Produk: CCTV

  • Lima Demonstran di Jember Segera Disidangkan

    Lima Demonstran di Jember Segera Disidangkan

    Jember (beritajatim.com) – Proses hukum lima orang demonstran yang ditangani Kepolisian Resor Jember, Jawa Timur, sudah dinyatakan P21 dan segera dilimpahkan ke pengadilan untuk disidangkan.

    Saat ini Polres Jember menahan delapan orang pengunjuk rasa yang diduga merusak fasilitas umum dan melemparkan bom molotov dalam aksi pada 30 Agustus 2025. “Tinggal tiga orang yang masih dalam tahap pemberkasan, tahap satu,” kata Kepala Unit Pidana Umum Inspektur Satu Bagus Setiawan, Rabu (8/10.2025).

    Semua tersangka, menurut Bagus, didampingi penasihat hukum. “Jadi, tidak ada kita tidak transparan dan tidak ada kekerasan sedikitpun,” katanya.

    Kepala Urusan Pembinaan dan Operasional Satuan Intelijen Inspektur Satu Wawan Sugianto mengatakan, pihaknya tidak mengamankan aktivis yang memprakarsai aksi damai pada 30 Agustus 2025. “Yang kami amankan adalah massa di luar yang melakukan aksi unjuk rasa ke Mapolres Jember,” katanya.

    Polres Jember, menurut Wawan, justru mengapresiasi aksi mahasiswa yang berjalan tertib. “Dilihat dari situasi nasional yang berkembang sampai saat ini, alhamdulillah, sudah aman,” katanya.

    Aksi perusakan dilakukan para tersangka ini setelah aksi unjuk rasa dinyatakan berakhir pada pukul 16.00 WIB oleh koordinator dari Badan Eksekutif Mahasiswa dan kelompok Cipayung yang terdiri atas HMI, GMNI, dan PMII.

    Menurut Wawan, kurang lebih ada 50-60 orang massa cair yang bertahan di Markas Polres Jember. “Pada pukul 18.00 kurang sedikit, saat azan magrib, berkumandang, massa cair menarik diri keluar dari dari Mapolres Jember dan bergeser ke Bundaran Jalan Kartini,” katanya.

    Menurut Bagus, massa yang tersisa di Jalan Kartini merusak dan membakar tenda pos pantau milik Satuan Lalu Lintas Polres Jember. Mereka juga melemparkan bom molotov. “Imbauan sudah dilakukan lagi. Tapi tetap massa tidak bubar,” katanya.

    Akhirnya setelah aksi itu, polisi bergerak. “Beberapa alat bukti petunjuk kami mengarah kepada tujuh orang,” kata Bagus.

    Menurut Bagus, pengamanan tujuh orang itu tidak melalui upaya paksa atau penangkapan. Mereka bersedia dimintai keterangan di Markas Polres Jember. “Tujuh orang ini semuanya kooperatif dan mengakui bahwa petunjuk yang kami dapat, baik video amatir di medsos maupun dari CCTV, adalah yang bersangkutan,” katanya.

    “Dari proses interogasi, kami lakukan pemeriksaan sebagai saksi, dan kami lakukan pendalaman sesuai dengan KUHAP. Telah terpenuhi dua alat bukti untuk kita naikkan statusnya sebagai tersangka.. Jadi yang perlu kami garisbawahi bahwa untuk tujuh orang awal ini tidak ada proses penangkapan ataupun upaya paksa,” kata Bagus.

    Dari tujuh orang itu, dua orang masih anak-anak. Polisi memakai Undang-Undang Perlindungan Anak. Mereka tidak ditahan dan ditangani Balai Pemasyarakatan (Bapas). Mereka masih berstatus pelajar SMA kelas 1, dan mengaku hanya ikut-ikutan.

    “Dua orang ini sedang menjalani sanksi sosial di Dinas Sosial. Dari sekolahnya sebenarnya mereka sudah menjalani masa hukuman. Tapi karena mendengar di medsos ada aksi,-mereka ikut-ikutan hingga melakukan pengerusakan atau pembakaran,” kata Bagus.

    Sementara lima orang lainnya dinaikkan statusnya menjaid tersangka. “Ada pengembangan terhadap terduga pelaku lain yang dikenali, termasuk yang berinisial F. Jadi salah satu tersangka menyampaikan bahwa dia terhasut oleh F yang menyampaikan kalimat provokatif,” kata Bagus.

    “Dari awal pemeriksaan saksi, langsung didampingi LBH dari Surabaya. Jadi tidak ada proses hukum yang tidak transparan,” kata Bagus.

    Polisi kemudian menetapkan F sebagai tersangka. “Mengembang dua orang lagi yang dikenali oleh teman-teman yang sudah kami tetapkan tersangka,” kata Bagus.

    Bagus mengatakan, para tersangka bisa ditemui. “Semuanya boleh melihat ada tidak kita melakukan paksaan dan intimidasi dan lain sebagainya. Kita terbuka. Dari teman-teman aktivis juga sudah ada yang menjenguk tersangka. Kita izinkan. Kita enggak membatasi ketemu siapa-siapa,” jelasnya.

    Delapan orang tersangka tersebut bukan bagian dari elemen organisasi yang memprakarsai aksi damai di Mapolres Jember. “Kalau teman-teman mahasiswa ingin bertatap muka dengan para tersangka yang sudah kami amankan, monggo dipersilakan,” kata Bagus.

    Surat penanguhan penahanan terhadap F dari LBH Surabaya sudah diterima Polres Jember. “Masih dalam tahap pertimbangan pimpinan. Kebijakan itu ada di pimpinan. Tidak ada kita istilahnya mengkriminalisasi aksi, apalagi aksi yang sudah digagas oleh teman-teman aktivis,” kata Bagus. [wir]

  • HMI Tuntut Polres Jember Bebaskan Seluruh Demonstran yang Ditahan

    HMI Tuntut Polres Jember Bebaskan Seluruh Demonstran yang Ditahan

    Jember (beritajatim.com) – Pengurus Cabang Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mempertanyakan penangkapan sejumlah demonstran oleh Kepolisian Resor Jember, Jawa Timur, pasca aksi 30 Agustus 2025.

    Kritik ini disuarakan saat mereka mengikuti rapat dengar pendapat di gedung DPRD Kabupaten Jember, Rabu (8/10/2025). Rapat juga diikuti perwakilan Polres Jember, yakni Kepala Unit Pidana Umum Inspektur Satu Bagus Setiawan dan Kepala Urusan Pembinaan dan Operasional Satuan Intelijen Inspektur Satu Wawan Sugianto.

    Ketua HMI Jember Ahmad Ridwan mengatakan, aksi unjuk rasa Amarah Masyarakat Jember pada 30 Agustus 2025 berjalan tertib dan kondusif. “Sepanjang saya mengikuti aksi, tidak pernah terjadi kericuhan besar seperti di luar daerah lain,” katanya.

    Menurut Ridwan, pengunjuk rasa berusaha untuk mengedepankan substansi dari aspirasi yang dibawa. “Kami menilai aksi terakhir pada 30 Agustus tersebut masih dalam batas-batas koridor substansial. kalau kita membandingkan dengan di daerah yang lain bahkan ada korban jiwa,” katanya.

    Setelah aksi 30 Agustus 2025, HMI menunda aksi lanjutan. “Ternyata dalam perjalanannya kami mendengar, adanya insiden-insiden yang kami rasa perlu koreksi kita bersama,” kata Ridwan.

    Ridwan mendapat informasi bahwa polisi mengamankan 12 orang, dan menetapkan 10 orang di antaranya sebagai tersangka. Dua orang tersangka itu berstatus pelajar. “Sepuluh tersangka tersebut dijerat dengan pasal 187, pasal 170, dan pasal 160 KUHP,” katanya.

    Padahal, lanjut Ridwan, penyampaian pendapat di muka umum merupakan hak konstitusional warga yang dilindungi undang-undang. “Namun penegakan hukum pidana di Indonesia masih berpedoman pada Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) 1981 sebagai instrumen utama dalam mengatur mekanisme penyidikan, penangkapan, penahanan, penggeledahan, hingga pemeriksaan saksi,” katanya.

    Ridwan mengingatkan, aparat kepolisian tidak hanya dituntut tegas, tapi juga menjunjung tinggi asas keadilan, proporsionalitas, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. “Dalam konteks ini, setiap bentuk tindakan hukum, terutama yang melibatkan penangkapan dan penetapan tersangka harus dilakukan secara hati-hati, akuntabel, dan tidak serampangan,” katanya.

    Ridwan menegaskan, KUHAP sejatinya dimaksudkan untuk menyeimbangkan kepentingan penegakan hukum dengan perlindungan hak asasi manusia melalui prinsip diverses of law.

    “Aparat penegak hukum tidak bisa menggunakan cara-cara sewenang-wenang yang dapat merugikan hak dasar warga negara,” katanya.

    Adinda Agung Maulana, Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan, dan Pemuda HMI Jember, mengatakan, pemanggilan saksi yang dilakukan polisi tidak sesuai dengan surat resmi sebagaimana diatur KUHP. “Pemeriksaan dilakukan di luar jam kerja tanpa dasar hukum, dan adanya wajib lapor berulang kali tanpa status tersangka yang resmi,” katanya.

    “Contoh tersebut terjadi pada aktivis berinisial F yang dijerat pasal 160 KUHP, yang menunjukkan penetapan tersangka tidak prosedural, karena tidak ada pemeriksaan awal maupun bukti permulaan yang cukup,” kata Agung.

    Menurut Agung, F yang ditangkap polisi adalah petugas paramedis dalam aksi 30 Agustus. “Bukan penggerak massa,” katanya. LBH Surabaya sudah melayangkan surat penangguhan penahanan ke Polres Jember.

    Agung menegaskan, HMI Cabang Jember berkomitmen untuk terus mengawal proses hukum kasus itu. “Kami ingin menyampaikan beberapa hal untuk ke depannya dipertimbangkan dan diperhatikan. Pertama, terkait dengan peningkatan kapasitas aparat penegak hukum,” katanya.

    “Kami minta Polres Jember melakukan proses penegakan hukum dengan tetap mengacu pada hukum acara pidana yang berlaku dan mengedepankan HAM. Ketiga, meminta Polres Jember untuk menanggapi dan mengabulkan penangguhan penahanan yang diminta oleh LBH Surabaya,” kata Agung.

    HMI juga mendesak polisi berdialog konstruktif dengan masyarakat sipil untuk memperkuat kepercayaan publik dan mendorong penegakan hukum yang partisipatif.

    “Terakhir, kami menuntut kepolisian Jember untuk segera membebaskan seluruh massa aksi yang ditahan, apabila bukti permulaan yang dijadikan dasar penetapan tersangka tidak memenuhi standar minimal pembuktian, atau bukti tersebut diperoleh melalui cara-cara yang bertentangan dengan ketentuan hukum acara pidana yang sah,” kata Agung.

    Jawaban Polres Jember
    Inspektur Satu Wawan Sugianto.mengatakan, mulanya aksi pada 30 Agustus 2025 berjalan kondusif. “Pada pukul 16.00, para Korlap (Koordinator Lapangan) aksi dari elemen BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) maupun dari Cipayung (HMI, PMII, GMNI) selesai dan menyatakan menarik diri dari aksi tersebut,” katanya.

    Namun, menurut Wawan, kurang lebih ada 50-60 orang massa cair yang bertahan di Markas Polres Jember pada pukul 16.00-18.00 WIB. “Pada pukul 18.00 kurang sedikit, saat azan magrib, berkumandang, massa cair menarik diri keluar dari dari Mapolres Jember dan bergeser ke Bundaran Jalan Kartini,” katanya.

    Saat itu terjadi perusakan fasilitas dan pelemparan bom molotov ke arah Mapolres Jember. Namun bom molotov tak mengenai sasaran.

    “Jadi kami tidak mengamankan aktivis. Yang kami amankan adalah massa di luar yang melakukan aksi unjuk rasa ke Mapolres Jember,” kata Wawan.

    Polres Jember, menurut Wawan, justru mengapresiasi aksi mahasiswa yang berjalan tertib. “Dilihat dari situasi nasional yang berkembang sampai saat ini, alhamdulillah, sudah aman,” katanya.

    Sementara itu, Inspektur Satu Bagus Setiawan mengatakan, ada sebelas orang yang diamankan Polres Jember. “Tujuh orang yang awal (diamankan) itu kami tidak pernah melakukan upaya paksa ataupun penangkapan,” katanya.

    “Jadi setelah aksi yang awalnya berjalan sangat damai, indah, dan diterima di halaman Mapolres, dilakukan dengan aksi teatrikal, dan semua aspirasi, sudah dilaksanakan, tercederai beberapa oknum yang itu bukan merupakan bagian dari teman-teman aktivis,” kata Bagus.

    Petang itu, menurut Bagus, massa yang tersisa di Jalan Kartini merusak tenda pos pantau milik Satuan Lalu Lintas Polres Jember. Mereka juga membakar dan melemparkan bom molotov. “Imbauan sudah dilakukan lagi. Tapi tetap massa tidak bubar,” katanya.

    Akhirnya setelah aksi itu, polisi bergerak. “Beberapa alat bukti petunjuk kami mengarah kepada tujuh orang,” kata Bagus.

    Menurut Bagus, mereka bersedia dimintai keterangan di Markas Polres Jember. “Tujuh orang ini semuanya kooperatif dan mengakui bahwa petunjuk yang kami dapat, baik video amatir di medsos maupun dari CCTV, adalah yang bersangkutan,” katanya.

    “Dari proses interogasi, kami lakukan pemeriksaan sebagai saksi, dan kami lakukan pendalaman sesuai dengan KUHAP. Telah terpenuhi dua alat bukti untuk kita naikkan statusnya sebagai tersangka.. Jadi yang perlu kami garisbawahi bahwa untuk tujuh orang awal ini tidak ada proses penangkapan ataupun upaya paksa,” kata Bagus.

    Dari tujuh orang itu, dua orang masih anak-anak. Polisi memakai Undang-Undang Perlindungan Anak. Mereka tidak ditahan dan ditangani Balai Pemasyarakatan (Bapas). Mereka masih berstatus pelajar SMA kelas 1, dan mengaku hanya ikut-ikutan.

    “Dua orang ini sedang menjalani sanksi sosial di Dinas Sosial. Dari sekolahnya sebenarnya mereka sudah menjalani masa hukuman. Tapi karena mendengar di medsos ada aksi,-mereka ikut-ikutan hingga melakukan pengerusakan atau pembakaran,” kata Bagus.

    Sementara lima orang lainnya dinaikkan statusnya menjaid tersangka. “Ada pengembangan terhadap terduga pelaku lain yang dikenali, termasuk yang berinisial F. Jadi salah satu tersangka menyampaikan bahwa dia terhasut oleh F yang menyampaikan kalimat provokatif,” kata Bagus.

    “Dari awal pemeriksaan saksi, langsung didampingi LBH dari Surabaya. Jadi tidak ada proses hukum yang tidak transparan,” kata Bagus.

    Polisi kemudian menetapkan F sebagai tersangka. “Mengembang dua orang lagi yang dikenali oleh teman-teman yang sudah kami tetapkan tersangka,” kata Bagus.

    Polisi menangkap dua orang itu. “Jadi total yang kita lakukan penahanan sampai saat ini adalah delapan orang. Dari delapan orang ini, untuk yang lima orang tersangka sudah dinyatakan P21 oleh jaksa penuntut umum,” kata Bagus.

    “Jadi, tinggal tiga orang yang masih dalam tahap pemberkasan, tahap satu. Yang lima orang sudah P21. Para tersangka semuanya didampingi lawyer atau penasihat hukum. Jadi, tidak ada kita tidak transparan dan tidak ada kekerasan sedikitpun,” kata Bagus.

    Bagus mengatakan, para tersangka bisa ditemui. “Semuanya boleh melihat ada tidak kita melakukan paksaan dan intimidasi dan lain sebagainya. Kita terbuka. Dari teman-teman aktivis juga sudah ada yang menjenguk tersangka. Kita izinkan. Kita enggak membatasi ketemu siapa-siapa,” jelasnya.

    Delapan orang tersangka tersebut bukan bagian dari elemen organisasi yang memprakarsai aksi damai di Mapolres Jember. “Kalau teman-teman mahasiswa ingin bertatap muka dengan para tersangka yang sudah kami amankan, monggo dipersilakan,” kata Bagus.

    Surat penanguhan penahanan terhadap F sudah diterima Polres Jember. “Masih dalam tahap pertimbangan pimpinan. Kebijakan itu ada di pimpinan. Tidak ada kita istilahnya mengkriminalisasi aksi, apalagi aksi yang sudah digagas oleh teman-teman aktivis,” kata Bagus. [wir]

  • Dua Residivis Curanmor Ditembak Polisi Usai Beraksi di Sembilan Lokasi di Pasuruan

    Dua Residivis Curanmor Ditembak Polisi Usai Beraksi di Sembilan Lokasi di Pasuruan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Dua pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang kerap beraksi di wilayah Pasuruan akhirnya berhasil dibekuk Satreskrim Polres Pasuruan Kota. Kedua pelaku yang diketahui bernama Musaded dan Mashuda ditangkap setelah terekam CCTV melakukan aksi pencurian di sembilan lokasi berbeda.

    Penangkapan dilakukan pada Senin (6/10/2025) sore, setelah polisi melakukan penyelidikan intensif selama beberapa minggu terakhir. Dari hasil penyelidikan, keduanya diketahui merupakan residivis yang baru saja keluar dari penjara pada Agustus 2025. Alih-alih berhenti berbuat kriminal, mereka justru kembali mencuri motor di sejumlah titik di wilayah Kota dan Kabupaten Pasuruan.

    Kasatreskrim Polres Pasuruan Kota, Iptu Choirul Mustofa, membenarkan adanya tindakan tegas terhadap kedua pelaku. Ia menjelaskan, saat dilakukan pengembangan ke sejumlah lokasi kejadian, keduanya berusaha kabur sehingga polisi terpaksa menembak bagian kaki mereka.

    “Saat dibawa ke sembilan TKP untuk menunjukkan lokasi curian, keduanya berusaha melarikan diri. Anggota terpaksa memberikan tindakan tegas terukur dengan menembak kaki pelaku,” jelas Iptu Choirul, Rabu (8/10/2025).

    Choirul menambahkan, kedua pelaku merupakan bagian dari komplotan pencuri motor yang telah lama menjadi target operasi. Polisi kini masih memburu rekan mereka yang diduga ikut terlibat dalam jaringan tersebut.

    “Kasus ini masih kami kembangkan untuk memburu pelaku lain dan para penadah hasil curian. Kami tidak akan memberi ruang bagi pelaku kejahatan jalanan di wilayah hukum Polres Pasuruan Kota,” tegasnya.

    Dari tangan pelaku, polisi menyita sejumlah barang bukti berupa sepeda motor hasil curian, kunci T, serta beberapa pelat nomor palsu yang digunakan untuk melancarkan aksi mereka.

    Berdasarkan keterangan awal, kedua pelaku menjual motor hasil curian ke luar daerah dengan harga murah. Uang hasil kejahatan itu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan membeli narkoba.

    Polres Pasuruan Kota memastikan akan memperketat patroli dan melakukan razia di titik-titik rawan curanmor guna mencegah kejahatan serupa. “Kami ingin memastikan warga Pasuruan merasa aman. Pelaku kejahatan yang coba-coba beraksi, pasti akan kami tindak tegas,” pungkas Choirul. [ada/beq]

  • Gara-gara Utang, Seorang Pria di Batam Tewas Dianiaya di 3 Lokasi Berbeda
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Oktober 2025

    Gara-gara Utang, Seorang Pria di Batam Tewas Dianiaya di 3 Lokasi Berbeda Regional 7 Oktober 2025

    Gara-gara Utang, Seorang Pria di Batam Tewas Dianiaya di 3 Lokasi Berbeda
    Tim Redaksi
    BATAM, KOMPAS.com
    – Polsek Lubuk Baja menangkap tiga pria berinisial SN (36), RJ (31), dan AG (26) terkait kasus penganiayaan yang berujung pada kematian korban berinisial RF (32).
    Kasus ini terungkap setelah korban ditemukan meninggal dunia oleh warga di Lapangan Kampung Nelayan, Tanjung Uma, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (1/10/2025).
    Kanit Reskrim Polsek Lubuk Baja, Iptu Noval Adimas menjelaskan, penganiayaan tersebut bermula dari masalah utang yang melibatkan pelaku SN.
    Ketiga pelaku ditangkap di Perumahan Geria Sagulung Permai, Kecamatan Sagulung.
    “Setelah penyelidikan dilakukan, kami berhasil mengamankan SN, RJ, dan AG. Sementara satu pelaku lain berinisial NS saat ini sudah berstatus DPO. Permasalahan sendiri karena korban memiliki utang Rp3 juta dengan tersangka SN,” ujarnya saat ditemui di Polsek Lubuk Baja, Selasa (7/10/2025).
    Penganiayaan terhadap korban terjadi di tiga lokasi berbeda setelah korban dijemput oleh pelaku SN pada Jumat (26/9/2025).
    Lokasi kejadian pertama adalah di rumah kos tersangka RJ, lokasi kedua di lapangan Kampung Pisang, dan lokasi ketiga di Lapangan Kampung Nelayan, tempat di mana korban ditemukan.
    Noval menambahkan, identitas para pelaku berhasil diungkap berkat rekaman CCTV dan pemeriksaan terhadap 11 orang saksi.
    Setelah menjemput korban dan membawanya ke lokasi pertama, pelaku SN memukul wajah korban dengan bantuan pelaku RJ.
    Setelah penganiayaan di lokasi pertama, SN dan RJ membawa korban menuju lokasi kedua.
    “Korban yang sebelumnya sempat menolak, kemudian diancam dengan sebilah parang oleh pelaku RJ. Tiba di lokasi kedua dan bertemu dengan pelaku AG, korban kembali dianiaya,” jelasnya.
    Tersangka AG diketahui berperan memukul pipi kiri dan kanan wajah korban, sedangkan tersangka NS melakukan pemukulan brutal menggunakan stik baseball hingga korban mengalami luka parah.
    Setelah penganiayaan, para pelaku meninggalkan korban, yang kemudian ditemukan oleh warga yang kebetulan melintas.
    Saat ditemukan, korban dalam keadaan lemas dan tidak dapat merespons pertolongan dari warga.
    Korban segera dilarikan ke RS Elisabeth Lubuk Baja sebelum dirujuk ke RS Bunda Halimah, namun dinyatakan meninggal dunia pada tanggal 1 Oktober lalu.
    “Atas perbuatannya, para pelaku dijerat Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan yang mengakibatkan kematian, dengan ancaman pidana maksimal 12 tahun penjara,” pungkas Noval.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Misteri Terapis Tewas di Lahan Kosong Jaksel – Page 3

    Misteri Terapis Tewas di Lahan Kosong Jaksel – Page 3

    Selain itu, pihaknya hingga saat ini belum menemukan kamera Closed Circuit Television (CCTV) di sekitar lokasi kejadian tersebut.

    “Belum, kita sudah cross check masih belum menemukan CCTV, cuma ada jejak kaki itu. Itu kan lokasi tanah kosong, enggak ada yang menangkap ke situ CCTV-nya,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Polisi masih menyelidiki kasus tewasnya seorang wanita berinisial RTA, yang di temukan di lahan kosong belakang gedung TIKI, Jalan H. Tutty Alawiyah, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Kamis (2/10).

    Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Igo Fazar Akbar menjelaskan, hasil pemeriksaan diduga korban melompat dari dari lantai lima ruko di kawasan itu. Terkait hal ini, pihaknya pun masih mendalami lebih jauh.

    “Dugaan sementara seperti itu. Tapi kita masih memeriksa para saksi yang ada di TKP, baik saksi-saksi yang menemukan korban pertama kali sampai dengan saksi-saksi yang ada di sekitaran korban,” kata Igo kepada wartawan, Jumat (3/10).

    Terkait kejadian ini, polisi sudah memeriksa tujuh saksi, mulai dari sekuriti yang pertama kali menemukan hingga warga sekitar. Sementara itu, keluarga korban juga telah datang untuk membuat laporan polisi.

    “Yang kami dapati, yang bersangkutan bukan warga sekitar. Ada kakaknya (sudah datang) buat LP,” ucap dia.

     

  • B2B Indosat (ISAT) Diselimuti AI, Perkuat Kontribusi dari Sektor Ritel

    B2B Indosat (ISAT) Diselimuti AI, Perkuat Kontribusi dari Sektor Ritel

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Indosat Tbk. (ISAT) memperkuat segmen business-to-business (B2B) dengan menawarkan beragam solusi berbasis kecerdasan buatan (AI). Di sisa 2025, perusahaan akan memperkuat porsi di sektor ritel. 

    Melalui pendekatan yang menggabungkan konektivitas, analitik data, hingga pemantauan cerdas, Indosat berupaya membantu pelaku usaha ritel meningkatkan efisiensi operasional sekaligus memperkuat pengalaman pelanggan.

    Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison Muhammad Buldansyah mengatakan saat ini banyak pelaku ritel mulai tertarik untuk memanfaatkan solusi AI dalam memperluas jangkauan pasar dan memahami perilaku konsumennya secara lebih mendalam.

    “Kami punya beberapa case study sebetulnya ya di retail ini. Nah, contohnya kalau saya boleh bilang bahwa salah satu chain yang ada di Indonesia yang jualannya juga banyak produk-produk kesehatan, plus produk-produk pokoknya kesehatan, beauty, dan lain-lain. Nah, ini ada,” kata Buldansyah di Kantor Indosat pada Selasa (7/10/2025).

    Buldansyah mengatakan, pelaku ritel kini sangat tertarik untuk meningkatkan keterlibatan dengan pelanggan, terutama dalam membangun kesadaran merek (brand awareness). Dia menuturkan, sejumlah ritel khususnya di sektor fesyen ingin agar produk mereka diiklankan secara lebih terarah ke segmen konsumen tertentu, bukan disebarkan secara massal ke jutaan orang yang tidak relevan.

    Menurutnya, Indosat telah menyediakan berbagai solusi untuk membantu pelaku usaha ritel berinteraksi lebih efektif dengan pelanggan melalui targeted advertising berbasis lokasi dan perilaku konsumen. Dia menambahkan, kemampuan analitik Indosat memungkinkan toko ritel mengidentifikasi perilaku belanja, daya beli, dan lokasi pelanggan potensial dengan lebih akurat.

    “Daripada sejuta orang kita kirim aja ke lima puluh ribu orang, tapi yang relevan banget. Apalagi tadi ada location base-nya bahwa ini ada ke toko-tokonya apa nggak sih tinggalnya dia aktivitas sehari-harinya tuh ada di sekitar situ atau nggak,” katanya.

    Selain untuk meningkatkan pemasaran, Indosat juga menyediakan solusi untuk mendukung operasi toko, termasuk sistem konektivitas antar-cabang, fleet management, hingga AI Vision untuk keamanan dan efisiensi tata letak toko.

    “Kalau dulu CCTV itu dipakai untuk ngeliat setelah udah kejadian. Kalau CCTV yang kita, enggak. Kalau ada orang-orang yang mencurigakan, udah di-alert. Udah dikasih alarm ke tim security-nya,” ungkap Buldansyah.

    Buldansyah menjelaskan, melalui teknologi AI Vision, pelaku ritel dapat melihat peta panas (heatmap) yang menunjukkan area toko paling ramai pada waktu tertentu. Data tersebut membantu mereka menata ulang area penjualan agar lebih optimal. Menurut Buldansyah, dengan kemampuan AI, sistem yang dikembangkan Indosat bersifat adaptif terhadap kebutuhan setiap toko.

    “Sekarang ini dengan AI, kita boleh dibilang limit kita itu adalah imajinasi orang. Bagaimana si toko, kita punya banyak pengalaman dari global yang kita implementasikan ke sini. Tapi setiap retailer juga punya masing-masing profil-nya yang bisa memberi machine learning kepada sistem kita,” ujarnya.

    Sementara itu, Yudi Handiwibowo, VP Head of B2B Product & Marketing Indosat, menjelaskan bahwa solusi B2B Indosat juga menyasar pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), dengan menghadirkan inovasi yang praktis dan sesuai kebutuhan lapangan.

    “Kalau secara practical use case untuk yang di sektor UKM, karena UKM datanya ada hampir 4 juta pedagang, dan salah satu tantangan sekarang trennya mungkin teman-teman semua kalau belanja pada pake uang cash atau pake QR sekarang. Nah yang sering kejadian itu banyak QR yang dibikin fake,” tutur Yudi.

    Untuk menjawab persoalan tersebut, Indosat menghadirkan perangkat QR Soundbox, yang memberi notifikasi suara ketika transaksi berhasil dilakukan. “Jadi mungkin udah familiar, teman-teman kalau belanja tuh pas bayar tiba-tiba keluar bunyinya tuh. Oh sudah masuk uangnya. Nah itu kan simple solution, tapi bagi pelaku usaha jadi bisa meminimalisir adanya fraud tuh pembayaran,” kata Yudi.

    Dia menegaskan, solusi yang ditawarkan Indosat tidak hanya berfokus pada aspek teknologi tinggi, tetapi juga pada hal-hal praktis yang dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh pelaku usaha. Selain itu, pengalaman Indosat dalam sektor lain seperti pertambangan juga turut diadaptasi untuk mendukung operasional ritel, termasuk pemantauan kepatuhan dan performa karyawan di lapangan.

    Yudi menambahkan, sistem surveillance berbasis AI yang dikembangkan Indosat juga dapat memberikan feedback langsung kepada pemilik toko untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kepercayaan pelanggan.

    “Oh ini kayaknya karyawannya perlu di-training lagi, bagaimana cara menghadapi customer,” ujarnya.

  • BRIN Ungkap Alasan Meteor Jatuh di Cirebon Timbul Suara Dentuman Keras

    BRIN Ungkap Alasan Meteor Jatuh di Cirebon Timbul Suara Dentuman Keras

    Jakarta, CNBC Indonesia – Akhir pekan lalu warga Cirebon mendadak heboh karena ada suara dentuman keras yang seolah menghantam bumi. Suara dentuman terdengar di wilayah Kuningan dan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Minggu (5/10/2025) malam.

    Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, menyebut dentuman itu disebabkan oleh meteor berukuran cukup besar yang melintas di langit.

    “Berdasarkan fakta-fakta, saya menyimpulkan fenomena dentuman di Cirebon dan sekitarnya adalah meteor cukup besar yg melintas dari arah barat daya di selatan Jawa terus ke wilayah Kuningan dan Kabupaten Cirebon sekitar pukul 18.35 – 18.39 WIB,” ujar Thomas dikutip dari blog pribadinya, Selasa (7/10/2025).

    Thomas menjelaskan, ketika meteor memasuki lapisan atmosfer yang lebih rendah dan padat di atas Kuningan dan Cirebon, muncul gelombang kejut yang terdengar sebagai suara dentuman keras.

    Gelombang tersebut juga terdeteksi oleh sensor BMKG Cirebon pada pukul 18.39 WIB di Astanajapura.

    “Diduga meteor itu jatuh di Laut Jawa,” ujarnya.

    Sebelumnya, warga di wilayah Kuningan dan Cirebon melaporkan mendengar dentuman keras disertai getaran pada Minggu malam. Beberapa rekaman CCTV dan video amatir juga memperlihatkan bola api terang meluncur di langit sebelum suara keras terdengar.

    Thomas kemudian membandingkan dengan kejadian meteor Bone 2009. Dari segi ukuran, meteor di Cirebon hanya sekitar 3-5 meter. Namun cukup menimbulkan gelombang kejut.

    Sementara meteor Bone yang jatuh di Sulawesi Selatan pada 2009, menimbulkan dentuman keras yang terdengar sampai jarak 10 kilometer dan kaca jendela rumah warga bergetar.

    “Meteor Bone ditaksir oleh peneliti NASA ukurannya sekitar 10 kilometer. Saya memperkirakan ukuran meteor Cirebon sekitar 3-5 meter.” pungkasnya.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Indomaret di Jalan Raya Kerek Tuban Terbakar

    Indomaret di Jalan Raya Kerek Tuban Terbakar

    Tuban (beritajatim.com) – Indomaret di Jalan Raya Kerek-Montong turut Desa Margomulyo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban kebakaran.

    Belum diketahui penyebabnya apa, Pemadam Kebakaran (Damkar) Tuban masih selidiki.

    Kepala Bidang (Kabid) Damkar Tuban, Sutaji menyampaikan kebakaran terjadi sekitar pukul 01.30 Wib selasa dini hari, berdasarkan keterangan warga sekitar mendengar ada suara seperti letusan yang berasal dari dalam Indomaret. Setelah di cek ternyata ada kebakaran.

    “Kami menerima laporan itu sudah dalam kebakaran apinya membesar,” ujar Sutaji. Selasa (07/10/2025)

    Sehingga saat pihaknya menerima laporan langsung mengerahkan tim Mako Tuban gabungan 2 armada dan dibantu 1 armada Semen Indonesia langsung mendatangi lokasi dan api berhasil dipadamkan sekitar pukul 05.00 Wib.

    “3 jam api sudah dapat dikendalikan,” imbuhnya.

    Selain itu, Indomaret keadaan sudah tutup dari pukul 23.30 Wib dengan kondisi lampu dipadamkan yang masih ada aliran listriknya hanya mesin ATM serta CCTV saja.

    “Untuk penyebabnya belum tahu dan kerugian ditafsir berapa belum dihitung,” pungkasnya. [dya/ted]

  • Warga Australia yang Ikut Perahu ke Gaza Diperlakukan Kasar oleh Israel

    Warga Australia yang Ikut Perahu ke Gaza Diperlakukan Kasar oleh Israel

    Anda sedang menyimak rangkuman berita-berita utama dari sejumlah negara yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

    Dunia Hari Ini edisi Selasa, 7 Oktober 2025, kita awali dari upaya mengirim bantuan ke Gaza.

    Warga Australia mengaku diperlakukan kasar oleh Israel

    Aktivis Australia, yang bergabung dalam armada perahu ke Gaza dan ditangkap oleh otoritas Israel, mengaku mendapat perlakuan buruk seperti pemukulan fisik di dalam penjara.

    Pengakuan ini muncul setelah Israel menahan awak perahu armada Sumud Global, dengan 171 aktivis lainnya dideportasi keluar Israel, termasuk Greta Thunberg.

    ABC sudah memperoleh ringkasan laporan yang disusun diplomat Australia di Israel, setelah mereka bertemu dengan beberapa warga Australia yang ditahan di penjara Ketziot, dekat perbatasan Israel-Mesir di Gurun Negev.

    Kementerian Luar Negeri Australia mengatakan: “Pemerintah Australia sudah menegaskan kepada Israel harapan kami bahwa para tahanan akan menerima perlakuan manusiawi sesuai dengan norma-norma internasional.”

    PM Prancis harus cari jalan keluar dari krisis

    Presiden Prancis Emmanuel Macron menugaskan PM Prancis Sebastien Lecornu untuk mengadakan perundingan dengan partai-partai politik lain untuk mencari jalan keluar dari krisis, sebelum ia mengundurkan diri.

    Macron mengatakan siap untuk “mengambil alih tanggung jawabnya” jika gagal, seperti dikatakan pejabat kepresidenan, yang mungkin merujuk pada penyelenggaraan pemilihan legislatif baru.

    Lecornu diangkat sebagai perdana menteri pada bulan September, kemudian mengumumkan kabinet barunya pada hari Minggu (05/10), waktu setempat.

    Namun, ia mengumumkan pengunduran dirinya hanya 14 jam kemudian, setelah pertemuan dengan berbagai partai di Majelis Nasional Prancis gagal membuahkan hasil.

    “Syarat-syarat tidak terpenuhi bagi saya untuk menjalankan fungsi saya sebagai perdana menteri,” kata Lecornu, Senin kemarin.

    Badai salju Gunung Everest memakan korban

    Seorang pendaki tewas dan ratusan lainnya diselamatkan setelah hujan salju lebat terjadi di dekat Gunung Everest dan di Dataran Tinggi Tibet, demikian laporan media CCTV.

    Pendaki yang meninggal dunia diketahui akibat hipotermia, sementara lebih dari 130 orang lainnya dievakuasi dari wilayah yang sama setelah ratusan penyelamat dan dua drone dikerahkan, tambahnya.

    Salju dan hujan lebat yang mengguyur Himalaya selama akhir pekan ini juga mendorong penduduk desa setempat dan tim penyelamat untuk mencoba menjangkau para pendaki yang diduga masih terjebak.

    Dalam beberapa hari terakhir para pendaki berbondong-bondong ke kawasan tersebut karena hari libur nasional delapan hari di China, meski berakhir dengan terjebak dalam cuaca ekstrem.

    Di perbatasan Nepal dan India, pejabat setempat menyebut tanah longsor dan banjir sudah menewaskan lebih dari 70 orang, sementara petugas penyelamat terus berupaya menjangkau masyarakat yang terisolasi di daerah pegunungan terpencil.

    Waktu terbaik untuk melihat ‘supermoon’

    Australia akan menyaksikan bulan purnama super, atau ‘supermoon’, yang pertama di tahun 2025.

    Meskipun ‘supermoon’ bukanlah istilah astronomi, fenomena terjadi saat bulan berada dalam jarak 90 persen dari titik terdekatnya dengan Bumi, yang juga dikenal dengan istilah “perigee.”

    Meskipun ‘harvest moon’ di bulan Oktober menjadi ‘supermoon’ yang pertama, tapi bukan menjadi yang terakhir untuk tahun ini, karena ada dua bulan purnama lagi yang digolongkan sebagai “super” yang akan terjadi pada bulan November dan Desember.

    Bulan akan terlihat paling penuh pada malam hari ini, Selasa, 7 Oktober. Namun jika Anda melewatkannya, jangan khawatir. Bulan akan tetap terlihat spektakuler pada hari Rabu malam besok, 8 Oktober.

  • Cerita Pendaki Terjebak Badai Salju di Gunung Everest

    Cerita Pendaki Terjebak Badai Salju di Gunung Everest

    Jakarta

    Tim penyelamat telah dikerahkan ke lereng terpencil Gunung Everest di Tibet, tempat ratusan pendaki terjebak badai salju di sisi timur gunung, lapor media pemerintah China.

    Ratusan warga desa setempat dan tim penyelamat telah dikerahkan untuk membersihkan salju yang menghalangi akses ke daerah yang terletak di ketinggian lebih dari 4.900 meter itu.

    Sekitar 350 orang telah diselamatkan dan dievakuasi ke tempat aman di kota kecil Qudang, lapor kantor berita Reuters pada Minggu (05/10). Pada Senin (06/10), media pemerintah China melaporkan sekitar 200 pendaki masih terjebak.

    Media lokal awalnya melaporkan sekitar 1.000 pendaki terjebak badai salju di lereng Everest.

    Hujan salju lebat dimulai pada Jumat (03/10) malam dan semakin intens di lereng timur Gunung Everest di Tibet, area yang populer bagi para pendaki dan pejalan kaki.

    “Cuacanya sangat basah dan dingin sehingga hipotermia menjadi risiko nyata,” kata Chen Geshuang, salah satu pendaki yang mencapai Qudang, kepada Reuters.

    “Cuaca tahun ini tidak normal. Pemandu wisata berkomentar bahwa ia belum pernah mengalami cuaca seperti ini di bulan Oktober sebelumnya. Dan itu terjadi begitu tiba-tiba,” ujarnya.

    Rencana awalnya adalah meninggalkan pegunungan pada 11 Oktober. Namun semuanya berubah ketika badai salju dahsyat melanda.

    Saat Chen memeriksa prakiraan cuaca, diperkirakan akan turun salju pada 4 Oktober, tetapi cerah pada tanggal 5 Oktober, dan cuaca cerah diperkirakan terjadi pada hari berikutnya.

    Jadi kelompok pendakiannya yang berjumlah lebih dari 10 orang memutuskan untuk tinggal, sebagaimana telah mereka rencanakan.

    Namun, pada malam hari, badai bertambah parah, disertai guntur, angin kencang, dan salju terus-menerus.

    Para penyelamat menyediakan makanan bagi mereka yang mereka selamatkan. (CCTV)

    ‘Saat saya bangun, saljunya sudah setebal satu meter’

    Pemandu kelompok pendakian itu kemudian membantu menyingkirkan salju dari tenda demi mencegah tenda roboh

    “Ketika kami bangun keesokan paginya, salju sudah setinggi sekitar satu meter,” kenang Chen, seraya menambahkan bahwa kelompoknya memutuskan untuk kembali.

    Kelompok itu menghabiskan hampir enam jam mendaki kembali pada 5 Oktober, karena jalan setapak telah terkubur di bawah lapisan salju tebal.

    Saat turun, mereka bertemu dengan penduduk desa Tibet yang sedang mendaki bukit sambil membawa perlengkapan untuk upaya penyelamatan.

    Petugas pemadam kebakaran Tibet menyelamatkan pendaki dari Gunung Everest setelah terjebak badai salju, di Tingri, Daerah Otonomi Tibet, China, dalam tangkapan layar yang diambil dari video yang dirilis pada 6 Oktober 2025. (Reuters)

    Penduduk desa memberi tahu mereka bahwa ratusan warga setempat telah bergabung dalam operasi pencarian dan penyelamatan.

    “Banyak orang datang ke sini untuk mendaki selama Golden Week, tetapi salju tahun ini luar biasa,” ujarnya.

    Pemandunya juga berkomentar bahwa cuaca seperti itu di lereng timur Everest sangat tidak biasa, tambahnya.

    “Kami semua pendaki berpengalaman,” kata Chen.

    “Tapi badai salju ini sangat sulit dihadapi. Saya sangat beruntung bisa lolos.”

    Tim penyelamat Blue Sky di Tibet menerima panggilan darurat yang melaporkan bahwa tenda-tenda pendakian roboh akibat hujan salju lebat dan bahwa beberapa pendaki telah menderita hipotermia, media pemerintah China melaporkan.

    Perusahaan Pariwisata Daerah Tingri telah menangguhkan penjualan tiket dan akses ke Everest mulai Sabtu, Reuters melaporkan.

    Wilayah ini saat ini menghadapi kondisi cuaca ekstrem, karena negara tetangga Nepal dilanda hujan lebat yang memicu tanah longsor dan banjir bandang yang menyapu jembatan dan menewaskan sedikitnya 47 orang dalam dua hari terakhir.

    Chen GeshuangPemandangan Gunung Everest yang diambil oleh Chen

    Pariwisata domestik telah meningkat pesat di China selama sepekan terakhir, karena negara tersebut merayakan libur Hari Nasional selama sepekan, yang dikenal sebagai Golden Week.

    Di Cina, Topan Matmo menerjang daratan, memaksa sekitar 150.000 orang mengungsi dari rumah mereka.

    Di negara tetangga Nepal, sedikitnya 47 orang tewas sejak Jumat setelah hujan lebat memicu tanah longsor dan banjir.

    CCTVMereka yang berhasil selamat diperingatkan untuk pergi ke tempat yang aman.

    Gunung Everest adalah puncak tertinggi di dunia, dengan ketinggian 8.849 meter.

    Pemerintah setempat telah berinvestasi dalam pengembangan pariwisata di Kawasan Pemandangan Gunung Everest, tujuan populer bagi para trekker.

    Ini termasuk Everest Base Camp, sebuah titik pengamatan dan sebuah biara Buddha, serta beberapa lembah dan situs lainnya.

    Upaya ini membuahkan hasil: pada 2024, Kawasan Pemandangan Gunung Everest menerima rekor 540.200 pengunjung, menurut media pemerintah.

    Para pengunjung ini biasanya berambisi mencapai puncak tertinggi di dunia. Pada 2024, hampir 1.000 orang mencapai puncak Everest, sebagian besar dari mereka menaiki Everest dari sisi Nepal.

    Tetapi mencapai puncak Everest dianggap sangat berbahaya.

    Dalam beberapa tahun terakhir, Gunung Everest telah disorot karena kepadatan pendakian, masalah lingkungan, dan serangkaian upaya pendakian yang fatal.

    Mengapa sulit untuk memverifikasi informasi area

    Bahkan dalam situasi terbaik sekalipun, memperoleh informasi akurat dari Daerah Otonomi Tibet (TAR) bisa sangat sulit.

    Tidak ada orang asing yang diizinkan masuk tanpa izin khusus, dan wartawan hanya diizinkan masuk untuk mengikuti tur resmi yang diselenggarakan pemerintah, yang juga jarang terjadi.

    Oleh karena itu, ketika jurnalis mencoba menghubungi orang-orang di dalam ATR, mereka biasanya diblokir.

    Orang-orang langsung menutup telepon atau menolak menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar sekalipun.

    Getty ImagesHujan salju lebat mulai turun pada Jumat malam.

    Selama krisis apa pun, seperti keadaan darurat penyelamatan, kontrol ini semakin diperkuat.

    Pemerintah China lebih suka jika aliran informasi dikendalikan oleh Partai Komunis melalui organ-organnya sendiri.

    Namun, media pemerintah China telah melaporkan cuaca berbahaya di bagian Himalaya ini selama musim liburan Oktober dan upaya penyelamatan berikutnya.

    Menurut laporan tersebut, seluruh pendaki telah dievakuasi ke kota atau lokasinya, dan tampaknya dalam beberapa jam ke depan, rombongan pendaki akan menuruni gunung secara bertahap.

    Laporan tambahan oleh Stephen McDonell di Beijing dan Koh Ewe di Singapura

    Lihat Video: Dihantam Badai Salju, Ratusan Pendaki Terjebak di Gunung Everest

    (ita/ita)