Produk: CCTV

  • Konsumen Tewas Dikeroyok, Manajemen Ibiza Club Surabaya Santuni Keluarga

    Konsumen Tewas Dikeroyok, Manajemen Ibiza Club Surabaya Santuni Keluarga

    Surabaya (beritajatim.com) – Manajemen Ibiza Club Surabaya mendatangi rumah MRY (24), Sabtu (29/11/2025). Diketahui, MRY merupakan konsumen Ibiza Club Surabaya yang tewas akibat dikeroyok, Kamis (27/11/2025).

    Humas Ibiza Club Surabaya, Furqon Hudana mengatakan kedatangan pihak manajemen ke rumah korban MRY bertujuan untuk memberikan santunan dan dukungan moral kepada keluarga yang ditinggalkan. Sembari menjelaskan kepada pihak keluarga MRY perihal kronologi kejadian pengeroyokan yang dialami oleh MRY.

    “Kemarin pihak manajemen langsung ditemui oleh ayah, ibu serta saudara kandung dari korban. Alhamdulillah kedatangan kami disambut baik oleh mereka,” kata Hudana, Minggu (30/11/2025).

    Hudana menceritakan, saat pertemuan ayah korban sempat bertanya tentang duduk permasalahan. Ia pun menjelaskan jika peristiwa keributan bermula dari internal rekan-rekan MRY. Dari rekaman CCTV, MRY tampak berkelahi dengan rekannya sendiri. Bukan dengan pengunjung lain.

    “Ya kami sampaikan sesuai yang terjadi dan terekam di kamera CCTV. Keributannya bukan antar pengunjung, tetapi sesama teman satu meja,” jelasnya.

    Kepada pihak keluarga, Hudana menjelaskan jika pihak Manajemen Ibiza telah berupaya maksimal dalam penanganan awal sesuai SOP yang berlaku.

    Karyawan bersama rekan korban segera memberikan pertolongan dan berupaya mencari bantuan medis. Manajemen Ibiza saat kejadian juga langsung menghubungi Polsek Genteng.

    “Kami sudah berupaya maksimal. Bahkan ada teman dan karyawan kami sampai menuju Siola untuk mencari ambulance,” tuturnya.

    Dikonfirmasi terpisah, ayah kandung korban, Yusuf, mengatakan ia sudah ikhlas atas kepergian MRY. Ia meminta agar tidak ada pihak-pihak yang memanfaatkan kepergian anaknya. Yusuf pun berterima kasih atas usaha dan iktikad baik pihak manajemen Ibiza dalam upaya menolong anaknya.

    “Saya sudah ikhlas atas kepergian anak saya. Saya juga menyayangkan sikap teman-temannya. Saya penasaran ada masalah apa sebenarnya anak saya sama temennya itu,” kata Yusuf.

    Atas peristiwa ini, Yusuf berharap agar pihak kepolisian bisa segera menangkap pelaku. Ia pun memasrahkan proses hukum ke pihak berwajib.

    “Kami percaya dengan pihak kepolisian untuk segera menemukan pelaku yang membunuh anak kami,” pungkas Yusuf.

    Diketahui, Seorang pria asal Taman, Sidoarjo, berinisial MRY (24) menjadi korban pengeroyokan di Ibiza Club Surabaya, Kamis (27/11/2025) dini hari. Dari rekaman CCTV yang diterima beritajatim.com, korban MRY ternyata dipukuli oleh rekannya sendiri di tengah gema musik funkot.

    Kamera CCTV di dalam Ibiza Club Surabaya merekam keributan yang terjadi di sofa dancefloor tempat korban bersama 7 rekannya menikmati minuman keras. Keributan pertama kali tampak terjadi sekitar pukul 12.49 WIB. Belum diketahui pasti penyebab keributan yang membuat korban dan teman satu sofa saling bertukar pukulan. [ang/suf]

  • Pencurian Rumah Kosong di Mampang Terekam CCTV, Dua Pelaku Ditangkap
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 November 2025

    Pencurian Rumah Kosong di Mampang Terekam CCTV, Dua Pelaku Ditangkap Megapolitan 29 November 2025

    Pencurian Rumah Kosong di Mampang Terekam CCTV, Dua Pelaku Ditangkap
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Dua pria yang diduga terlibat
    pencurian rumah kosong
    di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, ditangkap Subdit Resmob Ditreskrimum
    Polda Metro Jaya
    setelah aksinya terekam kamera CCTV dan viral di media sosial.
    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto menjelaskan pencurian tersebut terjadi pada Selasa (18/11/2025) sekitar pukul 03.30 WIB.
    “Begitu laporan diterima, tim langsung melakukan olah TKP, pemeriksaan saksi, hingga analisis CCTV untuk mengidentifikasi para pelaku,” ujar Budi dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/11/2025).
    Menurut dia, korban kehilangan empat unit ponsel yang tersimpan di dalam rumah dan melapor ke Polda Metro Jaya. Empat ponsel yang hilang masing-masing adalah Oppo A5, Vivo Y21s, Vivo Y21, dan sebuah Realme berwarna merah.
    Budi menjelaskan, kedua tersangka memiliki peran berbeda dalam aksi tersebut. Satu pelaku bertindak sebagai joki, sementara pelaku lain berperan sebagai eksekutor pencurian.
    “Tersangka AS alias A, yang diamankan pada 25 November 2025 di rumahnya di Tangerang Selatan. Sementara pelaku lainnya, M alias H, lebih dulu diamankan warga dan diserahkan ke polisi,” ujar Budi.
    Ia menambahkan, meskipun kedua pelaku memiliki tugas berbeda, proses penegakan hukum tetap dilakukan dengan pendekatan yang humanis.
    “Dalam proses penanganannya, petugas tetap mengedepankan pendekatan humanis, meski kedua pelaku memiliki peran berbeda sebagai joki dan eksekutor,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Permintaan Maaf Anita, Argi, dan KAI Terkait Drama Tumbler Hilang di KRL
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 November 2025

    Permintaan Maaf Anita, Argi, dan KAI Terkait Drama Tumbler Hilang di KRL Megapolitan 29 November 2025

    Permintaan Maaf Anita, Argi, dan KAI Terkait Drama Tumbler Hilang di KRL
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Drama hilangnya tumbler biru milik seorang penumpang KRL akhirnya berakhir damai.
    Pemilik tumbler dan suaminya, Anita dan Alvin, serta petugas
    passenger service
    yang sempat dinonaktifkan bernama Argi, telah saling melontarkan kata maaf.
    Anita, Alvin, dan Argi juga telah bertemu langsung dalam mediasi yang difasilitasi PT Kereta Api Indonesia (Persero).
    Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin menyebut, seluruh pihak sudah mencapai titik temu.
    “Pertemuan kekeluargaan yang menghasilkan kesepemahaman bersama dari seluruh pihak,” ujar Bobby dalam keterangannya, Jumat (28/11/2025).
    Selain memastikan penyelesaian damai, Bobby juga menegaskan bahwa KAI tetap memberikan dukungan penuh kepada seluruh pekerja.
    “Perusahaan (PT KAI) berkewajiban melindungi dan memberikan dukungan kepada seluruh pekerja dalam menjalankan peran mereka,” kata dia.
    Melalui sebuah video klarifikasi berdurasi 55 detik yang diterima Kompas.com, Kamis (27/11/2025), Alvin dan Anita menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.
    Dengan suara berat dan raut menyesal, keduanya mengakui bahwa cara mereka menyikapi kejadian itu telah memicu dampak luas yang tidak pernah dibayangkan.
    “Kami ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya, khususnya kepada saudara Argi dan semua pihak yang terkena dampak dan dirugikan atas ucapan dan perbuatan kami,” ujar Alvin dikutip
    Kompas.com,
    Kamis.
    Sementara itu, Anita, mengaku sangat menyesal dengan perbuatan yang sudah dilakukannya.
    Ia menyadari bahwa cara mereka menyikapi kejadian tersebut sehingga memicu reaksi negatif dari banyak pihak.
    “Kami sangat sadar cara kami menyikapi kejadian ini sangat tidak bijak sehingga melukai banyak perasaan orang di luar sana,” kata Anita.
    Peristiwa ini menjadi pelajaran penting agar mereka lebih berhati-hati ke depannya.
    “Dari lubuk hati kami yang paling dalam, kami meminta maaf yang sebesar-besarnya,” tutup Anita.
    Usai mediasi digelar, Argi juga menyampaikan permintaan maaf kepada Anita dan Alvin atas polemik hilangnya tumbler biru di
    KRL
    .
    Pernyataan minta maaf itu ia sampaikan lantaran khawatir jika ada tutur kata atau tindakan yang kurang berkenan selama proses penanganan usai adanya laporan kehilangan barang tertinggal di KRL.
    “Saya minta maaf kepada Mas Alvin dan Mbak Anita bilamana ada salah kata ataupun perbuatan saya. Terima kasih,” ucap Argi dalam video yang diunggah akun resmi @commuterline, Jumat (28/11/2025).
    Argi juga menyadari kesalahannya yang tidak mengecek lagi isi
    cooler bag
    yang ditinggalkan Anita di bagasi KRL, saat menerimanya dari petugas kebersihan kereta.
    Menurut Argi, situasi di stasiun sedang padat penumpang sehingga ia hanya sempat mengamankan barang tanpa pengecekan menyeluruh.
    Usai menyadari kelalaiannya, Argi menghubungi Alvin melalui pesan singkat untuk menyampaikan permintaan maaf.
    Dalam pesan itu, Argi juga menawarkan diri membantu proses pencarian barang melalui rekaman CCTV.
    Jika tumbler tersebut tetap tidak ditemukan, ia bersedia menggantinya sesuai harga barang yang hilang, yakni sekitar Rp 300.000.
    “Ini kesalahan saya dikarenakan tidak dicek terlebih dahulu, saya akan tanggung jawab dengan mengganti barang tsb Pak,” tulis Argi dalam pesan yang kemudian diunggah ulang melalui akun Threads pribadinya, @argi_bdsyh, pada Rabu (26/11/2025).
    Tak hanya Anita, Alvin, dan Argi yang melontarkan permintaan maaf, Vice President Train Service Facility and Customer Care KAI, Sondang, juga menyampaikan permintaan maaf kepada Anita atas kekurangan dalam proses pelayanan, khususnya terkait penanganan barang tertinggal.
    “Pelayanan kami memang masih kurang sehingga penanganan barang tertinggal di Mbak Anita mengalami sedikit masalah,” kata Sondang.
    Ia menegaskan, KAI akan terus memperbaiki kualitas layanan, termasuk prosedur penanganan barang tertinggal di lingkungan KAI Commuter.
    “Kami minta maaf dan kami terus akan meningkatkan pelayanan di KCI. Mohon maaf sekali lagi dari kami. Terima kasih,” ucap dia.
    KAI juga mengingatkan seluruh pengguna jasa untuk lebih waspada.
    Penumpang diminta memperhatikan barang bawaan masing-masing, terutama pada jam sibuk dan saat berpindah kereta.
    Di tengah ramainya perbincangan soal
    tumbler hilang
    , muncul isu bahwa Argi dipecat. Isu tersebut juga dilontarkan sendiri oleh Argi dalam unggahan di media sosial Threads.
    Informasi itu menyebar luas dan memicu reaksi publik, termasuk warganet yang membela sang petugas.
    Namun, PT KAI memastikan kabar tersebut tidak benar. Bobby menegaskan bahwa Argi tetap bekerja di jajaran KAI Group.
    “Argi tetap menjadi karyawan KAI Group serta bagian dari garda terdepan pelayanan. Terus semangat bertugas dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan,” ujar Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin
    Anne Purba, Vice President Corporate Communications KAI, juga meluruskan isu yang berkembang di media sosial dan membantah soal pemecatan Argi.
    “Kami juga menegaskan bahwa tidak ada pemecatan terhadap petugas terkait sebagaimana isu yang sebelumnya beredar,” ujar Anne.
    Belakangan, Argi juga memastikan dirinya masih menjadi petugas
    passenger service
    di KAI Swasta.
    “Saya Argi masih dipekerjakan di KAI Wisata di bagian
    passenger service
    Commuter Line di Rangkas,” kata dia.
    Sebelumnya, insiden hilangnya sebuah tumbler yang diduga melibatkan seorang petugas layanan KRL Commuter Line memicu perhatian publik setelah kasus tersebut ramai dibahas di media sosial lantaran salah seorang petugas disebut telah dipecat.
    Kasus bermula, saat seorang penumpang bernama Anita mengunggah utasan di akun Threads miliknya, @anitadewl, yang kemudian viral dan memunculkan dugaan adanya pelanggaran dalam prosedur penanganan barang tertinggal di lingkungan PT KAI.
    Menurut Anita, peristiwa ini terjadi ketika dirinya selesai menaiki KRL rute Tanah Abang–Rangkasbitung pada Senin (17/11/2025) sekitar pukul 19.00 WIB.
    Ia menumpang kereta tersebut sepulang bekerja dan berada di gerbong khusus perempuan.
    Setibanya di Stasiun Rawa Buntu sekitar pukul 19.40 WIB, Anita baru menyadari bahwa sebuah cooler bag yang dibawanya tertinggal di rak bagasi dalam kereta.
    Anita segera melapor kepada petugas pelayanan di stasiun. Pada malam yang sama, cooler bag tersebut ditemukan oleh seorang petugas keamanan PT KAI bernama Argi.
    Barang itu langsung diamankan, bahkan sempat didokumentasikan sebelum disimpan di ruang khusus.
    Keesokan harinya, Anita bersama suaminya, Alvin, pergi ke Stasiun Rangkasbitung untuk mengambil kembali barang tersebut.
    Namun, saat membuka
    cooler bag
    , Anita mendapati bahwa satu isinya—sebuah tumbler—telah hilang. Tasnya kembali, tetapi perlengkapan di dalamnya tidak lagi utuh.
    Ketika dimintai penjelasan, Argi mengaku bahwa ia tidak sempat memeriksa isi
    cooler bag
    saat menerimanya dari petugas kebersihan kereta.
    Menyadari kelalaiannya, Argi mengontak Alvin untuk meminta maaf.
    (Reporter: Intan Afrida Rafni)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Pencuri Kotak Amal di Jaksel Ditangkap, Modus Pura-pura Jadi Jemaah

    2 Pencuri Kotak Amal di Jaksel Ditangkap, Modus Pura-pura Jadi Jemaah

    Jakarta

    Polisi menangkap dua pria pelaku pencurian kotak amal di Masjid Jami Sa’adatusholihin, Mampang Prapapatan, Jakarta Selatan. Mereka kerap berpura-pura menjadi jemaah saat melakukan aksinya.

    Kapolsek Mampang, Kompol Wahid Key, menjelaskan penangkapan itu bermula dari adanya kiriman video aksi pencurian kotak amal dari masyarakat. Kemudian, polisi pun segera bergerak menyelidiki kasus tersebut.

    “Begitu dapat kiriman video CCTV dari masyarakat, kita langsung bergerak ke TKP (tempat kejadian perkara) guna melakukan penyelidikan singkat,” kata Key melalui keterangannya, Sabtu (29/11/2025).

    Pada Rabu (26/11) sekitar pukul 03.00 WIB, polisi pun berhasil menangkap kedua pelaku di kamar kosnya, kawasan Jalan Bangka, Jaksel. Kedua pelaku berinisial PI (20) dan CA (20), mereka diamankan tanpa perlawanan.

    “Pekerjaannya serabutan,” ujar Key.

    “Saat kejadian, dua pelaku tersebut dapat meloloskan diri tanpa ketahuan dengan menggondol uang dalam kotak amal senilai hampir Rp 1 juta,” ungkap Key.

    “Pelaku diduga sudah sering melakukan aksi mencuri kotak amal dengan modus berpura pura sebagai jamaah masjid,” lanjutnya.

    (ond/amw)

  • Polisi Buru Pelaku Pembacokan Dua Mahasiswa Unitomo di Jembatan Merah Surabaya

    Polisi Buru Pelaku Pembacokan Dua Mahasiswa Unitomo di Jembatan Merah Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Pihak kepolisian dari Polsek Bubutan masih memburu pelaku pembacokan dua mahasiswa Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) di jalan Taman Jayengrono, Jembatan Merah Surabaya, Selasa (25/11/2025) kemarin.

    Dari informasi yang dihimpun Beritajatim, dua korban bernama Patihimas Soumena (22) dan Rizky Tuanya (22) berasal dari Indonesia Timur.

    Mereka sehari-hari tinggal di kawasan Jalan Nginden, Sukolilo. Saat kejadian, kedua mahasiswa semester akhir di Unitomo itu bermaksud menjemput saudaranya yang baru tiba di Pelabuhan Tanjung Perak.

    Saat tiba di jalan Taman Jayengrono, mereka diserang oleh empat orang yang mengendarai sepeda motor dengan arogan.

    Kedua korban sebenarnya tidak merespon arogansi dari para pelaku saat berkendara. Namun, entah apa sebabnya keempat pelaku lalu putar balik dan membacok kedua korban.

    “Kalau dari cerita korban, mereka ga ngapain-ngapain. Juga tidak dalam kondisi mabuk dan memang mau jemput saudara di Perak. Tapi tiba-tiba diserang oleh sekelompok orang dengan senjata tajam,” kata salah satu teman kos korban, Alvianto.

    Kedua korban sempat berusaha kabur untuk mempertahankan diri. Namun, pelaku sempat menyabetkan senjata tajam hingga kedua korban terluka.

    “Kalau luka (korban) kemarin saya pas jenguk di RSUD dr Soetomo itu ada di betis, paha dan punggung. Kalau kata korban pelaku 4 orang. Satu yang bawa senjata tajam,” jelasnya.

    Aksi pembacokan ini sempat viral di media sosial. Video yang diunggah di berbagai platform media sosial itu direkam oleh teman kedua korban yang selamat.

    “Kemarin korban bersama tiga teman lainnya. Mereka (pelaku) kabur ketika teman-teman yang lain melawan dengan melempari paving. Tapi dua korban sudah terlanjur dibacok,” pungkasnya.

    Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Bubutan Ipda Martinus Simanjutak mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap peristiwa pembacokan dua mahasiswa Unitomo Surabaya itu.

    “Kami masih melakukan pendalaman. Memeriksa saksi, rekaman CCTV di lokasi hingga olah TKP. Apabila ada perkembangan pasti akan kami sampaikan,” jelasnya. (ang/ted)

  • Permintaan Maaf Anita, Argi, dan KAI Terkait Drama Tumbler Hilang di KRL
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 November 2025

    Akhir Damai Drama Tumbler Hilang di KRL, Petugas Tak Dipecat Megapolitan 29 November 2025

    Akhir Damai Drama Tumbler Hilang di KRL, Petugas Tak Dipecat
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
    — Drama hilangnya tumbler biru milik seorang penumpang KRL akhirnya menemukan titik akhir.
    Polemik yang sempat memicu perbincangan publik, menyeret nama petugas
    Passenger Service
    , hingga memunculkan isu pemecatan, kini ditutup dengan jalan damai setelah seluruh pihak menjalani proses mediasi.
    PT Kereta Api Indonesia (Persero) memastikan persoalan terselesaikan secara kekeluargaan.
    Dalam proses itu, pemilik tumbler Anita dan suaminya Alvin bertemu langsung dengan Argi, petugas yang sempat dikabarkan terkena sanksi.
    Penyelesaian kasus ini dimulai dari mediasi yang difasilitasi PT KAI. Pertemuan itu mempertemukan Anita, Alvin, dan Argi dalam suasana kekeluargaan.
    Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin menyebut, seluruh pihak sudah mencapai titik temu.
    “Pertemuan kekeluargaan yang menghasilkan kesepemahaman bersama dari seluruh pihak,” ujar Bobby dalam keterangannya, Jumat (28/11/2025).
    Selain memastikan penyelesaian damai, Bobby juga menegaskan bahwa KAI tetap memberikan dukungan penuh kepada seluruh pekerja.
    “Perusahaan (PT KAI) berkewajiban melindungi dan memberikan dukungan kepada seluruh pekerja dalam menjalankan peran mereka,” kata dia.
    Di tengah ramainya perbincangan soal
    tumbler hilang
    , muncul isu bahwa Argi dipecat. Isu tersebut juga dilontarkan sendiri oleh Argi dalam unggahan di media sosial Threads.
    Informasi itu menyebar luas dan memicu reaksi publik, termasuk warganet yang membela sang petugas.
    Namun, PT KAI memastikan kabar tersebut tidak benar. Bobby menegaskan bahwa Argi tetap bekerja di jajaran KAI Group.
    “Argi tetap menjadi karyawan KAI Group serta bagian dari garda terdepan pelayanan. Terus semangat bertugas dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan,” ujar Bobby.
    Anne Purba, Vice President Corporate Communications KAI, juga meluruskan isu yang berkembang di media sosial dan membantah soal pemecatan Argi.
    “Kami juga menegaskan bahwa tidak ada pemecatan terhadap petugas terkait sebagaimana isu yang sebelumnya beredar,” ujar Anne.
    Belakangan, Argi juga memastikan dirinya masih menjadi petugas passenger service di KAI Swasta.
    “Saya Argi masih dipekerjakan di KAI Wisata di bagian passenger service Commuter Line di Rangkas,” kata dia.
    Usai mediasi digelar, Argi menyampaikan permintaan maaf kepada Anita dan Alvin.
    Ia menegaskan bahwa permintaan maaf itu ia sampaikan sebagai bentuk tanggung jawab apabila ada sikap atau ucapan yang kurang berkenan.
    “Saya minta maaf kepada Mas Alvin dan Mbak Anita bilamana ada salah kata ataupun perbuatan saya. Terima kasih,” ucap Argi dalam video yang diunggah akun resmi @commuterline, Jumat (28/11/2025).
    Permintaan maaf tersebut menjadi bagian dari komitmen layanan sekaligus iktikad baik untuk menyelesaikan polemik tanpa memperpanjang konflik.
    Manajemen KAI turut menyampaikan permohonan maaf terkait kekurangan dalam layanan penanganan barang tertinggal.
    Sondang, Vice President Train Service Facility and Customer Care KAI, mengakui ada kekurangan prosedur yang membuat penanganan tumbler Anita tidak berjalan mulus.
    “Pelayanan kami memang masih kurang sehingga penanganan barang tertinggal di Mbak Anita mengalami sedikit masalah,” kata Sondang.
    Ia juga memastikan KAI melakukan evaluasi menyeluruh terhadap SOP di lapangan.
    Kasus ini membuat KAI melakukan evaluasi internal, khususnya pada prosedur penanganan barang tertinggal.
    “Kami terus meningkatkan integritas dan kesiapsiagaan seluruh pekerja, baik di area stasiun maupun selama perjalanan, agar layanan semakin responsif dan terpercaya,” kata Anne.
    KAI juga mengingatkan seluruh pengguna jasa untuk lebih waspada.
    Penumpang diminta memperhatikan barang bawaan masing-masing, terutama pada jam sibuk dan saat berpindah kereta.
    Sebelumnya, insiden hilangnya sebuah tumbler yang diduga melibatkan seorang petugas layanan
    KRL

    Commuter Line
    memicu perhatian publik setelah kasus tersebut ramai dibahas di media sosial lantaran salah seorang petugas disebut telah dipecat.
    Kasus bermula, saat seorang penumpang bernama Anita mengunggah utasan di akun Threads miliknya, @anitadewl, yang kemudian viral dan memunculkan dugaan adanya pelanggaran dalam prosedur penanganan barang tertinggal di lingkungan PT KAI.
    Menurut Anita, peristiwa ini terjadi ketika dirinya selesai menaiki KRL rute Tanah Abang–Rangkasbitung pada Senin (17/11/2025) sekitar pukul 19.00 WIB.
    Ia menumpang kereta tersebut sepulang bekerja dan berada di gerbong khusus perempuan.
    Setibanya di Stasiun Rawa Buntu sekitar pukul 19.40 WIB, Anita baru menyadari bahwa sebuah
    cooler bag
    yang dibawanya tertinggal di rak bagasi dalam kereta.
    Anita segera melapor kepada petugas pelayanan di stasiun. Pada malam yang sama, cooler bag tersebut ditemukan oleh seorang petugas keamanan PT KAI bernama Argi.
    Barang itu langsung diamankan, bahkan sempat didokumentasikan sebelum disimpan di ruang khusus.
    Keesokan harinya, Anita bersama suaminya, Alvin, pergi ke Stasiun Rangkasbitung untuk mengambil kembali barang tersebut.
    Namun, saat membuka cooler bag, Anita mendapati bahwa satu isinya—sebuah tumbler—telah hilang. Tasnya kembali, tetapi perlengkapan di dalamnya tidak lagi utuh.
    Ketika dimintai penjelasan, Argi mengaku bahwa ia tidak sempat memeriksa isi cooler bag saat menerimanya dari petugas kebersihan kereta.
    Menurut Argi, situasi di stasiun sedang padat penumpang sehingga ia hanya sempat mengamankan barang tanpa pengecekan menyeluruh.
    Usai menyadari kelalaiannya, Argi menghubungi Alvin melalui pesan singkat untuk menyampaikan permintaan maaf.
    Dalam pesan itu, Argi juga menawarkan diri membantu proses pencarian barang melalui rekaman CCTV.
    Jika tumbler tersebut tetap tidak ditemukan, ia bersedia menggantinya sesuai harga barang yang hilang, yakni sekitar Rp 300.000.
    “Ini kesalahan saya dikarenakan tidak dicek terlebih dahulu, saya akan tanggung jawab dengan mengganti barang tsb Pak,” tulis Argi dalam pesan yang kemudian diunggah ulang melalui akun Threads pribadinya, @argi_bdsyh, pada Rabu (26/11/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kasus Pengeroyokan di Ibiza Club Surabaya, Polisi Periksa Teman Korban

    Kasus Pengeroyokan di Ibiza Club Surabaya, Polisi Periksa Teman Korban

    Surabaya (beritajatim.com) – Anggota Unit Reskrim Polsek Genteng memeriksa 7 orang buntut tewasnya MRY (24) warga Taman, Sidoarjo di kawasan Ibiza Club Surabaya, Kamis (27/11/2025) dini hari.

    Kanit Reskrim Polsek Genteng. Iptu Vian Wijaya mengatakan, 7 orang yang diperiksa oleh pihak kepolisian terdiri dari teman korban yang minum satu meja dengan korban dan pihak karyawan Ibiza Club Surabaya yang sempat menyaksikan peristiwa awal pengeroyokan.

    “Iya mas 7 orang diperiksa. Terdiri dari karyawan dan teman korban,” kata Vian, Jumat (28/11/2025).

    Dikonfirmasi terkait adanya penggunaan senjata tajam ke korban, Vian menjelaskan jika pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan. Namun, secara kasat mata luka yang dialami korban seperti terkena senjata tajam.

    “Untuk kepastiannya kami masih menunggu hasil autopsi dari tim kedokteran,” tegas Vian.

    Dari informasi yang dihimpun Beritajatim.com MRY (24) sebelumnya bekerja di Bali. Ia lantas pulang ke Sidoarjo dan sempat bekerja di kawasan Tropodo.

    Sebelumnya, Seorang pria asal Taman, Sidoarjo, berinisial MRY (24) menjadi korban pengeroyokan di Ibiza Club Surabaya, Kamis (27/11/2025) dini hari. Dari rekaman CCTV yang diterima Beritajatim.com, korban MRY ternyata dipukuli oleh rekannya sendiri di tengah gema musik funkot.

    Kamera CCTV di dalam Ibiza Club Surabaya merekam keributan yang terjadi di sofa dancefloor tempat korban bersama 7 rekannya menikmati minuman keras. Keributan pertama kali tampak terjadi sekitar pukul 12.49 WIB. Belum diketahui pasti penyebab keributan yang membuat korban dan teman satu sofa saling bertukar pukulan.

    “Mereka ribut sendiri antar teman. Jadi bukan dengan pengunjung apalagi petugas keamanan dari Ibiza. Mereka duduk di Sofa yang ada pembatas besi dan ribut sendiri,” kata Humas Ibiza Club Surabaya, Wahyu ketika diwawancarai Beritajatim.com, Kamis (27/11/2025).

    Dari rekaman CCTV tampak tiga perempuan berada di kotak besi berusaha memisahkan para pria yang sedang cekcok. Tampak juga petugas keamanan Ibiza Club Surabaya berusaha memisahkan pihak yang bertengkar.

    “Terlihat mereka bercanda, lalu ada miskomunikasi. Dari situ mereka saling dorong dan salah satu terjatuh. Diduga kepalanya terbentur meja atau pembatas sofa,” imbuh Wahyu.

    Setelah peristiwa saling lempar pukul terjadi, korban mengalami luka parah. Petugas keamanan Ibiza Club Surabaya langsung sigap mencari pertolongan pertama. Korban lantas dinaikan ke kursi roda dan dibawa ke lantai dasar gedung Andhika Plaza. (ang/ian)

  • 5
                    
                        Petugas KAI Argi Minta Maaf ke Alvin dan Anita soal Tumbler Hilang di KRL
                        Megapolitan

    5 Petugas KAI Argi Minta Maaf ke Alvin dan Anita soal Tumbler Hilang di KRL Megapolitan

    Petugas KAI Argi Minta Maaf ke Alvin dan Anita soal Tumbler Hilang di KRL
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
    Petugas Passenger Service Stasiun Rangkasbitung, Argi, menyampaikan permintaan maaf kepada Alvin dan Anita atas polemik hilangnya tumbler Tuku biru di KRL.
    Pernyataan minta maaf itu ia sampaikan lantaran khawatir jika ada tutur kata atau tindakan yang kurang berkenan selama proses penanganan usai adanya laporan kehilangan barang tertinggal di KRL.
    “Saya minta maaf kepada Mas
    Alvin
    dan Mbak
    Anita
    bilamana ada salah kata ataupun perbuatan saya. Terima kasih,” ucap Argi dalam video @commuterline yang dikutip Kompas.com, Jumat (28/11/2025).
    Ia juga mengatakan bahwa dirinya tidak dipecat dan masih bekerja di PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui KAI Wisata.
    “Saya Argi masih dipekerjakan di KAI Wisata di bagian passenger service Commuter Line di Rangkas,” kata dia.
    Sementara itu, Vice President Train Service Facility and Customer Care KAI, Sondang, juga menyampaikan
    permintaan maaf
    kepada Anita atas kekurangan dalam proses pelayanan, khususnya terkait
    penanganan barang tertinggal
    .
    “Pelayanan kami memang masih kurang sehingga penanganan barang tertinggal di Mbak Anita mengalami sedikit masalah,” kata Sondang.
    Ia menegaskan bahwa KAI akan terus memperbaiki kualitas layanan, termasuk prosedur penanganan barang tertinggal di lingkungan KAI Commuter.
    “Kami minta maaf dan kami terus akan meningkatkan pelayanan di KCI. Mohon maaf sekali lagi dari kami. Terima kasih,” ucap dia.
    Sebelumnya, seorang petugas pelayanan KRL Commuter Line disebut dipecat setelah diduga terlibat dalam hilangnya sebuah tumbler milik penumpang yang tertinggal di dalam kereta.
    Kasus ini pun viral di media sosial setelah pemilik tumbler bernama Anita membuat sebuah utasan di akun Thread pribadinya, @anitadewl, mengenai kejadian tumbler miliknya yang hilang usai tertinggal di kereta.
    Ia menganggap ada indikasi pelanggaran prosedur operasional standar (SOP) penanganan barang hilang di lingkungan KAI.
    Kasus ini berawal ketika Anita lupa membawa cooler bag yang dibawanya usai menaiki KRL rute Tanah Abang-Rangkasbitung pada Senin (17/11/2025) pukul 19.00 WIB.
    Anita menaiki KRL green line tersebut sepulang kerja dan berada di gerbong khusus perempuan. Sekitar pukul 19.40 WIB, ia turun di Stasiun Rawa Buntu.
    Saat itu, ia baru menyadari bahwa cooler bag miliknya tertinggal di bagasi Commuter Line.
    Ia kemudian melapor kepada petugas. Malam itu juga, cooler bag tersebut ditemukan oleh satpam PT KAI bernama Argi.
    Barang itu langsung diamankan dan sempat didokumentasikan.
    Keesokan harinya, Anita bersama suaminya, Alvin, mengambil cooler bag tersebut di Stasiun Rangkasbitung.
    Namun, ia terkejut karena isi di dalam cooler bag yakni tumbler sudah hilang.
    Saat dikonfirmasi, Argi mengakui bahwa ia tidak memeriksa isi cooler bag milik Anita saat menerima barang tersebut.
    Ia menyadari kelalaiannya karena kondisi stasiun sedang ramai dan ia masih bertugas berjaga, sehingga cooler bag itu disimpan tanpa pengecekan detail.
    Argi kemudian menghubungi Alvin dan meminta maaf melalui pesan singkat.
    Bahkan, dalam pesan itu, Argi akan membantu Anita dan Alvin untuk melakukan pencarian melalui rekaman CCTV.
    Jika tidak ditemukan, ia bersedia mengganti tumbler tersebut sesuai harganya, yakni Rp 300.000.
    “Ini kesalahan saya dikarenakan tidak dicek terlebih dahulu, saya akan tanggung jawab dengan mengganti barang tersebut, Pak,” tulis Argi dalam pesan untuk Alvin yang diunggah di akun Threads @argi_bdsyh, Rabu (26/11/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Petugas PPSU Temukan Jasad Bayi Perempuan dalam Tas Merah di Kali Angke
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 November 2025

    Petugas PPSU Temukan Jasad Bayi Perempuan dalam Tas Merah di Kali Angke Megapolitan 28 November 2025

    Petugas PPSU Temukan Jasad Bayi Perempuan dalam Tas Merah di Kali Angke
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Warga Kembangan, Jakarta Barat, digegerkan oleh penemuan mayat seorang bayi perempuan yang terbungkus plastik pada Jumat (28/11/2025) siang.
    Kanit Reskrim Polsek Kembangan Iptu Rahmat membenarkan adanya laporan tersebut.
    “Iya, benar ada penemuan (mayat bayi). Ditemukannya sama itu, petugas kebersihan yang lagi bersih-bersih sampah,” ucap Rahmat saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Jumat.
    Bayi itu ditemukan petugas PPSU dalam posisi terbungkus sebuah tas kain berwarna merah di pinggir aliran Kali Angke, dekat Jalan Buana Biru Besar, Kompleks Pertmata Buana, Kembangan Utara.
    Usai menemukan jasad bayi, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) langsung melapor ke Polsek Kembangan agar dilakukan evakuasi.
    Saat dievakuasi, bayi tersebut sudah dalam kondisi tidak bernyawa dan kemudian dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.
    “Saat ditemukan sudah meninggal, langsung dibawa ke Rumah Sakit Cipto,” kata Rahmat.
    Rahmat menambahkan, polisi kini masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas pelaku pembuang bayi.
    “Masih didalami, belum ada tersangka. Kami masih melihat rekaman CCTV dulu,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Berpura-pura Jadi Jemaah, Dua Pemuda Bobol Kotak Amal Masjid
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 November 2025

    Berpura-pura Jadi Jemaah, Dua Pemuda Bobol Kotak Amal Masjid Megapolitan 28 November 2025

    Berpura-pura Jadi Jemaah, Dua Pemuda Bobol Kotak Amal Masjid
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Dua pria ditangkap polisi setelah aksinya membobol kotak amal di Masjid Jami Sa’adatusholihin, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, dilaporkan oleh warga.
    Pencurian tersebut terekam kamera CCTV masjid. Rekaman kemudian diserahkan warga kepada pihak kepolisian.
    “Awalnya dapat kiriman video dari masyarakat, dua pemuda pelaku pencurian kotak amal di Masjid Jami Sa’adatusholihin,” kata Kapolsek Mampang Komisaris Wahid Key, kepada wartawan, Jumat (28/11/2025).
    Wahid menjelaskan, dua pelaku berinisial PI (20) dan CA (20) melancarkan aksinya dengan berpura-pura menjadi jemaah masjid. Mereka mengambil uang kotak amal senilai hampir Rp 1 juta.
    “Saat kejadian, dua pelaku tersebut dapat meloloskan diri tanpa ketahuan dengan menggondol uang dalam kotak amal senilai hampir Rp 1 juta,” ujar Wahid.
    Polisi kemudian menangkap keduanya di kediaman masing-masing pada Rabu (26/11/2025) dini hari. Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa keduanya diduga telah berulang kali melakukan pencurian dengan modus serupa.
    “Pelaku diduga sudah sering melakukan aksi mencuri kotak amal dengan modus berpura-pura sebagai jemaah masjid,” katanya.
    Atas perbuatannya, PI dan CA dijerat Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan. Keduanya terancam hukuman penjara hingga tujuh tahun.
    Berpura-pura Jadi Jemaah, Dua Pemuda Bobol Kotak Amal Masjid
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.