Produk: CCTV

  • Ini Alasan Razman Arif Nasution Ajak Keluarga untuk Menemui Lolly setelah Kabur dari Rumah Aman

    Ini Alasan Razman Arif Nasution Ajak Keluarga untuk Menemui Lolly setelah Kabur dari Rumah Aman

    Jakarta, Beritasatu.com – Kuasa hukum Vadel Badjideh, Razman Arif Nasution sempat menemui putri Nikita Mirzani, Laura Meizani Nasseru Asry (LM) atau Lolly setelah kabur dari rumah aman dengan mengajak keluarganya. Razman Arif Nasution pun menjelaskan alasannya.

    “Pak Razman sempat bilang kepada kami petugas sekuriti di sini (Hotel Ultima Horison Rasuna dan Rasuna Office Park) mengapa Pak Razman membawa keluarga untuk menemui Mbak LM (Lolly) karena biar tidak disangka membawa kabur anak orang,” kata sekuriti Hotel Ultima Horison Rasuna, M Fajri Hidayat menirukan ucapan Razman Arif Nasution, dikutip dari YouTube Reyben Unlocked, Rabu (15/1/2025).

    Fajri Hidayat mengatakan, di Rasuna memiliki banyak kamera pengawas atau CCTV dan itu menjadi modal bagi Razman Arif Nasution untuk mendapatkan kebenaran.

    “Pak Razman juga bilang kepada kami, ‘saya sengaja bawa ke area sini karena memang di sini banyak kamera pengawas (cctv), terus ada sekuriti’,” tuturnya.

    “Makanya Pak Razman tidak datang sendiri,” tutup sekuriti Hotel Ultima Horison Rasuna, M Fajri Hidayat yang mengungkap alasan mengapa Razman Arif Nasution mengajak keluarga untuk menemui Lolly setelah kabur dari rumah aman.

  • Polres Kediri Bahas Andalalin Supermarket Bahan Bangunan Mitra 10, Ini 7 Poin Kesepakatan

    Polres Kediri Bahas Andalalin Supermarket Bahan Bangunan Mitra 10, Ini 7 Poin Kesepakatan

    Kediri (beritajatim.com) – Polres Kediri Kota bersama instansi terkait melaksanakan rapat koordinasi (rakor) terkait Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin) pembangunan Supermarket Bahan Bangunan Mitra 10 di Jl. Brigjen Pol. Imam Bachri H.P, Kelurahan Bangsal, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Melalui rakor tersebut, ada sejumlah poin yang disepakati.

    Kanit Kamsel Satlantas Polres Kediri Kota Ipda R Rido mengatakan, rakor ini mendiskusikan solusi terbaik dalam pelaksanaan proyek. Terutama dalam menciptakan kelancaran arus lalu lintas di sekitar. “Kami berharap Mitra 10 menjadi contoh pengelolaan lalu lintas yang baik, mendukung kamseltibcarlantas di wilayah Kota Kediri,” ungkap Ipda R Rido, pada Rabu (15/1/2025).

    Rakor berlangsung di Ruang Rapat Dinas Perhubungan Kota Kediri pada Rabu, 15 Januari 2025, pukul 09.00-11.00 WIB. Kegiatan dipimpin oleh Kabid Manajemen Lalu Lintas Dishub Kota Kediri dan melibatkan beberapa pihak, termasuk Dinas PUPR, DPMPTSP Kota Kediri.

    Kemudian, Unit Kamsel Satlantas Polres Kediri Kota yang diwakili oleh Kanit Kamsel Ipda R Rido. Perwakilan dari Mitra 10 turut hadir untuk mendiskusikan solusi terbaik dalam pelaksanaan proyek.

    Dalam rapat, beberapa poin penting disepakati antara lain :

    1. Pemrakarsa diwajibkan memastikan akses keluar-masuk sesuai ketentuan teknis PUPR.
    2. Sosialisasi kepada masyarakat sekitar terkait dampak pembangunan.
    3. Pemisahan jalur kendaraan roda dua dan roda empat guna mencegah konflik lalu lintas.
    4. Koordinasi dengan PUPR terkait izin akses dan pengelolaan utilitas.
    5. Jadwal kedatangan kendaraan barang diatur untuk menghindari kemacetan.
    6. Larangan parkir di ruang milik jalan (rumija) di depan Mitra 10.
    7. Pemasangan CCTV untuk memantau area internal dan eksternal.

    Setelah rakor, Unit Kamsel Satlantas melanjutkan kegiatan survei jalur rawan kecelakaan di Jl. Raya Kediri – Nganjuk yang melintasi Kecamatan Grogol dan Tarokan.

    Kegiatan berlangsung dari pukul 12.00 hingga 13.30 WIB, dengan fokus mengedukasi masyarakat pengguna jalan. “Kami menekankan pentingnya fokus dalam berkendara dan menjadikan keselamatan sebagai kebutuhan utama. Jalur ini merupakan kawasan rawan laka, sehingga butuh perhatian lebih dari semua pihak,” ujar Kasat Lantas Polres Kediri Kota, AKP Afandy Dwi Takdir.

    Kegiatan ini sejalan dengan Asta Cita, delapan misi yang diusung Prabowo-Gibran untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Dalam misi ini, pengembangan infrastruktur, tata kelola wilayah, dan keamanan menjadi prioritas.

    “Andalalin bukan hanya soal regulasi, tapi juga komitmen bersama untuk menciptakan Kota Kediri yang ramah, aman, dan berdaya saing,” tambah AKP Afandy.

    Masyarakat pengguna jalan dan pihak terkait memberikan apresiasi atas upaya koordinasi dan survei ini. Salah satu pengguna jalan, Andi (34). “Edukasi ini sangat membantu kami, terutama di jalur rawan. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut.”ungkapnya. [nm/kun]

  • Sosok S Rekan Oknum TNI AL yang Ditolak Kesya, Penjemput Korban Lolos dari Insiden Tragis – Halaman all

    Sosok S Rekan Oknum TNI AL yang Ditolak Kesya, Penjemput Korban Lolos dari Insiden Tragis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Di balik pembunuhan seorang wanita oleh oknum TNI AL berinisial ASWP di Sorong, tersimpan cerita sosok S.

    Sosok S menjadi saksi kejadian yang menceritakan kronologi peristiwa yang menewaskan perempuan bernama Kesya Irene Yola Lestaluhu (20), di Pantai Saoka, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Minggu (13/1/2025) dini hari.

    Demikian disampaikan oleh Kepala Seksi Penyelidikan dan Kriminal (Lidkrim) PM-AL Lantamal XIV/Sorong Mayor (PM) Anton Sugiharto, pada  Rabu (15/1/2025), dikutip dari TribunSorong.com.

    Saksi S mengaku menjemput korban bersama beberapa temannya pada pukul 01.00 WIT. 

    Mereka kemudian menuju tempat hiburan malam (THM) di Kota Sorong.

    Saat itu, pelaku dan korban baru berkenalan di tempat hiburan malam dan tidak memiliki hubungan apapun.

    Pelaku sebelumnya sudah ada di THM sekitar pukul 23.00 WIT.

    “Dari keterangan saksi S, mereka masuk pukul 02.00 WIT, barulah mulai kenalan di tempat itu,” kata Mayor (PM) Anton Sugiharto kepada awak media.

    Pada pukul 03.00 WIT, teman pelaku hendak pulang, sehingga korban juga ingin ikut mengantar.

    Korban kemudian kembali ke THM lalu menemui saksi S dan beberapa teman-temannya di dalam.

    Setelah pulang dari THM, pelaku dan korban keluar bersama menggunakan mobil, berpisah dengan rombongan lain.

    “Pada pukul 04.30 WIT, korban dan pelaku keluar menggunakan mobil jenis Innova hitam. Sementara lainnya gunakan kendaraan mereka masing-masing,” ucap Anton.

    Kedua rombongan sempat berkumpul di Tembok Berlin area reklamasi, lalu menenggak minuman keras (keras).

    Setelah itu, saksi S mengajak  korban pulang.

    Namun, ajakan saksi S ditolak oleh korban karena dirinya hendak diantar oleh pelaku.

    Baru setelah itu, pelaku dan korban mencoba check in ke hotel tapi gagal, lalu menuju Pantai Saoka hingga akhirnya terjadilah pembunuhan tersebut.

    Dalam kasus ini, kata Anton, pihaknya sudah memeriksa empat orang, termasuk teman yang menjemput Kesya, yakni berinisial S.

    “Saya tegaskan korban dan saksi masuk ke tempat hiburan tidak sama. Pelaku masuk pukul 23.00 WIT, dan korban masuk pukul 01.00 WIT,” katanya.

    Insiden Pembunuhan

    Awalnya, pelaku dan korban mencoba untuk check-in di sebuah hotel, tapi gagal.

    “Pelaku dan korban menuju ke sebuah hotel dengan tujuan check-in, namun gagal sehingga menuju ke Saoka,” kata Anton.

    Setelah itu, dalam kondisi dipengaruhi alkohol, keduanya disebutkan sempat berhubungan badan ketika dalam perjalanan menuju Pantai Saoka.

    “Keduanya dalam kondisi dipengaruhi minuman keras. Dalam perjalanan mereka sempat berhubungan intim,” ungkap Anton.

    Pada momen itulah, terjadi peristiwa pembunuhan tersebut.

    Karena pelaku gelap mata setelah terjadi cekcok karena merasa belum puas berhubungan intim dengan korban.

    Pelaku kemudian mengambil sangkur lalu menikam korban berkali-kali di bagian dada serta punggung.

    Total, ada 32 tusukan (sebelumnya diberitakan 27 tusukan).

    “Kami masih mencari barang bukti sangkur yang dipakai pelaku (menikam korban, red),” ujar Anton.

    Untuk barang bukti yang lain, Anton mengatakan, pihaknya telah mengamankan pakaian korban, sarung sangkur, mobil, hingga rekaman CCTV di tempat hiburan malam (THM).

    Naik ke Peradilan Militer

    Panglima Koarmada III Laksamana Muda TNI Hersan menginstruksikan PM-AL Lantamal XIV/Sorong, agar menindak oknum anggota yang membunuh Kesya itu.

    “Saya sangat sayangkan (kasus pembunuhan, red). Saya minta tegakkan aturan di kasus ini,” ujar Hersan saat menghadiri acara di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (14/1/2025), dikutip dari TribunSorong.com.

    Hersan menegaskan, selama ini pimpinan telah memberikan arahan secara tegas kepada para prajurit TNI AL.

    Jika tidak dihiraukan serta ada yang melanggar, otomatis akan dihukum berat.

    “Saya sudah sampaikan anggota tidak dibenarkan bawa pistol dan sangkur di luar penugasan resmi,” ucap Hersan.

    “Kami pastikan beri sanksi seberat-beratnya. Saya sudah meminta kasus ini secepatnya naik ke Pengadilan Militer.”

    Pangkoarmada III menyatakan, proses hukum terhadap kasus ini masih terus berjalan oleh pihak kepolisian bersama TNI AL.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSorong.com dengan judul Terungkap Kronologi dan Motif Oknum Anggota TNI AL Eksekusi Kesya Lestaluhu di Pantai Saoka Sorong

    (Tribunnews.com/ Chrysnha, Rifqah) (TribunSorong.com/Safwan) 

  • Motif Anggota TNI AL Bunuh Wanita di Sorong, Korban Alami 32 Tusukan – Halaman all

    Motif Anggota TNI AL Bunuh Wanita di Sorong, Korban Alami 32 Tusukan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah update kasus pembunuhan wanita tanpa busana yang jasadnya ditemukan di Pantai Saoka, Distrik Maladumes, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Minggu (12/1/2025).

    Korban diketahui bernama Kesya Irena Yola Lestaluhu (20), warga Jalan Danau Tigi, Kelurahan Rufei, Distrik Sorong Barat, Kota Sorong.

    Berdasarkan keterangan Kepala Seksi Penyelidikan dan Kriminal (Lidkrim) PM-AL Lantamal XIV/Sorong Mayor (PM), Anton Sugiharto, pelaku pembunuhan adalah anggota TNI Angkatan Laut (AL) berinisial ASWP berpangkat kelasi (KLS).

    Awalnya, korban dijemput di rumah oleh saksi S bersama beberapa temannya pada Minggu (13/1/2025) pukul 01.00 WIT.

    Rombongan lantas menuju ke sebuah tempat hiburan malam (THM) di Kota Sorong.

    “Antara korban dan pelaku beda rombongan, sehingga sejak awal tidak ada hubungan apa-apa.” 

    “Dari keterangan saksi S, mereka masuk pukul 02.00 WIT, barulah mulai kenalan di tempat itu,” kata Anton Sugiharto kepada awak media, Rabu (15/1/2025), dilansir Tribun Sorong.

    Pada pukul 03.00 WIT, teman pelaku hendak pulang sehingga korban juga ingin ikut mengantar.

    Korban lalu kembali ke THM, menemui saksi dan beberapa temannya di dalam.

    “Pada pukul 04.30 WIT, korban dan pelaku keluar menggunakan mobil jenis Innova hitam. Sementara lainnya gunakan kendaraan mereka masing-masing,” terang Anton.

    Kedua rombongan ini sempat berkumpul di Tembok Berlin area reklamasi dan selanjutnya mengonsumsi minuman keras (miras).

    Saksi S kemudian mengajak korban pulang, tetapi menolak karena akan diantar oleh pelaku.

    “Setelah itu, pelaku dan korban menuju ke sebuah hotel dengan tujuan check in namun gagal sehingga menuju ke Saoka.”

    “Keduanya dalam kondisi dipengaruhi minuman keras. Dalam perjalanan mereka sempat berhubungan intim,” ujarnya.

    Saat itulah terjadi peristiwa pembunuhan karena pelaku gelap mata seusai terjadi cekcok karena merasa belum puas. 

    Pelaku mengambil sangkur, lalu menikam korban berkali-kali pada bagian dada serta korban sebanyak 32 tusukan.

    “Kami masih mencari barang bukti sangkur yang dipakai pelaku (menikam korban, red),” ujar Anton.

    Ia menyebut, pihaknya sudah mengamankan sejumlah barang bukti berupa pakaian korban, sarung sangkur, mobil, sampai rekaman CCTV di THM.

    Sementara itu, saksi yang sudah diperiksa berjumlah empat orang, termasuk teman yang menjemput korban, yakni S.

    “Saya tegaskan korban dan saksi masuk ke tempat hiburan tidak sama. Pelaku masuk masuk pukul 23.00 WIT, dan korban masuk pukul 01.00 WIT,” terangnya.

    Tangis Pelaku

    Saat dihadirkan di Markas Polisi Militer (PM) AL, Lantamal XIV/Sorong, Kota Sorong, pelaku telah mengenakan baju tahanan berwarna oranye, tangan terborgol serta mengenakan sebo hitam.

    Kelasi ASWP yang berdinas di Koarmada III dibawa ke ruang VVIP Markas PM sekitar pukul 10.41 WIT, dikawal dua anggota.

    Saat ditanya oleh seorang perwira TNI AL, pelaku tampak berkaca-kaca kemudian meneteskan air mata.

    Setelah sekitar lima menit dihadapkan ke media, Kelasi ASWP pun digiring kembali ke ruang tahanan.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSorong.com dengan judul: Terungkap Kronologi dan Motif Oknum Anggota TNI AL Eksekusi Kesya Lestaluhu di Pantai Saoka Sorong.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunSorong.com/Safwan)

  • Kejahatan Perang, Nenek Usia 80 Ditembak 6 Kali Oleh Tentara Israel Saat Berbelanja Bahan Makanan – Halaman all

    Kejahatan Perang, Nenek Usia 80 Ditembak 6 Kali Oleh Tentara Israel Saat Berbelanja Bahan Makanan – Halaman all

    Kejahatan Perang, Nenek Usia 80 Ditembak 6 Kali Oleh Tentara Israel Saat Berbelanja Bahan Makanan

    TRIBUNNEWS.COM- Pembunuhan nenek berusia 80 tahun oleh IDF kemungkinan merupakan ‘kejahatan perang’, Kata utusan PBB.

    Sebuah video viral memperlihatkan pasukan khusus Israel menggunakan ambulans sebagai kedok untuk menyusup ke kamp Balata di Nablus. Rekaman tersebut memperlihatkan saat mereka melepaskan tembakan dan secara brutal mengeksekusi warga Palestina berusia 80 tahun, Halima Abu Liel. 

    “Bukankah penggunaan ambulans untuk operasi militer merupakan kejahatan perang—atau apakah Israel memiliki pengecualian?” tulis pengguna akun X, Ihab Hassan.

    Video itu menunjukkan pasukan Israel membunuh seorang warga Palestina lanjut usia dalam sebuah penggerebekan yang menggunakan kendaraan yang disamarkan sebagai ambulans.

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang menewaskan seorang warga sipil lanjut usia selama serangan Tepi Barat mungkin telah melakukan kejahatan perang, Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese mengatakan kepada Sky News.

    Halima Abu Leil, wanita berusia 80 tahun, sedang berbelanja bahan makanan pada tanggal 19 Desember ketika ia ditembak enam kali oleh pasukan IDF selama “kegiatan kontraterorisme” di kamp pengungsi Balata dekat Nablus. Ia meninggal tak lama kemudian.

    “Ketika saya melihat rekamannya, yang tampak jelas adalah tidak ada tindakan pencegahan yang diambil – dalam operasi yang legalitasnya masih diperdebatkan – untuk menghindari atau menyelamatkan nyawa warga sipil. Tidak ada prinsip proporsionalitas karena ada tembakan liar yang diarahkan ke target yang ditentukan dan pada akhirnya tidak ada penghormatan terhadap prinsip pembedaan,” kata Francesca Albanese kepada media Inggris tersebut pada hari Senin.

    “Jadi ini adalah pembunuhan berdarah dingin, dan bisa menjadi kejahatan perang sebagai pembunuhan di luar hukum,” tambahnya.

    Sky News telah memperoleh rekaman CCTV dari insiden tersebut dan menganalisisnya untuk mengetahui apa yang terjadi. 

    Rekaman tersebut menunjukkan bahwa pasukan IDF juga menggunakan kendaraan yang ditandai sebagai ambulans, yang berpotensi melanggar Konvensi Jenewa.

    Keluarga Abu Leil mengatakan kepada Sky bahwa mereka ingin video tersebut ditonton.

    “Mereka melihat bahwa dia adalah seorang wanita tua, tetapi mereka menembaknya enam kali – di kaki dan di dada,” tutur putrinya kepada media tersebut, seraya menunjukkan bahwa Halima sudah tergeletak di tanah setelah tembakan pertama.

    Analisis Sky terhadap video tersebut menunjukkan bahwa IDF mungkin telah menargetkan sekelompok pria Palestina yang mungkin bersenjata. Namun, mereka berhasil menyelinap ke dalam gedung ketika Halima ditembak.

    “IDF berkomitmen dan beroperasi sesuai dengan hukum internasional. Insiden yang disebutkan sedang ditinjau,” kata militer Israel kepada Sky News dalam sebuah pernyataan. 

    “Peninjauan tersebut akan memeriksa penggunaan kendaraan yang ditunjukkan dalam video dan klaim adanya korban jiwa pada orang yang tidak terlibat selama baku tembak antara teroris dan pasukan kami.”

    Baik penggunaan kendaraan medis yang ditandai untuk operasi keamanan maupun pembunuhan Abu Leil dapat dikualifikasikan sebagai kejahatan perang.

    Israel mendeklarasikan perang terhadap Hamas di Gaza setelah serangan mematikan pada 7 Oktober 2023. Bersamaan dengan serangan militer terhadap daerah kantong tersebut, pasukan keamanan dan pemukim Israel telah menewaskan 813 warga Palestina yang “kebanyakan tidak bersenjata” di Tepi Barat sejak saat itu, termasuk 15 wanita dan 177 anak-anak, menurut Kantor Hak Asasi Manusia PBB di wilayah Palestina yang diduduki.

    “Setiap pembunuhan yang disengaja oleh pasukan keamanan Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki yang tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap kehidupan adalah melanggar hukum menurut hukum hak asasi manusia internasional dan merupakan kejahatan perang dalam konteks pendudukan Israel atas Wilayah Palestina,” kata kantor tersebut kepada Sky News.

    SUMBER: RT.COM

  • Detik-detik Oknum Anggota TNI AL Eksekusi Kesya, ASWP Gelap Mata, Tak Puas Usai Berhubungan Badan

    Detik-detik Oknum Anggota TNI AL Eksekusi Kesya, ASWP Gelap Mata, Tak Puas Usai Berhubungan Badan

    GELORA.CO  – Kesya Irena Yola Lestaluhu (20) ditemukan tewas di Pantai Saoka, Distrik Maladum Mes, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Minggu (13/1/2025).

    Pelakunya, seorang oknum anggota TNI AL berinisial ASWP berpangkat kelasi (KLS) yang berdinas di Koarmada III.

    Detik-detik dan kronologis pembunuhan Kesya diungkap jajaran Polisi Militer Angkatan Laut (PM-AL) Lantamal XIV/Sorong.

    Kepala Seksi Penyelidikan dan Kriminal (Lidkrim) PM-AL Lantamal XIV/Sorong Mayor (PM) Anton Sugiharto mengatakan, awalnya korban dijemput oleh saksi S bersama beberapa temannya, Minggu (13/1/2025) pukul 01.00 WIT dini hari.

    Rombongan kemudian menuju ke sebuah tempat hiburan malam (THM) di Kota Sorong.

    “Antara korban dan pelaku beda rombongan, sehingga sejak awal tidak ada hubungan apa-apa. Dari keterangan saksi S, mereka masuk pukul 02.00 WIT, barulah mulai kenalan di tempat itu,” kata Mayor (PM) Anton Sugiharto kepada awak media, Rabu (15/1/2025).

    Pukul 03.00 WIT, teman pelaku hendak pulang sehingga korban juga ingin ikut mengantar.

    Korban kemudian kembali ke THM lalu menemui saksi S dan beberapa teman-temannya di dalam.

    “Pada pukul 04.30 WIT, korban dan pelaku keluar menggunakan mobil jenis Innova hitam. Sementara lainnya gunakan kendaraan mereka masing-masing,” ucap Anton.

    Kedua rombongan ini sempat berkumpul di Tembok Berlin area reklamasi selanjutnya menenggak minuman keras (keras).

    Saksi S kemudian mengajak koban pulang, namun ditolak karena hendak diantar oleh pelaku.

    “Setelah itu, pelaku dan korban menuju ke sebuah hotel dengan tujuan check in namun gagal sehingga menuju ke Saoka,” kata Anton.

    “Keduanya dalam kondisi dipengaruhi minuman keras. Dalam perjalanan mereka sempat berhubungan intim,” ujarnya. 

    Pada momen itulah terjadi peristiwa tragis, pelaku gelap mata setelah terjadi cekcok karena merasa belum puas.

    Pelaku lalu mengambil sangkur lalu menikam korban berkali-kali di bagian dada serta punggung yang totalnya ada 32 tusukan (sebelumnya diberitakan 27 tusukan–red).

    “Kami masih mencari barang bukti sangkur yang dipakai pelaku (menikam korban, red),” ujar Anton.

    Pihaknya telah mengamankan sejumlah bukti berupa pakaian korban, sarung sangkur, mobil, hingga rekaman CCTV di THM.

    Anton juga membeberkan, terkait saksi hingga kini yang telah diperiksa empat orang termasuk teman yang jemput Keisya Lestaluhu yakni berinisial S.

    “Saya tegaskan korban dan saksi masuk ke tempat hiburan tidak sama. Pelaku masuk masuk pukul 23.00 WIT, dan korban masuk pukul 01.00 WIT,” katanya.

    Peradilan Militer

    Panglima Koarmada III Laksamana Muda TNI Hersan menginstruksikan PM-AL Lantamal XIV/Sorong agar menindak oknum anggota yang membunuh Kesya Irena Yola Lestaluhu.

    Personel tersebut berinisial ASWP pangkat kelasi (KLS) tata usaha (TTU) yang berdinas di Koarmada III.

    “Saya sangat sayangkan (kasus pembunuhan, red). Saya minta tegakkan aturan di kasus ini,” ujar Hersan saat menghadiri acara di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (14/1/2025).

    Hersan menegaskan, selama ini pimpinan telah memberikan arahan secara tegas kepada para prajurit TNI AL.

    Jika tidak dihiraukan serta ada yang melanggar, otomatis akan dihukum berat.

    “Saya sudah sampaikan anggota tidak dibenarkan bawa pistol dan sangkur di luar penugasan resmi,” ucap Hersan.

    “Kami pastikan beri sanksi seberat-beratnya. Saya sudah meminta kasus ini secepatnya naik ke Pengadilan Militer.”

    Pangkoarmada III menyatakan, proses hukum terhadap kasus ini masih terus berjalan oleh pihak kepolisian bersama TNI AL.

    Minta Maaf

    Pangkoarmada III Laksamana Muda TNI Hersan atas nama TNI AL menyampaikan keprihatinan mendalam.

    “Atas nama institusi, saya menyampaikan permohonan maaf yang mendalam kepada keluarga korban dan masyarakat atas peristiwa ini,” kata Hersan kepada wartawan, Senin (13/1/2025) dikutip dari Kompas.com.

    Ia pun memastikan akan menegakkan keadilan bagi semua pihak, khususnya keluarga korban.

    “Kami turut berduka cita atas kejadian ini dan akan memastikan keadilan ditegakkan bagi semua pihak yang terdampak,” ujar dia.

    Hersan memastikan anggotanya yang terlibat akan diproses secara transparan, tegas, dan sesuai hukum yang berlaku.

    Menurutnya, Koarmada III sangat menjunjung tinggi prinsip keadilan dan supremasi hukum.

    Komandan PM-AL Lantamal XIV/Sorong Letkol (CPM) Dian Sumpena mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengakui mengeksekusi korban seorang diri.

    “Dia melakukan sendiri karena pengaruh minuman keras (miras),” ujarnya, Selasa (14/1/2025). 

    ASWP Dalam Pengaruh Miras

    Sebelumnya ASWP mengakui membunuh Kesya Irena Yola Lestaluhu seorang diri.

    ASWP yang berpangkat kelasi (KLS) tata usaha (TTU) itu dalam pengaruh minuman keras saat melakukan aksi pembunuhan terhadap Kesya.

    Komandan PM-AL Lantamal XIV/Sorong Letkol (CPM) Dian Sumpena mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengakui mengeksekusi korban seorang diri.

    “Dia melakukan sendiri karena pengaruh minuman keras (miras),” kata Letkol Dian Sumpena dikutip dari Tribunsorong.com, Selasa (14/1/2025).

    Menurut Letkol Dian Sumpena, dari rekaman kamera closed circuit television (CCTV) menunjukkan pelaku ASWP berada di sebuah tempat hiburan malam (THM) di Kota Sorong sebelum peristiwa pembunuhan.

    Kronologis Kesya Ditemukan Tewas

    Sebelumnya Kesya Irena Yola Lestaluhu ditemukan tewas tanpa busana di Pantai Saoka, Distrik Maladumes, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Minggu (12/1/2025) pagi.

    Korban tercatat sebagai warga Jalan Danau Tigi, Kelurahan Rufei, Distrik Sorong Barat, Kota Sorong.

    Ibu korban, Amina Latale mengatakan sebelum ditemukan tewas, putrinya sempat menerima telepon dari temannya pada Sabtu (11/1/2025) malam sekira pukul 23.00 WIT.

    Setelah itu, Kesya pun pamit kepada orang tuanya untuk menemui temannya di Pantai Saoka pada Minggu (12/1/2025) dini hari sekira pukul 01.00 WIT.

    “Dia keluar rumah pada pukul 01.00 WIT,” kata Amina Latale, Minggu siang dikutip dari Tribunsorong.com.

    Amina mengaku dirinya sempat melarang putrinya keluar rumah karena hari sudah malam.

    “Saya awalnya sudah larang dia keluar, karena sebelumnya mereka juga sudah ke Suprau sore hari,” ujar Amina.

    “Saya sudah bilang, Kesya jangan jalan, ini sudah larut. Dia (korban, red) bilang saya jalan pakai mobil,” lanjut dia.

    Larangan tersebut rupanya tidak diindahkan Kesya, karena temannya tetap ingin menjemput pada malam itu.

    Korban pun duduk di depan rumah menunggu jemputan kemudian pergi ke lokasi yang telah disebutkan, yakni kawasan Pantai Saoka.

    Pagi harinya, Kesya ditemukan tidak bernyawa di sekitar Pantai Saoka

  • 7 Fakta Penemuan Jenazah Pensiunan Diduga BIN Brigjen TNI Hendrawan Ostevan di Perairan Marunda

    7 Fakta Penemuan Jenazah Pensiunan Diduga BIN Brigjen TNI Hendrawan Ostevan di Perairan Marunda

    Jakarta: Penemuan jenazah Brigjen (Purn) Hendrawan Ostevan yang mengambang di perairan Marunda, Jakarta Utara, menyisakan banyak tanda tanya. Pria berusia 75 tahun ini diketahui merupakan purnawirawan TNI yang sebelumnya juga memegang kartu tanda anggota (KTA) BIN. Berikut ini adalah tujuh fakta terkait penemuan tersebut:

    1. Jasad Ditemukan oleh Nelayan
    Jenazah Hendrawan Ostevan pertama kali ditemukan oleh seorang nelayan pada Jumat, 10 Januari 2025, sekitar pukul 23.00 WIB. Laporan penemuan jasad ini diterima oleh anggota Subdit Gakkum Ditpolair Polda Metro Jaya beberapa jam sebelumnya.

    “Nelayan berinisial RA itu melaporkan bahwa telah ditemukan sesosok mayat berjenis kelamin laki-laki yang mengapung di perairan Pelabuhan Marunda, Jakarta Utara,” jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Selasa, 14 Januari 2025.
    2. Kondisi Jenazah Saat Ditemukan
    Saat ditemukan, jenazah Hendrawan mengenakan kaus berkerah motif belang dan celana panjang jins hitam. Jasadnya mengambang di permukaan air sebelum dievakuasi ke Dermaga AAJ Marunda untuk dilakukan visum di RSCM.

    “Setelah dilakukan pengecekan bahwa mayat tersebut berkelamin laki-laki dengan ciri-ciri menggunakan kaus berkerah warna belang, celana panjang jins warna hitam,” ujar Ade Ary.

    Baca juga: 5 Fakta Artis Sandy Permana Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan

    3. Temuan KTA TNI dan BIN
    Pada jenazah Hendrawan, ditemukan dompet yang berisi kartu tanda anggota TNI dan Badan Intelijen Negara (BIN). Hal ini memunculkan pertanyaan terkait hubungan korban dengan kedua instansi tersebut.

    “Benar, ditemukan kartu anggota BIN dan kartu TNI,” imbuh Kombes Ade Ary. 

    Pihaknya pun menyampaikan bahwa akan berkoordinasi dengan TNI dan BIN untuk memastikan status keanggotaan korban.

    “Kami akan berkoordinasi dengan TNI dan BIN,” lanjutnya.
    4. Mobil Korban Masuk Dermaga KCN Marunda
    Sebelum jasadnya ditemukan, mobil korban terekam oleh CCTV masuk ke Dermaga KCN Marunda pada Kamis, 9 Januari 2025 dini hari, tepat pukul 00.35 WIB. Dari rekaman tersebut, mobil Toyota Vios yang dikendarai korban tampak melaju menyusuri Kade 07-08 hingga akhirnya jatuh ke laut.

    “Penelusuran CCTV ditemukan mobil yang dikendarai korban tersebut melaju menyusuri Kade 07-08 hingga ke ujung dermaga sampai jatuh ke laut,” jelas Ade Ary.
    5. Pensiunan TNI Berusia 75 Tahun
    Kapuspen TNI Mayjen TNI Hariyanto mengonfirmasi bahwa Hendrawan Ostevan adalah pensiunan TNI dengan pangkat terakhir Brigjen. Korban diketahui telah lama meninggalkan dinas militer.

    “Sudah lama meninggalkan dinas kemiliteran. Usia yang bersangkutan sudah 75 tahun atau lahir 24 Oktober 1949,” ujar Hariyanto, Rabu, 15 Januari 2025.
    6. Jasad Dievakuasi dan Divisum di RSCM
    Setelah ditemukan, jenazah Hendrawan dievakuasi ke Dermaga AAJ Marunda dan langsung dibawa ke RSCM untuk divisum. Hingga kini, hasil visum masih ditunggu untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya.

    7. Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian
    Polisi masih menyelidiki penyebab kematian Hendrawan Ostevan. Analisis lebih lanjut sedang dilakukan terkait temuan KTA TNI dan BIN serta keberadaan mobil korban di Dermaga KCN Marunda.

    “Berdasarkan pantauan CCTV, kendaraan korban tampak masuk ke dermaga pada Kamis dini hari, sementara penyebab kejadian masih dalam analisis lebih lanjut,” ujar Hariyanto.

    Hingga kini, misteri kematian Hendrawan Ostevan masih menjadi perhatian publik. Polisi dan pihak terkait terus bekerja untuk mengungkap fakta di balik kejadian ini. Mengapa korban tiba-tiba harus ke Marunda?

    Jakarta: Penemuan jenazah Brigjen (Purn) Hendrawan Ostevan yang mengambang di perairan Marunda, Jakarta Utara, menyisakan banyak tanda tanya. Pria berusia 75 tahun ini diketahui merupakan purnawirawan TNI yang sebelumnya juga memegang kartu tanda anggota (KTA) BIN. Berikut ini adalah tujuh fakta terkait penemuan tersebut:

    1. Jasad Ditemukan oleh Nelayan

    Jenazah Hendrawan Ostevan pertama kali ditemukan oleh seorang nelayan pada Jumat, 10 Januari 2025, sekitar pukul 23.00 WIB. Laporan penemuan jasad ini diterima oleh anggota Subdit Gakkum Ditpolair Polda Metro Jaya beberapa jam sebelumnya.
     
    “Nelayan berinisial RA itu melaporkan bahwa telah ditemukan sesosok mayat berjenis kelamin laki-laki yang mengapung di perairan Pelabuhan Marunda, Jakarta Utara,” jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Selasa, 14 Januari 2025.

    2. Kondisi Jenazah Saat Ditemukan

    Saat ditemukan, jenazah Hendrawan mengenakan kaus berkerah motif belang dan celana panjang jins hitam. Jasadnya mengambang di permukaan air sebelum dievakuasi ke Dermaga AAJ Marunda untuk dilakukan visum di RSCM.
     
    “Setelah dilakukan pengecekan bahwa mayat tersebut berkelamin laki-laki dengan ciri-ciri menggunakan kaus berkerah warna belang, celana panjang jins warna hitam,” ujar Ade Ary.

    Baca juga: 5 Fakta Artis Sandy Permana Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan

    3. Temuan KTA TNI dan BIN

    Pada jenazah Hendrawan, ditemukan dompet yang berisi kartu tanda anggota TNI dan Badan Intelijen Negara (BIN). Hal ini memunculkan pertanyaan terkait hubungan korban dengan kedua instansi tersebut.
     
    “Benar, ditemukan kartu anggota BIN dan kartu TNI,” imbuh Kombes Ade Ary. 
     
    Pihaknya pun menyampaikan bahwa akan berkoordinasi dengan TNI dan BIN untuk memastikan status keanggotaan korban.
     
    “Kami akan berkoordinasi dengan TNI dan BIN,” lanjutnya.

    4. Mobil Korban Masuk Dermaga KCN Marunda

    Sebelum jasadnya ditemukan, mobil korban terekam oleh CCTV masuk ke Dermaga KCN Marunda pada Kamis, 9 Januari 2025 dini hari, tepat pukul 00.35 WIB. Dari rekaman tersebut, mobil Toyota Vios yang dikendarai korban tampak melaju menyusuri Kade 07-08 hingga akhirnya jatuh ke laut.
     
    “Penelusuran CCTV ditemukan mobil yang dikendarai korban tersebut melaju menyusuri Kade 07-08 hingga ke ujung dermaga sampai jatuh ke laut,” jelas Ade Ary.

    5. Pensiunan TNI Berusia 75 Tahun

    Kapuspen TNI Mayjen TNI Hariyanto mengonfirmasi bahwa Hendrawan Ostevan adalah pensiunan TNI dengan pangkat terakhir Brigjen. Korban diketahui telah lama meninggalkan dinas militer.
     
    “Sudah lama meninggalkan dinas kemiliteran. Usia yang bersangkutan sudah 75 tahun atau lahir 24 Oktober 1949,” ujar Hariyanto, Rabu, 15 Januari 2025.

    6. Jasad Dievakuasi dan Divisum di RSCM

    Setelah ditemukan, jenazah Hendrawan dievakuasi ke Dermaga AAJ Marunda dan langsung dibawa ke RSCM untuk divisum. Hingga kini, hasil visum masih ditunggu untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya.

    7. Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian

    Polisi masih menyelidiki penyebab kematian Hendrawan Ostevan. Analisis lebih lanjut sedang dilakukan terkait temuan KTA TNI dan BIN serta keberadaan mobil korban di Dermaga KCN Marunda.
     
    “Berdasarkan pantauan CCTV, kendaraan korban tampak masuk ke dermaga pada Kamis dini hari, sementara penyebab kejadian masih dalam analisis lebih lanjut,” ujar Hariyanto.
     
    Hingga kini, misteri kematian Hendrawan Ostevan masih menjadi perhatian publik. Polisi dan pihak terkait terus bekerja untuk mengungkap fakta di balik kejadian ini. Mengapa korban tiba-tiba harus ke Marunda?
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DHI)

  • Hasil Visum Jenazah Pensiunan Brigjen TNI Hendrawan Ostevan Tidak Ditemukan Luka – Halaman all

    Hasil Visum Jenazah Pensiunan Brigjen TNI Hendrawan Ostevan Tidak Ditemukan Luka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dirpolairud Polda Metro Jaya Kombes Joko Sadono menyampaikan laporan hasil visum jenazah Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostevan yang ditemukan mengambang di perairan Marunda Jakarta Utara.

    “Dari hasil visum tidak ditemukan tanda-tanda luka,” katanya kepada wartawan, Rabu (15/1/2025).

    Dia belum menjelaskan lebih lanjut mengenai penyebab kematian almarhum.

     
    Yang pasti korban meninggal tanpa adanya bekas luka kekerasan.

    “Dari hasil visum begitu,” tambah Joko.

    Polisi memastikan mayat pria yang ditemukan di perairan Marunda Jakarta Utara ialah Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostevan.

    Hendrawan Ostevan juga merupakan mantan anggota Badan Intelejen Negara (BIN) dengan jabatan terakhir Tim Ahli Deputi.

    Informasi itu disampaikan pengamat intelejen Wawan Hari Purwanto yang sebelumnya menjabat Jubir BIN.

    “Betul sudah pensiun, usia sudah 75 tahun, sudah lama purna tugas. Purna tugas di usia 58 tahun,” katanya kepada wartawan Selasa (14/1/2025).

    Pada jasad Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostevan ditemukan Kartu Tanda Anggota (KTA) dengan jabatan Tim Ahli Deputi – III yang dikeluarkan 20 Februari 2015.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi membenarkan ada kartu anggota BIN dan kartu anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).

    Ade menyebut tim gabungan saat ini masih bekerja.

    Menurutnya, penelusuran CCTV yang diduga merupakan tempat kejadian awal kejadian perkara sudah dilakukan.

    Penelusuran itu dilakukan tim gabungan gakkum Ditpolair Polda Metro Jaya, Polres Pelabuhan Tanjung Priok, dan Polsek Kawasan Kali Baru.

    “Telah ditemukan rekaman CCTV yang berisi diduga korban melaju menggunakan satu unit mobil Toyota Vios nopol B-1606-LB masuk ke Dermaga KCN Marunda pada 00.35 WIB,” katanya kepada wartawan, Selasa (14/1/2025).

    Penelusuran CCTV ditemukan mobil yang kendarai korban tersebut melaju menyusuri Kade 07-08 hingga ke ujung dermaga sampai jatuh ke laut.

    “Penyidik masih bekerja kita lagi mencari mobil yang dikemudikan korban,” ucap Ade.

    Tim gakkum Ditpolair Polda Metro Jaya juga sudah menemui keluarga korban terkait penanganan lanjutan.

    Sebelumnya, mayat pria ditemukan mengambang di perairan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

    Penemuan itu terjadi pada Jumat (10/1/2025).

    Di jasad korban ditemukan kartu keanggotaan TNI dan BIN dengan identitas Brigjen (Purn) TNI berinisial HO (76).

    “Benar (ada temuan mayat)” kata Kapolsek Cilincing, Kompol Fernando Saharta Saragi saat dihubungi Selasa (14/1/2025).

    Fernando belum menjelaskan detail soal ada atau tidaknya luka di tubuh korban. 

    Menurutnya, kasus itu ditangani langsung oleh Ditpolairud Polda Metro Jaya. 

    “Untuk yang menangani dari Subdit Gakkum Polair Polda Metro Jaya,” ucap dia.

    Mayat pertama kali ditemukan oleh nelayan. 

    Nelayan itu lalu memberitahukan temuannya ke petugas kepolisian yang bertugas di sekitar perairan Marunda.

    Korban ditemukan mengenakan pakaian bermotif belang, celana jeans hitam, dan sabuk berwarna hitam.

  • Brigjen Purnawirawan Hendra Hendrawan Ditemukan Tewas Mengambang di Perairan Marunda, Ini Respons Mabes TNI

    Brigjen Purnawirawan Hendra Hendrawan Ditemukan Tewas Mengambang di Perairan Marunda, Ini Respons Mabes TNI

    loading…

    Kapuspen TNI Mayjen Hariyanto membenarkan bahwa Brigjen (Purn) Hendra Hendrawan Ostevan yang jasadnya ditemukan mengambang di Marunda merupakan purnawiran TNI. Foto/Ist

    JAKARTA – Kapuspen TNI Mayjen Hariyanto membenarkan bahwa Hendra Hendrawan Ostevan yang jasadnya ditemukan mengambang di perairan Marunda, Jakarta Utara merupakan purnawiran TNI.

    Hariyanto mengatakan, Brigjen TNI (Purn) Hendra Hendrawan Ostevan telah lama pensiun meninggalkan dinas kemiliteran.

    “Yang bersangkutan merupakan purnawirawan TNI (pensiun) dan sudah lama meninggalkan dinas kemiliteran. Usia yang bersangkutan sudah 75 tahun, lahir 24 Oktober 1949,” katanya kepada wartawan, Rabu (15/1/2025).

    Hariyanto mengungkap, sebelum jasadnya ditemukan pada 10 Januari 2025, CCTV sempat merekam mobil Hendrawan Ostevan memasuki Dermaga KCN Marunda, pada Kamis 9 Januari 2025 dini hari.

    “Berdasarkan pantauan CCTV, kendaraan korban tampak masuk ke dermaga pada Kamis dini hari,” ucapnya.

    “Sementara penyebab kejadian masih dalam analisis lebih lanjut,” sambungnya.

    Sebelumnya, jasad Hendrawan Ostevan pertama kali ditemukan oleh nelayan pada Jumat 10 Januari 2025, sekitar pukul 23.00 WIB, dan melaporkannya ke Subdit Gakkum Ditpolair Polda Metro Jaya.

    “Nelayan berinisial RA itu melaporkan bahwa telah ditemukan sesosok mayat berjenis kelamin laki-laki yang mengapung di perairan Pelabuhan Marunda, Jakarta Utara,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Selasa (14/1/2025).

    Ade Ary mengatakan, ditemukan kartu tanda anggota (KTA) TNI dan Badan Intelijen Negara (BIN) pada jenazah Hendrawan Ostevan.

    (shf)

  • Telkom Ngebut Garap AI 2025, Bos Digital Ungkap Rencananya

    Telkom Ngebut Garap AI 2025, Bos Digital Ungkap Rencananya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Telkom masuk ke bisnis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) pada segala lininya. Mulai dari data center hingga memiliki produk aplikasi berbasis AI.

    “Ya jadi sebenarnya kalau bicara soal AI itu end-to-end ya,” kata Direktur Digital Business Telkom Muhammad Fajrin Rasyid kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/1/2025).

    Untuk data center, dia mengatakan Telkom juga sudah siap berbasis AI. Jadi perusahaan yang sudah memiliki GPU bisa menggunakan data center milik Telkom.

    Selain itu Telkom juga memiliki layanan GPU. Selain tempat, perusahaan juga bisa memanfaatkan layanan server yang ditawarkan kepada pihak lain.

    “Nah servernya ini yang kemudian bisa disewa oleh pihak-pihak lain gitu kan. Yang misalnya perusahaan besar, saya pengin, saya gak mau beli server sendiri, capex gitu ya, saya pengin sewa aja deh, sewa GPU gitu ya. Kayak cloud lah, tapi ini untuk AI gitu kan. Nah itu bisa GPU as a service,” jelasnya.

    Terakhir adalah melalui produk. Telkom memiliki Bigbox.ai, untuk perusahaan bisa membuat layanan berbasis AI di platform tersebut.

    “Misalnya ada perusahaan pengin bikin chatbot, perusahaan pengin bikin layanan AI misalnya untuk yang juga cukup banyak itu terkait dengan misalnya video analytics atau video detection ya. Misalnya orang punya CCTV gitu kan. Kita juga sudah punya layanan AI untuk bisa mendeteksi misalnya layanan CCTV ini, misalnya contohnya di tempat umum lah ya, misalkan di mal gitu. Dia bisa ngeliat, oke berapa orang masuk keluar mal itu, misalnya dipasang di pintu gitu,” kata Fajrin.

    Sementara itu, dia menjelaskan AI sendiri merupakan cara memastikan atau meningkatkan efisiensi saat berinvestasi pada sesuatu. Ini bisa diterapkan baik secara internal maupun eksternal.

    Di internal, AI diharapkan bisa membuat efisiensi pada pengeluaran perusahaan. Sedangkan secara eksternal adalah membuat AI menjadi layanan yang dijual untuk pihak lain.

    “Dan di tahun 2024 itu skalanya sudah ratusan miliar ya. Memang dibandingkan dengan total revenue telekom seratus ribu triliun ya mungkin masih kecil porsinya gitu,” ungkap dia.

    (dem/dem)