Produk: CCTV

  • Babak Baru Perang Dagang AS Vs China, Dua Raksasa Saling Pungut Biaya Kapal

    Babak Baru Perang Dagang AS Vs China, Dua Raksasa Saling Pungut Biaya Kapal

    Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat dan China memulai babak baru perang dagang dengan saling mengenakan biaya tambahan di pelabuhan terhadap kapal masing-masing, menjadikan sektor maritim sebagai medan konfrontasi terbaru antara dua ekonomi terbesar dunia.

    Melansir Reuters pada Selasa (14/10/2025), China menyatakan telah mulai memungut biaya khusus terhadap kapal yang dimiliki, dioperasikan, dibangun, atau berbendera AS. Namun, Beijing menegaskan bahwa kapal buatan China akan dibebaskan dari pungutan tersebut.

    Dalam rincian yang disiarkan oleh CCTV, pemerintah China menjelaskan ketentuan pengecualian, termasuk untuk kapal kosong yang memasuki galangan kapal di China untuk perbaikan. 

    Biaya tambahan itu akan dipungut di pelabuhan pertama yang disinggahi atau untuk lima pelayaran pertama dalam setahun, dengan siklus penagihan tahunan yang dimulai setiap 17 April.

    Sebelumnya, pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana pengenaan biaya pelabuhan terhadap kapal yang berafiliasi dengan China. Kebijakan ini bertujuan mengurangi dominasi China dalam industri maritim global serta memperkuat kapasitas galangan kapal AS.

    Pemerintah AS juga akan mulai memungut biaya tersebut pada 14 Oktober. Analis memperkirakan perusahaan pelayaran China, COSCO, akan menjadi pihak yang paling terdampak, menanggung hampir setengah dari beban biaya yang diperkirakan mencapai US$3,2 miliar pada 2026.

    Sebagai balasan, China mengumumkan pekan lalu akan mengenakan biaya serupa terhadap kapal yang berafiliasi dengan AS mulai pada hari yang sama. Menurut analis Jefferies Omar Nokta, sekitar 13% kapal tanker minyak mentah dan 11% kapal kontainer global akan terdampak kebijakan timbal balik tersebut.

    “Langkah saling balas ini mengunci kedua ekonomi dalam spiral pajak maritim yang berisiko mengganggu arus perdagangan global,” tulis perusahaan riset Xclusiv Shipbrokers yang berbasis di Athena dalam laporannya.

    Ketegangan meningkat setelah Trump pada Jumat (10/10/2025) mengancam akan mengenakan tarif tambahan 100% terhadap barang impor asal China serta memberlakukan pembatasan ekspor baru untuk perangkat lunak strategis mulai 1 November.

    Beberapa jam setelah itu, pejabat pemerintahan AS memperingatkan bahwa negara-negara yang mendukung rencana Organisasi Maritim Internasional (IMO) PBB untuk menekan emisi gas rumah kaca dari sektor pelayaran bisa menghadapi sanksi, larangan berlabuh, atau pungutan kapal tambahan. China sebelumnya telah menyatakan dukungannya terhadap rencana IMO tersebut.

    “Penggunaan kebijakan perdagangan dan lingkungan sebagai senjata menandakan bahwa sektor pelayaran kini telah berubah dari sekadar sarana perdagangan global menjadi alat politik luar negeri,” tulis Xclusiv.

    Sementara itu, saham perusahaan pelayaran COSCO yang terdaftar di Shanghai naik lebih dari 2% pada awal perdagangan Selasa. 

    Perusahaan tersebut juga mengumumkan rencana pembelian kembali saham senilai hingga 1,5 miliar yuan (sekitar US$210 juta) dalam tiga bulan ke depan untuk menjaga nilai korporasi dan melindungi kepentingan pemegang saham.

  • Pihak keluarga batal tinjau TKP kematian Arya Daru

    Pihak keluarga batal tinjau TKP kematian Arya Daru

    Jakarta (ANTARA) – Pihak keluarga batal meninjau tempat kejadian perkara (TKP) kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan (ADP) bersama penyelidik Polda Metro Jaya yang rencananya dilakukan pada Selasa.

    Kuasa hukum keluarga, Dwi Librianto menjelaskan, pembatalan tersebut terjadi karena pihaknya belum mendapat izin resmi dari penyidik Polda Metro Jaya yang telah diajukan sejak pekan lalu.

    “Kayaknya hari ini enggak jadi, kemarin sore sampai malam aku nunggu izin dari Direktur Diteskrimum sampai sekarang belum turun,” katanya saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Sampai saat ini belum ada izin dari Polda. “Jadi belum ke sana,” katanya.

    Dwi menambah peninjauan TKP sangat penting agar keluarga memiliki gambaran objektif sebelum bertemu dengan penyelidik pada Kamis (16/10).

    Polda Metro Jaya bakal memaparkan semua hasil penyelidikan untuk mengungkap kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan (ADP).

    Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat (Penmas) Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak menjelaskan, pemaparan tersebut direncanakan pada Kamis (16/10).

    “Untuk memaparkan segala suatu hasil, mulai dari olah TKP sampai dengan penyelidikan hingga hari ini,” katanya saat ditemui di Jakarta, pekan lalu.

    Pihaknya juga akan memaparkan metode mencari serta cara untuk menemukan barang bukti telepon seluler (hp) korban yang masih ada.

    Sementara itu, kuasa hukum pihak keluarga ADP yang diwakili oleh Dwi Librianto menjelaskan pihaknya akan meminta bantuan Polda Metro Jaya untuk mengecek dari mulai tempat kos.

    “Untuk melihat urutannya bagaimana sehingga pada saat kita memaparkan, kami sudah dapat gambaran,” katanya.

    Kuasa hukum ADP lainnya, Mira Widyawati mengatakan, Polda Metro Jaya juga memperbolehkan dan mengizinkan untuk membawa ahli dari pihak keluarga, seperti ahli forensik, CCTV, IT dan psikolog.

    “Artinya kita akan ada, ahli pembanding, pada saat nanti diskusi dengan pihak penyelidik,” katanya.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Moge Harley Davidson Rp250 Juta Dicuri di Mal Jakpus, Ditemukan Sehari Kemudian di Bekasi – Page 3

    Moge Harley Davidson Rp250 Juta Dicuri di Mal Jakpus, Ditemukan Sehari Kemudian di Bekasi – Page 3

    Ia mengungkapkan, motor korban ditemukan sehari setelah kejadian, tepatnya pada Senin pagi (13/10) di sebuah pusat perbelanjaan di Bekasi, Jawa Barat.

    “Barang bukti sudah kami amankan dan saat ini kami sedang mendalami identitas pelaku yang masih dalam pengejaran. Proses hukum akan terus kami lanjutkan sesuai ketentuan,” ungkapnya.

    Sementara itu, korban NAP menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada pihak kepolisian yang telah menemukan motornya.

    “Terima kasih banyak kepada Polsek Metro Tanah Abang. Saya sangat lega dan bersyukur motor saya bisa ditemukan dalam waktu singkat. Salut atas kinerja polisi,” ujar NAP.

    Lalu, Kapolsek Metro Tanah Abang Kompol Haris Akhmad Basuki menjelaskan, pelaku memanfaatkan kelengahan korban yang tidak mengunci stang motornya.

    “Dari hasil analisa CCTV, pelaku terlihat mengambil motor dengan cepat. Ini murni aksi pencurian kendaraan bermotor yang dilakukan secara oportunis. Setelah informasi disebarkan di media sosial, kami menerima laporan dari masyarakat bahwa motor tersebut terlihat di Bekasi. Tim langsung ke lokasi dan berhasil mengamankannya,” jelas Haris.

     

  • 9
                    
                        Kisah Pilu Angga Siswa SMP di Grobogan Tewas Dibully Teman Sekelas, 2 Kali Duel Usai Dihina
                        Regional

    9 Kisah Pilu Angga Siswa SMP di Grobogan Tewas Dibully Teman Sekelas, 2 Kali Duel Usai Dihina Regional

    Kisah Pilu Angga Siswa SMP di Grobogan Tewas Dibully Teman Sekelas, 2 Kali Duel Usai Dihina
    Tim Redaksi
    GROBOGAN, KOMPAS.com
    – Kasus tewasnya Angga Bagus Perwira (12), siswa kelas VII SMP Negeri 1 Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, yang diduga menjadi korban
    bullying
    teman-teman sekelasnya, pada Sabtu (11/10/2025) mencoreng dunia pendidikan.
    Faktanya, selama ini, bocah pendiam asal Desa Ledokdawan, Geyer, itu disebut sering mengalami perundungan verbal dan fisik.
    Kepala SMPN 1 Geyer, Sukatno, mengatakan, dua bulan lalu tepatnya pada 28 Agustus, Nenek Angga pernah melaporkan ke pihak sekolah menyoal perundungan yang dialami Angga di kelas VII G.
    Namun, kata Sukatno, permasalahan tersebut sudah berhasil dimediasi internal oleh pihak sekolah.
    “Guru BK langsung menindaklanjuti dengan memberi bimbingan. Mereka teman satu kelas. Masalah selesai, pelaku sudah minta maaf. Selanjutnya mereka berteman seperti biasa,” kata Sukatno saat ditemui di ruangannya, Senin (13/10/2025).
    Menurut Sukatno, kasus perundungan yang menimpa Angga saat itu berbeda dengan dugaan
    bullying
    kali ini meski pelaku sama-sama satu kelas VII G.
    Karenanya, pihak sekolah pun mengaku kecolongan lantaran perisakan saat itu dipastikan telah berakhir damai.
    “Beda pelaku dengan yang ini. Kami sangat menyesal dan mohon maaf hal itu bisa terjadi. Kami percayakan penanganan kasus ini kepada kepolisian,” tutur Sukatno.
    Sukatno sendiri mengaku syok dengan peristiwa tragis yang merenggut nyawa anak didiknya itu.
    “Saya syok dan prihatin. Kenapa hal itu bisa terjadi. Itu pas jam istirahat kedua. Kami akan terus melakukan evaluasi meski sosialisasi soal bahaya
    bullying
    dan sebagainya sudah sering kita upayakan,” kata Sukatno saat ditemui di SMPN 1 Geyer, Senin (13/10/2025).
    Disampaikan Sukatno, dari keterangan yang dihimpun pihak sekolah, dugaan
    bullying
    itu berlangsung di teras atau depan ruang kelas VII G.
    Berdasarkan pantauan, lokasi kejadian ini berada di lantai 2 dan cukup jauh dari ruang guru.
    “Kejadian pukul 11.10 saat istirahat kedua. Jadi waktu itu kami tidak tahu. Tiba-tiba ada siswa yang lapor dan kami langsung ke UKS membawa Angga ke Puskesmas. Namun Puskesmas menyatakan Angga sudah meninggal,” ungkap Sukatno.
    Sukatno dan jajarannya sangat menyayangkan insiden tak pantas itu bisa terjadi. Sukatno dan guru-guru lain tak menyangka karena kelas VII G tempat Angga menuntut ilmu, diisi oleh 29 murid paling berprestasi.
    “Kelas VII G kelas paling baik dibanding kelas VII lainnya. Kami memohon maaf sebesar-besarnya dan berduka cita atas meninggalnya siswa kami, Angga Bagus Perwira,” tutur Sukatno.
    Pascakejadian, kata Sukatno, pihak SMPN 1 Geyer langsung membuat laporan ke Polres Grobogan.
    Saat itu jenazah Angga langsung dilarikan ke RSUD Dr R Soedjati Soemodiardjo, Purwodadi, untuk kepentingan otopsi yang dikehendaki keluarga Angga.
    Selanjutnya, Sukatno beserta guru dan siswa yang didampingi orangtuanya langsung menjalani serangkaian pemeriksaan di Unit PPA Satreskrim Polres Grobogan. Ia pun berharap kasus ini diungkap secara profesional.
    “Kami dimintai keterangan di Unit PPA Satreskrim Polres Grobogan. Kami sangat prihatin dan kami harap segera terungkap. Kami percayakan kepada polisi,” kata Sukatno.
    Dalam perkara dugaan penganiayaan yang menewaskan Angga ini, pihak keluarga menuntut keadilan dan mendesak kepolisian bersikap profesional.
    Padahal,
    bullying
    verbal dan fisik yang membayangi Angga akhir-akhir ini sudah pernah dilaporkan ke pihak sekolah.
    “Harapannya berlanjut seadil-adilnya. Enggak ada kata maaf intinya. Soalnya nyawa hubungannya ini. Kalau bisa nyawa dibayar nyawa. Tapi ini negara hukum, kita ikuti aturan yang berlaku. Harus dihukum setuntas-tuntasnya,” tegas Sawendra yang sudah 20 tahun merantau sebagai pekerja pabrik di Cianjur ini.
    Kakek korban, Pujiyo, mengatakan, tim medis yang menyerahkan jenazah Angga usai diotopsi di RSUD Dr R Soedjati Soemodiardjo, Purwodadi, menyampaikan adanya dugaan unsur penganiayaan.
    “Ada benturan kepala bagian kanan kiri. Ada penggumpalan darah di otak dan tengkorak di bawah otak belakang remuk. Kata dokternya seperti itu,” tutur Pujiyo saat ditemui di rumah duka di Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer, Minggu (12/10/2025).
    Disampaikan Pujiyo, saat ini keluarga Angga berharap kepolisian bisa segera mengusut tuntas perkara dugaan
    bullying
    yang melibatkan anak-anak di bawah umur ini. Mereka menuntut para pelaku dihukum seberat-beratnya.
    “Hukum harus ditegakkan seadil-adilnya. Biar ada efek jera juga,” tegas Pujiyo.
    APR (12), temen seangkatan Angga, mengatakan, pada Sabtu (11/10/2025) pagi, Angga diketahui sempat adu jotos dengan salah satu teman sekelasnya, El (12). Saat itu aktivitas belajar mengajar baru dimulai, namun guru belum datang.
    “Awal mulanya Angga diejek teman-temannya, lalu Angga tidak terima dan berkelahi. Angga dipukuli kepalanya dan kemudian berhenti. Itu saat jam ketiga, tapi belum ada guru,” kata APR, siswi kelas VII F yang ruangan kelasnya berdampingan dengan kelas VII G, bangku sekolah Angga.
    Bullying
    yang dialami Angga terus berlanjut hingga jam pelajaran selanjutnya. Menurut APR, ketika pukul 11.00, Angga kembali menerima perundungan dari teman-teman sekelasnya. Saat itu Angga dikerubungi teman-temannya sekelas dan diadu dengan salah seorang temannya, AD (12).
    “Kamu beraninya sama siapa? Lalu Angga berkelahi dengan AD hingga kepala Angga kena pukul berkali-kali. Dia kejang-kejang dan dibawa ke UKS tapi meninggal. Saat itu jam pelajaran tapi guru belum datang,” tutur APR.

    Sementara itu, Satreskrim Polres Grobogan masih mendalami kasus dugaan
    bullying
    yang menewaskan Angga. Bocah malang ini diduga meninggal dunia akibat mengalami kekerasan dari teman-teman sekelasnya.
    Sebelumnya Satreskrim Polres Grobogan juga menggandeng Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jateng untuk mengotopsi jenazah korban. Langkah ini dilakukan untuk menindaklanjuti permintaan keluarga korban sekaligus mengetahui penyebab pasti kematian korban.
    Sejauh ini, penyidik Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) telah berupaya mengumpulkan keterangan dengan memeriksa sejumlah saksi termasuk menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
    Kasat Reskrim Polres Grobogan AKP Rizky Ari Budianto, mengatakan, saat ini penyidik belum bisa menetapkan adanya tersangka menyusul pemeriksaan masih berlangsung.
    “Masih mendalami keterangan dari saksi-saksi. Supaya tahu peran masing-masing yang ada di TKP,” kata Rizky saat dihubungi melalui ponsel, Senin (13/10/2025).
    Menurut Rizky, hingga kini sebanyak sembilan saksi masih menjalani serangkaian pemeriksaan. Para saksi yang dihadirkan yakni para guru dan murid satu kelas korban.
    “Ada sembilan saksi yang diperiksa, enam di antaranya siswa. Untuk siswa didampingi orangtuanya,” kata Rizky.
    Selain olah TKP dan pemeriksaan saksi, sambung Rizky, penyidik juga telah mengumpulkan barang bukti. Salah satunya yakni Closed Circuit Television (CCTV) yang terpasang di sudut-sudut sekolah.
    Disampaikan Rizky, dalam penanganan kasus yang melibatkan anak-anak di bawah umur ini, penyidik tetap memberlakukan prinsip keadilan. Tentunya, kata Rizky, jika terbukti bersalah, anak yang berkonflik dengan hukum akan diproses merujuk Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA).
    “Harus benar-benar teliti karena ini anak-anak,” pungkas Rizky.
    Kepala Dinas Pendidikan Grobogan, Purnyomo, mengaku prihatin dengan kasus dugaan
    bullying
    yang menewaskan siswa kelas VII G, SMPN 1 Geyer. Purnyomo pun berharap Unit PPA Satreskrim Polres Grobogan yang menangani kasus ini bisa bersikap adil dan profesional.
    “Kami sangat prihatin dan menyesalkan kejadian itu bisa terjadi. Ini jadi bahan evaluasi kami supaya hal serupa tidak terulang. Kami ucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga Angga Bagus Perwira dan semoga polisi bisa mengungkap tuntas,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan, Purnyomo.
    Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, meminta Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melakukan investigasi kematian Angga.
    Lalu mengatakan bahwa investigasi itu merupakan perintah Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbud Ristek) Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.
    “Kita tentu tegas menolak segala bentuk kekerasan di dunia pendidikan dan mendorong Kemendikdasmen untuk segera melakukan investigasi menyeluruh,” kata Lalu saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/10/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dari Rekaman CCTV, Satlantas Polres Bojonegoro Ungkap Sopir Bus Kabur Usai Kecelakaan Maut

    Dari Rekaman CCTV, Satlantas Polres Bojonegoro Ungkap Sopir Bus Kabur Usai Kecelakaan Maut

  • Protes Petugas ASDP Dahulukan Mobil yang Tak Mengantre, Sopir Truk Dianiaya
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        13 Oktober 2025

    Protes Petugas ASDP Dahulukan Mobil yang Tak Mengantre, Sopir Truk Dianiaya Regional 13 Oktober 2025

    Protes Petugas ASDP Dahulukan Mobil yang Tak Mengantre, Sopir Truk Dianiaya
    Tim Redaksi
    AMBON, KOMPAS.com
    – MR, seorang sopir truk Lintas Pulau Seram babak belur dikeroyok sejumlah orang di dalam area dermaga feri Waipirit, Kecamatan kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku.
    Aksi penganiayaan terjadi setelah korban memprotes sejumlah petugas ASDP memberikan akses bagi sejumlah mobil yang baru datang untuk naik ke atas feri, padahal ada banyak mobil yang telah mengantre sejak lama di dalam dermaga.
    Aksi protes yang berujung adu mulut hingga tindakan penganiayaan tersebut terjadi pada Sabtu malam (11/10/2025).
    “Betul kasusnya telah dilaporkan ke kami dan saat ini sedang ditangani,” kata Kapolsek Kairatu AKP Saul Masbaitubun kepada
    Kompas.com
    , Senin (13/10/2025).
    Penganiayaan tersebut menyebabkan korban mengalami luka robek dan lebam di bagian pelipis mata dan wajahnya.
    Saul mengungkapkan, dari keterangan yang diterima, aksi penganiayaan tersebut terjadi setelah korban melayangkan protes hingga terjadi adu mulut lantaran tidak terima dengan sikap sejumlah petugas ASDP yang memberikan akses kepada sejumlah mobil yang baru masuk antrean untuk naik ke atas feri.
    “Awalnya terjadi perdebatan karena antrean ini. Dia protes karena banyak mobil yang sudah antre sejak lama tapi beberapa mobil yang baru datang langsung dinaikkan ke feri jadi terjadi keributan disitu,” katanya.
    Menurutnya polisi yang mendapatkan informasi tersebut langsung mendatangi dermaga dan berkoordinasi dengan para sopir dan juga pihak ASDP.
    Namun, sejam kemudian setelah polisi meninggalkan lokasi, aksi penganiayaan tersebut terjadi.
    Menurut Saul, dari pengakuan korban, para pelaku penganiayaan merupakan pegawai ASDP.
    Para pelaku tak hanya memukuli korban, tetapi juga menendang tubuh korban hingga korban terjatuh.
    “Yang dilaporkan itu petugas ASDP, dan dari pengakuan korban itu pelakunya ada beberapa orang,” ujarnya.
    Saul mengaku setelah kejadian tersebut, pihaknya langsung mendatangi lokasi kejadian dan mengarahkan korban untuk membuat laporan ke Polsek.
    “Kita arahkan korban ke Polsek untuk membuat laporan itu Pukul 23.00 WIT. Tapi saat akan diperiksa, korban mengalami pusing sehingga kita ahrirnya membawa dia ke Puskesmas untuk menjalani perawatan,” ujarnya. 
    Setelah sehari mendapat perawatan di Puskesmas, korban datang membuat laporan ke kantor Polsek Kairatu pada Minggu pagi (12/10/2025).
    Terkait dengan kasus tersebut, polisi telah memanggil salah seorang petugas ASDP yang diduga terlibat menganiaya korban.
    Saat dimintai keterangannya oleh polisi, petugas ASDP tersebut membantah telah menganiaya korban.
    “Kami juga telah berkoordinasi dengan pimpinan ASDP dan dia berjanji nanti akan cek anggotanya yang pukul. dan akan dibawa ke Polsek. Nah soal kasus ini kami juga sedang menjadwalkan untuk meminta keterangan dari tiga rekan korban yang saat itu berada di lokasi kejadian, saat ini mereka sedang berada di Ambon,” ujarnya. 
    Dalam kasus tersebut, pihaknya juga telah memeriksa kamera CCTV yang ada di sekitar lokasi kejadian.
    Namun, karena kondisi malam hari dan anrtean mobil yang banyak sehingga kejadian tersebut tidak terlihat dengan jelas.
    “Intinya kasus ini sementara kita tangani, kita juga akan meminta keterangan dari Kepala ASDP karena beliau sudah berjanji akan membawa salah satu pegawainya yang terlibat pemukulan tapi sampai saat ini belum dibawa,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Misteri Kematian Pria Bertato Berlian di Demak Temui Titik Terang, Korban Bersama Sejumlah Orang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        13 Oktober 2025

    Misteri Kematian Pria Bertato Berlian di Demak Temui Titik Terang, Korban Bersama Sejumlah Orang Regional 13 Oktober 2025

    Misteri Kematian Pria Bertato Berlian di Demak Temui Titik Terang, Korban Bersama Sejumlah Orang
    Tim Redaksi
    DEMAK, KOMPAS.com
    – Penemuan jenazah seorang laki-laki di Desa Botorejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, pada Sabtu (11/10/2025) mulai menunjukkan titik terang.
    Jenazah tanpa identitas tersebut ditemukan oleh warga di dekat sawah dengan ciri-ciri telinga kiri mengenakan anting dari batang rumput dan terdapat tato berbentuk berlian di tangan kiri.
    Kasatreskrim Polres Demak, Iptu Anggah Mardwi Pitriyono, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menemukan petunjuk penting dalam penyelidikan.
    Hasil pemeriksaan Closed Circuit Television (CCTV) dan keterangan dari warga sekitar menunjukkan bahwa korban sempat menumpang truk dari arah Kudus menuju Semarang bersama beberapa orang lainnya.
    “Korban ini numpang satu truk dari arah Kudus menuju Semarang,” kata Anggah melalui sambungan telepon kepada awak media, Senin (13/10/2025).
    Ia memastikan bahwa korban terkonfirmasi berada bersama enam orang lainnya, terdiri dari tiga laki-laki dan tiga perempuan sebelum ditemukan meninggal dunia.

    “Informasi terakhir dia datang bersama enam orang temannya,” jelasnya.
    Anggah menambahkan bahwa pihaknya terus melakukan pendalaman untuk mengungkap kasus kematian korban.
    Sebelumnya, Kapolsek Wonosalam, AKP Rusmanto, menyatakan bahwa jenazah laki-laki tanpa identitas tersebut terindikasi sebagai korban pembunuhan.
    Dugaan tersebut diperkuat dengan adanya darah di mulut korban yang terlihat saat olah tempat kejadian perkara (TKP).
    “Ada (dugaan penganiayaan), ada luka darah. Ada indikasi (pembunuhan), tapi identitasnya tidak ada semua,” ujar Rusmanto melalui sambungan telepon pada hari yang sama.
    Penyelidikan lebih lanjut diharapkan dapat mengungkap identitas dan penyebab kematian korban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terapis Spa yang Ditemukan Tewas di Pejaten Diduga Sempat Hindari CCTV
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 Oktober 2025

    Terapis Spa yang Ditemukan Tewas di Pejaten Diduga Sempat Hindari CCTV Megapolitan 13 Oktober 2025

    Terapis Spa yang Ditemukan Tewas di Pejaten Diduga Sempat Hindari CCTV
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Polisi menduga terapis spa yang ditemukan tewas di belakang gedung TIKI Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, sempat berupaya menghindari tangkapan kamera CCTV sebelum meninggal.
    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ardian Satrio Utomo mengatakan, korban terlihat beberapa kali keluar masuk kamar mandi dan sempat melirik ke arah CCTV.
    Namun, tidak ada rekaman yang memperlihatkan momen saat korban jatuh dari ketinggian gedung.
    “Ada dugaan dia menghindari CCTV, masuk kamar mandi. Memang ada inisiatif dari dia (keluar),” kata Ardian, Senin (13/10/2025).
    “Sebelum kejadian dia bolak-balik kamar mandi, dia ngelihat ke arah CCTV,” tambahnya.
    Ardian menyampaikan, polisi hingga kini masih mendalami penyebab pasti kematian korban. Dugaan sementara, korban terjatuh atau sengaja melompat dari gedung.
    “Kalau dugaan dari kami sementara antara lompat atau jatuh. Sementara masih kami dalami,” ujarnya.
    Sebelumnya, seorang wanita tanpa identitas ditemukan tewas di belakang gedung TIKI Pejaten, Jalan Buncit Raya, Pejaten Barat, Pasar Minggu, pada Kamis (2/10/2025) pagi.
    Korban ditemukan dalam posisi terlentang dengan kondisi sudah tidak bernyawa.
    “Benar adanya seorang perempuan meninggal dunia dalam posisi terlentang, kaki miring kanan, dan kondisi sudah tidak bergerak serta tidak bernapas,” kata Kapolsek Pasar Minggu, Kompol Anggiat Sinambela, dalam keterangannya, Kamis.
    Dari hasil pemeriksaan di lokasi, polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Namun, terdapat beberapa luka lecet di bagian lengan kiri, perut sebelah kiri, dan dagu.
    “Dari hasil pengecekan di TKP, tidak ditemukan adanya tanda-tanda akibat kekerasan pada tubuh korban. Namun terlihat adanya luka lecet di lengan kiri, perut sebelah kiri, dan dagu,” ujar Anggiat.
    Di sekitar lokasi, petugas menemukan selendang serta dompet genggam berisi dua unit ponsel yang diduga milik korban.
    Sebelum korban ditemukan, seorang penghuni ruko di sekitar lokasi sempat mendengar suara teriakan perempuan. Ia kemudian melaporkan hal tersebut kepada satpam gedung TIKI bernama Uki.
    Uki bersama warga lain kemudian mencari sumber suara. Karena pagar belakang gedung cukup tinggi, Uki menggunakan tangga untuk memeriksa area di balik pagar dan menemukan korban sudah dalam kondisi tergeletak.
    “Saksi Uki kemudian mengecek di balik pagar belakang gedung, dan melihat adanya seorang perempuan tergeletak,” kata Anggiat.
    Saksi lain bernama Maliky juga berusaha menelusuri sumber suara tersebut ke dalam pusat spa “DS” di Ruko Pejaten Office Park.
    Ia mendapat informasi bahwa seorang terapis perempuan memang menginap di mess spa tersebut sebelum kejadian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Teror Geng Motor Bersenjata Bikin Resah Warga Makassar, Arung Pulang dari Masjid Jadi Korban

    Teror Geng Motor Bersenjata Bikin Resah Warga Makassar, Arung Pulang dari Masjid Jadi Korban

    Liputan6.com, Makassar – Aksi brutal geng motor bersenjata busur dan parang kembali meneror warga Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Tak lagi beraksi di tengah malam, kini para pelaku berani menebar teror di waktu salat Isya, saat warga baru saja keluar dari masjid.

    Korban geng motor Makassar kali ini adalah Arung (33), warga Kelurahan Banta-Bantaeng, Kecamatan Rappocini. Arung harus dilarikan ke rumah sakit setelah dada kirinya tertancap busur panah yang dilepaskan oleh sekelompok pemuda tak dikenal pada Minggu (12/10/2025) malam.

    Dalam rekaman video CCTV yang beredar, tampak puluhan pemuda berboncengan dua hingga tiga orang per motor, membawa senjata tajam, busur hingga kayu panjang mengamuk di Jalan Andi Djemma, Lorong 9. Aksi mereka sempat membuat warga dan pengguna jalan panik.

    Kapolsek Rappocini, Kompol Ismail, membenarkan insiden tersebut. Ia menyebut serangan itu terjadi secara mendadak, membuat warga panik dan terpaksa melakukan perlawanan.

    “Korban terkena busur di bagian dada sebelah kiri. Langsung kami evakuasi ke Rumah Sakit Faisal,” kata Ismail kepada wartawan, Senin (13/10/2025).

    Beruntung, nyawa Arung berhasil diselamatkan. Setelah menjalani perawatan intensif dan pencabutan anak panah dari dadanya, ia kini mulai pulih dan bisa beraktivitas kembali.

    Ismail mengaku bahwa saat ini pihaknya bersama Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Makassar tengah menyelidiki kejadian tersebut. Ismail bahkan mengaku telah mengantongi identitas salah satu pelaku.

    “Kami sudah kantongi identitas salah satu terduga pelaku. Saat ini masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut,” ujarnya.

    Namun hingga kini, motif di balik aksi penyerangan geng motor tersebut belum terungkap.

    “Masih kami dalami, identitas pelaku belum semuanya jelas. Berdasarkan keterangan saksi di lokasi, kami sudah mengantongi beberapa nama dan akan segera melakukan penangkapan,” tegas Kompol Ismail.

    Aksi geng motor bersenjata di Makassar belakangan ini memang kian meresahkan. Warga berharap aparat segera bertindak tegas agar teror yang tak kenal waktu ini tak lagi menelan korban berikutnya.

     

     

  • Terlibat Kecelakaan Maut di Bojonegoro, Sopir Bus Dali Jaya Sempat Kabur

    Terlibat Kecelakaan Maut di Bojonegoro, Sopir Bus Dali Jaya Sempat Kabur

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Sopir bus Dali Jaya yang diduga terlibat kecelakaan maut di Jalan Raya Bojonegoro-Babat hingga menewaskan seorang pengendara motor, akhirnya berhasil diamankan polisi.

    Sopir berinisial J tersebut sempat melarikan diri usai kejadian nahas yang merenggut nyawa Muhammad Iqbal Baihaqi.

    Kepala Unit Penegakan Hukum (Kanit Gakkum) Sat Lantas Polres Bojonegoro, Ipda Septian Nur Pratama, membenarkan bahwa sopir dan bus sudah diamankan.

    “Sopir sudah diamankan, saat ini masih kita mintai keterangan dan kita amankan busnya di Satlantas,” ujar Ipda Septian, Senin (13/10/2025).

    IPDA Septian menerangkan, sopir bus dengan inisial J warga Kecamatan Duduk Sampeyan, Kabupaten Gresik itu diamankan di garasi bus beserta kendaraannya. “Kami ambil (sopir dan bus) di garasi,” tambah Ipda Septian.

    Penangkapan terhadap sopir bus itu didapatkan setelah pihak kepolisian memeriksa sejumlah saksi serta alat bukti rekaman cctv di sekitar lokasi kejadian. Saat ini, pihak kepolisian masih mendalami insiden tersebut dengan mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi.

    Untuk diketahui, kecelakaan maut itu terjadi pada Minggu (12/10/2025) sekitar pukul 12.30 WIB di Jalan Raya Bojonegoro-Babat, tepatnya di Desa Ngemplak, Kecamatan Baureno. Berdasarkan keterangan saksi, kecelakaan bermula ketika bus yang melaju dari timur ke barat diduga mengambil haluan ke kanan hingga melebihi garis as jalan.

    “Sesampainya di TKP, kendaraan bus diduga mengambil haluan ke kanan hingga melebihi garis as jalan,” jelas Ipda Septian.

    Nahas, dari arah berlawanan (barat ke timur) melaju sepeda motor Honda Vario bernomor polisi S 3153 BF yang dikendarai oleh Muhammad Iqbal Baihaqi. Pengendara motor diduga terkejut melihat bus yang tiba-tiba berpindah jalur.

    “Karena kaget, Iqbal hilang kendali dan terjatuh dari motornya, kemudian langsung tertabrak oleh bus yang melaku ke arahnya,” terang Ipda Septian.

    Akibat tabrakan keras tersebut, korban Muhammad Iqbal Baihaqi mengalami luka serius dan dilarikan ke RS Karang Kembang Babat, namun nyawanya tidak tertolong. “Korban Muhammad Iqbal Baihaqi meninggal dunia saat dalam perawatan di rumah sakit,” tegasnya.

    Mirisnya, bus yang terlibat kecelakaan tersebut tidak berhenti untuk memberikan pertolongan dan langsung melarikan diri melanjutkan perjalanan ke arah barat. Polisi saat ini masih melanjutkan pemeriksaan terhadap sopir bus J untuk mengungkap detail lengkap insiden tabrakan maut ini. [lus/ted]