Produk: CCTV

  • Tragis, Pelari Maraton Tertua di Dunia Meninggal karena Tabrak Lari di Usia 114 Tahun

    Tragis, Pelari Maraton Tertua di Dunia Meninggal karena Tabrak Lari di Usia 114 Tahun

    Jakarta

    Pelari maraton tertua di dunia, Fauja Singh, yang masih berkompetisi setelah berusia 100 tahun lebih dari satu dekade lalu, meninggal dunia pasca terkena insiden tabrak lari pada Senin (14/7/2025), menurut kepolisian India. Ia mengembuskan napas terakhirnya di umur 114 tahun.

    Lahir di pedesaan India pada 1911 sebelum kemudian pindah ke London, Singh mendapat julukan ‘Tornado Berturban’ setelah ia mulai berlari maraton akhir usia 80-an. Ia berhasil menyelesaikan sembilan lomba berjarak 26,2 mil atau sekitar 42 km.

    Ia dianggap sebagai pelari maraton tertua di dunia, meskipun tidak pernah meraih World Guinness Record, karena tidak memiliki akta kelahiran.

    Menurut kepolisian India, sebuah kendaraan tak dikenal menabrak Singh ketika ia sedang berjalan di jalan dekat desa asalnya, Beas, negara bagian Punjab, India barat laut.

    Ia dibawa ke Rumah Sakit Srimann di distrik Jalandhar, meninggal dunia karena cedera yang dialami di kepala dan tulang rusuknya, demikian laporan Inspektur Senior Kepolisian Pedesaan Jalandhar, Harvinder Singh Virk.

    “Kami sedang mengidentifikasi kendaraan tersebut. Kami menggunakan rekaman CCTV di area tersebut untuk melacak kendaraan dan telah mengirimkan tim untuk menyelidikinya,” ujar pengawas tersebut kepada CNN, seraya menambahkan bahwa seorang pejalan kaki menyaksikan kecelakaan tersebut.

    Perdana Menteri India Narendra Modi memimpin penghormatan nasional, menyebut Singh sebagai atlet luar biasa dengan tekad luar biasa.

    Singh baru mulai berlari maraton ketika ia berusia 89 tahun, setelah pindah ke Inggris pasca kematian istri dan putranya.

    Pelari marathon tertua di dunia Fauja Singh menjelang partisipasinya di Edinburgh Marathon pada 1 September 2011. (Photo by Jeff J Mitchell/Getty Images) Foto: Jeff J Mitchell/Getty Images

    “Berlari menunjukkan kebaikan kepada saya dan menghidupkan saya kembali dengan membuat saya melupakan semua trauma dan kesedihan saya,” ujarnya kepada CNN dalam sebuah wawancara ketika ia berusia 102 tahun.

    Ia mencoba maraton pertamanya hanya beberapa bulan setelah berlatih dan mencapai rekor pribadinya lima jam 40 menit di Toronto Waterfront Marathon 2003 tiga tahun kemudian.

    Pada 2011, Singh kembali ke Toronto, saat ia menjadi orang pertama yang mencapai usia seratus tahun pasca menyelesaikan maraton, finis dalam waktu delapan jam 11 menit enam detik.

    Hal itu sangat berbeda dengan masa kecilnya yang sederhana di India, ketika ia tidak dapat berjalan hingga usia lima tahun karena kelemahan pada kakinya.

    Perlombaan terakhirnya adalah di Hong Kong, dengan rute 10 kilometer, pada 2013, setahun setelah ia membawa obor Olimpiade London 2012.

    Meskipun sukses, prestasinya tidak pernah diakui oleh Guinness World Records karena ia tidak memiliki akta kelahiran. Namun, ia menerima surat dari Ratu Elizabeth dari Inggris yang mengucapkan selamat ulang tahun ke-100.

    “Saya sangat menyukai sepatu lari saya, saya sangat menyukainya. Saya memakainya untuk kesenangan. Saya tidak bisa membayangkan hidup saya tanpanya,” ujarnya kepada CNN, ketika ia berusia 102 tahun.

    (naf/kna)

  • Ada surat titipan pada bayi yang ditemukan di Cakung

    Ada surat titipan pada bayi yang ditemukan di Cakung

    Ilustrasi – Bayi. ANTARA/Asmussen/pri.

    Ada surat titipan pada bayi yang ditemukan di Cakung
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 16 Juli 2025 – 10:28 WIB

    Elshinta.com – Terdapat surat titipan yang menyebutkan nama pemilik rumah pada bayi laki-laki yang ditemukan dalam keadaan hidup di depan rumah warga di Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, pada Senin (14/7) malam.

    “Suratnya menyebut nama saya, intinya bilang titip sementara Pak H Tohir, minta agar bayi ini jangan dibawa ke panti asuhan. Katanya nanti akan diambil kembali,” kata pemilik rumah di Jalan Komarudin Ujung Krawang RT 06/05 bernama Tohir di Jakarta Timur, Rabu.

    Menurut Tohir, orang tua bayi tersebut masih warga sekitar karena dalam surat itu menyebutkan langsung nama dirinya.

    Tohir menceritakan, saat itu dirinya hendak mengaji bersama sang istri. Lalu, mereka mendengar suara seperti anak kucing.

    Setelah didengar lebih teliti, istrinya menyebut suara kucing tersebut mirip dengan tangisan bayi.

    “Terus pas saya buka pintu, enggak tahunya ada orok di sini (depan pintu rumahnya). Pas saya angkat bayi ini langsung diam dari nangisnya,” ujar Tohir.

    Tohir mengaku sempat menengok ke kanan dan kiri halaman rumahnya. Namun, tak ada orang yang mencurigakan atau tanda-tanda orang yang menyerahkan bayi tersebut.

    Akhirnya Tohir bersama sang istri membawa bayi itu ke rumah ketua RT untuk melaporkan penemuan bayi laki-laki tersebut.

    “Gerbang saya lihat itu masih tertutup juga, tidak ada susu, hanya ada surat saja di selimut bayi itu. Menurut saya sekitar 10-19 hari bayi itu,” tegasnya.

    Sementara itu, petugas Tim Reaksi Cepat Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial (TRC P3S) Suku Dinas Sosial Jakarta Timur, Kurniawan mengatakan, usia bayi tersebut diperkirakan sekitar 10 hari karena tali pusarnya sudah putus.

    Kurniawan juga membenarkan dalam selimut bayi tersebut ada kertas berisi surat tanpa identitas orang tua dari bayi tersebut.

    “Saat ini kami sudah bawa ke Rumah Sakit Duren Sawit, jika sehat maka akan kami titipkan ke panti anak,” katanya.

    Sebelumnya, Kapolsek Cakung Kompol Widodo Saputro membenarkan hal tersebut dan masih menyelidiki pelaku yang membuang bayi tersebut.

    “Masih diselidiki kamera CCTV, saat ini telah ada lima orang saksi yang diperiksa,” kata Widodo saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (15/7).

    Sumber : Antara

  • Bayi Laki-Laki Ditemukan di Depan Rumah Warga Cakung, Ada Sepucuk Surat Permohonan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Juli 2025

    Bayi Laki-Laki Ditemukan di Depan Rumah Warga Cakung, Ada Sepucuk Surat Permohonan Megapolitan 15 Juli 2025

    Bayi Laki-Laki Ditemukan di Depan Rumah Warga Cakung, Ada Sepucuk Surat Permohonan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Seorang bayi laki-laki diduga dibuang oleh orangtuanya di depan rumah warga di Jalan Pangeran Komarudin, Pulogebang, Cakung,
    Jakarta Timur
    , pada Senin (14/7/2025) malam.
    Saat ditemukan, bayi tersebut masih dalam keadaan terbalut kain disertai sepucuk surat.
    Surat itu berisi permohonan agar bayi dirawat untuk sementara waktu, dengan janji akan diambil kembali.

    Assalamu’alaikum. saya titip anak saya sementara, mohon maaf, minta tolong untuk dirawat. Nanti saya kembali lagi untuk saya ambil, mohon jangan titip di panti asuhan. Terima kasih Pak Haji,
    ” tulis surat yang ditinggalkan.
    Sementara itu, Kapolsek Cakung Kompol Widodo membenarkan peristiwa tersebut.
    “Unit reskrim melakukan pengecekan, ternyata benar ada bayi laki-laki berumur sekitar 10 hari dalam kondisi terbedong dan kondisi sehat,” ungkap Widodo saat dikonfirmasi, Selasa (15/7/2025).
    Ia menambahkan, saat ini bayi tersebut masih menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, di bawah pengawasan Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Timur.
    Terkait kasus ini, polisi telah meminta keterangan dari sejumlah saksi dan menyita sejumlah barang bukti.
    “Kemudian untuk peristiwa ini sudah ada lima saksi yang dimintai keterangan, kemudian penyitaan terhadap barang bukti dan mencari rekam
    Closed Circuit Television
    (CCTV),” ucapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 8
                    
                        Sebelum Ditemukan Tewas, Diplomat Daru dan Keluarga Siapkan Kepindahan ke Helsinki, Anak-anaknya Sudah Keluar Sekolah
                        Yogyakarta

    8 Sebelum Ditemukan Tewas, Diplomat Daru dan Keluarga Siapkan Kepindahan ke Helsinki, Anak-anaknya Sudah Keluar Sekolah Yogyakarta

    Sebelum Ditemukan Tewas, Diplomat Daru dan Keluarga Siapkan Kepindahan ke Helsinki, Anak-anaknya Sudah Keluar Sekolah
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Keluarga diplomat almarhum
    Arya Daru Pangayunan
    (ADP) ternyata sudah menyiapkan
    kepindahan ke Helsinki
    , Finlandia.
    Sebelum kematiannya yang hingga kini masih menyimpan misteri, Daru mendapatkan tugas diplomasi di KBRI Helsinki. 
    Kakak ipar ADP, Meta Bagus, menceritakan komunikasi terakhir Daru dengan istrinya, Pita, saat ia berbelanja baju di sebuah mall di Jakarta.
    Dalam percakapan tersebut, Daru menyebutkan, “Wah enak ya kalau masih ada mobil bisa langsung pulang gak perlu antre taksi.”
    Hal ini terjadi karena seluruh kendaraan mereka telah dijual sebagai persiapan untuk penempatan di luar negeri.
    Meta menjelaskan bahwa penjualan kendaraan dilakukan agar tidak ada yang tersisa di Indonesia, mengingat mereka akan segera berangkat.
    “Kalau menyisakan kendaraan di sini gak ada yang pake. Makanya sama almarhum dijual semua bisa dibilang persiapan itu hampir 100 persen tinggal berangkat,” tambahnya.
    Selain kendaraan, anak-anak ADP juga telah keluar dari sekolah untuk mengikuti tugas ayah mereka ke Finlandia.
    Rencana kepindahan ini menjadi yang pertama bagi keluarga ADP, karena mereka akan berangkat bersama-sama, berbeda dengan penugasan sebelumnya di mana ADP berangkat lebih dahulu dan keluarga menyusul setahun kemudian.

    “Sekarang anak-anak enggak ada sekolah sudah keluar. Iya (mau ikut ke Helsinki), enggak sekolah sudah enggak sudah punya sekolah di sini sudah persiapan pindah,” ujar Meta.
    Sebelumnya, kematian ADP (39), diplomat Kementerian Luar Negeri, ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di kamar indekosnya di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025) pagi.
    Saat ditemukan, kepala ADP terlilit lakban dan tubuhnya tertutup selimut.
    Polisi menyatakan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun barang hilang dari lokasi kejadian.
    Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) menunjukkan adanya sidik jari ADP pada lakban, namun penyidik belum dapat memastikan apakah ia memasangnya sendiri atau ada keterlibatan pihak lain.
    Diketahui bahwa ADP adalah warga asal Sleman, DIY, lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM), dan tinggal seorang diri di indekos tersebut, sementara istrinya berada di Yogyakarta.
    Rekaman CCTV di lokasi menunjukkan penjaga kos mondar-mandir di depan kamar ADP sebelum ia ditemukan tewas.
    Penjaga tersebut terlihat berbicara di telepon menggunakan mode speaker, dan sempat berhenti untuk menoleh ke arah kamar korban sebelum melanjutkan langkahnya.
    Kasus ini masih dalam penyelidikan dan menjadi perhatian publik.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rapat RUU TNI di Hotel Mewah Jadi Sorotan MK, Risalah Rapat Dicari

    Rapat RUU TNI di Hotel Mewah Jadi Sorotan MK, Risalah Rapat Dicari

    Rapat RUU TNI di Hotel Mewah Jadi Sorotan MK, Risalah Rapat Dicari
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Mahkamah Konstitusi
    (
    MK
    ) menyoroti rapat pembahasan revisi Undang-Undang TNI yang digelar oleh DPR di hotel mewah, Fairmont Jakarta, beberapa bulan lalu.
    Perhatian tersebut muncul dalam sidang lanjutan uji formil
    UU TNI
    yang digelar di Gedung MK, Jakarta, Senin (14/7/2025), dengan agenda mendengarkan keterangan ahli dan saksi dari pihak penggugat.
    Majelis MK, khususnya Hakim Guntur Hamzah, menegaskan pentingnya dokumen resmi dari rapat konsinyering antara DPR dan pemerintah di Fairmont sebagai alat verifikasi silang terhadap kesaksian saksi.
    Sebelumnya, proses uji materi UU TNI ini diajukan oleh sejumlah lembaga masyarakat sipil dan kelompok mahasiswa dalam lima perkara, antara lain perkara dengan nomor 81/PUU XXIII/2025.
    Aktivis dari
    KontraS
    , Andrie Yunus, dihadirkan sebagai saksi dalam sidang.
    Ia memaparkan kronologi aksinya menyambangi rapat di Fairmont pada 15 Maret 2025.
    Saat itu, Andrie bersama dua aktivis lainnya masuk ke dalam ruang konsinyering Komisi I DPR dan meneriakkan tuntutan agar rapat dihentikan karena diadakan tertutup.
    Aksi ini berlangsung sekitar 10 menit sebelum mereka didorong keluar oleh petugas keamanan.
    Pasca-aksi, Andrie bercerita mengalami intimidasi. Ia menerima beberapa panggilan dari nomor tak dikenal, sekali via telepon biasa dan dua kali lewat WhatsApp, yang berdasarkan pengecekan internal diidentifikasi berhubungan dengan intelijen militer.
    Andrie melanjutkan, peristiwa yang lebih mengkhawatirkan terjadi dini hari pada 16 Maret 2025, saat dirinya masih berada di Kantor KontraS.

    Saat itu, bel pintu gerbang kantor berbunyi dan diketahui dari CCTV ada tiga orang tak dikenal yang mengaku sebagai wartawan.
    “Salah satu cirinya adalah berbadan tegap dan berambut cepak,” ungkap Andrie di ruang sidang, Senin.
    Tak berhenti di situ, sekitar pukul 02.00 dini hari, KontraS kembali mendapati keberadaan sekitar lima hingga enam orang yang juga tak dikenal berada di sekitar lingkungan kantor.
    Dalam persidangan, Guntur Hamzah menyampaikan pujiannya kepada Andrie, menyebut tindakannya tersebut “keren”.
    Guntur mengingat kembali sosok aktivis yang berhasil “geruduk” ruang rapat di Fairmont.
    “Saudara Andrie Yunus, ini saya baru ingat kembali. Yang masuk ke Fairmont, ya? Ruang sidang itu. Orang mengatakan keren gitu ya, karena masuk di ruang sidang,” ujar Guntur di ruang sidang.
    Hakim Guntur menyatakan bahwa keterangan yang disampaikan Andrie penting sebagai bahan pertimbangan Mahkamah, khususnya dalam menilai apakah proses pembentukan UU TNI 2025 memenuhi asas keterbukaan dan partisipasi yang bermakna, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011.
    Dalam sidang itu, Hakim Guntur Hamzah memutuskan MK akan meminta dan menagih risalah rapat konsinyering tersebut dari DPR serta pemerintah.
    Tujuannya, untuk melakukan verifikasi silang terhadap kesaksian Andrie dan menguji apakah proses pembahasan UU TNI di luar gedung DPR telah memenuhi prinsip-prinsip transparansi dan partisipasi publik.
    “Sekaligus juga kepada DPR pemerintah, karena ini menyangkut rapat konsinyering itu, ada enggak ya semacam berita acara terkait dengan rapat tersebut atau risalah yang bisa kami dapatkan dokumennya,” kata Guntur.
    Dalam persidangan, Andrie memberikan kesaksian soal aksinya menginterupsi rapat DPR dan pemerintah di Hotel Fairmont yang membahas revisi UU TNI.
    “Sehingga kami bisa ya setelah tadi mendengar keterangan dari saksi, kami bisa
    crosscheck
    ya berdasarkan tentu berita acara atau risalah dari rapat konsinyering pembahasan pada saat di Fairmont,” kata Guntur.
    Permintaan risalah ini membuka potensi pertanyaan: apakah diskusi substansi legislatif boleh dilakukan tertutup, dan bagaimana MK akan menilai keabsahan prosedur tersebut dalam putusannya kelak?
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bukan Ditembak Begal, Penjual Kue di Bandar Lampung Luka karena Pertahankan Motor

    Bukan Ditembak Begal, Penjual Kue di Bandar Lampung Luka karena Pertahankan Motor

    Aksi nekat pelaku berhasil menggasak sepeda motor milik korban. Polisi kini tengah memburu keempat pelaku yang diduga kuat telah merencanakan aksi tersebut.

    “Dari lokasi kejadian kami mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk rekaman CCTV yang memperlihatkan ciri-ciri pelaku dan kendaraan yang digunakan,” terang dia.

    Terkait kabar yang menyebut korban tertembak, pihak kepolisian menegaskan informasi tersebut tidak benar.

    “Yang beredar soal korban ditembak itu tidak benar. Luka di kepala korban disebabkan benturan dengan aspal saat terjatuh, bukan karena peluru,” tegas dia.

    Saat ini jajaran Polsek Tanjung Senang bersama tim gabungan terus melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap komplotan begal tersebut. 

     

  • Terus Cari Tiga Jemaah Haji yang Hilang di Mekkah, Menag: Tak Ada Batas Waktu

    Terus Cari Tiga Jemaah Haji yang Hilang di Mekkah, Menag: Tak Ada Batas Waktu

    Terus Cari Tiga Jemaah Haji yang Hilang di Mekkah, Menag: Tak Ada Batas Waktu
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menteri Agama (Menag)
    Nasaruddin Umar
    mengatakan, pihaknya tidak menentukan batas waktu untuk mencari tiga jemaah haji yang hilang di
    Mekkah
    , Arab Saudi.
    Sampai saat ini, Kementerian Agama masih berupaya mencari tiga jemaah tersebut dengan bantuan dari pihak kepolisian Arab Saudi.
    “Enggak, kami mencari tidak ada batas waktu ya, buktinya ada yang tahun lalu jemaah haji tahun 2024 itu masih terbaring di rumah sakit Madinah, kami pun juga tetap memberikan perhatian,” ujar Nasaruddin saat konferensi pers Penutupan Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji 1446 Hijrah atau 2025 di Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (14/7/2025).
    Nasaruddin menegaskan, pihaknya akan terus berusaha mencari keberadaan tiga jemaah tersebut sampai ditemukan dalam keadaan apa pun.
    “Jadi selalu ada upaya kami untuk menemukan yang hilang, sampai nanti ada batas tertentu kalau misalnya ditemukan sudah wafat, keluarganya akan diminta (diinfokan),” jelasnya.
    Nasaruddin melanjutkan, Kemenag akan meminta DNA keluarga tiga jemaah karena informasi terakhir dari otoritas Arab Saudi ditemukan ada beberapa jenazah di sana.
    “Supaya nanti kami akan cocokkan, siapa tahu di antara yang hilang itu ada di sana,” jelasnya.
    Sebagai informasi, ketiga peserta haji yang belum ditemukan itu adalah Nurimah (80 tahun) dari Kelompok Terbang 19 Embarkasi Palembang, Sukardi (67) dari Kelompok Terbang 79 Embarkasi Surabaya, dan Hasbullah (75) dari Kloter 7 Embarkasi Banjarmasin.
    Nurimah dilaporkan pergi dari hotel 614 dan tak kembali lagi sejak 28 Mei 2025 atau dua hari setelah tiba di Mekkah.
    Sementara, Sukardi dilaporkan pergi dari hotel 813 dan tak kembali lagi sejak 29 Mei 2025 atau dua hari setelah tiba di Mekkah.
    Sedangkan, Hasbullah dilaporkan meninggalkan hotel 709 pada 17 Juni 2025 dini hari.
    Sejumlah tempat juga telah ditelusuri, antara lain Jabal Khandamah, Jabal Tsur, Kamar Mayat RS An-Noor Makkah, sejumlah tempat di sekeliling hotel tempat tinggal jemaah, kawasan Arafah dan Muzdalifah, perbatasan Makkah dan al-Lith, serta pengecekan CCTV.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 6
                    
                        Kriminolog: Arah Lakban Bisa Jadi Kunci Penyebab Kematian Diplomat Kemlu
                        Megapolitan

    6 Kriminolog: Arah Lakban Bisa Jadi Kunci Penyebab Kematian Diplomat Kemlu Megapolitan

    Kriminolog: Arah Lakban Bisa Jadi Kunci Penyebab Kematian Diplomat Kemlu
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Penyebab kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP (39), yang tewas di kosannya di Menteng, Jakarta Pusat, masih menjadi misteri.
    ADP ditemukan tewas dalam kondisi kepala dililit
    lakban
    dan kamar terkunci dari dalam.
    Kondisi tersebut menimbulkan pertanyaan besar di tengah publik, jika kematian korban disebabkan bunuh diri, mengapa korban memilih metode yang tidak umum seperti menutup kepala dengan lakban?
    Namun, jika ini kasus pembunuhan, mengapa tidak ada tanda kekerasan, dan kamar justru dalam keadaan terkunci rapat?
    Kriminolog
    UI, Haniva Hasna mengatakan, bahwa penyebab kematian ADP tidak bisa begitu saja disimpulkan sebagai bunuh diri atau dibunuh orang lain.
    Sebab temuan tewasnya ADP ini merupakan kasus yang tidak wajar dan jarang terjadi.
    “Secara kriminologi, ini
    unnatural suicide
    (bunuh diri tidak wajar). Namun, secara statistik sulit dilakukan secara penuh seorang diri,” ujar Haniva, kepada
    Kompas.com
    , Jumat, (11/7/2025).
    Haniva mengatakan, bahwa arah lakban yang menutupi kepala korban bisa menjadi salah satu kunci awal untuk mengungkapkan penyebab kematian.
    “Kalau (ujung lakban) dimulai dari mulut, maka ada kemungkinan korban dibungkam. Kalau (ujung lakban) terakhir di hidung, ada kemungkinan bunuh diri,” jelas Haniva.
    Meski begitu, ia belum mau menarik kesimpulan sebelum ada bukti forensik lengkap.
    Sebab, jika ADP tewas karena dibunuh, hingga saat ini tidak ditemukan bukti kekerasan di tubuh korban.
    Namun, jika ADP tewas karena bunuh diri, seharusnya terdapat tanda kasur atau pakaian yang berantakan karena disebabkan relflek tubuh korban saat bunuh diri menahan napas.
    “Sebab, ketika manusia bunuh diri, secara naluri
     survival 
    otak akan merangsang reflek motorik ke beberapa bagian tubuh,” ujar Haniva.
    Selain analisis fisik, Haniva juga menekankan pentingnya penyelidikan terhadap
    ponsel
    korban.
    Menurutnya, data digital dalam ponsel dapat mengungkap motif atau komunikasi terakhir sebelum kematian.
    “Ponsel itu benda paling dekat dengan korban. Kalau semua datanya terhapus, itu patut dicurigai. Artinya ada kemungkinan intervensi pihak lain. Dan kalau hal itu terjadi, ini bisa merupakan rekayasa,” jelas Haniva.
    Haniva menambahkan, jika benar ini kasus bunuh diri, biasanya korban akan meninggalkan pesan tertentu, baik tertulis maupun digital.
    Dalam proses penyelidikan, Haniva menyarankan agar penyidik juga menggali informasi dari lingkungan sosial korban, termasuk keluarga dan rekan kerja.
    “Dalam setiap pembunuhan, orang yang pertama wajib dicurigai adalah orang terdekat. Dari sini bisa diketahui aktivitas korban beberapa hari atau bulan terakhir,” jelasnya.
    Ia mengingatkan bahwa kegagalan mengungkap kasus seperti ini secara tuntas dapat menimbulkan potensi kejahatan serupa di masa depan.
    “Kalau ini tidak terungkap, pelaku potensial bisa meniru cara yang sama. Maka penting untuk mengungkap tuntas demi mencegah korban lain,” tegas Haniva.
    Kriminolog UI lainnya, Yogo Tri Hendiarto, menambahkan bahwa aspek mental dan psikologis korban juga tidak boleh diabaikan.
    Latar belakang hubungan sosial, kondisi kerja, dan kemungkinan adanya tekanan batin perlu ditelusuri.
    “Harus diketahui juga terkait isu mental, sosial, atau konflik yang korban alami beberapa waktu terakhir,” ujarnya kepada
    Kompas.com
    , Jumat (11/7/2025).
    Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto menyatakan, timnya menargetkan penyelidikan kasus ini rampung dalam waktu satu minggu.
    Ia menyebutkan berbagai barang bukti seperti CCTV, laptop, hingga hasil otopsi sedang dipelajari secara komprehensif.
    Polisi juga melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) lanjutan pada Jumat (11/7/2025) dengan dukungan tim forensik dari Kedokteran Kepolisian, Inafis Bareskrim Polri, dan RSCM.
    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, menyatakan bahwa pengalihan kasus ini ke Polda Metro Jaya dilakukan demi mempercepat proses penyelidikan.
    “Tujuannya adalah untuk peningkatan kecepatan proses pengungkapan perkara,” ujar Ade Ary.
    Polisi masih menunggu hasil pemeriksaan organ dalam korban dari tim patologi RSCM, serta hasil lengkap otopsi dan forensik digital.
    “Pada prinsipnya, penanganan kasus ini akan kami tangani dengan sebaik-baiknya,” tutup Ade Ary.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sosok Siswanto, Penjaga Kos yang Mondar-mandir di Depan Kamar Diplomat Arya Daru

    Sosok Siswanto, Penjaga Kos yang Mondar-mandir di Depan Kamar Diplomat Arya Daru

    GELORA.CO  – Sosok penjaga kos yang terekam CCTV mondar-mandir di depan kamar indekos diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan di Guest House Gondia di Jalan Gondangdia Kecil No. 22, Menteng, Jakarta Pusat (Jakpus), akhirnya terungkap.

    Penjaga kos tersebut bernama Siswanto. Ia disebut disuruh oleh istri Arya Daru, Meta Ayu Puspitantri, untuk memeriksa kamar Arya karena tidak bisa dihubungi. Aksi Siswanto bolak-balik kamar Arya Daru terekam kamera CCTV.

    Ia mondar-mandir di depan kamar Arya pada Pukul 00.27 WIB dan 05.20 WIB pada hari Arya ditemukan meninggal dengan wajah terlilit lakban kuning, Selasa (8/7/2025).

    Andi, penjaga Toko Rokok Elektrik di depan kos Arya, membenarkan bahwa sosok yang mondar-mandir pada malam hari terekam CCTV itu adalah Siswanto.

    Siswanto adalah penjaga dari lokasi tewasnya Arya di indekos Guest House Gondia.

    “Itu penjaganya, Siswanto namanya yang malam-malam itu buka baju nggak pakai kacamata tetapi perawakannya dia (Siswanto),” kata Andi, Sabtu (12/7/2025), dikutip dari Warta Kota.

    Andi menjelaskan bahwa Siswanto sering curhat kepadanya terkait dengan kejanggalan tewasnya Arya Daru.

    Siswanto kini mengalami stres akibat diperiksa polisi sebagai saksi dalam kasus kematian diplomat muda ini.

    “Dia curhat, stres ditanyaiin terus. Dia nggak tahu apa-apa (soal kematian Arya Daru),” tutur Andi.

    Andi menyebut bahwa Siswanto kembali dijemput oleh sejumlah orang pada Sabtu (12/7/2025).

    Akan tetapi, Andi tidak mengetahui apakah orang yang menjemput Siswanto itu adalah anggota polisi atau bukan.

    “Pas dia masuk sini, tidak lama ada yang jemput, pakai mobil,” ucap Andi.

    “Dia sambil ngelihatin saat cabut (pergi), seperti ketakutan,” imbuhnya.

    Dalam rekaman CCTV, Siswanto terlihat mondar mandir pada pukul 00.27 WIB setelah Arya Daru sempat terlihat membuang sampah pada 22.30 WIB .

    Ia tidak mengenakan baju karena ia taruh di pundak dan hanya mengenakan sarung motif kotak-kotak.

    Sesekali ia menengok ke arah kamar Arya Daru sambil memegang handphone.

    Pada pukul 05.20 WIB, Siswanto kembali mondar-mandir sambil membawa sapu.

    Kali ini ia mengenakan kemeja putih, bercelana pendek, dan sandal jepit.

    Di sisi lain, ternyata ada akses pintu lain di TKP ditemukannya jenazah Arya Daru.

    Pintu indekos di sisi kanan tidak dilengkapi dengan akses ketat, hanya dilengkapi dengan gembok saja.

    Sementara itu, pintu kos sisi kiri yang menuju kamar kosan Arya Daru dilengkapi dengan kotak sidik jari dan kartu akses, sehingga tidak sembarangan orang bisa masuk ke kosan tersebut.

    “Biasanya di sini tuh penghuni kos selalu pakai akses di sini khusus buat kamar yang di sini aja. Dan sebelah kanannya ada penghuni lain dan masuknya itu ada pintu lain juga,” kata Andi.

    “Saya yang tahu, yang pakai akses ini doang ya (pintu masuk ke kosan Arya Daru), yang itu (sisi kanan) enggak,” tuturnya.

    Menurut Andi, penghuni kos tidak pernah saling bertukar akses pintu masuk dan keluar.

    Artinya, penghuni kos yang berada di sisi kanan selalu masuk dan keluar di sisi kanan, begitu juga sebaliknya dengan penghuni kosan di sisi kiri, mereka selalu masuk dan keluar dari sisi yang sama.

    “Saya tahunya terbatas ya (akses masuk ke arah kosan Daru) tapi saya enggak pernah mastiin ke dalam. Soalnya tahunya kalau penghuni sebelah (sisi kanan) ya keluarnya lewat sebelah. Selalu lewat sini. Nggak pernah kayak dia masuk sana (pintu kanan) keluar dari sini (pintu kiri),” ucapnya.

    Dalam kasus kematian Arya Daru, polisi telah memeriksa empat saksi: pemilik indekos, penjaga kos, tetangga kamar, dan istri korban.

    Polisi juga menyita barang bukti berupa lakban, kantong plastik, dompet, sarung, dan pakaian korban.

    Di dalam kamar, ditemukan obat sakit kepala dan obat lambung, tetapi belum diketahui apakah ada kaitannya dengan kematian korban.

    Ditemukannya sidik jari Arya Daru di lakban hingga saat ini masih menjadi tanda tanya besar.

    Polisi belum dapat memastikan apakah lakban tersebut dipasang oleh korban sendiri atau oleh pihak lain.

    Dalam waktu satu minggu, penyelidikan kasus kematian diplomat muda ini ditargetkan selesai

  • Telusuri CCTV dan Saksi, Polisi Amankan Tiga Tersangka Curanmor di Palmerah

    Telusuri CCTV dan Saksi, Polisi Amankan Tiga Tersangka Curanmor di Palmerah

    JAKARTA – Pihak berwajib mengamankan tiga tersangka kasus pencurian sepeda motor di wilayah Palmerah, Jakarta Barat. Laporan datang dari korban berinisial HY yang sepeda motornya hilang di kawasan Kemanggisan, Palmerah belum lama ini.

    “Korban HY memarkirkan sepeda motornya dalam keadaan terkunci stang di kawasan Kemanggisan saat menginap di rumah temannya,” kata Kapolsek Palmerah, Kompol Dr Eko Adi Setiawan dilansir dari ANTARA, Minggu 13 Juli.

    Nemun keesokan harinya, kata Eko, korban mendapati sepeda motornya sudah hilang dicuri maling. “Korban pun melaporkannya ke Polsek Palmerah,” kata Eko.

    Menerima laporan tersebut, pihak Kepolisian segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), memeriksa saksi serta menelusuri rekaman kamera pengawas (CCTV) di sekitar lokasi.

    “Hasil penyelidikan mengarah ke tersangka DZ yang diketahui tinggal di kawasan Jalan Anggrek Cendrawasih, Kemanggisan, dan berhasil diamankan pada malam harinya di kediamannya,” ujar Eko.

    Selanjutnya, kata Eko, dari hasil interogasi, DZ mengaku telah menjual sepeda motor warna merah-hitam dengan nomor polisi B 3093 BWC seharga Rp900.000 kepada TO di sebuah warung kopi dekat Stasiun Kebayoran Lama.

    TO kemudian menggadaikan motor tersebut kepada RI seharga Rp1 juta. Keduanya berhasil ditangkap di dua lokasi berbeda di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

    “Motor korban akhirnya ditemukan dan diamankan sebagai barang bukti,” katanya.

    Ketiga pelaku kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Tersangka DZ dijerat dengan Pasal 363 KUHP tentang pencurian. Sementara TO dan RI sebagai penadah dijerat dengan Pasal 480 dan/atau Pasal 481 KUHP.

    “Kami terus mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dalam memarkirkan kendaraannya, tambahkan kunci pengaman tambahan dan segera laporkan bila mengalami kehilangan,” katanya.