Produk: CCTV

  • DPRD Surabaya Desak Tindakan Tegas ke Pengemudi Mabuk

    DPRD Surabaya Desak Tindakan Tegas ke Pengemudi Mabuk

    Surabaya (beritajatim.com) – DPRD Kota Surabaya mendesak adanya tindakan tegas kepada para pengemudi mabuk. Hal ini menyusul tingginya kasus kecelakaan fatal di Kota Pahlawan dipicu para pengemudi yang sedang dalam pengaruh minuman beralkohol.

    Anggota Komisi A DPRD Surabaya, Azhar Kahfi menegaskan Pemerintah Kota (Pemkot) harus segera bertindak melalui pendekatan komprehensif untuk mencegah dan menangani masalah ini.

    “Pemkot Surabaya harus berperan aktif dalam mencegah dan menangani kasus pengemudi mabuk melalui pendekatan yang komprehensif, kolaboratif, dan berbasis pada kepentingan masyarakat,” ujar Kahfi saat dihubungi, Jumat (3/1/2024).

    Politisi Gerindra ini mendorong Pemkot Surabaya untuk memperkuat regulasi lokal dengan membuat Peraturan Daerah (Perda) terkait larangan berkendara dalam kondisi mabuk. Regulasi ini nantinya akan diintegrasikan dengan Undang-Undang Lalu Lintas untuk memaksimalkan efektivitas penegakan hukum.

    Selain itu, peningkatan frekuensi razia lalu lintas dan pemasangan CCTV di lokasi strategis juga dinilai penting. “Kami ingin regulasi ini tidak hanya menjadi aturan di atas kertas, tetapi juga diterapkan secara tegas di lapangan,” tegas mantan Ketua Cabang HMI Surabaya ini.

    Selain regulasi, lanjut Kahfi, kampanye kesadaran publik tentang bahaya berkendara dalam kondisi mabuk menjadi agenda yang tak kalah penting. Kahfi mengusulkan edukasi melalui berbagai platform, termasuk media lokal dan institusi pendidikan. Tidak hanya itu, Pemkot juga diharapkan dapat menyediakan transportasi alternatif yang aman dan terjangkau, terutama pada malam hari.

    “Masyarakat perlu diberi pilihan transportasi yang memadai, seperti taksi, ojek online, atau shuttle khusus, sehingga mereka tidak tergantung pada kendaraan pribadi saat beraktivitas di malam hari,” tutur Kahfi.

    Kahfi menambahkan kerja sama lintas instansi, mulai dari kepolisian hingga Dinas Perhubungan, menjadi langkah penting untuk memperkuat pengawasan dan penindakan. Dia juga mengusulkan agar layanan rehabilitasi dan konsultasi bagi pengemudi yang memiliki masalah penyalahgunaan alkohol dapat disediakan sebagai upaya jangka panjang.

    “Langkah ini tidak hanya menekan angka pelanggaran, tetapi juga membantu para pelanggar untuk keluar dari kebiasaan buruk mereka,” jelasnya.

    Kahfi juga menekankan pentingnya evaluasi kebijakan secara berkala untuk memastikan keberhasilan program yang diterapkan. Dia mengundang partisipasi masyarakat dalam pelaporan pelanggaran dan memberikan masukan yang konstruktif.

    “Pemerintah daerah yang ideal adalah pemerintah yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat, proaktif dalam menciptakan solusi, dan tegas dalam menegakkan aturan,” tutup Kahfi. [asg/beq]

  • 4
                    
                        Saling Tuding Polisi dan Korban dalam Tragedi Penembakan di Rest Area Tol Tangerang-Merak
                        Megapolitan

    4 Saling Tuding Polisi dan Korban dalam Tragedi Penembakan di Rest Area Tol Tangerang-Merak Megapolitan

    Saling Tuding Polisi dan Korban dalam Tragedi Penembakan di Rest Area Tol Tangerang-Merak
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Penolakan pendampingan korban oleh Kepolisian Sektor (Polsek) Cinangka, Banten, disorot dalam penembakan di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak.
    Anak korban tewas dalam penembakan itu, Rizky Agam S, mengungkapkan kekecewaannya terhadap polisi yang menolak mendampinginya saat melacak kendaraan sang ayah.
    “Ini sangat berat ya buat diomongin. Jadi kami itu minta pertolongan ke Polsek Cinangka untuk mendampingi saya, padahal mobil tersebut hanya berjarak 200 meter kurang lebih dari Polsek itu,” ujar Rizky di Taman Pemakaman Umum (TPU) Mekarsari Dalam, Rajeg, Kabupaten Tangerang, Kamis (2/1/2025) malam.
    Dia menjelaskan, pihaknya sengaja meminta pendampingan ke Polsek Cinangka karena mengetahui bahwa pelaku membawa senjata api.
    “Jadi petugas yang piket pada malam hari itu sudah telepon juga ke Kapolsek Cinangka, tapi tetap dari kapolseknya tidak bersedia untuk menemani kami mengambil mobil tersebut,” kata Rizky.
    Akibatnya, dua korban tertembak. Satu korban, Ilyas Abdurrahman (48), tewas, sementara korban lainnya, R (59), mengalami luka tembak di bagian tangan.
    Polisi membantah menolak pendampingan korban dalam insiden penembakan di rest area yang menyebabkan dua orang menjadi korban.
    Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Cinangka AKP Asep Iwan Kurniawan mengatakan, polisi tidak gegabah demi keselamatan anggota dan korban.
    “Narasi menolak pendampingan itu tidak benar. Kami tidak mau gegabah untuk mendampingi,” kata Asep kepada Kompas.com melalui telepon.
    Asep menjelaskan, tiga orang datang ke Polsek Cinangka sekitar pukul 01.00 dini hari. Mereka mengaku sebagai pihak leasing yang mengejar mobil dan meminta pendampingan.
    Petugas meminta dokumen kendaraan yang dikejar, tetapi mereka tidak dapat menunjukkannya.
    “Dia minta didampingi, tapi kami punya kewajiban menanyakan dokumen kendaraan dan hal ihwalnya,” kata Asep.
    Ia menegaskan akan merespons cepat jika situasi darurat atau ada ancaman. Namun, laporan semacam itu tidak diterima.
    “Karena mengaku dari leasing, kami tidak mau gegabah. Anggota mempersilakan mereka membuat laporan di sini,” ujar Asep.
    Asep menekankan pentingnya melindungi keselamatan anggota. Dengan begitu, ia tidak bisa asal memerintahkan pendampingan tanpa dasar yang jelas.
    “Kami harus lindungi keselamatan anggota dan yang bersangkutan,” kata dia.
    Asep menegaskan, pihaknya hanya bekerja sesuai SOP dengan meminta dokumen kendaraan yang tidak dapat ditunjukkan korban.
    Saat itu, korban mengatakan akan mengambil surat kendaraan, tetapi tidak kembali. Tak lama kemudian, terjadi penembakan di rest area Balaraja.
    “Saya turut prihatin dengan peristiwa tersebut,” ujar Asep.
    Adapun Rizky mengaku sudah menunjukkan bukti kepemilikan mobil yang dicuri oleh penyewa, saat meminta pendampingan ke Polsek Cinangka.
    Namun, laporan mereka tetap ditolak hingga membuat ayah Rizky, Ilyas Abdurrahman (43), tewas ditembak saat berusaha merebut mobil dari pencuri.
    “Kami dikira pihak leasing, padahal kami sudah infokan bahwa itu mobil rental, mobil pribadi dan kami bawa bukti kepemilikan lengkap, BPKB, STNK, dan kunci satu,” ujar Rizky.
    Rizky mengaku sangat kecewa penolakan pendampingan yang disampaikan Polsek Cinangka itu. Padahal pihkanya sudah menunjukan bukti bahwa bukan dari leasing.
    Rizky menjelaskan bahwa pendampingan itu diminta karena ia mengetahui bahwa pelaku membawa senjata api.
    Kasi Humas Polresta Tangerang Ipda Purbawa mengungkapkan, saat itu polisi tengah fokus pada penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP).
    “Kami sedang memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi untuk mengidentifikasi pelaku,” ucap Purbawa.
    Pelaku diduga menggunakan mobil jenis SUV untuk melarikan diri setelah insiden. Kini, polisi tengah menyelidiki lebih lanjut mengenai jumlah pelaku, identitas, dan kronologi kejadian.
    “Kami belum bisa pastikan berapa orangnya. Yang jelas, diduga pelaku ini yang melakukan penembakan menggunakan kendaraan mobil, mobil jenis SUV,” kata Purbawa.
    Adapun peristiwa bermula ketika seorang pria bernama Ajat menyewa mobil Honda Brio pada 31 Desember 2024. Namun, pada 1 Januari 2025, dua dari tiga perangkat GPS yang terpasan di mobil sewaan itu dipotong.
    Agam bersama ayahnya dan tim rental mobil mulai melacak keberadaan mobil itu hingga ke daerah Pandeglang. Setelah memergoki mobil Brio di pertigaan Saketi, pelaku sempat menodongkan senjata api sambil mengaku sebagai anggota TNI AU.
    Situasi semakin kacau ketika sebuah mobil Sigra hitam yang diduga rekan pelaku menabrakkan kendaraannya ke tim rental. Kedua mobil, Brio dan Sigra, kemudian kabur.
    “Setelah itu kami melanjutkan pengejaran menggunakan GPS hingga ke daerah Anyer. Di sana, kami meminta pendampingan dari Polsek terdekat, tetapi mereka tetap menolak meski kami menjelaskan situasinya,” ujar Rizky.
    Pengejaran terus dilakukan hingga rest area di KM 45 Tol Tangerang-Merak, tempat mobil Brio akhirnya berhenti.
    Saat itu, tim rental berhasil menangkap salah satu pelaku. Namun, situasi kembali memanas ketika rekan pelaku dari mobil Sigra kembali muncul dengan senjata api.
    (Penulis: Intan Afrida Rafni | Editor: Akhdi Martin Pratama, Icha Rastika, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Irfan Maullana, Teuku Muhammad Valdy Arief)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Kantongi Identitas Pelaku Penembakan di Rest Area Tol Tangerang-Merak

    Polisi Kantongi Identitas Pelaku Penembakan di Rest Area Tol Tangerang-Merak

    loading…

    Polisi sudah mengantongi pelaku penembakan yang menewaskan bos rental mobil IA (48) di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak. Foto/SIindoNews

    TANGERANG – Polisi sudah mengantongi pelaku penembakan yang menewaskan bos rental mobil IA (48) di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak. Saat ini, polisi masih memburu para pelaku.

    “Kami sudah mengumpulkan alat bukti dan bukti petunjuk dari CCTV, dan kita mendapatkan ciri-ciri dari pelaku,” kata Kasi Humas Polresta Tangerang, Ipda Purbawa, Jumat (3/1/2025).

    Meski begitu, Purbawa menegaskan pihak kepolisian masih melakukan pendalaman dari para pelaku tersebut. “Namun secara peroses penyelidikan, kita masih melakukan pendalaman dari para pelaku tersebut,” jelas dia.

    Sebelumnya, polisi menyebut terduga pelaku penembakan di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak berjumlah empat orang. “4 orang (terduga pelaku),” kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono, Jumat (3/1/2025).

    Joko mengatakan, pihaknya sampai saat ini masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku yang menewaskan IA selaku pemilik rental mobil. “Masih diburu,” jelas dia.

    Polisi mengungkap aksi penembakan di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak diduga buntut dari kasus penggelapan mobil rental. Diketahui, dari aksi penembakan tersebut dua orang menjadi korban, satu di antaranya meninggal dunia.

    “Keterangan lain diperoleh dari saksi saudara AM, yang menyatakan bahwa kejadian ini bermula dari dugaan penyalahgunaan mobil rental milik keluarganya,” kata Kasat Reskrim Polresta Tangerang, Kompol Arief Nazaruddin Yusuf, Kamis, 2 Januari 2025.

    Arief menerangkan, pelaku diduga membawa mobil milik korban yang sudah digelapkan. Saat itu, kata dia, korban berusaha melacak mobil tersebut.

    Arief menambahkan, korban dan pelaku sempat kejar-kejaran hingga berakhir di rest area Km 45 Tol Tangerang-Merak. Kemudian, saat itulah penembakan dilakukan hingga menewaskan korban.

    “Pelaku diduga menggunakan GPS untuk memutus jejak kendaraan di Pandeglang. Setelah melacak dan mengejar, saksi menemukan mobil Brio warna oranye milik keluarganya di depan Indomaret rest area KM 45. Saat mobil tersebut dihadang, pelaku tiba-tiba menembak secara brutal dan melukai dua korban,” ujar dia.

    (cip)

  • Hasil Autopsi Jenazah Rudi S. Gani, Pengacara di Bone yang Tewas Ditembak saat Malam Tahun Baru – Halaman all

    Hasil Autopsi Jenazah Rudi S. Gani, Pengacara di Bone yang Tewas Ditembak saat Malam Tahun Baru – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi menyatakan pelaku penembakan terhadap pengacara Rudi S. Gani (49) menggunakan senapan angin dan bukan senjata api.

    Hal tersebut terungkap setelah proses autopsi jenazah selesai dilakukan di Ruang Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulawesi Selatan (Sulsel).

    Hingga kini polisi masih memburu pelaku penembakan yang melancarkan aksinya di rumah mertua korban tepatnya di Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulsel, pada Selasa (31/12/2024) pukul 22.30 Wita. 

    Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol. Didik Supranoto, menyatakan jarak pelaku penembakan dengan korban kurang lebih 20 meter.

    “Hasil autopsi korban mengalami luka tembak di bagian muka bawah mata kanan,” bebernya, Kamis (2/1/2025).

    Peluru menembus tulang leher korban dan mengakibatkan kematian.

    Petugas telah mengeluarkan peluru dari jasad korban untuk diselidiki tim Labfor.

    “Proyektil dibawa ke Labfor dan pihak Labfor menyatakan peluru itu merupakan peluru senapan angin, bukan senjata api.” 

    “Peluru tersebut kaliber 8 milimeter, sekarang masih dalam penyelidikan,” imbuhnya.

    Dugaan sementara, senapan angin yang digunakan pelaku berjenis Pre-Charged Pneumatic (PCP) atau tabung angin semiotomatik. 

    Senapan angin tersebut dijual bebas secara online dan umumnya digunakan untuk menembak satwa.

    Pelurunya bermaterial tembaga alumunium dengan ukuran pellet terbilang besar kaliber 8 milimeter.

    Penyelidikan kasus ini masih dilakukan dengan memeriksa sejumlah saksi dan mengamankan rekaman CCTV.

    Kesaksian Kades dan Keluarga

    Kepala desa setempat, Mansyur Mochtar, mengatakan penerangan di jalan desanya hanya mengandalkan lampu teras rumah warga.

    “Gelap memang di lokasi kejadian tidak ada penerangan,” ucapnya, Jumat (3/1/2025).

    Meski penerangan kurang memadai, namun kondisi jalan mulus sehingga pelaku dapat langung melarikan diri.

    “Jarak rumah korban dengan lampu penerangan ada satu kilometer lebih baru ada penerangan,” terangnya.

    Menurutnya, kasus penembakan seperti itu baru pertama kali ini terjadi di Desa Pattukku Limpoe.

    Sementara itu, keluarga korban, Haslina (34), menyatakan penembakan terjadi saat anggota keluarganya makan dengan posisi melingkar.

    Haslina yang duduk tepat di depan korban kaget ketika mendengar suara ledakan.

    “Iya, ada saya dengar suara ledakan menggema satu kali sebelum almarhum jatuh tersungkur,” jelasnya.

    Suara tembakan tersebut terdengar jelas meski keluarga sedang memutar musik di dalam rumah.

    “Bukan suara petasan, karena belum adapi kasih nyalai petasan itu, hanya bunyi musik ji saja. Dan kami juga semuanya mendengar bunyi ledakan tapi hanya satu kali,” tandasnya.

    Haslina mengaku baru mengetahui Rudi tewas ditembak saat dievakuasi ke puskesmas terdekat.

    “Ada darahnya tapi kita kira pecah pembuluh darah, pas dibawa ke puskesmas baru ditahu kalau ternyata ditembak,” katanya.

    Hal senada diungkapkan istri korban, Maryam yang juga mendengar suara ledakan.

    “Saya sedang makan, tiba-tiba ada suara letusan. Suami saya langsung jatuh, dan ada darah di keningnya,” ungkap Maryam, Rabu (1/1/2025).

    Sebelum terdengar suara letusan, ia sempat melihat sebuah mobil terparkir di depan rumah.

    Kondisi mesin mobil tetap menyala meski berhenti.

    “Ada pria yang turun dari mobil, tapi saya tidak bisa lihat jelas wajahnya,” jelasnya.

    Peradi Bentuk Tim Investigasi

    Kasus penembakan terhadap Rudi S Gani membuat Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Makassar geram sehingga dibentuk tim investigasi khusus.

    Ketua Peradi Makassar, Jamil Misbach, menyatakan pembentukan tim tersebut sebagai bentuk solidaritas sesama advokat.

    “Kami akan membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kasus penembakan yang mengakibatkan anggota kami meninggal dunia,” bebernya, Rabu.

    Kasus tewasnya Rudi, menjadi sinyal bahaya keamanan profesi advokat.

    Jamil Misbach menjelaskan Rudi menjadi anggota aktif Peradi sejak Februari 2022 dan dikenal sebagai anggota yang berdedikasi tinggi.

    “Almarhum adalah anggota kami yang memiliki hak untuk dilindungi oleh hukum. Kami meminta polisi untuk tidak hanya menangkap pelaku, tetapi juga mengungkap motif di balik kasus ini,” tegasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunTimur.com dengan judul Kesaksian Kepala Desa Soal Kondisi Sekitar Rumah Rudi di Bone, Pantas Aksi Penembak Berjalan Mulus

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunTimur.com/Wahdaniar)

  • Polresta Tangerang Kantongi Identitas Pelaku Penembakan di Tol Merak

    Polresta Tangerang Kantongi Identitas Pelaku Penembakan di Tol Merak

    Bisnis.com, JAKARTA – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Tangerang, Polda Banten, kini telah mengantongi identitas terduga pelaku penembakan di Rest Area KM45, Tol Tangerang-Merak (2/1/2025), yang menewaskan satu orang dari dua korban.

    “Untuk ciri-ciri pelaku sudah kita kantongi dari hasil pemeriksaan CCTV, dan kita mengidentifikasi lebih lanjut,” kata Kasi Humas Polresta Tangerang Ipda Purba dilansir dari Antara, Jumat (3/1/2025).

    Dia menyebutkan, tim gabungan dari Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) kini masih melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap para pelaku penembakan.

    Rangkaian penyelidikan yang dilakukan Polisi, melalui identifikasi terhadap rekaman kamera pengintai atau CCTV yang ada di tempat kejadian perkara (TKP).

    “Ada beberapa yang sudah dikantongi, keterangan dari Kasat Reskrim belum bisa kita sampaikan, yang pasti petugas sedang di lapangan untuk proses penangkapan,” paparnya.

    Sejauh ini, kata Purba, tim penyidik Polresta Tangerang sudah mendapatkan beberapa petunjuk termasuk barang bukti yang didapat dari TKP, diantaranya seperti mobil dan selongsong peluru sebagai digunakan pelaku untuk melukai korbannya.

    Kendati demikian, dengan petunjuk itu pihaknya kini sedang melakukan uji balistik peluruh yang digunakan pelaku tersebut.

    “Uji balistik sudah, dan diduga senjata api itu jenis pistol, bukan air soft gun,” terangnya.

    Selain itu, untuk mempermudah proses penyelidikan dan penangkapan, Polisi juga telah memeriksa serta mendapatkan beberapa keterangan dari saksi pada saat kejadian penembakan itu.

    Sebelumnya, peristiwa penembakan oleh orang tidak dikenal (OTK) terjadi di Rest Area KM45, Tol Tangerang-Merak, Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten pada Kamis (2/1) dini hari.

    Atas kejadian itu, terdapat dua orang menjadi korban yakni berinisial IAR dan RAB. Satu dari dua korban itu salah satunya adalah bos rental mobil yang kini telah dinyatakan meninggal dunia setelah terkena peluru di bagian dadanya.

  • Prahara di Tubuh Polri, dari Penembakan Gamma hingga Pemerasan DWP

    Prahara di Tubuh Polri, dari Penembakan Gamma hingga Pemerasan DWP

    Bisnis.com, JAKARTA – Prahara tengah menyelimuti internal Polri dengan adanya sejumlah anggota yang melanggar etik karena menembak warga sipil dan memeras warga negara asing.

    Adapun, penembakan warga sipil dilakukan oleh Aipda RZ yang menembak seorang siswa di Semarang, Jawa Tengah.

    Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR pada Selasa (3/12/2024), Kepala Bidang Propam Polda Jateng, Kombes Pol Aris Supriyono mengungkapkan penembakan terjadi karena perselisihan di jalan raya.

    Aris mengemukakan bahwa cerita bermula ketika Aipda R pulang dari kantor. Menurut Aris, emosi Aipda R tersulut karena merasa sepeda motornya dipepet oleh korban.

    “Motif yang dilakukan oleh terduga pelanggar dikarenakan pada saat perjalanan pulang mendapat satu kendaraan yang memakan jalannya terduga pelanggar jadi kena pepet, akhirnya terduga pelanggar menunggu tiga orang ini putar balik, kurang lebih seperti itu dan terjadilah penembakan,” jelasnya.

    Kemudian, Aris membenarkan bahwa pada kejadian tersebut ada empat tembakan yang dilayangkan oleh Aipda R. Kejadian ini, katanya, berlangsung pada 24 November pukul 00:22 WIB di depan Alfamart, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang.

    Adapun, lanjut dia, perbuatan terduga pelanggar ini dibuktikan dari bukti elektronik, dalam hal ini adalah rekaman CCTV. Dengan demikian, dia menyimpulkan bahwa penembakan yang dilakukan Aipda R ini tidaklah terkait dengan pembubatan tawuran.

    “Kemudian penembakan yang dilakukan terduga pelanggar tidak terkait dengan pembubaran tawuran yang sebelumnya terjadi. Dan memang anggota [Aipda R] ini pulang dari kantor, kemudian bertemu dengan satu kendaraan yang dikejar oleh 3 kendaraan yang diterangkan oleh Pak Kapolres,” terang Aris.

    Oleh sebab itu, Aris menyebut Aipda R telah melanggar Perkap Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Senjata Api dan juga akan dijerat Pasal 13 Ayat 1 PPRI Nomor 1 Tahun 2003 dan Perpol Nomor 7 Tahun 2022 tentang Kode Etik Kepolisian.

    Aipda RZ telah menjalani sidang etik selama sekitar sembilan jam di Polda Jawa Tengah pada Senin (9/12/2024).

    Dalam sidang itu, Aipda Robig telah terbukti melakukan penembakan terhadap sekelompok orang atau anak yang tengah menggunakan sepeda motor.

    Dengan demikian, Majelis Komite Kode Etik Polri (KKEP) telah memutuskan bahwa anggota korps Bhayangkara itu untuk dilakukan PTDH.

    Selain itu, Mabes Polri telah mencopot jabatan Kapolrestabes Semarang Komisaris Besar alias Kombes Pol Irwan Anwar.

    Kombes Anwar mendapat sorotan karena diduga melakukan kebohongan publik mengenai kronologi kasus penembakan siswa SMK Semarang.

    Adapun Irwan Anwar kemudian dimutasikan untuk menjabat sebagai Kalemkonprofpol Waketbidkermadianmas STIK Lemdiklat Polri.

    Mutasi itu tertuang dalam surat telegram dengan nomor ST 2776/XII/Kep 2024. Surat tersebut ditandatangani oleh Irwasum Polri Komjen Dedi Prasetyo pada 29 Desember 2024.

    “Kombes Pol Irwan Anwar Kapolrestabes Semarang Polda Jateng diangkat dalam jabatan baru sebagai Kalemkonprofpol Waketbidkermadianmas STIK Lemdiklat Polri,” dalam surat tersebut, dikutip Senin (30/12/2024).

    Pemarasan Konser DWP

    Sebanyak 18 polisi diduga melakukan pemerasan terhadap warga Malaysia yang datang ke acara Djakarta Warehouse Project (DWP) pada 13 – 15 Desember 2024 lalu.

    Delapan belas anggota kepolisian itu telah diamankan oleh Divisi Profesi dan Pengamanan alias Propam Polri. Adapun nilai pemerasan diperkirakan sebesar 9 Ringgit Malaysia atau sekitar Rp32 miliar. 

    “Divisi Propam Polri telah mengamankan terduga oknum yang bertugas saat itu. Jumlah terduga oknum personel yang diamankan sebanyak 18 yang terdiri dari personel Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan Polsek Metro Kemayoran,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Polri Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko dilansir dari Antara.

    Mabes Polri menjelaskan modus dua oknum anggota polisi dalam kasus dugaan pemerasan terhadap warga negara Malaysia saat menonton DWP 2024.

    Dua anggota itu, yakni Kasubdit III Ditresnarkoba Polda Metro Jaya (PMJ) AKBP Malvino Edward Yusticia dan Panit 1 Unit 3 Subdit 3 Ditresnarkoba PMJ AKP Yudhy Triananta Syaeful.

    Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengungkap cara oknum anggota Polri melakukan pemerasan terhadap penonton DWP 2024 dengan modus pengamanan narkoba.

    Menurutnya, Pengamanan itu dilakukan terhadap warga negara asing (Malaysia) maupun warga negara Indonesia yang diduga melakukan penyalahgunaan narkoba.

    “Pelanggar pada saat menjabat sebagai Kasubdit Ditresnarkoba Polda Metro Jaya telah mengamankan konser DWP 2024,” ujar Trunoyudo di Gedung TNCC, Mabes Polri, Kamis (2/1/2025).

    Sayangnya, kata Trunoyudo, pengamanan itu dibarengi dengan permintaan uang terhadap korban yang diduga menyalahgunakan narkoba dengan dalih agar dibebaskan.

    “Namun, pada saat pemeriksaan terhadap orang yang diamankan tersebut telah melakukan permintaan uang sebagai imbalan dalam pembebasan atau pelepasannya,” imbuhnya.

    Mabes Polri menyatakan dua oknum anggota kepolisian dinyatakan dipecat dalam sidang etik kasus dugaan pemerasan dalam acara DWP 2024.

    Trunoyudo mengatakan dua polisi yang dihukum pemberhentian tidak terhormat ada D dan Y.

    Inisial D merujuk pada Kombes Donald Parlaungan Simanjuntak selaku mantan Direktur Reserse Narkoba Polda Metro. Sementara, nama terang Y belum diungkap secara jelas.

    “Terhadap terduga masing-masing 2 terduga pelanggar telah diberikan putusan Majelis Komisi Sidang Kode Etik Profesi Polri dijatuhi sanksi berupa Pemberhentian dengan Tidak Hormat,” ujar Trunoyudo dalam keterangan tertulis, Rabu (1/1/2025).

  • Polisi Buru 4 Pelaku Penembakan Bos Rental Mobil di Tol Tangerang

    Polisi Buru 4 Pelaku Penembakan Bos Rental Mobil di Tol Tangerang

    Jakarta, CNN Indonesia

    Polisi menyatakan ada empat orang yang diduga pelaku penembakan terhadap pemilik rental mobil di rest area KM 45 Tol Jakarta-Merak, Kamis (2/1) dini hari.

    “Dari hasil CCTV diduga terduga pelaku ada empat orang,” kata Kasi Humas Polresta Tangerang Ipda Purbawa saat dihubungi, Jumat (3/1).

    Ia menyebut polisi kini tengah fokus memburu para pelaku.

    “Kita masih fokus mengejar pelaku,” katanya.

    Penembakan itu terjadi di rest area KM 45 Tol Jakarta-Merak. Polisi menyebut satu orang meninggal dunia dan satu orang lainnya terluka akibat peristiwa tersebut.

    “Korban RM meninggal dunia dan jenazahnya kini berada di RSUD Balaraja untuk dilakukan pemeriksaan forensik oleh dokter Polda Banten. Sementara korban IS yang terluka parah dirujuk ke RSCM Jakarta untuk mendapatkan perawatan intensif,” kata Kasat Reskrim, Kompol Arif N Yusuf saat dikonfirmasi.

    Menurutnya, kejadian bermula ketika saksi NN melihat beberapa mobil saling berkejaran dan berhenti di depan Indomaret Rest Area KM 45.

    Dari salah satu mobil minibus berwarna hitam, pelaku diduga menembakkan lima kali peluru, yang mengenai dua korban, IS (48) di bagian dada dan tangan kiri, serta RM (60) di bawah ketiak kanan.

    Keterangan lain diperoleh dari saksi AM, yang menyatakan kejadian bermula dari dugaan penyalahgunaan mobil rental milik keluarganya.

    “Pelaku diduga menggunakan GPS untuk memutuskan jejak kendaraan di Pandeglang. Setelah melacak dan mengejar, saksi menemukan mobil Brio warna oranye milik keluarganya di depan Indomaret Rest Area KM 45. Saat mobil tersebut dihadang, pelaku tiba-tiba menembak secara brutal dan melukai dua korban,” kata Arief.

    Dari hasil olah TKP, kepolisian menemukan barang bukti berupa lima selongsong peluru 9 mm merek Luger dan satu unit mobil Brio warna oranye.

    (yoa/isn)

    [Gambas:Video CNN]

  • 4
                    
                        Saling Tuding Polisi dan Korban dalam Tragedi Penembakan di Rest Area Tol Tangerang-Merak
                        Megapolitan

    Fakta-fakta Penembakan di Rest Area Tol Tangerang-Merak Megapolitan 3 Januari 2025

    Fakta-fakta Penembakan di Rest Area Tol Tangerang-Merak
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Penembakan di rest area Tol Tangerang-Merak terjadi pada Kamis (2/1/2025) dini hari. Akibat peristiwa ini, Ilyas Abdurrahman (48), seorang pemilik rental mobil, tewas.
    Dia tewas saat tengah melacak kendaraan Honda Brio miliknya yang disewakan, tetapi telah berpindah tangan.
    Penembakan ini juga melukai rekan Ilyas lainnya, bernama Ramli (59), yang kini menjalani perawatan intensif,
    Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 04.30 WIB itu berawal dari usaha korban untuk mendapatkan kembali mobilnya.
    Namun, apa yang dimulai sebagai upaya konfrontasi damai berubah menjadi tragedi berdarah ketika pelaku mengeluarkan senjata api dan melepaskan tembakan.
    Pelaku kemudian melarikan diri, meninggalkan korban dalam kondisi kritis di lokasi kejadian.
    Berdasarkan keterangan anak korban, Agam Muhammad (26), Ilyas dan tujuh anggota timnya menggunakan mobil Xpander untuk melacak keberadaan Honda Brio tersebut.
    Pelacakan dimulai dari Pandeglang, Banten, dan berlanjut hingga ke Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak.
    “Di depan Indomaret rest area, kami berhasil menghadang kendaraan itu dan mencoba mengonfirmasi kepada pengemudi,” ujar Agam.
    Namun, situasi mendadak berubah menjadi menegangkan. Pengemudi Honda Brio tersebut, yang bukan penyewa awal kendaraan, mengaku sebagai anggota TNI AU dan menodongkan senjata api.
    Pelaku kemudian melepaskan tembakan peringatan sebanyak dua kali sebelum menembak Ilyas di bagian dada dan Ramli di bagian bahu.
    Pelaku dan rekan-rekannya yang diduga berjumlah empat orang melarikan diri menggunakan mobil SUV setelah kejadian.
    Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono mengatakan, pelaku diduga berjumlah empat orang berdasarkan rekaman CCTV di lokasi kejadian.
    Pelaku bukanlah penyewa asli mobil Honda Brio itu.
    “Ini adalah kendaraan yang sudah berpindah tangan ke orang lain yang pada saat kejadian sudah di kuasai pelaku,” kata Baktiar.
    “Kami masih dalami (bagaimana mobil pindah tangan ke pelaku),” tambah dia.
    Selain itu, polisi juga masih menyelidiki klaim pelaku yang menyebut dirinya anggota TNI AU.
    “Semua informasi akan kami dalami, termasuk motif pelaku hingga peristiwa tragis ini terjadi,” tambahnya.
    Agam mengungkapkan, timnya sempat meminta pendampingan dari Polsek Cinangka yang berada sekitar dua kilometer dari Pasar Anyer, sebelum insiden
    penembakan di rest area Tol Tangerang-Merak
    terjadi. Namun, permintaan itu ditolak.
    “Kami inisiatif untuk minta pendampingan ke Polsek Cinangka karena tahu dia (pelaku) bawa senjata. Setelah kami sowan ke Polsek ternyata yang jaga enggak mau bantu kita untuk pendampingan,” jelas Agam.
    Agam dan tim akhirnya melanjutkan pengejaran sendiri hingga peristiwa penembakan terjadi di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak
    Hingga saat ini, polisi masih melakukan serangkaian penyelidikan untuk mengungkap identitas pelaku dan menangkap mereka.
    Rekaman CCTV di sekitar lokasi telah diamankan sebagai bagian dari upaya tersebut.
    “Kami sudah memeriksa CCTV di lokasi dan sedang mengembangkan informasi lebih lanjut. Pelaku dipastikan melarikan diri menggunakan mobil jenis SUV,” ujar Humas Polresta Tangerang IPDA Purbawa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tawuran di Bassura Bak Penyakit Kronis yang Tak Kunjung Sembuh Bertahun-tahun
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Januari 2025

    Tawuran di Bassura Bak Penyakit Kronis yang Tak Kunjung Sembuh Bertahun-tahun Megapolitan 3 Januari 2025

    Tawuran di Bassura Bak Penyakit Kronis yang Tak Kunjung Sembuh Bertahun-tahun
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Aksi tawuran kembali terjadi di Jalan Basuki Rachmat (Bassura), Jatinegara, Kamis (2/1/2025) dini hari. Akibat tawuran ini satu orang tewas terkena sabetan senjata tajam
    Aksi perkelahian antarwarga ini seakan menggambarkan fenomena yang terus berulang dan tak juga bisa terselesaikan.
    Tawuran di Bassura
    ini juga seperti penyakit kronis yang tak kunjung sembuh selama bertahun-tahun.
    Pada Januari 2024 lalu saja tercatat ada enam kali
    tawuran di Bassura
    . Tawuran di wilayah ini juga pernah terjadi pada Juli dan Agustus 2024.
    Bahkan, Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly sempat mengatakan, tawuran di wilayah ini sudah terjadi sejak sembilan tahun lalu.
    Pemicu tawurannya pun terkadang sepele. Biasanya tawuran di Bassura dipicu aksi saling provokasi dan dendam yang sudah menahun.
    Bahkan wilayah itu merupakan salah satu “zona merah” rawan tawuran di Jakarta Timur.
    Penyebab tawuran di Bassura
    yang terjadi kemarin dipicu oleh aksi provokasi dari salah satu warga yang menembakan kembang api ke rumah warga lainnya.
    Tembakan kembang api itu menyulut emosi warga lainnya hingga akhirnya tawuran kembali pecah.
    Yuyun (30), seorang pedagang mainan di Pasar Gembrong, mengungkapkan bahwa suara kembang api tersebut memicu balasan dari warga hingga pukul 01.00 WIB.
    “Tiba-tiba ada suara kembang api, lalu saling balaslah hingga pukul 01.00 WIB,” ujar salah satu pedagang bernama Yuyun (30), saat ditemui di lokasi.
    Tawuran di Bassura ini sempat berhenti. Namun kembali terjadi setelah sebuah motor dibakar.
    “Pukul 01.30 berhenti, saat itu orang-orang lagi pada nongkrong tiba-tiba ada yang bakar motor warga. Yang dari sana (warga samping Bassura), mungkin enggak terima, akhirnya diserang lagi,” kata Yuyun.
    Satu orang tewas usai terkena sabetan senjata tajam saat terjadi
    tawuran di depan Mall Bassura
    .
    “Menerima informasi tentang adanya orang meninggal karena tawuran di RS Premier Jatinegara sekira pukul 02.00 WIB,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary dalam keterangan tertulisnya, Kamis.
    Mendapat informasi itu, petugas dari Polres Metro Jakarta Timur dan Polsek Jatinegara langsung mengecek korban yang berada di IGD.
    Berdasarkan keterangan pihak rumah sakit, korban diantar temannya yang mengaku menjadi korban pembegalan.
    “Korban masuk ke RS Premier Jatinegara pukul 00.55 WIB dengan diantar oleh saksi E yang menurut keterangannya orang tersebut adalah korban begal. Kemudian diterima oleh saksi US untuk selanjutnya dibawa ke ruang IGD RS Premier Jatinegara,” ungkap dia.
    Namun, pukul 01.05 WIB korban dinyatakan meninggal dunia oleh dokter R Premier Jatinegara.
    “Dinyatakan meninggal dunia oleh dokter jaga pukul 01.05 WIB. Sekitar pukul 04.00 WIB jenazah korban dibawa Ke RS Polri guna pemeriksaan lebih lanjut,” ucap Ade Ary.
    Tak hanya warga, tawuran di depan Mall Bassura ini juga merugikan pedagang di sekitar lokasi.
    Salah satu pedagang burung di dekat tempat kejadian perkara (TKP) harus rela kehilangan dagangannya usai terjadi tawuran.
    Sebab, ketika terjadi aksi tawuran burung yang berada di depan ruko menjadi saasaran kemarahan para pelaku tawuran.
    Kandang-kandang burung sempat di acak-acak oleh kelompok warga yang melakukan tawuran di Bassura.
    Salah satu pedagang burung, Alfin (30), harus merugi karena aksi tak terpuji itu.
    Saat tawuran pecah, Alfin sedang berada di dalam toko burungnya.
    “Di dalam toko nungguin dagangan, sampai kena gas air mata, perih banget. Enggak sempat ngeliat (tawuran), dagangan saya ada yang balikin, burung-burung pada terbang,” ucap Alfin.
    Alfin baru berani keluar toko usai polisi membubarkan tawuran. Dia langsung merapikan dagangannya yang berantakan usai terjadinya tawuran di Bassura.
    “Tadi pagi banyak batu-batu berserakan di jalan. Saya keluar hanya merapikan dagangan yang kebalik,” ungkap dia.
    Polisi mengungkapkan, tawuran yang berulang kali terjadi di Jalan Basuki Rahmat (Bassura), Jakarta Timur, dipicu oleh dendam antara dua kelompok warga di Kelurahan Jatinegara, Jakarta Timur.
    “Yang pasti penyebab utamanya (tawuran) itu saling dendam. Jadi para warga RW 01 dan RW 02 itu tidak ada yang mau mengalah,” ujar Kapolres Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly di Mapolda Metro Jaya, Senin (15/7/2024).
    Dua kelompok warga tersebut kerap saling menantang. Bahkan, hal itu sudah terjadi selama bertahun-tahun.
    “Mereka ini saling menantang, saling menghina satu dengan yang lain, itu penyebab utamanya. Ini juga sudah turun-temurun diturunkan,” tutur dia.
    Nicolas mengeklaim, pihaknya telah berusaha meredam dan mengantisipasi tawuran dengan membangun pos pantau hingga memfasilitasi perjanjian damai. Namun, tawuran masih terjadi.
    “Sudah dilakukan berbagai upaya, kami sudah membuat pos pantau, kami juga sudah membuat perjanjian damai antara mereka, tapi ya tetap saja,” ungkap dia.
    Aksi keributan kelompok warga tersebut kerap kali dilakukan ketika polisi sedang lengah.
    “Mereka memantau gerak-gerik kami juga. Saat polisi lengah contohnya, dalam arti polisinya pergi shalat ataupun terlambat datang. Nah, dia selalu memanfaatkan itu,” ucap Nicolas.
    “Lalu, mereka juga kucing-kucingan. Misal kami perketat penjagaan pas sore, tapi mereka mainnya malam,” sambung dia.
    Polisi menggelar deklarasi damai untuk mencegah tawuran antara warga RW 01 dan RW 02 Kelurahan Jatinegara, Jakarta Timur, kembali terjadi.
    Deklarasi damai digelar usai tawuran di depan Mal Bassura pecah pada Minggu (28/1/2024) pagi.
    “Kami melakukan langkah ini berdasarkan peristiwa tawuran yang terjadi antara warga RW 01 dengan RW 02,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly di lokasi kejadian.
    “Agar kedua belah pihak sepakat untuk berdamai dan tidak mengulangi perbuatan mereka dalam bentuk tawuran atau apa pun,” tambah dia.
    Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur dan aparat keamanan akan memasang pagar pembatas untuk mencegah tawuran.
    “Dari pihak pemerintah akan memfasilitasi untuk membangun pagar pembatas jalan di antara kedua RW,” ungkap dia.
    “Tempat kejadian perkara (TKP) yang sering terjadi di sini, yaitu taman, akan dibuat pagar mengelilingi taman itu,” tambah Nicolas.
    Selain itu, Pemkot Jakarta Timur juga akan memasang kamera closed circuit television (CCTV) dan menambah lampu penerangan di sekitar lokasi.
    “Selanjutnya juga akan dipasang CCTV untuk memantau kedua warga dan juga penerangan,” papar dia.
    Terakhir, polisi akan membuat posko bersama dua RW untuk memantau aktivitas warga lebih dekat. Ia berharap, warga kedua RW memahami upaya itu dan tidak lagi tawuran.
    “Kami berharap kedua warga memahami apa yang telah diambil ini dan melaksanakan,” ungkap Nicolas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mobil Misterius Terlihat Sebelum Pengacara di Bone Tewas Ditembak

    Mobil Misterius Terlihat Sebelum Pengacara di Bone Tewas Ditembak

    Bone: Sebuah minibus misterius terlihat berhenti di depan rumah pengacara Rusdy S. Gany (49) sebelum tewas ditembak orang tak dikenal (OTK) di malam pergantian tahun, Selasa 31 Desember 2024. Kejadian ini berlangsung di kediaman mertuanya, Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone. 

    Polisi kini tengah menyelidiki keterkaitan mobil tersebut dengan penembakan yang merenggut nyawa korban.

    Menurut Maryam (45), istri korban, mobil tersebut berhenti sebelum suara letusan keras terdengar dan suaminya jatuh bersimbah darah. 

    “Ada pria yang turun dari mobil, tapi saya tidak bisa lihat jelas wajahnya,” ungkap Maryam saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara Polri Makassar.

    Sebelum insiden penembakan itu, Maryam menyaksikan mobil tersebut berhenti di depan rumah mereka sekitar pukul 22.30 WITA. Ia menjelaskan suasana yang mengarah pada peristiwa tragis tersebut.

    Mesin mobil tetap menyala, dan lampu depan kendaraan tersebut membuat area di belakangnya tampak gelap,” tambah Maryam.

    Baca juga: Penembakan Massal di Montenegro Tewaskan 10 Orang

    Proses Kejadian dan Penyelidikan Polisi
    Setelah suara letusan terdengar, korban langsung jatuh dengan luka tembak di keningnya. Maryam yang sempat mengira bahwa suaminya terkena pecah pembuluh darah, menyadari setelahnya bahwa itu adalah luka tembak. Rusdy kemudian dilarikan ke Puskesmas Lappariaja namun nyawanya tidak dapat diselamatkan.

    Polisi kini tengah menyelidiki lebih lanjut perihal mobil misterius tersebut yang sempat parkir di depan rumah korban. Iptu Rayendra Muhtar, Kasi Humas Polres Bone, mengungkapkan bahwa tim gabungan sudah dibentuk untuk mengungkap pelaku dan motif penembakan. 

    “Kami masih mengumpulkan bukti, termasuk memeriksa saksi dan rekaman CCTV di sekitar lokasi,” ungkap Rayendra.

    Penyelidikan lebih lanjut diharapkan dapat memberikan petunjuk mengenai keterkaitan mobil tersebut dengan tragedi yang menimpa Rusdy.

    Bone: Sebuah minibus misterius terlihat berhenti di depan rumah pengacara Rusdy S. Gany (49) sebelum tewas ditembak orang tak dikenal (OTK) di malam pergantian tahun, Selasa 31 Desember 2024. Kejadian ini berlangsung di kediaman mertuanya, Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone. 
     
    Polisi kini tengah menyelidiki keterkaitan mobil tersebut dengan penembakan yang merenggut nyawa korban.
     
    Menurut Maryam (45), istri korban, mobil tersebut berhenti sebelum suara letusan keras terdengar dan suaminya jatuh bersimbah darah. 
    “Ada pria yang turun dari mobil, tapi saya tidak bisa lihat jelas wajahnya,” ungkap Maryam saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara Polri Makassar.
     
    Sebelum insiden penembakan itu, Maryam menyaksikan mobil tersebut berhenti di depan rumah mereka sekitar pukul 22.30 WITA. Ia menjelaskan suasana yang mengarah pada peristiwa tragis tersebut.
     
    Mesin mobil tetap menyala, dan lampu depan kendaraan tersebut membuat area di belakangnya tampak gelap,” tambah Maryam.
     
    Baca juga: Penembakan Massal di Montenegro Tewaskan 10 Orang

    Proses Kejadian dan Penyelidikan Polisi

    Setelah suara letusan terdengar, korban langsung jatuh dengan luka tembak di keningnya. Maryam yang sempat mengira bahwa suaminya terkena pecah pembuluh darah, menyadari setelahnya bahwa itu adalah luka tembak. Rusdy kemudian dilarikan ke Puskesmas Lappariaja namun nyawanya tidak dapat diselamatkan.
     
    Polisi kini tengah menyelidiki lebih lanjut perihal mobil misterius tersebut yang sempat parkir di depan rumah korban. Iptu Rayendra Muhtar, Kasi Humas Polres Bone, mengungkapkan bahwa tim gabungan sudah dibentuk untuk mengungkap pelaku dan motif penembakan. 
     
    “Kami masih mengumpulkan bukti, termasuk memeriksa saksi dan rekaman CCTV di sekitar lokasi,” ungkap Rayendra.
     
    Penyelidikan lebih lanjut diharapkan dapat memberikan petunjuk mengenai keterkaitan mobil tersebut dengan tragedi yang menimpa Rusdy.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DHI)