Produk: CCTV

  • Pencurian Sepeda Motor Terjadi di Bangkalan, Kurir Ekspedisi Jadi Korban

    Pencurian Sepeda Motor Terjadi di Bangkalan, Kurir Ekspedisi Jadi Korban

    Bangkalan (beritajatim.com) – Seorang kurir ekspedisi bernama Putra menjadi korban pencurian sepeda motor di Bangkalan, Jumat (12/9/2025). Kejadian ini terjadi saat Putra sedang merapikan barang di dalam kantornya, sementara sepeda motor yang biasa digunakan untuk bekerja terparkir di halaman kantor.

    “Awalnya saya cuma sebentar masuk, begitu keluar motor sudah hilang,” ujar Putra, mengungkapkan betapa cepatnya kejadian tersebut. Saat kembali ke halaman kantor, sepeda motor yang diparkir di tempat semula sudah raib, Senin (15/9/2025).

    Dari rekaman CCTV yang berhasil diperoleh, tampak seorang pria yang tidak dikenal berdiri di halaman kantor. “Pria tersebut tampak pura-pura sibuk menelpon, namun diduga itulah modusnya sebelum menggondol motor,” jelas Putra. Dalam rekaman tersebut, pria tersebut tampak datang setelah Putra masuk ke dalam kantor.

    Putra mengaku tidak mengenal pria yang ada dalam rekaman CCTV tersebut. “Saya tidak kenal orang yang ada di CCTV itu. Pas saya masuk, orang itu belum ada. Mungkin datang setelah saya di dalam,” tambahnya.

    Hingga kini, kasus pencurian tersebut sudah dilaporkan ke pihak kepolisian. Rekaman CCTV yang ada tengah dianalisis untuk mengungkap identitas pelaku.

    Kasus ini semakin menunjukkan pentingnya kewaspadaan terhadap modus-modus pencurian yang terus berkembang. Warga diminta untuk lebih berhati-hati dan menjaga barang-barang mereka di tempat umum. Sementara itu, pihak kepolisian masih berupaya melakukan penyelidikan untuk menangkap pelaku. [sar/suf]

  • Polsek Simokerto Tembak Pelaku Curanmor Surabaya, Ngaku Jual Hasil Curian ke Madura

    Polsek Simokerto Tembak Pelaku Curanmor Surabaya, Ngaku Jual Hasil Curian ke Madura

    Surabaya (beritajatim.com) – Anggota opsnal Polsek Simokerto menembak pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang sudah beraksi dua kali di Surabaya.

    Aksi tegas terukur itu terpaksa dilakukan oleh anggota Polsek Simokerto lantaran pelaku melawan saat akan ditangkap.

    Kapolsek Simokerto Kompol Didik mengatakan, pelaku curanmor yang ditembak kaki kirinya itu adalah Hidayatullah (28) warga Sampang, Madura. Ia diamankan usai anggota reskrim Polsek Simokerto mendapat laporan pencurian di Kantor Bank BRI, Jalan Raya Simokerto, Kamis (4/9/2025) kemarin.

    “Setelah menerima laporan, kami langsung kejar pelaku yang juga terekam CCTV sekitar lokasi,” kata Didik, Senin (15/9/2025).

    Saat akan diamankan, Hidayat nekat melawan dan membahayakan keselamatan masyarakat. Dua kali tembakan peringatan oleh anggota Polsek Simokerto tidak dihiraukan. Alhasil, timah panas harus ditembakan ke Hidayat untuk menghentikan pelarian.

    “Kami amankan satu tersangka berinisial HY warga Sampang, Madura dalam kasus curanmor di Bank BRI Simokerto,” imbuh Didik.

    Dari pengakuan Hidayat, ia beraksi bersama rekannya RZ. Saat aksi pencurian dilakukan, Hidayat berperan sebagai eksekutor. Sementara rekannya bersiaga di atas sepeda motor sarana untuk mengawasi situasi.

    “Kebetulan motor korban juga tidak dikunci stir. Jadi tinggal didorong oleh pelaku,” jelas Didik.

    Kepada penyidik Unit Reskrim Polsek Simokerto, Hidayat memaparkan jika dirinya sudah beraksi di wilayah hukum Polsek Simokerto dua kali. Pertama kali ia mencuri pada Agustus 2023. Sementara itu, polisi juga masih memburu rekan Hidayat berinisial RZ dan penadah yang membeli sepeda motor hasil curian dari keduanya

    “Pengakuannya sudah dua kali. Tapi masih kita dalami lebih lanjut keterangannya. Untuk rekannya dan penadah, saat ini sedang proses pengejaran,” tutur Didik.

    Sementara itu, RZ mengaku nekat mencuri karena terdesak kebutuhan ekonomi. Ia juga beraksi karena melihat kesempatan. Saat itu, ia melihat sepeda motor tidak terkunci yang terparkir di halaman Bank BRI Simokerto.

    “Saya sebelumnya sudah muter. Pas di lokasi ada motor yang tidak terkunci. Jadi saya langsung dorong aja,” jelasnya.

    Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka Hidayat dijerat dengan pasal 363 KUHP dengan ancaman pidana kurungan penjara maksimal 7 tahun. (ang/ted)

  • Polisi Berhasil Ringkus Sopir Innova Hitam Pelaku Tabrak Lari Pelajar di Mojokerto

    Polisi Berhasil Ringkus Sopir Innova Hitam Pelaku Tabrak Lari Pelajar di Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Satlantas Polres Mojokerto Kota berhasil mengungkap identitas pengemudi mobil Toyota Kijang Innova nopol W 1307 YA yang terlibat tabrak lari di simpang empat Bentar, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto pada, Minggu (14/9/2025) dini hari. Pengemudi diamankan sekira pukul 20.00 WIB.

    Kasat Lantas Polres Mojokerto Kota, AKP Galih Yasir Mubarok mengungkapkan, bahwa setelah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), pemeriksaan saksi, hingga menelusuri rekaman CCTV di sekitar lokasi, polisi menemukan petunjuk bahwa kendaraan pelaku adalah Toyota Kijang Innova warna hitam.

    “Mobil tersebut diketahui milik pria berinisial RDS, warga Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo. Petugas kemudian mendatangi rumah pengemudi tersebut. Saat dicek, benar bahwa kendaraan sedang diperbaiki akibat kecelakaan lalu-lintas. Mobil Innova dan pengemudi langsung kami amankan untuk kepentingan penyidikan,” ungkapnya, Senin (15/9/2025).

    Dari hasil penyelidikan awal, RDS mengaku sempat panik dan melarikan diri setelah menabrak korban. Ia mengaku mengikuti saran temannya, FH yang memintanya untuk terlebih dahulu mengantarkannya pulang ke daerah Puri, Kabupaten Mojokerto. Namun setelah itu, RDS tidak melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib dan memilih pulang ke rumah.

    Akibat kecelakaan itu, korban MITL harus mendapat perawatan di RS Gatoel Kota Mojokerto. Rekannya yang dibonceng, MM dilaporkan selamat. Kasat menegaskan, kasus tabrak lari tersebut masih dalam proses penyidikan.

    Sebelumnya, kecelakaan lalu-lintas terjadi di simpang empat Bentar, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto. Seorang pelajar berinisial MITL (17) mengalami luka di bagian kepala usai sepeda motor yang dikendarainya ditabrak mobil Toyota Kijang Innova.

    Usai menabrak, pengemudi Toyota Kijang Innova justru melarikan diri ke arah selatan dan meninggalkan korban di lokasi kejadian. Akibat benturan tersebut, MITL mengalami luka di kepala dan harus mendapatkan perawatan di RS Gatoel Kota Mojokerto. Sementara itu, rekannya MM dilaporkan selamat. [tin/kun]

  • Uji Coba Rekayasa Lalin TB Simatupang Dimulai Senin Ini, Hutama Karya Siapkan Jalur Alternatif

    Uji Coba Rekayasa Lalin TB Simatupang Dimulai Senin Ini, Hutama Karya Siapkan Jalur Alternatif

    JAKARTA – Pengguna Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Seksi S yang melintasi kawasan TB Simatupang dipastikan akan menghadapi perubahan pola lalu lintas (lalin) mulai hari ini, Senin, 15 September hingga Jumat, 19 September mendatang.

    Pasalnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menginisiasi uji coba rekayasa lalu lintas di area tersebut yang akan berdampak pada akses tol dari pukul 17.00 hingga 20.00 WIB.

    PT Hutama Karya (Persero) selaku pengelola Tol JORR Seksi S, mendukung penuh dan telah menyiapkan skema rekayasa untuk memastikan kelancaran, terutama pada jam-jam sibuk.

    Kepala Regional Jakarta PT Hutama Karya (Persero) Untung Joko Ristyono menyebut, bagi pengguna yang biasa melintasi Gerbang Tol (GT) Fatmawati 2 menuju Exit Tol Pondok Indah, skema rekayasa akan memisahkan jenis kendaraan.

    Kendaraan Golongan 1 (mobil pribadi) tetap dapat menggunakan jalur seperti biasa, yaitu 1 lajur transaksi ditambah bahu luar khusus.

    Sementara, Kendaraan Golongan 2, 3, 4 dan 5 (truk, bus, dll.) harus menggunakan jalur alternatif dengan dialihkan menuju Gerbang Tol Ciputat 2.

    “Atas hal tersebut, kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang timbul,” ujar Untung dalam keterangan tertulis, Minggu, 14 September.

    Hutama Karya pun telah mengambil langkah proaktif untuk membantu pengguna jalan.

    Di antaranya, memasang rambu-rambu khusus di sepanjang ruas tol untuk memandu pengguna jalan agar tidak salah jalur.

    Selain itu, pengguna jalan diimbau untuk memantau informasi terkini melalui kanal media sosial resmi @HutamaKaryaTollRoad atau fitur CCTV yang tersedia di aplikasi HK Toll Apps.

  • Mantan Wali Kota Bandung Yana Sudah Bebas Bersyarat: Sejak 13 Juni 2025 – Page 3

    Mantan Wali Kota Bandung Yana Sudah Bebas Bersyarat: Sejak 13 Juni 2025 – Page 3

    Adapun, mengenai perkaranya, majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat, Rabu, 13 Desember 2023, menjatuhkan vonis empat tahun penjara kepada Yana Mulyana dalam perkara suap pengadaan CCTV Bandung Smart City.

    Selain hukuman pidana, hakim dalam sidang putusan di Pengadilan Tipikor Bandung, juga menghukum Yana Mulyana membayar denda sebesar Rp200 juta subsider tiga bulan penjara.

    Hakim Ketua, Hera Kartiningsih, dalam amar putusannya menyatakan Yana Mulyana terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi menerima gratifikasi dalam kasus proyek pengadaan CCTV pada Dinas Perhubungan Kota Bandung.

    “Menjatuhkan pidana kepada terdakwa dengan pidana penjara selama empat tahun dan denda sejumlah Rp200 juta dengan ketentuan apabila tidak dibayar diganti pidana hukuman tiga bulan,” kata Kartiningsih.

    Majelis hakim menyatakan Yana Mulyana terbukti menerima gratifikasi berupa uang dan fasilitas ke Thailand dari Benny selaku Direktur PT Sarana Mitra Adiguna (SMA), Andreas Guntoro selaku Vertical Slution Manager PT SMA, dan Sony Setiadi selaku Direktur PT Citra Jelajah Informatika (CIFO).

  • Kuasa Hukum Iko Mahasiswa Unnes Minta Dilibatkan dalam Rekonstruksi dan Buka Rekaman CCTV
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        14 September 2025

    Kuasa Hukum Iko Mahasiswa Unnes Minta Dilibatkan dalam Rekonstruksi dan Buka Rekaman CCTV Regional 14 September 2025

    Kuasa Hukum Iko Mahasiswa Unnes Minta Dilibatkan dalam Rekonstruksi dan Buka Rekaman CCTV
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Kuasa hukum keluarga almarhum Iko Juliant Junior mendesak kepolisian agar melibatkan mereka dalam setiap gelar perkara maupun rekonstruksi kasus yang menewaskan mahasiswa Unnes tersebut.
    Selain itu, mereka meminta rekaman kamera CCTV dibuka untuk mengungkap penyebab sebenarnya kematian Iko.
    Anggota Pusat Bantuan Hukum Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Hukum (PBH IKA FH Unnes), Naufal Sebastian mengaku telah mengirimkan surat resmi kepada Kapolda Jawa Tengah mengenai transparansi kasus.
    “Kami sudah bersurat kepada Kapolda meminta investigasi lebih mendalam dan diikutkan dalam setiap gelar perkara maupun rekonstruksi,” kata Naufal ditemui di Kantor LPSK Jawa Tengah, Minggu (14/9/2025).
    Namun, sejak surat dikirim satu pekan lalu, pihaknya belum mendapat tanggapan dari kepolisian sampai sekarang.
    Padahal, akses CCTV di Jalan Veteran dapat menjadi bukti penguat untuk mengungkap kebenaran kasus itu.
    “Kami juga minta CCTV itu untuk dibuka, tapi sampai sekarang belum ada jawaban,” katanya. 
    Naufal mengatakan, hingga saat ini pihak keluarga tidak memiliki informasi yang jelas mengenai identitas dua orang lain yang disebut polisi terlibat dalam kecelakaan bersama Iko.
    Dia mengungkap, menurut rekaman kamera CCTV RSUP Kariadi, Iko dan temannya Ilham dilarikan ke RS pada pukul 03.10 WIB, Minggu (31/8/2025).
    Adapun Aziz dan Fiki yang disebut polisi mengalami tabrakan dengan Iko baru tiba di sana dua jam setelahnya.
    Padahal, lokasi kecelakaan hanya berjarak kurang dari satu kilometer ke RSUP Kariadi.
    “Data yang kami dapat sebatas nama dari polisi. Alamatnya di mana, usianya berapa, bahkan keterangan dari rumah sakit pun belum kami terima,” ujarnya.
    Menurutnya, keluarga hanya berharap kasus ini diungkap seterang mungkin agar tidak menimbulkan spekulasi di publik.
    “Ada banyak asumsi yang beredar, jangan-jangan Iko mabuk saat naik motor dan kecelakaan. Hal itu menyakiti hati keluarga. Sehingga keluarga meminta kasus ini benar-benar dibuka secara terang,” tuturnya.
    Selain mendorong transparansi, PBH IKA FH Unnes fokus memberikan pendampingan psikologis kepada Ilham, sahabat sekaligus saksi kunci dalam kasus ini, yang masih mengalami trauma mendalam.
    Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Artanto menyampaikan bahwa Iko yang berboncengan dengan Ilham meninggal setelah terlibat dalam insiden kecelakaan di Jalan Veteran, Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Barat.
    “Saat ini sedang berproses dan dua orang saksi, Vicky dan Aziz, sedang dilakukan pemeriksaan di Sat Lantas Polrestabes Semarang,” kata Artanto.
    Laporan yang diterima menyebutkan bahwa korban terlibat kecelakaan di Jalan Veteran, Kota Semarang pada 31 Agustus 2025.
    Polisi menyebut tiga korban kecelakaan yakni Ilham, Aziz, dan Ficky turut menjadi saksi dalam kasus kematian Iko.
    Menurut Pusat Bantuan Hukum Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Hukum (PBH IKA FH Unnes), Naufal Sebastian, Iko meninggal dunia di RSUP pada Minggu (31/8/2025) setelah diantar anggota Brimob Polda dalam kondisi kritis.
    Kematian mahasiswa angkatan 2024 itu dinilai penuh kejanggalan karena sebelum meninggal ia sempat mengigau berulang kali memohon agar tidak dipukuli.
    Sehari sebelumnya, Sabtu (30/8/2025), Iko pamit ke kampus mengenakan pakaian dinas harian Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dengan membawa jas almamater dan tas ransel biru.
    Malam harinya, ia kembali keluar rumah dan sempat mengabarkan kepada temannya bahwa akan ke Markas Polda Jateng untuk menjemput kawan-kawannya yang ditahan polisi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Percakapan Pembunuh Charlie Kirk dan Sang Ayah Sebelum Serahkan Diri

    Percakapan Pembunuh Charlie Kirk dan Sang Ayah Sebelum Serahkan Diri

    Jakarta

    Ternyata ada peran ayah yang membuat Tyler Robinson (22) menyerahkan diri dan mengakui menembak influencer sekaligus loyalis Presiden Amerika Serikat (AS) Charlie Kirk hingga tewas. Semua bermula dari kecurigaan sang ayah.

    Dirangkum detikcom Minggu (14/9/2025), identitas penembak Charlie Kirk terungkap bernama Tyler Robinson. Tyler kini sudah ditahan.

    Tyler bukan ditangkap tapi menyerahkan diri. Tyler Robinson menyerahkan diri setelah ayahnya mencurigai foto terduga penembak Kirk yang mirip anaknya.

    “Tyler, apakah ini kamu? Ini mirip kamu,” tanyanya kepada putranya, menurut seorang pejabat penegak hukum yang diberi pengarahan tentang penyelidikan tersebut, seperti dilansir CNN.

    Dalam foto dan video yang dirilis kepolisian, tampak seorang pria mengenakan kaus hitam bergambar elang dan bendera Amerika sedang melompat dari atap gedung universitas di Utah usai penembakan kirk pada Rabu (10/9). Pria itu berlari ke area hutan.

    Sebagian wajahnya tertutup oleh kacamata hitam dan topi baseball. Namun, sang ayah tetap mengenali pria itu.

    Tyler Robinson pun mengakui perbuatannya kepada ayahnya. Meski demikian, Tyler Robinson sempat menolak menyerahkan diri.

    “Saya lebih baik bunuh diri daripada menyerahkan diri,” demikian jawaban Robinson ketika ayahnya mendesaknya untuk menyerahkan diri kepada pihak berwenang sebagaimana yang diceritakan seorang pejabat penegak hukum.

    Sang ayah disebut terus membujuk Robinson untuk bercerita kepada pendeta muda yang bekerja di Kantor Sheriff Wilayah Washington dan Dinas Marsekal AS. Seorang teman keluarga akhirnya menghubungi Kantor Sheriff Wilayah Washington – yang berjarak lebih dari 3 jam dari lokasi penembakan di Orem, Utah. Kantor tersebut kemudian menyampaikan informasi tersebut kepada pihak berwenang di Wilayah Utah dan FBI.

    Robinson kemudian ditahan pada Kamis (11/9) malam. FBI saat itu telah menerima lebih dari 7.000 petunjuk dan informasi, jumlah terbanyak yang diterima lembaga tersebut sejak pengeboman Boston Marathon pada tahun 2013.

    Namun, satu informasi dari ayah Robinson dan teman keluarganya menjadi yang terbesar hingga berujung penahanan Robinson. Pihak berwenang membutuhkan waktu lebih dari 30 jam untuk melacak Robinson, yang mereka duga menembak Kirk dari atap di atas sebuah acara yang dihadiri 3.000 orang di Utah Valley University (UVU), mengenai lehernya dari jarak sekitar 150 yard (sekitar 137 meter) dan membunuhnya.

    Beberapa petunjuk juga mengarahkan pihak berwenang kepada Robinson. Antara lain, pakaiannya, percakapan makan malam dengan seorang kerabat, dan komentar yang dia buat di platform perpesanan.

    Gubernur Utah, Spencer Cox, menyebut rekaman CCTV di UVU menunjukkan Robinson tiba kurang dari 4 jam sebelum acara kampus yang menampilkan Kirk sebagai pembicara dimulai pada Rabu (10/9). Robinson tiba di UVU dengan mobil Dodge Challenger abu-abu, mengenakan kaus merah marun polos, celana pendek berwarna terang, topi hitam, dan sepatu berwarna terang.

    Robinson diduga berganti pakaian di atap dan kemudian melompat turun, meninggalkan bekas telapak tangan, dan jejak sepatu. Pada suatu saat, Robinson kembali mengenakan pakaian yang sama saat dia tiba.

    Pada Kamis (11/9) atau saat dibawa ke tahanan, Robinson disebut mengenakan pakaian yang mirip dengan yang terlihat dalam video CCTV. Seorang kerabat juga mengonfirmasi Robinson memiliki mobil Dodge Challenger abu-abu.

    “Ketika dia ditangkap, pakaiannya sama dengan pakaian yang ia kenakan sebelum penembakan di UVU,” kata Cox.

    Robinson merupakan mahasiswa tahun ketiga dalam program magang kelistrikan yang tumbuh besar di komunitas pinggiran kota kecil Washington, Utah. Dalam salah satu surat pernyataan, seorang kerabat menyebut Robinson menjadi lebih politis dalam beberapa tahun terakhir.

    Percakapan Saat Makan Malam Sebelum Penembakan

    Saat makan malam keluarga, Robinson disebut memberi tahu kerabatnya bahwa Kirk akan berbicara di UVU. Kerabatnya itu juga menyebut Robinson tidak setuju dengan pandangan Kirk.

    Berdasarkan catatan pendaftaran pemilih, Robinson sendiri diketahui tidak berafiliasi dengan partai mana pun dan tidak memilih dalam dua pemilihan terakhir. Sementara, BBC melaporkan ayah dan ibu Robinson merupakan pendukung Republik, partainya Presiden AS Donald Trump yang didukung oleh Kirk.

    Berikutnya, ada pula pesan-pesan yang diyakini dikirim Robinson di Discord. Pesan itu berisi kalimat yang menyatakan perlunya mengambil senapan dari titik pengambilan, meninggalkan senapan di semak-semak, mengawasi area tempat senapan ditinggalkan, dan membungkus senapan dengan handuk.

    Pesan-pesan tersebut, yang ditunjukkan teman sekamar Robinson kepada penyidik, juga merujuk pada peluru ukiran dan menyebut teropong dan senapan itu unik. Penyelidik juga menemukan senapan bolt-action yang dibungkus handuk.

    Ada tulisan ‘Hei, fasis! TANGKAP!’ dan ‘Kalau baca ini, kamu GAY. Lmao’ yang terukir pada selongsong peluru yang ditemukan bersama senapan tersebut. Robinson kini telah ditahan tanpa jaminan di Penjara Wilayah Utah atas beberapa dakwaan awal, termasuk pembunuhan berat, pelepasan senjata api sebagai tindak pidana, dan penghalangan keadilan.

    Dia diperkirakan akan menghadapi dakwaan resmi dan akan menghadiri sidang pertamanya pada Selasa mendatang. Setelah penangkapannya, Robinson disebut sempat berbicara dengan beberapa penegak hukum.

    Tetapi, dia bungkam pada Jumat (12/9) pagi setelah memiliki pengacara. Gubernur Utah, Cox, mengatakan penegak hukum akan menuntut hukuman mati terhadap tersangka penembakan.

    “Ada satu orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi di sini, dan orang itu sekarang ditahan dan akan segera didakwa dan dimintai pertanggungjawaban,” kata Cox.

    Halaman 2 dari 4

    (whn/isa)

  • Kuasa Hukum Iko Mahasiswa Unnes Minta Dilibatkan dalam Rekonstruksi dan Buka Rekaman CCTV
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        14 September 2025

    Ada Kejanggalan di Balik Kematian Mahasiswa Unnes Iko Juiant, Keluarga Bakal Lapor ke Polda Jateng Regional 14 September 2025

    Ada Kejanggalan di Balik Kematian Mahasiswa Unnes Iko Juiant, Keluarga Bakal Lapor ke Polda Jateng
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Keluarga almarhum Iko Juliant Junior melalui tim kuasa hukum dari Pusat Bantuan Hukum Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Hukum (PBH IKA FH Unnes) menyatakan akan menempuh jalur hukum untuk mengusut tuntas penyebab kematian mahasiswa angkatan 2024 itu.
    Anggota PBH IKA FH Unnes, Naufal Sebastian mengatakan, keluarga sudah bersepakat untuk membuat laporan resmi ke Polda Jawa Tengah.
    “Selanjutnya tentu saja kami akan terus melakukan pemusatan. Keluarga sudah bersepakat menempuh segala upaya, termasuk upaya hukum, untuk mencari tahu sebab-sebab meninggalnya adik kami Iko,” kata Naufal, saat ditemui di Kantor LPSK Jawa Tengah, Minggu (14/9/2025).
    Langkah ini diambil karena hasil investigasi tim menemukan adanya dugaan tindak pidana dalam peristiwa yang disebut polisi sebagai kecelakaan tersebut.
    “Dari beberapa saksi yang kami temui, ada dugaan tindak pidana yang terjadi,” katanya. 
    Dia menyebut, catatan sementara PBH menunjukkan kematian Iko bukan disebabkan oleh kecelakaan murni dengan adanya sejumlah kejanggalan.
    Sebab, kepolisian menyebut nama Aziz dan Fiki sebagai pihak lain yang terlibat, tetapi tidak diketahui kronologi dan identitas keduanya.
    Dia mengungkapkan, menurut rekaman kamera CCTV RSUP Kariadi, Iko dan temannya Ilham dilarikan ke RS pada pukul 03.10 WIB, Minggu (31/8/2025).
    Adapun Aziz dan Fiki tiba di sana dua jam setelahnya.
    Padahal, lokasi kecelakaan hanya berjarak kurang dari satu kilometer dari RSUP.
    Selain itu, PBH tengah melakukan asesmen kebutuhan saksi dan korban lain untuk memastikan perlindungan hukum dan psikologis.
    “Kalau memang diperlukan, perlindungan untuk saksi dan korban lain akan kami akses melalui LPSK. Namun yang paling penting saat ini adalah pemulihan psikologis, terutama bagi Ilham sebagai saksi kunci,” ujarnya.
    Naufal menegaskan, keluarga berharap kepolisian membuka kasus ini secara transparan agar penyebab kematian Iko dapat terungkap jelas dan tidak menimbulkan spekulasi di publik.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kronologi Pembunuh Charlie Kirk Serahkan Diri, Diawali Kecurigaan Ayah

    Kronologi Pembunuh Charlie Kirk Serahkan Diri, Diawali Kecurigaan Ayah

    Washington DC

    Pria bernama Tyler Robinson (22) menyerahkan diri dan kini ditahan karena diduga pelaku penembakan yang menewaskan influencer sayap kanan Amerika Serikat (AS), Charlie Kirk. Tyler Robinson menyerahkan diri setelah ayahnya mencurigai foto terduga penembak Kirk yang mirip anaknya.

    “Tyler, apakah ini kamu? Ini mirip kamu,” tanyanya kepada putranya, menurut seorang pejabat penegak hukum yang diberi pengarahan tentang penyelidikan tersebut, seperti dilansir CNN, Minggu (14/9/2025).

    Dalam foto dan video yang dirilis kepolisian, tampak seorang pria mengenakan kaus hitam bergambar elang dan bendera Amerika sedang melompat dari atap gedung universitas di Utah usai penembakan kirk pada Rabu (10/9). Pria itu berlari ke area hutan.

    Sebagian wajahnya tertutup oleh kacamata hitam dan topi baseball. Namun, sang ayah tetap mengenali pria itu.

    Tyler Robinson pun mengakui perbuatannya kepada ayahnya. Meski demikian, Tyler Robinson sempat menolak menyerahkan diri.

    “Saya lebih baik bunuh diri daripada menyerahkan diri,” demikian jawaban Robinson ketika ayahnya mendesaknya untuk menyerahkan diri kepada pihak berwenang sebagaimana yang diceritakan seorang pejabat penegak hukum.

    Sang ayah disebut terus membujuk Robinson untuk bercerita kepada pendeta muda yang bekerja di Kantor Sheriff Wilayah Washington dan Dinas Marsekal AS. Seorang teman keluarga akhirnya menghubungi Kantor Sheriff Wilayah Washington – yang berjarak lebih dari 3 jam dari lokasi penembakan di Orem, Utah. Kantor tersebut kemudian menyampaikan informasi tersebut kepada pihak berwenang di Wilayah Utah dan FBI.

    Robinson kemudian ditahan pada Kamis (11/9) malam. FBI saat itu telah menerima lebih dari 7.000 petunjuk dan informasi, jumlah terbanyak yang diterima lembaga tersebut sejak pengeboman Boston Marathon pada tahun 2013.

    Namun, satu informasi dari ayah Robinson dan teman keluarganya menjadi yang terbesar hingga berujung penahanan Robinson. Pihak berwenang membutuhkan waktu lebih dari 30 jam untuk melacak Robinson, yang mereka duga menembak Kirk dari atap di atas sebuah acara yang dihadiri 3.000 orang di Utah Valley University (UVU), mengenai lehernya dari jarak sekitar 150 yard (sekitar 137 meter) dan membunuhnya.

    Beberapa petunjuk juga mengarahkan pihak berwenang kepada Robinson. Antara lain, pakaiannya, percakapan makan malam dengan seorang kerabat, dan komentar yang dia buat di platform perpesanan.

    Gubernur Utah, Spencer Cox, menyebut rekaman CCTV di UVU menunjukkan Robinson tiba kurang dari 4 jam sebelum acara kampus yang menampilkan Kirk sebagai pembicara dimulai pada Rabu (10/9). Robinson tiba di UVU dengan mobil Dodge Challenger abu-abu, mengenakan kaus merah marun polos, celana pendek berwarna terang, topi hitam, dan sepatu berwarna terang.

    Robinson diduga berganti pakaian di atap dan kemudian melompat turun, meninggalkan bekas telapak tangan, dan jejak sepatu. Pada suatu saat, Robinson kembali mengenakan pakaian yang sama saat dia tiba.

    Pada Kamis (11/9) atau saat dibawa ke tahanan, Robinson disebut mengenakan pakaian yang mirip dengan yang terlihat dalam video CCTV. Seorang kerabat juga mengonfirmasi Robinson memiliki mobil Dodge Challenger abu-abu.

    “Ketika dia ditangkap, pakaiannya sama dengan pakaian yang ia kenakan sebelum penembakan di UVU,” kata Cox.

    Robinson merupakan mahasiswa tahun ketiga dalam program magang kelistrikan yang tumbuh besar di komunitas pinggiran kota kecil Washington, Utah. Dalam salah satu surat pernyataan, seorang kerabat menyebut Robinson menjadi lebih politis dalam beberapa tahun terakhir.

    Percakapan Saat Makan Malam Sebelum Penembakan

    Saat makan malam keluarga, Robinson disebut memberi tahu kerabatnya bahwa Kirk akan berbicara di UVU. Kerabatnya itu juga menyebut Robinson tidak setuju dengan pandangan Kirk.

    Berdasarkan catatan pendaftaran pemilih, Robinson sendiri diketahui tidak berafiliasi dengan partai mana pun dan tidak memilih dalam dua pemilihan terakhir. Sementara, BBC melaporkan ayah dan ibu Robinson merupakan pendukung Republik, partainya Presiden AS Donald Trump yang didukung oleh Kirk.

    Berikutnya, ada pula pesan-pesan yang diyakini dikirim Robinson di Discord. Pesan itu berisi kalimat yang menyatakan perlunya mengambil senapan dari titik pengambilan, meninggalkan senapan di semak-semak, mengawasi area tempat senapan ditinggalkan, dan membungkus senapan dengan handuk.

    Pesan-pesan tersebut, yang ditunjukkan teman sekamar Robinson kepada penyidik, juga merujuk pada peluru ukiran dan menyebut teropong dan senapan itu unik. Penyelidik juga menemukan senapan bolt-action yang dibungkus handuk.

    Ada tulisan ‘Hei, fasis! TANGKAP!’ dan ‘Kalau baca ini, kamu GAY. Lmao’ yang terukir pada selongsong peluru yang ditemukan bersama senapan tersebut. Robinson kini telah ditahan tanpa jaminan di Penjara Wilayah Utah atas beberapa dakwaan awal, termasuk pembunuhan berat, pelepasan senjata api sebagai tindak pidana, dan penghalangan keadilan.

    Dia diperkirakan akan menghadapi dakwaan resmi dan akan menghadiri sidang pertamanya pada Selasa mendatang. Setelah penangkapannya, Robinson disebut sempat berbicara dengan beberapa penegak hukum.

    Tetapi, dia bungkam pada Jumat (12/9) pagi setelah memiliki pengacara. Gubernur Utah, Cox, mengatakan penegak hukum akan menuntut hukuman mati terhadap tersangka penembakan.

    “Ada satu orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi di sini, dan orang itu sekarang ditahan dan akan segera didakwa dan dimintai pertanggungjawaban,” kata Cox.

    Tonton juga video “Trump: Saya Berharap Pembunuh Charlie Kirk Dihukum Mati!” di sini:

    Halaman 2 dari 5

    (haf/imk)

  • 2
                    
                        Ada Markas Curanmor di Balik Kontrakan Matraman: Kamuflase Bengkel hingga Senpi Rakitan
                        Megapolitan

    2 Ada Markas Curanmor di Balik Kontrakan Matraman: Kamuflase Bengkel hingga Senpi Rakitan Megapolitan

    Ada Markas Curanmor di Balik Kontrakan Matraman: Kamuflase Bengkel hingga Senpi Rakitan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Polres Metro Jakarta Timur menggerebek markas komplotan pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di sebuah rumah kontrakan di Jalan Asem Gede, Utan Kayu Selatan, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (12/9/2025) sekitar pukul 14.30 WIB.
    Penggerebekan ini berawal dari laporan seorang guru yang kehilangan sepeda motornya di wilayah Matraman. Polisi kemudian menelusuri rekaman CCTV di lokasi kejadian untuk mengidentifikasi pelaku.
    “Jadi itu hasil analisa CCTV, identik dua pelaku yang melakukan kejahatan di TKP tersebut, terekam CCTV ya jelas identik dengan yang diamankan dan motornya pun masih ada di situ (kontrakan pelaku),” ujar Kanit Ranmor Polres Metro Jakarta Timur, AKP Muhammad Zein.
    Menurut Zein, rumah kontrakan tersebut sengaja dikamuflase seolah-olah bengkel untuk mengelabui warga sekitar.
    “Dikamuflase, dipikir ada kayak bengkel tapi kan enggak menerima servis. Tapi, enggak juga (kayak bengkel), kalau dari pengamatan saya itu tertutup gitu dan dia enggak melayani servis,” jelasnya.
    Kontrakan itu dihuni lima terduga pelaku. Sebagian kamar dipakai untuk tempat tinggal, sementara satu ruangan besar dijadikan gudang penyimpanan motor curian.
    “Dia kan ngontrak, ada satu kamar besar dibikin buat gudang, kondisinya terkunci rapat jadi kalau orang lewat dipikir kamar padahal isinya motor semua. Sebelahnya tempat kumpul mereka tidur istirahat,” tutur Zein.
    Para pelaku juga membayar sewa kontrakan agar terlihat seperti warga biasa dan aktivitas mereka tidak menimbulkan kecurigaan.
    Zein mengungkapkan, komplotan ini mampu mencuri hingga belasan sepeda motor dalam sehari.
    “Kurang lebih setiap hari itu 10 motor dari kelima pelaku ini, per pasangan itu bisa metik hasil tiga (motor curian),” ucapnya.
    Kelima pelaku disebut kerap beraksi di sejumlah wilayah di Jakarta, bukan hanya di Matraman.
    “Jadi dia beraksi enggak di sekitaran Jakarta Timur atau Matraman. Kalau tinggal memang di Matraman, tapi kalau untuk TKP sementara ini kita baru dapat tiga wilayah, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur,” kata Zein.
    Para pelaku biasanya beroperasi berpasangan dengan peran yang bergantian, baik sebagai eksekutor maupun joki. Mereka menggunakan kunci T untuk membobol motor yang terkunci setang.
    “Sekarang kita lagi dalami tempat kemarin, kita perdalam, sementara ini baru lima pelaku,” jelas Zein.
    Dalam penggerebekan itu, polisi mengamankan lima terduga pelaku serta sejumlah barang bukti.
    “Yang diamankan barang bukti motor 12, kalau senpi rakitan yang aktif itu dengan pelurunya tiga butir,” ucap Zein.
    “Dua senpi lagi hanya menyerupai ya persis kayak aslinya memang dua, terus sajam ada lima. Masing-masing pelaku bawa sajam badik,” tambah Zein.
    Selain itu, polisi juga menyita lima pasang kunci T, kunci magnet, obeng, dan tang yang diduga digunakan dalam aksi pencurian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.