Produk: CCTV

  • 2
                    
                        Turis Arab dan Marbut Baku Hantam di Bogor karena Tolak Lepas Sepatu Masuk Masjid
                        Bandung

    2 Turis Arab dan Marbut Baku Hantam di Bogor karena Tolak Lepas Sepatu Masuk Masjid Bandung

    Turis Arab dan Marbut Baku Hantam di Bogor karena Tolak Lepas Sepatu Masuk Masjid
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Viral di media sosial video yang memperlihatkan seorang warga negara asing (WNA) adu jotos dengan marbut masjid di Puncak
    Bogor
    , Jawa Barat, Senin (13/1/2025).
    “Keributan turis Arab vs Marbot di Masjid Cisarua, Puncak Bogor, diduga turis Arab tak terima ditegur, Minggu (12/1/2025) sore,”
    kata pengunggah dalam keterangan video.
    Dalam rekaman video yang diambil dari rekaman CCTV itu, terlihat situasi ketika marbut dan turis berbadan besar terlibat percekcokan.
    WNA itu tiba-tiba melepas tendangan sehingga baku hantam pun tak dapat dihindari.
    Melihat kejadian itu, sejumlah warga datang ke lokasi untuk melerai perkelahian yang terus memanas hingga adu jotos di pelataran masjid.
    Warga sekitar kemudian mengamankan WNA tersebut.
    Dalam unggahan, dijelaskan bahwa turis Arab baku hantam dengan marbut masjid karena tidak mau melepas alas kakinya saat memasuki area masjid.
    “Ketika ditegur oleh marbot, turis Arab tidak terima dan terjadilah keributan,”
    tulis unggahan di video tersebut.
    Menanggapi kejadian ini, Kapolsek Cisarua Kompol Eddy Santosa menjelaskan bahwa perkelahian antara warga atau marbut dengan WNA terjadi di Masjid Al Muqsit, Desa Tugu Utara, Cisarua, Puncak Bogor, pada Minggu (12/1/2025) sekitar pukul 17.50 WIB.
    Marbut yang terlibat, berinisial R alias Pak Jenggot, juga merupakan petugas kebersihan masjid.
    Menurut keterangan yang diterima, kejadian bermula sekitar pukul 17.50 WIB, saat Pak Jenggot sedang mengepel teras masjid.
    Tiba-tiba, seorang WNA asal Arab Saudi masuk ke teras masjid tanpa melepas alas sepatunya, meskipun di pintu masjid sudah tertera peringatan untuk melepas alas kaki sebelum masuk.
    Melihat hal tersebut, Pak Jenggot langsung menegur WNA tersebut agar segera melepas sepatunya sesuai dengan ketentuan yang ada.
    “Tapi teguran itu enggak diindahkan sehingga terjadi cekcok dan WNA tersebut mendorong Pak Jenggot (marbut),” ungkapnya.
    Eddy memastikan bahwa kasus ini telah selesai. Marbut menyatakan ikhlas dan tidak akan melanjutkan permasalahan tersebut ke jalur hukum.
    “Marbut itu tidak mau membuat laporan ke polisi, dia sudah menerimanya dengan lapang dada,” kata Eddy.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tewas Ditusuk, Aktor Sandy Permana Baru 2 Minggu Buka Usaha Bakso Mak Lampir

    Tewas Ditusuk, Aktor Sandy Permana Baru 2 Minggu Buka Usaha Bakso Mak Lampir

    GELORA.CO – Aktor Sandy Permana sempat membuka usaha bakso Mak Lampir sebelum tewas ditusuk.

    Sandy Permana ditemukan tergeletak akibat luka tusuk di pinggir jalan dekat rumahnya di Perumahan TNI/Polri Cibarusah Jaya, Kabupaten Bekasi, Minggu pagi, Minggu (12/1/2025).

    Ade Andriani, istri Sandy Permana, terkejut melihat peristiwa yang merenggut nyawa suaminya itu.

    Saat kejadian penusukan berlangsung, Ade masih tertidur, sedangkan Sandy Permana terbiasa bangun pagi untuk memberi makan ternaknya. 

    “Saya bangun karena disuruh siap-siap ke rumah sakit,” kata Ade di rumahnya, Senin (13/1/2025), dilansir dari WartaKotalive.com.

    Saat itu ada tetangga rumah memberi kabar bahwa Sandy Permana menjalani perawatan di rumah sakit akibat terjatuh.

    Namun, Ade merasa curiga saat melihat sepeda listrik yang biasa dikendarai pemeran Arya Soma dalam sinetron Misteri Gunung Merapi (Mak Lampir) itu terlihat penuh darah.

    “Saya syok pas lihat sepeda listriknya penuh darah,” ujarnya sambil menahan tangis.

    Sesampainya di rumah sakit, Ade melihat suaminya sudah terbaring lemah dan penuh darah. 

    Ade sempat berkomunikasi dengan Sandy Permana supaya tetap kuat. 

    “Saya bilang kuat demi anak-anak,” tutur Ade sambil mengusap air matanya. 

    Saat Ade menanyakan pelaku yang telah melukai, Sandy Permana tidak bisa menjawab karena napasnya sudah terengah-engah dan tak mampu bicara.

    Sandy Permana lalu dirujuk ke RSUD Cileungsi.

    Sayangnya, di tengah perjalanan, aktor kelahiran tahun 1979 itu mengembuskan napas terakhirnya.

    Setahu Ade dari laporan kepolisian, Sandy Permana yang biasa memberikan pakan ayam di belakang rumahnya itu tiba-tiba ditusuk tetangganya.

    “Suami saya masih bisa jalan cari pertolongan (setelah ditusuk) sambil menyebutkan nama pelaku,” kata Ade.

    Bagi Ade, mendiang suaminya adalah pria yang ramah dan senang bersosialisasi dengan warga.

    Sandy Permana pernah mencoba terjun ke dunia politik untuk menjadi calon anggota DPRD Kabupaten Bekasi dari Partai Hanura.

    Selain itu, rumahnya menjadi tempat nongkrong warga maupun teman-temannya untuk makan ataupun berbagi cerita. 

    “Suami saya baru buka usaha bakso Mak Lampir dua minggu lalu,” sebutnya.

    Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar, mengatakan bahwa pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi dan mengecek rekaman CCTV di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).

    Hasilnya, terduga pelaku penusukan Sandy Permana adalah warga setempat.

    Korban dan pelaku diketahui saling mengenal.

    “Ya menurut warga sebelumnya korban sempat terlibat cekcok dengan seseorang, kami sedang kejar Identitas dan buru pelakunya,” kata Onkoseno, Minggu, dilansir dari Tribunbekasi.com.

    Berdasarkan hasil olah TKP, ditemukan sejumlah luka tusuk pada area vital tubuh korban seperti leher, dada, dan perut, akibat senjata tajam.

    “Saat ini Reskrim Metro Bekasi sedang mendalami dan mencari pelaku,” ungkapnya.

    Sementara itu, Ketua RT 05 Desa Cibarusah Jaya, Sudarmadji, mengungkapkan bahwa antara terduga pelaku dengan korban sempat terjadi percekcokan.

    Percekcokan berawal dari perbedaan pendapat dalam rapat warga pada bulan Oktober 2024 lalu.

    Saat rapat, terduga pelaku tidak senang atas pernyataan dari Sandy Permana, hingga terjadilah debat dan cekcok dalam rapat warga tersebut.

    “Awalnya hanya saling tuding, cekcok di forum,” ucap Sudarmadji, Minggu.

    Sandy Permana tidak terima dengan pernyataan terduga pelaku yang ditujukan terhadapnya di dalam rapat warga itu.

    Bahkan sang aktor melayangkan somasi kepada tetangganya tersebut. Namun, rencananya itu batal dilakukan.

    “Masalah dianggap selesai saat itu,” sebut Sudarmadji.

    Menurut Sudarmadji, terduga pelaku masih menyimpan dendam kepada Sandy Permana sehingga terjadilah peristiwa penusukan ini.

    “Kita enggak tahu ada kejadian(penusukan). Kita kira masalah sudah selesai,” jelasnya.

    Saat ditanya apa yang menjadi pemicu cekcok dalam rapat warga tersebut, Sudarmadji enggan mengungkapkan lebih lanjut.

    Meski begitu, Sudarmadji mengatakan bahwa bahwa persoalan lingkungan warga di Perumahan TNI/Polri Cibarusah Jaya, Kabupaten Bekasi, yang menjadi akar masalahnya.

    “Soal urusan lingkungan warga perumahan,” katanya.

    Sudarmadji juga menceritakan detik-detik terjadinya peristiwa tragis yang menewaskan Sandy Permana.

    Diungkapkan Sudarmadji, penusukan terjadi saat korban dalam perjalanan pulang setelah mengurus ternak yang lokasinya tidak jauh dari rumahnya. 

    “Saat di tengah perjalanan, korban sedang mengendarai sepeda listrik diadang pelaku dan langsung menikam korban dengan membabi buta.” 

    “Jadi lagi pulang naik sepeda listrik abis kasih makan ternak langsung ditusuk,” 

    “Ada warga dari RT lain yang mengetahui kejadian itu (penikaman), korban dan pelaku saling mengenal. Pelaku langsung kabur,” terangnya.

  • Buronan yang Bikin Remaja Tewas Tertancap Pagar Trotoar Cianjur Serahkan Diri

    Buronan yang Bikin Remaja Tewas Tertancap Pagar Trotoar Cianjur Serahkan Diri

    JAKARTA – Kepolisian Resor Cianjur, Jawa Barat, menerima penyerahan diri AI (16), pelaku kejar-kejaran sepeda motor yang menyebabkan seorang remaja tewas tertancap di pagar trotoar Jalan Suroso pada Rabu (8/1).

    Kasat Reskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto mengatakan AI sempat melarikan diri selama beberapa hari ke luar kota setelah masuk daftar pencarian orang (DPO) Polres Cianjur hingga akhirnya menyerahkan diri dengan didampingi kedua orang tuanya.

    “Sempat DPO beberapa hari dan akhirnya menyerahkan diri ke Mapolres Cianjur sehingga petugas langsung melakukan pemeriksaan terhadap pelaku di ruang Satreskrim,” katanya dilansir ANTARA, Senin, 13 Januari.

    Saat ini sudah lima orang dari enam pelaku yang ditangkap terkait kasus kejar-kejaran maut yang menyebabkan korban HZM meninggal dunia tertancap pagar di atas trotoar di Jalan Suroso, Cianjur, Rabu (8/1), setelah sepeda motor yang dikemudikannya ditendang pelaku.

    Tono meminta DPO lain berinisial M (16) segera menyerahkan diri sebelum polisi melakukan tindakan tegas terukur saat melakukan pengejaran karena keberadaan pelaku sudah terdeteksi.

    “Kami minta pelaku M segera menyerahkan diri karena petugas sudah disebar untuk melakukan pengejaran. Para pelaku dijerat dengan pasal berlapis serta Undang-undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara,” katanya.

    Sebelumnya, Polres Cianjur menangkap empat orang pelaku yang menyebabkan seorang remaja HZM (15) tewas tertancap pagar trotoar di Jalan Suroso pada Rabu (8/1) setelah sepeda motornya ditendang para pelaku.

    E mpat orang pelaku berinisial FN (20), MF (16), R (16), dan MRP (16) ditangkap di rumahnya masing-masing di wilayah Cianjur, sedangkan dua orang pelaku lainnya masih dalam pengejaran.

    “Setelah melihat CCTV dan meminta keterangan saksi, kami mendapatkan identitas enam orang pelaku yang menyebabkan korban meninggal dan dua orang lainnya mengalami luka serius. Empat orang ditangkap, sedangkan dua orang lainnya masih buron,” katanya.

    Bahkan dari sejumlah CCTV lainnya yang didapat petugas, ditemukan sebelum korban tewas, enam orang pelaku dengan tiga sepeda motor sempat melayangkan beberapa kali bacokan ke tubuh korban dan dua orang temannya sebelum menendang sepeda motor korban.

  • Maling Laptop Modus Geser Tas Beraksi di Warkop Agam Tebet, Wajahnya Terdeteksi Kamera CCTV – Halaman all

    Maling Laptop Modus Geser Tas Beraksi di Warkop Agam Tebet, Wajahnya Terdeteksi Kamera CCTV – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komplotan maling laptop spesialis geser tas diketahui beraksi di Warkop Agam di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

    Aksi pelaku bersama komplotannya berhasil menggasak sebuah laptop berwarna hitam milik pengunjung yang duduk di sebelahnya.

    Wajah pelaku yang didugaa mengeksekusi pencurian laptop ini tertangkaap dengan jelas oleh kamera CCTV yang terpasang di area Warkop Agam. 

    Wajah pelaku yang terlihat masih berusia muda, datang ke Warkop Agam mengenakan jaket hitam, bercelana jins biru, dan kemeja hijau navy dengan sepatu hitam bertali putih.

    Proses pelaku datang lalu duduk mengincar mangsa sampai bisa mengeksekusi pencurian laptop tersebut diperkirakan tidak sampai 5 menit.

    Saat duduk di kursi pelaku langsung berpura-pura melepas jaket hitamnya, lalu menyandarkan ke pegangan kursi kemudian berpura-pura menelepon sambil membaca situasi.  

    Begitu berhasil menarik laptop korbannya, pelaku segera beranjak dari kursi dan membawa laptop tersebut pergi sembari menutupinya dengan jaket dan berjalan terburu-buru keluar menuju area parkir di depan Warkop Agam.

    Rupanya, seorang anggota komplotannya sudah menunggu di atas jok motor matic yang dia kendarai lalu mereka berdua kabur.  

    Aksi ini dilakukan pelaku pada Senin malam, 13 Januari 2025 seperti kabar yang disampaikan akun @jakarta24jam di Instagram.

    “Terjadi Pencurian di Warkop Agam Tebet, Jaksel pada Senin, 13 Januari 2025, sebuah laptop Asus Vivobook (Cover LV Hitam) pengunjung Warkop Agam di kawasan Tebet, pada sekitar pukul 20.30 WIB.

    Pelaku terekam jelas dalam rekaman CCTV, yang memperlihatkan wajah pelaku dan bagi yang mengenali wajah pelaku diharapkan dapat membantu pihak berwenang mengidentifikasi dan menangkap pelaku.

    Kami sangat berharap dukungan masyarakat untuk menyebarkan informasi ini.

    Silakan segera menghubungi (085716211170), pihak kepolisian terdekat atau mendatangi Warkop Agam di Tebet.

    Terima kasih atas perhatian, dukungan dan kerja samanya.

    Via @salsaaninda_”

    tulis akun @jakarta24jam.

     

     

  • Ini Saran Bobby Nasution Terkait Murid SD Dihukum Gurunya Duduk di Lantai Karena Menunggak SPP – Halaman all

    Ini Saran Bobby Nasution Terkait Murid SD Dihukum Gurunya Duduk di Lantai Karena Menunggak SPP – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MEDAN- Wali Kota Medan Bobby Nasution menyarankan agar MI, murid SD Yayasan Abdi Sukma Kota Medan, Sumatra Utara pindah sekolah di negeri.

    MI diketahui dihukum gurunya duduk di lantai selama belajar karena menunggak uang sekolah atau sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) selama tiga bulan.

    “Bukan kita lepas tangan, tapi memang dari  awal (kita) telah mengimbau orangtua atau siswa siswi di SD maupun SMP, bagi yang mengalami masalah pembiayaan, dari kami Pemko Medan memberikan solusi  untuk pindah ke sekolah negeri,” ujar Bobby, Senin (13/1/2025).

    Dikatakannya, pihaknya akan langsung menerimanya di sekolah negeri, apabila murid SD tersebut mau pindah.

    “Kita langsung menerima di sekolah negeri langsung kita terima di sekolah negeri tanpa ada biaya apapun,” jelasnya.

    Terkait permasalahan tersebut, Bobby mengaku sudah menugaskan Dinas Pendidikan Kota Medan menegur sekolah tersebut. 
            
    “Ini memang kita sayangkan dan sudah kita sampaikan ke dinas pendidikan,  untuk memberikan teguran, ini kan masalah kemanusiaan (jadi kita), memberikan teguran ke sekolahnya walaupun administrasinya karena ini sekolah swasta,” ujar Bobby.

    Diketahui, MI (10) bernasib malang harus duduk di lantai selama 3 hari saat proses belajar mengajar.

    Anak kelas 4 itu dihukum oleh guru wali kelasnya Hariyati lantaran ia menunggak membayar SPP selama 3 bulan yakni Oktober, November, dan Desember 2024. Total besaran SPP-nya Rp 180 ribu.

    Kamelia, ibu korban, bercerita anaknya itu dihukum sejak hari pertama sekolah yakni Senin (6/1/2025). Namun, ia baru sadar pada Rabu (8/1/2025) saat anaknya tidak mau berangkat ke sekolah.

    Kamelia yang merupakan seorang IRT itu sebelumnya mengaku memang hendak ke sekolah untuk membayar SPP anaknya itu. Sebab, hari Senin ia sudah diingatkan oleh wali kelas untuk melakukan pembayaran.

    Terlebih, anaknya itu juga belum menerima rapor lantaran ditahan oleh pihak sekolah. Di sekolah, kata dia, aturannya yang berlaku memang demikian. 

    Yayasan buka suara

    Pihak Yayasan Abdi Sukma buka suara terkait kasus MI (10) seorang siswa kelas IV Sekolah Dasar (SD) Yayasan Abdi Sukma yang duduk di lantai karena nunggak SPP

    Ketua Yayasan Abdi Sukma, Ahmad Parlindungan mengatakan, baru hari ini pihaknya membuka CCTV ruangan kelas siswa yang disuruh duduk di lantai oleh wali kelasnya.

    Dalam rekaman CCTV tersebut, kata Ahmad, tidak ada yang memperlihatkan wali kelas menyuruh muridnya duduk di lantai.

    Diakui Ahmad, wali kelas sempat menyuruh siswanya duduk di lantai  selama dua hari mulai dari hari Senin dan selasa (6-7/1/2025).

    Namun, kata Ahmad di hari ke tiga, wali kelas tidak ada menyuruh duduk di lantai.

    “Ada hal yang aneh dari CCTV yang kami lihat tadi. Hari senin tanggal 6-7 Januari  2025 kami akui itu memang benar wali kelas yang menyuruh duduk di lantai. Tapi di hari ke tiga sesuai CCTV itu wali kelas tidak ada meminta duduk di lantai,” terangnya saat ditemui usai memenuhi panggilan dari Ombudsman Sumut.

    Dikatakannya, apa yang dibuat oleh wali kelas tersebut adalah fatal. Dan wali kelas itu sudah  diskors hingga hari ini.

    “Kalau memang itu perintah dari sekolah yayasan kenapa anaknya kelas satu tidak seperti itu. Anaknya dua di situ sama sama nunggak. Tapi anaknya kelas satu tidak ada dapat hukuman seperti itu. Ini kami sayangkan wali kelasnya. Tetapi di hari ketiga kejadian sudah berbeda,” jelasnya.

    Pada hari Rabu, kata Ahmad, ibu siswa yang duduk dilantai tersebut datang ke sekolah. Dimana, hari itu wali kelas sudah tidak menyuruhnya duduk di lantai.

    “Rabu itu dia datang (ibu siswa yang duduk di lantai). Dia datang, dipanggil anaknya. Itu waktu jam istirahat. Masuklah ke jam mata pelajaran kedua saat itu pelajaran agama. Anaknya ini lama masuk kelas. Tapi setibanya masuk di kelas, dia mengambil sepatu di belakang (tempat duduknya) kemudian anak ini tiba-tiba duduk di lantai dan ibunya masuk kelas dan langsung memvideokan seperti itu,” ucapnya.

    Ahmad tidak mengetahui apakah motif anaknya duduk di lantai karena di suruh orang tua atau mencontoh karena sudah dari tadi dia seperti itu.

    “Enggak tau kita itu (siswa mencontoh)  ada pergantian pelajaran di sana, saat itu  guru pertama masuk,  lalu istirahat dan  masuklah guru ke dua,  yaitu guru agama.  Anaknya itu lambat masuk,  tapi saya tidak mau menduga- duga. Nanti dibilang saya yang memprovokasi atau bagaimana,”ucapnya.

    Dikatakannya, saat ini pihaknya hanya akan menunjukkan fakta-fakta yang mereka dapatkan saja..

    “Biarlah fakta yang berbicara semua di jawab oleh Allah SWT, karena tujuan kita  untuk membantu anak-anak sekolah,” terangnya.

    Penulis: Anisa Rahmadani

  • Ucapan Terakhir Aktor Sandy Permana ke Istri Sebelum Hembuskan Nafas Terakhir, Janji Kuat Demi Anak – Halaman all

    Ucapan Terakhir Aktor Sandy Permana ke Istri Sebelum Hembuskan Nafas Terakhir, Janji Kuat Demi Anak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI — Ade Andriani, istri aktor Sandy Permana (46) mengungkap perbincangan terakhir dirinya dengan suami di rumah sakit setelah peritiwa penusukan di kawasan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (12/1/2025).

    Sandy Permana, pemain sinetron berjudul Misteri Gunung Merapi atau Mak Lampir menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit setelah menjadi korban penusukan.

    Ade Andriani mengaku saat kejadian penusukan yang menimpa suaminya, ia masih tidur di kamarnya.

    Peristiwa yang menewaskan suaminya tersebut terjadi pukul 07.30 WIB.

    Sandy Permana memang sudah biasa keluar pagi untuk memberi makan ternaknya.

    “Kalau kronologi awalnya ya, saya nggak tahu pasti ya. Karena kejadiannya itu pagi, saya masih tidur. Sekitar jam setengah delapan saya dibangunin. Saya disuruh siap-siap ke rumah sakit,” kata Ade Andriani saat ditemui di kediamannya, Senin (13/1/2025).

    Ade mengaku bingung saat diminta ke rumah sakit oleh tetangganya.

    Saat itu, tetangganya bilang bahwa suaminya sedang di rumah sakit karena jatuh.

    Akhirnya, dirinya beranjak pergi untuk menuju ke rumah sakit.

    Akan tetapi, dia merasa curiga ketika melihat sepeda listrik suaminya penuh darah.

    “Akhirnya saya mau pergi. Pas saya sampai di luar, saya lihat motor listrik suami saya penuh darah. Saya syok pas lihat, kenapa ini motornya penuh darah? ‘Nggak, nggak, nggak’ Ya udah, ayo buruan ke rumah sakit, kata tetangga saya itu,” ungkapnya sambil menahan tangis.

    Dia melanjutkan, sesampainya di rumah sakit, ia langsung melihat suaminya terbaring dan penuh darah.

    Ade sempat berkomunikasi dengan suaminya Sandy agar tetap kekuat.

    “Sampai di rumah sakit, saya lihat suami saya sudah terbaring, sudah penuh darah. Tapi masih sadar, saya ajak ngobrol, dia respons,” katanya.

    “Saya bilang, ‘kuat ya? Demi anak-anak?’,‘Iya’ kata dia gitu,” imbuh Ade lagi sambil mengusap air matanya.

    Ade sempat bertanya kepada suaminya siapa yang telah membuatnya seperti ini.

    Sandy sempat hendak menjawab, akan tetapi nafasnya sudah terbata-bata tidak bisa bicara.

    Sampai akhirnya, Sandy Permana di rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cileungsi.

    Akan tetapi, saat perjalanan sang suami menghembuskan nafas terakhirnya di hadapannya yang ikut mengantarnya.

    “Sampai rumah sakit Cileungsi itu sudah dinyatakan udah nggak ada. Dibawa ke kamar jenazah,” katanya.

    Ade menerangkan, saat di kamar jenazah itu mendengar ada salah satu warga lagi dimintai keterangan oleh Kepolisian.

    Kronologisnya ternyata suaminya itu pagi biasa memberikan pakan ayam di belakang area rumahnya dan ditusuk tetangga dekat rumahnya.

    Ade juga saat pulang ke rumah sempat melihat CCTV dan sang suami pukul 07.20 WIB masih berjalan arah pulang ke rumah.

    Lalu, pergi lagi dan kejadian itu sekira pukul 07.30 WIB, Sandy ditusuk pelaku.

    “Tapi infonya sih setelah ditusuk oleh pelaku itu. Dia dengan penuh darah. Itu dia masih bisa jalan cari pertolongan, minta tolong sama warga. Itu sambil dia minta pertolongan, itu dia sambil nyebut nama pelaku,” katanya.

    Minta Dihukum Berat

    Ade Andriani berharap pelaku penusukan suaminya itu segera ditangkap dan dihukum berat.

    Sebab, kata Ade, suaminya itu meninggal dengan tragis dalam kondisi penuh luka tusukan di bagian tubuhnya.

    “Hukumannya ya saya maunya sih nyawa dibayar nyawa, karena dia udah ngerebut ayah dari anak-anak saya,” kata Ade Andriani.

    Ade Andriani menyebutkan, sosok terduga pelaku pembunuhan tersebut merupakan warga perumahan tempat tinggal korban juga, bahkan hanya berjarak beberapa rumah saja dari kediamannya.

    Namun, usai kejadian keluarga pelaku sudah tidak ada di rumahnya.

    “Tetangga, orangnya pelaku ini dia orangnya tertutup enggak berbaur sama warga,” katanya.

    Dia menyampaikan, ciri-ciri pelaku berambut gimbal dan penuh tato.

    Pelaku tinggal bersama istri dan anaknya berlima selama 13 tahun di perumahan ini.

    “Enggak (interaksi) karena kita dekat cuma sama istrinya. Kalau suaminya kan dia sama siapapun dia enggak mau dekat sepertinya,” katanya.

    Dia juga mengungkap latar belakang terduga pelaku, yakni kru dari sinetron yang dibintangi almarhum suaminya, yakni sinetron Mak Lampir dan Tukang Bubur Naik Haji.

    “Satu kerjaan sama suami saya. Mungkin dulunya di Mak Lampir. Mungkin kalau gak salah sih dia di Kru Mak Lampir juga dulunya,” katanya.

    Terpisah, Kapolres Metro Bekasi Kombes Mustofa mengatakan untuk mengungkap kasus pembunuhan Sandy Permana, pihaknya sudah memeriksa lima saksi.

    Menurutnya, saksi-saksi yang diperiksa tersebut dimintai keterangannya untuk mengungkap fakta peristiwa yang terjadi.

    “Sejauh ini masih kita dalami,” ucap Kombes Mustofa di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin, 13 Januari 2025

    Kombes Mustofa menuturkan bahwa dari hasil olah TKP baru diketahui satu pelaku yang menghabisi nyawa korban.

    Namun, Kombes Mustofa belum dapat merinci identitas pelaku serta motif yang bersangkutan hingga menghilangkan nyawa korban.

    “Nanti akan kita sampaikan secara detail,” imbuhnya.

    Penulis: Muhammad Azzam

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com dengan judul Syok Lihat Sepeda Listrik Penuh Darah, Istri Sandy Permana Bingung Diminta Segera ke Rumah Sakit

  • Darso Tewas Diduga Dianiaya 6 Polantas: Kesaksian Istri dan Penjelasan Polda Jateng – Halaman all

    Darso Tewas Diduga Dianiaya 6 Polantas: Kesaksian Istri dan Penjelasan Polda Jateng – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG –  Darso (43) meninggal dunia setelah diduga dianiaya oleh 6 polisi dari Satlantas Polresta Yogyakarta.

    Darso adalah warga Kampung Gilisari, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah.

    Poniyem (42) istri Darso bercerita duduk perkara kasus kematian suaminya.

    Dijemput polisi

    Sebelum meninggal, Poniyem mengaku suaminya dijemput pukul 06.00 oleh tiga orang menggunakan mobil.

    “Dijemput dalam kondisi sehat, pukul 14.00 dikabari jika suami saya di rumah sakit,” ujar istri Darso, Poniyem (42) di Mapolda Jateng, Jumat (10/1/2025) malam.

    Poniyem mendatangi Polda Jateng untuk membuat laporan kejadian penganiayaan berujung suaminya meninggal. 

    Poniyem yakin suaminya dihajar oleh orang-orang yang mendatangi rumahnya. 

    Sebab suaminya selama di rumah sakit mengaku dihajar oleh orang-orang tersebut.

    “Saya lihat ada luka lebam-lebam di kepala bagian pipi kanan,” terangnya.

    “Suami sempat didatangi oknum itu di rumah sakit.”

    “Selepas mereka pergi, suami baru cerita habis dipukuli oleh mereka,” ujar Poniyem.

    Adi Darso yakni Tocahyo (34) mengatakan kakaknya terluka parah akibat dipukuli oleh polisi terkait adanya kecelakaan lalu lintas di Yogyakarta.

    “Darso (sebelum meninggal) bilang ke saya dipukuli di bagian dada oleh enam orang polisi asal Yogyakarta, dia dipukuli karena kasus kecelakaan lalu lintas di sana (Yogyakarta),” katanya dikutip dari Tribun Jateng, Minggu (12/1/2025).

    Menurut keterangan Tocahyo, sebelum meregang nyawa, Darso dijemput paksa di rumahnya oleh enam anggota polisi pada 21 September 2024 lalu.

    Kemudian pada 29 September 2024, Darso dinyatakan meninggal dunia.

    “Di rumah sebelum meninggal dunia, dia bilang ke saya kalau ingin menuntut oknum itu. Karena merasa tersakiti, dianiaya polisi,” paparnya.

    Dilaporkan ke Polisi

    Kuasa hukum keluarga korban, Antoni Yudha Timor mengatakan, melaporkan dugaan tindak pidana penganiayaan berencana yang mengakibatkan kematian dan dugaan pidana menyebabkan maut yang sebagaimana diatur dalam Pasal 355 ayat 2 KUHP junto Pasal 170 ayat 2 dan ayat 3 yang diduga dilakukan oleh oknum dari Satlantas Polresta Yogyakarta.

    Terlapor yakni anggota Satlantas Polresta Yogyakarta berinisial I. 

    Dalam pelaporan tersebut, mereka sudah membawa beberapa bukti seperti hasil rontgen gesernya ring jantung korban, foto dan video serta bukti lainnya. 

    Termasuk saksi dari keluarga korban.

    “Dia anggota aktif.”

    “Sementara 1 orang terlebih dahulu yang dilaporkan, tapi dugaan ada 6 orang yang melakukan penganiayaan,” ujarnya.

    Penyebab Darso Dianiaya

    Antoni Yudha Timor mengungkapkan, kejadian penganiayaan berujung kematian ini berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas yang dialami korban yang menyetir, lalu menabrak orang di wilayah hukum  Polresta Yogyakarta pada Juli 2024.

    Korban sempat bertanggungjawab dengan membawa korban ke klinik terdekat.

    Namun  karena tidak punya uang, korban meninggalkan KTP.

    Pasca kejadian itu, korban pulang ke Semarang. 

    “Korban ketakutan karena mobil rental, juga dia ke Jakarta mencari uang selama dua bulan.”

    “Tetapi karena tidak ada hasil, pulang lagi ke Semarang,” terangnya.

    Selama sepekan di Semarang, kata dia, korban lalu dijemput oleh orang diduga anggota dari Satlantas Polrestabes Yogyakarta.

    Mereka mendatangi rumah korban mengendarai mobil.

    Tiga orang turun menanyakan kepada istri korban soal kebenaran alamat korban. 

    Tanpa curiga Istri korban memanggil korban karena mengira tiga orang itu adalah teman korban.

    Korban lalu keluar menemui anggota tersebut.

    “Korban dibawa tanpa surat penangkapan surat tugas dan tanpa surat apapun,” bebernya.

    Antoni melanjutkan, dua jam selepas dijemput, ketua RT mendapatkan rumah korban untuk memberitahukan bahwa korban berada di RS Permata Medika Ngaliyan Semarang.

    Pengakuan korban, dia sempat dipukuli di kepala, perut, dan dada.

    “Korban dirawat di ICU selama 3 hari, kemudian ruang perawatan 3 hari.”

    “Di rumah 2 hari hingga akhirnya korban meninggal,” paparnya.

    Dia mengungkapkan, sebelum meninggal, korban sempat menyatakan tidak terima atas kejadian yang menimpanya.

    Korban meminta keadilan karena diduga dihajar dan dipukul oleh aparat kepolisian.

     “Sebelum meninggal, korban meminta kasus ini diproses.”

    Keluarga Disodori Uang Rp 25 Juta

    Dia mengakui ada tiga kali pertemuan yang dilakukan oleh keluarga korban.

    Pertemuan itu tidak dilakukan di rumah korban, melainkan di Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal.

    “Selama pertemuan mereka mengenakan seragam polisi,” terangnya.

    Antoni menyebut, keluarga diberi uang Rp25 juta.

    Keluarga menganggap uang itu sebagai uang duka karena korban telah meninggal.

    Namun, uang itu sampai sekarang masih utuh belum tersentuh.

    Bahkan adik korban merasa tidak terima atas pemberian uang tersebut, sehingga meminta uang itu dikembalikan. 

    “Saya juga sempat menghubungi terduga pelaku, tapi tidak ada niat baik.”

    Penjelasan Polda Jateng

    Polda Jawa Tengah belum mengetahui alasan Unit Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta memburu Darso (43) hingga ke Mijen, Kota Semarang.

    Dirkrimum Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Dwi Subagio, mengatakan bahwa belum mendapatkan informasi soal penyebab Darso diburu hingga Semarang.

    “Saya belum mendapatkan jawaban itu,” ungkap Dwi saat ditemui di Mijen, Kota Semarang, Senin (13/1/2025) dikutip dari Kompas.com.

    Dia meyakini, Polda Yogyakarta akan menyampaikan alasan tersebut secara gamblang.

    “Itu dari Polda DIY yang akan menyampaikan,” tambahnya.

    Terlibat kecelakaan

    Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Aditya Surya Dharma tak menyangkal ada anggotanya yang memburu Darso hingga ke Kota Semarang.

    Tim Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta pada 21 September 2024 pukul 06.00 mendatangi kediaman Darso di Semarang

    “Dalam rangka (kedatangan tim) mengirimkan surat klarifikasi (kepada Darso),” katanya.

    Saat bertemu dengan Darso, Tim Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta menanyakan ke Darso apakah pernah terlibat kecelakaan lalu lintas pada 12 Juli di Yogyakarta.

    Saat itu, Darso tidak mengakui bahwa dirinya terlibat dalam kecelakaan di Kota Yogyakarta. Namun setelah diberi bukti CCTV, Darso baru mengakuinya.

    Aditya menyampaikan, setelah mengakui kecelakaan itu, Darso lalu mengajak Tim Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta menuju ke lokasi rental mobil dan ke tempat dua orang temannya yang saat itu ikut di dalam mobil saat kecelakaan.

    “Petugas menyarankan yang bersangkutan (Darso) berpamitan dulu ke istri. Namun, yang bersangkutan menyampaikan tidak perlu dengan alasan tidak enak sama tetangga,” katanya.

     

     

  • Viral Bayi Meninggal usai Menangis 2 Jam, Disebut karena Sleep Training

    Viral Bayi Meninggal usai Menangis 2 Jam, Disebut karena Sleep Training

    Jakarta

    Viral di media sosial video yang memperlihatkan seorang bayi meninggal dunia disebut setelah menangis selama dua jam. Hal ini terjadi setelah orang tuanya menjalani metode sleep training.

    Dari tangkapan layar dan video yang beredar, waktu kejadian berdasarkan CCTV terlihat sekitar tahun 2020. Bayi malang itu menangis lama sebelum akhirnya berbaring dalam posisi tengkurap.

    Belum jelas sumber video yang viral tersebut namun di tahun yang sama, terdapat kasus serupa yang melibatkan seorang bayi berusia 4 bulan di China. Pada saat itu Lembaga pengawas Shanghai telah meluncurkan penyelidikan terhadap sebuah perusahaan atas dugaan keterlibatannya dalam kematian seorang bayi berusia 3 bulan.

    Diberitakan Global Times, insiden itu terjadi ketika ibu anak itu mencoba mengajari bayinya untuk “tidur tengkurap,” di bawah bimbingan konsultan pengasuhan anak perusahaan tersebut. Itu dilakukan melalui grup WeChat pada 16 April, menurut posting terbaru di Sina Weibo yang mirip Twitter di China.

    Beberapa klip video dan riwayat obrolan WeChat yang beredar daring menunjukkan bayi itu berbaring tengkurap di tempat tidur sambil mencoba membalikkan badan dan terus-menerus menangis. Ibu muda itu mengawasi anaknya melalui video pengawasan di ruangan lain dan, dilaporkan, tidak melakukan intervensi meskipun khawatir anak itu akan mati lemas, berdasarkan saran dari konsultan yang menyarankan ini adalah cara untuk mengajari anak itu tidur tengkurap.

    Bayi itu ditemukan tidak bernapas sekitar dua jam setelah ibunya meminta bimbingan dalam grup tersebut.

    Terlepas dari kejadian tersebut, banyak yang akhirnya menyoroti terkait sleep training. Dikutip dari Sleep Foundation, sleep training atau pelatihan tidur merupakan latihan untuk mengajarkan bayi agar bias tidur sendiri dengan nyenyak tanpa bantuan orang tua atau pengasuh.

    Ada beberapa metode pelatihan tidur yang dapat digunakan orang tua kepada anaknya yang dikembangkan oleh dokter anak dan pakar tidur.

    Setelah mereka dilatih tidur, bayi dapat tidur 9-12 jam di malam hari. Dengan tidur yang lebih nyenyak, mereka akan merasa lebih baik di siang hari.

    Dengan beberapa metode pelatihan tidur, bayi perlahan dapat terbiasa tidur sendiri. Namun, kunci utama dalam menjalani sleep training adalah kesabaran dan tetap konsisten.

    Kapan Usia Berapa Bayi Bisa Jalani Sleep Training?

    Umumnya, bayi berusia empat bulan belum bisa untuk menjalani pelatihan atau sleep training. Sebab, bayi belum mengembangkan ritme sirkadian yang akan membantu mereka untuk tidur sepanjang malam.

    Usia bayi yang dirasa cukup dan mampu menjalani sleep training adalah sekitar enam bulan. Namun, sleep training lebih baik dilakukan saat bayi sudah berusia sembilan bulan.

    Mungkin sulit untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menerapkan metode ini. Tetapi, jika bayi mulai tidur sendiri di malam hari, kemungkinan besar sudah siap untuk menjalani sleep training.

    Sleep training efektif dan memberikan manfaat yang signifikan untuk bayi dan ibunya. Saat bayi tidak bisa tidur nyenyak, hal itu membuat orang tua tertekan dan mengalami insomnia pediatrik.

    Kondisi ini membuat orang tua berisiko besar mengalami depresi, stres, dan kesehatan yang buruk.

    Di sisi lain, saat bayi tidur lebih banyak, orang tua akan merasa lebih baik, begitu pula bayi mereka. Bayi yang tidurnya lebih nyenyak memiliki lebih sedikit masalah perkembangan dan perilaku di dalam dirinya.

    (sao/kna)

  • 8
                    
                        Misteri Pertemuan di Danau yang Mengawali Kematian Aktor Sandy Permana
                        Megapolitan

    8 Misteri Pertemuan di Danau yang Mengawali Kematian Aktor Sandy Permana Megapolitan

    Misteri Pertemuan di Danau yang Mengawali Kematian Aktor Sandy Permana
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kematian tragis aktor
    Sandy Permana
    , yang dikenal melalui perannya dalam serial
    Mak Lampir
    , menyisakan duka mendalam dan teka-teki besar.
    Pria yang kariernya meroket melalui layar kaca itu ditemukan tewas bersimbah darah dengan luka tusuk di dekat rumahnya di Jalan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, pada Minggu (12/1/2025).
    Pagi itu, Sandy sempat menuju sebuah danau untuk bertemu seseorang. Namun, sekitar pukul 07.30 WIB, ia kembali ke rumah tetangganya lainnya dalam kondisi berlumuran darah.
    “Kemudian sekitar pukul 07.30 WIB, korban ke rumah saksi dua dengan keadaan berlumuran darah. Tidak lama, korban pingsan,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Senin (13/1/2025).
    Meski sempat dilarikan ke rumah sakit, Sandy tidak tertolong. Polisi menemukan luka akibat senjata tajam di beberapa titik tubuh Sandy, termasuk leher, dada, dan perut.
    Tragedi ini diduga bermula dari konflik lama Sandy dengan seorang tetangganya di sekitar permukimannya.
    Ketua RT setempat, Sudarmadji, mengungkapkan, keduanya sempat terlibat cekcok dalam rapat warga pada Oktober 2024.
    “Awalnya hanya saling tuding, cekcok di forum,” ujar Sudarmadji.
    Meski sempat mereda, konflik tersebut tampaknya meninggalkan dendam di hati sang tetangga, yang kini diduga sebagai pelaku.
    “Kita kira masalah sudah selesai,” tambah Sudarmadji.
    Polisi kini telah memeriksa empat saksi yang mengetahui kejadian ini, termasuk seorang ibu yang melihat Sandy berkelahi dengan seseorang di lokasi kejadian.
    “Saksi kedua adalah istri dari orang yang berkelahi dengan korban,” ujar Ade Ary.
    Untuk mendalami kasus ini, rekaman kamera CCTV di sekitar tempat kejadian juga akan diperiksa.
    “Itu akan ditelusuri sekitar tempat kejadian perkara (TKP),” kata Ade Ary.
    Ade Ary mengatakan, hingga kini, identitas seseorang yang bertemu dengan Sandy di danau serta isi pembicaraan mereka masih menjadi misteri.
    “Mohon waktu, tim gabungan akan usut tuntas dan tangkap pelaku,” tutup Ade Ary.
    Fakta ini memperlihatkan bagaimana konflik yang dianggap selesai dapat menyimpan bara yang membahayakan.
    Sosok Sandy Permana kini hanya menjadi kenangan bagi dunia hiburan dan masyarakat yang kehilangan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terungkap, Aktor Sandy Permana Sempat Berkelahi Sebelum Tewas

    Terungkap, Aktor Sandy Permana Sempat Berkelahi Sebelum Tewas

    GELORA.CO – Aktor laga Sandy Permana diduga sempat berkelahi dengan seseorang sebelum ditemukan tewas. Saat jasadnya ditemukan, ada beberapa luka tusukan di tubuh korban.

    “Melihat korban itu dengan ada satu saksi diduga sedang berkelahi,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi saat ditemui di Jakarta, Senin (13/1/2025).

    Namun Ade Ary belum bisa memastikan siapa sosok yang berkelahi dengan korban tersebut karena masih melakukan penyelidikan. Dia hanya menjelaskan saat ini pihaknya bersama dengan penyidik gabungan Polsek Cibarusah dan Polres Metro Bekasi Kabupaten telah melakukan pemeriksaan sejumlah saksi.

    “Setidaknya ada empat saksi itu antara lain seorang ibu yang melihat korban itu dengan ada satu saksi diduga sedang berkelahi, saksi kedua adalah istri dari orang yang berkelahi dengan korban, ketiga seorang sekuriti, yang terakhir tetangga korban yang melihat adanya keributan antara korban dan seorang laki laki,” katanya.

    Ade Ary juga menambahkan ditemukan sejumlah luka di tubuh korban yaitu luka di bagian kepala kiri sepanjang tiga sentimeter (cm) lebar satu cm, luka di belakang kiri telinga dengan panjang empat cm, goresan kiri panjang tiga cm, luka tusuk di pipi kiri sepanjang dua cm dan luka robek di perut kiri sepanjang 9 cm.

    “Mohon waktu tim gabungan akan usut tuntas dan tangkap pelaku, ” ucapnya.

    Polda Metro Jaya menjelaskan Sandy Permana (46) bertemu dengan seseorang di sebuah danau kawasan Perum Cibarusah Jaya pada Ahad (12/1/2025) sebelum ditemukan tewas oleh warga. “Sekitar pukul 07.00 WIB korban mengendarai motor listrik menuju danau untuk menemui seseorang,” kata Ade Ary, sebelumnya.

    Ade Ary menambahkan usai pergi ke danau sekitar pukul 07.30 WIB, korban ke rumah saksi berinisial FM dengan keadaan berlumuran darah dan tidak lama korban pingsan di depan rumah saksi FM.

    “Kemudian korban dibawa ke rumah sakit, namun tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia, selanjutnya korban dibawa ke RS Polri Kramatjati untuk diautopsi,” ucapnya.

    Sebelumnya, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Bekasi Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar menjelaskan korban yang sedang sekarat ditemukan oleh tetangganya pada Ahad pagi. “Kemudian dibawa ke rumah sakit, namun tidak tertolong. Dan ketika kita lakukan pengecekan, pada korban memang ada beberapa luka tusuk,” kata Onkoseno di Jakarta, Ahad.

    Polisi pun telah melakukan penyisiran kamera pengawas (CCTV) di sekitar lokasi kejadian. Polisi juga tengah memburu seorang terduga pelaku.

    “Sudah ada yang kita identifikasi. Sekarang sedang kita lakukan pencarian. (Terduga pelaku) Satu orang,” ujar Onkoseno.

    Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur pada Ahad (12/1/2025) malam rampung mengautopsi jenazah aktor laga Sandy Permana. Hasil autopsi menunjukkan temuan adanya kekerasan benda tajam dan tumpul di jenazah aktor yang pernah berperan sebagai Arya Soma dalam sinetron Mak Lampir.

    “Terdapat kekerasan (benda) tajam dan tumpul pada jenazah,” kata Kepala Bidang Pelayanan Dokter Kepolisian RS Bhayangkara Kombes Pol Hery Wijatmoko saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (13/1/2025).

    Hery menyebut, jenazah sudah selesai dilakukan pemeriksaan dan langsung dibawa pulang oleh keluarga. “Iya sudah dilakukan pemeriksaan (autopsi) pada Minggu, masuk sekitar pukul 14.00 WIB lebih dan pukul 21.00 WIB lebih sudah dibawa pulang,” ucap Hery.