Produk: CCTV

  • 6 Hari, Perampok di Perum De Naila Village Gresik Belum Tertangkap

    6 Hari, Perampok di Perum De Naila Village Gresik Belum Tertangkap

    Gresik (beritajatim.com) – Sudah enam hari berlalu, dua pelaku perampokan emas yang menimpa warga Perum De Naila Village, Driyorejo, Gresik, belum juga tertangkap. Unit Resmob Satreskrim Polres Gresik terus melakukan penyelidikan untuk memburu kedua pelaku.

    Hendri Saiful, salah satu warga setempat, mengaku telah mengidentifikasi wajah pelaku yang sempat terlihat berkeliling di area perumahan sebelum melakukan aksinya.

    Kejadian perampokan yang menimpa Paulina Siahaya pada 6 Januari 2025 itu sempat membuat geger warga sekitar. Dalam rapat tingkat RT dan RW, warga sepakat meningkatkan keamanan lingkungan, termasuk memeriksa rekaman CCTV di sejumlah titik.

    “Dari rekaman CCTV, pelaku terlihat jelas berboncengan menggunakan motor sambil berkeliling area perumahan. Mereka kemungkinan sedang memantau situasi sebelum beraksi,” ungkap Hendri, Minggu (12/1/2025).

    Sementara itu, Kanit Resmob Satreskrim Polres Gresik, Ipda Andi Asyraf, mengatakan pihaknya masih mengumpulkan barang bukti tambahan, termasuk rekaman CCTV di kawasan sekitar lokasi kejadian.

    “Data dari CCTV sudah kami kumpulkan untuk proses identifikasi. Dugaan sementara, pelaku sempat berkeliaran di sekitar perumahan beberapa hari sebelum melakukan aksinya. Bahkan, pelaku diduga pernah berinteraksi dengan korban, karena menyebut nama korban dengan panggilan akrab,” jelasnya.

    Seperti diketahui, dalam aksi tersebut, pelaku berhasil membawa kabur barang berharga milik korban, antara lain perhiasan emas seberat 25 gram, dua unit ponsel, dan uang tunai Rp500 ribu.

    “Semua bukti sedang kami analisis. Mohon waktu agar kami bisa segera mengungkap kasus ini,” pungkas Ipda Andi. [dny/but]

     

     

  • Aktor Sandy Permana ditemukan tewas bersimbah darah di Bekasi

    Aktor Sandy Permana ditemukan tewas bersimbah darah di Bekasi

    Ada beberapa luka tusuk, di dada, di perut, terus di leher belakang

    Jakarta (ANTARA) – Aktor Sandy Permana yang pernah berperan sebagai Arya Soma dalam sinetron “Mak Lampir” tewas usai ditemukan warga telah bersimbah darah di wilayah Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu.

    Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Bekasi Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar menjelaskan bahwa korban yang sedang sekarat ditemukan oleh tetangganya.

    “Kemudian dibawa ke rumah sakit, namun tidak tertolong. Dan ketika kita lakukan pengecekan, pada korban memang ada beberapa luka tusuk,” kata Onkoseno di Jakarta.

    Meskipun masih sadar saat ditemukan warga, nyawa Sandy pun tak tertolong saat dilarikan ke rumah sakit. “Ada beberapa luka tusuk, di dada, di perut, terus di leher belakang,” ujar Onkoseno.

    Polisi pun telah melakukan penyisiran kamera pengawas (CCTV) di sekitar lokasi kejadian. Polisi juga tengah memburu seorang terduga pelaku

    “Sudah ada yang kita identifikasi. Sekarang sedang kita lakukan pencarian. (Terduga pelaku) Satu orang,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Duh! Bocah ‘Cengtri’ Sepeda Listrik Keluar Gang Keserempet Motor

    Duh! Bocah ‘Cengtri’ Sepeda Listrik Keluar Gang Keserempet Motor

    Jakarta

    Pengguna sepeda listrik yang tidak sesuai aturan berkendara kembali menimbulkan kecelakaan. Kali ini tiga bocah langsung keluar dari gang tanpa berhenti melihat situasi kiri dan kanan. Duh!

    Viral di media sosial, tiga orang bocah tanpa helm menggunakan sepeda listrik hendak keluar dari gang. Dari rekaman CCTV yang beredar, ketiga bocah itu tidak mengurangi laju saat keluar dari gang.

    Sejurus kemudian ada motor matic dari jalan utama dari arah sebelah kanan bocah yang bonceng tiga alias cengtri itu. Memang terlihat blind spot atau titik buta berupa bangunan rumah. Motor pun terlihat masih ngegas, brak.. terjadi serempetan antara sepeda listrik dan motor matic.

    Beruntung ketiga bocah tersebut langsung bangkit usai sepeda listriknya terjatuh. Dua orang temannya langsung kabur ke dalam gang.

    Perlu dipahami, anak sebaiknya tak diperkenankan membawa sepeda listrik tanpa pengawasan orang tua.

    Praktisi keselamatan berkendara dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana menegaskan orang tua yang membiarkan anak di bawah umur nyetir di jalan raya bukannya sayang anak malah bikin masuk ke jurang bahaya.

    Orang tua sangat berperan penting untuk mencegah anak-anaknya berkendara di jalan raya.

    “Orang tua harus tahu kalau resiko bahaya saat berkendara itu tinggi, jangankan asal-asalan. Hati-hati saja belum tentu aman,” kata Sony.

    Lebih jauh, Sony juga mengungkap bahaya bocah dibiarkan naik sepeda listrik di jalanan umum. Selain membahayakan diri mereka sendiri, aksi tersebut juga bisa mengancam keselamatan orang lain.

    “Fenomena baru dan terus bertambahnya bahaya sepeda listrik yang berkeliaran di kalangan umum dengan kecepatan di atas rata-rata, tidak menggunakan kelengkapan keselamatan, dan ditunggangi bocah minim keterampilan,” terangnya.

    “Serba salah memang ketika bicara jalan umum artinya milik umum, dan seharusnya dipergunakan dengan kaedah-kaedah keamanan untuk keselamatan bersama. Tetapi faktanya tidak semua pengguna jalan memiliki kemampuan yang mumpuni untuk paham risiko-risiko bahaya,” kata dia menambahkan.

    Lewat persimpangan, mana yang didahulukan?

    Saat melintas di persimpangan jalan tanpa lampu lalu lintas, ada beberapa kendaraan yang wajib didahulukan sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 113 ayat (1) yang berbunyi:

    1. Kendaraan yang datang dari arah depan dan/atau dari arah cabang persimpangan yang lain, jika hal itu dinyatakan dengan rambu lalu lintas atau marka jalan
    2. Kendaraan dari jalan utama jika pengemudi tersebut datang dari cabang persimpangan yang lebih kecil atau dari pekarangan yang berbatasan dengan jalan
    3. Kendaraan yang datang dari arah cabang persimpangan sebelah kiri jika cabang persimpangan 4 atau lebih sama besar
    4. Kendaraan yang datang dari arah cabang persimpangan yang lurus pada persimpangan tiga tegak lurus.

    Dari sisi keselamatan berkendara, saat melintas di persimpangan ada baiknya mengurangi kecepatan kendaraan. Selain itu juga perlu mengecek situasi sekitar dari spion kendaraan.

    (riar/din)

  • Warga Semarang Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Pihak Keluarga Sebut Makam Korban Akan Dibongkar
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        12 Januari 2025

    Warga Semarang Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Pihak Keluarga Sebut Makam Korban Akan Dibongkar Regional 12 Januari 2025

    Warga Semarang Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Pihak Keluarga Sebut Makam Korban Akan Dibongkar
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Ekshumasi jenazah atau pembongkaran kubur Darso (43), warga Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah akan dilakukan.
    Langkah tersebut dilakukan untuk memeriksa jenazah secara forensik agar penyebab kematian Darso diketahui dengan jelas.
    Darso diduga meninggal karena disebabkan penganiyaan yang dilakukan polisi dari Unit Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta.
    Kuasa hukum keluarga korban, Antoni Yudha Timor, mengatakan bahwa, ekshumasi jenazah korban akan dilakukan dalam waktu dekat.
    “Besok atau lusa (ekshumasi),” kata Antoni kepada
    Kompas.com
    , Minggu (12/1/2025).
    Pihak yang bakal melakukan ekshumasi kepada jenazah korban merupakan penyidik dari Polda Jawa Tengah.
    “Penyidik akan melakukan ekshumasi untuk mengetahui penyebab meninggalnya korban,” ucap dia.
    Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto membenarkan bahwa kasus tersebut telah dilaporkan ke polisi.
    “Iya sudah masuk (laporan dari keluarga korban),” kata Artanto saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.
    Setelah mendapat laporan tersebut, Polda Jawa Tengah telah menerjunkan tim penyidik untuk menindaklanjuti kasus yang menyita perhatian masyarakat itu.
    “Penyidik sedang melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut,” ujar dia.
    Untuk diketahui, sebelum meninggal, Darso diketahui telah dijemput sejumlah petugas kepolisian dari Unit Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta.
    Saat itu, para pelaku membawa korban dalam kondisi sehat pada 21 September 2024.
    Namun, setelah beberapa jam, keluarga korban menerima kabar bahwa Darso tengah dirawat di rumah sakit.

    Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Aditya Surya Dharma menyampaikan, peristiwa dugaan penganiayaan bermula dari terjadinya kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada tanggal 12 Juli 2024
    Kecelakaan terjadi di sekitar Jalan Mas Suharto Danurejan, Kota Yogyakarta. Kecelakaan diduga melibatkan Darso dan Tuti Wiyanti selaku pengendara sepeda motor yang mengalami luka dan dirawat di Rumah Sakit Bethesda, Lempuyangan, Wangi.
    Darso, menurut Aditya, diduga menyerempet sepeda motor suami korban Tuti yang menyebabkan suami Tuti terjatuh.
    Lalu, pada 21 September 2024 anggota Tim Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta mendatangi kediaman Darso di Semarang.
    “Dalam rangka (kedatangan tim) mengirimkan surat klarifikasi (kepada Darso),” katanya.
    Saat bertemu dengan Darso, Tim Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta menanyakan ke Darso apakah pernah terlibat kecelakaan lalu lintas pada 12 Juli di Yogyakarta. Saat itu, Darso tidak mengakui bahwa dirinya terlibat dalam kecelakaan di Kota Yogyakarta.
    “Setelah ditunjukkan rekaman video CCTV dari Rumah Sakit Bethesda, Lempuyangwangi pada saat ada mobil datang dan meninggalkan rumah sakit yang diduga mobil tersebut terlibat kecelakaan, baru kemudian yang bersangkutan Darso mengakui bahwa mobil tersebut terlibat dalam lalu lintas,” beber dia.
    Aditya menyampaikan, setelah mengakui kecelakaan itu, Darso lalu mengajak Tim Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta menuju ke lokasi rental mobil dan ke tempat dua orang temannya yang saat itu ikut di dalam mobil saat kecelakaan.
    “Petugas menyarankan yang bersangkutan (Darso) berpamitan dulu ke istri. Namun, yang bersangkutan menyampaikan tidak perlu dengan alasan tidak enak sama tetangga,” katanya.
    Saat mobil baru berjalan 500 meter, tiba-tiba Darso meminta izin kepada petugas untuk pergi untuk buang air kecil.
    Lalu para petugas mengizinkan Darso untuk buang air kecil.
    Setelah buang air kecil Darso meminta tolong petugas untuk mengambilkan obat untuk penyakit jantung yang dideritanya ke rumah.
    Namun, oleh petugas Darso disarankan untuk langsung dibawa ke rumah sakit. Usulan petugas itu lalu disetujui Darso, dan petugas membawa Darso ke Rumah Sakit Permata Medika, Ngaliyan, Semarang.
    “Sekitar pukul 07.00 WIB, Tim Unit Gakkum Satlantas Kota Jakarta dan Saudara Darsono, tiba di IGD Rumah Sakit Permata Medika dan langsung mendapatkan perawatan dari tim medis,” jelas Aditya.
    “Setelah itu, petugas berinisiatif untuk memberitahukan kabar terkait Saudara Darsono yang dirawat di rumah sakit kepada keluarga Saudara Darsono dan RT atau RW setempat, dan menjemput istri dari Saudara Darsono, yaitu atas nama Poniyem, di rumahnya,” ucapnya.
    Aditya menyampaikan, Poniyem menginformasikan bahwa Darso memiliki riwayat jantung dan sudah memasang ring di RSUP dr. Karyadi Semarang.
    Selanjutnya, Tim Gakkum lalu melanjutkan perjalanan menuju ke dua rumah teman Darso yang saat itu ikut di dalam mobil saat kecelakaan.
    “Sekira pukul 12.30, mereka melanjutkan perjalanan ke Kendal, Jawa Tengah, untuk mencari kediaman atau lokasi yang merupakan teman dari Saudara Darsono pada saat kejadian,” bebernya.
    Lalu pada 25 September 2024 Tim Gakkum menghubungi pihak rumah sakit untuk menanyakan kondisi Darso dan saat itu Darso masih dalam perawatan.
    “Tim Gakkum kembali menanyakan kondisi Darso ke pihak rumah sakit pada tanggal 27 September 2024, dan mendapatkan informasi bahwa Darso sudah pulang dari rumah sakit,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Darso Tewas Diduga Dianiaya Polisi, Pihak Keluarga Ungkap Korban Sempat Disebut Terbentur Mobil
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        12 Januari 2025

    Darso Tewas Diduga Dianiaya Polisi, Pihak Keluarga Ungkap Korban Sempat Disebut Terbentur Mobil Regional 12 Januari 2025

    Darso Tewas Diduga Dianiaya Polisi, Pihak Keluarga Ungkap Korban Sempat Disebut Terbentur Mobil
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Meninggalnya warga Kampung Gilisari, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Darso (43) berlanjut ke babak baru.
    Kini, pihak keluarga korban telah melaporkan kasus dugaan penganiayaan tersebut ke Polda Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
    Keluarga korban merasa ada kejanggalan dalam kasus kematian Darsono. Ada dugaan bahwa korban sempat dianiaya sebelum meninggal.
    Kuasa hukum keluarga korban, Antoni Yudha Timor, mengatakan bahwa, sebelum korban meninggal, ada anggota polisi yang datang ke rumah korban.
    “Datang menceritakan Pak Darso masuk rumah sakit karena terbentur pintu mobil,” ungkap Antoni kepada kompas.com, Minggu (12/1/2025).
    Menurut dia, apa yang disampaikan oleh anggota polisi tersebut cukup janggal dan belum terkonfirmasi kebenarannya.
    “Itu kan setatmen yang belum terkonfirmasi,” ujar dia.
    Untuk itu, keluarga korban kecewa karena polisi hanya menjelaskan kronologi bahwa Darsono hanya dibawa ke rumah pelaku lain lalu kencing di jalan.
    “Ya itu silahkan lah masyarakat yang menilai,” ungkap Antoni.
    “Tidak adanya cerita tentang penganiyaan atau pemukulan dalam pres rilis pihak kepolisian kami juga sangat kecewa,” tambah dia.
    Istri korban, Poniyem menambahkan bahwa suaminya dibawa para pelaku dalam kondisi sehat pada 21 September 2024.
    Namun, setelah beberapa jam, dia menerima kabar bahwa suaminya tengah dirawat di rumah sakit.
    “Dijemput dalam kondisi sehat, pukul 14.00 dikabari jika suami saya di rumah sakit,” ujarnya.
    Poniyem meyakini suaminya menjadi korban penganiayaan oleh orang-orang yang datang ke rumah mereka. Selama dirawat di rumah sakit, Darso sempat mengaku dipukuli oleh mereka.
    “Saya lihat ada luka lebam di kepala bagian pipi kanan,” kata Poniyem.
    Dia juga menambahkan bahwa suaminya memiliki riwayat penyakit jantung, dan telah dipasang ring di bagian jantungnya.
    Dengan kondisi itu, suami saya malah dipukuli,” tambahnya.
    Poniyem menceritakan bahwa suaminya sempat diberitahu oleh oknum yang datang ke rumah sakit bahwa mereka adalah pihak yang membawa Darso untuk diperiksa.
    Setelah mereka pergi, Darso mengungkapkan bahwa dia baru saja dipukuli oleh mereka.
    “Suami sempat didatangi oknum itu di rumah sakit. Selepas mereka pergi, suami baru cerita habis dipukuli oleh mereka,” jelas Poniyem.
    Sementara menurut polisi, Darso terlibat kecelakaan di Yogyakarta. Poresta Yogyakarta kemudian menyelidiki kasus ini. 

    Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Aditya Surya Dharma menyampaikan, peristiwa dugaan penganiayaan bermula dari terjadinya kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada tanggal 12 Juli 2024
    Kecelakaan terjadi di sekitar Jalan Mas Suharto Danurejan, Kota Yogyakarta. Kecelakaan diduga melibatkan Darso dan Tuti Wiyanti selaku pengendara sepeda motor yang mengalami luka dan dirawat di Rumah Sakit Bethesda, Lempuyangan, Wangi.
    Darso, menurut Aditya, diduga menyerempet sepeda motor suami korban Tuti yang menyebabkan suami Tuti terjatuh.
    Lalu, pada 21 September 2024 anggota Tim Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta mendatangi kediaman Darso di Semarang.
    “Dalam rangka (kedatangan tim) mengirimkan surat klarifikasi (kepada Darso),” katanya.
    Saat bertemu dengan Darso, Tim Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta menanyakan ke Darso apakah pernah terlibat kecelakaan lalu lintas pada 12 Juli di Yogyakarta. Saat itu, Darso tidak mengakui bahwa dirinya terlibat dalam kecelakaan di Kota Yogyakarta.
    “Setelah ditunjukkan rekaman video CCTV dari Rumah Sakit Bethesda, Lempuyangwangi pada saat ada mobil datang dan meninggalkan rumah sakit yang diduga mobil tersebut terlibat kecelakaan, baru kemudian yang bersangkutan Darso mengakui bahwa mobil tersebut terlibat dalam lalu lintas,” beber dia.
    Aditya menyampaikan, setelah mengakui kecelakaan itu, Darso lalu mengajak Tim Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta menuju ke lokasi rental mobil dan ke tempat dua orang temannya yang saat itu ikut di dalam mobil saat kecelakaan.
    “Petugas menyarankan yang bersangkutan (Darso) berpamitan dulu ke istri. Namun, yang bersangkutan menyampaikan tidak perlu dengan alasan tidak enak sama tetangga,” katanya.
    Saat mobil baru berjalan 500 meter, tiba-tiba Darso meminta izin kepada petugas untuk pergi untuk buang air kecil.
    Lalu para petugas mengizinkan Darso untuk buang air kecil.
    Setelah buang air kecil Darso meminta tolong petugas untuk mengambilkan obat untuk penyakit jantung yang dideritanya ke rumah.
    Namun, oleh petugas Darso disarankan untuk langsung dibawa ke rumah sakit. Usulan petugas itu lalu disetujui Darso, dan petugas membawa Darso ke Rumah Sakit Permata Medika, Ngaliyan, Semarang.
    “Sekitar pukul 07.00 WIB, Tim Unit Gakkum Satlantas Kota Jakarta dan Saudara Darsono, tiba di IGD Rumah Sakit Permata Medika dan langsung mendapatkan perawatan dari tim medis,” jelas Aditya.
    “Setelah itu, petugas berinisiatif untuk memberitahukan kabar terkait Saudara Darsono yang dirawat di rumah sakit kepada keluarga Saudara Darsono dan RT atau RW setempat, dan menjemput istri dari Saudara Darsono, yaitu atas nama Poniyem, di rumahnya,” ucapnya.
    Aditya menyampaikan, Poniyem menginformasikan bahwa Darso memiliki riwayat jantung dan sudah memasang ring di RSUP dr. Karyadi Semarang.
    Selanjutnya, Tim Gakkum lalu melanjutkan perjalanan menuju ke dua rumah teman Darso yang saat itu ikut di dalam mobil saat kecelakaan.
    “Sekira pukul 12.30, mereka melanjutkan perjalanan ke Kendal, Jawa Tengah, untuk mencari kediaman atau lokasi yang merupakan teman dari Saudara Darsono pada saat kejadian,” bebernya.
    Lalu pada 25 September 2024 Tim Gakkum menghubungi pihak rumah sakit untuk menanyakan kondisi Darso dan saat itu Darso masih dalam perawatan.
    “Tim Gakkum kembali menanyakan kondisi Darso ke pihak rumah sakit pada tanggal 27 September 2024, dan mendapatkan informasi bahwa Darso sudah pulang dari rumah sakit,” kata dia.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pertamina Jawab Kasus Viral Oli Mesin Berubah Warna karena Pertamax, Curiga soal Video: Ini Rekayasa

    Pertamina Jawab Kasus Viral Oli Mesin Berubah Warna karena Pertamax, Curiga soal Video: Ini Rekayasa

    TRIBUNJATIM.COM – Pihak Pertamina akhirnya menjawab viralnya kabar yang menyebut oli mesin berubah warna imbas pemakaian Pertamax.

    Beredar video yang menunjukkan oli mesin sepeda motor berubah warna menjadi kehijauan.

    Hal itu memunculkan beragam spekulasi dari warganet, seperti menyanggah dan menebak penyebab lainnya.

    Melansir akun Instagram, @kencana_foto disebutkan oli mesin bekas menjadi kehijauan karena pemakaian bensin jenis Pertamax.

    Selain berubah warna, oli mesin bekas yang seharusnya kental dan cenderung berwarna gelap kecoklatan juga tampak sangat encer, seperti tercampur dengan zat lain.

    Menyikapi video tersebut, Technical Specialist PT Pertamina Lubricants (PTPL) Brahma Putra Mahayana mengatakan oli bekas dalam video tampak sangat encer dan tak wajar.

    “Ini saya malah curiga rekayasa saja, encer sekali soalnya, sudah seperti air banget,” ucap Brahma kepada Kompas.com, Sabtu (11/1/2025).

    Brahma mengatakan, beberapa oli mesin ada yang menggunakan pewarna kehijauan seperti yang ada pada video tersebut. Namun, dia memastikan warna itu bukan dari BBM.

    “Bila penyebab oli encer karena fuel dilution, seharusnya warna oli tidak seperti itu, menurut saya malah tidak ada perubahan warna signifikan, karena fuel dilution itu hanya 2 persen atau 2.000 ppm saja, tapi memang sudah bisa bikin oli encer,” ucap Brahma.

    Sementara pada video itu, menurut Brahma, kemungkinan ada campuran zat lain sehingga oli sangat encer di luar batas normal dari dampak fuel dilution.

    “Ada jenis pewarna oli, dari dye atau jenis pewarna yang ditambahkan ke oli, sementara kemungkinan dari warna BBM-nya sangat kecil, apalagi warna Pertamax kan tidak seperti itu,” ucap Brahma.

    Brahma mengatakan, bila konsumen mengalami kejadian oli mesin bekas berubah menjadi encer, sebaiknya melakukan tes laboratorium untuk memastikan apa penyebabnya.

    Bila disebabkan oleh fuel dilution, konsumen juga perlu memastikan apakah masih dalam batas wajar atau tidak.

    Oli mesin menjadi encer setelah pemakaian akibat BBM (Kompas.com)

    Beberapa waktu lalu juga viral cerita Pertamax yang bercampur dengan air.

    Media sosial dihebohkan dengan sepeda motor mogok usai mengisi Pertamax di SPBU.

    Ternyata setelah ditelusuri penyebabnya, Pertamax di SPBU tersebut tercampur dengan air.

    Adapun kejadian ini terjadi di SPBU Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

    Diketahui sebanyak 11 motor warga yang mati total usai isi Pertamax campur air.

    Video rekaman tentang kondisi ini tersebar di Facebook dan Instagram, dengan narasi bahwa Pertamax di SPBU tersebut tercampur air.

    Akun Instagram Liputan Kendal Terkini menyebutkan sudah ada 11 motor yang mogok setelah mengisi Pertamax di SPBU 44.513.15 Kaliwungu Kendal.

    “Info sudah ada 11 motor yang mogok atau mati total usai mengisi bensin di SPBU itu. Jadi jangan sampai ada korban lain,” tulis akun tersebut, Jumat (13/12/2024).

    Sementara itu, pihak Pertamina akhirnya buka suara.

    Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Tengah, Brasto Galih Nugroho, membenarkan kejadian ini.

    Namun, ia meminta detail informasi langsung ditanyakan kepada petugas SPBU terkait.

    “Silakan kontak SPBU 44.513.15 dengan petugas bernama Agus. Kami arahkan SPBU bertanggung jawab untuk memberikan pernyataan resmi,” jelas Brasto, Sabtu (14/12/2024), dikutip dari Tribun Jateng.

    Agus Riyanto, pegawai SPBU 44.513.15, mengungkapkan pihaknya telah melakukan pengecekan terhadap BBM jenis Pertamax di lokasi.

    Lokasi SPBU di Jalan Lingkar Kaliwungu Kendal ditutup usai kejadian pertamax bercampur air, yang membuat belasan motor mogok, Sabtu (14/12/2024). (TRIBUN JATENG/Agus Salim)

    “Dari hasil pengecekan, Pertamax kami ternyata tercampur air,” ujar Agus, Sabtu (14/12/2024).

    Menurut Agus, tercampurnya air diduga akibat kebocoran tangki pendam di SPBU tersebut.

    “Diduga tangki pendamnya bocor, sehingga air bisa merembes masuk. Namun, penyebab pastinya baru akan diketahui setelah proses pengurasan selesai,” jelasnya.

    Operasional SPBU saat ini ditutup sementara hingga proses perbaikan selesai.

    Proses pengurasan tangki pendam dijadwalkan berlangsung Minggu (15/12/2024).

    “Untuk sementara SPBU ditutup. Perbaikan akan dimulai besok, saat ini kami sedang menyiapkan alat-alat yang diperlukan,” kata Agus.

    Pihak SPBU juga bersedia menanggung kerugian konsumen yang terdampak, dengan syarat membawa bukti resi pengisian BBM.

    “Bagi konsumen yang merasa dirugikan, silakan datang ke SPBU dengan membawa bukti resi pembelian. Kami akan mencocokkannya dengan rekaman CCTV,” tegas Agus.

    Kejadian ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk menjaga kualitas dan keamanan BBM di SPBU guna mencegah kerugian serupa di masa mendatang.

    Berita viral lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Viral Pemuda di Kota Malang Kabur usai Top Up Uang di Konter, Kini Minta Maaf dan Ganti Rugi

    Viral Pemuda di Kota Malang Kabur usai Top Up Uang di Konter, Kini Minta Maaf dan Ganti Rugi

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Networ, Kukuh Kurniawan

    TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Viral di media sosial, sebuah video rekaman CCTV yang memperlihatkan aksi tak terpuji dilakukan oleh seorang pemuda di Kota Malang.

    Dalam video tersebut, pemuda yang memakai jaket hoodie warna hitam dan berhelm putih serta menaiki motor Honda Scoopy mendatangi sebuah konter HP. 

    Diketahui, ia hendak melakukan top up uang elektronik (E-Money) di HP nya.

    Ketika transaksi top up selesai dilakukan, pemilik konter masuk ke dalam rumah untuk mengambil HP. Dengan memanfaatkan momen lengah tersebut, pelaku bergegas ke motornya dan langsung kabur mengarah ke selatan.

    Dari informasi yang didapat TribunJatim.com, kejadian itu menimpa konter HP bernama Ave Cell yang terletak di Jalan Sudanco Supriadi Kecamatan Sukun Kota Malang.

    Pemilik konter sekaligus korban, Vivi (55) menuturkan, kejadian yang dialaminya itu terjadi pada Jumat (10/1/2025) sekira pukul 11.30 WIB.

    “Saat itu kondisi sepi, karena memasuki waktu salat Jumat dan toko-toko yang lain juga tutup, hanya konter saya yang buka. Lalu, pelaku ini datang ke konter saya dan mau mengisi top up E-Money DANA sebesar Rp 200 ribu,” ujarnya saat ditemui TribunJatim.com, Minggu (12/1/2025).

    Tanpa ada rasa curiga, ia pun melayani dan melakukan transaksi top up seperti biasa. Dan ia mengakui, kondisinya ketika itu sedang lelah dan sedikit mengantuk.

    “Biasanya, saya minta uangnya dulu baru saya isikan. Tetapi karena capek, saya lupa dan tetap saya isikan top up,” tambahnya.

    Ketika proses top up selesai dilakukan, korban meminta ke pelaku untuk mengeceknya. Namun, pelaku berdalih tidak punya kuota internet sehingga tidak dapat membuka aplikasi E-Money DANA tersebut.

    “Lalu, pelaku minta hotspot wifi dari HP saya, dan kebetulan HP yang satunya itu dipakai oleh anak saya. Akhirnya saya masuk ke dalam rumah untuk mengambil HP, dan di saat itu pelaku langsung kabur,” terangnya.

    Vivi juga mengaku, bahwa kejadian serupa juga dialami oleh konter HP di daerah Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru.

    “Dari informasi yang saya dapat, konter HP di daerah Merjosari juga ikut menjadi korban dan mengalami kerugian hingga Rp 150 ribu,” tambahnya.

    Tak berselang lama usai peristiwa itu viral di media sosial, pelaku berikut orang tuanya mendatangi korban untuk minta maaf sekaligus ganti rugi.

    “Pada Sabtu (11/1/2024) sekitar pukul 18.30 WIB, pelaku sama orang tuanya sudah datang ke saya untuk minta maaf dan ganti rugi. Dari penuturkan pihak keluarganya, pelaku berinisial SF (24) menggunakan top up E-Money nya itu untuk game dan judi online,” tuturnya.

    Dengan adanya itikad baik tersebut, makai kasus itu telah disepakati untuk diselesaikan secara kekeluargaan.

    “Kasusnya diselesaikan secara kekeluargaan dan kami menerima. Pihak pelaku berikut orang tuanya juga sudah minta maaf dan juga sudah melakukan ganti rugi,” tandasnya.

  • Nahas Kronologi 2 Balita Tewas Terapung saat Orangtua Tidur Siang, Kolam Ikan Tanpa Pagar – Halaman all

    Nahas Kronologi 2 Balita Tewas Terapung saat Orangtua Tidur Siang, Kolam Ikan Tanpa Pagar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kejadian nahas terungkap dari Desa Babadan, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk.

    Dua balita yang diketahui kembar meninggal tragis terapung di kolam ikan.

    Mirisnya, peristiwa tersebut terjadi saat kedua orangtuanya tengah tidur siang.

    Adapun insiden tersebut diketahui pada Jumat (10/1/2025).

    Polres Nganjuk lantas turun untuk menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memeriksa saksi-saksi.

    Kronologi kejadian kemudian diungkap oleh Kasi Humas Polres Nganjuk, AKP Supriyanto.

    AKP Supriyanto menjelaskan, insiden nahas dua balita tewas terjadi sekitar pukul 14.00 WIB.

    Seorang kerabat bernama Suhartini merupakan orang yang pertama kalinya menemukan dua korban meninggal di kolam ikan.

    Lokasi kolam ikan tepat berada di depan rumah korban.

    Ia melihat satu korban meninggal dalam keadaan terlentang dan satu lainnya meninggal terapung.

    Setelah melihat kejadian, sebenarnya sempat dilakukan tindakan dengan membawa dua korban ke rumah sakit.

    “Korban sempat dilarikan ke sebuah klinik, namun nyawanya tak tertolong,” katanya, dikonfirmasi Sabtu (11/1/2025). 

    Polisi kemudian melakukan oleh TKP, diketahui kolam ikan memiliki panjang 190 cm, lebar 163 cm, dan tinggi 55 cm. 

    Selain itu, tidak ada pagar pembatas yang mengitari kolam ikan. 

    Hasil penyelidikan polisi menduga, korban sempat bermain di bibir kolam ikan.

    Hingga kemudian terambau ke dalam kolam ikan dan ditemukan meninggal. 

    Sementara, saat peristiwa pilu berlangsung, orang tua korban tengah tertidur. 

    “Polsek Pace bersama Tim INAFIS Polres Nganjuk telah mendatangi TKP, mencatat keterangan saksi, dan mengamankan barang bukti berupa pakaian korban. Berdasarkan pemeriksaan, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban,” paparnya.

    Kejadian Lain Bocah Hanyut di Selokan

    Jenazah balita hanyut di selokan di kawasan Babatan Wiyung, Surabaya Barat,  berinisial MR berusia 3,5 tahun akhirnya ditemukan, Jumat sore (27/12/2024).

    Setelah melakukan proses pencairan selama 4 hari, korban ditemukan di sela eceng gondok Kali Makmur.

    Jenazah MR ditemukan sekitar pukul 14.00 WIB. Saat penemuan, petugas gabungan dari PU BIna Marga Surabaya yang menurunkan ekskavator mengeruk tumpukan eceng gondok.

    Dari sana petugas sempat menurunkan alat keruknya yang membuat jenazah kembali hanyut. Akhirnya, korban kemudian ditemukan.

    Lokasi penemuan jenazah berada sekitar 3 kilometer dari selokan Jalan Babatan II F Wiyung, Surabaya, lokasi awal balita tersebut tenggelam.

    Jenazah balita MR ditemukan terbelit enceng gondok di Kali Makmur, dekat SMP Negeri 34 Surabaya di Jalan Wiyung PDAM Surabaya.

    Balita MR yang terjatuh ke selokan di pemukiman warga di Babatan Surabaya dan terbawa air air saat bermain bersama kakak dan temannya ditemukan meninggal. Jenazah balita berusia 3,5 tahun ditemukan di sela enceng gondok Kali Makmur, Surabaya, setelah proses pencairan selama 4 hari, Jumat sore (27/12/2024).

    “Betul telah ditemukan. Korban berada dibalik eceng gondok. Setelah ekskavator mengeruk eceng gondok, terlihat jenazah bayi ada dibaliknya,” kata Komandan Tim Basarnas Kantor SAR Surabaya, Eko Aprianto di lokasi kejadian.

    Jenazah langsung diangkat ke perahu karet untuk selanjutnya dibawa ke pihak keluarga. “Saat ditemukan korban sudah tidak bernyawa, dan kondisi bayi sudah membiru,” terangnya.

    Petugas Basarnas yang sudah menunggu diseberang sungai langsung bergerak menangkap jenazah MR.

    Petugas yang hendak menangkap sempat kesulitan karena kondisi sungai banyak enceng gondok.

    Namun dibantu petugas di pinggir sungai akhirnya jenazah balita berhasil diangkat dan dibungkus kantong jenazah.

    “Untuk lebih pastinya jenazah langsung kami bawa ke kamar jenazah RSUD dr Soetomo Surabaya,” jelas Eko.

    Balita MR sehari-harinya diasuh kerabatnya di Babatan Wiyung Blok 2F karena kedua orangtuanya merantau bekerja di Malaysia. 

    Tangkapan kamera CCTV saat balita MR (3,5 tahun) bersama kakaknya bermain air hujan lalu terpeleset ke selokan dan hanyut di kawasan Babatan Wiyung, Surabaya Barat,  berinisial MR berusia 3,5 tahun akhirnya ditemukan, Jumat sore (27/12/2024).

    Saat kejadian, korban sedang bermain air bersama seorang kerabat dan temannya saat turun hujan deras, Selasa (24/12/2024) sore sekitar pukul 15.30 WIB.

    Korban tergelincir masuk ke selokan tanpa penutup yang arus airnya deras di depan rumah warga. Balita MR langsung terbawa arus,

    Kakaknya, yang melihat kejadian itu berteriak histeris dan melapor ke orangtuanya.

    Sebagian atikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Nasib Pilu 2 Balita Kembar di Nganjuk, Tewas Tercebur Kolam Ikan di Rumah, 1 Hal Jadi Penyebab

  • Kronologis Siswa SMP Direkrut Jadi Kurir Uang Palsu di Bekasi, Duit Tercecer Setelah Tertabrak Mobil – Halaman all

    Kronologis Siswa SMP Direkrut Jadi Kurir Uang Palsu di Bekasi, Duit Tercecer Setelah Tertabrak Mobil – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Terungkap asal usul siswa SMP berinisial A menjadi kurir uang palsu di Bekasi, Jawa Barat.

    Pelajar berjenis kelamin pria tersebut diamankan polisi setelah mengalami kecelakaan di depan Plaza Metropolitan Tambun, Jalan Raya Teuku Umar, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (11/1/2025).

    Ia diketahui menjadi kurir, karena saat kecelakaan uang palsu yang hendak di antarkannya berceceran di jalan.

    Warga yang menolognya pun curiga dengan keberadaan uang yang berceceran di tengah jalan tersebut.

    Lantas, A pun dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

    “(A) luka-luka saja, jatuh memang. Sekarang lagi di polsek untuk dimintai keterangan. Terus, terkait orang yang menyuruh, lagi kami dalami,” kata Kanit Reskrim Polsek Tambun, AKP Kukuh Setio Utomo, Sabtu (12/1/2025).

    Berdasarkan hasil pemeriksaan, A pun mengakui bila uang yang dibawanya uang palsu.

    Kronologis Pelajar SMP Jadi Kurir Uang Palsu

    AKP Kukuh Setio Utomo mengungkap A menjadi kurir setelah bergabung di akun sosial media (Sosmed) Facebook yang menawarkan sejumlah pengguna untuk mengantarkan harta benda kepada seseorang.

    Ia tergiur imbalan uang tunai Rp 50 ribu.

    “Jadi, di Facebook tuh ada yang menawarkan, ‘siapa yang bersedia antar benda’. Terus sahut bocah itu, dengan ini (iming-iming) dikasih duit Rp 50.000,” ujar AKP Kukuh.

    Mengetahui tawaran itu, A langsung menerimanya.

    Ia pun kemudian bertemu dengan orang yang memberikan tawaran di Stasiun Tambun, Bekasi.

    A pun diminta mengantarkan segepok uang palsu senilai Rp 2,2 juta ke sebuah tempat di kawasan Cibitung, Bekasi.

    “Setelah mereka WA japri, terus ketemuan di stasiun Tambun, terus sudah jalan nganter duit, di stasiun Tambun dia (korban) baru tahu kalau itu uang palsu,” katanya.

    A pun langsung bertolak menggunakan sepeda motor dari Stasiun Tambun ke Cibitung mengantarkan uang palsu ke teman orang yang menyuruhnya.

    “Mau diantar ke temannya yang menyuruh. Nanti, disuruh berhenti di suatu tempat. Nah, orang yang mengambil nanti dihubungi,” kata Kukuh.

    Sementara orang yang menyuruh A, membuntuti dari belakang.

    Namun, sebelum sampai ke lokasi tempat mengantar uang palsu, A mengalami kecelakaan.

    “Disuruh nganter duitnya ke Cibitung, lalu (penawar) ngikutin dari belakang, terus yang di depan (korban) ketabrak mobil, abis itu penawar kabur,” jelasnya.

    Kukuh mengungkapkan uang palsu totalnya Rp 2,2 juta pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu.

    Uang tersebut belum sampai ke lokasi pengantaran.

    Terkini uang tersebut sudah dijadikan barang bukti perkara oleh pihaknya guna pemeriksaan lebih lanjut.

    “Iya masih didalami (perkara) kami masih dalami dari mana, orang yang antar, terus facebook nya juga kami dalami,” ucapnya.

    Polisi pun kini berupaya mengumpulkan rekaman CCTV dalam rangka mengetahui sosok pelaku yang menyuruh A.

    (tribunnews.com/ reynas/ tribunbekasi.com/ rendy rutama/ kompas.com)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com dengan judul Bocah SMP di Bekasi Jadi Kurir Uang Palsu, Terima Tawaran Lewat Facebook, Dapat Bayaran Rp 50 Ribu

  • Kapolres Yogyakarta Ungkap Kronologi Kasus Penganiayaan 6 Oknum Polisi terhadap Warga Semarang

    Kapolres Yogyakarta Ungkap Kronologi Kasus Penganiayaan 6 Oknum Polisi terhadap Warga Semarang

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Polres Kota Besar Yogyakarta buka suara menanggapi isu penganiayaan yang dilakukan oleh enam anggota Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta terhadap seorang laki-laki bernama Darso (43), warga Mijen, Semarang, Jawa Tengah. Anggota yang terseret kasus dugaan penganiayaan yang berujung kematian tersebut merupakan penyidik Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta.

    Menurut Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Aditya Surya Dharma, terdapat enam anggota Unit Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta yang pada waktu itu bertolak ke Semarang untuk menyelesaikan kasus dugaan tabrak lari.

    Keperluan anggota Unit Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta ke Semarang adalah untuk memberikan surat undangan pemanggilan kepada Darso guna klarifikasi kejadian laka lantas yang terjadi pada 12 Juli 2024 pukul  09.30 WIB di Jalan Mas Suharto, Kemantren Danurejan, Kota Yogyakarta.

    “Kecelakaan antara korban pengendara sepeda motor atas nama Tutik dengan mobil yang diduga dikendarai Darso dan teman-temannya,” kata Kombes Pol Aditya Surya Dharma kepada Beritasatu.com, Sabtu (11/1/2025) malam.

    Setelah kecelakaan, korban dilarikan ke Rumah Sakit Bathesda Lempuyangwangi untuk menjalani perawatan. Pada saat itu, keluarga korban sempat memotret salah satu KTP atas nama Darso yang kebetulan berada dalam mobil.

    “Setelah mengantar korban, pengemudi pergi meninggalkan rumah sakit tanpa berkoordinasi dengan korban maupun pihak rumah sakit,” ujar Kombes Pol Aditya Surya Dharma.

    Salah satu saudara korban lantas berupaya mengejar kendaraan Darso dan kawan-kawannya bahkan sempat terserempet lalu terjatuh, tetapi kendaraan yang ditumpangi Darso dan teman-temannya tetap tancap gas. Lantaran merasa dirugikan, pihak korban melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian pada 12 Juli 2024. Penyelidikan kemudian dilakukan oleh Unit Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta.

    “Berdasar alamat KTP Darso, kemudian pada Sabtu 21 September pukul 06.00 WIB tim Gakkum mendatangi rumah Darso di Semarang,” terang Aditya Surya Dharma.

    Para penyidik bermaksud memberikan surat undangan keperluan klarifikasi kejadian laka lantas pada 12 Juli 2024 di wilayah hukum Polresta Yogyakarta.

    “Petugas tanya soal kecelakaan tetapi pada awalnya Darso tidak mengakui itu. Namun, setelah ditunjukkan rekaman CCTV kemudian yang bersangkutan mengakui bahwa mobil yang ditumpangi terlibat kecelakaan,” ujar Aditya Surya Dharma.

    Polisi selanjutnya membawa Darso untuk menunjukkan lokasi rental mobil yang digunakan bersama teman-temannya untuk pergi ke Yogyakarta. Namun, di tengah jalan, Darso meminta berhenti untuk buang air kecil, setelah itu Darso mengeluh sakit pada bagian dada sebelah kiri.

    “Setelah buang air kecil dia mengeluh sakit dada kiri dan minta untuk diambil obat jantung di rumahnya,” terang Aditya Surya Dharma.

    Petugas kepolisian kemudian menyarankan Darso segera dirujuk ke rumah sakit terdekat dan dipilihlah Rumah Sakit Permata Medika Semarang untuk menangani keluhan dada kiri Darso. Karena kondisi Darso tidak kunjung membaik, petugas Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta kemudian menuju ke Kendal untuk memberikan surat klarifikasi serupa kepada kawan Darso yaitu Toni dan Ferdi.

    Sampai beberapa hari berikutnya kesehatan Darso tak kunjung membaik. Barulah pada 27 Juli 2024 Darso dipulangkan oleh pihak rumah sakit karena kondisi yang makin membaik.

    “Jumat 27 September 2024 pada 13.00 WIB petugas kami kembali menghubungi rumah sakit dan mendapat info bahwa Darso sudah pulang dari RS,” jelas Aditya Surya Dharma.

    Menurut Kombes Pol Aditya Surya Dharma, kronologi yang disampaikan ini merupakan hasil pemeriksaan Propam Polda DIY terhadap enam anggota Gakkum yang berangkat ke Semarang. Mengenai luka lebam yang dikabarkan akibat penganiayaan oleh anggota Polresta Yogyakarta, Kombes Pol Aditya Surya Dharma enggan menanggapi hal tersebut.

    “Itu biar dari penyidik Polda Jateng saja yang menjawab, kami intinya mendukung penyelidikan atau bahkan penyidikan,” pungkas Kombes Pol Aditya Surya Dharma.

    Perlu diketahui, sejumlah oknum anggota Unit Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta diduga terlibat kasus penganiayaan warga Semarang hingga meninggal dunia pada September 2024. Setelah gagal berkali-kali dalam upaya mediasi, keluarga korban melaporkan kasus tersebut ke Kepolisian Daerah Jawa Tengah pada Jumat 10 Januari 2025.