Produk: daging

  • Menkop Siapkan Kopti Bogor Jadi Pemasok Tempe Tahu Program Makan Bergizi Gratis – Page 3

    Menkop Siapkan Kopti Bogor Jadi Pemasok Tempe Tahu Program Makan Bergizi Gratis – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai langkah progresif pemerintah untuk mengatasi persoalan gizi masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi. 

    Keterlibatan koperasi dalam program MBG pun dinilai memberi dampak positif, tidak hanya bagi para anggotanya, tetapi juga bagi perekonomian nasional.

    Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi memastikan, koperasi siap menjadi penyedia bahan baku program MBG, salah satunya tempe tahu ke setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). 

    “Koperasi-koperasi sektor produksi di seluruh Indonesia siap men-supply kebutuhan dapur MBG dengan berbagai komoditas seperti beras, ikan, telur, ayam, sayur, susu, daging dan buah-buahan. Termasuk tempe dan tahu,” kata Budi meninjau Rumah Tempe Indonesia dan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti) Bogor, Rabu (15/1/2025).

    Tempe dan tahu menjadi super food yang memiliki kandungan gizi yang lengkap, sehingga Badan Gizi Nasional (BGN) menetapkan standar kelayakan komoditas ini sebagai sumber bahan baku MBG.

    “Tempe dan tahu pasti direkomendasikan oleh BGN karena memenuhi kandungan gizi, jadi saya harap Rumah Tempe Indonesia ini bisa dikelola dengan baik dan profesional sehingga kita bisa replikasi model usaha ini ke tempat lain,” ucap Budi. 

    Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2023 rata-rata konsumsi tempe per kapita per tahun sebesar 7,3 kg. Sedangkan, konsumsi tahu per kapita per tahun adalah sebesar 7,7 kg. 

    Budi Arie mengapresiasi upaya dari Rumah Tempe Indonesia dan Gakoptindo yang sudah melakukan diversifikasi produk tempe menjadi beberapa produk unggulan lain seperti kripik tempe, cookies tempe, nugget dan lain sebagainya. 

    Hal ini menandakan komoditas tempe tahu tidak hanya bisa diandalkan untuk pemenuhan gizi pada program MBG, tetapi juga memiliki potensi ekonomi untuk dipasarkan hingga ke mancanegara.

    “Perputaran bisnis di Indonesia bisa sampai Rp75 triliun dan bisa menghidupkan hingga 600 ribu perajin. Ini adalah potensi ekonomi yang sangat luar biasa untuk terus dikembangkan,” kata Budi Arie. 

    Budi juga mengungkapkan taksiran nilai dari total keuntungan yang diperoleh koperasi yang terlibat dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

     

  • Berburu Sarapan Gecok, Kuliner Khas Sumbawa Murah Langganan ASN 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Januari 2025

    Berburu Sarapan Gecok, Kuliner Khas Sumbawa Murah Langganan ASN Regional 15 Januari 2025

    Berburu Sarapan Gecok, Kuliner Khas Sumbawa Murah Langganan ASN
    Tim Redaksi
    SUMBAWA, KOMPAS.com
    – Empat pembeli tampak mengantri di lapak Ibu Uci di
    pasar Brang Biji
    , Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (15/1/2025).
    Mereka ingin menikmati
    gecok
    , kuliner khas Sumbawa yang terkenal dengan rasa gurihnya.
    Meskipun terletak di bagian belakang pasar, lapak tersebut tetap ramai dikunjungi, terutama oleh aparatur sipil negara (ASN) yang mencari sarapan.
    Gecok
    , yang biasanya disajikan dalam acara-acara adat seperti pesta perkawinan dan syukuran, juga menjadi pilihan populer untuk sarapan.
    Hidangan ini cukup dipadukan dengan nasi hangat, menjadikannya pilihan yang menggiurkan.
    Dengan harga yang terjangkau, yaitu Rp 6.000 untuk porsi kecil dan Rp 10.000 untuk porsi besar, gecok menjadi buruan banyak orang.
    Lokasi pasar Brang Biji yang strategis, hanya 300 meter dari kantor bupati Sumbawa, semakin menambah daya tarik kuliner ini.
    Ibu Uci, yang telah lama berjualan gecok dan pelu di pasar tersebut, menjelaskan bahwa resep gecok yang ia jual merupakan warisan keluarga.
    “Betul, resepnya diwariskan ibu saya. Gecok juga sangat diminati masyarakat Sumbawa,” ungkap Uci.
    Ia juga menekankan bahwa harga yang ditawarkan sengaja dibuat terjangkau agar semua kalangan bisa menikmatinya.
    “Benar, semua gecok harganya murah karena tujuannya agar laris dan enak di kantor sebagai menu sarapan,” tambahnya.
    Di pasar Brang Biji, terdapat tiga lapak yang menjual gecok, dengan keunikan masing-masing dalam hal rasa dan jenis jeroan daging sapi yang digunakan.
    Sementara itu, di pasar Seketeng, Kecamatan Sumbawa, Ibu Hasri juga menjual gecok dengan harga Rp 5.000 per porsi.
    “Saya mulai berjualan dari tahun 2013 sampai sekarang. Saya buka dari jam 6 pagi sampai sore di Pasar Seketeng,” kata Ibu Hasri.
    Selain gecok, Ibu Hasri menawarkan berbagai jajanan lainnya seperti serabi, getuk, lupis, putu ayu, agar-agar, sempol dan pelcing.
    Bahan-bahan untuk membuat gecok, seperti jeroan sapi, santan, wijen hitam, belimbing wulu, dan cabai, dapat dengan mudah ditemukan di pasar.
    Proses memasak gecok pun cukup sederhana.
    Pertama, panaskan minyak goreng dan tumis bumbu halus hingga harum.
    Masukkan santan dan irisan jeroan yang sudah matang, lalu aduk rata.
    Setelah itu, taburkan wijen hitam halus dan kasar, kemudian aduk kembali.
    Gecok siap disajikan setelah santan menyusut, dan irisan cabai dapat ditambahkan untuk meningkatkan cita rasa.
    Bagi yang tidak memiliki waktu untuk memasak, pasar tradisional di Kabupaten Sumbawa menjadi tempat yang tepat untuk berburu gecok.
    Penjual biasanya mangkal di pagi hari, dan jika datang siang atau sore, kemungkinan besar kuliner khas ini sudah habis.
    Namun, beberapa restoran juga menawarkan menu gecok, sehingga pembeli dapat mencari informasi dari kolega, warga lokal, atau melalui internet.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BUMN Pangan Siapkan Sumber Daging Nasional Alternatif dari Domba – Halaman all

    BUMN Pangan Siapkan Sumber Daging Nasional Alternatif dari Domba – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — PT Berdikari yang merupakan bagian holding BUMN pangan ID Food tengah mendorong sumber daging nasional alternatif dari domba.

    General Manager Corporate Strategy & Digital Transformation PT Berdikari, Teddy Margamulia menjelaskan, hal tersebut ditandai dengan panen perdana 41 Domba Garut Dorper Commercial Cross (GDCC) F2.

    “Pentingnya sinergi industri dan akademisi untuk mendorong kemajuan industri pangan di Indonesia, khususnya peternakan. Kerja sama PT Berdikari bersama Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ini merupakan awal untuk pengembangan dan riset dalam bidang pangan lainnya,” ujar Teddy saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (15/1/2025).

    Domba GDCC F2 dinilai dapat meningkatkan kualitas ternak lokal. Sehingga mampu mendukung pertenakan domba nasional. Dengan panen ini diharapkan bahwa genetik ternak lokal dapat bersaing dan mendukung peternakan domba Nasional.

    “Bahkan nantinya dapat memenuhi permintaan pasar global,” ujar General Manager Bisnis Ruminansia PT Berdikari, Akhmad Johari.

    Riset tersebut nantinya didukung oleh Dekan Fakultas Peternakan Unpad, Rahmat Hidayat, serta dipromotori oleh Manajer Riset Inovasi dan Kemitraan Fakultas Peternakan Unpad, Diky Ramdani, dan Manager Business Development & Subsidiary PT Berdikari, Ady Wibowo. Ady menilai panen GDCC menjadi solusi bagi PT Berdikari menjaga ketahanan pangan nasional.

    “PT Berdikari ingin menciptakan solusi berkelanjutan untuk ketahanan pangan nasional dan meningkatkan daya saing industri peternakan Indonesia,” terang Ady.

    Diketahui, domba GDCC merupakan hasil persilangan antara domba Garut betina dengan domba dorperjantan. Domba tersebut lebih tahan terhadap penyakit dan memiliki keunggulan pertumbuhan bobot yang tinggi.

    “Hasil panen GDCC ini diharapkan menjadi solusi bagi pemenuhan kebutuhan daging domba dalam negeri, peningkatan kualitas genetik ternak, serta inovasi dalam manajemen reproduksi domba di Indonesia,” tambahnya.

  • Minuman Ini Terbukti Bisa Cegah Kanker Usus Besar, Cocok Diminum di Pagi Hari

    Minuman Ini Terbukti Bisa Cegah Kanker Usus Besar, Cocok Diminum di Pagi Hari

    Jakarta

    Melalui sebuah penelitian terbaru, minum segelas susu ternyata dapat mengurangi risiko kanker usus. Setiap 300 mg kalsium yang dikonsumsi setiap hari atau jumlah yang ditemukan dalam setengah liter susu, dikaitkan dengan risiko kanker usus 17 persen lebih rendah.

    Dikutip dari The Guardian, penelitian tersebut dipublikasikan di Nature Communications. Ahli gizi senior dan penulis pada penelitian tersebut, Dr Keren Papier mengatakan susu terbukti mencegah kanker kolorektal, karena kandungan kalsiumnya.

    “Kalsium ditemukan memiliki efek serupa pada sumber susu dan non-susu, yang menunjukkan bahwa kalsium merupakan faktor utama yang bertanggung jawab untuk mengurangi risiko,” kata Papier.

    Sebagai informasi, kanker usus besar merupakan jenis kanker ketiga paling umum di dunia, menyebabkan hampir 2 juta kasus dan 1 juta kematian tiap tahunnya. Diagnosis baru diperkirakan akan mencapai 3,2 juta pada tahun 2040, dengan kematian meningkat menjadi 1,6 juta.

    Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa produk susu dapat membantu mencegah kanker usus, tetapi buktinya tidak jelas. Untuk penelitian terbaru, Papier dan rekan-rekannya menggunakan data diet dari 540.000 wanita selama hampir 17 tahun untuk menyelidiki bagaimana 97 makanan, minuman, dan nutrisi memengaruhi risiko kanker usus.

    Selain susu, enam faktor terkait susu lainnya juga berkontribusi signifikan terhadap pengurangan risiko, yang menunjukkan bahwa kalsium adalah pendorong utama di balik efek perlindungan ini.

    “Kami memiliki beberapa gagasan tentang mengapa kalsium memiliki efek ini. Diduga kalsium dapat melindungi terhadap kanker usus dengan mengikat asam empedu dan asam lemak bebas untuk membentuk sejenis ‘sabun’ yang tidak berbahaya, yang mencegahnya merusak lapisan usus kita,” kata Papier.

    Pada studi tersebut juga mencatat bahwa mengonsumsi daging merah dan olahan dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal sebesar delapan persen untuk setiap tambahan 30 gram yang dikonsumsi per hari. Serta, konsumsi 20 gram alkohol atau segelas anggur merah besar meningkatkan kanker usus besar hingga 15 persen.

    “Menjaga pola makan yang sehat dan seimbang, selain menjaga berat badan yang sehat dan berhenti merokok adalah salah satu cara terbaik untuk menurunkan risiko kanker usus. Ini termasuk mengurangi alkohol dan daging merah dan olahan, serta makan banyak buah, sayur, dan biji-bijian utuh,” tutup Papier.

    (dpy/kna)

  • Berdikari siapkan alternatif sumber daging nasional

    Berdikari siapkan alternatif sumber daging nasional

    Jakarta (ANTARA) – PT Berdikari yang merupakan bagian holding BUMN Pangan ID Food terus berupaya menjaga ketahanan pangan nasional dengan panen 41 Domba Garut Dorper Commercial Cross (GDCC) F2 sebagai alternatif sumber daging nasional

    “PT Berdikari terus berupaya menjaga ketahanan pangan nasional. Salah satu caranya melalui panen 41 Domba Garut Dorper Commercial Cross (GDCC) F2,” kata General Manager Corporate Strategy & Digital Transformation PT Berdikari Teddy Margamulia dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

    Teddy menjelaskan panen perdana itu dilakukan berkolaborasi dengan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (Fapel Unpad). Menurut dia, hal itu menandakan pentingnya sinergi antara industri dan akademisi.

    “Pentingnya sinergi industri dan akademisi untuk mendorong kemajuan industri pangan di Indonesia, khususnya peternakan. Kerja sama PT Berdikari bersama Fapet Unpad ini merupakan awal untuk pengembangan dan riset dalam bidang pangan lainnya,” ujar Teddy.

    Di tempat berbeda, General Manager Bisnis Ruminansia PT Berdikari Akhmad Johari menilai domba GDCC F2 dapat meningkatkan kualitas ternak lokal, sehingga mampu mendukung peternakan domba nasional.

    “Dengan panen ini diharapkan bahwa genetik ternak lokal dapat bersaing dan mendukung peternakan domba nasional, bahkan nantinya dapat memenuhi permintaan pasar global,” ujar Johari.

    Riset itu mendapatkan dukungan dari Dekan Fakultas Peternakan Unpad Prof Rahmat Hidayat yang dipromotori oleh Manajer Riset Inovasi dan Kemitraan Fakultas Peternakan Unpad Diky Ramdani dan Manager Business Development and Subsidiary PT Berdikari Ady Wibowo.​​​​​​​

    Manager Business Development and Subsidiary PT Berdikari Ady Wibowo menilai panen GDCC menjadi solusi bagi PT Berdikari menjaga ketahanan pangan nasional.

    “Panen perdana GDCC ini membuktikan dedikasi PT Berdikari dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk ketahanan pangan nasional dan meningkatkan daya saing industri peternakan Indonesia,” ujarnya.

    Domba GDCC merupakan hasil persilangan antara domba Garut betina dengan domba dorper jantan, yang memiliki keunggulan berupa domba yang lebih tahan terhadap penyakit dan memiliki keunggulan pertumbuhan bobot yang tinggi.​​​​​​​

    Ady menuturkan bahwa hasil panen domba ini memiliki nilai yang lebih tinggi, jika dibanding dengan domba biasa tanpa persilangan.

    PT Berdikari berharap hasil panen GDCC menjadi solusi bagi pemenuhan kebutuhan daging domba dalam negeri, peningkatan kualitas genetik ternak, serta inovasi dalam manajemen reproduksi domba di Indonesia.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Berdikari Ungkap Strategi Alternatif Sumber Daging Nasional, Apa Itu?

    Berdikari Ungkap Strategi Alternatif Sumber Daging Nasional, Apa Itu?

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Berdikari menegaskan memiliki strategi dalam upaya menjaga ketahanan pangan nasional. Salah satu caranya melalui panen 41 Domba Garut Dorper Commercial Cross (GDCC) F2.

    General Manager Corporate Strategy & Digital Transformation PT Berdikari, Teddy Margamulia menjelaskan panen perdana ini berkolaborasi dengan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (Unpad). Hal ini menandakan pentingnya sinergi antara industri dan akademisi. 

    “Pentingnya sinergi industri dan akademisi untuk mendorong kemajuan industri pangan di Indonesia, khususnya peternakan. Kerja sama PT Berdikari bersama Fapet Unpad ini merupakan awal untuk pengembangan dan riset dalam bidang pangan lainnya,” ujarnya lewat keterangan tertulis, Selasa (14/1/2025).

    Dalam kesempatan yang berbeda, General Manager Bisnis Ruminansia PT Berdikari, Akhmad Johari menilai domba GDCC F2 dapat meningkatkan kualitas ternak lokal. Sehingga mampu mendukung pertenakan domba nasional.

    “Dengan panen ini diharapkan bahwa genetik ternak lokal dapat bersaing dan mendukung peternakan domba Nasional, bahkan nantinya dapat memenuhi permintaan pasar global,” jelas Johari. 

    Menurutnya, panen GDCC menjadi solusi bagi PT Berdikari menjaga ketahanan pangan nasional.

    “Panen perdana GDCC ini membuktikan dedikasi PT Berdikari dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk ketahanan pangan nasional dan meningkatkan daya saing industri peternakan Indonesia,” jelasnya. 

    Untuk diketahui, domba GDCC merupakan hasil persilangan antara domba Garut betina dengan domba dorperjantan. Memiliki keunggulan berupa domba yang lebih tahan terhadap penyakit dan memiliki keunggulan pertumbuhan bobot yang tinggi.

    Hasil panen domba ini memiliki value yang lebih tinggi, jika dibanding dengan domba biasa tanpa persilangan.

    Hasil panen GDCC ini diharapkan menjadi solusi bagi pemenuhan kebutuhan daging domba dalam negeri, peningkatan kualitas genetik ternak, serta inovasi dalam manajemen reproduksi domba di Indonesia.

    saat

  • Saat Ini 350 Ribu Umat Islam Tinggal di Jepang, Diperkirakan Meningkat Jadi 600 Ribu Tahun 2035 – Halaman all

    Saat Ini 350 Ribu Umat Islam Tinggal di Jepang, Diperkirakan Meningkat Jadi 600 Ribu Tahun 2035 – Halaman all

    Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang  

    TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Jumlah umat Islam di Jepang diperkirakan akan meningkat berlipat 10 tahun mendatang.

    Saat ini jumlah umat muslim sekitar 350 ribu orang dan akan mencapai 600 ribu orang tahun 2035 namun jumlah tersebut tentu masih jauh lebih sedikit ketimbang warga China dan warga Korea yang ada di Jepang.

    “Masih banyak orang Jepang tidak tahu dan tidak mengerti mengenai muslim mengenai Islam di Jepang, apalagi jumlah muslim juga relatif masih sedikit di Jepang saat ini dibandingan kalangan China dan Korea,” papar Profesor Tanada Hirofumi  PhD., (75) Profesor Universitas Waseda,  salah satu profesor Jepang terbaik yang meneliti mengenai Islam khusus kepada Tribunnews.com Selasa ini (14/1/2025).

    Oleh karena jumlahnya masih sedikit jadi masih belum banyak orang Jepang yang mengerti mengenai Muslim dan agama Islam.

    “Lain dengan China dan Korea yang jumlahnya sangat banyak di Jepang, tentu ada dampaknya, orang Jepang sudah tahu mengenai mereka dan ada pula dampaknya kepada kehidupan warga Jepang. Nantinya kalau muslim di Jepang sudah jutaan jumlahnya seperti China dan Korea barulah juga pasti ada dampaknya di masa mendatang.”

    Apakah kaum muslim masih akan terus bertambah maupun orang asing yang masuk ke Jepang?

    “Tentu saja masih akan berlipat ganda yang akan masuk ke Jepang karena Jepang negara aman baik, menerima semua kalangan tanpa membedakan agama. Demikian pula di lingkungan yang semakin banyak muslimnya tentu kehidupan akan berubah mungkin nantinya di Jepang. Lihat saja di daerah di Jepang yang banyak orang Chinanya, karakter kehidupannya di sana juga jadi berubah.”

    Meskipun demikian mungkin saja kalangan muslim masih pikir-pikir mengenai Jepang karena banyak daging dan minyak babi atau yang haram di Jepang.

    “Itu sebabnya semakin banyak muslim di Jepang juga semakin banyak bermunculan kini restoran atau toko halal.”

    Jadi ada potensi bisnis dong dengan makanan halal di Jepang,” tanya Tribunnews.com lagi.

    “Benar sekali. Akan banyak bermunculan restoran atau toko halal di Jepang kalau semakin banyak kaum muslim di Jepang.”

    Bagaimana dengan kuburan muslim yang ada di Jepang?

    “Kuburan untuk kalangan muslim memang tidak dilarang sampai saat ini. Tidak ada aturan melarang hal tersebut. Namun dari kalangan penduduk setempat mungkin tidak mudah mendapatkan ijin membuat kuburan untuk kalangan muslim. Olehkarena itu kalangan pemerindah daerah Jepang mungkin bisa bantu turun tangan memecahkan hal tersebut membicarakan dengan penduduk setempat.”

    Selain itu Profesor Tanada juga mengusulkan pembuatan makan untuk kalangan muslim di tempat yang jauh seperti di kaki gunung yang jarang sekali ada penduduknya.

    “Mungkin bisa dibuat di tempat yang jauh yang tidak ada penduduknya seperti di kaki gunung untuk lokasi kuburan Islam sehingga tidak ada yang terganggu dengan adanya kuburan tersebut.”

    Tidak sedikit yang masih harus diperbincangan di Jepang mengenai kuburan untuk kalangan Islam di Jepang, terutama sosialisasi dengan masyarakat Jepang yang mungkin masih belum mengerti dan belum bisa menerima hal tersebut sebagai hal yang baru.

    Apakah ada pengelompokkan agama dalam pembuatan kuburan di Jepang, misalnya di kanan kuburan untuk kalangan Islam, di tengah untuk Kristen di kiri untuk kalangan Hindu Budha?

    “Tidak ada pembagian pengelompokan kuburan sesuai agama tersebut semua bercampur jadi satu. Kalau pun ada yang demikian, pemisahan sesuai agama yang mungkin saja dan sangat sedikit tidak pernah tahu saya. Secara hukum juga tidak ada pengaturan seperti pengelompokan demikian. Semua orang boleh bersatu dalam satu area apa pun agama mereka, tidak masalah.”

    Saat ini skeitar 350 umat muslim di Jepang dan ada sedikitnya 151 masjid tersebar di Jepang umumnya berada di daerah Kanto atau Tokyo dan sekitarnya seperti Saitama dan Ibaraki. Ada pula yang di Osaka dan sebagainya.

    Diskusi mengenai kalangan muslim yang ada di Jepang dilakukan wag Pencinta Jepang gabung gratis email ke;   tkyjepang@gmail.com.

  • Dihina Najis Korupsi Daging Kurban, Satu Keluarga Marah dan Keroyok Tetangganya

    Dihina Najis Korupsi Daging Kurban, Satu Keluarga Marah dan Keroyok Tetangganya

    TRIBUNJATIM.COM – Aksi pengeroyokan yang dilakukan satu keluarga terjadi di Kabupaten Badung, Bali.

    Diketahui, pengeroyokan itu bermula dari umpatan korban yang menyebut satu keluarga itu korupsi daging kurban.

    Satu keluarga itu tak terima disamakan dengan najis dan korupsi daging kurban.

    Kini, lima orang anggota keluarga itu menjadi terdakwa kasus penganiayaan terhadap tetangga mereka di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, Bali, Selasa (14/1/2025).

    Kelima terdakwa tersebut adalah pasangan suami istri, berinisial NOR (57) dan MURAH (53), bersama dua anak perempuannya, BA (36) dan SM (26), serta satu orang pria berinisial SA (43) sebagai menantu.

    Mereka didakwa melakukan penganiayaan terhadap seorang perempuan berinisial DP (30) di Jalan Kutilang, Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, pada 24 Juni 2025 lalu.

    “Atas kejadian tersebut, saksi DPS mengalami luka memar, lecet, dan sakit pada tulang rusuk serta kecemasan berlebih akibat perbuatan para terdakwa yang merupakan tetangga sebelah rumah saksi,” kata Jaksa Penuntut Umum (JPU), I Gusti Ngurah Agung Try Parameswara Prawira, dalam sidang dengan agenda pembacaan dakwaan, Selasa.

    Prawira menyampaikan, kasus ini bermula ketika korban sedang memberi makanan beberapa ekor anjing liar yang ada di lingkungan rumahnya, sekitar pukul 15.30 Wita.

    Saat bersamaan, para terdakwa baru saja tiba dari kampung halamannya di Pulau Jawa.

    Mereka lalu mendengar ucapan korban yang mengatakan “Saya tidak dapat daging kurban dari kalian, saya sudah dapat dari Pak Toha.”

    Korban lalu berkata lagi “Lebih najis mana, kasih makan anjing daripada korupsi catatan daging kurban.”

    Setelah itu, cekcok mulut antara korban dan para terdakwa pun tak terhindarkan hingga berujung pada pengeroyokan terhadap korban.

    Mereka menganiaya korban secara membabi buta, mulai memukul menggunakan tangan kosong, pakai helm, menyeret, hingga menggigit jari tengah korban.

    Atas kejadian yang menimpanya itu, korban langsung membuat laporan ke Polsek Kuta Selatan untuk diproses secara hukum.

    “Bahwa tempat terjadinya pengeroyokan merupakan jalan umum yang dapat diakses oleh orang lain, kemudian jalan tersebut merupakan jalan perumahan yang biasa dilewati masyarakat umum,” kata Prawira.

    Atas perbuatannya, para terdakwa dijerat Pasal 170 Ayat (2) ke-1 KUHP (dakwaan kesatu) atau Pasal 351 Ayat (1) Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP (dakwaan kedua).

    Sementara itu, aksi pengeroyokan lainnya juga pernah terjadi di Surabaya.

    Khoriyah, tak kuasa menahan rasa terpukul. Putra bungsunya itu, yang telah merantau di Bali selama 7 bulan, tiba-tiba pada Senin (13/1/2025), pulang dengan kondisi mengenaskan.

    Kepalanya terbalut perban, dan baju yang dikenakannya penuh bercak darah.

    “Anakku dikeroyok sama pacar tuan rumahnya,” ujar Khoriyah.

    Insiden itu juga membuka semuanya.  

    Mobaydillah ternyata sudah berada di Surabaya selama satu minggu.

    Dia tak langsung pulang ke rumah, melainkan memilih tinggal di sebuah kos di Jalan Putat Jaya Gang Lebar C No 21. Di sanalah insiden pengeroyokan itu terjadi.
     
    Awalnya, Mobaydillah dikeroyok oleh dua orang.

    Kemudian, tiga orang lainnya datang dan ikut menghajarnya.

    Kejadian itu sampai membuat kampung heboh.

    Sampai-sampai Tim Gerak Cepat (TGC), Satpol PP, Polisi, dan Koramil setempat datang ke lokasi.

    Berdasarkan data, kejadian itu terjadi pada Minggu (12/1/2025) dini hari sekitar pukul 02.00.

    Mobaydillah kemudian dievakuasi ke Poliklinik Jalan Rajawali.

    Mobaydillah menceritakan kepada ibunya bahwa kejadian itu bermula dari kesalahpahaman.

    Tuan rumah kosnya, seorang janda, memiliki pacar.

    “Tuan rumahnya sering ngasih nasi ke anakku. Pacarnya cemburu, anakku dihajar,” jelas Khoriyah.
     
    “Awalnya, Mobaydillah gak ngaku kalau dikeroyok. Dia bilang jatuh di kos, aku gak percaya soalnya darahnya banyak sampai ke badan,” tambah Khoriyah.
     
    Kasus ini ditangani Polsek Sawahan.

    Kanit Iptu Agus Subagyo menjelaskan bahwa ada 5 orang yang diamankan, dan saksi-saksi telah dimintai keterangan.

    “Hanya 4 orang yang terbukti mengeroyok korban. Untuk motifnya masih kami dalami,” tandasnya.

  • Menu Makan Bergizi Gratis Penuhi Standar Gizi

    Menu Makan Bergizi Gratis Penuhi Standar Gizi

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Polkam) Budi Gunawan menyebut menu yang disajikan dalam program makan bergizi gratis mengandung cukup gizi meski dalam penyajiannya di titik tertentu tanpa ada susu.

    “Itu variatif karena masih baru mulai, tetapi kan semua ada gizinya meski tanpa susu itu sudah memenuhi standar gizi minimal,” kata Menko Budi Gunawan di Denpasar dilansir dari Antara, Selasa (14/1/2025).

    Budi menjelaskan program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu saat ini terus diadakan dan secara bertahap di tanah air.

    Selain menyasar anak sekolah, program makan bergizi gratis ini juga menyasar ibu hamil dan ibu menyusui. Hal ini untuk mendukung asupan gizi mereka sejak dalam kandungan maupun balita. 

    Sementara itu, sejumlah siswa SMA membela Presiden Prabowo Subianto setelah program makan bergizi gratis dicibir oleh seseorang di internet di akun TikTok bernama Jojoo @mhffdliii.

    “Karena saya berakal sehat dan waras itu satu. Kedua, saya tidak butuh makan gratis,” ujar perempuan itu dalam wawancara tersebut.

    Para siswa tersebut kemudian meriviu menu dari makan bergizi gratis yang mereka terima di sebuah ompreng atau kotak makan yang berbahan dasar stainless tersebut.

    “Wenak lho Mba ini lihat daging-e mantap! Terima kasih banyak Bapak Prabowo,” ujar para siswa itu sembari membuka ompreng dan memperlihatkan varian menu makan bergizi gratis.

    Lebih lanjut, siswa SMA tersebut turut mendoakan kesehatan dan langgengnya usia Prabowo sembari memberi salam hormat. “Panjang umur, sehat selalu Bapak Prabowo, Thank you!” ujarnya dengan semangat dan salam hormat.

    Adapun, konten yang diunggah dan dibuat tersebut mendapatkan ribuan komentar netizen pula yang membela Prabowo dan berkomentar positif akan program makan bergizi gratis.

    “Padahal kenyataannya kita coblos Pak Prabowo bukan untuk kepentingan sendiri, melainkan kepentingan generasi penerus,” tulis komentar akun Sarah.

    “Untuk pelajar bukan untuk yang kurang ajar,” lanjut tulis akun Tiktok @kiboywhite.

  • 4 Menu MPASI Sehat dan Bergizi Ala Sabrina Anggraini – Halaman all

    4 Menu MPASI Sehat dan Bergizi Ala Sabrina Anggraini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Fase Makanan Pendamping ASI (MPASI) menjadi tahapan penting dalam tumbuh kembang anak. 

    Bagi para ibu, memilih makanan yang tepat untuk si kecil bukanlah hal yang mudah.

    Dari kandungan gizi hingga tekstur dan rasa, setiap elemen harus diperhatikan dengan cermat agar anak mendapatkan nutrisi yang optimal.

    Selain itu, kreativitas dalam menyajikan makanan juga menjadi kunci agar si kecil tetap semangat makan.

    Sabrina Anggraini, exclusive talent Fast Fluence, sering berbagi inspirasi menu MPASI yang sehat dan bergizi melalui media sosialnya, khususnya di TikTok dan Instagram.

    Sebagai seorang ibu dari Baby Launa, Sabrina memahami betul tantangan dalam memberikan MPASI yang lezat dan bergizi.

    Melalui pengalaman pribadi, Sabrina mengajak para ibu untuk mencoba beberapa resep MPASI yang mudah dan praktis, namun tetap penuh manfaat untuk si kecil.

    Berikut beberapa menu MPASI andalan Sabrina yang telah terbukti disukai oleh Baby Launa : 

    1. Beef Mashed Potato

    Menu ini adalah perpaduan sempurna antara protein dari daging sapi, serat dari buncis, dan karbohidrat kompleks dari kentang yang sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang fisik dan otak bayi.

    Sabrina menumis bawang merah dan bawang putih, lalu menambahkan daging sapi cincang, buncis, air, dan kentang yang telah dihancurkan. Setelah itu, tambahkan susu UHT dan diaduk rata.

    “Di akhir, tambahkan telur dan masak hingga airnya menyusut. Blender hingga mendapatkan konsistensi yang pas untuk bayi,” kata Sabria.

    2. Beef Pasta Bolognese

    Sabrina mengatakan, beef pasta bolognese menggunakan bahan daging sapi kaya akan zat besi yang sangat dibutuhkan untuk mencegah anemia pada bayi sementara pasta memberikan energi yang cukup untuk mendukung aktivitas mereka.

    Tomato paste homemade yang digunakan dalam resep ini juga mengandung vitamin C tinggi yang membantu penyerapan zat besi.

    Sabrina memperkenalkan tekstur baru untuk Baby Launa melalui pasta yang dipotong kecil-kecil, diiringi dengan tomato paste buatan sendiri yang kaya rasa.

    “Cara membuatnya tumis daging sapi cincang dengan unsalted butter, bawang merah, bawang putih, serta potongan brokoli dan wortel parut,” katanya.

    Setelah itu, tambahkan tomato paste yang telah dibuat, dan campurkan dengan pasta kecil-kecil.

    Dikatakannya, baby Launa yang pertama kali mencoba pasta sempat terkejut dengan teksturnya. 

    “Jujur, Baby Launa sempat kaget saat pertama kali mencoba karena teksturnya baru. Biasanya dia makan nasi, tapi akhirnya habis juga kok,” ungkap Sabrina.

    3. Finger Food – Tahu Telur

    Sabrina juga memperkenalkan metode BLW (Baby Led Weaning) untuk melatih keterampilan motorik halus Baby Launa dengan makan sendiri.

    Cara membuatnya sangat mudah, cukup hancurkan tahu putih, campurkan dengan telur, santan, dan bubuk seaweed untuk rasa.

    “Aduk rata, lalu kukus hingga matang. Sajikan dalam potongan kecil yang pas untuk digenggam oleh bayi,” katanya.

    Saat mengajarkan metode BLW, ibu bisa mulai dengan memberikan cemilan berbentuk finger food yang mudah digenggam dan dimakan.

    “Sebelum kasih ke Baby Launa, aku selalu coba dulu untuk memastikan makanannya mudah hancur di mulut,” ujar Sabrina.

    4. Bubur Ayam Wortel

    Menu klasik yang satu ini mendapat sentuhan ekstra dari Sabrina, penuh dengan nutrisi untuk mendukung tumbuh kembang bayi.

    Proses pembuatannya pun sangat mudah: pertama kukus ayam cincang, wortel, oyong, dan tahu.

    “Tumis bawang merah dan bawang putih, lalu tambahkan ayam cincang dan daun salam,” katanya.

    Lalu masukkan telur, aduk rata, kemudian tambahkan oyong, wortel, tahu, nasi, air, dan santan.

    Masak hingga menyusut, lalu blender sesuai tekstur yang diinginkan. Baby Launa tampak menikmati hidangan ini hingga habis.

    Sabrina sangat memahami tantangan yang dihadapi para ibu di fase MPASI.

    “Dengan penuh semangat, ia terus mendukung para ibu dan calon ibu untuk memberikan makanan bergizi serta edukasi terbaik bagi si kecil agar dapat mendukung tumbuh kembang anak secara optimal,” katanya. (Tribunnews.com/Eko Sutriyanto)