Produk: CCTV

  • ODGJ Masuk Jalur Kereta Cepat Whoosh Karawang-Padalarang, Perjalanan Sempat Terganggu – Halaman all

    ODGJ Masuk Jalur Kereta Cepat Whoosh Karawang-Padalarang, Perjalanan Sempat Terganggu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) memasuki jalur kereta cepat Whoosh di lintas Karawang–Padalarang, tepatnya di KM 53 pada Senin (27/1/2025).

    Akibat kejadian tersebut, perjalanan kereta cepat Whoosh sempat terganggu dan sejumlah penumpang tertahan.

    General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, menyebut insiden tersebut telah ditangani sesuai dengan prosedur keselamatan yang berlaku. 

    Saat ini ODGJ tersebut sudah diamankan petugas pengamanan KCIC dan sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

    “Tim keamanan kami telah bergerak cepat untuk mengamankan individu yang memasuki jalur kereta. Untuk memastikan keselamatan dan keamanan dampak dari kejadian tersebut memang beberapa kereta Whoosh sempat mengalami keterlambatan karena proses evakuasi dan sterilisasi,” ucap Eva dalam keterangan, Senin.

    Eva mengatakan pihaknya pun saat ini sudah memeriksa jalur secara menyeluruh untuk memastikan kondisinya sudah aman untuk dilanjutkan kembali operasionalnya.

    “Saat ini, ODGJ tersebut sudah berhasil diamankan, dan jalur telah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh oleh petugas untuk memastikan kondisinya aman bagi operasional Whoosh,” jelas Eva.

    Eva mengatakan pihaknya melakukan patroli rutin melalui petugas keamanan setiap 500 meter untuk memastikan keamanan dan deteksi dini terhadap potensi gangguan serta pemanfaatan 1.390 unit CCTV yang dipasang di titik-titik strategis sepanjang jalur.

    Dari hasil Investigasi awal, ODGJ tersebut diduga masuk ke jalur Whoosh melalui saluran air yang terhubung dengan area sungai.

    Untuk itu, KCIC akan segera mengevaluasi dan meningkatkan pengamanan di area tersebut untuk mencegah potensi pelanggaran akses di masa mendatang.

    Lebih lanjut, Eva mengatakan pihaknya meminta maaf atas terganggunya perjalanan kereta Whoosh.

    Saat ini perjalanan Whoosh sudah kembali normal dan penumpang yang sempat terdampak kelambatan telah melanjutkan perjalanan kembali serta mendapatkan service recovery berupa minuman dan makanan ringan.

    “Keselamatan dan kenyamanan penumpang selalu menjadi prioritas utama kami. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan keamanan dan keandalan operasional Kereta Cepat Whoosh,” ucapnya.

  • Kronologi Pembunuhan Jasad dalam Koper Merah di Ngawi Terungkap

    Kronologi Pembunuhan Jasad dalam Koper Merah di Ngawi Terungkap

    Ngawi (beritajatim.com) – Kasus pembunuhan yang sempat menghebohkan masyarakat Jawa Timur, di mana jasad korban ditemukan dalam koper merah di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, pada Kamis (23/01/2025), kini menemui titik terang. Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur, Kombes Pol Farman, mengungkapkan kronologi pembunuhan tersebut.

    Pelaku, Rachmad Tri Hartanto, warga Tulungagung, telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Sementara korban, Uwatun Hasanah (29), diketahui merupakan warga Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.

    Berdasarkan hasil penyelidikan, berikut fakta kronologis pembunuhan yang berhasil dihimpun:

    Rencana Pembunuhan

    Pada pertemuan terakhir di Hotel Adi Surya Kediri, pelaku mencekik korban hingga meninggal. Pelaku membawa sebilah pisau buah, yang awalnya diduga sebagai alat pembunuhan. Namun, hasil laboratorium forensik menunjukkan bahwa pisau tersebut tidak mengandung jejak darah.

    Pelaku Tidak Bekerja Sendiri

    Dari rekaman CCTV, terlihat ada dua orang lain di lokasi kejadian. Salah satunya adalah kerabat pelaku yang diduga membantu mengantar pelaku ke rumah neneknya di Tulungagung. Polisi masih mendalami peran kerabat tersebut dalam kasus ini.

    Proses Pembuangan Jasad

    Setelah korban dibunuh, jasadnya sempat diinapkan di Tulungagung sebelum dibuang secara bertahap ke dua lokasi berbeda pada tanggal 21 Januari. Kendaraan yang digunakan untuk membuang jasad, yaitu mobil Veloz, telah disita oleh polisi. Sementara itu, kendaraan milik korban, yakni Ertiga, dijual secara online oleh pelaku kepada seseorang di Kediri, yang kini sedang dimintai keterangan.

    “Pelaku dikenakan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati, subsider Pasal 338 tentang pembunuhan, serta Pasal 351 tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian,” Kombes Pol Farman.

    Pelaku diketahui merupakan ketua ranting perguruan pencak silat di Tulungagung sekaligus anggota sebuah LSM. Polisi tengah mendalami kemungkinan adanya hubungan antara profesi pelaku dengan tindak kejahatan yang dilakukan.

    Selain itu, polisi juga terus menyelidiki peran kerabat pelaku dan proses penjualan kendaraan korban. Semua pihak yang terlibat dalam kasus ini akan diproses sesuai hukum yang berlaku.

    Kasus ini masih dalam tahap pengembangan, dan pihak kepolisian berkomitmen untuk mengungkap seluruh jaringan serta memastikan semua pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya. [fiq/beq]

  • Meski Terekam CCTV, Dua Kasus Curanmor di Jombang Belum Terungkap

    Meski Terekam CCTV, Dua Kasus Curanmor di Jombang Belum Terungkap

    Jombang (beritajatim.com) – Dua kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) terjadi di Kabupaten Jombang dalam waktu berbeda dan sama-sama terekam kamera pengawas (CCTV). Meski bukti rekaman sudah ada, hingga kini pelaku belum terungkap.

    Kejadian pertama berlangsung pada Kamis (16/1/2025) malam di Desa Wuluh, Kecamatan Kesamben. Korban, Mei (41), tengah mengikuti senam yoga di sebuah toko ketika sepeda motor Honda Beat bernomor polisi S 3404 OE miliknya digondol pencuri.

    Rekaman CCTV memperlihatkan dua orang beraksi dengan cepat. Salah satu pelaku mengenakan helm hitam, masker putih, dan hoodie untuk menyamarkan identitasnya. Ia dengan cekatan membawa motor korban, sementara rekannya mengawasi dari kejauhan. Korban baru menyadari kehilangan motornya sekitar pukul 19.00 WIB saat hendak pulang.

    Sementara itu, kasus kedua terjadi pada Jumat (24/1/2025) sekitar pukul 16.20 WIB di depan Toko Ndyfa, Desa Blimbing, Kecamatan Gudo. Kali ini, aksi pelaku lebih terorganisir dengan jumlah tiga orang.

    Salah satu pelaku berpura-pura membeli air mineral di toko, sementara dua rekannya menunggu di luar. Setelah bertransaksi, pelaku yang mengenakan jas hujan merah dengan sigap mengambil sepeda motor milik korban dan langsung membawanya kabur ke arah barat.

    Menanggapi dua kasus ini, Kasi Humas Polres Jombang, AKP Kasnasin, menyatakan bahwa pihak kepolisian telah menerima laporan dan langsung melakukan penyelidikan.

    “Kami juga melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang berada di sekitar lokasi. Saat ini tim Resmob Satreskrim Polres Jombang turun melakukan pengejaran terhadap para pelaku. Semoga segera terungkap,” kata Kasnasin, Senin (27/1/2025).

    Polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengecek rekaman CCTV untuk mengidentifikasi para pelaku. Meski terekam jelas, keberadaan mereka masih menjadi teka-teki.

    Kasus ini menjadi perhatian publik, terutama soal efektivitas pengawasan CCTV dalam mengungkap kejahatan. Banyak warga berharap polisi segera menangkap para pelaku agar kejadian serupa tidak terus berulang di Jombang. [suf]

  • Fakta-Fakta Pelaku Mutilasi Wanita dalam Koper di Ngawi: Suami Siri Korban, Punya Anak Istri Sah

    Fakta-Fakta Pelaku Mutilasi Wanita dalam Koper di Ngawi: Suami Siri Korban, Punya Anak Istri Sah

    Ngawi (beritajatim.com) – Jatanras Ditreskrimum Polda Jawa Timur bersama Polres Ngawi dan Polres Tulungagung serta Kediri telah menangkap pelaku mutilasi wanita dalam koper yang ditemukan di Ngawi, di Jalan Raya Madiun-Ponorogo tepatnya simpang tiga Makam Bulusari, Kelurahan Pandean, Taman, Kota Madiun pada Minggu (26/01/2025) pukul 00.30 WIB. Polisi langsung melakukan pengembangan hingga pelau menunjukkan lokasi pembuangan kepala dan kaki korban.

    Bagian kepala ditemukan di sebuah saluran air pinggir Jalan Raya Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. Kondisi kepala terbungkus plastik kresek warna putih. Kemudian, kedua kaki korban ditemukan berada di pinggir Jalan Raya Ponorogo-Magetan masuk Desa Sampung, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo. Masing-masing bagian tubuh langsung diserahkan ke tim forensik untuk diperiksa lebih lanjut.

    Tangkapan layar video penangkapan A, pelaki mutilasi wanita di koper merah Ngawi, di Madiun, Minggu (26/01/2025)

    Berikut sejumlah fakta pelaku yang telah dihimpun beritajatim.com

    1. Pelaku Suami Siri Korban

    Pria berinisial A, warga Tulungagung itu adalah suami siri korban, Uswatun Khasanah (29) warga Desa Bence, Kecamatan Garum, Blitar. Sudah beberapa tahun ini, pelaku menjalin hubungan suami istri meski sembunyi-sembunyi. Korban yang bekerja di Tulungagung diketahui kerap terlihat bersama pelaku. Korban sendiri, tinggal di sebuah kos di Tulungagung.

    2. Rajin Pergi ke Gym

    Dari postingan pelaku di media sosial pribadinya, pelaku terlihat rajin pergi ke gym atau pusat kebugaran. Pelaku yang berbadan tinggi dan kekar itu ternyata sudah beberapa tahun membesarkan ototnya. Sejumlah postingan menunjukkan, pelaku berlatih di pusat kebugaran yang tidak terlihat alamat atau nama pusat kebugaran tempatnya latihan. A juga diketahui merupakan anggota pengurus perguruan silat di Tulungagung.

    3. Diduga Makelar Mobil Bodong

    Sejumlah informasi tentang pelaku yang tersebar, A adalah seorang makelar jual beli mobil bodong atau yang tak memiliki surat-surat resmi. Namun, tak diketahui pasti dimana pelaku melaukan jual beli tersebut. Apakah hanya di kawasan Tulungagung saja atau juga lintas wilayah.

    4. Punya Anak dan Istri Sah

    Dalam live akun TikTok Hellboy Polisi Langit Jatanras pada Minggu (26/01/2025) , pelaku mengaku punya anak istri. Dia mengaku saat pertama kali jasad Uswatun ditemukan di Ngawi, Kamis (23/01/2025), dia sempat mendatangi sang ibunda di Kediri, dan kemudian bertolak ke Jombang untuk bertemu anak istrinya.

    Terduga pelaku kasus mutilasi Uswatun Khasanah dihadirkan dalam olah TKP di Hotel Adisurya Kediri

    5. Kepikiran Kabur ke Taiwan

    Pengakuan pelaku dalam live Akun TikTok Hellboy Polisi Langit Jatanras, pelaku mengaku kepikiran untuk pergi ke Taiwan. Dia mengaku pernah bekerja sebagai buruh migran Indonesia (BMI) di Taichung, Taiwan dengan gaji Rp13 juta per bulan.

    6. Pelaku Ditangkap Saat Mengendarai Mobil Mewah

    Polisi yang sempat berada di kawasan Tulungagung mencium keberadaan A. A yang mengarah ke Kota Madiun itu terus dibuntuti polisi. A saat itu mengendarai Toyota Voxy, harga baru mobil itu mencapai Rp700 jutaan. Saat mengendarai mobil mewah itulah, A dikejar petugas hingga dipaksa berhenti di Kota Madiun. Pelarian A pun berakhir saat borgol polisi membelenggu kedua tangannya.

    7. Lokasi Pembunuhan di Kediri

    Tangkapan layar CCTV hotel menunjukkan pelaku menenteng koper merah.

    Tak hanya buka mulut soal lokasi pembuangan potongan tubuh korban, A juga membeberkan lokasi tempat dia mengakhiri nyawa sang istri siri. Salah satu hotel di Kediri menjadi saksi pembunuhan yang dilakukan A terhadap Uswatun.

    Polisi telah melakukan olah TKP pada Minggu (26/1/2025) siang. Ada pula tangkapan layar CCTV hotel yang menunjukkan pelaku keluar dari kamar membawa koper merah yang diduga kuat adalah koper berisi potongan jenazah Uswatun, yang dibuang di Ngawi.

    8. Keluarga Korban Ingin Bertemu Pelaku

    Handi Suprapto, ayah tiri Uswatun Khasanah, mengungkapkan keinginannya untuk bertemu dengan pelaku guna menanyakan alasan di balik tindakan pembunuhan yang disertai mutilasi itu. “Ingin bertemu saya, ya saya ingin bertanya mengapa pelaku tega dan apa permasalahannya,” ujar Handi Suprapto, Minggu (26/1/2025).

    Kematian tragis Uswatun Khasanah masih meninggalkan duka mendalam bagi keluarga. Mereka tidak menyangka bahwa perempuan berusia 29 tahun itu harus mengakhiri hidupnya dengan cara yang begitu mengenaskan. Oleh karena itu, pihak keluarga berharap pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal sesuai dengan hukum yang berlaku. Mereka menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikan dan penegakan hukum kepada Polda Jawa Timur. “Kita tunggu saja, intinya ya semoga diadili dengan seadil-adilnya,” tandas Handi Suprapto.

    9. Diduga Dipicu Motif Asmara

    Masih belum jelas motif yang mendasari sadisnya pelaku yang tega membunuh dan memutilasi korban. Kabarnya, pembunuhan disertai mutilasi ini diduga karena masalah asmara. Pelaku kesal dengan korban yang kerap membeli kendaraan secara kredit dan membebankan pembayaran pada pelaku.

    Sampai berita ini ditulis, Polda Jawa Timur belum memberkan keterangan resmi. Konferensi pers akan dilakukan pada Senin (27/1/2025) pukul 08.00 WIB. Polisi bakal memberikan sejumlah keterangan utamanya motif pelaku. [fiq/beq]

  • Dalam Sehari, Dua Motor Raib di Tuban! Kamera CCTV Ungkap Pelakunya

    Dalam Sehari, Dua Motor Raib di Tuban! Kamera CCTV Ungkap Pelakunya

    Tuban (beritajatim.com) – Viral di media sosial (medsos),  dua orang laki-laki curi dua motor di wilayah Kabupaten Tuban dalam sehari terekam kamera CCTV. Minggu (25/01/2025).

    Aksi curanmor tersebut, diketahui terjadi di wilayah Kecamatan Merakurak yakni di depan ruko serta di sebuah tempat kos Al Mubarak di Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak.

    Di lokasi tersebut, pelaku berhasil menggasak motor Vario milik R (21) asal Kerek yang terparkir di depan Ruko, serta di tempat kos pelaku berhasil membawa Honda Scoopy milik N (33) asal Jatirogo.

    Akibat kejadian itu, Kapolsek Merakurak, AKP Hartono telah menerima dua laporan kasus tersebut yakni kehilangan motor dan terekam kamera CCTV.

    “Pelakunya dua orang, saat ini masih dalam penyelidikan Satreskrim Polres Tuban,” ujar Kapolsek Merakurak.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Tuban AKP Dimas Robin Alexander juga menjelaskan, bahwa saat ini masih dalam penyelidikan dan mudah-mudahan secepatnya kasus tersebut dapat terungkap.

    “Monitor, tim kami masih melakukan penyisiran arah pelaku,” pungkasnya. [ayu/aje]

  • Kriminolog Duga Pensiunan Brigjen TNI Dalam Kondisi Kalut Sebelum Mobil Tercebur ke Laut Marunda – Halaman all

    Kriminolog Duga Pensiunan Brigjen TNI Dalam Kondisi Kalut Sebelum Mobil Tercebur ke Laut Marunda – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kematian pensiunan Brigjen TNI Hendrawan Ostevan masih menyisakan teka-teki apakah dibunuh atau bunuh diri.

    Kasus tersebut saat ini masih diselidiki pihak kepolisian.

    Terakhir pemeriksaan fisik dan olah tempat kejadian perkara (TKP) tak ditemukan tanda kecelakaan lalu lintas.

    Tetapi, mobil Toyota Vios yang dikendarai Hendrawan Ostevan sebelum jatuh ke laut melaju hanya dengan tiga ban.

    Hal itu mengindikasikan sesuatu janggal.

    Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menilai hal itu sangat aneh.

    “Menurut saya itu mencerminkan kondisi galau, bingung, bahkan kalut dari yang bersangkutan masa nggak ngerasa kalau ban bermasalah,” kata Adrianus dikutip, Minggu (26/1/2025).

    Kata dia, temuan tersebut mengindikasikan korban sedang berupaya lari dari masalah.

    Menurutnya, patut dipertanyakan ketika seseorang ke ujung dermaga pada dini hari dan berujung masuk ke laut.

    “Bunuh diri mungkin karena yang bersangkutan tertekan. Tidak semua orang tahu dermaga lho. Dan juga yang bersangkutan datang ke sana dini hari, jam yang hanya sedikit orang berani pergi kesana,” imbuhnya.

    Namun demikian, Adrianus enggan berspekulasi penyebab korban selaku mantan anggota Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut mengakhiri hidup.

    Sebelumnya, polisi menyampaikan fakta terbaru mengenai kasus tewasnya Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostevan yang ditemukan mengambang di Dermaga Marunda, Marunda Jakarta Utara.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menuturkan mobil Toyota Vios yang dikendarai korban melintas di Jalan Gunung Sahari tanpa ban bagian depan kanan.

    Hal itu berdasarkan pemantauan dari penyidik atau analisa CCTV.

    “Itu faktanya di Gunung Sahari penyidik memperoleh fakta dari rekaman CCTV,” kata Ade kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (22/1/2025).

    Tim penyidik Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya bersama Puslabfor Bareskrim Polri juga sudah melakukan olah TKP lanjutan dan melakukan pemeriksaan fisik.

    Diperkirakan kecepatan mobil sesaat sebelum jatuh ke laut yakni 35 kilometer per jam.

    Analisa kecepatan itu didapatkan dari membandingkan antara jarak dan waktu pada rekaman CCTV di lokasi kejadian.

    Pengambilan titik koordinat untuk pengecekan cuaca, kecepatan angin, dan kelembapan pada saat kejadian dengan menggunakan satelit.

    Kemudian pemeriksaan umum kendaraan untuk jejak/tols mark pada bumper depan dan belakang, 4 roda, 4 pintu, kaca depan, kaca kanan depan, hand break, persneling, dan stir mobil.

    “Tidak ditemukan tanda-tanda kecelakaan lalu lintas yang terjadi sebelum mobil jatuh ke laut,” ungkap Ade.

    Dia menyampaikan proses pendalaman saat ini masih terus berlangsung dilakukan tim gabungan Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Puslabfor.

    “Kami akan berkoordinasi dengan berbagai ahli. Fakta itu didapatkan selanjutnya dilakukan pendalaman,” imbuhnya.

    Sebelumnya, mobil Toyota Vios yang dikendarai Hendrawan Ostevan ditemukan tidak jauh dari lokasi penemuan jenazah di Dermaga Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (18/1/2025) pagi.

    Mobil tersebut dievakuasi dari dasar laut dengan kondisi rusak, bumper depan rusak, kaca depan pecah, satu ban hilang serta penuh lumpur.

    Rekaman CCTV di lokasi menunjukkan pensiunan perwira tinggi bintang satu TNI itu berkendara menggunakan mobilnya.

    Yang bersangkutan masuk ke Dermaga KCN Marunda pada pukul 00.35 WIB. 

    Mobil tersebut terus melaju di sekitar Kade 07-08 sampai ke ujung Dermaga KCN Marunda. 

    Penelusuran CCTV ditemukan mobil yang dikendarai korban tersebut melaju menyusuri Kade 07-08 hingga ke ujung dermaga sampai jatuh ke laut.

  • Kasus Pengamen Transpuan Mengamuk di Jakarta Barat, Polisi Periksa Tiga Saksi – Halaman all

    Kasus Pengamen Transpuan Mengamuk di Jakarta Barat, Polisi Periksa Tiga Saksi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi menerima satu laporan polisi kasus pengamen waria atau transpuan mengamuk di Kembangan, Jakarta Barat.

    Kapolsek Kembangan Kompol Moch Taufik Iksan mengatakan korban melapor diantar pemilik apotek dr Yusac.

    Kompol Taufik menyebut pihaknya sudah melakukan olah TKP dan menggali keterangan dari saksi.

    “Untuk di TKP mengambil barang bukti CCTV dan mencari saksi-saksi,” ucapnya, Minggu (26/1/2025).

    Adapun saksi-saksi yang diperiksa sebanyak tiga orang.

    Berdasarkan keterwngan saksi, pelaku kerap meminta-minta di sepanjang jalan sekitar lokasi kejadian.

    Informasi yang beredar bahwa pelaku pernah diamankan Satpol PP Kalideres dan kemudian diserahkan ke dinsos pada September 2024.

    Sebelumnya pengamen waria atau transpuan di Kembangan, Jakarta Barat viral di media sosial setelah mengamuk disebuah klinik.

    Mengetahui dirinya viral, waria tersebut langsung mendatangi klinik tersebut dan melakukan intimidasi.

    Aksi tak terpuji waria itu terekam kamera CCTV klinik.

    Akun TikTok @aaaainel mengunggah rekaman CCTV tersebut.

    “Kemaren minta di-viralin giliran viral marah dan labrak minta dihapus,” tulis TikTok @aaaainel dikutip TribunJakarta.com, pada Kamis (23/1/2024).

    Berdasarkan rekaman CCTV, waria itu terlihat masuk ke dalam klinik dan langsung marah-marah.

    “Yang viralin gue mana?” tanyanya kepada seorang pegawai perempuan.

    “Enggak ada,” jawab pegawai tersebut.

    Sambil membanting ponsel yang diduga milik pegawai perempuan tersebut, waria itu mendesak agar videonya mengamuk di klinik segera dihapus.

    Pegawai perempuan itu lalu menjelaskan sosok yang memviralkan sedang tidak ada di klinik.

    “Tolong hapus engga, kalau enggak gue maki-maki!” ucap waria tersebut.

    “Orang bukan saya,” imbuhnya.

    Waria tersebut kemudian mendesak pegawai klinik tersebut untuk meminta maaf kepadanya.

    “Minta maaf enggak sama gue?” kata waria.

     

  • Polisi Buru Pelaku Begal di Ringroad Mojoagung Jombang

    Polisi Buru Pelaku Begal di Ringroad Mojoagung Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Aparat kepolisian tengah memburu pelaku begal yang beraksi di Ringroad Mojoagung, Kabupaten Jombang. Kasus ini mencuat setelah dua korban melaporkan kejadian ke Polsek Mojoagung.

    Begitu laporan diterima, pihak kepolisian langsung bergerak cepat melakukan penyelidikan. Petugas menginterogasi korban dan mengumpulkan bukti di lokasi kejadian. Upaya pencarian rekaman CCTV juga dilakukan untuk mengidentifikasi pelaku.

    “Kami sudah mendapatkan laporan dari korban,” ujar Kapolsek Jombang, Kompol Yogas. Pihaknya menegaskan bahwa proses pengejaran sedang berlangsung. Berdasarkan keterangan korban, polisi telah mengantongi identitas pelaku. “Kami berupaya untuk mengungkap kasus ini,” tambahnya, Minggu (26/1/2025).

    Sebelumnya, insiden pembegalan terjadi di Jalan Lingkar atau Ringroad Mojoagung pada Sabtu (25/1/2025) dini hari. Selain merampas ponsel korban, pelaku juga melakukan aksi kekerasan dengan memukul kepala mereka.

    Dua korban yang masih berusia 17 tahun, yakni MII dan AG, mengalami luka robek akibat serangan tersebut dan harus mendapatkan perawatan medis. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 02.00 WIB dan membuat warga sekitar waspada terhadap aksi kriminalitas yang kian meningkat. [suf]

  • 7
                    
                        Bonceng Bocah yang Dia Tabrak, Pemotor Geser Korban ke Ujung Jok hingga Jatuh
                        Megapolitan

    7 Bonceng Bocah yang Dia Tabrak, Pemotor Geser Korban ke Ujung Jok hingga Jatuh Megapolitan

    Bonceng Bocah yang Dia Tabrak, Pemotor Geser Korban ke Ujung Jok hingga Jatuh
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Seorang bocah ditabrak oleh pengendara sepeda motor berpelat merah di di Duren Sawit, Jakarta Timur.
    Pelaku pun mengantar pulang korban setelah menabraknya. Namun, tiba-tiba pelaku menjatuhkan korban di tengah jalan.
    Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, mulanya terjadi tabrakan yang melibatkan pelaku dengan korban.
    Di tempat kejadian perkara (TKP) pertama, pelaku meminta agar peristiwa kecelakaan lalu lintas diselesaikan secara kekeluargaan.
    “Pada saat di TKP (pertama), korban disuruh oleh warga agar dibonceng oleh terlapor supaya sama-sama ke rumah untuk dapat diselesaikan secara kekeluargaan,” ujar Nicolas saat dikonfirmasi, Jumat (24/1/2025).
    Kendati demikian, di tengah perjalanan ke rumah korban, pelaku sengaja menjatuhkan bocah yang dia tabrak sebelumnya.
    “Korban digeser-geser oleh terlapor agar duduknya korban di ujung belakang jok sepeda motor. Sehingga pada saat sudah di ujung jok tersebut, terlapor menendang kaki kiri korban,” ucap Nicolas.
    Alhasil, korban jatuh terjungkal. Pelaku langsung meninggalkan bocah tersebut.
    “Terlapor juga sempat menoleh ke belakang untuk melihat korban. Namun, terlapor tidak berhenti dan malah tetap mengendarai kendaraannya dan menghilang,” kata Nicolas.
    Aksi menjatuhkan bocah yang sedang dibonceng itu terekam kamera CCTV rumah warga dan kemudian diunggah oleh sejumlah akun media sosial Instagram, salah satunya @kabar.jaktim.
    Dalam rekaman kamera CCTV tersebut, tertulis bahwa peristiwa pelaku dengan sengaja menjatuhkan
    korban tabrak lari
    di tengah jalan terjadi pada Jumat (17/1/2025). 
    Setelah korban jatuh, pelaku sempat melihat ke belakang sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan dan meninggalkan korban.
    Nicolas memastikan penyidik Polres Metro Jakarta Timur masih menyelidiki kasus tersebut.
    “Iya. Masih tahap penyelidikan ya. Sudah berita acara pemeriksaan (BAP) korban dan saksi,” pungkas dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bos-Bos Ritel Negara Tetangga RI Cemas, Maling Toko Makin Menggila

    Bos-Bos Ritel Negara Tetangga RI Cemas, Maling Toko Makin Menggila

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kasus pencurian pada toko ritel di Singapura terus meningkat hingga membuat pemilik toko khawatir. Laporan kejahatan tahunan Kepolisian tahun 2023 menyoroti bahwa kasus pencurian toko meningkat selama tiga tahun berturut-turut.

    Dilansir CNA, ada 3.939 kasus pencurian toko pada tahun 2023, naik 21,4 persen dari 3.244 kasus pada tahun 2022. Ada 2.652 kasus pada tahun 2021 dan sekitar 2.500 kasus pada tahun 2020.

    Laporan kejahatan pertengahan tahun 2024 memiliki statistik yang sama mengkhawatirkannya. Dari Januari hingga Juni tahun lalu, 2.027 kasus dilaporkan, ada peningkatan 178 kasus dibandingkan dengan 1.849 yang dilaporkan selama periode yang sama pada tahun 2023.

    Selain itu, pencurian toko tetap menjadi salah satu pelanggaran teratas di antara remaja yang ditangkap pada paruh pertama tahun lalu.

    Polisi mengaitkan peningkatan kasus pencurian toko terutama dengan lebih banyak insiden yang dilaporkan di supermarket dan toko perawatan pribadi dan kesehatan. Lebih dari separuh kasus melibatkan kerugian di bawah S$50.

    Laporan itu juga menyatakan pendekatan utama perusahaan selalu bekerja sama dengan polisi untuk mencegah pencurian di toko.

    “Memakai rompi khusus untuk karyawan toko membantu meningkatkan kehadiran staf kami untuk mencegah dan mendeteksi pencurian di toko sekaligus memberikan bantuan kepada pelanggan dengan cara yang tidak mengganggu,” katanya, dikutip Sabtu (25/1/2025).

    Supermarket Sheng Siong telah mengintegrasikan teknologi pengenalan wajah ke dalam kamera CCTV mereka untuk meningkatkan keamanan. Teknologi ini dapat menyorot wajah pelanggan di supermarket yang pernah tertangkap mencuri di toko sebelumnya, sehingga para pekerja dapat lebih waspada terhadap kehadiran mereka.

    Di Watsons Singapura, direktur pelaksana Irene Lau mengatakan rantai produk kesehatan dan kecantikan tersebut telah mengalami peningkatan 20 persen dalam insiden pencurian selama setahun terakhir.

    “Saat ini kami sedang meninjau proposal dari berbagai vendor dan menguji solusi bukti konsep untuk menentukan efektivitasnya di toko kami,” katanya. Watsons tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang proposal dan solusi ini.

    Hal serupa juga terjadi di tempat oleh-oleh Mustafa Centre di Little India. Hal ini diketahui dari wawancara dengan petugas keamanan bahwa kasus pencurian terjadi “hampir setiap hari,” meskipun mereka tidak menelepon polisi untuk setiap insiden.

    “Beberapa orang mengatakan mereka lupa membayar, sementara yang lain mengklaim itu sepenuhnya tidak disengaja,” kata salah satu staf.

    (dce)