Produk: CCTV

  • Bocah di Jaktim Ditabrak Pemotor Pelat Merah, Sempat Diantar Pulang, lalu Dijatuhkan di Tengah Jalan – Halaman all

    Bocah di Jaktim Ditabrak Pemotor Pelat Merah, Sempat Diantar Pulang, lalu Dijatuhkan di Tengah Jalan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Nasib malang dialami oleh seorang bocah di Duren Sawit, Jakarta Timur, di mana dirinya ditabrak oleh pengendara sepeda motor berpelat merah.

    Peristiwa tersebut sempat viral di media sosial lewat unggahan video rekaman CCTV dari akun Instagram, @kabar.jaktim.

    Dalam video tersebut, tertulis peristiwa tabrakan terjadi pada 17 Januari 2025.

    Setelah ditabrak, tampak penabrak sempat mengantar korban dengan cara dibonceng ke sepeda motor yang dikendarainya.

    Namun, setelah itu, pelaku justru menjatuhkan korban di tengah jalan.

    Kemudian, pelaku tersebut sempat menengok ke arah belakang untuk melihat korban. Hanya saja, dia justru langsung tancap gas dan meninggalkan korban.

    Kronologi

    Dikutip dari Kompas.com, Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, membenarkan terkait kejadian yang terekam kamera CCTV tersebut.

    Dia pun menjelaskan kronologi tabrakan tersebut. Awalnya, pelaku sempat meminta kepada korban agar kecelakaan yang terjadi diselesaikan secara kekeluargaan.

    Adapun niatan pelaku itu juga dipengaruhi oleh permintaan warga sekitar.

    “Pada saat di TKP (pertama), korban disuruh oleh warga agar dibonceng oleh terlapor supaya sama-sama ke rumah untuk dapat diselesaikan secara kekeluargaan,” kata Lilipaly, dikutip pada Selasa (28/1/2025).

    Setelah kesepakatan terjadi, Lilipaly mengatakan pelaku lalu berniat untuk mengantarkan korban ke rumahnya.

    Namun, ternyata, di tengah perjalanan, pelaku justru menjatuhkan korban ke tengah jalan.

    Lilipaly menyebut pelaku menjatuhkan bocah yang ditabraknya dengan menendang kaki kiri korban.

    “Korban digeser-geser oleh terlapor agar duduknya korban di ujung jok sepeda motor. Sehingga pada saat sudah di ujung jok tersebut, terlapor menendang kaki kiri korban,” jelas Lilipaly.

    Setelah menjatuhkan korban, pelaku sempat berhenti dan menoleh ke belakang.

    Namun, momen berhentinya pelaku bukan untuk menolong korban, tetapi justru untuk kabur.

    “Terlapor juga sempat menoleh ke belakang untuk melihat korban. Namun terlapor tidak berhenti dan malah tetap mengendarai kendaraannya dan menghilang,” jelas Lilipaly.

    Terkendala CCTV Blur

    Lilipaly menyebut proses penyelidikan terkait kasus tabrak lari ini mengalami kesulitan.

    Dia mengatakan kesulitan yang dialami karena kamera CCTV yang merekam kejadian tersebut tidak dapat memperlihatkan pelat nomor sepeda motor milik pelaku secara jelas atau blur.

    “Masih lidik ya, dari CCTV, pelatnya nomornya blur. Jadi, kami masih melakukan penyelidikan lanjutan ya,” ujar Lilipaly.

    Korban Alami Lecet di Siku

    Di sisi lain, korban dalam kondisi baik dan hanya mengalami luka ringan. 

    Kanit PPA Polres Metro Jakarta Timur, AKP Sri Yatmini, mengatakan korban hanya mengalami luka di bagian siku kiri.

    “(Kondisi) Baik. Anaknya ceria, luka di siku kiri,” ujarnya.

    Sri juga menyebut korban telah dilakukan visum pasca peristiwa tabrak lari tersebut.

    “Dirawat, kami ver (visum et repertum) sudah aman,” jelasnya.

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Abdi Ryandha Sakti)(Kompas.com/Baharudin Al Farisi)

  • Polisi selidiki pria yang jatuhkan anak dari motor di Jaktim

    Polisi selidiki pria yang jatuhkan anak dari motor di Jaktim

    Ilustrasi – Pelaku penganiayaan ditangkap dengan tangan terborgol. ANTARA/Ardika/am.

    Polisi selidiki pria yang jatuhkan anak dari motor di Jaktim
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 28 Januari 2025 – 08:53 WIB

    Elshinta.com – Kepolisian masih menyelidiki pria pengemudi motor berpelat merah yang diduga melakukan tabrak lari hingga menjatuhkan anak dari atas motor di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Sebelumnya muncul video viral di Instagram @kabar.jaktim yang memperlihatkan pria menaiki motor pelat merah dan membawa seorang anak duduk di depannya. Lalu pria itu menendang dan menjatuhkan anak di belakangnya.

    Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Polisi Nicolas Ary Lilipaly di Jakarta, Selasa,  menjelaskan Kepolisian mengalami kesulitan melakukan penyelidikan lantaran tangkapan kamera pengawas (CCTV) pelat nomor pelaku buram.

    “Masih penyelidikan ya. Dari CCTV, pelat nomornya blur (buram). Jadi kami masih  menyelidiki lebih lanjut,” kata Nicolas saat dikonfirmasi.

    Pihak kepolisian juga sudah mengecek langsung ke tempat kejadian perkara (TKP) sebagai tindakan penyelidikan kasus yang terjadi pada Jumat (17/1) siang. Nicolas menjelaskan, seorang pria pengendara motor berpelat merah itu diduga melakukan tabrak lari terhadap bocah di Duren Sawit, Jakarta Timur.

    Setelah melakukan tabrak lari, pria tersebut meminta agar masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan. Warga meminta korban agar dibonceng oleh pelaku untuk sama-sama ke rumah korban dan menyelesaikan permasalahan tersebut.

    “Di tengah jalan, korban digeser-geser oleh terlapor agar duduknya korban di ujung belakang jok sepeda motor sehingga pada saat sudah di ujung jok tersebut, terlapor menendang kaki kiri korban dan menancapkan gas sehingga korban terjatuh,” jelas Nicolas.

    Pada saat korban terjatuh, pelaku juga sempat menoleh ke belakang untuk melihat korban namun pelaku pelaku langsung meninggalkan korban dan menghilang.

    “Terlapor juga sempat menoleh ke belakang untuk melihat korban, namun  tidak berhenti dan malah tetap mengendarai kendaraannya dan menghilang,” ujar Nicolas.

    Nicolas menyebut para saksi di tempat kejadian perkara juga tidak mengetahui kejadian ini karena posisi mereka berada di depan pelaku.

    “Para saksi tidak mengetahui kejadian tersebut karena berada di posisi depan,” ucap Nicolas.

    Sumber : Antara

  • 5 Fakta Mobil Mahasiswa Unpad ‘Terbang’ Tabrak Tukang Parkir hingga Tewas: Ini Respons Pihak Kampus

    5 Fakta Mobil Mahasiswa Unpad ‘Terbang’ Tabrak Tukang Parkir hingga Tewas: Ini Respons Pihak Kampus

    TRIBUNJAKARTA.COM – Kecelakaan beruntun di Jalan Raya Bandung-Sumedang, Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Senin (27/1/2025) viral di media sosial. 

    Sebuah sedan yang dikemudikan mahasiswa berinisial PA (22) melaju dengan kecepatan tinggi.

    Mobil lalu menabrak tiga kendaraan serta tiga orang warga. 

    Nahas, seorang warga tewas dan beberapa orang lainnya luka. 

    Kecelakaan tersebut sempat terekam dalam rekaman kamera pemantau (CCTV). 

    Terlihat mobil berwarna merah yang dikendarai PA sampai terbang menimpa seorang tukang parkir. 

    Ketika mendarat, mobil tersebut sudah dalam keadaan ringsek parah. 

    Berikut sederet fakta yang dihimpun TribunJakarta.com. 

    1. Terjadi pagi hari

    Insiden nahas itu terjadi sekitar pukul 06.34 WIB. 

    Saat itu, mobil yang dikendarai PA melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Sumedang ke Bandung. 

    Mobil berpelat D 1667 YVI itu lalu hilang kendali dan menabrak dua pengendara motor dan satu mobil di jalan.

    Mobil itu kemudian berpindah jalur dan menabrak lagi tiga warfa yang berada di depan kantor sebuah bank. 

    2. Tukang parkir tewas

    Kejadian itu sempat terekam kamera pemantau (CCTV). 

    Terlihat mobil merah itu sampai terbang hingga menimpa seorang tukang parkir bernama Ade Supriatna. 

  • Pembobol Mesin ATM di Bandar Lampung Terekam CCTV, Mau Lari ke Mana?

    Pembobol Mesin ATM di Bandar Lampung Terekam CCTV, Mau Lari ke Mana?

    Liputan6.com, Bandar Lampung – Upaya pembobolan mesin ATM BNI di Jalan Gele Harun, Kelurahan Rawa Laut, Kecamatan Enggal, Bandar Lampung, gagal dilakukan oleh pelaku yang hingga kini belum diketahui identitasnya. Peristiwa ini terjadi pada Jumat (24/1/2025) sekitar pukul 02.45 WIB.

    Polisi tengah menyelidiki kasus ini dengan memeriksa saksi-saksi, melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), dan menganalisis rekaman CCTV untuk mengungkap pelaku.

    Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol. Yuni Iswandari Yuyun, menjelaskan bahwa insiden tersebut pertama kali diketahui oleh seorang saksi berinisial AN (44).

    “Saksi saat itu sedang beristirahat di depan Toko Donatelo setelah mengantar pesanan. Kemudian, seorang tak dikenal memberi tahu bahwa ada aktivitas mencurigakan di mesin ATM tersebut,” kata Kombes Pol. Yuni, Jumat (24/1/2025).

    Mendapat informasi tersebut, saksi memutuskan untuk memeriksa lokasi dengan melintas menggunakan kendaraan. “Saat melintas, saksi melihat seorang pria memakai helm berdiri di depan ATM,” terangnya.

    Saksi kemudian kembali memutar kendaraan untuk memeriksa lagi. Namun, saat tiba kembali di lokasi, pria mencurigakan tersebut sudah tidak ada. Saksi pun mengajak seseorang untuk memeriksa kondisi di dalam ruang ATM.

    “Ketika masuk, saksi mendapati ruangan penuh dengan kabut putih, genangan air, dan serbuk hitam di depan mesin ATM,” jelasnya.

    Saksi langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Bandar Lampung. Hasil pengecekan menunjukkan bahwa mesin ATM mengalami kerusakan pada bagian pintu brankas, meski belum sampai menembus lapisan baja tempat penyimpanan uang.

    “Dari rekaman CCTV, terlihat pelaku adalah seorang pria memakai helm warna hijau toska dan jaket oranye. Saat masuk ke ruang ATM, pelaku sempat menutupi kamera CCTV dengan cat semprot warna hitam,” imbuhnya.

    Polisi kini telah memasang garis polisi di lokasi dan terus mendalami kasus ini untuk mengidentifikasi pelaku. “Kami akan terus mengumpulkan bukti dan keterangan guna mengungkap identitas pelaku,” tegasnya.

     

    Gempa Sulbar Jumat Dinihari 1 Januari 2021, Warga Terjebak Reruntuhan Bangunan yang Ambruk

  • Kapolres Jaksel Mengaku Tidak Tahu Kasus Dugaan Pemerasan AKBP Bintoro, Tapi Curiga Ada yang Aneh – Halaman all

    Kapolres Jaksel Mengaku Tidak Tahu Kasus Dugaan Pemerasan AKBP Bintoro, Tapi Curiga Ada yang Aneh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Rahmat Idnal mengaku tidak mengetahui terkait dugaan pemerasan yang dilakukan AKBP Bintoro.

    AKBP Bintoro, saat menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan diduga memeras tersangka pembunuhan sekaligus anak bos Prodia sebesar Rp5 miliar.

    Walau tidak mengetahui mengenai dugaan pemerasan, Ade Rahmat sempat merasa janggal terkait penanganan perkara pembunuhan tersebut yang dinilai lambat.

    “Saya tidak mengetahui, cuma aneh penanganan perkara sangat lama,” kata Ade Rahmat saat dikonfirmasi, Senin (27/1/2025).

    Ia pun mengaku sudah sering memperingatkan Bintoro agar mempercepat proses penyidikan kasus pembunuhan itu.

    “Sudah sering saya ingatkan saat anev (analisa dan evaluasi) berkali-kali,” ujar Kapolres.

    Diproses saat pergantian Kasat Reskrim

    Tak lama setelah Bintoro dimutasi, Ade Rahmat menginstruksikan AKBP Gogo Galesung sebagai Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan yang baru segera merampungkan berkas perkara.

    “Setelah masuk Kasat (Reskrim) baru Gogo, saya perintahkan agar segera dipercepat sampai P21 dan tahap II. Langsung lancar,” ungkap Ade Rahmat.

    Kabid Propam Polda Metro Jaya Kombes Radjo Alriadi Harahap mengatakan, pihaknya sudah menangani kasus ini sejak Sabtu (25/1/2025).

    “Kami sudah tangani dari hari Sabtu kemarin yang bersangkutan,” kata Radjo kepada wartawan, Senin (27/1/2025).

    Setelah diperiksa, AKBP Bintoro langsung diamankan oleh Bidpropam Polda Metro Jaya.

    “Dan bersamaan waktu sudah kami amankan di Paminal Polda Metro Jaya,” ujar Kabid Propam.

    PT Prodia Widyahusada Tbk membantah bahwa direksi dan komisaris dari klinik kesehatan tersebut mempunyai hubungan darah dengan pelaku pembunuhan berinisial AN dan BH.

    “Tidak ada (hubungan darah),” ujar Corporate Secretary Prodia, Marina Amalia saat dikonfirmasi, Senin (27/1/2025).

    Meski begitu, Prodia melalui Marina menyikapi kasus tersebut merupakan perkara pribadi di luar ranah perusahaan. Oleh karena itu, ia berharap agar berharap isu itu tidak dikaitkan dengan perusahaan.

    “Menyikapi pemberitaan yang beredar, kami rasa permasalahan ini adalah masalah pribadi di luar ranah perusahaan untuk memberikan komentar,” kata Marina. 

    “Dapat kami sampaikan bahwa Direksi dan Komisaris Prodia terdiri dari para founder dan profesional yang tidak ada kaitannya dengan kasus tersebut,” ucap dia.

    Awal mula kasus

    Adapun kasus ini bermula saat seorang gadis berusia 16 tahun ditemukan tewas di sebuah kamar hotel di Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

    Gadis berinisial FA itu diduga dicekoki narkoba oleh teman kencannya hingga meninggal dunia.

    “Diduga ada penyalahgunaan narkotika di dalam hotel tersebut,” kata Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Henrikus Yossi, Kamis (25/4/2024).

    Yossi mengatakan, polisi mulanya menerima informasi dari RSUD Kebayoran Baru tentang kematian seorang perempuan tanpa identitas pada Senin (22/4/2024) malam.

    Polisi lalu menggali informasi terkait rentetan peristiwa yang terjadi sebelum korban FA meninggal dunia.

    “Selanjutnya kami mencoba mendatangi hotel tersebut, dan kami mendapatkan sejumlah keterangan, baik dari sekuriti, pegawai hotel maupun CCTV,” ujar Yossi.

    Yossi mengungkapkan, rekaman CCTV menunjukkan bahwa korban datang ke hotel tersebut pada Senin siang.

    FA berada di hotel bersama gadis berinisial APS (16) yang juga dicekoki narkoba dan dua pria dewasa.

    Keempatnya diduga melakukan kegiatan prostitusi di dalam kamar hotel tersebut.

    “Kedua korban tersebut datang di siang harinya, dan pada malam harinya tampak bahwa salah satu korban sudah dalam kondisi yang tidak sadarkan diri. Dia dibawa keluar dari hotel dan dilarikan ke rumah sakit,” ungkap Yossi. (TribunJakarta/Kompas.com)

  • KCIC Amankan ODGJ Penyebab Whoosh Terhambat

    KCIC Amankan ODGJ Penyebab Whoosh Terhambat

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengamankan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang masuk ke area jalur kereta di lintas Karawang–Padalarang, tepatnya di KM 53 yang menyebabkan gangguan perjalanan Whoosh. 

    General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, menjelaskan bahwa insiden tersebut telah ditangani sesuai dengan prosedur keselamatan yang berlaku. Saat ini ODGJ tersebut sudah diamankan oleh petugas pengamanan KCIC dan sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

    “Saat ini perjalanan Whoosh sudah kembali normal, penumpang yang sempat terdampak kelambatan telah melanjutkan perjalanan kembali dan mendapatkan service recovery berupa minuman dan makanan ringan,” kata Eva dalam keterangan resmi, Minggu (27/1/2025). 

    Eva menjelaskan bahwa untuk memastikan keselamatan dan keamanan, beberapa kereta Whoosh sempat mengalami keterlambatan akibat proses evakuasi dan sterilisasi. Saat ini, ODGJ tersebut telah berhasil diamankan, dan petugas telah melakukan pemeriksaan menyeluruh pada jalur untuk memastikan kondisinya aman bagi operasional Whoosh. 

    Hasil investigasi awal menunjukkan bahwa ODGJ tersebut diduga masuk ke jalur melalui saluran air yang terhubung dengan area sungai. KCIC berencana mengevaluasi dan meningkatkan pengamanan di area tersebut guna mencegah potensi pelanggaran akses di masa depan.

    “Keselamatan dan kenyamanan penumpang selalu menjadi prioritas utama kami. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan keamanan dan keandalan operasional Kereta Cepat Whoosh,” tambahnya. 

    Untuk mengamankan perjalanan Whoosh, KCIC telah menerapkan patroli rutin oleh petugas keamanan setiap 500 meter guna memastikan keamanan dan deteksi dini terhadap potensi gangguan. Selain itu, sebanyak 1.390 unit CCTV telah dipasang di titik-titik strategis sepanjang jalur untuk memantau situasi secara real-time, serta dilakukan pemasangan pagar di sepanjang jalur Whoosh untuk mencegah masuknya benda asing ke dalam jalur.

  • Tegur Perokok, Petugas SPBU Surabaya Dikeroyok 7 Orang

    Tegur Perokok, Petugas SPBU Surabaya Dikeroyok 7 Orang

    Surabaya (beritajatim.com) – Sejumlah pria menyerang petugas SPBU Pertamina 54.601.81 di Jalan Dinoyo, Kota Surabaya, pada hari Minggu (26/1/2025) kemarin. Pengeroyokan terjadi karena tak terima dilarang merokok di area SPBU.

    Kejadian ini menimpa petugas SPBU Dinoyo, Aziz Muktamarudin (25). Akibat pengeroyokan oleh 7 pria tidak dikenal, ia mengalami luka-luka; lebam di mata, bibir berdarah, pelipis sobek, dan juga kepala benjol.

    Aziz mengatakan, peristiwa itu bermula saat ia membongkar muat BBM di SPBU tepatnya bekerja. Pada waktu bersamaan, seorang customer turun dari mobil sambil merokok akan ke toilet SPBU.

    “Saya suruh matiin rokoknya, dan saya tegur baik-baik tetapi tidak mau. Dianya tidak terima, terus dia nonjok saya duluan lalu saya balas, kemudian ramai cekcok,” kata Aziz ditemui beritajatim.com, Senin (27/1).

    Plakat Larangan Merokok di Area SPBU Pertamina 54.601.81 di Jalan Dinoyo, Surabaya (dok. Rama Indra/beritajatim.com)

    Setelah kejadian itu, Aziz menyebut teman-teman petugas SPBU melerai. Namun pria tersebut tidak terima dan mengancam akan kembali ke SPBU di Dinoyo dengan membawa teman-temannya untuk membalas.

    “Kemarin ada dua kejadian. Yang pertama pukul 15.00 WIB saat dia merokok. Kemudian kembali lagi membawa pasukan sekitar pukul 17.00 WIB sore. Pasukan kira-kira 7 orang berjalan kaki dari arah Selatan,” jelas dia.

    Pada kejadian kedua pukul 17.00 WIB ini, insiden pengeroyokan pecah. Aziz bilang, ia dipukuli oleh 7 orang dengan tangan kosong, sampai pelipis di bagian kanan berdarah-darah dan mata kiri lebam menghitam.

    “Luka robek di pelipis, kepala belakang ini benjol, ada lebam di mata kiri dan bibir bawah berdarah,” rincinya.

    Aziz yang terluka kemudian ditinggal begitu saja di SPBU. Dia lalu ditolong oleh teman temannya.

    Atas insiden itu, Aziz sudah melapor ke Polsek Tegalsari dan dilakukan proses visum.

    “Sudah lapor langsung ke polisi, Polsek Tegalsari setelah kejadian sore kemarin. Teman saya, satu orang juga terkena pukulan, kami sudah diproses visum. Dan kami telah menyertakan bukti CCTV,” ucap dia. [ama/but]

  • KCIC Amankan ODGJ yang Sempat Masuk Jalur Whoosh KM 53 Karawang-Padalarang – Page 3

    KCIC Amankan ODGJ yang Sempat Masuk Jalur Whoosh KM 53 Karawang-Padalarang – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sempat mengalami gangguan karena tertahannya perjalanan Whoosh akibat adanya Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang masuk ke area jalur kereta di lintas KM 53 Karawang-Padalarang, Senin (27/1/2025).

    Meski begitu, saat ini perjalanan Whoosh sudah kembali normal. Penumpang yang sempat terdampak kelambatan telah melanjutkan perjalanan kembali dan mendapatkan service recovery berupa minuman dan makanan ringan.

    General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, menjelaskan insiden tersebut telah ditangani sesuai dengan prosedur keselamatan yang berlaku. Saat ini, ODGJ terkait telah diamankan oleh petugas pengamanan KCIC dan sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

    “ODGJ tersebut sudah berhasil diamankan, dan jalur telah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh oleh petugas untuk memastikan kondisinya aman bagi operasional Whoosh,” kata Eva dalam keterangan tertulis, diterima Senin (27/1/2025).

    Eva menyampaikan, tim keamanan KCIC bergerak cepat untuk mengamankan ODGJ yang memasuki jalur kereta saat insiden terjadi. Sehingga, kata dia untuk alasan keselamatan dan keamanan kala itu kereta Whoosh diberhentikan karena tengah dilakukan proses evakuasi dan sterilisasi.

    Eva menyebut, KCIC selalu menggelar patroli rutin dengan menyiagakan petugas setiap 500 meter untuk memastikan keamanan dan deteksi dini terhadap potensi gangguan. Selain itu, 1.390 unit CCTV juga dipasang di titik-titik strategis sepanjang jalur untuk memantau situasi secara real-time.

    Tak hanya itu, di sepanjang jalur Whoosh juga telah dipagari untuk mengantisipasi adanya benda asing masuk ke dalam jalur.

  • Mutilasi Wanita dalam Koper di Ngawi, Polisi Dalami Kemungkinan Tersangka Lain

    Mutilasi Wanita dalam Koper di Ngawi, Polisi Dalami Kemungkinan Tersangka Lain

    Surabaya (beritajatim.com) Polisi mendalami kemungkinan adanya tersangka lain dalam kasus mutilasi Uswatun Khasanah, wanita yang mayatnya ditemukan dalam koper merah di Ngawi. Diketahui, tersangka Rohmad Tri Hartanto alias Antok sempat meminta bantuan untuk antar jemput mengambil koper dan kembali kepada rekannya berinisial MA.

    “Masih dalam pemeriksaan. Kami masih memeriksa keterlibatan rekan tersangka berinisial MA,” kata Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman, Senin (27/1/2025).

    Dalam alat bukti CCTV yang dikumpulkan polisi, sempat terlihat MA menjemput tersangka Antok di Hotel Adisurya, Jalan Mayor Bismo No. 409. Namun, MA dalam kondisi pasif. Koper serta potongan tubuh lain yang ada di dalam kresek dibawa sendiri oleh tersangka Antok.

    “Sementara masih kita dalami. Memang terlihat di CCTV itu ada tersangka dan rekannya MA. Sepengetahuan kami sementara, tersangka melakukan aksinya sendiri,” tutur Farman.

    MA terekam CCTV hotel setelah diminta tolong oleh Antok ketika sudah membunuh korban Uswatun Hasanah. Antok meminta MA untuk menjemput di Kediri dan mengantar ke rumah tersangka di Tulungagung.

    Antok beserta MA ke Tulungagung untuk mengambil koper merah dan sejumlah kresek untuk menyimpan tubuh Uswatun setelah dimutilasi. Keduanya juga sempat mampir ke salah satu minimarket untuk membeli pisau buah berwarna hijau dengan ukuran 20 centimeter.

    “Apakah dia terlibat, lalu tahu tersangka membunuh korban dan menyimpan jenazahnya di koper, itu masih kami dalami. Sampai saat ini MA masih diperiksa,” pungkas Farman.

    Diketahui, Kasus penemuan jenazah perempuan yang termutilasi di Ngawi membuat heboh masyarakat Jawa Timur. Sebelum dibunuh, korban Uswatun Hasanah ternyata sempat cekcok dengan sang kekasih Rohmad Tri Hartanto yang juga menjadi tersangka dalam kasus ini.

    Dirreskrimum Polda Jawa Timur, Kombes Pol Farman menceritakan, antara pelaku dan korban tidak pernah terjadi pernikahan siri. Namun, keduanya memang mempunyai hubungan khusus yang sudah berjalan 3 tahun.

    “Jadi antara pelaku dan korban mempunyai hubungan selama 3 tahun. Namun, tersangka memiliki istri sah dan 2 anak,” kata Farman, Senin (27/1/2025).

    Aksi pembunuhan kepada Uswatun ternyata sudah direncanakan jauh-jauh hari. Tersangka Rohmad Tri Hartanto atau kerap dipanggil Anto itu dendam karena anak pertamanya pernah didoakan menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK). Selain itu, korban juga pernah menyuruh tersangka untuk menghilangkan anak keduanya.

    “Jadi pembunuhan kepada korban sudah direncanakan. Motifnya cemburu dan sakit hati. Korban juga kerap memasukan laki-laki lain ke kamar kos,” tutur Farman. [ang/beq]

  • Kronologis Mutilasi Wanita dalam Koper di Ngawi, Korban dan Pelaku Sempat Cekcok

    Kronologis Mutilasi Wanita dalam Koper di Ngawi, Korban dan Pelaku Sempat Cekcok

    Surabaya (beritajatim.com) – Kasus penemuan mayat wanita yang termutilasi di Ngawi membuat heboh masyarakat Jawa Timur. Sebelum dibunuh, korban bernama Uswatun Hasanah ternyata sempat cekcok dengan sang kekasih, Rohmad Tri Hartanto, yang menjadi tersangka dalam kasus ini.

    Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman menceritakan, antara pelaku dan korban tidak pernah terjadi pernikahan siri. Namun, keduanya memang mempunyai hubungan khusus yang sudah berjalan 3 tahun.

    “Jadi antara pelaku dan korban mempunyai hubungan selama 3 tahun. Namun, tersangka memiliki istri sah dan 2 anak,” kata Farman, Senin (27/1/2025).

    Aksi pembunuhan kepada Uswatun ternyata sudah direncanakan jauh-jauh hari. Tersangka Rohmad Tri Hartanto atau kerap dipanggil Anto itu dendam karena anak pertamanya pernah didoakan menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK). Selain itu, korban juga pernah menyuruh tersangka untuk menghilangkan anak keduanya.

    “Jadi pembunuhan kepada korban sudah direncanakan. Motifnya cemburu dan sakit hati. Korban juga kerap memasukan laki-laki lain ke kamar kos,” tutur Farman.

    Tersangka Antok mulanya mengajak korban untuk bertemu di Terminal Bus Gayatri, Tulungagung pada 19 Januari 2025 sekitar pukul 17.00 WIB. Setelah bertemu, keduanya lantas pergi ke Hotel Adisurya, Jalan Mayor Bismo No. 409. Keduanya lantas mengobrol perihal hubungan yang sudah dijalani.

    Di tengah pembicaraan, keduanya terlibat cekcok. Tersangka Antok pun mencekik korban. Karena korban terus memberontak Uswatun terjatuh dan kepalanya terbentur ke lantai hingga hidungnya keluar darah.

    Sekitar pukul 23.30 WIB, setelah memastikan korban tewas, tersangka menghubungi temannya berinisial MA, meminta dijemput dan diantarkan ke rumah neneknya di dusun Gombang, Tulungagung. Mereka berdua sampai di tujuan pada pukul 00.30 WIB. Mereka lantas mengambil koper warna merah, tali pramuka, kantong kresek hitam dan putih 10 buah untuk dibawa ke Hotel Adisurya.

    “Keduanya lantas kembali ke hotel di Kediri. Di tengah perjalanan, pelaku membeli pisau di Indomaret,” terang Farman.

    Sesampainya di hotel, jam sudah menunjukkan pukul 01.30 WIB. Tersangka Antok meminta temannya MA untuk pulang dan dijemput kembali pada pukul 05.00 WIB.

    Tersangka lantas masuk ke kamar hotel nomor 301 di mana jenazah Uswatun sedang tergeletak. Setelah di kamar hotel, pelaku berusaha memasukan jenazah korban ke dalam koper. Namun karena tidak cukup, tersangka terlebih dahulu memotong kepala korban dan dimasukkan ke kresek.

    Setelah dimasukkan kembali ke koper tidak cukup, tersangka memotong kaki betis kanan dan kiri. Karena belum cukup, tersangka kembali memotong paha sebelah kiri korban.

    “Oleh tersangka, potongan tubuh korban ditaruh di koper dan kresek-kresek yang sudah dibawa,” jelas Farman.

    Sekitar pukul 05.00, tersangka dijemput kembali oleh rekannya, MA. Saat itu, tersangka mengangkat sendiri koper dan potongan tubuh korban yang sudah ada di dalam potongan kresek. Mereka berdua lantas pergi kembali ke dusun Gombang, Tulungagung untuk menaruh koper dan plastik kresek berisi potongan tubuh Uswatun.

    Tersangka Antok lantas berangkat ke Surabaya untuk menjual mobil Ertiga Putih milik korban. Mobil itu lantas dijual ke rekannya di Sidoarjo dengan harga Rp57 juta. Ia pun pulang ke Tulungagung dengan naik bus dari terminal Bungurasih.

    Pada tanggal 21 Januari 2025, tersangka membungkus koper berisi tubuh Uswatun menggunakan isolasi dan plastik bubble wrap. Dengan tujuan mengurangi bau busuk. Ia lantas menyewa sebuah mobil dan mengangkut koper serta potongan tubuh yang dimasukan ke kresek.

    Pada pukul 22.00 WIB tersangka membuang koper berisi tubuh Uswatun ke Dusun Dadapan, Kendal, Ngawi. Lalu, potongan tubuh kaki kanan dan kiri dibuang di Hutan Negara, Sampung, Ponorogo. 

    “Sebenarnya, kepala korban juga dibuang di Sampung. Namun saat dilempar potongan kepala korban kena jendela mobil dan kembali masuk. Di saat yang bersamaan, di belakang mobil ada pengendara motor sehingga pelaku masih menyimpan kepalanya untuk dibuang esok hari,” terang Farman.

    Kepala korban lantas dibuang pada Rabu, 22 Januari 2025 sekitar pukul 19.00 WIB di Jalan Raya Dusun Gemahharjo, Watulimo, Trenggalek. Tersangka pun lantas pulang setelah menyelesaikan tugasnya.

    Saat ini, polisi masih memeriksa rekan tersangka berinisial MA yang juga terekam CCTV sempat mengantar jemput tersangka. Namun, polisi masih mendalami peran MA dalam peristiwa ini. [ang/beq]