. Total populasi kambing maupun domba terdapat 176.578 ekor, sedangkan sapi 107.030 ekor.

    “Populasi sudah mencukupi, namun pembelian hewan kurban bisa dari mana saja tergantung pembeli. Seringnya masyarakat juga mengambil dari Kabupaten sekitar seperti Mojokerto, Probolinggo, Pasuruan, dan kabupaten lain,” ujarnya.

    Lebih lanjut Sofiah menjelaskan, selama proses pemeriksaan hewan ternak, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan memberikan informasi dan edukasi kepada para pedagang dan peternak, untuk turut serta dalam meminimalisir persebaran penyakit hewan menular, dengan menjaga biosecurity lingkungan maupun personal.

    “Karena ini juga kebetulan iklimnya tidak menentu, kadang hujan kadang tidak. Ini juga bisa mempengaruhi penyakit BEF (Bovine Ephemeral Fever) pada sapi,” tuturnya.

    Sofiah menambhakan, selain pemeriksaan, Disnakeswan juga masif melakukan sterilisasi dan skrining pasar hewan, untuk mencegah terjadinya penularan penyakit pada hewan.

    “Kita antisipasi, pertama dengan penyemprotan disinfektan. Jadi hewan yang masuk kita semprot disinfektan. Kemudian kita periksa, lalu saat sapinya keluar (dari pasar hewan) juga kita semprot disinfektan lagi. Jadi biar sapi ini bersih dan terhindar dari penyakit,” ucap Sofiah. (fak/but)