Misteri Raibnya Ponsel dan Ransel Diplomat Kemlu yang Tewas di Kos…
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kematian ADP (39), diplomat Kementerian Luar Negeri (
Kemlu
) yang ditemukan tewas di kamar indekosnya di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025), masih menyisakan tanda tanya besar.
Belakangan terungkap ada sejumlah barang ADP yang masih belum ditemukan dan menjadi misteri. Apa saja?
ADP disebut sempat berada di area
rooftop
tempat kerjanya atau Gedung Kemlu beberapa jam sebelum ditemukan tak bernyawa.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan, menurut rekaman CCTV, korban berada di area
rooftop
Gedung Kemlu pada Senin (7/7/2025) malam.
“Diduga tanggal 7 Juli 2025 pukul 21.43 sampai pukul 23.09 atau sekitar 1 jam 26 menit korban berada di
rooftop
lantai 12 Gedung Kemlu,” kata Ade Ary di Polda Metro Jaya, Kamis (24/7/2025).
“Kemudian didapatkan fakta bahwa berdasarkan pengamatan CCTV, awalnya korban naik membawa tas gendong dan tas belanja, kemudian saat turun korban sudah tidak membawa tas gendong dan tas belanja,” tutur Ade Ary.
Selain itu, ponsel milik ADP ternyata hingga kini belum ditemukan polisi.
“Belum (ditemukan ponsel ADP),” ujar Ade Ary.
Meski keberadaan ponsel ADP belum diketahui, kata Ade Ary, bukan berarti polisi menemukan hambatan dalam proses penyelidikan kasus kematian sang diplomat.
“Tadi kami sampaikan, kami tidak menemui hambatan dalam proses ini,” tegas dia.
Terpisah, Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Mohammad Choirul Anam juga membenarkan bahwa polisi belum menemukan ponsel milik ADP.
Hal tersebut diketahui setelah Anam bersama tim Kompolnas menyambangi Polda Metro Jaya pada Selasa (22/7/2025) untuk meminta penjelasan tentang kematian ADP.
“Kemarin kami juga mendapat penjelasan sebenarnya soal HP (
handphone
). HP ini memang belum diketemukan. Oleh karenanya memang masih ada PR soal jejak digital itu,” ujar Anam di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (25/7/2025).
Menurut Anam, jejak digital merupakan satu hal yang penting untuk mengungkap konstruksi peristiwa sebelum ADP tewas.
“Tapi apakah ini menentukan soal penyebab kematian? Saya kira penyebab kematiannya tidak di situ,” tegas dia.
“Kalau pertanyaan besar dalam konteks pidana, bagaimana penyebab kematian yang paling penting hasil otopsi, ya otopsi yang mendalam itu,” tambah dia.
Meski begitu, Anam memastikan polisi telah menyita beberapa barang bukti digital lain dalam penyelidikan ini.
“Dengan rekam jejak digital yang lain, termasuk dari laptop itu dan beberapa benda digital yang lainnya, saya kira sudah cukup terang (konstruksi peristiwanya). Tinggal penyebab kematiannya saja dengan otopsi,” ucap dia.
Diketahui, ADP ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025).
Saat ditemukan, korban dalam posisi tergeletak di atas kasur. Kepalanya terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut biru.
Dari hasil olah TKP, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, dan pakaian milik korban.
Selain itu, turut ditemukan obat sakit kepala dan obat lambung, meskipun belum dipastikan kaitannya dengan penyebab kematian.
Penyidik juga menemukan sidik jari ADP pada permukaan lakban yang melilit kepalanya.
Namun, hingga kini polisi masih menyelidiki apakah lakban tersebut dipasang oleh korban sendiri atau oleh orang lain.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Produk: CCTV
-

Lansia di Medan Tewas Dibunuh, Pelaku Tukang Servis CCTV Langganan Korban
Jakarta –
Nenek Amima Agama (72), menjadi korban perampokan dan pembunuhan di rumahnya, Medan, Sumatera Utara. Pelaku ternyata adalah tukang servis CCTV langganan korban.
“Ini sangat bengis, dilakukan bukan oleh orang tak dikenal, tapi orang yang dikenal. Pekerjaannya (pelaku) sebagai tukang servis CCTV, 2016 sudah mulai servis di sini (rumah korban),” kata Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan seperti dilansir detikSumut, Jumat (25/7/2025).
Pelaku berinisial RL alias Iwan (41). Gidion menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Sabtu (19/7). Awalnya, pelaku dihubungi korban untuk memperbaiki CCTV. Pelaku pun memperbaiki DVR CCTV korban dan meminjam pisau cutter untuk memotong kabel.
Kemudian, pelaku hendak meminjam uang sebesar Rp 3 juta kepada korban. Namun, saat itu korban mengatakan tidak akan meminjamkan uang ke pelaku jika CCTV itu belum selesai diperbaiki. Merasa kesal, pelaku mengambil pisau cutter dan menodongkannya ke arah wajah korban.
Korban pun melakukan perlawanan dengan cara memukul tangan pelaku sambil berteriak meminta tolong. Merasa panik, pelaku pun memiting korban hingga korban terjatuh.
Baca selengkapnya di sini
(lir/lir)
-

Ponsel Belum Ditemukan, Mungkinkah Bisa Jadi Bukti Kematian Diplomat Muda Kemlu?
FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Teka-teki meninggalnya diplomat muda kementerian Luar Negeri, ADP (39) belum juga terpecahkan.
ADP ditemukan meregang nyawa di kamar kosnya yang berada di kawasan Gongdangdia, Jakarta Pusat.
Pihak kepolisian masih menyelidiki kasus ini. Menariknya, jejak-jejak ADP sebelum ditemukan tak bernyawa terbongkar satu demi satu seoalh berurutan.
Terbaru, terbongkar rekaman cctv, ADP saat berada di atap atau rooftop gedung Kemlu RI.
Dalam rekaman, mendiang membawa sebuah tas gendong dan tas belanjaan ke lantai 12 gedung.
Kemudian menjadi pertanyaan saat ADP meninggalkan rooftop, tas tersebut tidak di bawah turun.
Namun, dibalik semua bukti baru yang bermunculan salah satu barang penting milik ADP belum juga ditemukan.
Barang tersebut berupa ponsel miliknya yang tidak kunjung ditemukan. Ponsel ini bisa saja menjadi barnag penting dalam penyelidikan sebagai jejak digitalnya.
Komisioner Komisi Kepolisian masional (Kompolnas), Mohammad Choirul Anam, mengungkapkan fakta ini.
Setelah berkoordinasi dengan pihak yang menangani kasus, benar bahwa ponsel ADP belum ditemukan.
“Handphone ini memang belum ditemukan,” katanya kepada awak media dikutip Jumat (25/7/2025).
Anam menilai ini menjadi sebuah pr yang harus diselesaikan guna menelusuri lebih jauh jejak digital ADP.
“Ng masih ada PR soal jejak digital itu. Jejak digital penting ntuk kontruksi peristiwanya,” jelasnya.
Namun, jika ponsel itu bisa menentukan penyebab kejadian ini, Anam merasa tidak menjadi penentu.
Sebelumnya, diplomat muda Kemlu ini ditemukan meninggal dalam kondisi wajah tertutup plastik dam terlilit lakban dan tetrutup selimut. (Elva/Fajar).
-

3 Fakta Baru Kasus Tewasnya Diplomat Kemenlu Versi Polisi
Bisnis.com, JAKARTA — Polda Metro Jaya menguak temuan fakta-fakta baru dalam perkara tewasnya Diplomat Arya Daru Pangayunan (39) di dalam kamar indekos di Menteng, Jakarta Pusat.
Kasus ini masih menjadi teka-teki lantaran penyebab kematian Arya masih belum terungkap. Ada yang beranggapan Arya mati bunuh diri. Namun, ada juga isu yang menyebutkan diplomat itu mati dibunuh.
Namun yang pasti, kepala Arya dibungkus lakban saat ditemukan meninggal dunia di kamar 105 indekosnya di Menteng, Jakarta pada Selasa (8/7/2025).
Berikut ini fakta-fakta baru kasus kematian Diplomat Kemenlu Arya Daru Pangayunan
1. Kepala Arya Dibungkus Plastik
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi menyebut bahwa kepala Arya dibungkus plastik saat ditemukan tewas. Setelah terbungkus plastik, kepala jenazah Arya itu kemudian dililit lakban kuning.
“Kondisi korban itu [kepala dibungkus] plastik kemudian baru lakban kuning,” ujar Ade di Polda Metro Jaya, Kamis (24/7/2025).
Di samping itu, Ade mengemukakan bahwa jenazah Arya ditemukan dengan menggunakan kaos dan celana pendek saat ditemukan oleh penjaga kosnya.
2. CCTV Arya Naik ke Lantai 12 Gedung Kemenlu
Selanjutnya, Arya juga dilaporkan telah menyita 20 CCTV itu dari TKP hingga gedung Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI.
Ade menjelaskan, dari salah satu CCTV di Gedung Kemlu RI memperlihatkan Arya Daru menuju atap Gedung Kemlu RI pada Senin (7/7/2025) sekitar 21.43 WIB hingga 23.09 WIB.
Dalam CCTV itu juga nampak Arya menggendong tas miliknya serta tas belanja ke lantai paling atas Gedung Kemlu. Namun, setelah turun dari lantai atas Gedung Kemlu itu, Arya nampak sudah tidak membawa tas gendong dan belanja.
“Awalnya korban naik membawa tas gendong dan tas belanja, kemudian saat turun korban sudah tidak membawa tas gendong dan tas belanja,” tutur Ade.
3. Ponsel Arya Hilang
Selain dua temuan itu, penyidik kepolisian juga hingga saat ini masih belum menemukan ponsel milik Diplomat Arya. Adapun, itu disinyalir bisa menguak fakta terkait tewasnya Arya yang kepalanya ditemukan dibungkus lakban di kamar indekosnya, Menteng, Jakarta pusat.
“Belum ditemukan,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi di Jakarta, Kamis (24/7/2025).
Di lain sisi, Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Choirul Anam menilai jejak digital pada ponsel Arya bisa melengkapi konstruksi perkara yang ada.
“Jejak digital ini penting untuk konstruksi peristiwanya,” tutur Anam di kantornya, Jumat (25/7/2025).
Hanya saja, eks Komisioner Komnas HAM itu menyatakan bahwa ponsel itu juga tidak serta-merta langsung menentukan penyebab kematian Arya.
Pasalnya, masih ada jejak digital lain seperti laptop atau benda elektronik lain. Pada intinya, kata Anam, penyebab kematian itu bisa disimpulkan melalui hasil autopsi.
“Sehingga kalau pertanyaan besar dalam konteks pidana, bagaimana penyebab kematian yang paling penting hasil otopsi, ya otopsi yang mendalam itu,” pungkas Anam.
-

CCTV dan proyektor di SDN Kalibata 07 dicuri maling
Jakarta (ANTARA) – Pihak Kepolisian menangkap seorang pria yang mencuri kamera pengawas (CCTV) dan proyektor di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kalibata 07, Pancoran, Jakarta Selatan.
“Masih kami dalami. Kami masih dalam tahap pengembangan, temannya siapa saja,” kata Kapolsek Pancoran Kompol Mansur saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Mansur mengatakan, penangkapan dilakukan bersama barang bukti pada Selasa (22/7) dini hari sekitar pukul 03.20 WIB.
Dalam penyelidikan, pihak Kepolisian memastikan jumlah barang yang dicuri pria tersebut untuk pendataan kembali.
“Banyak sekali sekolahan yang diambil alat CCTV dan proyektor, ya dia ini spesialis lah,” ujarnya.
Kemudian, pihak Kepolisian masih menelusuri tempat lainnya termasuk sekolah sekitar yang diduga juga dilakukan pencurian. “Hari demi hari kami telusuri terus ke tempat-tempat lain,” katanya.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/07/25/688304eb2d6a1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
9 Dulu Viral lantaran Tinggal di Kolong Jembatan, Kini Yusuf Dilaporkan karena Kasus Penggelapan Surabaya
Dulu Viral lantaran Tinggal di Kolong Jembatan, Kini Yusuf Dilaporkan karena Kasus Penggelapan
Tim Redaksi
JOMBANG, KOMPAS.com
–
Akhmad Yusuf
Afandi (32), seorang ayah yang sebelumnya viral karena tinggal di kolong jembatan frontage Gedangan, Sidoarjo, kini menghadapi masalah baru setelah dievakuasi bersama anaknya,
Zafa
(11 bulan).
Setelah pertemuan dengan keluarganya, Yusuf dan Zafa tinggal di Dusun Seketi, Desa Seketi,
Kecamatan Mojoagung
, Kabupaten Jombang, di sebuah rumah yang merupakan bantuan asosiasi pengembang properti Real Estate Indonesia (REI) Jatim.
Namun, Yusuf tidak bertahan lama di rumah tersebut.
Ia meninggalkan tempat itu sambil membawa bayinya setelah meminjam motor kerabatnya pada Rabu (9/7/2025) petang.
Kepala Desa Seketi, Aries Firmansyah, mengungkapkan bahwa dua hari setelah Yusuf tidak kunjung pulang dan mengembalikan motor, kerabatnya bersama Kades Seketi, BPD, dan Babinsa mencarinya.
Pencarian dilakukan hingga ke Sidoarjo, dan Yusuf serta bayinya ditemukan berada di lantai dua ruko percetakan di wilayah Sawotratap, Gedangan, Sidoarjo.
“Jadi pas ketemu itu ditanyakan ke mana sepeda motornya, katanya dipinjam sama temannya,” ungkap Aries saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (25/7/2025).
Menurut Aries, Yusuf menyampaikan bahwa temannya akan mengembalikan motor yang dipinjam keesokan harinya.
Selain menanyakan soal keberadaan motor, rombongan dari Desa Seketi, termasuk kakak kandungnya, Naziatul Lailiah, juga merayu Yusuf untuk membawa bayinya pulang lebih dulu.
Setelah perundingan panjang, Yusuf akhirnya menyerahkan Zafa kepada kakak kandungnya untuk dibawa pulang, sementara ia dan Munir, kerabat sekaligus pemilik motor, menunggu hingga motor kembali.
“Hari itu anaknya yang masih bayi dibawa pulang oleh kakaknya. Kalau sekarang, dirawat di Dinas Sosial Kabupaten Jombang,” kata Aries.
Aries menjelaskan bahwa Yusuf terpaksa dilaporkan ke polisi oleh kerabatnya atas dugaan kasus
penggelapan motor
dan handphone.
Ceritanya, setelah rombongan dari Desa Seketi kembali sambil membawa pulang Zafa, Munir selaku pemilik motor yang dipinjam, menunggu motor kembali bersama Yusuf di sebuah warung.
Namun, pada Sabtu (12/7/2025) pagi, Yusuf menghilang dan handphone yang dibawa Munir juga turut hilang.
Dari hasil rekaman CCTV minimarket di dekat warung tersebut, terekam aksi Yusuf mengambil handphone milik kerabatnya.
Setelah tidak menemukan Yusuf, Munir pulang ke rumah dan selang beberapa hari melaporkan Yusuf ke polisi.
“Akhirnya dilaporkan ke polisi karena perkara itu (dugaan penggelapan). Untuk saat ini, sepertinya masih proses dan belum ada kabar baru dari yang melaporkan,” kata Aries.
Kapolsek Mojoagung, Kompol Yogas, membenarkan adanya laporan tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan penanganan.
“Laporannya sudah ditindaklanjuti. Saat ini terlapor dalam penyelidikan untuk mencari keberadaannya,” kata Yogas kepada Kompas.com, Jumat.
Untuk melacak keberadaan Yusuf, pihaknya bekerja sama dengan Satreskrim Polres Sidoarjo.
“Dan kami juga sudah berkoordinasi dengan jajaran reskrim Polres Sidoarjo, karena keberadaannya di wilayah Sidoarjo,” ujar Yogas.
Sebelumnya, pada 30 Mei 2025, Yusuf dan Zafa terpaksa tinggal di bawah kolong jembatan di frontage Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, sejak awal tahun 2023.
Keduanya dievakuasi Dinas Sosial Sidoarjo dan Provinsi Jawa Timur setelah kisahnya viral di media sosial melalui unggahan akun Instagram dan TikTok @najib_spbu.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5294054/original/014761200_1753349377-Screenshot_2025-07-24_153529.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ini Jejak Terakhir Diplomat Muda Kemlu ADP Sebelum Ditemukan Tewas di Kamar Kostnya – Page 3
Polisi pun sejauh ini masih mendalami keberadaan tas dan kantong belanja yang sempat dibawa oleh ADP. Ade Ary mengatakan pihaknya telah menyita 20 rekaman CCTV dari berbagai lokasi untuk menelusuri jejak ADP.
“Jadi mengungkap peristiwa ini diawali dari mengumpulkan sekecil apapun fakta-fakta dirangkai, disesuaikan, karena dalam proses pembuktian itu harus klop semuanya, antara TKP dengan saksi, TKP dengan barang bukti,” ucap dia.
Keresahan Istrinya
Tak hanya aktifitas di rooftop yang masih menjadi teka-teki. Keluarga ADP di Yogyakarta membeberkan sejumlah keganjilan. Kakak ipar Daru, Meta Bagus, menceritakan malam itu adiknya, yang merupakan istri dari ADP tiba-tiba tak tidur semalaman.
Pita mulai gelisah. Ia merasa ada yang tidak biasa. Setiap pagi dan malam, keluarganya terbiasa saling menyapa lewat video call. Tapi malam itu berbeda.
“Keluarga itu enggak pernah enggak teleponan soalnya. Sekedar menanyakan sudah makan atau belum. Itu rutin. Kalau ditanya tadi ditanya resah, ya resah karena komunikasi mereka itu lancar banget,” kata dia di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (15/7/2025).
-

Update Terkini Perang Thailand-Kamboja: Situasi Mencekam, Korban Baru
Jakarta, CNBC Indonesia – Korban jiwa akibat perang yang akhirnya pecah antara Thailand dan Kamboja terus bertambah. Thailand melaporkan 14 orang tewas, termasuk 13 warga sipil dan satu prajurit, akibat serangan roket dan artileri yang diluncurkan oleh pasukan Kamboja.
Insiden berdarah ini terjadi di dekat kompleks kuil Hindu Khmer Ta Muen Thom yang terletak di wilayah sengketa sepanjang perbatasan timur, sekitar 360 km dari ibu kota Bangkok. Militer Thailand menyatakan bahwa bentrokan pecah setelah pasukan Kamboja membuka tembakan terlebih dahulu dan menggunakan drone pengintai sebelum mengerahkan pasukan bersenjata berat termasuk peluncur roket.
“Pasukan udara kami telah melaksanakan serangan udara terhadap target-target militer di Kamboja,” ujar Wakil Juru Bicara Militer Thailand, Richa Suksuwanon, dilansir The Guardian.
Enam jet tempur F-16 telah disiagakan untuk patroli di wilayah tersebut, dan salah satunya dikonfirmasi telah menjatuhkan bom ke wilayah Kamboja dan menghancurkan satu target militer.
Namun Kamboja membantah keras tuduhan tersebut. Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja menyatakan bahwa justru militer Thailand yang lebih dahulu melakukan serangan bersenjata ke wilayah Kamboja.
“Pasukan Kamboja bertindak secara ketat dalam kerangka bela diri, merespons infiltrasi tanpa provokasi oleh pasukan Thailand yang melanggar kedaulatan wilayah kami,” tegas pernyataan resmi kementerian.
Mantan Perdana Menteri yang berpengaruh, Hun Sen, mengatakan bahwa dua provinsi Kamboja telah menjadi sasaran penembakan artileri dari pihak Thailand. Sementara itu, dalam pernyataan daring, Perdana Menteri Hun Manet menyampaikan bahwa Kamboja sejatinya selalu mengedepankan jalan damai.
“Namun dalam kasus ini, kami tidak punya pilihan selain membalas dengan kekuatan bersenjata atas agresi bersenjata yang terjadi,” ujarnya.
Kementerian Pertahanan Kamboja juga mengecam penggunaan jet tempur F-16 oleh Thailand, dan menyebut serangan udara yang menjatuhkan dua bom di jalan raya sebagai “agresi militer yang sembrono dan brutal terhadap kedaulatan serta integritas wilayah Kerajaan Kamboja”.
Sementara itu, otoritas Thailand mengatakan bahwa serangan artileri Kamboja menyebabkan korban jiwa di tiga provinsi berbeda. Salah satu korban adalah anak laki-laki berusia delapan tahun.
Enam titik di sepanjang perbatasan dilaporkan menjadi lokasi bentrokan aktif, dengan total 14 tentara dan 32 warga sipil mengalami luka-luka.
Menteri Kesehatan Thailand, Somsak Thepsuthin, menuduh Kamboja melakukan kejahatan perang karena salah satu peluru artileri menghantam sebuah rumah sakit di Provinsi Surin.
Rekaman CCTV yang disiarkan media lokal menunjukkan warga sipil berlindung di bawah struktur beton, sementara ledakan terdengar terus-menerus. Lebih dari 40.000 orang dari 86 desa di wilayah perbatasan telah dievakuasi ke lokasi yang lebih aman.
Bentrokan ini menandai titik terburuk dalam sejarah konflik perbatasan kedua negara sejak rangkaian pertempuran antara 2008-2011 yang menewaskan sedikitnya 34 orang, melukai banyak lainnya, dan memaksa ribuan penduduk mengungsi. Perselisihan ini berakar dari perbedaan klaim atas peta warisan kolonial sepanjang 817 kilometer garis perbatasan.
Ketegangan kembali mencuat pada Mei lalu ketika seorang tentara Kamboja tewas dalam baku tembak singkat. Krisis kemudian semakin memburuk setelah lima tentara Thailand terluka oleh ranjau darat pada Rabu, insiden kedua dalam satu pekan.
Pemerintah Thailand menuduh Kamboja baru saja menanam ranjau di wilayah sengketa, namun Phnom Penh membantah dan menyebut bahwa para prajurit Thailand keluar dari jalur patroli yang disepakati dan memicu ledakan dari ranjau-ranjau sisa perang sebelumnya.
Sebagai respons diplomatik, Thailand menarik pulang duta besarnya dari Phnom Penh dan menyatakan akan mengusir duta besar Kamboja dari Bangkok. Pemerintah Thailand juga memerintahkan penutupan seluruh pos perbatasan di bawah yurisdiksi Angkatan Darat Kedua, serta melarang wisatawan mendekati kawasan konflik.
“Para wisatawan dilarang keras masuk ke area perbatasan ini,” demikian pernyataan resmi dari Partai Pheu Thai yang saat ini berkuasa. Banyak pos lintas batas telah ditutup secara sepihak atau beroperasi dengan pembatasan ketat.
Pelaksana tugas Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, menyatakan bahwa situasi di perbatasan sangat genting. “Kami harus berhati-hati. Kami akan mengikuti hukum internasional,” ujarnya kepada media.
Konflik ini juga menarik perhatian internasional. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyampaikan keprihatinan mendalam atas pecahnya bentrokan tersebut.
“China akan terus melakukan yang terbaik dengan caranya sendiri untuk mempromosikan perdamaian dan dialog,” kata Guo.
Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim-yang saat ini menjabat sebagai Ketua ASEAN-mendesak kedua negara untuk segera menahan diri dan menghindari eskalasi lebih lanjut.
Di dalam negeri Thailand, konflik ini juga memantik gejolak politik. Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra diskors dari jabatannya sejak 1 Juli lalu, menyusul tuduhan pelanggaran etika dalam penanganan sengketa perbatasan.
Rekaman percakapannya dengan Hun Sen yang bocor ke publik memicu kritik tajam dan tuduhan bahwa ia bersikap terlalu lunak terhadap Kamboja. Paetongtarn membela diri dengan menyatakan bahwa ia hanya berupaya meredam ketegangan dan mencari solusi damai.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
-

DKI resmikan hak penamaan baru Stasiun LRT Boulevard Utara
Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung didampingi Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno meresmikan hak penamaan (naming rights) Stasiun LRT Jakarta Boulevard Utara, Summarecon Mal, Jakarta Utara, Kamis.
“Ini menjadi salah satu konsep TOD (Transit Oriented Development) baru yang memang sengaja akan kami kembangkan,” kata Pramono saat dijumpai di Stasiun LRT Jakarta Boulevard Utara.
Kontrak hak penamaan tersebut diketahui berlaku selama lima tahun. Kendati demikian, Pramono enggan membeberkan detail nilainya.
Dia meyakini hak penamaan tersebut akan memberikan dampak positif, salah satunya masyarakat bisa lebih mudah untuk mengakses mal tersebut.
President Director PT Summarecon Agung Tbk, Adrianto P. Adhi mengatakan kerja sama “naming rights” yang dilakukan Summarecon menjadi bukti bahwa Summarecon terus konsisten mendukung program pemerintah, khususnya bagi pengembangan kota Jakarta yang semakin berorientasi kepada transportasi publik.
“Hal ini juga sekaligus menjadi bentuk edukasi kepada masyarakat untuk bisa mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang berdampak positif pada berkurangnya kemacetan,” kata Adrianto.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Perseroda), Iwan Takwin menyampaikan, sebagai BUMD yang menaungi PT LRT Jakarta, Jakpro mendukung penuh inisiatif “naming rights” ini sebagai bentuk sinergi antara transportasi publik dan sektor swasta dalam menciptakan ekosistem mobilitas yang lebih efisien, aman, dan nyaman.
“Kerja sama ini bukan hanya memperkuat konektivitas antar titik strategis di kota, tetapi juga menghadirkan pengalaman baru yang lebih ramah bagi pengguna transportasi publik,” kata Iwan.
Tak hanya itu, acara tersebut juga sekaligus meresmikan fasilitas jembatan penghubung (connecting bridge) yang menghubungkan langsung stasiun tersebut dengan pusat perbelanjaan Summarecon Mall Kelapa Gading.
Dibangun sepanjang 120 meter dengan tambahan 20 meter menuju GAFOY, jembatan penghubung ini menerapkan konsep “open air” dengan tambahan atap yang memaksimalkan sirkulasi udara di sekitar.
Jembatan penghubung ini akan dibuka mengikuti operasional Mall yakni dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Untuk keamanan juga dipasang CCTV di berbagai sudut, serta petugas keamanan yang berjaga di sekitar area.
Direktur Utama PT LRT Jakarta Hendri Saputra menyampaikan bahwa hadirnya jembatan penghubung ini adalah langkah dalam mewujudkan konektivitas transportasi publik dan destinasi gaya hidup, yang tentunya tidak terlepas dari wujud komitmen LRT Jakarta dalam peningkatan pelayanan kepada seluruh pelanggan.
“Kami percaya bahwa moda transportasi publik yang terkoneksi dengan ruang publik maupun ruang komersial akan mendorong pergeseran pola mobilitas masyarakat Jakarta. Lebih dari sekedar identitas, esensi dari kerja sama naming rights ini juga diharapkan memberi nilai tambah nyata bagi masyarakat,” kata Hendri.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
/data/photo/2025/07/10/686fd26fe1c7d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
