Produk: CCTV

  • Aneh, Pria Bau Miras Penculik Ibu-Ibu di Bandung Cuma Ambil Kartu SIM Ponsel Korbannya

    Aneh, Pria Bau Miras Penculik Ibu-Ibu di Bandung Cuma Ambil Kartu SIM Ponsel Korbannya

    ERA.id – Polrestabes Bandung memastikan ibu berinisial SA (43) yang diculik oleh komplotan bersenjata pada Minggu (8/12) di Jalan Sukanaga, Antapani, Kota Bandung, sudah kembali ke rumahnya.

    Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol. Budi Sartono mengatakan korban saat ini masih syok dan ketakutan setelah diantar pulang oleh ojek daring dari wilayah Pasir Impun, Bandung, pada Minggu malam.

    “Masih syok karena pelaku menggunakan topi dan masker, serta tercium minuman keras,” kata Budi di Bandung, Senin (9/12/2024).

    Budi mengatakan, jajarannya sedang memburu pelaku berdasarkan keterangan dari pengemudi ojek daring, korban dan juga rekaman kamera pengawas (CCTV) yang mengidentifikasi wajah pelaku.

    “Insyaallah para pelaku telah teridentifikasi dan kami lakukan pengejaran ucap dia.

    Menurut Budi, pada kejadian penculikan ini tidak ada harta benda yang diambil pelaku, hanya saja kartu SIM ponsel milik korban diambil.

    “Barang yang diambil dari keterangan adalah SIM card ini diambil, HP dikembalikan. Jadi, tidak ada barang diambil,” ujarnya.

    Perihal motif, polisi masih belum bisa menyampaikan sebab Satreskrim Polrestabes Bandung masih fokus untuk melakukan pengejaran pelaku.

    Sebelumnya, Kepala Polsek Antapani Komisaris Polisi Yusuf Tojiri mengungkapkan pada saat kejadian, korban dibawa secara paksa masuk ke mobil oleh orang tidak dikenal di depan rumahnya.

    Peristiwa ini dilaporkan warga setempat dan berdasarkan video yang beredar, terlihat pelaku menarik tangan korban sambil menodongkan senjata api hingga menyeret SA untuk masuk ke mobil pelaku.

    “Korban dibawa oleh seorang laki-laki yang belum diketahui identitasnya dengan cara menarik tangan korban memasukkan ke dalam mobil,” katanya.

  • Habis Diculik Pria Bersenjata Depan Pagar, Ibu di Bandung Kembali ke Rumahnya Diantar Ojek

    Habis Diculik Pria Bersenjata Depan Pagar, Ibu di Bandung Kembali ke Rumahnya Diantar Ojek

    ERA.id – Perempuan berinisial SA pulang ke rumahnya di Jalan Sukanagara Asri, Antapani Kidul, Kota Bandung, usai viral karena diculik oleh sejumlah orang bersenjata api.

    Ketua RW 9, Dwi Budi (61) mengatakan, SA tiba di rumahnya sekitar pukul 20.40 WIB pada Minggu (8/12/2024). Saat pulang ke rumah, SA terlihat diantar oleh seorang tukang ojek.

    Berdasarkan informasi yang Budi dapatkan, SA diantar oleh tukang ojek dari wilayah Pasir Impun, Kota Bandung. Kendati begitu, ia tak tahu menahu alasan korban berada di sana karena pihak kepolisian masih mendalaminya.

    “Saya tidak tahu, yang jelas yang nganter ke sini tukang ojek. Infonya dari Pasir Impun,” kata Budi, Senin (9/12/2024).

     Budi menuturkan, ketika terjadi penculikan, ia tak mendengar letupan senjata api yang terlihat dibawa oleh pelaku. Namun, berdasarkan rekaman CCTV, sejumlah orang tidak dikenal itu sempat mengancam korban dengan senjata api.

    “Lihat dari CCTV hanya ancaman saja (pakai senjata api). (Jumlah terduga pelaku) Dari CCTV mah dua orang,” tutupnya.

    Sebagai informasi, SA diculik oleh sejumlah orang tidak dikenal yang membawa senjata api pada Minggu (8/12/2024) sekitar pukul 11. 30 WIB di Jalan Sukanagara Asri, Antapani Kidul.

    Berdasarkan rekaman CCTV, SA terlihat berada di luar rumahnya lalu hendak membuka pagar pintu rumah. Belum sempat masuk ke rumah, tiba-tiba muncul sejumlah orang tidak dikenal menggunakan mobil masuk ke jalan Sukanagara Asri dan langsung menodongkan senjata api kepada SA.

    Tak lama dari itu, SA pun langsung dibawa masuk ke dalam mobil.

  • Pembunuhan Sadis, Driver Ojol Wanita di Cakung

    Pembunuhan Sadis, Driver Ojol Wanita di Cakung

    JAKARTA – Polisi masih memeriksa CCTV di Rusun Griya Tipar, Cakung, Jakarta Timur. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencari tahu siapa pelaku pembunuhan dan perampokan, dari Rieke Andianti (43) sebagai korbannya.

    Rieke yang bekerja sebagai pegawai travel umrah, ditemukan tewas bersimbah darah di dalam kamarnya di lantai 5nomor 17 Rusun Griya Tipar Cakung. Wanita berusia 43 tahun itu tewas dengan luka disekujur tubuhnya mulai dari leher, lengan, kaki, perut, pipi dan kepala, ditemukan bekas luka tusuk.

    “Masih dugaan pembunuhan, tapi untuk perampokan belum bisa dipastikan karena belum diketahui motifnya,” ucap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Hery Purnomo saat dihubungi, Sabtu 8 November 2019.

    Tubuh wanita yang juga berprofesi sampingan sebagai pengemudi ojek online itu pertama kali ditemukan oleh anaknya, Usman, Jumat (8/11). Kala itu, putra korban mendapat sambunga telepon soal ibundanya yak tak masuk kerja tanpa asalan jelas. Sehingga, Usman pun mendatangi kediaman ibunya itu. Hanya saja, rumah tersebut dalam kondisi terkunci.

    “Jadi korban itu tinggal sendiri. Anaknya itu dapat kabar kalau ibunya tidak masuk kerja. Jadi saksi datang untuk memeriksa,” kata Hery.

    Panik dengan kondisi ibundanya, Usman memutuskan masuk ke rumah itu secara paksa. Hingga akhinya, Rieke ditemukan tak bernyawa dengan kondisi mengenaskan.

    Sementara, dari hasil penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP), Hery menyebut telah mengantongi identitas terduga pelaku. Hanya saja, dikatakan hal itu tak bisa disampaikan lantaran masih mencari bukti-bukti kuat untuk memastikannya

    “Dengan bukti-bukti yang ada sementara, yang diduga itu kemungkinan si pelakunya, kami sudah tahu, tapi masih dugaan. Jadi mesti didalami lagi,” pungkas Hery.

  • 6
                    
                        Diantar Ojek, Korban Penculikan di Antapani Bandung Telah Kembali ke Rumah
                        Bandung

    6 Diantar Ojek, Korban Penculikan di Antapani Bandung Telah Kembali ke Rumah Bandung

    Diantar Ojek, Korban Penculikan di Antapani Bandung Telah Kembali ke Rumah
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – S (43), wanita yang diduga menjadi korban penculikan di wilayah Antapani, Kota Bandung, Jawa Barat, kini telah kembali ke rumahnya.
    Perempuan S diantar ojek dari wilayah Pasir Impun.
    “Pukul 20.43 ada info sudah kembali diantar ojek,” ucap Ketua RW 9, Dwi Budi (61) di lokasi, Minggu (8/12/2024).
    Budi mengaku mendapatkan informasi tersebut dari sebuah grup RT.
    Namun, pihaknya belum mengetahui kondisi korban lantaran belum bertemu pasca-penculikan.
    Meski begitu, berdasarkan informasi yang didapatkan Budi, korban diantarkan pengendara ojek dari kawasan Pasir Impun Bandung.
    “Saya tidak tahu yang jelas yang nganter ke sini tukang ojek. Infonya dari Pasir Impun,” tuturnya.
    Perihal soal kejadian, Budi hanya menjelaskan berdasarkan rekaman CCTV yang dilihatnya.
    Bahwasanya, dalam peristiwa itu, korban sempat mendapatkan ancaman sebelum akhirnya dibawa paksa pelaku tak dikenal.
    “Dari CCTV mah dua orang (terduga pelaku),” ujarnya.
    Pantauan di lokasi, rumah korban tampak ramai dikunjungi warga hingga kerabat.
    Seperti diketahui, rekaman dugaan tindakan penculikan ini beredar di media sosial.
    Video berdurasi 43 detik itu memperlihatkan rekaman kamera pengawas atau closed circuit television yang memutar detik-detik dugaan penculikan.
    Dalam rekaman tersebut terlihat sebuah mobil merah terparkir di depan sebuah rumah yang diketahui berlokasi di Jalan Sukanagara Asri, Antapani, Kota Bandung, Jawa Barat.
    Seorang wanita berkerudung dan berbaju hitam keluar dari mobil merah itu.
    Sebelum mendekati pagar, wanita tersebut sempat menegok ke belakang.
    Tiba-tiba, mobil tanpa pelat nomor terlihat mundur mendekati mobil korban; terlihat satu orang pria mengenakan jaket hoodie keluar dari mobilnya sambil menodongkan diduga senjata ke arah wanita tersebut.
    Pria itu kemudian menarik paksa korban ke dalam mobil lalu pergi meninggalkan lokasi.
    Kapolsek Antapani Kompol Yusuf Tojiri mengatakan bahwa saat ini pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan terkait video viral seorang perempuan berinisial S yang dibawa secara paksa oleh seorang pria yang belum diketahui identitasnya.
    “Sampai saat ini tim masih bekerja melakukan penyelidikan terkait peristiwa ini,” kata Yusuf.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Seorang Ibu Ditodong Pistol Hingga Diculik di Kota Bandung, Polisi Ungkap Hal Ini…

    Viral Seorang Ibu Ditodong Pistol Hingga Diculik di Kota Bandung, Polisi Ungkap Hal Ini…

    GELORA.CO –  Rekaman video CCTV aksi penculikan terhadap seorang ibu rumah tangga (IRT) di komplek kawasan Sukanegara, Kecamatan Antapani, Kota Bandung, Jawa Barat pada Minggu (8/12/2024) viral pada sejumlah media sosial.

    Pada rekaman CCTV, insiden itu bermula ketika korban seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) berinisial SA (43) baru saja turun dari kendaraannya.

    Tak lama kemudian, sebuah mobil mendekat dengan mundur ke arah korban. Nampak, salah satu pelaku langsung turun dari mobil dan tanpa basa-basi menodongkan senjata api (senpi) ke arah korban.  

    Korban pun tak bisa berbuat apa-apa hingga dimasukan ke sebuah mobil yang dikendarai pelaku.

    Kapolsek Antapani, Kompol Yusuf Tojiri menyebut saat ini pihaknya masih dalam proses penyelidikan terkait aksi penculikan terhadap seorang Irat itu.

    “Sampai saat ini tim masih bekerja melakukan penyelidikan terkait peristiwa ini,” kata Yusuf dilansir dari Antar, Jakarta, Senin (9/12/2024).

    Yusuf mengkonfirmasi aksi penculikan itu dilakukan oleh seorang laki-laki dengan bermodalkan senpi yang digenggamnya.

    Menurutnya kepolisian pun tengah melakukan penelusuran terhadap pelaku dan korban yang kini masih dalam proses pencarian.

    “Korban dibawa oleh seorang laki-laki yang belum diketahui identitasnya dengan cara menarik tangan korban memasukkan ke dalam mobil,” ungkapnya.

    Adapaun hingga saat ini kepolisian masih mendalami aksi penculikan dengan video rekaman CCTV yang viral pada sejumlah media sosial tersebut.

    “Untuk motif sampai saat ini belum dapat disimpulkan,” katanya.

  • Diantar Ojek, Ibu-ibu Diduga Diculik Pria Berpistol Pulang Arisan di Bandung Sudah Kembali ke Rumah – Halaman all

    Diantar Ojek, Ibu-ibu Diduga Diculik Pria Berpistol Pulang Arisan di Bandung Sudah Kembali ke Rumah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang wanita berusia 43 tahun korban dugaan penculikan di wilayah Antapani, Kota Bandung, Minggu (8/12/2024) akhirnya kembali ke rumahnya.

    Ketua RW 9, Dwi Budi, menyebut korban atasnama Santi sudah ada di rumahnya sekitar pukul 20.43.

    Saat pulang ke rumahnya, korban diantarkan tukang ojek.

    “Informasi yang saya dapatkan sih diantar tukang ojeg kawasan Pasir Impun. Tapi, alasan korban ada di sana masih pendalaman kepolisian,” kata Dwi dikutip dari TribunJabar.

    Dwi menambahkan korban sempat mendapatkan ancaman dari terduga pelaku sebelum dimasukkan ke dalam mobil.

    Dwi juga tidak mendengar ada suara letupan senjata saat dugaan penculikan terjadi.

    Mendengar kabar bahwa Santi telah kembali, keluarga korban pun berdatangan dan masuk ke dalam rumah bernomor 70B Jalan Sukanagara Asri.

    Sementara tukang ojek yang dimintai mengantarkan Santi, saat berita ditulis sedang dimintai keterangan pihak kepolisian. 

    Kronologi

    Rekaman kamera pengawas alias CCTV sempat mengabadikan peristiwa penculikan tersebut. Dalam rekaman terlihat perempuan yang menjadi korban penculikan berada di depan pagar rumah hendak masuk ke dalam.

    Mendadak ada kendaraan roda empat jenis minibus berplat nomor Z 1227 JA.

     

    Mobil tersebut mendadak mundur dan seorang pria terlihat muncul langsung menodongkan senjata api ke arah perempuan tersebut.

    Dalam keterangan disebutkan peristiwa dugaan penculikan itu terjadi Sukanagara, Kelurahan Antapani Kidul, Kecamatan Antapani, Kota Bandung, Jawa Barat pada Minggu(8/12/2024) sekitar pukul 12.20 WIB.

    Saudara korban bernama Yeyen mengungkap kronologi sebelum kejadian wanita 43 tahun itu baru pulang arisan.

    Menurut penuturan Yeyen, korban sempat mengantarkan teman-teman arisannya.

    Saat penculikan terjadi, anak-anaknya ada di dalam rumah. Bahkan, suami korban pun ada di rumah.

    Saat kejadian anak korban sempat berteriak.

    “Sempat saat kejadian anaknya tahu dan berteriak serta menangis,” ujar Yeyen.

    Dalam unggahan lainnya, anak korban mengurai kronologi kejadiannya.

    Ia mengaku terakhir kali bertemu ibunya pada malam hari sebelum kejadian.

    Ia mengungkap sang ibu bekerja sebagai wiraswasta. Sang anak mengaku ibunya tersebut tak menceritakan ada permasalahan di tempat pekerjaannya.

    “Nggak ada cerita apapun dari pekerjaannya wiraswasta nggak pernah ada masalah sama orang soal keuangan pun nggak pernah ada masalah, makanya saya bingung kenapa bisa sampai diculik mamah saya,” ungkap anak korban dalam akun X(twitter) bernama @xvelt.

    Kapolsek Antapani, Kompol Yusuf Tojiri mengaku ia dan timnya sedang melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.
    Baca juga:  Seorang Perempuan di Bandung Diculik Pria Misterius Berpistol Saat Hendak Masuk ke Rumah
    “Polsek Antapani bersama tim dari Polrestabes sedang melakukan penyelidikan terkait hal tersebut,” ujarnya.

  • Waspada Teror Cairan Kimia di Jakarta Barat

    Waspada Teror Cairan Kimia di Jakarta Barat

    JAKARTA – Aksi teror penyiraman cairan kimia terus bergentayangan di wilayah barat Jakarta. Selama sepekan, tercatat dua kali insiden itu terjadi, tiga orang jadi korban. Namun, belum ada titik terang dalam pengungkapan perkara tersebut sampai detik ini.

    Jumat, 8 November, pedagang sayur bernama Sakina (60) jadi korban penyiraman cairan kimia. Kepala dan lehernya melepuh. Dia diserang orang di kawasan Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat. 

    Kala itu, Sakina hendak pulang ke kediamannya usai berkeliling menjajakan barang dagangannya. Namun, tiba-tiba pengendara motor melintas tepat di sampingnya, langsung menyiramkan cairan kimia ke arahnya. Dia sempat membasuh bekas siraman itu, dan melaporkannya ke polisi. 

    Dikonfirmasi mengenai kejadian itu, Kapolsek Kembangan AKP Fahrul Sudiana memilih irit berbicara. Dia hanya menyebut pihaknya masih mencari bukti-bukti untuk mengungkap kasus tersebut.

    “Saat ini kami masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut,” katanya.

    Tiga hari sebelumnya, Selasa, 5 November, aksi serupa juga dialami oleh dua siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP), A dan P. Mereka menjadi korban penyiraman orang tak dikenal di Jalan Kebon Jeruk Raya, Jakarta Barat. Bahu dan tangan mereka luka akibat siraman ini.

    Pelaku penyiraman diketahui mengendarai sepeda motor. Sayang, kasus ini belum terungkap meski terekam CCTV yang ada di sekitar lokasi kejadian.

    “Satu orang pelaku ciri-ciri sudah didapat dan akan diselidiki untuk kepastian,” kata Kapolsek Kebon Jeruk AKP Erick Sitepu.

    Melansir berbagai sumber, cairan kimia yang digunakan untuk menyerang umumnya adalah larutan asam yang cukup pekat. Ada dua air keras jenis asam pekat ini, di antaranya asam sulfat atau H2S04; dan asam klorida atau HCL. Umumnya cairan kimia ini membantu sejumlah pekerjaan manusia. 

    Asam sulfat biasanya digunakan untuk membuat pupuk buatan, serta sebagai pengering atau pereaksi di laboratorium kimia. Sedangkan asam klorida, yang mengandung asam pekat 38 persen HCL, biasa digunakan untuk industri zat-zat warna, seperti mengikat basa-basa organik.

    Semua jenis cairan kimia ini berbahaya ketika terkena kulit. Ini akan menyebabkannya luka bakar. Paparan siraman cairan kimia ini juga bisa mengakibatkan kecacatan fisik karena dapat membuat jaringan kulit meleleh sehingga putihnya tulang terlihat. 

    Cairan ini juga berbahaya bila terhirup karena akan membuat pencernaan dan pernapasan bermasalah, yang terparah menyebabkan kematian. Gejalanya, biasanya berupa batuk, sesak napas dan dada tertekan.

  • Sebelum Diculik Pria Berpistol Perempuan di Bandung Sempat Antar Pulang Teman Arisan – Halaman all

    Sebelum Diculik Pria Berpistol Perempuan di Bandung Sempat Antar Pulang Teman Arisan – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

    TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Aksi penculikan dengan menggunakan senjata api terjadi di Antapani, Kota Bandung, Jawa Barat. Seorang perempuan berusia 43 tahun menjadi korbannya.

    Rekaman kamera pengawas alias CCTV sempat mengabadikan peristiwa penculikan tersebut. Dalam rekaman terlihat perempuan yang menjadi korban penculikan berada di depan pagar rumah hendak masuk ke dalam.

    Mendadak ada kendaraan roda empat jenis minibus berplat nomor Z 1227 JA. Mobil tersebut mendadak mundur dan seorang pria terlihat muncul langsung menodongkan senjata api ke arah perempuan tersebut.

    Dalam keterangan disebutkan peristiwa dugaan penculikan itu terjadi Sukanagara, Kelurahan Antapani Kidul, Kecamatan Antapani, Kota Bandung, Jawa Barat pada Minggu(8/12/2024) sekitar pukul 12.20 WIB.

    Saudara korban bernama Yeyen mengungkap kronologi sebelum kejadian wanita 43 tahun itu baru pulang arisan. Menurut penuturan Yeyen, korban sempat mengantarkan teman-teman arisannya.

    Saat penculikan terjadi, anak-anaknya ada di dalam rumah. Bahkan, suami korban pun ada di rumah.

    Saat kejadian anak korban sempat berteriak.

    “Sempat saat kejadian anaknya tahu dan berteriak serta menangis,” ujar Yeyen.

    Dalam unggahan lainnya, anak korban mengurai kronologi kejadiannya.

    Ia mengaku terakhir kali bertemu ibunya pada malam hari sebelum kejadian.

    Ia mengungkap sang ibu bekerja sebagai wiraswasta. Sang anak mengaku ibunya tersebut tak menceritakan ada permasalahan di tempat pekerjaannya.

    “Nggak ada cerita apapun dari pekerjaannya wiraswasta nggak pernah ada masalah sama orang soal keuangan pun nggak pernah ada masalah, makanya saya bingung kenapa bisa sampai diculik mamah saya,” ungkap anak korban dalam akun X(twitter) bernama @xvelt.

    Kapolsek Antapani, Kompol Yusuf Tojiri mengaku ia dan timnya sedang melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut. “Polsek Antapani bersama tim dari Polrestabes sedang melakukan penyelidikan terkait hal tersebut,” ujarnya.

  • Nabil Kehilangan Motor di Cafe Surabaya, Padahal Kondisi Ramai dan Dikunci Cakram, Ada Tukang Parkir

    Nabil Kehilangan Motor di Cafe Surabaya, Padahal Kondisi Ramai dan Dikunci Cakram, Ada Tukang Parkir

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Sepeda motor Honda Beat Street nopol L-6010-DAU milik Nabil Putra (19), hilang di sebuah cafe Jalan Pucang Anom, Surabaya. 

    Yang mengejutkan, motor tersebut telah dikunci cakram dan dijaga oleh juru parkir.

    Kejadian ini terjadi Sabtu (7/12) malam. Kafe saat itu ramai pengunjung. 

    Nabil yang merupakan mahasiswa salah satu universitas negeri di Surabaya itu datang sekitar pukul 18.30 WIB untuk membantu pekerjaan di kafe. 

    Sekitar pukul 19.30 WIB, juru parkir melaporkan bahwa sepeda motor Nabil telah hilang.

    Nabil pun panik. Sepeda motor tersebut baru tahun ini dibelikan orang tuanya. 

    Namun, dicari-cari ke sekitar cafe tidak ada. Setelah menelepon ibunya, dia bersama temannya melapor ke Polsek Gubeng.

    Ibu Nabil, Anistie Dwi Jayanti, mengungkapkan kemalingan ini menurutnya ada yang janggal.  

    Saat itu cafe dalam kondisi ramai. Sepeda motor juga dipastikan diparkir dengan aman.

    “Aneh sekali, motornya sudah dikunci ganda dan pakai kunci cakram,  ditambah lagi ada tukang parkirnya. Kok bisa hilang?” ujarnya heran.

    Sementara, Pihak Polsek Gubeng, melalui Kanit Reskrim AKP Sutrisno, memberikan keterangan bahwa kasus ini dalam  penyelidikan.  

    “Kami masih melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa rekaman CCTV untuk melihat apakah ada keterlibatan orang dalam,” jelas AKP Sutrisno.

  • Sederet Kasus Penyalahgunaan Senpi Polisi, YLBHI: Saat Ini Sudah Darurat Kesewenang-wenangan – Halaman all

    Sederet Kasus Penyalahgunaan Senpi Polisi, YLBHI: Saat Ini Sudah Darurat Kesewenang-wenangan – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menyoroti soal kasus-kasus penyalahgunaan senjata api (senpi) yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

    Hal ini buntut terjadinya sejumlah kasus penembakan yang dilakukan oleh anggota kepolisian baik terhadap sesama polisi hingga warga sipil beberapa waktu terakhir salah satunya penembakan terhadap seorang pelajar hingga tewas di Semarang, Jawa Tengah.

    Wakil Ketua Bidang Advokasi YLBHI, Arif Maulana menyebut penyalahgunaan senpi ini merupakan buntut dari masalah pengawasan terhadap Korps Bhayangkara itu sendiri sehingga rentan menyalahgunakan wewenang dan bersikap sewenang-wenang.

    “Saya ingin kemudian mengatakan hari ini itu situasinya darurat terkait dengan kesewenang-wenangan penyalahgunaan senjata api oleh kepolisian,” kata Arif dalam konferensi pers virtual bertemakan Darurat Reformasi Polri, Minggu (8/12/2024).

    Dia bahkan setuju soal usulan melucuti polisi dari senjata api dalam bentuk evaluasi penggunaan senjata. Hal ini karena diakuinya tak semua anggota memerlukan senpi dalam bertugas.

    “Apakah kita butuh desakan untuk melucuti senjata kepolisian, saya kira ini penting untuk dipertimbangkan dan harus ditindaklanjuti, karena tidak semua fungsi kepolisian itu membutuhkan senjata api,” ucapnya.

    “Fungsi-fungsi pelayanan masyarakat, Sumber Daya Manusia, misalkan Korlantas itu tidak membutuhkan sebetulnya senjata api, maka dari itu penting untuk sekali lagi pesannya adalah melakukan evaluasi terhadap penggunaan senpi oleh kepolisian,” sambungnya.

    Bahkan, kata Arif, banyaknya kasus extra judicial killing yang terjadi beberapa waktu terakhir semakin menunjukan bahwa penggunaan senjata secara berlebihan masih menjadi masalah di tubuh Polri.

    Arif menyebut jika polisi hari ini bisa disebut militeristik karena kerap menggunakan kekerasan dengan dalih penegakkan hukum.

    “Reformasi di tubuh kepolisian yang hari ini kita melihat tidak sejalan dengan semangat mendorong reformasi polisi yang tujuannya agar polisi itu demokratis, dan menghormati HAM, dan tidak menggunakan pendekatan kekerasan seperti pada masa orde baru ketika mereka ada satu atap di bawah ABRI, sangat militeristik,” tuturnya.

    “Tapi, yang kita lihat hari ini polisi sangat militeristik, pendekatan kekerasan menggunakan senjata itu sangat mudah dilakukan,” ucapnya.

    Polisi Tembak Polisi hingga Siswa SMK dan Pencuri Sawit

    Kepolisian Republik Indonesia (Polri) kembali disorot publik setelah adanya sederet peristiwa penembakan yang mengakibatkan sasarannya meninggal dunia atau tewas.

    Dalam kurun waktu satu bulan, setidaknya ada kasus penembakan dengan senjata api dilakukan polisi.

    Pertama, kasus polisi tembak polisi di Solok Selatan, Sumatera Utara.

    Kepala Satuan Reserse Kriminal Pores Solok Selatan Ajun Komisaris Polisi (AKP) Ulil Ryanto Anshar tewas ditembak oleh rekan seprofesinya yakni Kepala Bagian Operasi Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar.

    Aksi polisi tembak polisi itu terjadi di halaman kantor Polres Solok Selatan pada Jumat dini hari, 22 November 2024. 

    Penembakan itu diduga terkait penanganan kasus tambang galian C ilegal dan penangkapan terduga pelaku.

    Kedua, selang dua hari kemudian, seorang siswa SMK Negeri 4 Semarang bernama Gamma Rizkynata Oktavandy alias Gamma (17) tewas ditembak anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang, Aipda Robig Zaenuddin di Jalan Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu dini hari (24/11/2024).

    Menurut pembelaan Polrestabes Semarang, personelnya, Aipda Robig melepaskan timah panas ke siswa SMK itu lantaran melawan saat dilerai dari tawuran.

    Namun, belakangan terungkap dari CCTV dan pemeriksaan Propam bahwa penembakan itu yang dilakukan tidak terkait tawuran, melainkan Aipda Robig tidak terima sepeda motornya terpepet oleh sepeda motor remaja tersebut.

    Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar (tengah) bersama Kabid Propam Polda Jawa Tengah Kombes Pol Aris Supriyono (kiri) mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/12/2024). RDP tersebut membahas peristiwa penembakan terhadap siswa SMK berinisial GRO hingga meninggal dunia oleh oknum anggota polisi berinisial Aipda RZ. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

    Ketiga, belum genap 24 jam setelah kejadian di Semarang, peristiwa polisi tembak warga sipil kembali terjadi di Bangka Belitung. 

    Kali ini korbannya seorang warga Dusun Sungkai Desa Tugang, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat, atas nama Beni.

    Korban tewas didor personel Satuan Brimob Polda Bangka Belitung saat mencuri sawit di perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Bumi Permai Lestasi (BPL) pada Minggu, 24 November 2024 sekitar 16.00 WIB.

    Kepala Kabid Hujas Polda Bangka Belitung, Kombes Fauzan Sukmawansyah mengatakan peristiwa pembunuhan polisi terhadap warga sipil bermula saat satuan Brimob menindaklanjuti laporan pihak perusahaan yang melaporkan telah terjadi pencurian di wilayah perkebunan perusahaan, tepatnya di blok X12 Divisi 1 Ledong West Selatan.

    Personel Brimob dan staf assisten PT BPL, kata Fauzan, kemudian mendatangi lokasi tersebut dan melihat ada lima orang pencuri sedang menjalankan aksinya. 

    Para pelaku kemudian berusaha melarikan diri setelah aksi pencurian yang dilakukan diketahui. 

    Para personel Brimob dan staf assisten PT BPL sempat memberikan imbauan untuk berhenti.

    Bahkan sudah diberikan tembakan peringatan sebanyak 12 kali.

    Menurut Fauzan, personel pengamanan akhirnya melakukan penembakan dengan maskud untuk melumpuhkan para pencuri tersebut. Dan peluru akhirnya menyasar tubuh Beni. 

    DPR Minta Penggunaan Senpi Polisi Dievaluasi

    Lokasi penembakan korban versi polisi di Jalan Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang, Selasa (26/11/2024). (TRIBUNJATENG.COM/IWAN ARIFIANTO)

    Anggota Komisi III DPR Fraksi Partai NasDem, Rudianto Lallo, menyebut Komisi III akan memanggil sejumlah petinggi Polri guna membahas evaluasi penyalahgunaan senjata api oleh anggota kepolisian.

    Rudi mengatakan, pemanggilan ini dilakukan Komisi III DPR menyusul beberapa peristiwa yang dinilai mencederai institusi Polri.

    “Pejabat utama terkait akan kita panggil misalnya Kadiv Propamnya, Irwasumnya, semua pejabat tinggi, pejabat utama Polri,” kata Rudianto, saat dihubungi pada Sabtu (7/12/2024).

    Menurutnya, penggunaan senjata api oleh anggota kepolisian selama ini banyak yang tidak sesuai aturan maupun Undang-Undang.

    Rudi menyoroti sejumlah insiden, termasuk kasus polisi menembak sesama polisi di Sumatera Barat dan peristiwa polisi menembak pelajar di Semarang. 

    Menurutnya, insiden-insiden tersebut mencerminkan adanya penyalahgunaan senjata api.

    “Ini sangat mencoreng mencederai institusi Polri. Kalau tidak berbenah, maka kejadian-kejadian ini bisa saja terjadi 2-3 bulan ke depan,” ujar Rudi.

    Rudi juga menegaskan pentingnya pengendalian ketat terhadap penggunaan senjata api oleh anggota kepolisian. 

    Dia mengusulkan agar Polri mengevaluasi unit-unit tertentu yang tidak membutuhkan senjata api dalam tugasnya.

    Rudi menambahkan bahwa pemanggilan ini rencananya dilakukan setelah masa reses anggota DPR.