Produk: CCTV

  • Motif Sopir Aniaya Dokter Koas di Palembang: Kesal Bosnya Diabaikan, Mengaku Khilaf – Halaman all

    Motif Sopir Aniaya Dokter Koas di Palembang: Kesal Bosnya Diabaikan, Mengaku Khilaf – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Fadilla alias Datuk (36), penganiaya Muhammad Luthfi, dokter koas Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri), Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), ditetapkan sebagai tersangka, Sabtu (14/12/2024).

    Dilansir Tribun Sumsel, pihak kepolisian mengungkapkan, Datuk melakukan penganiayaan secara spontan.

    Tersangka merasa emosi saat korban tak merespons Sri Meilina atau Lina saat membahas jadwal piket dokter koas untuk putrinya, Lady.

    Dirreskrimum Polda Sumsel, Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo mengatakan, tersangka ikut ke salah satu kafe di Jalan Demang Lebar Daun, Kota Palembang, saat diminta Lina untuk mengantarkannya.

    Dalam percakapan tersebut, Lina terpancing emosi sehingga Datuk ikut terprovokasi dan emosional.

    Datuk kemudian melakukan penganiayaan terhadap korban.

    “Motifnya adalah karena pelaku kesal melihat korban seperti tidak respons ibu teman korban. Pelaku sudah kerja 20 tahun (dengan) ibu teman korban ini.” 

    “Dan bila kita lihat memang pelaku secara spontan menganiaya korban,” ujar Anwar saat rilis tersangka di Mapolda Sumsel.

    Ia menegaskan, tersangka melakukan penganiayaan secara spontan tanpa diperintah Lina.

    Anwar lantas membeberkan, peristiwa ini berawal saat Lady dijadwalkan tugas jaga saat malam tahun baru.

    Atas dasar itu, Lina mengintimidasi korban dengan memintanya mengubah jadwal.

    “Teman korban dijadwalkan malam tahun baru, sehingga pada saat itu ibu teman korban meminta ataupun intimidasi korban terhadap penjadwalan yang dianggap tidak adil,” terangnya.

    Adapun barang bukti dalam kasus ini berupa rekaman CCTV, hasil visum, pakaian pelaku, serta pakaian korban.

    Akibat perbuatannya, kini tersangka dijerat pasal 351 KUHP ayat 2 tentang penganiayaan dengan ancaman penjara maksimal 5 tahun.

    Permintaan Maaf Tersangka

    Dengan tangan diborgol dan mengenakan baju tahanan, Datuk mengaku khilaf sudah melakukan penganiayaan terhadap korban.

    “Tidak ada yang menyuruh, Pak, saya khilaf,” tuturnya di hadapan Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Sunarto.

    Ia menjelaskan, pada hari kejadian, Lina minta diantar ke RSUD Siti Fatimah, Palembang.

    Sampai di sana, Lina mengurungkan niatnya dan meminta untuk diantarkan ke kawasan Demang Lebar Daun. 

    “Saat tiba di depan RS Siti Fatimah, ibu nyuruh berhenti jangan masuk ke sana. Habis itu ibu bilang tidak jadi ke RS Siti Fatimah, minta antar ke Demang,” ucapnya. 

    Lebih lanjut, Datuk menyampaikan permintaan maafnya kepada korban dan keluarganya.

    “Saya meminta maaf kepada korban Luthfi, dan keluarganya karena saya telah melakukan penganiayaan kpada Luthfi,” ujarnya dengan kepala menunduk.

    Pada kesempatan itu, dirinya juga meminta maaf kepada atasan dan seluruh keluarganya.

    “Dan juga kepada Ibu Lina, Bapak Dedy, dan Lady, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya.” 

    “Karena masalah ini mereka terkena imbasnya dari perbuatan saya,” ungkapnya dengan suara lesu. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul: Polisi Ungkap Alasan Datuk Sopir Lina Dedy Aniaya Dokter Koas, Geram Merasa Bosnya Diabaikan.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunSumsel.com/Rachmad Kurniawan)

  • Polisi Ungkap Motif Pria Kaos Merah Pukul Mahasiswa Koas di Palembang

    Polisi Ungkap Motif Pria Kaos Merah Pukul Mahasiswa Koas di Palembang

    Jakarta, CNN Indonesia

    Polda Sumatera Selatan mengungkap motif pemukulan yang dilakukan oleh pria berinisial FD kepada mahasiswa koasistensi (koas) Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Muhammad Luthfi Hadhyan.

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumatera Selatan Kombes Anwar Reksowidjojo mengatakan hal tersebut dilakukan tersangka lantaran merasa tidak senang dengan nada bicara korban.

    Anwar menjelaskan ketika itu korban tengah menjelaskan prosedur penjadwalan sistem jaga kepada Sri Meilina selaku ibu dari temannya yakni Lady Aulia Pramesti.

    “Pelaku menilai nada berbicara dari korban kurang sopan jadi mengakibatkan pelaku emosi,” ujarnya dalam konferensi pers, Sabtu (14/12).

    Anwar mengatakan pelaku yang telah emosi itu kemudian secara membabi buta melakukan penyerangan kepada korban. Akibatnya, kata dia, korban menderita luka pada area kepala, pipi hingga leher.

    “Pelaku merasa tidak senang dan langsung memukul pelapor secara membabi buta di bagian kepala, pipi dan cakaran di leher,” tuturnya.

    Barang bukti

    Dalam kasus ini, Anwar mengatakan penyidik telah menyita sejumlah barang bukti berupa CCTV dari lokasi tempat penganiayaan, surat keterangan hasil visum terhadap korban, serta keterangan dari para saksi yang ada di lokasi.

    Ia menambahkan pihaknya juga telah memeriksa FD usai menyerahkan diri kepada penyidik pada Jumat (13/12) kemarin. Dalam pemeriksaan itu, Anwar mengatakan pelaku FD juga telah mengakui dan tidak membantah telah melakukan pemukulan terhadap korban.

    Atas perbuatannya, Anwar menyebut pelaku dijerat dengan Pasal 351 ayat 2 KUHP tentang penganiayaan hingga menyebabkan luka berat dengan ancaman pidana paling lama lima tahun penjara.

    “Kita memiliki cukup alat bukti dan telah kita naikkan statusnya sebagai tersangka dan pada hari ini kita lakukan penahanan terhadap yang bersangkutan,” ujarnya dalam konferensi pers, Sabtu (14/12).

    Sebelumnya viral video seorang dokter koas dipukuli seorang pria di sebuah restoran di Palembang, Sumatera Selatan.

    Dalam video viral di salah satu restoran memperlihatkan pria memakai baju merah memukul mahasiswa koas bernama Luthfi. TKP diduga terjadi di Jalan Demang, Palembang pada Rabu (11/12).

    Hal itu terkait dengan dokter koas yang tidak mau terima mendapat jadwal piket bertepatan dengan libur panjang Natal dan Tahun Baru. Hal itu kemudian diadukan ke ibunya yang menemui Luthfi sehingga terjadi dugaan pemukulan di kafe di Palembang tersebut.

    (tfq/asa)

    [Gambas:Video CNN]

  • Tersangka, Pria Kaos Merah Pemukul Mahasiswa Koas Langsung Ditahan

    Tersangka, Pria Kaos Merah Pemukul Mahasiswa Koas Langsung Ditahan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Polda Sumatera Selatan langsung menahan pria berinisial FD usai resmi ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan kepada mahasiswa koasistensi (koas) Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Muhammad Luthfi Hadhyan.

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumatera Selatan Kombes Anwar Reksowidjojo mengatakan pelaku dinilai melakukan pemukulan hingga menyebabkan luka dan trauma terhadap korban.

    “Pelaku memukul korban secara membabi buta di bagian kepala, pipi dan cakaran di leher,” ujarnya dalam konferensi pers, Sabtu (14/12).

    Dalam kasus ini, Anwar mengatakan penyidik telah menyita sejumlah barang bukti berupa CCTV dari lokasi tempat penganiayaan, surat keterangan hasil visum terhadap korban, serta keterangan dari para saksi yang ada di lokasi.

    Ia menambahkan pihaknya juga telah memeriksa FD usai menyerahkan diri kepada penyidik pada Jumat (13/12) kemarin. Dalam pemeriksaan itu, Anwar mengatakan pelaku FD juga telah mengakui dan tidak membantah telah melakukan pemukulan terhadap korban.

    Atas perbuatannya, Anwar menyebut pelaku dijerat dengan Pasal 351 ayat 2 KUHP tentang penganiayaan hingga menyebabkan luka berat dengan ancaman pidana paling lama lima tahun penjara.

    “Kita memiliki cukup alat bukti dan telah kita naikkan statusnya sebagai tersangka dan pada hari ini kita lakukan penahanan terhadap yang bersangkutan,” ujarnya dalam konferensi pers, Sabtu (14/12).

    Sebelumnya viral video seorang dokter koas dipukuli seorang pria di sebuah restoran di Palembang, Sumatera Selatan.

    Dalam video viral di salah satu restoran memperlihatkan pria memakai baju merah memukul mahasiswa koas bernama Luthfi. TKP diduga terjadi di Jalan Demang, Palembang pada Rabu (11/12).

    Hal itu terkait dengan dokter koas lainnya bernama Lady yang tidak mau terima mendapat jadwal piket bertepatan dengan libur panjang Natal dan Tahun Baru. Hal itu kemudian diadukan ke ibunya yang menemui Luthfi sehingga terjadi dugaan pemukulan di kafe di Palembang tersebut.

    (tfq/asa)

    [Gambas:Video CNN]

  • Viral Pembeli BBM Isi Rp25 Ribu Tonjok Petugas SPBU di Semarang karena Salah Ucap Nominal Rp200 Ribu – Halaman all

    Viral Pembeli BBM Isi Rp25 Ribu Tonjok Petugas SPBU di Semarang karena Salah Ucap Nominal Rp200 Ribu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video rekaman CCTV yang memperlihatkan keributan antara pembeli dan petugas yang terjadi di SPBU menjadi viral di media sosial.

    Dalam video itu, tampak petugas SPBU berulang kali melakukan gesture maaf kepada konsumen.

    Namun, pembeli tersebut menghampiri petugas dan memberikan pukulan ke arah wajah.

    Petugas lain pun berusaha melerai keributan tersebut.

    Video itu menjadi viral setelah diunggah oleh akun Instagram @undercover.id pada Jumat (13/12/2024).

    Diketahui, aksi pukul itu terjadi di SPBU Rest Area Tol Semarang-Solo KM429A, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

    Diduga konsumen itu, tersinggung dengan ucapan petugas yang salah menyebut nominal pengisian BBM di mobilnya.

    Sebab, konsumen tersebut, hanya membeli BBM dengan nominal Rp25.000 untuk mobilnya.

    Hal ini diungkapkan oleh Marketing Communication PT Trans Marga Jateng (TMJ), Dian Saputra.

    Berdasarkan informasi dari Pengelola Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) 429, lanjut dia, mulanya sopir mobil tersebut mengisi BBM sebesar Rp25 ribu.

    Korban saat itu, mengisi BBM konsumen sesuai SOP, tetapi setelah selesai, korban salah ucap nominal pengisiannya menjadi Rp200 ribu.

    “Petugas SPBU melayani sesuai SOP dengan mengatakan Rp25 ribu dari angka nol ya, Pak? Pada saat selesai pengisian BBM, ada kesalahan ucapan petugas yakni dua ratus, eh, 25 ribu pas ya pak yang membuat konsumen tersinggung,” kata Dian dikutip dari TribunJateng.com.

    Namun, petugas itu sadar salah ucap dan langsung meminta maaf.

    Pelaku yang diduga tersinggung itu, kemudian turun dari mobil dan memukul korban.

    “Dengan sadar petugas meminta maaf atas kesalahan tersebut beberapa kali, tapi konsumen tersinggung atas kejadian tersebut dan memukul ke muka petugas,” lanjutnya.

    Pemukulan tersebut, menyebabkan wajah petugas SPBU mengalami luka memar.

    Atas kejadian tersebut, lanjut Dian, Pengelola TIP 429 menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak yang terlibat. 

    Hal senada juga disampaikan oleh Manajemen TIP KM 429 melalui keterangan tertulis.

    Keributan itu terjadi pada Kamis (12/12/2024) pukul 16.44 WIB.

    “Kejadian tersebut benar terjadi di SPBU TIP 429. Awal mula kejadian pengendara mobil pribadi tersebut mengisi BBM sebesar Rp 25.000,”.

    “Petugas SPBU melayani sesuai SOP, dengan mengatakan Rp 25.000 dari angka nol ya pak’,” kata manajemen, dikutip Kompas.com.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Viral Petugas SPBU di Rest Area Tol Ungaran Semarang Dipukul Sopir Mobil Seusai Isi BBM Rp25 Ribu

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunJateng.com/Reza Gustav Pradana, Kompas.com)

  • 7 Persiapan Pelindo, KAI, Jasa Raharja, hingga Polri Jelang Libur Nataru – Page 3

    7 Persiapan Pelindo, KAI, Jasa Raharja, hingga Polri Jelang Libur Nataru – Page 3

    PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Regional 4 memastikan kesiapan penuh dalam menyambut lonjakan aktivitas penumpang di musim libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 yang diproyeksi mengalami peningkatan sebesar 12,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Berbagai langkah strategis telah disiapkan untuk memastikan pelayanan optimal di seluruh pelabuhan yang dikelola, khususnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

    Executive Director 4 Pelindo Regional 4, Abdul Azis mengatakan bahwa jumlah arus penumpang dari semua pelabuhan kelolaan Pelindo Regional 4 di musim libur Natal tahun ini diperkirakan mencapai 2.165.815 orang.

    “Prediksi peningkatan sekitar 12,5% tersebut berdasarkan kenaikan call atau kunjungan kapal RoRo khususnya melalui pembukaan rute baru dari Surabaya – Balikpapan – Palu dan Surabaya – Lembar – Waingapu – Kupang,” kata Abdul Azis saat melakukan silaturahmi bersama media di Makassar, Kamis 12 Desember 2024.

    Selain itu lanjut dia, adanya prediksi peningkatan arus penumpang dari wilayah Indonesia Timur mulai dari Pelabuhan Makassar, Ambon, Jayapura, dan beberapa pelabuhan di Papua. Juga prediksi peningkatan di Pelabuhan Manado dan Bitung, serta adanya peningkatan penumpang asing dari tujuan Indonesia ke Malaysia dan Indonesia ke Singapura.

    Dia mengatakan, arus penumpang di musim libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 akan di mulai pada H-15 sampai dengan H+15, dengan puncak arus libur Natal untuk pengguna moda transportasi laut yaitu pada tanggal 20, 21, dan 22 Desember 2024. Sedangkan puncak arus balik diprediksi akan terjadi pada tanggal 3, 4, dan 5 Januari 2025.

    Menurut Executive Director 4 Pelindo Regional 4, Pelabuhan Makassar merupakan pelabuhan yang terpadat jumlah penumpangnya di antara pelabuhan-pelabuhan kelolaan lainnya di wilayah Kawasan Timur Indonesia yang berada di bawah naungan Pelindo Regional 4.

    “Hampir setiap tahun terutama saat libur Nataru tiba, Pelabuhan Makassar selalu mengalami lonjakan penumpang yang cukup signifikan. Bahkan di antara semua wilayah kerja Pelindo, di Regional 4 yang selalu mencatat jumlah penumpang terbanyak utamanya pelabuhan daerah timur dengan mayoritas penduduk yang merayakan Nataru,” jelasnya.

    Sementara itu, mengantisipasi lonjakan arus libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) kali ini, Abdul Azis menyebutkan bahwa setiap tahun Pelindo selalu melakukan peningkatan atau perbaikan fasilitas terminal penumpang seperti ruang tunggu penumpang, ruang tunggu inap penumpang, ruang kesehatan, garbarata, elevator, toilet disabilitas, ruang bermain anak, kursi roda, dan control room/CCTV.

    Pelindo juga menyiapkan tenda, kursi dan toilet portable dalam keadaan bersih selama masa Nataru. Termasuk peningkatan fasilitas pengamanan dan penyediaan autogate, yang merupakan layanan terhadap publik.

    Pelindo sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjadi penggerak sektor logistik nasional juga melakukan peningkatan fasilitas sterilisasi ruang tunggu terminal penumpang, salah satunya dengan pemasangan autogate pada terminal penumpang di lingkungan kerja Regional 4 yang meliputi Makassar, Balikpapan, Sorong, dan Samarinda.

    Selain optimalisasi fasilitas pelabuhan dan penguatan layanan keamanan, langkah kesiapan yang juga dilakukan Pelindo yaitu kolaborasi dengan stakeholder.

    “Terkait kolaborasi dengan stakeholder, Pelindo Regional 4 bekerja sama dengan Otoritas Pelabuhan, operator kapal, pemerintah daerah, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang menyiapkan jadwal piket petugas kesehatan, serta banyak pihak lainnya untuk memastikan koordinasi yang baik, khususnya terkait pengelolaan arus libur dan balik Nataru tahun ini,” terang Abdul Azis.

    Ditambahkan General Manager (GM) Pelindo Regional 4 Makassar, Iwan Sjarifuddin bahwa pihaknya berharap dengan persiapan yang matang, perjalanan masyarakat menggunakan moda transportasi laut dapat berjalan dengan aman, nyaman, dan lancar selama libur Natal dan Tahun Baru.

    “Kami mengimbau kepada para penumpang untuk mematuhi peraturan di pelabuhan dan meluangkan waktu untuk tiba lebih awal guna menghindari kepadatan,” ucap Iwan.

    Pelindo Regional 4 berkomitmen memberikan pelayanan terbaik sebagai bagian dari dukungan terhadap kelancaran arus transportasi laut dan kenyamanan masyarakat.

    “Semoga libur Natal dan Tahun Baru kali ini berjalan lancar, aman, dan tertib tanpa ada kendala yang berarti,” jelasnya.

     

  • Kronologis Pegawai Toko Kue di Jaktim Dianiaya Anak Majikan: Lo Orang Miskin, Saya Kebal Hukum – Halaman all

    Kronologis Pegawai Toko Kue di Jaktim Dianiaya Anak Majikan: Lo Orang Miskin, Saya Kebal Hukum – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Dwi Ayu Darmawati (19) melaporkan kasus dugaan penganiayaan yang diterimanya saat bekerja di toko kue di Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.

    Dwi diduga dianiaya anak pemilik toko kue hingga babak belur. Namun, kasus tersebut kini mandek.

    Korban melaporkan kasus ke SPKT Polres Metro Jakarta Timur pada 17 Oktober 2024 hingga kini pelaku berinisial G belum ditetapkan sebagai tersangka.

    Padahal sejak pelaporan, Dwi sudah membuat visum atas luka di kepala memar di tangan, kaki, paha, dan pinggang di RS Polri Kramat Jati serta menyerahkan bukti baju terdapat ceceran darah.

    Serta menyerahkan bukti video merekam saat pelaku melempar mesin EDC pembayaran dan kursi ke arah Dwi yang didokumentasikan seorang rekan kerja korban di dalam toko.

    “Saya belum dapat informasi (penetapan tersangka). Terakhir saya sekitar bulan November di Polres cuman BAP (berita acara pemeriksaan) doang,” kata Dwi di Jakarta Timur, Jumat (13/12/2024).

    Dwi juga tidak mendapat informasi terkait perkembangan penyelidikan laporan yang sudah diterima SPKT Polres Metro Jakarta Timur dengan sangkaan Pasal 351 tentang Penganiayaan.

    Rekan kerja Dwi yang mengetahui kejadian dan bersedia menjadi saksi kasus pun sampai sekarang belum dimintai keterangan oleh jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur.

    Menurutnya saat pelaporan anggota Polres Metro Jakarta Timur menyatakan akan melayangkan surat panggilan pemeriksaan saksi kepada rekan Dwi, tapi surat tersebut tak kunjung diterima.

    “Saya sih berharapnya bisa mendapatkan keadilan. Karena banyak korban sebelumnya, sebelum saya itu banyak (diduga pegawai lain di toko kue juga mengalami penganiayaan),” ujarnya.

    Dwi menuturkan sebelum kasus pada 17 Oktober 2024 lalu yang membuatnya berhenti bekerja, dia juga pernah menjadi korban penganiayaan dilakukan G sewaktu bekerja.

    Kala itu G sempat melempar tempat isolasi dan meja ke tubuh Dwi, beruntung meja yang dilempar pelaku meleset karena ada seorang pegawai toko kue lain yang menghalangi.

    Penyebabnya karena Dwi dianggap melakukan kesalahan sewaktu mengantarkan makanan ke kamar pribadi G, dan melontarkan hinaan kepada Dwi dengan kata miskin.

    “Waktu itu saya dilempar pakai tempat isolasi yang dalamnya semen, dilempar kena kaki saya. Dia juga mau melempar saya pakai meja, tapi untungnya ada teman saya yang menghalangi,” tuturnya.

    Kini Dwi yang sudah berhenti dari tempatnya bekerja hanya berharap pada Polres Metro Jakarta Timur agar mengusut kasus, dan pelaku mendapat efek jera atas perbuatan.

    Awak media sudah berupaya mengonfirmasi laporan Dwi kepada Kepala Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Armunanto Hutahean.

    Namun hingga kini Armunanto urung merespon terkait laporan kasus tindak pidana penganiayaan dilaporkan Dwi ke Polres Metro Jakarta Timur sejak 17 Oktober 2024 lalu.

    Tidak takut dilaporkan

    Terduga pelaku sempat sesumbar kebal hukum.

    “Kita punya videonya, kita bisa melaporkan ke polisi. Terus dia (G) ngomong ‘orang miskin kayak lo mana bisa melaporkan gue ke polisi. Saya tuh kebal hukum’,” kata Dwi menirukan G, Sabtu (14/12/2024).

    Kala itu Dwi dan pegawai lainnya mengurungkan niat mereka melaporkan kasus penganiayaan ke pihak kepolisian, pun mereka memiliki bukti video dan di toko terdapat CCTV menyorot aksi.

    Tapi setelah penganiayaan tersebut G kembali melakukan kekerasan terhadap Dwi, puncaknya pada 17 Oktober 2024 ketika pelaku melemparkan patung, mesin EDC, kursi, dan loyang kue.

    Penyebabnya karena Dwi menolak mengantarkan makanan ke kamar pribadi G, penganiayaan ini pun terekam dalam dokumentasi video yang diambil seorang pegawai di lokasi.

    “Kalau luka yang sampai berdarah hanya di kepala (terkena ujung loyang membuat kue). Tapi kalau memar banyak. Kayak di tangan, bagian kaki, paha, pinggang, segala macam,” ujarnya.

    Dwi menuturkan kasus penganiayaan pada 17 Oktober 2024 yang mengakibatkan sekujur tubuhnya luka ini sudah dilaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Metro Jakarta Timur.

    Barang bukti berupa baju Dwi yang terdapat ceceran darah dan dokumentasi video penganiayaan pun sudah diserahkan ke Polres Metro Jakarta Timur untuk membantu pengungkapan kasus.

    Tapi setelah dua bulan berlalu, Polres Metro Jakarta Timur urung menetapkan G sebagai tersangka atas laporan Dwi yang diterima dengan sangkaan Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan.

    “Saya sih berharapnya bisa mendapatkan keadilan. Karena banyak korban (pegawai lain) sebelumnya, sebelum saya itu banyak. Saya berharap kejadian kayak begini jangan terulang lagi,” tuturnya.

    Kini Dwi yang sudah berhenti dari tempatnya bekerja hanya berharap pada Polres Metro Jakarta Timur agar mengusut kasus, dan pelaku mendapat efek jera atas perbuatan.

     

     

    Penulis: Bima Putra

    dan

    Anak Bos Toko Kue di Jaktim Aniaya hingga Hina Pegawai: ‘Orang Miskin Mana Bisa Laporkan Gue’

     

  • Motif Pria Siram Air Keras ke Wanita di Bekasi: Cemburu dan Sakit Hati – Halaman all

    Motif Pria Siram Air Keras ke Wanita di Bekasi: Cemburu dan Sakit Hati – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi mengungkap motif Arjuhan Rosetiyoni (25) pelaku penyiraman air keras kepada korban wanita inisial F (20) di Bekasi, Jawa Barat.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan bahwa pelaku merasa cemburu dan sakit hati kepada korban.

    Berdasarkan pengakuan pelaku, bahwa korban adalah pacar pelaku.

    ”Tersangka adalah pacar korban sejak satu tahun yang lalu kemudian tersangka merasa cemburu karena korban sering ketahun jalan dengan laki-laki lain,” kata Ade Ary kepada wartawan, Sabtu (14/12/2024).

    Selanjutnya pelaku merasa cemburu dan sakit hati karena sering dibohongi oleh korba sehingga timbul niat pelaku untuk melukai korban.

    Pada bulan November 2024 pelaku membeli cairan asam sulfat dari online shop.

    “Saat kejadian, pelaku membuntuti korban yang sedang jalan dengan seorang laki-laki, dan pada saat melintas ditempat yang gelap, pelaku langsung mendekati korban dan menyiramkan cairan asam sulfat yang sudah disiapkan sebelumnya ke arah muka dan badan korban,” ucapnya.

    Akibat reaksi yang ditimbulkan cairan tersebut korban mengalami luka bakar serius.

    Sebelumnya, seorang wanita muda inisial F (20) menjadi korban penyiraman air keras di Bekasi Kota, Jawa Barat pada Jumat (6/12/2024) malam.

     

    Kapolsek Bekasi Utara Kompol Yus Jahan menuturkan kronologi penyiraman terjadi saat korban sedang mengendarai sepeda motor seorang diri.

    Pada saat itu, motor korban mogok lalu dijemput suaminya.

    Korban lanjut berjalan sedangkan suaminya membetulkan motor yang mogok.

    “Korban naik motor suaminya itu,” ucap Yus kepada wartawan, Rabu (11/12/2024).

    Saat dijalan itulah, korban disiram air keras oleh pelaku.

    Korban dipepet dari belakang, luka paling banyak di belakang, (air keras) masuk ke badan depan.

    Berdasar keterangan, korban mengenal pelaku.

    “Betul iya, kronologi dari korban, beliau mengenal pelakunya,” ucap Yus.

    Kapolsek menyebut peristiwa penyiraman itu tidak dilakukan di depan suaminya.

    Dari CCTV yang didapat, terlihat korban tampak membuka sweaternya karena kepanasan usai tersiram air keras.

    Korban sudah dibawa ke RSUD Bekasi untuk pemulihan.

    Selanjutnya korban akan diperiksa usai kondisinya sudah pulih sekaligus menggali motif tindak pidana tersebut.

    “Soal motif itu kita belum mendalami, yang pasti kita harus mendalami itu dulu. Saat ini pelaku masih dalam pengejaran,” tukasnya.

  • Motif Pria Siram Air Keras ke Wanita di Bekasi: Cemburu dan Sakit Hati – Halaman all

    Tampang Pelaku Penyiraman Air Keras ke Wanita di Bekasi, Kini Ditangkap Polisi – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi menangkap Arjuhan Rosetiyoni (25), pelaku penyiraman air keras ke wanita inisial F (20) di Bekasi Utara, Kota Bekasi, Sabtu (14/12/2024).

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Ade Ary Syam Indradi menuturkan kronologi awal petugas mendapatkan informasi terkait dengan adanya tindak pidana penganiayaan dengan modus penyiraman air keras yang viral di media sosial.

    Kemidian petugas mengetahui bahwa kejadian tersebut sudah dilaporkan berdasarkan LP/B/164/XII/2024/SPKT/Polsek Bekasi Utara/Polrestro Bekasi Kota/Polda Metro Jaya, tanggal 8 Desember 2024.

    Tim opsnal Unit 1 Subdit Tahbang dan Resmob Polda Metro Jaya dibawah pimpinan Kompol Reza Pahlevi melakukan penyelidikan guna mengumpulkan informasi untuk mengungkap kasus tersebut dan menemukan tersangka

    “Tim melakukan olah TKP, observasi, interview terhadap korban dan saksi di sekitar TKP. Kemudian pada Jumat  13 Desember 2024 pukul 00.16 WIB di Karadenan Komplek Arkopolis, Kelurahan  Karadenan, Kecamatan  Cibinong, Kabupaten Bogor Jawa Barat  petugas berhasil melakukan penangkapan terhadap tersangka Arjuhan Rosetiyo “ ucap Ade Ary.

    Usai ditangkap, polisi penetapkan Arjuhan sebagai tersangka dalam kasus ini.

    Arjuhan memiliki warna kulit kuning langsat dengan potongan rambut pendek berwarna hitam.

    Polisi turut menyita sejumlah barang bukti dari Arjuhan di antaranya satu unit sepeda motor, satu pasang sandal jepit, kaus hingga sebuah ponsel.

    Pelaku dijerat dengan Pasal 354 subsider Pas 353 subsider Pas 351 KUHP tentang penganiayaan berat subsider penganiayaan yang dilakukan dengan direncanakan terlebih dahulu subsider penganiayaan.

    Kronologi Kejadian

    Sebelumnya diberitakan seorang wanita muda inisial F (20) menjadi korban penyiraman air keras di Bekasi Kota, Jawa Barat pada Jumat (6/12/2024) malam.

    Kapolsek Bekasi Utara Kompol Yus Jahan menuturkan kronologi penyiraman terjadi saat korban sedang mengendarai sepeda motor seorang diri.

    Pada saat itu, motor korban mogok lalu dijemput suaminya.

    Korban lanjut berjalan sedangkan suaminya membetulkan motor yang mogok.

    “Korban naik motor suaminya itu,” ucap Yus kepada wartawan, Rabu (11/12/2024).

    Saat dijalan itulah, korban disiram air keras oleh pelaku.

    Korban dipepet dari belakang, luka paling banyak di belakang, (air keras) masuk ke badan depan.

    Berdasar keterangan, korban mengenal pelaku.

    “Betul iya, kronologi dari korban, beliau mengenal pelakunya,” ucap Yus.

    Kapolsek menyebut peristiwa penyiraman itu tidak dilakukan di depan suaminya.

    Dari CCTV yang didapat, terlihat korban tampak membuka sweaternya karena kepanasan usai tersiram air keras.

    Korban sudah dibawa ke RSUD Bekasi untuk pemulihan.

    Selanjutnya korban akan diperiksa usai kondisinya sudah pulih sekaligus menggali motif tindak pidana tersebut.

    “Soal motif itu kita belum mendalami, yang pasti kita harus mendalami itu dulu. Saat ini pelaku masih dalam pengejaran,” tukasnya.

     

  • 1
                    
                        Dokter Koas Unsri Babak Belur dan Syok akibat Dipukuli Sopir Rekannya
                        Regional

    1 Dokter Koas Unsri Babak Belur dan Syok akibat Dipukuli Sopir Rekannya Regional

    Dokter Koas Unsri Babak Belur dan Syok akibat Dipukuli Sopir Rekannya
    Editor
    KOMPAS.com –
    Dokter koas Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri), Muhammad Luthfi, terluka dan syok berat gara-gara dipukuli pria berinisial DT.
    “Korban mengalami lebam di pelipis kiri, mata merah, dan cedera di bagian bawah wajah. Ini akibat penganiayaan yang dilakukan pelaku,” ujar Kabid Humas Polda Sumatera Selatan Kombes Pol Sunarto, Jumat (13/12/2024).
    Ayah korban, Wahyu Hidayat, mengatakan, korban sudah diperbolehkan pulang ke rumah setelah dirawat sejak Rabu (11/12/2024).
    Kendati demikian, Luthfi masih harus beristirahat, terutama untuk memulihkan luka dan syoknya.
    “Sudah diperbolehkan pulang hari ini, tapi masih proses pemulihan. Kondisi psikologisnya masih syok,” ucapnya di Rumah Sakit Bhayangkara
    Palembang
    , Jumat, dikutip dari
    Tribun Sumsel.

    Keluarga Luthfi sudah melaporkan kasus penganiayaan itu ke polisi. Pihak keluarga mendesak kepolisian agar pelaku dihukum.
    “Kami sudah melaporkan kejadian ini ke polisi dan berharap pelaku dapat diproses sesuai hukum yang berlaku di Indonesia,” ungkap Wahyu.
    Pada Jumat, penganiaya dokter
    koas Unsri
    diperiksa Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumatera Selatan.
    Terkait status hukum DT, Kabid Humas Polda Sumatera Selatan Kombes Pol Sunarto belum bisa memastikannya.
    “Untuk status belum, nanti diselesaikan pemeriksaan dulu,” tuturnya.
    Dalam menangani kasus penganiayaan dokter koas Unsri ini, polisi telah mendatangi tempat kejadian perkara di sebuah rumah makan di Kelurahan Demang Lebar Daun, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang.
    Polisi juga sudah mengumpulkan barang bukti dan memeriksa saksi.
    “CCTV di tempat makan sudah kita ambil,” jelasnya.
    Penganiayaan terhadap dokter koas Unsri itu terjadi pada Rabu (11/12/2024).
    Pelaku berinisial DT merupakan sopir LD, rekan korban sesama koas. DT disebut berkerabat dengan LD.
    Menurut kuasa hukum terduga pelaku, Titis Rachmawati, LD bersama ibunya, LN, beserta DT, bertemu korban di rumah makan tersebut untuk membahas jadwal piket koas LD saat malam tahun baru.
    LN meminta Lutfhi mengatur ulang jadwal piket LD. Namun, karena Luthfi disebut tak merespons permintaan LN, membuat DT marah.
    “Menurut dia (DT), korban itu tidak merespons seperti itu saja. Kalau orang tidak direspons, itu tidak ditanggapi, jadi dia (DT) terprovokasi,” terangnya, Jumat.
    Titis menuturkan, saat itu LN mendampingi LD untuk mengomunikasikan soal pengubahan jadwal.
    “Ibu LN bertujuan berkomunikasi (dengan korban), mungkin dia mengira anaknya (LD) tidak bisa berkomunikasi dengan sesama koas tersebut,” bebernya.
    Adapun mengenai perubahan jadwal piket itu karena LD disebut mengalami stres.
    “Mungkin dari LD ada beban terlalu berat, ada sesuatu yang tidak diperlakukan sama. Ada yang namanya tingkat stres anak-anak ini kan beda. Jadi kita harus sikapi dengan bijak tanpa berlebihan,” paparnya.
     
    Mengenai penganiayaan itu, pihak DT mengaku siap bertanggung jawab atas biaya pengobatan Luthfi.
    “Kami datang dengan niat baik, memohon maaf, dan bertanggung jawab menemui keluarga korban. Kami akan berusaha menyelesaikan masalah ini dengan bijak,” kata Titis.
    Titis mengakui DT menganiaya korban. Di sisi lain, Titis berharap agar kasus ini bisa berakhir damai.
    “Pasti kami akan lakukan upaya perdamaian. Kita ikuti proses hukum. Kalau dilakukan penahanan, kita ikut,” sebutnya.
    Sementara itu, Rektor Unsri Taufiq Marwa menyesalkan terjadinya penganiayaan terhadap dokter koas tersebut.
    Kendati insiden terjadi di luar kampus, Taufiq menyatakan bahwa tindak kekerasan tak dapat dibenarkan.
    “Kami telah membentuk tim investigasi internal untuk melakukan penyelidikan mendalam terkait insiden ini. Tim tersebut bertugas untuk mengidentifikasi permasalahan, mendalami fakta, dan mencari jalan penyelesaian yang terbaik,” tadasnya, Jumat.
    Sumber: Kompas.com (Penulis: Aji YK Putra | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Reni Susanti, David Oliver Purba)
    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Curhat Orang Tua Dokter Koas FK Unsri yang Dianiaya, Anaknya Alami Syok, Minta Pelaku Diproses Hukum
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemicu Ibu Lady Datangi Dokter Koas yang Dianiaya karena Lihat Anaknya Kurang Istirahat dan Stres – Halaman all

    Pemicu Ibu Lady Datangi Dokter Koas yang Dianiaya karena Lihat Anaknya Kurang Istirahat dan Stres – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dokter koas dari Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (FK Unsri), Muhammad Luthfi dianiaya oleh seorang pria berinisial DT dan viral di media sosial.

    Adapun DT merupakan sopir dari ibu dan Lady Aurellia Pramesti (LAP).  

    Lady merupakan sesama dokter koas dan rekan Luthfi berinisial LD.

    Pemukulan yang terjadi di salah satu kafe di Palembang ini dilatarbelakangi perselisihan soal jadwal jaga dokter koas. 

    Luthfi diketahui merupakan Chief (ketua) Koas Mahasiswa Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri) di RS Siti Fatimah Palembang. 

    Kuasa hukum Lady Aurellia, Titis Rahmawati, mengatakan sebenarnya Lady Aurellia tak mengadu pada ibunya terkait dengan jadwal shift kerja sebagai dokter koas.

    Titis menjelaskan bahwa sebenarnya ibu Lady yang langsung peka melihat kondisi dari Lady.

    Menurut penuturan ibu Lady, anaknya itu sering terlihat kurang beristirahat bahkan tampak terkesan mengalami stres. 

    “Lady ini merasa ada ketidakadilan dalam jadwal jaga malam itu, tapi sebenarnya dia tidak melapor kepada ibunya, tetapi ibunya melihat kurang istirahat, terkesan stres, ibunya tanya kenapa kok jaga nggak libur-libur, akhirnya cerita dia.”

    “Ibunya terus tanya siapa ketua nya, boleh nggak saya (ibu Lady) ngobrol,” kata Titis, Jumat (14/12/2024). 

    Menurut Titis, sebenarnya Lady sempat melarang rencana ibunya untuk bertemu dengan Luthfi. 

    Namun, pada akhirnya ibu Lady dengan inisiatifnya sendiri melakukan pertemuan dengan Luthfi, hingga kasus penganiayaan itu terjadi.

    “Anaknya sih keberatan, gak usahlah ini bukan urusan biarin aja,” ungkapnya.

    “Nah tapi kemudian tanpa sepengetahuan anaknya, ibunya berinisiatif dan menemuilah si ketua koas itu, ini dilakukan karena mungkin komunikasi antara anak itu kurang tersambung,” papar Titis. 

    Kini kasus penganiayaan yang dilakukan pihak Lady ini sudah ditangani oleh Polda Sumatra Selatan (Sumsel).

    DT, terduga pelaku penganiayaan terhadap Luthfi itu telah memenuhi panggilan polisi di unit V Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumatra Selatan (Sumsel), Jumat (13/12/2024). 

    Ketika mendatangi Polda Sumsel, DT terlihat mengenakan kemeja dan menutup wajahnya menggunakan masker.

     “Updatenya, bahwa saat ini terduga terlapor sudah berada di Subdit III unit V sudah datang tadi diantar pengacaranya jadi saat ini diterima oleh penyidik untuk dilakukan pemeriksaan awal,” ujar Kabid Humad Polda Sumsel, Kombes Sunarto, Jumat. 

    Sunarto mengatakan, timnya sudah turun ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk mendapatkan barang bukti penganiayaan yang viral di media sosial (medsos).

    Barang bukti tersebut natinya akan menjadi titik terang dari kasus penganiayaan yang dialami Lutfhi. 

    Sejauh ini, penyidik mengaku telah mengamankan rekaman CCTV di tempat kejadian di salah satu kafe di Palembang. 

    “Untuk barang bukti CCTV saat diambil aktif dan saat ini kamera CCTV tersebut sudah dibawa oleh tim,” ujarnya. 

    Belum ada penahanan dan penetapan tersangka dalam kasus ini. 

    Pelaku Mengaku Terprovokasi 

    Kuasa hukum DT, Titis Rachmawati, mengatakan motif insiden pemukulan yang dilakukan kliennya karena terprovokasi ketika mendampingi LN, ibu dari mahasiswi inisial Ly.

    “Kami sebagai kuasa hukum D calon tersangka dan juga kuasa hukum ibu Lina (LN).”

    “Menurut si D ini dia lihat (korban) tidak merespons, seperti itu aja, jadi orang tak direspons itu kayak enggak ditanggapi. Malah ke arah lain sambil senyum-senyum, jadi dia terprovokasi,” ungkap Titis, Jumat, dikutip dari TribunSumsel.com.

    Ia mengatakan, persoalan yang memicu keributan adalah hal sepele, yang mana dalam pertemuan tersebut hendak membicarakan soal jadwal koas. 

    Ketika itu, LN menceritakan tentang keadaan atau situasi koas yang dialami anaknya, yang menurutnya pembagian jadwal jaga tidak adil.

    “Klien kami akan meluruskan soal penjadwalan jadwal jaga anaknya. Karena ada sesuatu yang tidak diperlakukan sama.”

    “Ibu Lina mengajak korban bertemu bertujuan untuk komunikasi, menganggap anaknya tidak bisa komunikasi dengan korban koas ini,” jelas Titis.

    Menurutnya, LN berinisiatif sendiri ingin bertemu korban, tanpa sepengetahuan anaknya.

    Pada saat proses pertemuan tersebut, LN mempertanyakan terkait pembagian jadwal jaga kelompok koas anaknya.

    LN pun menyarankan agar pembagian jaga kelompok koas dapat dibagi dan didiskusikan terlebih dahulu.

    “Namun pada saat klien membahas permasalahan tersebut, terjadi kesalahpahaman yang mengakibatkan tanpa sepengetahuan klien. Sopir klien kami DT, tiba-tiba melakukan perbuatan seperti yang ada di video. Ini soal miskomunikasi saja,” papar Titis.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Duduk Perkara Dokter Koas FK Unsri Palembang Dianiaya, Diduga Persoalan Jadwal Piket

    (Tribunnews.com/Milani(TribunSumsel.com/Laily Fajrianty)