Produk: CCTV

  • Dimutilasi Ketua Silat, Sempat Disimpan di Rumah Nenek

    Dimutilasi Ketua Silat, Sempat Disimpan di Rumah Nenek

    GELORA.CO –  Kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap perempuan bernama Uswatun Khasanah (29) menggegerkan jagat dunia maya.

    Apalagi jasad Uswatun Khasanah tanpa kepala ditemukan dalam koper merah pada Kamis 23 Januari 2025 lalu di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi.

    Saat ditemukan memang bagian tubuh korban terpisah-pisah tidak ditemukan dalam satu koper saja.

    Pelaku yang merupakan suami siri korban meletakkan jasad kekasihnya itu di dalam koper merah yang sudah terbungkus seperti paket.

    Berikut adalah beberapa informasi terbaru mengenai kasus mutilasi yang mengerikan terhadap seorang wanita di Ngawi, Jawa Timur.

    1. Pelaku Ketua Pesilat

    Ketua Silat bernama Rohmad Tri Hartanto alias Antok (32) telah secara resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap Uswatun Khasanah.

    Antok berasal dari Dusun Banaran, Desa Gombang, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

    Ia dikenal sebagai tokoh di salah satu perguruan pencak silat di Tulungagung dan juga aktif sebagai anggota LSM yang sering berhubungan dengan kepolisian.

    2. Penyimpanan Jasad di Rumah Nenek

    Antok pernah menitipkan koper besar merah berisi potongan tubuh Uswatun Khasanah di rumah neneknya di Desa Banaran, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

    Hal ini diungkapkan oleh Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman, saat menjelaskan bahwa seorang pria terekam dalam video CCTV sedang duduk santai ketika Antok membawa keluar koper merah tersebut.

    Pria tersebut ternyata adalah kerabat Antok yang diminta oleh pelaku untuk membantu membawa jasad korban ke rumah kosong milik neneknya.

    Kemudian jasad korban dibawa untuk menginap di rumah nenek Antok sebelum akhirnya dibuang ke tiga kabupaten di Jawa Timur.

    3. Motif Pembunuhan

    Motif pembunuhan Rohmad Tri Hartanto alias Antok terhadap UK dilandasi oleh rasa cemburu dan sakit hati atas ucapannya yang menyakitkan.

    Antok mengungkap bahwa korban pernah berdoa agar anak Antok kelak menjadi seorang pelacur ketika dewasa.

    Hal ini tentu membuat Antok merasa sangat tersinggung dan terluka.

    Diungkap bahwa korban pernah menyatakan kepada Antok tentang doanya yang tidak pantas tersebut, yang kemudian membuat Antok merasa sakit hati.

    Bahkan korban juga meminta Antok untuk membunuh anaknya karena tidak bisa menerima kenyataan bahwa Antok memiliki anak lain dari istri sahnya.

    Motif cemburu juga mendorong Antok untuk mengakhiri nyawa UK dengan cara yang sadis.

    Pelaku merasa cemburu setelah melihat UK membawa seorang laki-laki ke dalam kos-kosannya.

    Tindakan tersebut membuat Antok semakin menyiksa dan menghabisi nyawa UK dengan kejam.

    Akibat perbuatannya tersebut, Antok akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan dan dijerat dengan Pasal 340 KUHP subsider 338 KUHP lebih subsider 351 ayat 3 KUHP, serta Pasal 365 ayat 3 KUHP.

  • Viral! Pria Kemalingan 9 Juta di Rest Area Tol Sidoarjo, Warganet: Emang Rawan

    Viral! Pria Kemalingan 9 Juta di Rest Area Tol Sidoarjo, Warganet: Emang Rawan

    Surabaya (beritajatim.com) – Dalam video yang diunggah akun Instagram  Sorot Sidoarjo, seorang warganet mengaku telah kemalingan di rest area KM753 Sidoarjo.

    Korban atas nama Rizkiansyah Eka Setioadi, mengaku kehilangan tas bermerek Heylook yang berisi uang jutaan rupiah.

    “Total kehilangan 9-10 juta lah, karena sudah kepakai. Tadi ambil 11 juta, sudah kepakai (sekitar satu jutaan). Alhamdulillah ini ada kamera (CCTV) hadap ke mobil,” ujarnya.

    Rizki juga menceritakan bagaimana prakiraan terduga pelaku melakukan aksi pencurian tersebut.

    “Nah ini orangnya itu kayak neken gitu (gagang pintu bagian belakang) jadi gak kedengaran. Daan, mengambil pouch yang ada di sini. Maaf ya kotor, karena habis proses wisuda. Padahal sudah ditutup (barang-barang lain), harusnya dia ambil (tas) ini, karena isinya dikit,” ujarnya, sembari tertawa getir.

    Ia menyayangkan hilangnya pouch tersebut, lantaran tidak hanya berisi uang jutaan rupiah, tetapi juga ada sejumlah kartu identitas di dalamnya.

    “Tadi udah berangkat dikit, (sensor) langsung bunyi. Nah itu baru sadar ternyata pintunya gak ketutup rapat. Pas kita cek, ya ternyata emang benar kehilangan di sini,” jelasnya.

    Meski begitu, ia terdengar tetap bersyukur lantaran ijazahnya tidak turut diambil. Lantaran itu merupakan perjuangannya selama beberapa menempuh pendidikan.

    “Untung juga tiga kamera yang tergeletak di bagian depan dan pintu mobil tidak diambil. Ada juga kamera di kursi belakang yang juga untungnya aman,” ujarnya.

    Riski berharap agar uang dan barang-barangnya bisa ditemukan dan pelaku dapat segera ditangkap lantaran telah merugikan orang lain. Riski pun berjanji, bagi siapa pun yang bisa menemukannya, ia akan memberikan imbalan di atas Rp1 juta.

    Melihat unggahan video tersebut, akun (et) miminsukmono pun turut menyampaikan pengalamnanya, bahwa memang sudah sering terjadi keluhan kehilangan di lokasi rest area Sidoarjo tersebut.

    “Rest area ini emang rawan,dulu pernah tak tinggal sholat lupa kunci mobil hp di ambil, orangnya emang kayak mantau gitu tiap ada orang yang turun dari mobil. Biasanya orangnya berdiri di pinggir warung,” tulisnya. (fyi/ted)

  • Sutisna Heran Mobil Tiba-tiba Nyungsep di Gorong-gorong, Padahal Sopir Tak Ngantuk dan Sudah Lihai

    Sutisna Heran Mobil Tiba-tiba Nyungsep di Gorong-gorong, Padahal Sopir Tak Ngantuk dan Sudah Lihai

    TRIBUNJATIM.COM – Keanehan saat mengendarai mobil dialami oleh Sutisna, seorang warga Kota Bandung.

    Sutisna tak menyangka mendadak dirinya masuk gorong-gorong bersama penumpang lain di dalam mobilnya.

    Hal itu membuatnya bertanya-tanya karena dirinya mengaku tak sedang mengantuk dan sudah lihai dalam mengemudikan mobil.

    Akibat kecelakaan tersebut mobil Sutisna harus dievakuasi.

    Kecelakaan tak terduga dialami Sutisna (56) saat melintas di Jalan Batununggal, Kota Bandung, menggunakan mobil mini bus Nissan bernomor polisi DD 1354 LT.

    Mobil tersebut terperosok ke dalam gorong-gorong di kawasan Perumahan Batununggal Indah, Selasa (28/1/2025), sekitar pukul 11.30 WIB.

    Sutisna, yang saat itu ditemani Eti, mengaku tidak memahami bagaimana mobilnya bisa masuk ke gorong-gorong.

    “Saya juga bingung kenapa bisa masuk ke gorong-gorong. Kejadiannya begitu cepat, ketika saya menyimpan ponsel untuk melihat map di dashboard, eh tiba-tiba sudah ada di gorong-gorong,” ungkapnya.

    Beruntung, tidak ada luka serius yang dialami Sutisna dan Eti.

    “Alhamdulillah enggak kenapa-kenapa. Hanya lecet di sini,” katanya sambil menunjukkan tangan kanannya yang terluka.

    Ketika ditanya apakah dirinya masih kurang berpengalaman dalam mengemudi, Sutisna menepis anggapan tersebut.

    Ia menjelaskan bahwa dirinya sudah terbiasa mengendarai mobil sejak tahun 1995.

    “Sudah sejak 1995 bisa mobil mah. Tadi ngantuk juga tidak, dan kondisi pun jalanan kosong. Niatnya mau antar paketan ke wilayah Batujajar, Bandung Barat,” jelasnya.

    Kapolsek Bandung Kidul, Kompol Sulardjo, menyatakan bahwa pihaknya segera melakukan evakuasi usai menerima laporan.

    Mobil Sutisna nyungsep di gorong-gorong Kota Bandung setelah mengalami kecelakaan secara mendadak dan kejadian sangat cepat, (28/1/2025). (Kompas.com)

    Evakuasi mobil dilakukan menggunakan alat berat, sekaligus mengatur lalu lintas di sekitar lokasi kejadian.

    “Kami juga memeriksa CCTV di sekitar TKP. Alhamdulillah proses evakuasi berjalan lancar,” ujar Kompol Sulardjo.

    Sementara itu, kisah lainnya istri terpaksa naik ojek ke puncak karena tersiksa terjebak macet berjam-berjam.

    Bahkan ia sampai rela meninggalkan suaminya yang di mobil.

    Adapun kondisi macet ini terjadi di Puncak Pass Bogor-Cianjur menuju Gadog atau Jakarta.

    Di jalur tersebut diterapkan sistem satu arah (one way) pada Senin (27/1/2025).

    Kondisi inilah yang membuat arus kendaraan macet selama 10 jam, dari pukul 11.30-21.30 WIB.

    Akibat penutupan jalur Puncak, kendaraan yang datang dari arah Jakarta tertahan di sekitar Exit GT Ciawi atau samping Jalan Tol Jagorawi, mengakibatkan kemacetan panjang.

    Para pengendara, terutama wisatawan yang hendak menuju Puncak, terpaksa menunggu hingga malam hari, hingga arus kembali dibuka dua arah.

    Banyak dari mereka yang memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menggunakan transportasi ojek online, meninggalkan kendaraan yang tertahan di jalan.

    Putri (33), seorang wisatawan asal Tangerang Selatan yang berangkat bersama suami dan dua anaknya, memilih menggunakan ojek online setelah berjam-jam terjebak kemacetan.

    “Naik Gojek aja ke hotel di depan, niatnya mau wisata malah tertahan dari jam 12 siang sampai jam 8 malam,” ujarnya sambil memangku anaknya, Senin pukul 20.45 WIB, dikutip dari Kompas.com.

    Putri juga mengungkapkan ia terpaksa meninggalkan suaminya karena kedua anaknya yang masih kecil terus menangis.

    “Buka tutup jam berapa gitu kan enggak pasti, ya sudah naik Gojek aja,” tambahnya.

    Putri (33), wisatawan asal Tangerang yang meninggalkan suaminya karena harus memilih menggunakan transportasi ojek online ke jalur wisata Puncak Bogor, Jawa Barat, setelah terjebak penutupan one way, Senin (27/1/2025) malam. (KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN)

    Suaminya, yang memilih untuk tetap berada di dalam mobil, mengaku harus mengutamakan istri dan anak-anaknya agar bisa segera beristirahat di hotel.

    “Penginapan sudah disewa, jadi saya biarkan mereka pergi dulu,” ujar sang suami.

    Tidak sedikit pengendara lain yang juga menyerah dengan kemacetan tersebut.

    Beberapa memilih untuk kembali ke Jakarta.

    “Mending balik ke Jakarta,” kata salah seorang pengendara yang berputar balik menuju Tol Jagorawi.

    Hingga pukul 21.30 WIB, polisi akhirnya mengakhiri pemberlakuan sistem satu arah menuju Jakarta di Jalan Raya Puncak.

    Meskipun arus sudah dibuka kembali, kendaraan yang menuju Puncak tetap ramai, menunjukkan tingginya minat wisatawan untuk menghabiskan waktu libur di kawasan Puncak Bogor.

    Sistem satu arah ini diberlakukan selama 14 jam pada libur Isra Miraj akhir Januari 2025 untuk menampung volume kendaraan yang melonjak menuju kawasan wisata Puncak Bogor-Cianjur.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Maling Berpistol Beraksi di Rumah Purnawirawan Polisi di Depok Jawa Barat, Kabur Setelah Tepergok – Halaman all

    Maling Berpistol Beraksi di Rumah Purnawirawan Polisi di Depok Jawa Barat, Kabur Setelah Tepergok – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, DEPOK – Rumah seorang purnawirawan polisi disatroni komplotan maling berpistol di Kawasan Cilodong, Depok, Jawa Barat, Senin (28/1/2025).

    Kasat Reskrim Polres Metro Depok AKBP Kristianus Zendrato mengatakan peristiwa terjadi sekira pukul 11.30 WIB.

    Setelahnya, pemilik rumah melapor ke Polsek Sukmajaya.

    “Bahwa ada telepon dari pemilik rumah yang diketahui purnawirawan Polri, kemudian ya keluarga Polri lah, seperti demikian,” kata Kristianus kepada wartawan, Selasa (28/1/2025).

    Ia pun mengungkap kronologis kejadian.

    Saat kejadian, rumah yang memang dipasang smart CCTV mendeteksi ada seseorang masuk ke dalam rumah.

    Sehingga, pemilik rumah mengetahui adanya komplotan maling dan aksi pencurian tersebut gagal.

    “Nah, pelaku masuk rumah, kemudian dari pemilik rumah telepon Polsek, dan sama tetangga kepergok lah (pelaku). Jadi, pas kepergok masyarakat, ya kabur,” ujarnya.

    Kristianus memastikan komplotan tersebut belum sempat mengambil barang-barang berharga di rumah tersebut. 

    “Barang tidak ada yang hilang, kerugian hanya pintu rusak yang dijebol ya,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Kristianus mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk memburu para pelaku.

    “Nah, dari hasil penelusuran kita, diketahui memang ada 2 motor dan 4 pelaku yang menggunakan helm, masker, sarung tangan, dan jaket. Pelatnya juga digelapkan ya, jadi masih dalam proses penanganan lah,” ungkapnya.

  • Kondisi Janin Bayi yang Dibuang Pasangan Muda-mudi di Koja Jakarta Utara, Aksi Terekam Kamera CCTV

    Kondisi Janin Bayi yang Dibuang Pasangan Muda-mudi di Koja Jakarta Utara, Aksi Terekam Kamera CCTV

    TRIBUNJATIM.COM – Terungkap kondisi janin bayi dibuang pasangan muda mudi di Jakarta Utara.

    Diketahui jenis kelamin bayi tersebut perempuan.

    Janin bayi berjenis kelamin perempuan ditemukan di depan rumah warga Jalan Walang Baru VI, RT 04 RW 07 Kelurahan Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, Senin (27/1/2025) pagi.

    Janin bayi berukuran panjang 25 centimeter lengkap dengan ari-ari dan tali pusar ditemukan dalam kondisi terbungkus plastik hitam di dekat mesin pompa air rumah kosong sekira pukul 10.30 WIB.

    Penjaga rumah tempat pembuangan bayi, Basrun (55) mengungkap kronologis dirinya menemukan jasad bayi tersebut.

    Saat itu, ia keluar dari rumah hendak menyalakan pompa air yang terletak di halaman rumah yang dijaganya.

    Kemudian, dirinya melihat sebuah tas hitam di dekat pompa air.

    Basrun kaget ketika membuka bungkusan itu dan melihat isinya ternyata janin bayi.

    “Awalnya saya kan mau nyalain pompa air, terus ngelihat ada bungkusan hitam. Ternyata isinya pas saya buka orok (bayi),” ucap Basrun saat ditemui di lokasi, Selasa (28/1/2025) dikutip dari Tribunjakarta.com.

    Basrun segera melaporkan penemuan itu ke pengurus wilayah setempat dan akhirnya diteruskan ke Polsek Koja.

    Polisi segera mendatangi tempat kejadian dan melakukan olah tempat kejadian perkara dalam rangka menyelidiki pelaku pembuangan bayi itu.

    Basrun menambahkan, janin yang ditemukan itu kondisinya terbilang masih segar.

    “Usianya sekitar 6 sampai 7 bulan sepertinya,” ucap Basrun.

    Terpisah Kanit Reskrim Polsek Koja AKP Alex Chandra membenarkan peristiwa penemuan janin di wilayahnya.

    “Ada penemuan mayat bayi berjenis kelamin perempuan di dalam kantong plastik hitam,” ujar AKP Alex Chandra saat dikonfirmasi, Selasa (28/1/2025) dikutip dari Kompas.com.

    Rekaman kamera CCTV memperlihatkan pasangan muda-mudi membuang janin bayi ke sebuah rumah di Jalan Walang Baru VI, RT 04 RW 07 Kelurahan Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, Senin (27/1/2025) pagi. (Tribun Jakarta/Gerald Leonardo)

    Alex mengungkapkan, bayi itu ditemukan dalam kondisi ari-ari dan tali pusar masih menempel. 

    Sementara, panjang bayi sekira 25 centimeter. 

    “Usia janin diperkirakan enam sampai tujuh bulan (sebelum lahir),” ujar Alex. 

    Mayat bayi perempuan tersebut diketahui pertama kali ditemukan saksi berinisial B (55) di dekat mesin pompa air.

    “Berdasarkan keterangan saksi satu (B) bahwa sekitar pukul 10.30 WIB saksi yang ingin menyalakan air melihat kantong kain berwarna hitam yang di dalamnya ada bungkusan kantong plastik warna hitam di dekat mesin PAM air,” ujar Alex. 

    Kemudian, B langsung melaporkan penemuan bayi tersebut ke ketua RT.

    Tak lama, polisi pun datang dan memeriksa mayat bayi itu.

    Berdasarkan pemeriksaan polisi, tak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh mayat bayi perempuan itu.

    Pelaku Terekam CCTV

    Pelaku pembuang janin bayi tersebut diketahui terekam kamera CCTV.

    Berdasarkan video dari rekaman CCTV tersebut, pelakunya ternyata sepasang muda mudi.

    Mereka membuang bayi tersebut Senin (27/1/2025) pagi.

    Sejoli tersebut terlihat nekat membuang janin yang diduga hasil hubungan gelap ke halaman rumah di lokasi kejadian.

    Berdasarkan rekaman CCTV, pasangan muda mudi itu awalnya terekam berboncengan mengendarai sepeda motor dan berhenti di depan satu rumah warga.

    Pelaku pria kemudian turun dari motornya dengan menenteng sebuah tas hitam.

    Ia pun langsung masuk ke halaman rumah itu dan membuang tas tersebut.

    Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Pengakuan Pelaku Mutilasi Ngawi Jawa Timur, Pilih Hotel Sebagai Tempat Eksekusi karena Alasan Ini – Halaman all

    Pengakuan Pelaku Mutilasi Ngawi Jawa Timur, Pilih Hotel Sebagai Tempat Eksekusi karena Alasan Ini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, NGAWI – Kasus mutilasi yang terjadi di Ngawi, Jawa Timur, mengguncang banyak kalangan.

    Pelaku, Rochmat Tri Hartanto alias Antok, berusia 32 tahun, menyebut sejumlah alasan yang mengejutkan di balik tindakan brutalnya terhadap Uswatun Khasanah, 29 tahun.

    Dalam video berdurasi satu menit 45 detik yang beredar, Antok mengaku sengaja memilih hotel sebagai lokasi untuk mengeksekusi korban. 

    Dia menilai tempat tersebut lebih aman dijadikan lokasi pembunuhan dan mutilasi. 

    “Iya saya eksekusi di hotel karena aman. Biar aman,” ucap Antok, Selasa (28/1/2025).

    Secara blak-blakan, dia mengaku telah merencanakan pembunuhan di hotel tersebut, bahkan saat menyampaikannya tak terlihat ekspresi sedih atau penyesalan dari wajah pelaku.

    Perencanaan dan Eksekusi 

    Antok mengaku telah merencanakan pembunuhan ini.

    Ia berjanji untuk bertemu dengan korban di Terminal Gayatri Tulungagung, sebelum mengajaknya ke sebuah hotel di Kediri, tempat di mana segalanya berakhir tragis, Minggu (19/1/2025).

    Sementara itu, Uswatun Khasanah, seorang ibu tunggal dengan dua anak, ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan.

    Bagian tubuhnya terpisah-pisah dan ditemukan di berbagai lokasi: di dalam koper merah di Ngawi, di Ponorogo, dan di Trenggalek.

    Berdasarkan pengakuan Antok, peristiwa terjadi setelah terjadi percekcokan antara mereka, ia tak kuasa menahan amarahnya dan menganiaya korban sampai tak bernyawa.

    Menurut penyelidikan, motif Antok berkaitan dengan sakit hati dan kecemburuan.

    Ia mengeklaim telah menjalin hubungan selama tiga tahun dengan Uswatun, meski keduanya memiliki keluarga masing-masing.

    Antok sudah menikah secara siri dengan korban yang berstatus janda, namun ia juga memiliki istri sah dan dua anak.

    Antok mengaku sakit hati karena korban berselingkuh dengan pria lain, meski ia sering mengirim uang kepada Uswatun. 

    “Dia sering saya kirim uang, tapi tetap saja berselingkuh,” ujar Antok, menunjukkan rasa marah.

    Lebih dalam lagi, Antok menyebut bahwa Uswatun pernah mendoakan anak perempuannya dengan kata-kata yang menyakitkan. “Dia mendoakan kalau nanti sudah besar, anak ini akan jadi… mohon maaf, PSK,” ungkapnya dengan nada penuh kemarahan.

    Setelah menghabisi nyawa Uswatun, Antok terpaksa memutilasi jasadnya agar dapat disembunyikan.

    Dia menghabiskan sekitar 3,5 jam untuk memotong jasad dengan menggunakan pisau dapur. 

    PS Kanit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKP Fauzi, menjelaskan tersangka pernah memotong kambing sehingga mengetahui titik jasad korban dapat dipotong menggunakan pisau dapur.

    “Dia sudah saya interogasi. Dia cerita, saya sering motong kambing, saya tahu sendi sendinya, saya paham karena sendi sama seperti manusia.” 

    “Bukan sering motong kambing. Tapi pernah motong kambing. Dia ini pintar. Berpengalaman. Sering lihat YouTube,” tuturnya, dikutip dari TribunJatim.com.

    “Eksekusi di kamar mandi. Sendi-sendi dipotong. Kalau bagian leher ‘dibelek’ dulu (sayatan berkali-kali). Pisau beli di minimarket,” terangnya.

    Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Arbaridi Jumhur, menerangkan korban berulang kali minta dinikahi secara sah dengan syarat tersangka menceraikan istrinya.

    Namun, permintaan itu enggan dipenuhi tersangka.

    “Intinya banyak yang bikin pelaku marah. Yang terakhir si korban datang ke rumah pelaku, mendobrak tempat istri sah pelaku, iya kepingin segera dinikahi,” tukasnya.

    Korban semakin geram saat mengetahui istri tersangka hamil anak kedua.

    “Korban itu kecewa dengan pelaku karena istri sahnya punya anak lagi. Dan disumpah serapah kalau lahir didoain jadi ini dan itu (doa buruk),” terangnya.

    Rekaman CCTV jadi kunci

    Rekaman CCTV dari Hotel di Kediri, jadi kunci mengungkap kasus penemuan koper merah berisi mayat perempuan yang telah dimutilasi di Ngawi.

    Video rekaman CCTV itu menunjukkan tersangka, Rohman Tri Hartanto, 32, kesulitan membawa koper merah dari kamar hotel pada malam hari dan baru mengangkatnya kembali ke bagasi belakang mobil pada keesokan paginya sekitar pukul 05.20 WIB.

    Koper yang tampak berat tersebut ternyata berisi jasad korban yang telah dipotong menjadi beberapa bagian.

    Dalam rekaman yang diungkap polisi dan viral di media sosial tersebut, terlihat pula seorang pria yang duduk di teras hotel yang belakangan diketahui adalah kerabat tersangka.

    Polisi menyebutkan kerabat ini membantu mengantar tersangka ke hotel dan menjemputnya setelah kejadian, meskipun ia mengaku tidak mengetahui tindakan keji tersebut.

    “Kerabatnya diminta untuk mengantar tersangka ke hotel, lalu dijemput kembali untuk diantarkan ke rumah neneknya di Tulungagung,” ujar Kombes Pol Farman, Direktur Ditreskrimum Polda Jatim.

    Tersangka akhirnya ditangkap oleh tim Jatanras Polda Jawa Timur pada Sabtu (25/1/2025) malam di Madiun.

    Dari pengembangan penyelidikan, polisi berhasil menemukan bagian tubuh korban yang terdiri dari kepala dan kaki dan dibuang tersebar di sejumlah lokasi seperti Ngawi, Ponorogo, dan Trenggalek.

  • Pengeroyokan Petugas SPBU di Surabaya, Polisi Buru Para Pelaku

    Pengeroyokan Petugas SPBU di Surabaya, Polisi Buru Para Pelaku

    Surabaya (beritajatim.com) – Pada 26 Januari 2025, sebuah insiden pengeroyokan terjadi di SPBU Pertamina 54.601.81 di Jalan Dinoyo, Surabaya.

    Insiden tersebut melibatkan tujuh orang pelaku yang mengeroyok dua petugas SPBU setelah terjadi cekcok. Unit Reskrim Polsek Tegalsari kini tengah memburu pelaku dan melakukan penyelidikan lebih lanjut.

    Kapolsek Tegalsari, Kompol Rizki Santoso, mengonfirmasi bahwa polisi masih mendalami identitas pelaku yang terlibat dalam kejadian ini. “Masih proses pendalaman identitas,” ujar Rizki saat dihubungi pada Selasa (28/1/2025).

    Pengeroyokan tersebut bermula saat petugas SPBU, Aziz Muktamarudin (25), menegur salah satu pelanggan yang sedang merokok di area SPBU. Aziz yang tengah bertugas saat itu meminta pelanggan untuk mematikan rokoknya demi keselamatan.

    Namun, permintaan tersebut ditanggapi dengan kekerasan. “Korban pertama adalah Aziz, dia petugas SPBU yang mengingatkan salah satu pelaku agar tidak merokok. Kemudian dilerai oleh Reza (ketika Aziz dikeroyok). Reza pun dipukul pelaku,” terang Kompol Rizki.

    Insiden tersebut semakin memanas ketika pelaku yang merasa tersinggung kembali ke SPBU pada pukul 17.00 WIB dengan membawa enam teman lainnya. Mereka mengeroyok Aziz dan rekannya, Reza.

    Aziz mengalami luka cukup parah, dengan lebam di mata kiri dan robekan di pelipis kanan. “Luka robek di pelipis, kepala belakang ini benjol, ada lebam di mata kiri dan bibir bawah berdarah,” jelas Aziz.

    Aziz yang terluka kemudian ditolong oleh rekannya dan langsung melapor ke Polsek Tegalsari dengan menyertakan bukti rekaman CCTV dari SPBU. Selain Aziz, Reza juga mengalami pukulan dari para pelaku yang kini masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian.

    Pihak kepolisian mengimbau kepada masyarakat untuk tidak bertindak di luar batas dan selalu mengedepankan keselamatan di tempat umum. Kasus ini menjadi perhatian karena melibatkan kekerasan terhadap petugas yang seharusnya mendapat perlindungan saat menjalankan tugasnya. [ram/suf]

  • Pasangan Muda-mudi Terekam CCTV Buang Janin Bayi di Koja Jakarta Utara, Berikut Kronologisnya – Halaman all

    Pasangan Muda-mudi Terekam CCTV Buang Janin Bayi di Koja Jakarta Utara, Berikut Kronologisnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Janin bayi berjenis kelamin perempuan ditemukan di depan rumah warga Jalan Walang Baru VI, RT 04 RW 07 Kelurahan Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, Senin (27/1/2025) pagi.

    Janin bayi berukuran panjang 25 centimeter lengkap dengan ari-ari dan tali pusar ditemukan dalam kondisi terbungkus plastik hitam di dekat mesin pompa air rumah kosong sekira pukul 10.30 WIB.

    Penjaga rumah tempat pembuangan bayi, Basrun (55) mengungkap kronologis dirinya menemukan jasad bayi tersebut.

    Saat itu, ia keluar dari rumah hendak menyalakan pompa air yang terletak di halaman rumah yang dijaganya.

    Kemudian, dirinya melihat sebuah tas hitam di dekat pompa air.

    Basrun kaget ketika membuka bungkusan itu dan melihat isinya ternyata janin bayi.

    “Awalnya saya kan mau nyalain pompa air, terus ngelihat ada bungkusan hitam. Ternyata isinya pas saya buka orok (bayi),” ucap Basrun saat ditemui di lokasi, Selasa (28/1/2025) dikutip dari Tribunjakarta.com.

    Basrun segera melaporkan penemuan itu ke pengurus wilayah setempat dan akhirnya diteruskan ke Polsek Koja.

    Polisi segera mendatangi tempat kejadian dan melakukan olah tempat kejadian perkara dalam rangka menyelidiki pelaku pembuangan bayi itu.

    Basrun menambahkan, janin yang ditemukan itu kondisinya terbilang masih segar.

    “Usianya sekitar 6 sampai 7 bulan sepertinya,” ucap Basrun.

    Terpisah Kanit Reskrim Polsek Koja AKP Alex Chandra membenarkan peristiwa penemuan janin di wilayahnya.

    “Ada penemuan mayat bayi berjenis kelamin perempuan di dalam kantong plastik hitam,” ujar AKP Alex Chandra saat dikonfirmasi, Selasa (28/1/2025) dikutip dari kompas.com. 

    Alex mengungkapkan, bayi itu ditemukan dalam kondisi ari-ari dan tali pusar masih menempel. 

    Sementara, panjang bayi sekira 25 centimeter. 

    “Usia janin diperkirakan enam sampai tujuh bulan (sebelum lahir),” ujar Alex. 

    Mayat bayi perempuan tersebut diketahui pertama kali ditemukan saksi berinisial B (55) di dekat mesin pompa air.

    “Berdasarkan keterangan saksi satu (B) bahwa sekitar pukul 10.30 WIB saksi yang ingin menyalakan air melihat kantong kain berwarna hitam yang di dalamnya ada bungkusan kantong plastik warna hitam di dekat mesin PAM air,” ujar Alex. 

    Kemudian, B langsung melaporkan penemuan bayi tersebut ke ketua RT.

    Tak lama, polisi pun datang dan memeriksa mayat bayi itu.

    Berdasarkan pemeriksaan polisi, tak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh mayat bayi perempuan itu.

    Pelaku Terekam CCTV

    Pelaku pembuang janin bayi tersebut diketahui terekam kamera CCTV.

    Berdasarkan video dari rekaman CCTV tersebut, pelakunya ternyata sepasang muda mudi.

    Mereka membuang bayi tersebut Senin (27/1/2025) pagi.

    Sejoli tersebut terlihat nekat membuang janin yang diduga hasil hubungan gelap ke halaman rumah di lokasi kejadian.

    Berdasarkan rekaman CCTV, pasangan muda mudi itu awalnya terekam berboncengan mengendarai sepeda motor dan berhenti di depan satu rumah warga.

    Pelaku pria kemudian turun dari motornya dengan menenteng sebuah tas hitam.

    Ia pun langsung masuk ke halaman rumah itu dan membuang tas tersebut.

    (Tribunjakarta.com/ gerald leonardo/ kompas.com/ Shinta Dwi Ayu)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Terekam CCTV, Pasangan Muda Mudi Tega Buang Janin Bayi ke Halaman Rumah Orang di Koja

  • Hotel di Kediri jadi Lokasi Pembunuhan Uswatun Khasanah, Satpam Tak Melihat Hal Mencurigakan – Halaman all

    Hotel di Kediri jadi Lokasi Pembunuhan Uswatun Khasanah, Satpam Tak Melihat Hal Mencurigakan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Timur (Jatim) telah melakukan olah TKP di kamar 301 sebuah hotel di Kediri, Jawa Timur.

    Kamar tersebut menjadi lokasi pembunuhan disertai mutilasi yang dilakukan Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Antok (33) pada Senin (20/1/2025) pukul 00.30 WIB. 

    Jasad korban Uswatun Khasanah dibuang di tiga lokasi berbeda yakni Ngawi, Ponorogo, dan Trenggalek.

    Hotel yang menjadi lokasi pembunuhan dan mutilasi itu merupakan hotel yang memiliki konsep bangunan seperti kompleks perumahan.

    Kamar hotel tampak berjejer dengan akses masuk hanya satu pintu.

    Hotel yang terletak di pusat kota Kediri ini dijaga petugas keamanan yang bekerja dalam tiga shift.

    Di barat hotel, terdapat pemukiman warga, area persawahan, serta sungai Brantas.

    Salah satu satpam hotel bernama Irfan mengaku tak melihat hal mencurigakan saat terjadi pembunuhan.

    Irfan juga tak mendengar percekcokan antara tersangka dan korban yang terjadi di dalam kamar.

    “Kami tidak melihat adanya hal yang mencurigakan dari tamu sebelum insiden ini terjadi. Untuk barang-barang yang di kamar tersebut juga lengkap termasuk selimut,” tuturnya.

    Setelah ditelusuri, pembuangan limbah air di hotel tersebut menggunakan sistem Sewage Treatment Plant (STP).

    Air limbah hotel diproses terlebih dahulu sebelum disedot oleh layanan penyedotan umum. 

    Saat ditanya terkait sistem pembuangan air, Irfan mengaku tidak mengetahui.

    “Belum tahu pasti, sistem air limbah kalau di sini,” beber Irfan.

    Sementara itu, penjaga warung di dekat hotel, Lilin mengaku melihat korban sebelum terjadi pembunuhan.

    Korban sempat dua kali membeli soto di warungnya dan meminjam piring untuk dibawa ke kamar hotel.

    “Iya, benar, saya melihat dia beli soto dua kali. Pagi dan siang,” ucap Lilin.

    Saat membeli soto, korban mengenakan masker dan tak berbicara banyak.

    Lilin hanya mengingat pakaian yang digunakan korban sesuai dengan rekaman CCTV saat korban masuk ke hotel.

    “Iya, itu yang beli soto di sini,” kata Lilin sambil menunjuk video korban.

    Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman, mengatakan tersangka dapat dijerat Pasal 340 KUHP Subsider Pasal 338 KUHP lebih Subsider Pasal 351 Ayat 3 KUHP dan Pasal 365 Ayat 3 KUHP. 

    Kasus pembunuhan berawal ketika tersangka mengajak korban bertemu di Terminal Gayatri Tulungagung, Jawa Timur pada Minggu (19/1/2025).

    Tersangka kemudian membawa korban ke sebuah hotel di Kota Kediri, Jawa Timur.

    Di sana, korban dicekik hingga terjatuh dan kepalanya mengalami pendarahan.

    “Kemudian, tanggal 19 Januari, mulai check in, malam. Pengakuannya ada percekcokan dan terjadilah korban dicekik oleh tersangka sehingga meninggal dunia,” paparnya, Senin (27/1/2025).

    Lantaran jasad tak muat dimasukkan koper, Antok melakukan mutilasi menjadi empat bagian.

    “Setelah korban meninggal dunia. Tersangka mulai kebingungan dan berpikir untuk membuang dari mayat dari korban.”

    “Caranya, menyiapkan koper. Diambil dari rumah. Kemudian juga menyiapkan barang yang dibutuhkan. Antara lain plastik lakban dan pisau. Yang dibeli di salah satu tempat,” tambahnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Sesalkan Insiden Mutilasi di Hotel, PHRI Kediri Imbau Pengelola Selektif Menerima Tamu

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJatim.com/Luhur Pambudi)

  • Remaja Surabaya Meninggal Diduga Dianiaya Gangster

    Remaja Surabaya Meninggal Diduga Dianiaya Gangster

    Surabaya (beritajatim.com) – Seorang remaja asal Manukan, Tandes, Surabaya meninggal dunia usai menjadi korban pengeroyokan di Jalan Sukomanunggal Jaya, Sabtu (25/1/2025) dini hari. Dari informasi yang dihimpun, pelaku pengeroyokan merupakan kelompok gangster.

    Korban yang meninggal itu adalah Dito Alviansyah (19). Ia dianiaya saat bersama temannya Fahmi (21) warga Manukan Wetan. Berbeda dengan Dito, Fahmi mengalami luka-luka dan harus menjalani perawatan di RSUD dr. Soetomo.

    Paman Dito, Dwi Yanuardi (45) mengatakan, keponakannya dianiaya diduga oleh pelaku gangster usai perjalanan pulang dari takziah. Saat itu, ada teman Dito yang kehilangan orangtuanya.

    “Dari cerita yang saya dapat saat itu (Dito) pamitnya Takziah. Lalu, dia pulang sama Fahmi,” kata Dwi Yanuardi, Selasa (28/01/2025).

    Dito saat itu berboncengan mengendarai sepeda motor Honda Beat. Ia bersama dengan 8 teman lainnya yang saling berboncengan dengan 4 sepeda motor. Saat itu, mereka menyalip 2 motor masing-masing berboncengan 3 yang diduga sebagai gangster.

    “Sampai di perempatan Sukomanunggal, pelaku mengurangi kecepatan kendaraan. Tiba-tiba mereka memotong jalur sepeda motor Dito,” tutur Dwi.

    Kelompok diduga gangster langsung mengeluarkan senjata ruyung. Karena takut, kelompok korban yang secara jumlah lebih banyak memilih untuk kabur. Sementara, Dito dan Fahmi gagal melarikan diri. Mereka pun menjadi sasaran pengeroyokan tepat di Jalan Raya Sukomanunggal.

    “Kebetulan terakhir jadi korban ponakan saya (Dito). Satu masih kritis (Fahmi). Untuk terjadi penganiayaan sampai meninggal dunia almarhum gak ada saksi. Kebetulan pas kejadian anak-anak kabur,” terangnya.

    Dikonfirmasi terpisah, Kanitreskrim Polsek Sukomanunggal, Ipda Eko Yudha mengatakan pihaknya tengah melakukan pendalaman penyelidikan atas peristiwa tersebut.

    “Masih didalami mas. Sudah cek CCTV dan minta keterangan dari saksi-saksi,” jelasnya.

    Berdasar pengecekan CCTV di Pos Polisi Jalan Pattimura, terlihat memang ada rombongan. Rombongan tersebut disalip korban dan temannya, lalu ada motor PCX menghadang korban dan temannya.

    Rombongan korban lalu semburat menyelamatkan diri ke berbagai arah. Ada yang kabur ke arah Kejari Surabaya dan ada yang balik ke Jalan Kupang Jaya.

    “Total ada 10 saksi yang dimintai keterangan. Intinya masih didalami, nanti perkembangan akan disampaikan lebih lanjut,” pungkasnya. [ang/beq]