Produk: CCTV

  • Melakban Hidung & Mulut untuk Mencapai Orgasme

    Melakban Hidung & Mulut untuk Mencapai Orgasme

    GELORA.CO – Penyebab tewasnya diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (39) di kamar kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) lalu, masih jadi misteri. Spekulasi bermunculan dari pembunuhan, bunuh diri hingga kecelakaan karena aktivitas seksual ekstrem.

    Polisi masih mendalami kasus ini. Di tengah prosesnya, muncul rekaman CCTV yang memperlihatkan gerak-gerik mencurigakan dari penjaga kos.

    Sang penjaga kos tertangkap kamera mondar-mandir di depan kamar Arya pada Selasa (8/7/2025) pukul 00.27 WIB dini hari. Terlihat dia mengenakan sarung dan memegang ponsel, beberapa mengintip melalui jendela kamar.

    Aktivitas yang sama terlihat pada pukul 05.20 WIB. Bedanya, sang penjaga membawa sapu kali ini. Rekaman ini memunculkan spekulasi pembunuhan, tapi penjaga kos beralibi mondar-mandir karena permintaan istri korban yang khawatir tak bisa menghubungi Arya.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan pihaknya akan memastikan ke penyelidik terkait semua temuan yang ada, termasuk rekaman CCTV dan keterangan dari saksi.

    “Nanti akan kami pastikan ke penyelidik ya,” ujar Ade Ary saat dikonfirmasi di Mapolda Metro Jaya, Jumat (11/7/2025).

    Ia menegaskan, seluruh alat bukti dan keterangan akan ditelusuri secara komprehensif untuk mengungkap fakta di balik kematian Arya.

    “Yang jelas, untuk mengungkap fakta itu nanti segala macam alat, data, yang diperlukan itu akan dicari, didalami, termasuk dilakukan pemeriksaan secara laboratoris,” tuturnya.

    Spekulasi bunuh diri sudah muncul sejak awal, karena dari hasil pemeriksaan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), polisi tidak menemukan tanda kekerasan pada tubuh korban. Pintu kamar juga masih terkunci dari dalam dan tidak ada barang yang hilang.

    Apalagi korban ditemukan dalam keadaan terlilit lakban di bagian kepalanya, dan polisi hanya menemukan sidik jari korban dari potongan lakban itu.

    “Kalau dari olah TKP awal masih kelihatan sidik jari si korban itu,” ujar Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandi.

    Mencuat juga spekulasi liar publik, yang mengaitkannya dengan aktivitas seksual ekstrem, atau dikenal dengan sebutan auto-erotic asphyxiation atau asfiksia auto-erotik.

    Asfiksia auto-erotik adalah pembatasan oksigen yang disengaja ke otak untuk tujuan birahi. Aktivitas seksual itu kerap berujung kematian, karena kegagalan tak terduga dari alat yang digunakan secara sendiri untuk menginduksi hipoksia selama gairah seksual.

    Psikolog & Seksolog Klinis, Zoya Amirin mengakui adanya perilaku menyimpang itu dan umumnya terjadi di luar negeri. Tapi bukan berarti sudah pasti ada keterkaitan antara perilaku menyimpang ini dengan kasus kematian Arya. 

    “Perilaku itu memang ada dan sudah banyak di luar negeri. Kalau di sini masih ditutupi karena malu atau ada hal lain,” ujarnya kepada Inilah.com, Sabtu (12/7/2025).

    Terkait perilaku menyimpang ini, dia menjelaskan, mereka (pelaku) biasanya menyumbat hidung serta mulutnya dengan kain atau lakban. Kondisi itu mengakibatkan pengurangan pasokan oksigen ke otak untuk mencapai orgasme yang lebih tinggi.

    “Ketika sesak napas, mereka sudah mau kehilangan napas, tapi tidak kehilangan napas. Mereka biasanya memahami ambang batas napas,” jelasnya.

    Menurutnya untuk mencapai kepuasan dengan cara asfiksia auto-erotik bisa beragam cara seperti mencekik, menenggelamkan diri, dan merasakan tekanan di sekitar perut dengan cara ditindih benda berat.

    “Ada yang dilakban di mulut, hidung, atau tangan mereka untuk mencari kenikmatan di detik-detik akhir. Kalau di luar negeri biasanya didampingi coach. Nah bahayanya ini kalau ditangani sendiri,” pungkasnya.

    Tidak ada salahnya spekulasi yang terakhir ini untuk juga ditelusuri, polisi pun berencana memeriksa lingkaran pertemanan korban.

    “(Pemeriksaan) untuk mengungkap secara utuh, dari mulai bagaimana sehari-hari korban, kegiatan korban, hingga akhirnya terjadi atau muncul ada peristiwa itu,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary.

    Polisi juga akan menggandeng pihak psikologi forensik. Hal tersebut untuk mendalami karakter Arya.

    “Ya tahap selanjutnya itu, nanti akan dilakukan (pemeriksaan oleh psikologi forensik). Iya, tadi untuk mendalami profilnya,” tuturnya.

  • Istri Diplomat Kemlu Telepon Penjaga Kos 3 Kali, Minta Cek Kondisi Suami 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 Juli 2025

    Istri Diplomat Kemlu Telepon Penjaga Kos 3 Kali, Minta Cek Kondisi Suami Megapolitan 13 Juli 2025

    Istri Diplomat Kemlu Telepon Penjaga Kos 3 Kali, Minta Cek Kondisi Suami
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com 
    – Istri ADP (39), diplomat Kementerian Luar Negeri (
    Kemlu
    ) yang ditemukan tewas di kamar indekosnya di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, tiga kali menelepon penjaga kos sebelum sang suami ditemukan tak bernyawa, Selasa (8/7/2025) pagi.
    Melalui sambungan telepon, istri ADP yang berada di Yogyakarta meminta penjaga kos mengecek kondisi suaminya. Pasalnya, ponsel korban disebut tak bisa dihubungi. 
    “Konteksnya istri korban tiga kali minta penjaga kos mengecek kondisi korban,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, Minggu (13/7/2025), dikutip dari 
    Antara.
    Ade Ary menjelaskan, telepon pertama tercatat pada Senin (7/7/2025) pukul 22.40 WIB. Istri ADP menghubungi penjaga kos ke nomor ponsel lama yang ternyata sudah tidak aktif.
    Panggilan kedua istri ADP tercatat pada Rabu (8/7/2025) pukul 00.48 WIB. Saat itu, istri ADP mengubungi penjaga kos ke nomor baru untuk meminta mengecek kamar suaminya.
    “8 Juli 2025 pukul 05.27 WIB, istri korban mengubungi penjaga kos untuk minta cek kembali kamar korban,” ungkap Ade Ary. 
    Oleh karenanya, Ade Ary memastikan, rekaman CCTV yang menunjukkan penjaga kos mondar-mandir di depan kamar ADP tak lain karena sedang menindaklanjuti permintaan istri korban.
    “Benar, istrinya minta penjaga kos cek (kamar ADP) karena handphone suaminya mati,” kata Ade Ary, Sabtu (12/7/2025).
    Ia bertelanjang dada, mengenakan sarung kotak-kotak, dan menyampirkan pakaian putih di pundak kiri. Ia tampak berbicara di telepon menggunakan mode speaker.
    Penjaga itu sempat berhenti dan menoleh ke arah kamar korban, lalu berjalan kembali.
    Beberapa saat kemudian, ia kembali berdiri cukup lama di depan kamar, sekitar 22 detik, diduga masih berbicara lewat telepon.
    Pukul 05.20 WIB, ia kembali terlihat melintas, kali ini mengenakan kemeja putih dan celana pendek sambil membawa sapu.
    Ia sempat mengintip ke arah jendela kamar ADP sebelum akhirnya berbalik arah.
    Sebelumnya, komunikasi terakhir antara ADP dan istrinya terjadi pada Senin (7/7/2025) sekitar pukul 21.00 WIB.
    Saat sang istri mencoba menghubungi kembali keesokan paginya pukul 05.00 WIB, ponsel ADP sudah tak aktif.
    Karena tak ada kabar hingga pukul 08.00 WIB, istri ADP meminta penjaga kos memeriksa ke kamar suaminya.
    Penjaga kos bersama satu orang lainnya lantas membuka paksa jendela kamar yang rupanya sudah dalam kondisi dicongkel.
    Di dalam kamar, mereka menemukan ADP dalam keadaan tidak bernyawa, kepala terlilit lakban dan tubuhnya tertutup selimut.
    Polisi menyatakan tak ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun barang hilang dari lokasi.
    Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) menunjukkan ada sidik jari ADP pada lakban, namun belum bisa dipastikan apakah ia memasangnya sendiri atau ada orang lain yang terlibat.
    Diketahui, ADP adalah warga asal Sleman, DIY, lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM), dan tinggal seorang diri di kamar kos. Sedangkan istrinya berada di Yogyakarta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Diplomat Kemlu Tewas di Kos, Satpam Sebut Tak Ada Hal Janggal Sehari Sebelumnya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 Juli 2025

    Diplomat Kemlu Tewas di Kos, Satpam Sebut Tak Ada Hal Janggal Sehari Sebelumnya Megapolitan 13 Juli 2025

    Diplomat Kemlu Tewas di Kos, Satpam Sebut Tak Ada Hal Janggal Sehari Sebelumnya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Endika Rahmat, satpam di lingkungan rumah indekos ADP (39), diplomat Kementerian Luar Negeri (
    Kemlu
    ) yang tewas di kamar indekosnya di Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat, menyebut, tak ada hal janggal sehari sebelum ADP ditemukan tak bernyawa, Selasa (8/7/2025) pagi. 
    Hingga Senin (7/7/2025) malam, Endika mengaku tak melihat ada hal mencurigakan di rumah indekos ADP atau lingkungan sekitar. 
    Pada hari Senin sehari sebelum ADP ditemukan tewas, Endika bekerja 
    shift 
    pagi selama pukul 08.00-20.00 WIB. Demikian pula sehari setelahnya. 
    “Di indekos biasa, enggak ada keanehan, enggak ada kejanggalan,” ungkap Endika saat ditemui, Minggu (13/7/2025).
    Endika juga menuturkan, selama bekerja di permukiman itu, tak pernah ada tindak kriminal.
    “Enggak pernah (ada kejadian kriminal). Pastinya aman,” ujar Endika.
    Hingga Endika meninggalkan pos satpam untuk berganti
    shift
    jaga dengan satpam lain pada Senin (7/7/2025) pukul 20.00 WIB, ia mengaku tak melihat sosok ADP kembali ke rumah indekos.
    Pada saat bersamaan,
    Kompas.com
    sudah berusaha menghubungi S, penjaga kos yang terdeteksi kamera CCTV mondar-mandir di depan kamar ADP sesaat sebelum diplomat itu ditemukan tak bernyawa.
    Namun, hingga berita ini tayang, S belum juga merespons.
    Rumah indekos ADP sendiri terpantau dalam sepi, tak terlihat lalu lalang satu pun penghuni. Sementara, garis polisi masih melintang di depan kamar ADP.
    Dalam rekaman CCTV pada Selasa (8/7/2025) pukul 00.27 WIB, penjaga kos terlihat mondar-mandir di depan kamar ADP.
    Ia bertelanjang dada, mengenakan sarung kotak-kotak, dan menyampirkan pakaian putih di pundak kiri. Ia tampak berbicara di telepon menggunakan mode speaker.
    Penjaga itu sempat berhenti dan menoleh ke arah kamar korban, lalu berjalan kembali.
    Beberapa saat kemudian, ia kembali berdiri cukup lama di depan kamar, sekitar 22 detik, diduga masih berbicara lewat telepon.
    Pukul 05.20 WIB, ia kembali terlihat melintas, kali ini mengenakan kemeja putih dan celana pendek sambil membawa sapu. Ia sempat mengintip ke arah jendela kamar ADP sebelum akhirnya berbalik arah.
    Sebelumnya, komunikasi terakhir antara ADP dan istrinya terjadi pada Senin (7/7/2025) sekitar pukul 21.00 WIB.
    Saat sang istri mencoba menghubungi kembali keesokan paginya pukul 05.00 WIB, ponsel ADP sudah tak aktif.
    Karena tak ada kabar hingga pukul 08.00 WIB, istri ADP meminta penjaga kos memeriksa ke kamar suaminya.
    Penjaga kos bersama satu orang lainnya lantas membuka paksa jendela kamar yang rupanya sudah dalam kondisi dicongkel.
    Di dalam kamar, mereka menemukan ADP dalam keadaan tidak bernyawa, kepala terlilit lakban dan tubuhnya tertutup selimut.
    Polisi menyatakan tak ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun barang hilang dari lokasi.
    Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) menunjukkan ada sidik jari ADP pada lakban, namun belum bisa dipastikan apakah ia memasangnya sendiri atau ada orang lain yang terlibat.
    Diketahui, ADP adalah warga asal Sleman, DIY, lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM), dan tinggal seorang diri di kamar kos. Sedangkan istrinya berada di Yogyakarta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Diplomat Kemlu Tewas di Kos, Satpam Sebut Tak Ada Hal Janggal Sehari Sebelumnya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 Juli 2025

    10 Istri Diplomat Kemlu Telepon Penjaga Kos 3 Kali Sebelum Suaminya Ditemukan Tewas Megapolitan

    Istri Diplomat Kemlu Telepon Penjaga Kos 3 Kali Sebelum Suaminya Ditemukan Tewas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Istri ADP (39), diplomat Kementerian Luar Negeri (
    Kemlu
    ) yang ditemukan tewas di kamar indekosnya di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, sempat menelepon penjaga kos tiga kali sebelum sang suami ditemukan tak bernyawa, Selasa (8/7/2025) pagi. 
    Telepon pertama tercatat pada Senin (7/7/2025) pukul 22.40 WIB. Istri ADP menghubungi penjaga kos ke nomor ponsel lama yang ternyata sudah tidak aktif.
    Panggilan kedua istri ADP tercatat pada Rabu (8/7/2025) pukul 00.48 WIB. Saat itu, istri ADP mengubungi penjaga kos ke nomor baru untuk meminta mengecek kamar suaminya.
    “8 Juli 2025 pukul 05.27 WIB, istri korban mengubungi penjaga kos untuk minta cek kembali kamar korban,” ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Minggu (13/7/2025).
    Oleh karenanya, Ade Ary memastikan, rekaman CCTV yang menunjukkan penjaga kos mondar-mandir di depan kamar ADP tak lain karena sedang menindaklanjuti permintaan istri korban.
    “Benar, istrinya minta penjaga kos cek (kamar ADP) karena
    handphone
    suaminya mati,” kata Ade Ary, Sabtu (12/7/2025).
    Dalam rekaman CCTV pada Selasa (8/7/2025) pukul 00.27 WIB, penjaga kos terlihat mondar-mandir di depan kamar ADP.
    Ia bertelanjang dada, mengenakan sarung kotak-kotak, dan menyampirkan pakaian putih di pundak kiri. Ia tampak berbicara di telepon menggunakan mode speaker.
    Beberapa saat kemudian, ia kembali berdiri cukup lama di depan kamar, sekitar 22 detik, diduga masih berbicara lewat telepon.
    Pukul 05.20 WIB, ia kembali terlihat melintas, kali ini mengenakan kemeja putih dan celana pendek sambil membawa sapu.
    Ia sempat mengintip ke arah jendela kamar ADP sebelum akhirnya berbalik arah.
    Sebelumnya, komunikasi terakhir antara ADP dan istrinya terjadi pada Senin (7/7/2025) sekitar pukul 21.00 WIB.
    Saat sang istri mencoba menghubungi kembali keesokan paginya pukul 05.00 WIB, ponsel ADP sudah tak aktif.
    Karena tak ada kabar hingga pukul 08.00 WIB, istri ADP meminta penjaga kos memeriksa ke kamar suaminya.
    Penjaga kos bersama satu orang lainnya lantas membuka paksa jendela kamar yang rupanya sudah dalam kondisi dicongkel.
    Di dalam kamar, mereka menemukan ADP dalam keadaan tidak bernyawa, kepala terlilit lakban dan tubuhnya tertutup selimut.
    Polisi menyatakan tak ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun barang hilang dari lokasi.
    Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) menunjukkan ada sidik jari ADP pada lakban, namun belum bisa dipastikan apakah ia memasangnya sendiri atau ada orang lain yang terlibat.
    Diketahui, ADP adalah warga asal Sleman, DIY, lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM), dan tinggal seorang diri di kamar kos. Sedangkan istrinya berada di Yogyakarta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi tangkap tiga orang yang terlibat pencurian motor di Jaksel

    Polisi tangkap tiga orang yang terlibat pencurian motor di Jaksel

    Sindikat pencurian sepeda motor yang diringkus Polsek Palmerah, Jakarta Barat. ANTARA/HO-Polres Jakbar

    Polisi tangkap tiga orang yang terlibat pencurian motor di Jaksel
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 13 Juli 2025 – 14:18 WIB

    Elshinta.com – Kepolisian menangkap tiga tersangka kasus pencurian sepeda motor di wilayah Palmerah, Jakarta Barat.

    Penangkapan itu berawal ketika korban bernama HY melaporkan sepeda motornya hilang di kawasan Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat.

    “Korban HY memarkirkan sepeda motornya dalam keadaan terkunci stang di kawasan Kemanggisan saat menginap di rumah temannya,” kata Kapolsek Palmerah, Kompol Dr Eko Adi Setiawan saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu.

    Nemun keesokan harinya, kata Eko, korban mendapati sepeda motornya sudah hilang dicuri maling. “Korban pun melaporkannya ke Polsek Palmerah,” kata Eko.

    Menerima laporan tersebut, pihak Kepolisian segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), memeriksa saksi serta menelusuri rekaman kamera pengawas (CCTV) di sekitar lokasi.

    “Hasil penyelidikan mengarah ke tersangka DZ yang diketahui tinggal di kawasan Jalan Anggrek Cendrawasih, Kemanggisan, dan berhasil diamankan pada malam harinya di kediamannya,” ujar Eko.

    Selanjutnya, kata Eko, dari hasil interogasi, DZ mengaku telah menjual sepeda motor warna merah-hitam dengan nomor polisi B 3093 BWC seharga Rp900.000 kepada TO di sebuah warung kopi dekat Stasiun Kebayoran Lama.

    TO kemudian menggadaikan motor tersebut kepada RI seharga Rp1 juta. Keduanya berhasil ditangkap di dua lokasi berbeda di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

    “Motor korban akhirnya ditemukan dan diamankan sebagai barang bukti,” katanya.

    Ketiga pelaku kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
    Tersangka DZ dijerat dengan Pasal 363 KUHP tentang pencurian. Sementara TO dan RI sebagai penadah dijerat dengan Pasal 480 dan/atau Pasal 481 KUHP.

    “Kami terus mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dalam memarkirkan kendaraannya, tambahkan kunci pengaman tambahan dan segera laporkan bila mengalami kehilangan,” katanya.

    Sumber : Antara

  • Diplomat Muda Tewas di Indekos, Nurhidayatullah Cottong: Jangan Biarkan Kasus ADP Dikubur Bersama Mayatnya

    Diplomat Muda Tewas di Indekos, Nurhidayatullah Cottong: Jangan Biarkan Kasus ADP Dikubur Bersama Mayatnya

    Dari sudut pandang teknologi, Cottong menekankan pentingnya digital forensic yang menyeluruh. Rekaman CCTV terakhir menunjukkan korban sempat membuang sampah dan kembali ke kamar pada malam sebelum kematiannya. Namun hingga kini belum jelas apakah jejak komunikasi digital, metadata perangkat, dan rekam jejak online ADP telah diperiksa secara menyeluruh.

    “Dimana forensik digitalnya? Apakah HP korban sudah ditracking? Siapa kontak terakhirnya? Apakah ada jejak ancaman digital atau komunikasi terakhir yang mencurigakan? Kalau tidak diungkap, ini cacat prosedur dan cacat teknologi,” tegas Cottong.

    Secara politik, ia juga mengkritik lemahnya sikap Kementerian Luar Negeri yang hanya bersikap pasif dan menyerahkan semuanya kepada polisi. Menurutnya, sebagai institusi yang menaungi korban, Kemenlu seharusnya membentuk tim internal independen untuk menelusuri konteks diplomatik, latar belakang penugasan, serta potensi ancaman yang dihadapi ADP.

    Tak hanya itu, Komisi I dan Komisi III DPR RI juga didesak untuk membentuk tim pengawas khusus.

    “Kalau ini dibiarkan, jangan salahkan publik jika mulai muncul spekulasi ada yang sedang ditutup-tutupi,” tambahnya.

    “Autopsi medis itu penting, tapi audit terhadap keadilan juga tak kalah penting. Kita tidak butuh hasil laboratorium yang dibungkam bahasa teknis, tapi transparansi total baik itu hasil racun, profil psikologis, hingga kemungkinan ada sabotase,” ujar Cottong menutup pernyataannya.

    Kasus ADP adalah ujian bagi integritas sistem hukum, teknologi forensik, dan keberanian institusi untuk membuka segala kemungkinan. Jika dibiarkan menjadi misteri yang menguap, bukan hanya satu nyawa yang mati melainkan kepercayaan publik terhadap negara.

  • 7 Fakta Terkini Terkait Kasus Kematian Diplomat Muda Kemlu di Kamar Indekos – Page 3

    7 Fakta Terkini Terkait Kasus Kematian Diplomat Muda Kemlu di Kamar Indekos – Page 3

    Kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP, masih penuh teka-teki. Malam sebelum ditemukan tewas, aktivitas ADP sempat terekam kamera CCTV di sekitar rumah kos, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat.

    Dari video yang diterima, ADP keluar dari kamar kos pada Senin, 7 Juli 2025, pukul 23.21 WIB. Ia mengenakan batik biru dongker dan celana panjang hitam. ADP terlihat keluar sambil menenteng plastik kresek hitam.

    Ia berjalan kaki keluar area sekitar kos. Tak lama setelah itu, pada pukul 23.25 WIB, ADP terlihat kembali. Namun, saat itu ia berjalan dengan tangan kosong dan langsung masuk ke dalam kamar kos.

    Rekaman CCTV tersebut selaras dengan keterangan saksi. Dari hasil pemeriksaan, diketahui korban sempat terlihat pada Senin malam. Saat itu, ia sempat menyantap makanan di salah satu ruangan area kos, kemudian keluar untuk membuang sampah.

    “Saat itu malam hari dia makan. Memang dibuktikan, kelihatan di CCTV itu memang dia keluar buang sampah. Jadi malam hari itu dia sekitar 22.30. Dia menyapa, ‘Ayo, Mas,’ gitu aja. Menyapa penjaga kosan. Karena kan penjaga kosannya itu kan di belakang,” ujar Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandhi, kepada wartawan, Selasa malam 8 Juli 2025.

    Sementara itu, korban juga sempat berkomunikasi dengan istrinya. Korban tinggal di kosan itu memang seorang diri. Sedangkan, istrinya saat itu sedang berada di Yogyakarta.

    “Komunikasi terakhir itu jam 9 malam ke istrinya. Ya, istrinya pun mengiyakankan. Komunikasi (normal),” ucap dia.

    Setelah itu, korban tak kelihatan lagi. Sampai keesokan paginya, istrinya gelisah karena korban tak lagi bisa dihubungi. Istri korban lalu menghubungi penjaga kos untuk memeriksa ke kamar.Kamudian saat dicek, korban sudah ditemukan meninggal dalam posisi tergeletak di atas kasur dengan kepala terbungkus solasi.

    “Istrinya, subuh hari itu menelpon korban cuman tidak aktif. Jadi istrinya menghubungi si penjaga kosan, menanyakan keberadaannya dicek di ketok-ketok. Nah mungkin dari olah TKP, memang ada dibuka paksa untuk mengetahui korban di dalam bagaimana,” ucap dia.

     

  • Kapolri Janji Usut Tuntas Kasus Kematian Diplomat Kemenlu Arya Daru

    Kapolri Janji Usut Tuntas Kasus Kematian Diplomat Kemenlu Arya Daru

    Bisnis.com, JAKARTA – Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo memastikan kepolisian bakal menyelidiki kasus tewasnya diplomat muda sekaligus staf Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arya Daru Pangayunan (ADP).

    Pernyataan itu untuk menanggapi adanya dorongan dari anggota DPR RI yang meminta Polri untuk mengusut tuntas kasus kematian diplomat muda tersebut.

    “Diminta atau tidak diminta, Polri tentunya akan melakukan penyelidikan mendalam,” kata Kapolri dilansir dari Antara, Minggu (13/7/2025).

    Sebagai informasi, proses penyelidikan kasus ini telah diambil alih oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

    Apabila nantinya telah ditemukan bukti-bukti yang cukup, dirinya menginstruksikan anggota untuk menangani kasus ini secara maksimal.

    “Kalau sudah kami temukan bukti-bukti, saya minta untuk anggota juga bergerak maksimal agar bisa segera terungkap dan [kasus ini] memang ditunggu oleh publik,” ucapnya.

    Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Karyoto mengatakan bahwa Polda Metro Jaya bakal bergerak cepat dan menargetkan penyelidikan kasus tewasnya ADP.

    Karyoto menyebutkan ada sejumlah bukti yang perlu dipelajari oleh forensik, baik itu kamera pengawas (CCTV), hasil autopsi dan juga termasuk digital.

    “Digital itu dari laptop dan lain-lain, nanti dari forensik barangkali membuka ponsel bisa di-trace, kemana, jam berapa, dia berhubungan dengan siapa,” katanya.

    Sementara itu, Kapolsek Menteng Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Rezha Rahandi mengatakan bahwa korban ADP ditemukan tewas di sebuah indekos dengan kondisi kepala terlilit lakban (8/7).

    Korban ditemukan oleh penjaga indekos yang berada di lokasi kejadian. Jenazah ADP juga telah diautopsi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk diketahui penyebab kematiannya.

  • Kepingan Puzzle Terbaru Misteri Kematian Diplomat Muda Kemlu

    Kepingan Puzzle Terbaru Misteri Kematian Diplomat Muda Kemlu

    Jakarta

    Kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP, dalam kamar kosnya di Menteng, Jakarta Pusat, masih menyimpan misteri. Satu demi satu petunjuk untuk mengungkap penyebab kematian ADP terus ditelusuri kepolisian.

    ADP ditemukan meninggal pada Selasa (8/7) dengan kondisi kepala terlilit lakban. Sejumlah saksi diperiksa hingga bukti petunjuk berupa rekaman CCTV di lokasi telah diamankan petugas.

    CCTV Sebelum ADP Tewas

    Sebuah rekaman CCTV terkait kasus tersebut kini mucul. Berdasarkan rekaman CCTV terbaru yang diperoleh detikcom, Sabtu (12/7/2025), terlihat penjaga kos yang hanya mengenakan sarung tampak melintas di depan kamar korban pada pukul 00.27 WIB, Selasa (8/7). Penjaga kos terlihat memegang handphone dengan baju menggantung di bahu kirinya berjalan ke arah luar.

    Pada saat melintasi kamar korban, penjaga kos terlihat sempat menengok ke arah jendela kamar pada pukul 00.27.14 WIB. Setelah berjalan ke arah luar, selang beberapa detik, penjaga kos tampak kembali ke arah dalam.

    Saat kembali ke arah dalam, penjaga kos terlihat mengusap rambut sambil seperti tengah berbicara melalui handphone yang dipegang di tangan sebelah kirinya. Lagi-lagi penjaga kos kembali melihat ke kamar korban pada 00.27.39 WIB.

    Tak lama setelahnya, penjaga kos menghampiri pintu kamar korban. Tepatnya pada 00.27.54 WIB, penjaga kos mulai berada di depan kamar kos korban hingga meninggalkan pintu kamar korban pada 00.28.12.

    Alasan Penjaga Kos Mondar-mandir di Kosan Korban

    Foto: Kamar Kos TKP diplomat muda Kemlu ditemukan meninggal. (Rumondang/detikcom)

    Dalam rekaman CCTV lainnya, pada pukul 05.20.59 WIB, Selasa (8/7), penjaga kos kembali menengok jendela kamar korban. Kali ini penjaga kos mengenakan kemeja dan celana pendek sambil membawa sapu.

    Dilanjutkan pada 05.21.01 WIB, penjaga kos sempat berhenti dan menengok lebih dekat ke arah jendela kamar kos korban hingga akhirnya beranjak ke arah luar. Selang beberapa detik, penjaga kos kembali ke arah jendela kamar kos korban dan terlihat menengok ke arah bawah pintu kamar kos korban pada 05.21.14 WIB.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menjelaskan aktivitas yang dilakukan penjaga kos saat ini dalam rangka mengecek korban. Penjaga kos mengecek setelah istri korban meminta tolong karena handphone korban tidak dapat dihubungi.

    “Benar (penjaga kos lakukan pengecekan). Istrinya minta penjaga kos ngecek karena HP suaminya mati,” jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Sabtu (12/7/2025).

    Periksa Circle Pertemanan

    Foto: Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi (Foto: dok. Istimewa)

    Kasus ini masih terus diusut polisi. Salah satu langkahnya adalah memeriksa lingkup pertemanan korban.

    “Para pihak terkait yang menjadi circle korban itu juga dilakukan komunikasi, dilakukan pengambilan keterangan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Jumat (11/7).

    “(Pemeriksaan) untuk mengungkap secara utuh, dari mulai bagaimana sehari-hari korban, kegiatan korban, hingga akhirnya terjadi atau muncul ada peristiwa itu,” tambahnya.

    Polisi juga akan menggandeng pihak psikologi forensik. Hal tersebut untuk mendalami karakter korban ADP.

    “Ya tahap selanjutnya itu, nanti akan dilakukan (pemeriksaan oleh psikologi forensik). Iya, tadi untuk mendalami profilnya,” tuturnya.

    Halaman 2 dari 3

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 4
                    
                        Teka-teki 4 Rekaman CCTV Depan Kamar Diplomat Kemlu
                        Megapolitan

    4 Teka-teki 4 Rekaman CCTV Depan Kamar Diplomat Kemlu Megapolitan

    Teka-teki 4 Rekaman CCTV Depan Kamar Diplomat Kemlu
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Rekaman kamera pengawas atau CCTV depan kamar indekos, ADP (39), diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) masih menyisakan teka-teki.
    Polda Metro Jaya
    masih menyelidiki penyebab pasti kematian ADP yang terjadi di indekos, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025) pagi.
    Sejumlah
    rekaman CCTV
    menjadi salah satu kunci penting dalam mengungkap kasus ini.
    Beberapa cuplikan memperlihatkan aktivitas mencurigakan, sementara sebagian lain menampilkan proses penjaga kos membuka kamar ADP atas permintaan istri korban.
    Rekaman CCTV
    pertama yang diperoleh Kompas.com menunjukkan ADP keluar dari kamar indekosnya pada Senin (7/7/2025) pukul 23.24 WIB.
    Ia terlihat membawa kantong kresek hitam di tangan kiri, lalu membungkuk mengambil sandal sebelum kembali masuk ke kamar.
    Namun tak lama berselang, ADP kembali keluar dari kamar, kali ini dengan kantong plastik di tangan kanan.
    Ia menyusuri lorong indekos menuju sebuah pintu di ujung koridor.
    Pada pukul 23.25 WIB, ADP terekam kembali, kini tanpa membawa kantong plastik.
    Ia mengenakan kemeja berlengan pendek dengan kancing terbuka, lalu masuk ke kamar pada pukul 23.26 WIB.
    Dalam rekaman CCTV yang terekam pada pukul 00.27 WIB, penjaga kos terlihat berjalan di lorong depan kamar ADP.
    Ia terlihat tanpa mengenakan atasan, hanya memakai sarung bermotif kotak-kotak, dengan sehelai pakaian putih tersampir di pundak kirinya.
    Penjaga itu memegang ponsel dekat mulutnya, seolah sedang berbicara melalui speaker. Ia sempat berhenti, menoleh ke arah kamar ADP, lalu kembali berjalan.
    Beberapa saat kemudian, ia berdiri selama sekitar 22 detik di depan kamar, masih dalam posisi berbicara melalui telepon.
    Kemudian, pada pukul 05.20 WIB, penjaga kos kembali terlihat di depan kamar. Kali ini, ia mengenakan kemeja putih, celana pendek, dan membawa sapu.
    Ia berhenti sejenak, menatap ke arah jendela kamar, lalu berbalik arah.
    Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, kehadiran penjaga kos ke kamar ADP karena permintaan dari istri korban.
    “Benar, istrinya minta penjaga kos cek (kamar ADP) karena handphone suaminya mati,” ujar Ade Ary kepada wartawan, Sabtu (12/7/2025).
    Sebelumnya, istri ADP terakhir kali berkomunikasi dengan suaminya pada Senin (7/7/2025) sekitar pukul 21.00 WIB.
    Rekaman CCTV pada Selasa (8/7/2025) pukul 07.37 WIB, penjaga kos bersama seorang lainnya akhirnya membuka paksa jendela kamar ADP dengan dicongkel.
    Sementara itu, pria lain yang mendampinginya mengenakan jaket bomber hijau dan celana panjang hitam.
    Salah satu dari mereka merekam proses tersebut menggunakan ponsel sebagai dokumentasi.
    Setelah jendela berhasil dibuka, penjaga kos mencoba memasukkan tubuhnya melalui celah untuk menjangkau kunci dari dalam.
    Namun, upaya itu tidak langsung berhasil karena pintu kamar menggunakan sistem smart lock yang hanya bisa diakses oleh ADP.
    Keduanya sempat mencoba menggunakan kartu akses, namun tetap gagal membuka pintu.
    Setelah beberapa saat berjibaku, mereka akhirnya berhasil membuka pintu dari dalam.
    Begitu masuk ke kamar, mereka langsung keluar dalam kondisi panik dan bergegas mencari bantuan.
    Di dalam, mereka menemukan ADP dalam kondisi meninggal dunia, kepala terlilit lakban, dan tubuh tertutup selimut.
    Arah kamera CCTV bergeser pada Senin malam pukul 23.24–23.26 WIB.
    Tampak ADP keluar dan masuk kamar, namun pintu serta jendela tidak terekam jelas karena posisi kamera yang bergeser.
    Sebaliknya, dalam rekaman Selasa pagi pukul 07.37 WIB saat penjaga kos membuka paksa kamar, kamera justru menyorot jelas pintu dan jendela kamar ADP.
    Hal ini menimbulkan dugaan adanya perubahan arah kamera sebelum kejadian.
    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary mengatakan bahwa penyidik masih mendalami hal tersebut.
    “Untuk membuat peristiwa itu menjadi utuh, tentunya akan diurut, nanti dari ringnya diperbesar lagi, sehingga ceritanya menjadi utuh, menjadi sebuah fakta yang tidak terbantahkan,” ujar Ade Ary, Jumat (11/7/2025).
    Saat ditanya mengenai jenis atau model CCTV di lokasi, Ade Ary belum memberi kepastian.
    Ia menegaskan bahwa semua alat bukti akan diperiksa secara laboratoris untuk mendalami fakta-fakta yang ada.
    Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto menyatakan bahwa pihaknya menargetkan penyelidikan kasus kematian ADP rampung dalam waktu satu minggu.
    “Bukti-bukti yang ada perlu dipelajari oleh forensik, baik itu CCTV, hasil otopsi, dan juga termasuk digital seperti laptop. Mungkin seminggu lagi selesai, nanti akan ada kesimpulan. Insya Allah,” kata Karyoto, Kamis (10/7/2025) malam.
    Ia mengakui belum membaca hasil visum secara lengkap.
    Polisi juga berencana memanggil saksi ahli sesuai bidang untuk memperkuat proses penyelidikan.
    “Kalau visum itu bukan saksi, nanti ahli yang akan bicara,” katanya.
    Hingga saat ini, empat saksi telah diperiksa, yaitu pemilik indekos, penjaga, tetangga kamar, dan istri korban.
    Barang bukti yang diamankan meliputi lakban, kantong plastik, dompet, sarung, dan pakaian korban.
    Polisi juga menemukan sejumlah obat-obatan seperti obat sakit kepala dan obat lambung di dalam kamar ADP.
    Namun, belum ada indikasi kaitan obat-obatan tersebut dengan penyebab kematian.
    Satu hal yang masih jadi tanda tanya adalah sidik jari ADP yang ditemukan pada permukaan lakban.
    Meski demikian, penyidik belum dapat memastikan apakah lakban itu dipasang sendiri oleh korban atau oleh pihak lain.
    Penyelidikan masih terus berjalan, dengan penyidik mengumpulkan bukti-bukti tambahan untuk memastikan penyebab pasti kematian sang diplomat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.