Produk: CCTV

  • Pelaku Penusukan Anggota TNI di Tempat Hiburan Malam Jaksel Ditangkap!

    Pelaku Penusukan Anggota TNI di Tempat Hiburan Malam Jaksel Ditangkap!

    Jakarta

    Anggota TNI berinisial RU ditusuk sebanyak 13 kali di sebuah tempat hiburan malam di kawasan Gandaria Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (Jaksel). Pelaku berinisial RR sudah ditangkap.

    “Tim dari Unit Resmob Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan dapat mengamankan pelaku penganiayaan,” kata Kanit Resmob Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKP Bima Sakti kepada wartawan, Senin (28/7/2025).

    Pelaku ditangkap pada Minggu (28/7) kemarin di kediamannya di wilayah Jakarta Timur. Bima menjelaskan ada tiga lokasi penting dalam peristiwa penusukan tersebut.

    “Karena dari kejadian tersebut TKP dapat kita jelaskan ada tiga. TKP pertama ada di dalam tempat hiburan itu sendiri, yang kedua dan ini ter-cover oleh CCTV di mana korban dan pelaku, kemudian di TKP tiga sekitar parkiran tempat hiburan malam, di situ tempat terjadinya penganiayaan atau penusukan tadi,” jelasnya.

    Belum diketuai pasti motif penusukan terhadap korban. Saat ini pihak kepolisian masih memeriksa terduga pelaku.

    Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (27/7), pukul 01.30 WIB. Pihak kepolisian mendapatkan informasi terkait peristiwa penusukan tersebut langsung meluncur ke TKP.

    Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Fatmawati seusai kejadian tersebut. Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka tusukan di sejumlah tubuhnya.

    “Untuk korban sendiri saat ini dirawat di RSPAD masih dirawat intensif dan korban sendiri pun di sini setelah kami konfirmasi mendapat tusukan sebanyak 13 kali dan sedang ditangani sampai dengan hari ini,” jelasnya.

    (wnv/mea)

  • Penyebab Kematian Diplomat Muda ADP, Choirul Anam: Tinggal Diumumkan Polda Metro Jaya

    Penyebab Kematian Diplomat Muda ADP, Choirul Anam: Tinggal Diumumkan Polda Metro Jaya

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Penyidik Polda Metro Jaya hingga kini belum mengumumkan apa sebenarnya yang menyebabkan diplomat muda, Arya Daru Pangayunan (ADP) tewas.

    Meski belum diumumkan ke publik soal penyabab kematian ADP, namun dipastikan kasus ini mulai memiliki titik terang.

    Keyakinan bahwa penyebab kematian staf Kementerian Luar Negeri (Kemlu) itu mulai ada titik terang dan makin jelas, setelah melalui berbagai proses penyelidikan di lapangan dan bukti-bukti yang ditemukan.

    Titik terang soal kematian ADP itu disampaikan Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Mohammad Choirul Anam usai mengikuti rapat dengan Polda Metro Jaya serta Komnas HAM di Mapolda Metro Jaya, Senin.

    “Hari ini makin jelas penyebab kematian dari Arya Daru. Tinggal diumumkan aja sama Polda Metro Jaya,” kata Choirul Anam di Mapolda Metro Jaya, Senin.

    Menurut dia, pertemuan bersama Polda Metro Jaya dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) membahas terkait perkembangan kematian Arya Daru.

    “Bagaimana cara mereka menangani kasus ini terus apa saja yang mereka dapatkan, termasuk merespons beberapa concern dari publik. Misalnya, concernpublik itu soal perbedaan waktu di CCTV itu juga dijelaskan. Kedua, soal bagaimana sebenarnya peristiwa di rooftop,” katanya.

    Dalam pertemuan itu, dirinya juga diperlihatkan hasil autopsi dari Arya Daru dan sebagainya sampai menarik kesimpulan atas peristiwa tersebut.

    “Tapi yang paling penting dari segi bagaimana prosedur itu dilakukan, autopsi dilakukan dengan detail bagaimana kondisi tubuh di luar yang kelihatan kasat mata, sampai bagaimana tubuh di dalam yang tidak kasat mata,” katanya.

  • Komisi III DPR Tunggu Perkembangan Kasus Kematian Diplomat Muda Terlilit Lakban dari Polisi

    Komisi III DPR Tunggu Perkembangan Kasus Kematian Diplomat Muda Terlilit Lakban dari Polisi

    JAKARTA – Anggota Komisi III DPR RI Hinca Panjaitan memberi perhatian serius terhadap kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri yang ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban. Hinca mengatakan, pihaknya terus meminta perkembangan penyelidikan kasus ini kepada Polri.

    “Ya, khusus mengenai kematian diplomat kita itu ya, yang menyita perhatian kita semua. Komisi III juga mendapatkan perhatian yang serius, saya juga. Karena unik ini kasus, dan meminta kemampuan kita, khususnya penyidik, agar mampu membongkar ini,” ujar Hinca di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 28 Juli.

    “Publik pun bertanya-tanya. Karena TKP-nya jelas, tidak terlalu luas, kecil sekali, tapi rapi betul. Dan hampir semua orang mengikutinya, sehingga melahirkan banyak interpretasi,” sambungnya.

    Hinca membenarkan pernyataan Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad yang menyebut DPR terus meminta penjelasan dari kepolisian terkait kasus ini. Ia menuturkan, Komisi III DPR memang meminta Polri dengan seluruh kemampuannya Scientific Investigation untuk menyelidiki, dan mendukung dengan anggaran yang cukup.

    “Mudah-mudahan mampu membongkar ini, kelihatan sederhana, tapi menjadi sangat rumit karena buktinya sampai sekarang tak juga kunjung selesai,” kata Hinca.

    “Sepanjang pengetahuan saya belajar hukum, baru kali ini mendapati kasus yang meninggal mendapat perhatian kita, di lakban di kepala,” ungkapnya.

    Hinca menilai, kasus kematian ini sangat jarang terjadi. Bahkan, polisi belum bisa menemukan sidik jari lain di TKP meski ada bukti rekaman CCTV.

    “Itu memang saya baca-baca buku, termasuk kriminologi dan lain-lain. Jarang sekali case ini. Sehingga akan muncul pikiran cara melakbannya akan ketahuan bagaimana itu terjadi, arah ke kiri atau arah ke kanan. Macam-macam interpretasinya,” kata Hinca.

    “Tapi uniknya identifikasi sidik jari seolah-olah hilang tanpa jejak. Plavon rumah atau titik-titik orang masuk seolah tak ada,” sambung Legislator Demokrat dari Dapil Sumatera Utara itu.

    Karena yang berkemampuan adalah kepolisian terutama Bareskrim, kata Hinca, maka Komisi III DPR memberi kepercayaan penuh kepada Polri untuk bekerja sungguh-sungguh dan menurunkan seluruh tim terbaiknya dalam menuntaskan ini.

    “Sebagai masyarakat, kita tunggu. Komisi III pasti menunggu lah,” pungkas Hinca.

  • Kebakaran Gedung Rektorat ULM, Berkas Ijazah Ludes, Mahasiswa Diwisuda Pakai Surat Keterangan Lulus

    Kebakaran Gedung Rektorat ULM, Berkas Ijazah Ludes, Mahasiswa Diwisuda Pakai Surat Keterangan Lulus

     

    Liputan6.com, Banjarmasin – Kebakaran hebat melanda Gedung Rektorat Universitas Lambung Mangkurat (ULM) di Jalan Brigjen H Hasan Basry Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin pagi (28/7/2025). Terkait hal ini, polisi masih melakuakn penyelidikan terkait penyebab kebakaran. 

    “Kami menunggu tim Labfor Surabaya datang, mereka nanti yang memeriksa bekas kebakarannya,” kata Kabid Humas Polda Kalimantan Selatan Kombes Pol Adam Erwindi di Banjarbaru. 

    Untuk sementara, Gedung Rektorat ULM telah dipasang garis polisi agar tetap steril dari aktivitas pihak tak berkepentingan.

    Adam menjelaskan untuk olah tempat kejadian perkara (TKP) awal dilakukan penyidik Satuan Reskrim Polresta Banjarmasin di-backup Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Kalsel.

    Hasil data sementara didapati ruang yang terbakar yakni aula pada lantai satu, ruangan Bagian Akademik, ruangan Bagian Kemahasiswaan dan Minat Bakat, ruangan Alumni dan ruangan CCTV di lantai dua.

    Adapun sarana prasarana yang turut terbakar komputer kisaran 40 unit, data S1, S2 dan S3 serta fisik ijazah kelulusan termasuk alat penerbitan ijazah.

    “Untuk data kelulusan aman karena sudah digital, hanya fisiknya saja,” jelas Adam.

    Diketahui gedung Rektorat ULM terbakar hebat pada Senin pagi sekitar pukul 06.30 Wita. Adapun ruang paling parah terdampak pada aula di bagian tengah gedung rektorat. Api bisa dipadamkan sekitar pukul 08.00 Wita setelah 1 jam 30 menit berkobar hebat.

     

     

  • Kompolnas datangi Polda Metro Jaya terkait kematian diplomat Kemlu

    Kompolnas datangi Polda Metro Jaya terkait kematian diplomat Kemlu

    Komisioner Kompolnas Mohammad Choirul Anam saat ditemui di Polda Metro Jaya, Senin (28/7/2025). ANTARA/Ilham Kausar

    Kompolnas datangi Polda Metro Jaya terkait kematian diplomat Kemlu
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 28 Juli 2025 – 14:27 WIB

    Elshinta.com – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mendatangi Polda Metro Jaya untuk melakukan rapat terkait perkembangan kematian diplomat muda sekaligus staf Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (ADP).

    “Hari ini agendanya adalah rapat analisa dan evaluasi (anev), ‘update’ (pengkinian data) dan sebagainya. Kami dengar juga mungkin nanti juga ada ahli,” kata Komisioner Kompolnas Mohammad Choirul Anam saat ditemui di Polda Metro Jaya, Senin.

    Anam menambahkan kepentingan Kompolnas mengikuti rapat anev ini adalah mengukur apakah proses penanganan kasus ini sesuai dengan prosedurnya.

    “Kemudian berbagai substansi yang ada, apakah ditelusuri dengan baik atau tidak, selanjutnya apakah memang substansinya sudah bisa menunjukkan apakah bisa ditarik kesimpulan akan peristiwa tersebut,” ucapnya.

    Saat dikonfirmasi mengenai siapa saja ahli yang dihadirkan? Anam tidak menjelaskan siapa ahli tersebut.

    “Sepanjang yang saya ketahui, memang mereka akan mengundang ahlinya untuk menjelaskan langsung kepada kami dan juga Komnas HAM, itu yang kami ketahui,” katanya.

    Sebelumnya, Polda Metro Jaya melibatkan sejumlah ahli untuk mengungkapkan penyebab kematian diplomat muda sekaligus staf Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (ADP).

    “Jadi, untuk tercapainya pembuktian secara ilmiah, maka ada beberapa ahli yang dilibatkan dalam pengungkapan peristiwa ini,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi saat ditemui di Jakarta, Kamis (24/7).

    Sebelumnya, Kompolnas juga menilai hasil pengecekan tempat kejadian perkara (TKP) kamar kos diplomat muda sekaligus staf Kementerian Luar Negeri, Almarhum Arya Daru Pangayunan (ADP) di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, cukup baik.

    “Kami mengecek soal CCTV termasuk mengonfirmasi CCTV itu hidup ataukah mati, kalau hidup berapa jam dan diambil oleh Kepolisian skemanya berapa waktu, dijelaskan cukup baik,” kata Komisioner Kompolnas Mohammad Choirul Anam saat ditemui di Jakarta, Selasa (22/7).

    Sumber : Antara

  • Terkuak! Polda Metro Ungkap Isi Tas Diplomat Arya yang Dibawa ke Lantai Atas Gedung Kemlu

    Terkuak! Polda Metro Ungkap Isi Tas Diplomat Arya yang Dibawa ke Lantai Atas Gedung Kemlu

    Bisnis.com, JAKARTA — Polda Metro Jaya mengungkap isi tas yang dibawa Diplomat Arya Daru Pangayunan (39) ke atap Gedung Kemlu sebelum ditemukan tewas di kamar indekosnya, Menteng, Jakarta.

    Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan tas tersebut berisikan laptop, alat kantor, pakaian hingga obat-obatan. Selain itu, Arya juga membawa tas belanjaan ke atap Gedung Kemlu.

    “Ada laptop, terus pakaian yang baru dibeli, terus ada beberapa obat-obatan ya yang korban bawa, trus ya pokoknya belanjaan yang baru dia beli, trus beberapa nota,” ujar Reonald kepada wartawan, Senin (28/7/2025).

    Dia menambahkan, pihaknya menemukan tas itu setelah Arya ditemukan tewas dengan kondisi kepala dibungkus lakban di kamar indekosnya. Tas itu ditemukan di samping tangga darurat lantai 12 Gedung Kemlu.

    “Tas itu kan ditemukan di rooftop, kalau berdasarkan keterangan dari tim penyelidik itu 1 hari setelah tanggal 8, setelah ditemukan korban,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi menjelaskan gerak-gerik Arya yang terekam CCTV Gedung Kemlu sebelum ditemukan tewas.

    Berdasarkan salah satu CCTV di Gedung Kemlu RI memperlihatkan Arya Daru menuju atap Gedung Kemlu RI pada Senin (7/7/2025) sekitar 21.43 WIB hingga 23.09 WIB.

    Dalam CCTV itu juga tampak Arya menggendong tas serta menjinjing tas belanja ke lantai paling atas Gedung Kemlu. Namun, setelah turun dari lantai atas Gedung Kemlu itu, Arya tampak sudah tidak membawa tas gendong dan belanja.

    “Awalnya korban naik membawa tas gendong dan tas belanja, kemudian saat turun korban sudah tidak membawa tas gendong dan tas belanja,” ujar Ade di Polda Metro Jaya, Kamis (24/7/2025).

  • Prakiraan Cuaca di Provinsi Bali Hari Ini Saat Awal Pekan Senin 28 Juli 2025

    Prakiraan Cuaca di Provinsi Bali Hari Ini Saat Awal Pekan Senin 28 Juli 2025

    Liputan6.com, Badung – Bali dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia yang menawarkan keindahan alam yang luar biasa. Mulai dari pantai, sawah terasering, pegunungan, hingga air terjun semua bisa dinikmati wisatawan yang datang dari berbagai penjuru dunia.

    Keanekaragaman wisata alam ini menjadikan Bali sebagai tujuan favorit terutama bagi mereka yang ingin menikmati aktivitas luar ruangan. Namun, dengan banyaknya pilihan wisata alam cuaca menjadi faktor penting yang harus diperhatikan.

    Prakiraan cuaca di Bali menjadi sangat krusial karena dapat memengaruhi kenyamanan dan keselamatan wisatawan maupun warga lokal.

    Aktivitas seperti berselancar, mendaki, atau menjelajahi tempat wisata terbuka di Bali tentu lebih aman dilakukan saat cuaca cerah.

    Kemudian dengan mengetahui informasi cuaca lebih awal masyarakat dan wisatawan bisa mengatur jadwal perjalanan atau memilih alternatif kegiatan dalam ruangan jika cuaca sedang tidak bersahabat.

    Melansir dari situs BMKG, pada hari ini, Senin, 28 Juli 2025 diprediksi turun hujan ringan di sejumlah wilayah Bali. Kondisi cuaca ini sering menjadi perhatian karena dapat mengganggu beberapa aktivitas luar ruangan.

    Wisatawan yang berencana menikmati sunset di pantai atau ke air terjun mungkin perlu menyesuaikan waktunya. Bagi para pelaku wisata, cuaca ini juga memengaruhi kesiapan operasional dan pelayanan kepada pengunjung.

    Cuaca buruk akhir-akhir ini membuat masyarakat harus lebih waspada. Sekalipun berada di rumah sebagai tempat teraman, seperti terekam CCTV berikut. Awalnya 4 warga dan seorang anak tengah duduk di teras rumah, tiba-tiba muncul sambaran petir.

  • 10
                    
                        Temuan Baru Kasus Diplomat Kemlu: Ada Ponsel Lain, WhatsApp Terhubung dengan Laptop
                        Megapolitan

    10 Temuan Baru Kasus Diplomat Kemlu: Ada Ponsel Lain, WhatsApp Terhubung dengan Laptop Megapolitan

    Temuan Baru Kasus Diplomat Kemlu: Ada Ponsel Lain, WhatsApp Terhubung dengan Laptop
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Polda Metro jaya menemukan salah satu ponsel diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), ADP (39), usai kematian korban.
    Kasubbid Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan, ponsel tersebut berbeda dengan ponsel yang selama ini disebut menghilang.
    “Ditemukan ada
    handphone
    lain dan ditemukan juga beberapa
    device,”
    ujar Reonald dalam program Berita Utama Kompas TV, Minggu (27/5/2025).
    Selain ponsel, ditemukan pula laptop milik ADP. Setelah diselidiki tim Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya, WhatsApp di ponsel ADP masih terhubung dengan laptop.
    “WA (WhatsApp) yang ada di HP korban dan yang ada di laptop
    connect.
    Itu agak sedikit mempermudah penyidik melakukan penyidikan,

    kata Reonald.
    Ponsel yang hilang itu, kata Reonald, biasa digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman.
    Sebelum tewas, ADP terekam CCTV berada di
    rooftop
    Gedung Kemenlu selama 1 jam 26 menit. Saat itu, ia membawa sebuah tas ransel dan kantong belanja.
    Namun, saat turun dari
    rooftop,
    ia terlihat tak membawa kedua benda tersebut.
    Tas ransel itu ditemukan sehari setelah dia ditemukan tewas di indekosnya di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
    “Tim penyelidik langsung mencari dan menemukan tas itu di atas. Di lantai 12, di samping tangga lantai 12,” ujar Reonald.
    Diketahui, ADP ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
    Saat ditemukan, korban dalam posisi tergeletak di atas kasur. Kepalanya terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut biru.
    Dari hasil olah TKP, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, dan pakaian milik korban.
    Selain itu, turut ditemukan obat sakit kepala dan obat lambung, meskipun belum dipastikan kaitannya dengan penyebab kematian.
    Penyidik juga menemukan sidik jari ADP pada permukaan lakban yang melilit kepalanya.
    Namun, hingga kini polisi masih menyelidiki apakah lakban tersebut dipasang oleh korban sendiri atau oleh orang lain.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tas Diplomat Kemlu Ditemukan di Rooftop, Ada Dokumen Rekam Medis
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 Juli 2025

    Tas Diplomat Kemlu Ditemukan di Rooftop, Ada Dokumen Rekam Medis Megapolitan 27 Juli 2025

    Tas Diplomat Kemlu Ditemukan di Rooftop, Ada Dokumen Rekam Medis
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Polda Metro Jaya menemukan tas ransel milik diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), ADP (39), di
    rooftop
    Gedung Kemenlu.
    Kasubbid Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan, di dalam tas tersebut terdapat beberapa barang.
    Salah satunya dokumen rekam medis ADP.
    “Saya tidak bisa jelaskan rinci, tapi salah satunya adalah penyelidik menemukan ada rekam medis korban di salah satu rumah sakit umum di Jakarta,” ujar Reonald dalam program Berita Utama Kompas TV, Minggu (27/7/2025).
    Dokumen rekam medis tersebut tertanggal 9 Juni 2025.
    Namun, Reonald tidak mengungkap isi rekam medis tersebut. Ia juga enggan menyebutkan benda lain yang ada dalam tas tersebut.
    Sebelum tewas, ADP terekam CCTV berada di
    rooftop
    Gedung Kemenlu selama 1 jam 26 menit. Saat itu, ia membawa sebuah tas ransel dan kantong belanja.
    Namun, saat turun dari
    rooftop,
    ia terlihat tak membawa kedua benda tersebut.
    Tas ransel itu ditemukan sehari setelah dia ditemukan tewas di indekosnya di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
    “Tim penyelidik langsung mencari dan menemukan tas itu di atas. Di lantai 12, di samping tangga lantai 12,” ujar Reonald.
    Selain itu, hingga saat ini, ponsel ADP juga belum ditemukan.
    Diketahui, ADP ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
    Saat ditemukan, korban dalam posisi tergeletak di atas kasur. Kepalanya terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut biru.
    Dari hasil olah TKP, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, dan pakaian milik korban.
    Selain itu, turut ditemukan obat sakit kepala dan obat lambung, meskipun belum dipastikan kaitannya dengan penyebab kematian.
    Penyidik juga menemukan sidik jari ADP pada permukaan lakban yang melilit kepalanya.
    Namun, hingga kini polisi masih menyelidiki apakah lakban tersebut dipasang oleh korban sendiri atau oleh orang lain.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tas Diplomat Arya Daru Ditemukan! Isinya Rekam Medis Korban

    Tas Diplomat Arya Daru Ditemukan! Isinya Rekam Medis Korban

    GELORA.CO – Polisi mengungkap temuan baru dalam kasus tewasnya diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan (39). Temuan anyar ini yakni sebuah tas ransel milik Arya, yang telah ditemukan petugas. 

    Adapun tas sempat dibawa Arya ke rooftop kantornya di lantai 12 Gedung Kemlu, Jakarta, sehari sebelum ia ditemukan tewas. Walau demikian, tas tak dibawa Arya turun dari gedung tersebut.

    Tas itu ditemukan di hari yang sama saat mayat Arya ditemukan di kosannya.

    “(Tim penyidik) menemukan tas itu berada di samping tangga lantai 12,” ujar Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, dikutip Minggu, 27 Juli 2025.

    Isi tas itu, diduga terkait dengan kematian korban. Menurut Reonald, isi tas berupa rekam medis milik Arya. Rekam medis tersebut tertulis tertanggal 9 Juni 2025.

    “(Di tas) Penyelidik menemukan rekam medis korban di salah satu rumah sakit umum di Jakarta,” jelasnya.

    Tas sendiri berwarna hitam. Tas itu berukuran cukup besar.

    Diketahui, sebelum ditemukan tewas dengan kepala terlakban, Arya sempat melakukan hal yang tidak wajar. Ia terkam CCTV naik ke rooftop kantornya di lantai 12 Gedung Kemlu. Peristiwa itu berlangsung pada malam sebelum kematiannya.

    Arya terekam naik ke rooftop sekitar pukul 21.43 WIB dan baru turun sekitar pukul 23.09 WIB. Ia menghabiskan waktu lebih dari 1 jam 26 menit di atas gedung.

    “Diduga tanggal 7 Juli 2025 pukul 21.43 sampai pukul 23.09 atau sekitar 1 jam 26 menit diduga korban berada di rooftop lantai 12 Gedung Kemlu,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, Kamis, 24 Juli 2025.

    Saat naik ke atas gedung, Arya terlihat membawa tas ransel dan tas belanja. Walau begitu, ia turun dari rooftop tanpa keduanya.

    “Berdasarkan pengamatan CCTV, awalnya korban naik membawa tas gendong dan tas belanja, kemudian saat turun korban sudah tidak membawa tas gendong dan tas belanja,” jelas Ade Ary.

    Sebelumnya, Arya Daru Pangayunan ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 8 Juli 2025 pagi. Ia ditemukan dalam posisi terbaring di atas kasur dengan kepala terlilit lakban, dan tubuh tertutup selimut.