Produk: CCTV

  • Momen Penyelamatan Dirjen WHO saat Israel Serang Bandara Yaman

    Momen Penyelamatan Dirjen WHO saat Israel Serang Bandara Yaman

    Video: Momen Penyelamatan Dirjen WHO saat Israel Serang Bandara Yaman

    157 Views | Sabtu, 28 Des 2024 17:20 WIB

    Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, nyaris terkena serangan udara saat Israel menyerang bandara di Yaman. Momen penyelamatan Tedros terekam kamera CCTV.

    Rahmatia Miralena/Reuters – 20DETIK

  • Masalah Asmara Diduga Jadi Penyebab Tewasnya Mahasiswi UPI

    Masalah Asmara Diduga Jadi Penyebab Tewasnya Mahasiswi UPI

    JABAR EKSPRES – Kepolisian Resort Besar (Polrestabes) Bandung telah mengungkapkan hasil penyelidikannya terkait tewasnya seorang mahasiswi berinisial AM (21) di Gedung Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jalan Dr. Setiabudi, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, pada Kamis sore, 26 Desember 2024.

    Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono, menjelaskan bahwa korban diduga tewas akibat terjatuh dari ketinggian sekitar 6 meter dari lantai 2 Gedung Gymnasium UPI.

    “Jatuhnya dari lantai 2 yang tingginya sekitar 6 meter. Kami belum bisa memastikan apakah korban sengaja menjatuhkan diri atau terjatuh karena tidak ada CCTV yang merekam kejadian secara langsung. CCTV hanya merekam saat korban sudah jatuh,” ungkap Budi di Mapolrestabes Bandung, Sabtu (28/12).

    BACA JUGA: Ini Respons Warga Dago Elos atas Kematian Dodi Rustandi Muller

    Budi menambahkan bahwa sebelum kejadian tersebut, korban sempat bertemu dengan mantan kekasihnya, berinisial AV. Berdasarkan keterangan AV, yang juga memberikan pengakuan kepada polisi, terjadi cekcok antara keduanya.

    “Mantan pacarnya mengonfirmasi bahwa mereka bertemu sekitar pukul 11.00 WIB di kos korban pada hari Kamis (26/12). Dalam pertemuan tersebut, terjadi cekcok, dan setelah itu AV meninggalkan kos dan kembali ke kosnya sendiri. Sejak saat itu, dia tidak mengetahui lagi keberadaan korban,” ungkap Budi.

    Kapolrestabes Bandung menduga, peristiwa tewasnya AM berkaitan dengan masalah asmara. Berdasarkan keterangan petugas keamanan kampus berinisial N, tidak ada orang lain yang memasuki Gedung Gymnasium UPI saat kejadian tersebut.

    “Dari keterangan saksi lain, yaitu petugas keamanan, tidak ada orang lain yang memasuki gedung tersebut. Selain itu, hasil rekaman CCTV menunjukkan hanya ada korban di lokasi tersebut. Kami menduga ini ada masalah asmara, dan saat jatuh, korban berada sendirian di lapangan Gymnasium,” jelas Budi.

    Sebelumnya, AM ditemukan meninggal dunia pada sekitar pukul 15.00 WIB dengan kondisi bersimbah darah di bagian kepala. Pihak Humas UPI, Suhendar, membenarkan bahwa mahasiswi tersebut ditemukan tewas setelah terjatuh dari lantai 2 Gedung Gymnasium UPI.

    “Saya baru berkoordinasi dengan Tim UPT K3 UPI, dan Ka UPT K3 menyatakan benar ada seorang mahasiswi UPI yang terjatuh dari lantai 2 Gedung Gymnasium,” ujar Suhendar, Kamis (26/12).

  • Polisi Ungkap Detik-detik Mahasiswi UPI Bandung Tewas di Gedung Gymnasium, Bukan Korban Pembunuhan – Halaman all

    Polisi Ungkap Detik-detik Mahasiswi UPI Bandung Tewas di Gedung Gymnasium, Bukan Korban Pembunuhan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – AM (21), mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang tewas di Gedung Gymnasium UPI, Jalan Setiabudi, Kota Bandung, Jawa Barat bukan korban pembunuhan.

    Kesimpulan tersebut diungkap setelah polisi melakukan pemeriksaan saksi dan rekaman CCTV di lokasi kejadian.

    Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono mengatakan dari pemeriksaan saksi dan CCTV tergambar jelas urutan bagaimana AM ke luar dari kamar indekos hingga ditemukan tergeletak di Gymnasium dalam kondisi meninggal dunia.

    Dari rekaman CCTV, kata dia, pada pukul 11.33 WIB korban terlihat keluar dari gang indekos di jalan Alfarizi, Sukasari.

    Pukul 11.39 WIB, korban terlihat berjalan memasuki gedung Gymnasium kampus UPI. 

    “Pada pukul 11.40 WIB korban juga terlihat di CCTV berjalan di dalam gedung Gymnasium kampus UPI,” ujar Budi, Sabtu (28/12/2024). 

    Dalam rekaman CCTV, kata dia, terlihat korban hanya sendirian.

    Pada pukul 12.28 WIB, terlihat di CCTV korban jatuh dari lantai dua gedung Gymnasium ke lapangan basket di Gymnasium tersebut.

    “Jadi terlihat di CCTV-nya lagi jatuhnya seperti apa tergambar, tapi di lantai dua-nya tidak terlihat, tapi jatuhnya terlihat,” katanya.

    Sejumlah saksi telah diperiksa, terhadap N keamanan di kampus tersebut, AV mantan kekasih korban, N ibu kos korban, SP ayah dari korban, dan MF serta DN saksi yang pertama kali menemukan korban di gedung Gymnasium UPI.

    “Dari hasil pemeriksaan terhadap AV mantan pacarnya, memang benar pada pukul 11.00 WIB pada hari Kamis tersebut yang bersangkutan masih bertemu dengan korban di kos-kosan korban tersebut,” katanya.

    Pada saat itu, kata dia, saksi menjelaskan bahwa sempat terjadi cekcok dengan korban. 

    Akhirnya, saksi AV meninggalkan kos-kosan korban pulang ke rumah kos-kosannya sendiri.

    “Kemudian setelah itu dia (AV), tidak tahu lagi korban seperti apa. Nah, makanya itu kalau dilihat dari timeline nya, dari pukul 11.00 yang bersangkutan keluar dari kos-kosan korban, jam 11.33 WIB korban keluar sendirian menuju kampus UPI Gymnasium tersebut sendirian,” katanya. 

    Penyidik juga melaksanakan pemeriksaan terhadap N, keamanan dan menyatakan memang tidak ada orang lain di Gymnasium tersebut. 

    “Sehingga kami menyimpulkan bahwa korban pada saat jatuh di lapangan Gymnasium kampus tersebut sedang dalam keadaan sendirian tidak ada orang lain. Itu hasil pemeriksaannya kami. Dugaan sementara memang kalau tidak terjatuh, memang menjatuhkan diri sendiri,” ucapnya.

    Budi menambahkan, korban tidak memiliki riwayat penyakit apapun dan aktif di kampus. 

    “Dan juga ikut organisasi juga satu grup dengan mantan kekasihnya,” ujar Budi. 

    Dalam kasus ini, kata dia, tidak ada tersangka dan proses hukumnya pun dihentikan.

    “Ya, kalau memang tidak ada tindak pidana yang terjadi pada kasus ini, tidak ada proses lebih lanjut,” katanya.

    Hasil Visum 

    Dokter spesialis forensik, Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Sartika Asih, Dr Nurul Laidah Fathia pun menguraikan hasil visum terhadap korban.

    Dikatakan Nurul Laidah, jasad korban tiba di RS sekitar pukul 19.30 WIB dan baru dilakukan visum pada pukul 22.00 WIB. 

    “Menunggu surat permintaan dari penyidik, surat permintaan untuk dilakukan visum. Kebetulan keluarganya menolak untuk dilakukan otopsi, sehingga permintaan untuk visumnya adalah permintaan pemeriksaan luar jenazah,” ujar Nurul Laidah, Sabtu (28/12/2024). 

    Dari hasil pemeriksaan, kata dia, ditemukan ada beberapa luka di daerah wajah sebelah kanan, yakni luka lebam, lecet, luka robek atau luka terbuka di tungkai bawah kanan.

    “Kemudian ada juga patah tulang tertutup itu di tungkai atas kanan dan juga tungkai bawah kanan. Jadi, distribusi lukanya ada di sisi sebelah kanan,” katanya.

    Hasil visum itu, kata dia, menunjukkan kondisi korban terjatuh dengan posisi kepala bagian sebelah kanan, sesuai dengan rekaman CCTV.

    “Berdasarkan luka yang kami temukan, distribusinya sisi sebelah kanan, berarti itulah yang mengenai pertama. Artinya yang mengenai lantai pertama kali, kemudian untuk distribusi luka, di mana lukanya yang dominan adalah ditunggkai kemungkinan itu pola luka jatuh dari ketinggian,” ucapnya.

    Menurutnya, karena yang dilakukannya hanya pemeriksaan luar jenazah, sebab pasti meninggalnya korban tidak dapat ditentukan. 

    “Karena kami tidak bisa melihat kondisi di dalam tubuh jenazah, karena tidak dilakukan otopsi, tidak bisa teraba dan tidak bisa juga terlihat,” katanya.

    Penyebab pasti meninggalnya AM, kata, hanya bisa dipastikan dengan melakukan autopsi. 

    Hanya saja itu tidak dilakukan karena keluarga menolak untuk dilakukan autopsi.

    Jenazah korban pun sudah dimakamkan di pemakaman warga tak jauh dari rumah duka di Jalan Raya Cikalong, Kampung Daya Mekar, Desa Cikalong, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

    Puluhan warga maupun rekan mahasiswa mengikuti prosesi pemakaman AM . 

    Pemakaman berlangsung khidmat dan haru pada Jumat (27/12/2024) pagi.

    Pihak keluarga yang diwakili Kepala Desa Cikalong, Agun Gumilar mengaku sangat kehilangan atas meninggalnya AM.

    AM dikenal sebagai wanita yang sangat aktif di lingkungan RW maupun Desa Cikalong.

    “Almarhum itu duta agen Genre (Generasi Berencana), cukup aktif di lingkungan khususnya di RW 03 dan Desa Cikalong,” kata Agun saat ditemui di Pemakaman.

    AM juga dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul dan juga aktif di sejumlah organisasi.

    “Intinya orang easy going mudah bergaul. Tentunya kami sangat merasa kehilangan,” pungkasnya.

    Seperti diketahui AM ditemukan meninggal dunia di Gymnasium UPI pada Kamis (26/12/2024).

    (Tribunjabar.id/ Nazmi Abdurrahman)

  • Polisi Tak Temukan Tindak Pidana dalam Kasus Mahasiswi UPI Tewas Terjatuh di Gimnasium
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        28 Desember 2024

    Polisi Tak Temukan Tindak Pidana dalam Kasus Mahasiswi UPI Tewas Terjatuh di Gimnasium Bandung 28 Desember 2024

    Polisi Tak Temukan Tindak Pidana dalam Kasus Mahasiswi UPI Tewas Terjatuh di Gimnasium
    Tim Redaksi
    BANDUNG,KOMPAS.com
    – Polisi tak menemukan adanya tindak pidana dalam kasus tewasnya wanita berinisial AM (21) yang terjatuh di lantai dua Gimnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
    “Tidak ada tindak pidana yang terjadi pada kasus ini, dan kasus ini tidak ada prosesnya, ditutup,” kata Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono, saat rilis di Mapolrestabes Bandung, Sabtu (28/12/2024).
    Polisi tak bisa menyimpulkan penyebab kematian AM lantaran pihak keluarga tak mengizinkan proses otopsi terhadap jenazah AM.
    “Karena dugaan sementara memang kalau tidak terjatuh, memang menjatuhkan diri sendiri,” ucap Budi.
    Meski begitu, Budi juga menyebut bahwa penyidik telah mengecek sejumlah kamera pengawas atau closed circuit television (CCTV) yang ada sekitar kosan AM hingga Gimnasium.
    Dari time line yang terlihat dari CCTV, sekitar pukul 11.33 WIB korban keluar dari gang kosannya, pukul 11.39 WIB korban berjalan memasuki gedung Gimnasium Kampus UPI, pukul 11.40 WIB – 11.41 WIB korban juga terlihat di CCTV berjalan di dalam gedung Gimnasium kampus UPI.
    “Di sini terlihat sendirian, tidak ada yang lain. Kemudian pada pukul 12.28 WIB terlihat di CCTV korban jatuh dari lantai 2 gedung gimnasium ke lapangan basket di gimnasium tersebut,” ucap Budi.
    Budi juga menyebut penyidik telah meminta keterangan terhadap sejumlah saksi mulai dari ibu kosan, keamanan kampus, teman terdekat hingga keluarga AM.
    Hasilnya, setelah AM bertemu dengan teman dekatnya, AM memang sempat cekcok, kemudian pulang ke kosannya sendiri.
    Sekitar pukul 11.33 WIB, AM keluar sendirian menuju gimnasium kampus.
    Budi memastikan bahwa pada saat di gimnasium, AM dalam kondisi sendirian, hal ini diperkuat dengan keterangan keamanan kampus hingga pengecekan CCTV.

    “Sehingga kita menyimpulkan bahwa korban pada saat jatuh di lapangan gymnasium Kampus tersebut sedang dalam keadaan sendirian tidak ada orang lain. Itu hasil pemeriksaannya kami,” kata Budi.
    Namun, Budi tak mengetahui penyebab jatuhnya korban seperti apa, dari keterangan keluarga, AM juga tidak menderita penyakit secara fisik, dan masih aktif dalam organisasi bersama mantan pacarnya.
    “Tapi saya bilang tadi memang kalau untuk sebabnya jatuhnya seperti apa, apakah menjatuhkan diri sendiri atau terjatuh, ini karena tidak ada CCTV yang melihat langsung, CCTV-nya melihat pada saat jatuhnya,” ucapnya.
    Seperti diketahui, AM terjatuh dari lantai 2 yang diperkirakan setinggi 6 meter, jasad AM ditemukan dua mahasiswa yang hendak membuat konten sekitar pukul 15.05 WIB.
    “Saksi mendatangi gymnasium tersebut melihat ada sesosok jenazah sudah tergeletak di gymnasium dan telah dilihat ternyata jenazah wanita,” kata Budi.
    Temuan itu kemudian dilaporkan kepada pihak Polsek Sukasari dan Polrestabes Bandung. Tim Inafis lantas menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) dan penyidik meminta keterangan terhadap para saksi dan mengamankan sejumlah kamera pengawas.
    Dokter spesialis forensik Rumah Sakit Bayangkara Sartika Asih Nurul Aida Fathya menambahkan bahwa jenazah AM dibawa ke RS sartika asih sekitar pukul 19.30 WIB, dan menunggu surat permintaan visum.
    “Kebetulan keluarganya menolak untuk dilakukan otopsi, sehingga permintaan untuk visumnya adalah permintaan pemeriksaan luar jenazah,” ucapnya.
    Hasil pemeriksaaan luar jenazah yang dilakukan pukul 22.00 WIB, pihaknya menemukan ada beberapa luka yakni memar didaerah wajah, luka lecet di wajah sisi kanan, luka robek atau luka terbuka ditungkai bawah kanan, serta patah tulang tertutup ditungkai atas kanan dan tungkai bawah kanan.
    “Jadi distribusi lukanya ada di sisi sebelah kanan. Jadi mungkin sesuai dengan tadi yang ditunjukkan oleh Pak kapolres, kondisi korbannya terjatuhnya memang ke sisi kanan dari sisi CCTV tadi,” kata Nurul.
    Dikatakan, lantaran pemeriksaan yang dilakukan hanya dibagian luar jenazah, maka pihaknya tak dapat menentukan sebab kematiannya.
    “Karena ini hanya pemeriksaan luar jenazah, tentu sebab pasti mati tidak dapat ditentukan. Karena kami tidak bisa melihat kondisi di dalam tubuh jenazah,” ucapnya.
    Berdasarkan luka luar jenazah AM, Nurul menemukan luka tersebut karena luka jatuh dari ketinggian.
    “Berdasarkan luka yang kami temukan tentu distribusinya sisi sebelah kanan berarti itulah yang mengenai pertama artinya yang mengenai lantai pertama kali kemudian untuk distribusi luka dimana lukanya yang dominan adalah yang ditungkai,” ucapnya.
    “Kemungkinan itu pola luka jatuh dari ketinggian tentu sesuai akan tetapi apakah itu bisa mematikan? Tentu bagian lain yang lebih vital yaitu daerah kepala dibandingkan dengan tungkai bawah atau tungkai atas. Tapi itu tidak bisa kita tentukan karena tidak dilakukan otopsi,” tambahnya.
    Nurul juga menjelaskan perihal soal darah yang banyak dari hidung dan telinga. Ia menduga kemungkinan adanya patah tulang didaerah tengkorak.
    “Akan tetapi tidak ditemukannya luka terbuka tentu itu baru prediksi. Karena tidak bisa teraba dan tidak bisa juga terlihat. Dan itu hanya bisa dipastikan dengan dilakukan otopsi. Yang di sini tidak kami lakukan karena keluarga menolak untuk dilakukan otopsi. Mungkin itu dari saya. Terima kasih,” terangnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Perjalanan jauh libur Nataru lebih lancar berkat pelayanan seluruh pihak 

    Perjalanan jauh libur Nataru lebih lancar berkat pelayanan seluruh pihak 

    Sumber foto: M Irza Farel/elshinta.com.

    Wamen BUMN: Perjalanan jauh libur Nataru lebih lancar berkat pelayanan seluruh pihak 
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 27 Desember 2024 – 19:51 WIB

    Elshinta.com – Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Donny Oskaria mengunjungi Command Center KM 29 Tol Jakarta-Cikampek, Jumat (27/12/2023). Kakorlantas Polri Irjen Pol Aan Suhanan turut mendampingi.

    Kakorlantas Polri bersama Wamen BUMN melakukan video call interaktif dengan para petugas yang berjaga, baik yang sedang patroli ke jalur tol maupun di posko pengamanan libur nataru.

    “Rasa syukur kita bahwa tahun ini terjadi perjalanan jauh lebih lancar dari tahun-tahun sebelumnya. Tentu saja kerjasama dari Jasa Raharja Jasa Marga dan juga BUMN-BUMN lain yang tentunya bersama Korlantas ini. Kami selalu berusaha berikan yang terbaik bagi semuanya,” kata Wamen BUMN Donny Oskaria. 

    Donny juga menyampaikan arahan Presiden RI Prabowo Subianto agar dapat selalu mengutamakan pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam perjalanan Nataru tahun ini. 

    “Tentu saja mengharapkan bahwa bagi saudara-saudara kita yang sedang merayakan natal dan tahun baru nantinya bisa merasa nyaman. Seluruh dari pada kabinet mendukung itu terutama kami di BUMN dan juga dari menteri-menteri yang lain. Sehingga masyarakat Indonesia mendapatkan pelayanan terbaik,” ungkapnya. 

    Lebih lanjut, Kakorlantas Polri bersyukur bahwa pihaknya telah melewati puncak arus libur natal dengan lancar. Meski tidak seperti tahun lalu, ia mengungkapkan bahwa volume arus kendaraan masih di bawah ambang batas indikator kepadatan. 

    “Jadi ini Alhamdulillah untuk arus mudik natal ini sudah kita lewati ada di tanggal 21(Desember) puncaknya walaupun angkanya kalau kita bandingkan dengan nataru tahun lalu ini ada penurunan,” ucap Kakorlantas. 

    “Kemudian kita tentu sudah siap untuk melayani masyarakat untuk mudik libur tahun baru dan balik 
    Karena kemarin kalau kita lihat data yang ada ini belum ada semua yang kembali dari libur natal,” sambungnya. 

    Adapun, kata Aan, pihaknya juga telah berupaya mempersiapkan arus balik libur natal dan juga perjalanan mudik hingga wisata menjelang malam tahun baru. Berbagai rekayasa lalu lintas siap diberlakukan jika volume arus kendaraan mengalami kepadatan. 

    “Kita sudah siapkan untuk malam tahun baru untuk berkegiatan dan rekayasa lalu lintas kita laksanakan pada malam tahun baru. Banyak sekali Alhamdulillah biar perekonomian meningkat masyarakat yang menikmati libur natal tahun baru cukup banyak,” tutur Kakorlantas seperti dilaporkan Reporter Elshinta, M Irza Farel, Jumat (27/12). 

    “Kemarin kita evaluasi untuk beberapa destinasi wisata yang ada di Jakarta, Jawa Barat ini sampai Jawa Timur, Bali dan luar Jawa ini antusiasme masyarakat utuk mendatangi tempat-tempat lokasi wisata baik itu lokal maupun wisata yang internasional cukup banyak,”pungkasnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Irjen Pol Aan Suhanan juga menunjukkan kepada Wamen BUMN terkait teknologi yang digunakan Korlantas dalam setiap pelaksanaan Operasi besar Polri. 

    Fungsi Command Center sebagai pusat kendali, hingga pemantauan CCTV yang tersebar di jalur tol, arteri hingga penyeberangan merupakan komitmen Polri dalam mewujudkan pelayanan kepada masyarakat. 

    Sebagai informasi, turut mendampingi antara lain Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Pol Raden Slamet Santoso, Dirut PT Jasa Raharja Rivan A Purwantono, Dirops PT Jasa Raharja Dewi Aryani Suzana, Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Pol Aris Syahbudin.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Kecelakaan Beruntun di Klaten: Warga Takut Menolong Pebalap Liar – Halaman all

    Kecelakaan Beruntun di Klaten: Warga Takut Menolong Pebalap Liar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang merekam aksi pebalap liar di jalanan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menjadi viral setelah insiden tabrakan beruntun terjadi pada Selasa (24/12/2024) sekitar pukul 02.00 WIB.

    Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @infocegatanklaten dan menunjukkan momen ketika para pebalap liar mengalami kecelakaan yang melibatkan lebih dari tiga motor.

    Kronologi

    Ardiansyah (41) seorang saksi mata, menjelaskan bahwa kecelakaan berawal ketika salah satu pebalap menabrak pebalap lain, yang kemudian menyeruduk bagian belakang mobil yang melintas.

    “Awalnya ada motor kencang, kalau tidak salah motor MX, yang baru itu tabrak mobil,” jelas Ardiansyah.

    Kendaraan motor yang terlibat dalam kecelakaan tersebut berjalan dengan kecepatan tinggi dari arah Simpang SGM menuju Klaten.

    Setelah insiden, tiga orang yang terlibat dibawa pergi dengan sepeda motor berboncengan, meskipun mereka mengalami luka-luka.

    Warga Ketakutan 

    Warga sekitar terlihat ketakutan dan tidak berani menolong saat kecelakaan terjadi.

    “Warga takut, tidak ada yang tolong sama sekali, kecuali rombongan,” ungkap Ardiansyah.

    Hal ini menunjukkan bahwa situasi saat itu sangat mencekam dan membuat masyarakat enggan untuk berinteraksi.

    Tindakan Polisi

    Setelah menerima laporan, pihak Polres Klaten segera melakukan pengecekan lokasi dan mengumpulkan informasi dari saksi serta rekaman CCTV.

    Sementara itu, kondisi anak tersebut dilaporkan mengalami luka ringan dan lecet di bagian kaki.

    Pihak kepolisian juga telah mengamankan sepeda motor yang digunakan untuk balapan dan akan menindaklanjuti kasus ini lebih lanjut.

    Kecelakaan ini menjadi pengingat akan bahaya balap liar di jalanan dan pentingnya kesadaran masyarakat untuk tidak terlibat dalam kegiatan berisiko tersebut.

    Polisi mengimbau agar orang tua dan teman-teman dari para pebalap liar lebih memperhatikan keselamatan dan kesehatan anak-anak mereka.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Cerita Haru di Balik Penemuan Jenazah Balita MR yang Hanyut di Selokan Saat Bermain – Halaman all

    Cerita Haru di Balik Penemuan Jenazah Balita MR yang Hanyut di Selokan Saat Bermain – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Kisah balita MR 3,5 tahun meninggal karena hanyut di selokan saat bermain di tengah hujan di Surabaya menyisakan duka mendalam bagi Wibi Harianto yang sehari-hari mengasuh MR.

    Jenazah balita MR yang hanyut di selokan di kawasan Babatan Wiyung, Surabaya Barat,  Selasa lalu akhirnya ditemukan Jumat sore (27/12/2024).

    Setelah melakukan proses pencairan selama 4 hari, korban ditemukan di sela eceng gondok Kali Makmur.

    Wibi Harianto menuturkan, sejak kecil pengasuhan MR dipercayakan kepadanya karena kedua orangtua MR merantau bekerja ke Malaysia.

    Orangtua balita MR merupakan warga Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan.

    “Sejak usia 8 bulan, dia tinggal bersama kami. Sudah kami anggap anak sendiri. Kami juga punya anak kandung yang seumuran dengannya, sudah seperti saudara,” kata Wibi.

    Selama hampir 3 tahun, Wibi bersama isterinya membesarkan MR.

     “Dia sudah bisa sedikit ngomong. Bapak dan Mamak. Anaknya lincah,” kenangnya mengingat kembali sapaan yang biasa diucapkan MR ketika memanggilnya.

    Wibi mengungkap, tak ada firasat apapun yang diperlihatkan sang anak sebelum peristiwa.

    Pencarian balita MR yang hanyut di selokan pemukiman warga di Babatan Wiyung, Surabaya, melibatkan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) pada Rabu (25/12/2024). Balita MR hanyut dan hilang saat bermain bersama teman-temannya, Selasa sore (24/12/2024).

    Pada hari kejadian, seperti biasanya, MR bermain air bersama saudara dan teman-teman sekitar rumah ketika hujan datang.

    “Namun biasanya tidak terlalu jauh apalagi sampai di tempat kemarin (lokasi tenggelam). Biasanya hanya di depan rumah saja,” kenangnya.

    Saat kejadian, Wibi tengah berkerja di kawasan perumahan Surabaya Barat.

    Bak petir di siang bolong, pekerja bangunan ini terhenyak saat mendengar kabar hanyutnya sang anak, langsung dari istrinya yang datang menjemputnya.

    Dia langsung bergegas menarik gas motornya. Berharap MR masih bisa ditemukan di lokasi bermain yang berjarak sekitar 15 meter dari rumah kos.

    Tangkapan kamera CCTV saat balita MR (3,5 tahun) bersama kakaknya bermain air hujan lalu terpeleset ke selokan dan hanyut di kawasan Babatan Wiyung, Surabaya Barat,  berinisial MR berusia 3,5 tahun akhirnya ditemukan, Jumat sore (27/12/2024). (dok.)

    Sayang hal itu terlambat. Perjumpaannya dengan MR sebelum berkerja ternyata menjadi momen kali terakhir bertemu balita lucu itu.

    “Saya langsung Ikut nyemplung (mencari anaknya),” katanya. Sejak Selasa sore hingga Rabu siang, dia tak berhenti mencari MR.

    Dia masih percaya sebuah keajaiban mengantarkan anaknya bertemu dalam keadaan selamat.

    “Informasi dari petugas akan dicari selama satu pekan. Tapi kami optimis akan ditemukan lebih cepat. Mohon doanya,” katanya.

    Selain Wibi, di kos yang sama juga ditinggali Ghofur, paman dari MR sekaligus kakak dari ibunda MR.

    Ghofur bersama satu anggota keluarga lainnya turut membantu Wibi mencari MR sejak Selasa sore.

    “Saya sampai ikut masuk gorong-gorong dan saluran air berukuran 60 cm kali 50 cm. Tapi, masih belum ditemukan,” kata Ghofur ditemui di tempat yang sama.

    Saluran di kawasan Babatan didesain dengan ukuran sedang sehingga mampu mengalirkan air di perkampungan menuju saluran di Jalan Wiyung hingga menjangkau rumah pompa.

    Balita MR yang terjatuh ke selokan di pemukiman warga di Babatan Surabaya dan terbawa air air saat bermain bersama kakak dan temannya ditemukan meninggal. Jenazah balita berusia 3,5 tahun ditemukan di sela emceng gondok Kali Makmur, Surabaya, setelah proses pencairan selama 4 hari, Jumat sore (27/12/2024). (Tribun Jatim/Bobby Koloway)

    Ada pula sempalan saluran yang mengarah ke Kali Makmur di dalam Kompleks Royal Residence.

    “Kami akan mencari MR sampai ditemukan. Mohon doanya,” ujar pria yang juga pekerja bangunan tersebut.

    Ketua RT 8 RW 2, Ainul mengungkapkan, lokasi perkampungannya memang seringkali menjadi langganan banjir.

    Berada lebih rendah dibandingkan RT lainnya, limpahan air memenuhi got sedalam 50 cm.

    Saat hujan deras, arus air begitu kencang.

     “Saluran di sini memang sering banjir, bisa sampai semata kaki karena memang dapat kiriman dari sana. Namun cepat kering,” katanya menunjuk area RT tetangga.

    Penjelasan Ainul sesuai dengan pada rekaman kamera CCTV yang viral di media sosial. Menunjukkan detik-detik MR tenggelam, proses hanyut tersebut berlangsung cepat.

    Operasi pencarian tim SAR terhadap jenazah balita MR di sungai yang dipenuhi enceng gondok menggunakan perhu karet (kiri), dan foto pengangkatan jenazahnya oleh petugas. Balita MR terjatuh ke selokan di pemukiman warga di Babatan Surabaya dan terbawa air air saat bermain bersama kakak dan temannya ditemukan meninggal. Jenazah balita berusia 3,5 tahun ditemukan di sela enceng gondok Kali Makmur, Surabaya, setelah proses pencairan selama 4 hari, Jumat sore (27/12/2024). (Kolase Tribunnews)

    Karenanya, pengawasan terhadap anak memang seharusnya ditingkatkan. Terutama, saat hujan berlangsung. 

    Jenazah MR ditemukan sekitar pukul 14.00 WIB. Saat penemuan, petugas gabungan dari PU BIna Marga Surabaya yang menurunkan ekskavator mengeruk tumpukan eceng gondok.

    Dari sana petugas sempat menurunkan alat keruknya yang membuat jenazah kembali hanyut. Akhirnya, korban kemudian ditemukan.

    Lokasi penemuan jenazah berada sekitar 3 kilometer dari selokan Jalan Babatan II F Wiyung, Surabaya, lokasi awal balita tersebut tenggelam.

    “Namanya anak kecil, kadang belum tahu, kalau yang kadang (saluran) muncul gelembung-gelembung itu berbahaya. Justru ini memancing untuk mendekat,” katanya.

    Sosialisasi juga terus dilakukan, terutama bagi pendatang. 

    “Kami bersama para Ketua RT lainnya juga ikut mencari. Semoga segera ditemukan,” katanya.

    Laporan Reporter Bobby Constantine Koloway | Sumber: Tribun Jatim

  • Dishub Kota Bekasi siapkan 252 petugas antisipasi kemacetan tahun baru

    Dishub Kota Bekasi siapkan 252 petugas antisipasi kemacetan tahun baru

    Sumber foto: Hamzah Aryanto/elshinta.com

    Dishub Kota Bekasi siapkan 252 petugas antisipasi kemacetan tahun baru
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 27 Desember 2024 – 22:56 WIB

    Elshinta.com – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi mengerahkan 252 petugas untuk mengamankan lalu lintas selama malam tahun baru.

    Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Bekasi, Teguh Indrianto mengatakan petugas akan ditempatkan di titik-titik rawan kemacetan dan keramaian.

    “Selain di 10 posko yang tersebar di Kota Bekasi, kami juga menempatkan petugas di sejumlah simpang yang rutin mengalami kepadatan lalu lintas,” kata Teguh, Jumat (27/12).

    Ia menjelaskan, operasi pengamanan ini merupakan bagian dari Operasi Lilin 2024-2025 yang berlangsung sejak 18 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025, berkolaborasi dengan Polres Metro Bekasi Kota.

    Ia menyebut, ke-252 petugas Dishub tersebut akan dibagi menjadi tiga shift dan bertugas selama periode tersebut.

    “Titik-titik rawan kemacetan yang menjadi fokus pengamanan antara lain kawasan Harapan Indah, Galaxy, dan Bundaran Summarecon Bekasi,” ungkapnya.

    Ia mengaku, Dishub juga akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian, TNI, dan petugas keamanan dari instansi terkait seperti Summarecon, Harapan Indah, Lagoon, dan Galaxy.

    “Untuk pemantauan, selain petugas berasa dilapangan, kami juga memanfaatkan 122 CCTV yang tersebar di Kota Bekasi dan dipantau selama 24 jam dari posko di Giant Mega Bekasi,” papar Teguh. 

    Adapun pantauan CCTV akan difokuskan pada 22 simpang utama di Kota Bekasi.

    Dengan langkah-langkah ini, Dishub Kota Bekasi berharap dapat meminimalisir kemacetan dan memastikan kelancaran arus lalu lintas selama perayaan tahun baru.

    “Semoga dengan kehadiran petugas ini, masyarakat dapat merayakan tahun baru dengan aman dan nyaman,” pungkasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hamzah Aryanto.

    Sumber : Radio Elshinta

  • 10
                    
                        Duduk Perkara 7 Polisi di Medan Aniaya Warga hingga Tewas, Berawal dari Warung Tuak
                        Medan

    10 Duduk Perkara 7 Polisi di Medan Aniaya Warga hingga Tewas, Berawal dari Warung Tuak Medan

    Duduk Perkara 7 Polisi di Medan Aniaya Warga hingga Tewas, Berawal dari Warung Tuak
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes)
    Medan
    Kombes Pol Gidion Arif Setyawan menyampaikan sejumlah fakta terkait kasus penganiayaan hingga tewas oleh tujuh anggotanya terhadap Budianto Sitepu, warga Kabupaten Deli Serdang pada Rabu (25/12/2024).
    Gidion menjelaskan, sebelum peristiwa penganiayaan terjadi, mulanya korban minum tuak bersama teman-temanya di warung tuak Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Deli Serdang, pada Senin (23/12/2024) malam.
    Lokasi tersebut berdekatan dengan rumah mertua Ipda ID, polisi yang bekerja sebagai Panit Resmob Sat Reskrim Polrestabes Medan.
    Karena kegiatan minum tuak itu dinilai mengganggu, keluarga Ipda ID melempar batu ke seng warung tuak tersebut.
    “Yang jadi persoalan dilempar batu sengnya di kedai ini, pada Senin (23/12/2024),” kata Gideon di Mapolrestabes Medan, Jumat (27/12/2024).
    Kemudian, pada Selasa (24/12/2204), korban kembali minum tuak di tempat yang sama hingga larut malam. Keadaan ini diduga menimbulkan keresahan bagi keluarga Ipda ID dan masyarakat sekitar.
    Pada Rabu (25/12/2024) dini hari, Ipda ID kemudian memanggil enam anggota dari Unit Resmob dan Unit Pidum Polrestabes Medan untuk menangkap korban dan kedua temannya itu.
    “Anggota saya Ipda ID melaporkan ke anggota lain tim Unit Reaksi Cepat (URC) yang waktu itu siaga, karena waktu itu malam Natal semua anggota di luar. Ada tim yang memang menyebar, timsus,” kata Gidion.
    Saat proses penangkapan inilah, tujuh anggota Polrestabes Medan, termasuk Ipda ID, menganiaya korban hingga tewas.
    “Hasil otopsinya, ada pendarahan pada batang otak, pendarahan pada kepala, lalu luka di pipi, rahang, lalu luka di bagian mata. Ini kemudian dalam visum tersebut terbukti mengalami kekerasan benda tumpul, ini kami dalami,” ujar Gidion.
    Menurutnya, kajian forensik masih terus dilakukan agar kasus ini terungkap dengan objektif.
    “Jadi kekerasan tumpul itu analoginya, kepala ini kan cukup keras. Kalau dia mengalami pendarahan berarti ada benturan keras, kalau tajam kan luka terbuka,” katanya.
    “Kekerasan tumpul ini persoalannya adalah apakah kepalanya ini menghampiri benda atau benda yang menghampiri kepalanya. Ini kan kajian dari dokter forensik,” tandasnya.
    Kata Gidion, sebelum tewas, korban sempat dibawa ke ruang tahanan, namun tidak berselang lama, korban muntah. Lalu saat dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara meninggal dunia sekitar pukul 10.30 WIB.
    Merespons kasus ini, pihaknya langsung memeriksa CCTV di sekitar lokasi kejadian dan juga tujuh anggotanya. Kini, mereka ditahan di tempat khusus untuk proses penyelidikan lebih lanjut.
    Lalu, kata dia, keluarga korban juga telah melaporkan peristiwa ini ke Polda Sumut. Selain sanksi etik, tujuh oknum polisi itu juga akan diberikan hukuman pidana.
    “Pengacara keluarga Budianto Sitepu ke Polda Sumut yaitu membuat laporan tentang penganiayaan berat yang mengakibatkan menghilangkan nyawa orang. Keluarga juga membuat laporan tentang pelanggaran kode etik yang dilakukan anggota polisi di Polda Sumut,” ujarnya.
    “Karena itu proses selanjutnya dilakukan oleh Polda Sumut, khususnya adalah di Propam Polda Sumut,” tambahnya.
    Menurut istri korban, Dumaria Simangunsong, Budianto dan teman-temannya minum minuman keras sambil memutar musik keras pada Selasa (24/12/2024) pukul 23.00 WIB. Keributan dengan warga sekitar pun terjadi, hingga akhirnya polisi mengamankan mereka.
    “Jam 01.00 WIB saya dapat kabar suami saya ditangkap,” ujar Dumaria di RS Bhayangkara Medan, Kamis (26/12/2024).
    Rabu (25/12/2024), Dumaria mendatangi Polrestabes Medan untuk menjenguk suaminya. Namun, ia tidak diizinkan bertemu dan hanya diperbolehkan menitipkan makanan.
    Pada Kamis (26/12/2024), ia kembali ke Polrestabes Medan dan mendapat kabar suaminya sudah di RS Bhayangkara. Di rumah sakit, ia menemukan Budianto telah meninggal dengan tubuh penuh luka lebam.
    “Wajahnya lebam, badannya biru-biru, dadanya juga,” ungkap Dumaria.
    Ia meminta agar kasus ini diusut tuntas.
    “Harapan saya, seadil-adilnya. Suami saya pas dibawa baik-baik saja. Tapi kenapa pas meninggal kondisinya lebam-lebam, biru-biru,” tegasnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5 Populer Regional: Viral Ibu Hamil Dikeroyok Pak Ogah di Puncak Bogor – Mahasiswi UPI Tewas  – Halaman all

    5 Populer Regional: Viral Ibu Hamil Dikeroyok Pak Ogah di Puncak Bogor – Mahasiswi UPI Tewas  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berita populer regional dimulai dari viralnya ibu hamil dikeroyok pak ogah di Puncak Bogor, Jawa Barat.

    Kasus ini berbuntut panjang setelah korban berinisial V enggan berdamai.

    Satu dari sejumlah alasan yang membuatnya enggan berdamai lantaran uang ganti rugi yang ia minta hanya dibayar Rp 53 ribu. 

    Kini sudah ada dua orang ditetapkan sebagai tersangka.

    Kemudian ada kasus tewasnya mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung berinisial AM (21).

    Jasad AM ditemukan pertama kali oleh mahasiswa lainnya pada pukul 15.00 WIB.

    Tak ada luka di kepala korban, tetapi hidung banyak mengeluarkan darah dan patah kaki sebelah kanan.

    Kasus tewasnya mahasiswi UPI hingga kini masih misteri.

    Berikut rangkuman berita populer regional selengkapnya selama 24 jam di Tribunnews.com:

    Sejumlah alasan membuat V, ibu hamil yang dikeroyok tukang parkir alias Pak Ogah di jalur alternatif Puncak Bogor enggan berdamai. 

    V menolak berdamai dengan dua pelaku yang kini sudah menjadi tersangka. 

    Satu dari sejumlah alasan yang membuatnya enggan berdamai lantaran uang ganti rugi yang ia minta hanya dibayar Rp 53 ribu. 

    Padahal ia meminta uang ganti rugi untuk biaya cek kandungan dan pengobatan luka memar di muka yang dialami sang suami. 

    V dan sang suami, IH, mengaku disepelekan.

    “Kalau kalian enggak ada itikad baik, enggak ada kekeluargaan. Kalian bukan keluarga saya. Pikirin aja gimana. Saya enggak mau duit receh ini,” kata V, Kamis (27/12/2024) dikutip dari TribunnewsBogor.com. 

    V mengatakan, dirinya sempat memberi kelonggaran untuk membayar ganti rugi dalam jangka satu bulan. 

    Tapi, kata V, mereka tetap enggan membayar uang yang diminta. 

    Alasan lain, V tak mau berdamai dengan Pak Ogah adalah karena pelaku tidak punya itikad baik untuk menyelesaikan perkara.

    Terlebih saat dimintai identitasnya, para pelaku mengelak dan mengaku tidak punya KTP.

    “Kami sempat menawarkan kesempatan satu bulan buat pikirin biaya ganti rugi ke kami. Tapi tetap mereka tidak ada dana, dan untuk jaminan ke kami seperti KTP pun dari ketiga pelaku tidak ada yang mempunyai identitas,” kata V.

    Baca selengkapnya.

    Dokter koas bernama Fladiniyah Puluhulawa kembali viral. Setelah pada tahun lalu, dia viral karena cekcok soal lahan parkir, kini dia kembali menjadi sorotan setelah melakukan penganiayaan terhadap penjual makanan. (Tribun Medan)

    Kasus penganiayaan yang dilakukan seorang dokter perempuan kepada penjual roti bakar di Medan, Sumatra Utara, masih diselidiki.

    Aksi penganiayaan yang terjadi pada Kamis (19/12/2024) lalu terekam kamera CCTV dan viral di media sosial.

    Setelah ditelusuri, pelaku penganiayaan bernama Fladiniyah Puluhulawa yang berstatus dokter koas.

    Fladiniyah Puluhulawa sempat menjadi dokter koas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pirngadi, Medan.

    Kepala Humas RS Pirngadi Medan, Gibson Girsan, menyatakan pihaknya sudah mengembalikan Fladiniyah Puluhulawa ke kampusnya sejak Juli 2024.

    Selama menjadi dokter koas, Fladiniyah Puluhulawa sering tak akur dengan rekan-rekannya saat bekerja.

    “Sejak bulan Juli kemarin sudah dikembalikan ke kampusnya untuk pembinaan kembali,” bebernya, Kamis (26/12/2024).

    Gibson Girsan tak menjelaskan secara rinci masalah yang dibuat Fladiniyah Puluhulawa selama bekerja di sana.

    “Karena kemarin kurang harmonis dengan teman-teman lainnya,” tukasnya.

    Kapolrestabes Medan, Kombes Gidion Arif Setyawan, menyatakan pelapor bernama Fitra Samosir (26) telah dimintai keterangan terkait kasus penganiayaan yang dialaminya.

    Baca selengkapnya.

    Ilustrasi PSK. (Tribun Bali)

    Seorang pria berinisial DS diringkus jajaran Satreskrim Polres Cianjur, Jawa Barat atas kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

    Kasus TPPO ini terbongkar setelah korban berinsial DR meninggal dunia diduga overdosis setelah dijual ke warga negara asing (WNA) asal Arab Saudi.

    AKP Tono Listianto, Kasat Reskrim Polres Cianjur menuturkan bahwa mulanya pihak kepolisian mendapatkan laporan dari orang tua korban.

    Orang tua korban tersebut melapor bahwa anaknya telah menjadi korban TPPO.

    “Berdasarkan laporan orang tua korban, anaknya menjadi korban perdagangan orang,”

    “Korban diduga dijajakan oleh pelaku berinisial DS kepada warga negara asing dengan modus menawarkan jasa pekerja seks komersial,” ucapnya pada wartawan, Kamis (26/12/2024).

    Kasus TPPO ini bermula pada Jumat (13/12/2024) lalu saat pelaku DS menjemput gadis berinisial DR menggunakan mobil.

    DR lalu dibawa ke sebuah villa di kawasan Bogor, Jawa Barat untuk dijajakan sebagai PSK.

    “Ketika di Villa, korban kemudian dijajakan kepada WNA Timur Tengah sebagai PSK, dengan tarif sebesar Rp700 ribu hingga Rp1 juta per satu kali kencan,”

    “Akhirnya korban harus melayani WNA asal Arab Saudi selama dua hari,” kata AKP Tono, dikutip dari TribunJabar.id.

    Baca selengkapnya.

    (Kiri) dokter Aulia Risma Lestari dan (Kanan) Kaprodi Anestesi FK Undip Taufik Eko Nugroho yang menjadi tersangka kasus pemerasan. (Kolase Tribunnews.com)

    Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Tengah Kombes Dwi Subagio mengungkap ada perputaran uang sebesar Rp 2 miliar per semester dalam pusaran kasus pemerasan mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Undip Semarang.

    Diketahui, kasus pemerasan di lingkungan PPDS Undip tersebut terungkap setelah meninggalnya dokter Aulia Risma Lestari, mahasiswi PPDS Anestesi Undip.

    “Iya, ada perputaran uang per semester sekitar Rp2 miliar,” kata Kombes Dwi Subagio di Mapolda Jateng, Jumat (27/12/2024).

    Besaran uang tersebut berdasarkan data yang tertulis yang menjadi barang bukti dalam kasus tersebut.

    Adapun barang bukti yang berhasil disita sebesar Rp 97 juta.

    “Uang itu sebagai dana operasional yang dipungut di luar ketentuan,” katanya.

    Selain mengungkap fakta baru tersebut, Polda Jateng telah mencegah tiga tersangka bepergian ke luar negeri untuk memudahkan proses penyidikan yang dilakukan polisi.

    “Kami sudah melakukan pencekalan, dilarang ke luar negeri. Permohonan pencekalan sudah kami kirimkan (ke Imigrasi),” kata Kombes Dwi Subagio.

    Polda Jawa Tengah mencegah tiga tersangka kasus pemerasan dokter Aulia Risma Lestari, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

    Tiga tersangka dicegah bepergian ke luar negeri untuk memudahkan proses penyidikan yang dilakukan polisi.

    Baca selengkapnya.

    Ilustrasi tewas. (ThinkStock via Kompas)

    Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung berinisial AM (21) ditemukan tewas dengan kondisi telungkup di Gedung Gymnasium, Kamis (26/12/2024).

    Jasad AM ditemukan pertama kali oleh mahasiswa lainnya pada pukul 15.00 WIB.

    Kasat Reskrim Polrestabes Bandung, AKBP Abdul Rachman, sedang mendalami peristiwa mahasiswi tewas di UPI.

    “Itu betul ditemukan adanya mahasiswi UPI ditemukan meninggal.” 

    “Berdasarkan hasil pemeriksaan awal yang dilakukan Unit Inafis Polrestabes Bandung, ada beberapa luka yang ditemukan pada mahasiswi tersebut,” tuturnya, dilansir Tribun Jabar, Kamis.

    Abdul Rachman mengatakan, tak ada luka di kepala korban, tetapi hidung banyak mengeluarkan darah dan patah kaki sebelah kanan.

    Namun, untuk pastinya masih menunggu hasil pemeriksaan tim kedokteran dari rumah sakit.

    “Sudah ada tiga orang saksi yang dimintai keterangan, salah satu yang dimintai keterangan merupakan orang yang pertama kali melihat mahasiswi tersebut,” terangnya.

    Baca selengkapnya.

    (Tribunnews.com)