Produk: celurit

  • Polisi Ungkap Ucapan Terakhir Kakek yang Tewas Ditikam Adik karena Diduga Berebut Warisan di Tangsel – Halaman all

    Polisi Ungkap Ucapan Terakhir Kakek yang Tewas Ditikam Adik karena Diduga Berebut Warisan di Tangsel – Halaman all

    TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi mengungkap kata-kata terakhir dari N (60), seorang kakek yang tewas ditikam adiknya berinisial F (53) karena perkara warisan di Pamulang, Tangerang Selatan.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan kata-kata terakhir korban diucapkan saat sang adik menyerangnya.

    “Awal kejadian saksi 1 yang berada di dalam warung belakang etalase, mendengar dari luar warung ada suara teriakan ‘jangan.. jangan..jangan,” kata Ade Ary kepada wartawan, Minggu (4/5/2025).

    Setelah itu, korban yang dalam kondisi bersimbah darah sudah tak mampu lagi berjalan tegap saat mendatangi warung milik saksi di lokasi kejadian.

    “Kemudian datang korban berjalan sempoyongan, seorang laki kaki menggunakan jaket hitam dan topi dengan luka dan simbah darah tepat di depan pintu warung yang saksi 1 jaga,” ujarnya.

    Selanjutnya, kata Ade Ary, saksi melihat pelaku sambil menenteng celurit pergi meninggalkan lokasi untuk ke rumah kakaknya yang lain.

    “Setelah itu pelaku menuju rumah kaka kandungnya saudari I, dengan nada mengancam dan bilang ‘noh abang lu udah gue matiin di depan warung’. Sembari itu pelaku melarikan diri dari rumah,” ungkapnya.

    Diketahui sebelumnya, insiden pembunuhan kakak kandung yang dilakukan oleh adiknya membuat geger warga setempat.

    Korban mengalami luka di bagian bahu dan punggung, yang diduga akibat dibacok menggunakan senjata tajam.

    Pertikaian adik kakak tersebut diduga kuat dipicu persoalan warisan.

    Korban diketahui tinggal di RT 8 jalan Masjid Darussalam, sedangkan pelaku tinggal di kawasan Bambu Apus, Pamulang.

    Meskipun keduanya merupakan saudara kandung, tetapi mereka sudah lama saling menjaga jarak.

    Jefri, warga sekitar mengungkap sikap pelaku setelah menghabisi nyawa kakaknya. 

    Saksi menuturkan saat kejadian dirinya sedang mengupas ubi di warung miliknya yang tak jauh dari lokasi pembunuhan. 

    Ia pun beranjak dari tempat duduknya mendekati asal suara tersebut.

    Ia terkejut melihat pria yang dikenalnya sejak kecil, F alias W tengah berdiri sambil mengelap sebuah benda yang diduga celurit.

    Beberapa langkah dari situ, tubuh seorang pria telah tergeletak bersimbah darah yang merupakan kakak kandung dari pelaku.

    Pelaku Ditangkap

    Kejadian ini viral di media sosial. Dalam video yang beredar, narasi menyebutkan kakak dibunuh adik gara-gara rebutan warisan.

    “Sudah tersangka statusnya, sekarang diamankan di Mako Polres Tangsel,” kata Kapolres Metro Tangerang Selatan AKBP Victor Inkiriwang saat dimintai konfirmasi, Jumat (2/5/2025).
     

  • Tawuran Antar Kelompok Pecah di Tanjung Priok, 2 Orang Diamankan Polisi – Page 3

    Tawuran Antar Kelompok Pecah di Tanjung Priok, 2 Orang Diamankan Polisi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan aksi penyerangan oleh sekelompok pemuda terhadap permukiman warga di Kebon Bawang, Jakarta Utara. Dalam insiden tersebut, beberapa warga dilaporkan terluka akibat sabetan senjata tajam.

    Kapolsek Tanjung Priok, Kompol R. Sigit Kumono, menyampaikan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada Kamis, 1 Mei 2025, sekitar pukul 02.30 WIB, dan telah dilaporkan dengan nomor LP/B/413/2025/Polsek Tanjung Priok/Polres Metro Jakarta Utara.

    Peristiwa itu terjadi tepatnya di Jalan Swasembada Barat X, RT 07/RW 13, Kelurahan Kebon Bawang, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

    “Berawal dari kelompok Empang, Kelompok Subam dan Kelompok Bonpis melalui dunia sosial media atau Instagram, janjian untuk melalukan penyerangan kepada Kelompok Bakti. Kemudian kelompok Subam berkomunikasi dengan kelompok Bakti rombongan, akan melalukan penyerangan terhadap kelompok Bakti,” kata Sigit kepada wartawan, Sabtu (3/5).

    “Kemudian kelompok Subam dan kelompok Bonpis lima motor, sedangkan kelompok Empang 3 sepeda motor dengan jumlah 8 orang, sekitar pukul 02.30 WIB sudah melalukan penyerangan kepada kelompok Bakti,” sambungnya.

    Kemudian, untuk kelompok Empang membantu kelompok Subam melakukan penyerangan terhadap kelompok Bakti.

    Setelah menyerang kelompok Bakti dan mundur serta mengejar hingga masuk ke dalam portal. Sehingga, salah satu dari kelompok Bakti inisial DA jatuh.

    Saat itu, tiga orang langsung melayangkan senjata jenis corbek atau celurit, dan mengakibatkan DA mengalami luka sobek pada bagian pundak kanan.

    “Pada saat sobek, warga melaporkan kepada Polsek Tanjung Priok. Ungkap kasus semalam diungkap atas nama MT, 20 tahun, untuk pelakunya yang diamankan pada tanggal 1, RB, 17 tahun, di bawah umur,” ujarnya.

     

  • Tawuran Antarkelompok Pecah di Kebon Bawang Jakut, Satu Warga Terluka Kena Corbek – Halaman all

    Tawuran Antarkelompok Pecah di Kebon Bawang Jakut, Satu Warga Terluka Kena Corbek – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Peristiwa tawuran antarkelompok terjadi di Jalan Swasembada Barat, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Kamis (1/5/2025) dini hari.

    Polsek Tanjung Priok langsung bergerak menangkap dua pelaku pembacokan MT (20) dan RB (15) terhadap korban DA dalam aksi tawuran tersebut.

    “Tawuran ini melibatkan dua kelompok yakni kelompok Empang gabung kelompok Kebon Pisang (Bonpis) melawan kelompok Bakti,” ucap Kapolsek Tanjung Priok Kompol R Sigit Kumono dalam keterangan Sabtu (3/5/2025).

    “Mereka komunikasi melalui media sosial Instagram,” tambahnya.

    Kelompok Empang bersama kelompok Bonpis janjian dengan kelompok Bakti untuk tawuran di tempat kejadian perkara.

    Kompol Sigit berujar kelompok Empang menggunakan tiga motor dan kelompok Bonpis mengendarai 5 motor.

    Pada pukul 02.30 WIB kelompok Empang dan kelompok Bonpis bertemu kelompok Bakti, dan terjadilah tawuran. 

    Karena kalah jumlah, kelompok Bakti mundur namun kelompok Bonpis terus mengejar hingga seorang anggota dari kelompok Bakti terjatuh dan dibacok menggunakan celurit.

    “Kelompok Bakti berinisial DA (22) terjatuh dan dihajar menggunakan celurit,” kata Sigit.

    Warga inisial LF yang mengamankan pelaku RF mengalami luka sobek pada bagian tangan sebelah kiri akibat terkena senjata tajam jenis corbek (cocor bebek).

    Kemudian warga melaporkan kejadian ke Polsek Tanjung Priok  membuat laporan dan langsung dilakukan pengejaran hingga pada hari yang sama ditangkap dua pelaku.

    Dari kedua terduga pelaku, anggota mengamankan dua unit senjata tajam jenis celurit dan cocor bebek, sarung senjata tajam, dan sepeda motor sebagai barang bukti.

    Unit Reskrim Polsek Tanjung Priok juga masih mengejar dua pelaku lain yang terlibat dalam aksi tawuran tersebut.

    Kedua pelaku dijerat pasal 351 KUHP dan pasal 2 ayat 1 UU Darurat tahun 1951 dengan ancaman pidana penjara 10 tahun.

    Polisi memastikan pelaku yang masih di bawah umur akan didampingi Balai Pemasyarakatan (Bapas) dan YLBHI.

  • Daftar Empat Geng Pemuda Tawuran di Dekat Rumah Ahmad Sahroni NasDem, Dua Orang Dibacok

    Daftar Empat Geng Pemuda Tawuran di Dekat Rumah Ahmad Sahroni NasDem, Dua Orang Dibacok

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

    TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK – Tawuran pecah di Jalan Swasembada X, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, di dekat rumah politikus Partai NasDem Ahmad Sahroni.

    Empat geng pemuda terlibat dalam tawuran itu setelah sebelumnya janjian melalui media sosial.

    Kapolsek Tanjung Priok Kompol R. Sigit Kumono mengatakan, tiga kelompok pemuda itu masing-masing geng Empang, geng Bakti, geng Sungai Bambu (Subam), dan geng Kebon Pisang (Bonpis).

    “Berawal dari kelompok Empang atau kelompok Subam dan kelompok Bonpis melalui Instagram janjian untuk melakukan penyerangan kepada kelompok Bakti,” kata Sigit di Mapolsek Tanjung Priok, Jumat (2/5/2025).

    “Kemudian kelompok Subam berkomunikasi dengan kelompok Bakti, rombongan akan melakukan penyerangan terhadap kelompok Bakti,” sambung Kapolsek.

    Tawuran pun pecah pada sekitar pukul 2.30 WIB, Kamis (1/5/2025) dinihari.

    Awalnya, geng Empang bergerombol dengan geng Subam dan geng Bonpis mendatangi kawasan kumpul para pemuda dari geng Bakti.

    Dari penyerangan itu, geng Bakti pun dipukul mundur sampai ke Jalan Swasembada X.

    Para pelaku tawuran ini lantas mencari musuh mereka di lokasi hingga akhirnya melakukan penyerangan terhadap musuhnya dan berimbas kepada warga setempat.

    Diketahui, tiga pemuda melakukan pembacokan kepada dua korban hingga mereka mengalami luka-luka.

    Sejumlah warga yang menyaksikan penyerangan ini lalu berupaya menangkap pelaku tawuran.

    Pelaku RA (15), yang merupakan tersangka utama pembacokan akhirnya tertangkap dan diserahkan ke pihak kepolisian.

    Polisi juga segera melakukan penyelidikan untuk menangkap pelaku lainnya, MT (20), yang berperan memboncengi RA.

    Kedua pelaku yang tertangkap kini diproses dengan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan berat serta undang-undang darurat tentang kepemilikan senjata tajam.

    Di sisi lain, polisi kini masih memburu dua pemuda lainnya yang juga ikut terlibat dalam pembacokan di lokasi kejadian.

    Diketahui, akibat penyerangan para pelaku tawuran ini, ada dua korban yang mengalami luka sayatan senjata tajam.

    Diberitakan sebelumnya, aksi brutal sekelompok pemuda bersenjata tajam menyerang permukiman warga di Jalan Swasembada Barat X, Kelurahan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, terjadi pada Kamis (1/5/2025) dinihari.

    Penyerangan para pemuda pelaku tawuran ke permukiman warga ini terjadi tak jauh dari rumah anggota DPR RI, Ahmad Sahroni, dan terekam CCTV.

    Rekaman CCTV memperlihatkan para pelaku membawa senjata tajam seperti celurit dan klewang.

    Mereka tampak mengejar seseorang sebelum akhirnya menyerang warga secara acak. Diduga, para pelaku tengah mencari musuh dari kelompok mereka.

    Karena tidak menemukan target, mereka justru menyasar warga sekitar. Bahkan, sedikitnya dua orang warga mengalami luka-luka akibat serangan itu.

    Ketua RT 07 RW 13, Subari, mengatakan pelaku bukan warga sekitar, melainkan gerombolan pemuda dari wilayah lain yang hendak mencari musuhnya di permukiman warga.

    “Mereka itu sebenarnya orang luar ingin mencari seseorang yang dianggap musuh mereka lah, yang jadi korban warga setempat yang nggak tahu apa-apa masalahnya. Mereka pas malam itu pas waktu kejadian ada warga yang dikejar-kejar lari lah ke wilayah kami ini,” kata Subari, Kamis (1/5/2025).

    Menurut Subari, lokasi penyerangan yang dilakukan para pemuda itu tak jauh dari rumah Ahmad Sahroni, politikus Partai NasDem yang kini menjabat anggota DPR RI.

    Gerombolan pemuda itu menyerang dengan menggunakan senjata tajam.

    “Iya, kejadiannya itu dekat, depan rumahnya Pak Sahroni, anggota DPR,” kata Subari.

    Subari menambahkan, aksi tawuran mulai sering kejadian semenjak bulan puasa.

    Namun, kebanyakan pelakunya bukan merupakan warga setempat, alias pemuda-pemuda dari wilayah lain yang saling bentrok di permukiman warga.

    “Pas waktu bulan puasa awal itu mereka itu anak-anak ini sering masuk kemari menyerang warga sini, nggak tahu mungkin ada musuhnya atau apa saya nggak tahu juga, nyerangnya pake senjata tajam, kayak celurit yang panjang-panjang itu,” ucapnya.

    “Mereka itu rata-rata anak-anak 20 tahunan. Di bawah 20 tahun, seperti anak-anak pelajar. Nggak ada kayak orang tua itu nggak ada. Di sini mah aman-aman aja, nggak ada yang tawuran orang-orangnya. Pelakunya menyasar ke mana-mana akhirnya ke wilayah sini,” pungkas Subari.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Pelaku Pembunuhan Kakak Kandung di Pamulang Tangsel Jadi Tersangka – Halaman all

    Pelaku Pembunuhan Kakak Kandung di Pamulang Tangsel Jadi Tersangka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Polisi menyampaikan perkembangan kasus pembunuhan kakak kandung inisial N (60) yang dilakukan oleh adik kandungnya F alias W.

    Peristiwa itu terjadi di jalan Masjid Darussalam, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten Rabu (30/4/2025) pagi.

    Kapolres Tangerang Selatan AKBP Victor Inkiriwang mengatakan pelaku sudah ditetapkan menjadi tersangka.

    “Sekarang sudah diamankan di Mako Polres Tangsel, pelaku sudah kita tangkap kurang lebih 1 x 24 jam,” ucapnya kepada wartawan, Jumat (2/5/2025).

    Saat ini penyidik masih melakukan pengembangan dengan melibatkan ahli.

    Penanganan kasus tersebut menggunakan metode scientific crime investigation.

    Kapolres belum dapat membeberkan perihal motif pelaku membunuh kakak kandungnya yang diduga masalah warisan.

    “Sementara kita kembangkan, nanti akan segera dirilis,” tukas Victor.

    Diketahui sebelumnya, insiden pembunuhan kakak kandung yang dilakukan oleh adiknya membuat geger warga setempat.

    Korban mengalami luka di bagian bahu dan punggung, yang diduga akibat dibacok menggunakan senjata tajam.

    Pertikaian adik kakak tersebut diduga kuat dipicu persoalan warisan.

    Korban diketahui tinggal di RT 8 jalan Masjid Darussalam, sedangkan pelaku tinggal di kawasan Bambu Apus, Pamulang.

    Meskipun keduanya merupakan saudara kandung, tetapi mereka sudah lama saling menjaga jarak.

    Jefri, warga sekitar mengungkap sikap pelaku setelah menghabisi nyawa kakaknya. 

    Saksi menuturkan saat kejadian dirinya sedang mengupas ubi di warung miliknya yang tak jauh dari lokasi pembunuhan. 

    Ia pun beranjak dari tempat duduknya mendekati asal suara tersebut.

    Ia terkejut melihat pria yang dikenalnya sejak kecil, F alias W tengah berdiri sambil mengelap sebuah benda (diduga celurit).

    Beberapa langkah dari situ, tubuh seorang pria telah tergeletak bersimbah darah yang merupakan kakak kandung dari pelaku.

  • Aksi Penyerangan Terjadi Dekat Rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok, 2 Warga Alami Luka-luka – Halaman all

    Aksi Penyerangan Terjadi Dekat Rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok, 2 Warga Alami Luka-luka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penyerangan oleh sekelompok orang dengan membawa senjata tajam (sajam) terjadi di Jalan Swasembada Barat X, Kelurahan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Kamis (1/5/2025) dini hari.

    Adapun peristiwa tersebut terjadi tak jauh dari kediaman Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni.

    Dikutip dari Tribun Jakarta, aksi tersebut terekam CCTV di mana para pelaku membawa sajam berupa celurit dan klewang.

    Berdasarkan rekaman CCTV tersebut, mereka terlihat mengejar seseorang yang berakhir menyerang warga secara acak.

    Belum diketahui penyebab terjadinya aksi penyerangan tersebut. Namun, diduga para pelaku tengah mencari musuh.

    Akibat insiden ini, dilaporkan ada dua warga setempat menderita luka-luka akibat diserang oleh gerombolan pelaku tersebut.

    Sementara, menurut pengakuan Ketua RT setempat, Subari, para pelaku penyerangan tersebut bukan warga setempat, melainkan penduduk dari wilayah lain.

    “Mereka itu sebenarnya orang luar ingin mencari seseorang yang dianggap musuh mereka lah, yang jadi korban warga setempat yang nggak tahu apa-apa masalahnya. Mereka pas malam itu pas waktu kejadian ada warga yang dikejar-kejar lari lah ke wilayah kami ini,” kata Subari.

    Subari pun membenarkan penyerangan terjadi di dekat kediaman Ahmad Sahroni.

    “Iya, kejadiannya itu dekat, depan rumahnya Pak Sahroni, anggota DPR,” kata Subari.

    Di sisi lain, Subari mengaku aksi penyerangan memang kerap terjadi semenjak bulan Ramadan lalu.

    Dia pun kembali menegaskan bahwa mayoritas pelaku penyerangan bukanlah warga setempat.

    “Pas waktu bulan puasa awal itu mereka itu anak-anak ini sering masuk kemari menyerang warga sini, nggak tahu mungkin ada musuhnya atau apa saya nggak tahu juga,” ujar Subari.

    Dia menyebut mayoritas pelaku merupakan remaja hingga anak-anak dan memang kerap membawa sajam saat menjalankan aksinya.

    “Mereka itu rata-rata anak-anak 20 tahunan. Di bawah 20 tahun, seperti anak-anak pelajar. Nggak ada kayak orang tua itu nggak ada,” tuturnya.

    Subari mengeklaim bahwa warga di kawasan tempat tinggalnya tidak pernah tawuran atau melakukan aksi penyerangan.

    “Di sini mah aman-aman aja, nggak ada yang tawuran orang-orangnya. Pelakunya menyasar ke mana-mana akhirnya ke wilayah sini,” pungkasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jakarta dengan judul “Brutal, Gang Dekat Rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok Diserang Gerombolan Pemuda Pelaku Tawuran”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jakarta/Gerald Leonardo Agustino)

     

  • Pelaku Pembunuhan Kakak Kandung di Pamulang Tangsel Jadi Tersangka – Halaman all

    Warisan Berbuntut Maut di Pamulang Tangerang Selatan, Adik Tersenyum Setelah Bunuh Kakak Kandung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Narun, pria berusia 60 tahun tewas setelah diserang adik kandungnya Firdaus alias Willy di depan sebuah toko kelontong di jalan Masjid Darussalam, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten Rabu (30/4/2025) pagi.

    Korban mengalami luka di bagian bahu dan punggung, yang diduga akibat dibacok menggunakan senjata tajam.

    Pertikaian adik kakak tersebut diduga kuat dipicu persoalan warisan.

    Narun diketahui tinggal di RT 8 jalan Masjid Darussalam, sedangkan Firdaus tinggal di kawasan Bambu Apus, Pamulang.

    Meskipun keduanya merupakan saudara kandung, tetapi mereka sudah lama saling menjaga jarak.

    Santai dan Tersenyum Setelah Bunuh Kakak

    Jefri, warga sekitar mengungkap sikap pelaku setelah menghabisi nyawa kakaknya. 

    Jefri menuturkan saat kejadian dirinya sedang mengupas ubi di warung miliknya yang tak jauh dari lokasi pembunuhan. 

    “Tiba-tiba dengar teriakan ‘jangan, jangan!’ dari ibu-ibu. Saya pikir tabrakan,” kata Jefri, Pamulang, Tangsel, Rabu (30/4/2025).

    Ia pun beranjak dari tempat duduknya mendekati asal suara tersebut.

    Ia terkejut melihat pria yang dikenalnya sejak kecil, Firdaus alias Willy tengah berdiri sambil mengelap sebuah benda (diduga Celurit).

    “Saya lihat Willy mengelap sesuatu pakai kain. Ternyata dia lagi ngelap darah di celurit,” kata Jefri.

    Beberapa langkah dari situ, tubuh seorang pria telah tergeletak bersimbah darah. 

    Korban diketahui bernama Narun, kakak kandung Firdaus, yang diduga menjadi korban pembacokan.

    “Pas saya lihat, itu Bang Narun. Sudah tergeletak. Luka di leher. Saya langsung kaget, shock, karena kenal mereka,” kata Jefri.

    Jefri pun mengungkap Firdaus hanya tersenyum saat berpapasan dengannya sesaat setelah kejadian.

    “Dia (pelaku) senyum aja lihat saya. Jalan santai, bawa celurit, gak ngomong apa-apa. Mungkin karena kenal saya dari kecil,” kata Jefri.

    Lokasi kejadian langsung dipadati warga dan kemudian dipasang garis polisi.

    Petugas mengevakuasi jenazah korban menggunakan mobil Inafis milik kepolisian.

    Keluarga Korban Syok

    Peristiwa yang menewaskan Narun meninggalkan luka mendalam bagi keluarga, terutama para cucu dan anak korban yang mengenalnya sebagai sosok pendiam, sabar, dan penuh kasih.

    “Pertama kali dengar kabar dari warga. Katanya ada orang dibacok, ternyata itu kakek saya sendiri,” ujar Vina Nazelina, cucu korban, saat ditemui di kediamannya, Kamis (1/5/2026).

    Kata Vina, tragedi ini mengejutkan banyak pihak termasuk dirinya.

    “Kaget banget, kami benar-benar gak nyangka,” imbuhnya.

    Menurut Vina, sang kakek dikenal menjalani hari-harinya dengan tenang, hanya mengurus pekerjaan sebagai pengantar surat nikah, dan tidak pernah menunjukkan gelagat bermasalah.
     
    “Gak ada gejala apapun, beliau baik-baik saja (sebelum meninggal). Kami syok sekali,” tambahnya.

    Vina bersama keluarga terpukul karena pelaku adalah adik kandung korban sendiri. 

    Kejadian ini menjadi pukulan bagi keluarga, terlebih lagi pelaku merupakan orang terdekat.
    Vina mewakili keluarga berharap kasus ini diusut secara adil dan pelaku dihukum setimpal.

    “Kami mewakili keluarga besar meminta keadilan ditegakkan. Ini bukan sekadar pertikaian, ini pembunuhan berencana,” ujarnya.

    Polisi Tangkap Pelaku

    Kanit Reskrim Polsek Pamulang, AKP Fathurroji mengatakan pihaknya langsung melakukan penyelidikan secara menyeluruh terhadap peristiwa tersebut.

    “Untuk sementara ini masih dalam penyelidikan. Dugaan kuat ini bukan hanya penemuan mayat, melainkan ada unsur pembunuhan. Kami masih mengumpulkan bukti dan mendalami motifnya,” ujar Fathurroji.

    Korban diketahui memiliki luka di bagian bahu dan punggung, yang diduga akibat senjata tajam.

    “Ada dua luka tusukan di bagian belakang, menyambung dari bahu ke punggung. Itu yang diduga menjadi penyebab kematian korban,” ujarnya.

    Tak lama, polisi pun menangkap Firdaus, Kamis (1/5/2025).

    Kapolsek Pamulang, Kompol Widya Agustiono menyatakan bahwa pelaku pembunuhan yang meresahkan warga telah diamankan. 

    “Benar sudah diamankan,” ujar Widya kepada TribunTangerang.com, Kamis (1/5/2025).

    Meski begitu, pihak kepolisian belum menjelaskan secara rinci terkait kronologi penangkapan maupun motif pelaku.

    (Tribuntangerang.com/ Ikhwana Mutuah Mico)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribuntangerang.com dengan judul Firdaus, Pelaku Pembunuhan Kakak Kandung di Pamulang Tangsel Ditangkap, Dipicu Harta Warisan

  • Sosok Rifki Sarandi, Polisi Pati Rampok Minimarket, Bawa Celurit Gasak Uang Rp13 Juta – Halaman all

    Sosok Rifki Sarandi, Polisi Pati Rampok Minimarket, Bawa Celurit Gasak Uang Rp13 Juta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Pati – Polda Jateng berhasil menangkap dua tersangka yang terlibat dalam perampokan sebuah minimarket di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

    Di antara kedua tersangka tersebut, terdapat oknum anggota Polsek Pati bernama Rifki Sarandi, 30 tahun, yang merupakan bintara jaga.

    Bersama dengan tersangka lainnya, Herlangga Nurcahyo, 33 tahun, Rifki diduga melakukan aksi perampokan yang terjadi pada Selasa, 27 Februari 2024, sekitar pukul 22.30 WIB.

    Kronologi Perampokan

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, perampokan ini terjadi saat minimarket tersebut sudah tutup, namun pintunya belum dikunci.

    Saat itu, karyawan minimarket sedang berada di gudang belakang untuk menghitung hasil penjualan harian.

    Rifki dan Herlangga masuk ke dalam minimarket dengan membawa senjata tajam jenis celurit dan langsung menyekap karyawan tersebut.

    Rifki mengancam karyawan untuk menyerahkan uang yang ada di dalam brankas.

    Dalam situasi tertekan, karyawan tersebut akhirnya menyerahkan uang tunai sebesar Rp13 juta kepada kedua tersangka sebelum mereka melarikan diri dari lokasi.

    Penangkapan dan Proses Hukum

    Setahun setelah perampokan, kasus ini akhirnya terungkap ketika Herlangga, yang sempat melarikan diri ke luar Jawa, kembali pulang ke rumah.

    Kombes Pol Artanto, Kabid Humas Polda Jateng, menjelaskan bahwa Polresta Pati menangkap Herlangga sebulan lalu.

    Saat ini, kasus ini masih dalam penyelidikan, sementara sidang etik terhadap Rifki akan ditangani oleh Polda Jateng.

    Kombes Pol Artanto menegaskan, “Hukuman maksimal yang bisa dijatuhkan kepada Rifki adalah Pemberhentian dengan Tidak Hormat (PTDH).”

    Pelaku saat ini ditahan di Polresta Pati, menunggu proses hukum lebih lanjut.

    (TribunJateng.com/Iwan Arifianto)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Polisi Jadi Otak Perampokan Minimarket di Pati, Gondol Uang Rp13 Juta, Terancam Dipecat – Halaman all

    Polisi Jadi Otak Perampokan Minimarket di Pati, Gondol Uang Rp13 Juta, Terancam Dipecat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang anggota Polsek di Polres Pati bernama Rifki Sarandi (30) menjadi otak perampokan salah satu minimarket.

    Dikutip dari Tribun Jateng, aksinya tersebut dilakukan bersama warga sipil bernama Herlangga Nurcahyo (33).

    Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, menuturkan aksi perampokan yang dilakukan Rifki dan Herlangga terjadi pada awal tahun lalu, tepatnya 27 Februari 2024 malam sekira pukul 22.30 WIB.

    Artanto menuturkan saat ini kedua pelaku sudah ditangkap.

    “Ada dua orang yang ditangkap dalam kasus tersebut. Satu anggota polisi, dia bintara jaga Polsek di Pati,” bebernya.

    Adapun kronologi perampokan adalah ketika Rifki mendatangi minimarket yang hendak tutup dengan membawa celurit.

    Lalu, Rifki bersama rekannya langsung menyekap karyawan yang tengah berada di gudang dan menghitung hasil penjualan harian.

    Kemudian, saat menyekap, Rifki memerintahkan korban untuk menyerahkan uang yang tersimpan di dalam brankas.

    Jika tidak mematuhi perintahnya, Rifki mengancam bakal membunuh korban.

    Korban pun terpaksa menyerahkan uang senilai Rp13 juta yang tersimpan di brankas ke Rifki dan rekannya.

    Setelah itu, kedua tersangka pun langsung kabur meninggalkan lokasi.

    Namun, selama setahun kasus perampokan tersebut ternyata tidak kunjung terungkap.

    Kasus Terungkap saat Herlangga Pulang ke Rumah

    Akhirnya, kasus ini berhasil terungkap ketika anggota Polresta Pati menangkap Herlangga yang hendak pergi ke rumah.

    Artanto menuturkan Herlangga pulang ke rumahnya di Kabupaten Pati pada bulan lalu.

    “Tersangka warga sipil sempat kabur ke luar Jawa. Dia pulang sebulan lalu, Polresta Pati lalu menangkapnya,” tuturnya.

    Rifki Terancam PTDH

    Sementara, Rifki kini telah ditahan di Polres Pati sembari menunggu sidang kode etik di Polda Jateng.

    Artanto mengungkapkan Rifki terancam dipecat atau Pemberhentian Dengan Tidak Hormat (PTDH).

    “Pelaku ditahan di Polresta Pati.Namun sidang etik digelar di Polda Jateng, segera kami sidangkan. Hukuman maksimal PTDH (Pemberhentian Dengan Tidak Hormat),” jelasnya.

    Artikel telah tayang di Tribun Jateng dengan judul “Rifki Sarandi Polisi Bintara Jaga Dalangi Perampokan Minimarket di Pati”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jateng/Iwan Arifianto)

  • Polisi Tangkap Bintara Jaga Dalang Perampokan Minimarket di Pati, Sempat Kabur ke Luar Jawa – Halaman all

    Polisi Tangkap Bintara Jaga Dalang Perampokan Minimarket di Pati, Sempat Kabur ke Luar Jawa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG – Polisi menangkap dua tersangka kasus perampokan di salah satu minimarket di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Kasus ini didalangi oleh seorang anggota Polsek di Polresta Pati.

    Oknum anggota yang dimaksud yakni bernama Rifki Sarandi (30) bintara jaga Polsek di Polresta Pati. Oknum ini melancarkan aksinya bersama warga sipil bernama Herlangga Nurcahyo (33). 

    Kedua tersangka ini merupakan warga Kecamatan Pati, Kabupaten Pati.

    “Ada dua orang yang ditangkap dalam kasus tersebut. Satu anggota polisi, dia bintara jaga Polsek di Pati,” beber Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto kepada Tribun, Senin (28/4/2025).

    Informasi yang dihimpun, perampokan ini terjadi pada Selasa 27 Februari 2024 pukul 22.30 WIB. Tersangka yang juga polisi bernama Rifki beraksi membawa celurit masuk ke sebuah minimarket yang sudah tutup tetapi pintunya belum dikunci.

    Karyawan ketika itu sedang di gudang belakang sedang menghitung hasil penjualan harian di depan brankas. Rifki bersama tersangka Herlangga langsung menyekap korban. 

    Rifki lantas meminta korban untuk menyerahkan uang di dalam brankas. Karyawan itu juga sempat diancam jika tak menyerahkan uang bakal dibunuh.

    Dengan kondisi terpojok, pegawai minimarket itu menyerahkan uang Rp 13 juta kepada kedua tersangka. Mereka lantas kabur meninggalkan lokasi.

    Setahun berselang, kasus ini tak kunjung terungkap. 

    Namun, Polresta Pati baru bisa mengungkap kasus ini manakala satu tersangka pulang ke rumah. “Tersangka warga sipil sempat kabur ke luar Jawa. Dia pulang sebulan lalu, Polresta Pati lalu menangkapnya,” sambung Kombes Pol Artanto.

    Dia menyebut, kasus ini masih dalam penyelidikan di Polresta Pati. Namun, kasus sidang etik ditangani Polda Jateng.

    “Pelaku ditahan di Polresta Pati,” kata Kombes Pol Artanto.

    “Hukuman maksimal Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH),” tambahnya.