Produk: CCTV

  • Awas Pencuri Celana Dalam Perempuan Bergentayangan di Gresik

    Awas Pencuri Celana Dalam Perempuan Bergentayangan di Gresik

    Gresik (beritajatim.com)- Warga Desa Randuagung, Kecamatan Kebomas, Gresik, dihebohkan adanya aksi pencurian celana dalam perempuan.

    Dalam aksi itu, pelaku terekam kamera CCTV dengan mengendarai Honda Scoopy warna merah. Sementara pelaku mengenakan helm warna putih serta sweater warna hitam.

    Dalam hitungan detik, pelaku yang berhenti di salah satu rumah warga. Tiba-tiba dengan cepat mencuri celana dalam serta pakaian yang sedang dijemur.

    Ketua RW 2 RT 8 Desa Randuagung, Kecamatan Kebomas Gresik, Tubihari membenarkan pencurian itu terjadi pada Senin (11/11/) lalu. Tidak hanya di satu lokasi tapi juga di tempat lain.

    “Yang pertama di RT 8 tepatnya di rumah pribadi. Sementara di RT 6 tempat kos perempuan,” katanya, Kamis (13/11/2025).

    Masih menurut Tubihari, dari kejadian di dua tempat tersebut. Warga tidak melaporkan ke pihak yang berwajib.

    “Belum ada yang melaporkan ke Polsek Kebomas. Mungkin dianggap tidak terlalu merugikan,” ujarnya.

    Sementara itu, secara terpisah Kanit Reskrim Polsek Kebomas Ipda Cipto Suciono menuturkan, sampai sekarang belum ada warga yang melapor terkait kasus ini.

    “Sementara belum ada laporan. Padahal bila ada warga yang merasa dirugikan atas kejadian ini. Kami segera melakukan penyelidikan,” tuturnya.

    Perwira pertama Polri ini menambahkan, seharusnya warga tak usah takut melapor atas kejadian pencurian tersebut.

    “Laporan dari warga sangat berguna untuk mengungkap kasus pencurian yang dialami warga Desa Randuagung,” imbuhnya. [dny/ian]

  • DKI akan ganti 100 unit angkot tua dengan Mikrotrans Listrik

    DKI akan ganti 100 unit angkot tua dengan Mikrotrans Listrik

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melakukan peremajaan 100 unit angkot tua dengan Mikrotrans Listrik (Electric Vehicle/EV) yang dilengkapi AC, CCTV, GPS dan berbagai fitur keselamatan modern.

    “100 unit angkot tua diganti dengan Mikrotrans EV (Electric Vehicle) ber-AC, CCTV, GPS, dan fitur keselamatan,” kata Staf Khusus Gubernur DKI Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim di Jakarta, Kamis.

    Chico mengatakan program ini merupakan bagian dari upaya memperbarui transportasi publik Ibu Kota sekaligus meningkatkan kenyamanan dan keamanan penumpang.

    Menurut Chico, peremajaan armada ini tidak akan mengurangi jumlah sopir. Sebaliknya, sopir lama yang lulus pelatihan ulang akan diprioritaskan mengemudikan kendaraan baru.

    Tahap pertama peremajaan mencakup 50 unit Mikrotrans EV yang dijadwalkan beroperasi pada Desember 2025, diikuti 50 unit berikutnya pada Februari 2026.

    Adapun operator yang terlibat tetap KWK, Mayasari Bakti dan Steady Safe.

    Lebih lanjut Chico menjelaskan, Mikrotrans EV ini hadir dengan AC, CCTV untuk keamanan penumpang, GPS untuk pemantauan rute, serta fitur keselamatan tambahan.

    Selain meningkatkan kenyamanan penumpang, kendaraan listrik ini juga diharapkan membantu mengurangi emisi polusi di Jakarta.

    Selain pengadaan armada baru, Pemprov DKI melalui TransJakarta Academy mewajibkan sopir lama mengikuti pelatihan ulang.

    Kurikulum mencakup Defensive Driving, Service Excellence, Safety & Emergency, Digital Ticketing dan Etika Profesi.

    Sertifikasi dikeluarkan oleh LSP TransJakarta yang resmi berlisensi BNSP No. LSP-2024-001 dan berlaku selama tiga tahun.

    Sementara itu, 1.000 sopir baru juga akan direkrut dan dilatih untuk memperkuat armada Mikrotrans.

    Bagi sopir lama yang gagal lulus pelatihan dua kali, tersedia pelatihan remedial gratis dan opsi pindah ke rute non-Mikrotrans seperti feeder BRT.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Alvaro Hilang Delapan Bulan, Diduga Diculik Pria Mengaku Ayahnya

    Alvaro Hilang Delapan Bulan, Diduga Diculik Pria Mengaku Ayahnya

    Liputan6.com, Jakarta Alvaro Kiano Nugroho (6), bocah yang tinggal di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, hilang sejak delapan bulan lalu. Hingga kini, belum ada titik terang.

    Sang kakek yakni Tugimin (71) menduga Alvaro korban penculikan. Dia diculik oleh seorang pria yang mengaku sebagai ayahnya. Informasi dugaan penculikan itu diperoleh Tugimin dari marbut atau penjaga Masjid Al-Muflihun, lokasi terakhir Alvaro.

    Polisi menuturkan, orang tua Alvaro kerap dihubungi penipu untuk diminta sejumlah uang.

    “Pihak keluarga pun masih berkomunikasi dengan kami, memastikan setiap informasi itu benar atau tidak, karena pihak keluarga beberapa kali ditipu,” kata Kapolsek Pesanggrahan AKP Seala Syah Alam kepada wartawan di Jakarta, Kamis (13/11/2025). Dilansir Antara.

    Dia memastikan orang-orang yang kerap menghubungi orang tua Alvaro itu penipu. Tak hanya itu, polisi juga setiap hari mengunggah postingan mengenai pencarian anak hilang sebagai proses pendalaman.

    “Setelah adanya laporan, kami memposting tentang Alvaro setiap hari dengan tujuannya untuk proses pendalaman sampai bisa diketemukan,” ujar Seala.

    Polisi melakukan pencarian sampai ke Banten dan Sukabumi. Kepolisian menyebutkan rekaman kamera pengawas (CCTV) yang terhapus setiap harinya menjadi kendala pencarian anak hilang yang berusia enam tahun yang bernama Alvaro itu.

    Menurut polisi, rekaman CCTV otomatis terhapus setiap hari dan tak tersimpan. Keluarga pun melaporkan hilangnya Alvaro tidak tepat pada hari kejadian.

  • 4
                    
                        Perjalanan Pencarian Gabriella: Hilang di Tangerang, Ditemukan di Menteng
                        Megapolitan

    4 Perjalanan Pencarian Gabriella: Hilang di Tangerang, Ditemukan di Menteng Megapolitan

    Perjalanan Pencarian Gabriella: Hilang di Tangerang, Ditemukan di Menteng
    Penulis

    KOMPAS.com –
    Siswi SMA Strada St Thomas Aquino, Kota Tangerang, bernama Maria Gabriella atau akrab disapa Gaby (16), sempat menghilang selama sepekan sebelum akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat di Jakarta Pusat.
    Gaby dilaporkan hilang sejak Rabu (5/11/2025), setelah terakhir kali diantar ibunya, Brigita Titis (43), ke sekolah menggunakan sepeda motor.
    Ayah Gaby, Yohanes, menuturkan bahwa istrinya sempat meninggalkan motor di sekolah karena sore hari Gaby dijadwalkan mengikuti les.
    “Awalnya pagi, Gaby sama mamanya naik motor ke sekolah Strada. Nah si mamanya bilang, ‘Kak motor mamah tinggal karena nanti sore kamu les’,” ujar Yohanes kepada
    Kompas.com
    , Rabu (12/11/2025).
    Setelah itu, Brigita berangkat bekerja menggunakan ojek
    online
    dari sekolah anaknya. Yohanes yang berada di Cikarang bersama anak keduanya, Michael (13), masih sempat berkomunikasi dengan istri dan Gaby di pagi hari.
    Namun, sejak siang, pesan yang dikirim kepada Gaby tak lagi dibalas.
    “Saya nanya, ‘Si Gaby ke mana hari ini jalannya?’, ‘oh nanti les gini-gini’. Nah, itu masih komunikasi sama Gaby, masih chat-chat-an, berarti kan aman tuh,” kata Yohanes.
    Namun, sejak sore, Gaby tak lagi memberi kabar. Saat Brigita pulang kerja, putrinya belum juga tiba di rumah.
    “Malamnya kami doa bareng, tapi Gaby enggak ada. Baru setelah itu mamanya cerita kalau Gaby enggak pulang,” ujarnya.
    Keesokan harinya, Kamis (6/11/2025), keluarga melaporkan kehilangan Gaby ke Polres Metro Tangerang Kota. Laporan diterima oleh Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
    Yohanes kemudian memutuskan untuk datang ke Tangerang dari Cikarang pada Jumat (7/11/2025), setelah mendapat kabar bahwa titik koordinat ponsel Gaby terdeteksi di kawasan Pasaraya, Manggarai, Jakarta Selatan.
    “Pasaraya kan sudah mati, tidak ada kehidupan mall, yang ada hanya JCO sama KFC kalau enggak keliru. Dua-duanya kan ada kopi, Gaby suka kopi, saya ada dugaan ke situ, karena titik koordinatnya ada di area situ,” jelas Yohanes.
    Ia dan Michael mencari ke dua restoran itu, juga ke belakang gedung Pasaraya, namun hasilnya nihil.
    Setelah tiga jam mencari, keduanya kembali ke Tangerang atas saran Brigita. Namun, pada pukul 16.00 WIB, titik koordinat berpindah ke area Universitas Indonesia (UI), Depok.
    Yohanes dan Brigita berangkat dengan sepeda motor, tiba sekitar pukul 20.00 WIB, dan meminta bantuan sekuriti kampus, tetapi hasil pencarian tetap kosong.
    Sekitar pukul 21.00 WIB, lokasi ponsel berpindah lagi ke sebuah hotel di Ancol, Jakarta Utara. Yohanes dan Brigita langsung menuju ke sana.
    “Sampai hotel itu kebetulan penjaganya kooperatif, dilihatin CCTV-nya, segala macem gitu, memang tidak ada pergerakan di situ,” jelasnya.
    Pencarian terus dilakukan tanpa hasil. Sekitar pukul 01.00 WIB, Sabtu (8/11/2025), Michael memberi tahu bahwa titik koordinat berpindah ke kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
    Yohanes dan Brigita segera menuju lokasi. “Pokoknya sampe TKP Tanah Abang itu sekitar jam 1–2-an pagi tuh.
    Nah setelah dari Tanah Abang kita sudah dapet CCTV tidak ada pergerakan anak, yaudah kita balik ke Tangerang lagi, naik motor lagi, berdua lagi,” katanya.
    Setelah tiba di rumah pukul 04.00 WIB, ponsel Gaby tidak lagi menunjukkan pergerakan.
    Keduanya melanjutkan pencarian ke sejumlah tempat yang biasa dikunjungi Gaby seperti kafe dan hotel sekitar Tangerang, namun tetap tidak ada hasil.
    Pada Senin (10/11/2025), polisi memberi kabar bahwa titik koordinat ponsel Gaby aktif kembali dan terdeteksi di Stasiun Tangerang sekitar pukul 11.00 WIB. Yohanes dan Brigita langsung menuju lokasi.
    “Saya nanya ke polisi, Iho bapak ngasih tau saya koordinat, kenapa pasukan dari polres tidak ada yang merapat, malah menyuruh kami yang nyari,” cerita Yohanes.
    Setelah dua jam mencari, mereka pulang tanpa hasil.
    Pada malam harinya, sekitar pukul 20.00 WIB, titik koordinat bergeser lagi ke kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan.
    Dibantu kerabat di Ciledug, mereka memeriksa lima hotel di sekitar lokasi, namun tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Gaby.
    “Kita sampai masuk lima hotel tidak ada gelagat dari Gaby, di CCTV hotel-hotel juga tidak ada. Akhirnya kita putuskan, jam 02.00 WIB untuk pulang,” kata Yohanes.
    Setelah sepekan pencarian, Rabu (12/11/2025), Gaby akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Kasi Humas Polres Metro Tangerang Kota, Iptu Prapto, membenarkan hal tersebut.
    “Tadi ketemunya 16.00 WIB di depan kantin Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat,” ujarnya.
    Menurut Prapto, Gaby saat ditemukantampak duduk seorang diri sambil memegang ponsel.
    “Baju kaos oblong warna coklat. Enggak nangis pas ketemu tadi, lagi duduk seorang diri aja,” katanya. Ia menambahkan bahwa kondisi Gaby sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda trauma.
    Setelah ditemukan, Gaby langsung dibawa ke Polres Metro Tangerang Kota untuk menjalani pemeriksaan dan memberikan keterangan terkait penyebab kepergiannya.
    “Nanti kami mintai keterangan lengkap, ke mana saja dan bersama siapa selama tidak pulang,” ujar Prapto.
    Ayah Gaby, Yohanes Hani (50), mengaku belum mengetahui secara pasti proses penemuan putrinya.
    “Saya belum tahu A1, cuma istri aja tadi ngabarin dengan nge-share WA ke saya. Sudah itu saja,” ujarnya. Ia juga menyerahkan seluruh penjelasan kepada pihak kepolisian.
    “Tadi polisi ngomong langsung saja ke humas,” imbuhnya.
    Yohanes berencana segera menuju Tangerang dari Cikarang untuk menjemput Gaby.
    “Besok pagi saya rencana ke Tangerang, sendiri. Michael besok sekolah, nanti dititipi ke saudara saya,” ujarnya.
    Penemuan Gaby di Menteng menandai berakhirnya pencarian intensif selama sepekan yang dilakukan oleh keluarga bersama aparat kepolisian.
    Polres Metro Tangerang Kota masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengungkap alasan di balik hilangnya siswi SMA tersebut serta memastikan kondisinya tetap aman.
    (Reporter: Intan Afrida Rafni | Editor: Abdul Haris Maulana, Larissa Huda)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sempat Ketahuan, Dua Bandit Curanmor Nekat Kembali Beraksi di Tambaksari

    Sempat Ketahuan, Dua Bandit Curanmor Nekat Kembali Beraksi di Tambaksari

    Surabaya (beritajatim.com) – Dua bandit pencurian kendaraan bermotor berhasil beraksi di kawasan Babatan Pantai Utara II, Mulyorejo, Jumat (7/11/2025) kemarin. Aksi dua bandit yang belum diketahui identitasnya itu terekam CCTV dan viral di media sosial.

    Korban peristiwa curanmor itu adalah Rafael (29) asal Sidoarjo. Ia sehari-hari bekerja ditempat desain interior yang ada di kawasan Babatan Pantai Utara II. Saat itu, Rafael tiba di kantor pukul 08.45 dan langsung memarkir sepeda motor di teras.

    “Saya parkir di tempat biasanya sehari-hari saya parkir mas. Di teras kantor itu. Sudah saya kunci setir juga,” kata Rafael.

    Rafael terakhir melihat sepeda motornya sekitar pukul 11.30 siang. Saat itu cuaca di kota Surabaya hujan. Rafael sempat keluar ke parkiran untuk mengambil jaket di sepeda motornya. Ia lalu kembali bekerja seperti biasa hingga waktu pulang.

    “Pas pulang saya baru tahu jika sepeda motor saya hilang. Itu pun dikasih tahu sama teman saya. Setelah saya cek CCTV, ternyata dicuri,” jelas Rafael.

    Dari informasi yang dihimpun Beritajatim.com, dua pelaku yang melakukan pencurian identik dengan bandit yang ketahuan dua minggu sebelum motor Rafael hilang. Kedua pelaku berboncengan mengendarai Yamaha Nmax warna putih tanpa pelat nomor.

    “Dua minggu lalu kedua pelaku sempat ketahuan sama teman saya. Mereka kabur. Bahkan teman saya sempat mengejar sampai Merr Kalijudan. Tapi karena tidak ada bukti ya gak diterusin sama teman saya,” jelas Rafael.

    Rafael menduga jika kedua pelaku sudah mengintai tempat ia bekerja. Ia sudah melapor ke Polsek Mulyorejo. Ia berharap sepeda motor yang akan lunas pada bulan Desember 2025 itu bisa ditemukan.

    Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Mulyorejo Iptu Alfan Alfian membenarkan peristiwa pencurian itu. Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman untuk menangkap pelaku.

    “Iya mas kami sudah terima laporan. Saat ini masih kami lakukan penyelidikan,” jelas Alfan. (ang/ian)

  • Tiga Perempuan Terekam CCTV Curi Emas Senilai Rp 40 Juta di Banyuwangi
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        12 November 2025

    Tiga Perempuan Terekam CCTV Curi Emas Senilai Rp 40 Juta di Banyuwangi Surabaya 12 November 2025

    Tiga Perempuan Terekam CCTV Curi Emas Senilai Rp 40 Juta di Banyuwangi
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Tiga perempuan terekam CCTV sedang melakukan aksi pencurian di sebuah toko emas di Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (12/11/2025).
    Rekaman CCTV itu beredar luas di masyarakat.
    Masing-masing perempuan itu mengenakan baju warna hijau muda dengan hijab warna hijau tua. Sementara satu perempuan lainnya mengenakan baju berwarna ungu dan memakai kerudung hitam.
    Perempuan berpakai hijau itu tampak aktif berkomunikasi dengan penjaga toko emas. Diduga itu sebagai upaya mengalihkan perhatian karyawan toko. Sedangkan perempuan berpakaian ungu dengan cepat mengambil perhiasan yang ada di atas etalase kaca.
    Kapolsek Glenmore AKP Budi Hermawan membenarkan peristiwa tersebut dan mengatakan bahwa pencurian terjadi di Toko Emas Sulhan yang berlokasi di Pasar Sepanjang Glenmore.
    “Telah terjadi pencurian emas berupa dua buah kalung dan satu buah gelang,” kata Budi.
    Masing-masing perhiasan memiliki berat sekitar 10 gram, dengan total perhiasan emas yang dibawa kabur pencuri tersebut mencapai 30 gram.
    Budi mengatakan, bukan hanya dua orang yang diduga terlibat dalam pencurian tersebut melainkan terdapat tiga orang perempuan yang berkomplot mencuri dengan berpura-pura membeli emas.
    Ketiganya berbagi tugas. Aksi pencurian dilancarkan saat penjual lengah karena disibukkan oleh para pelaku yang memilih macam-macam emas.
    “Selanjutnya pelaku mengambil dua kalung dan satu gelang, menyebabkan kerugian materi Rp 40 juta,” ujar Budi.
    Kini, polisi melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus tersebut serta berupaya mengidentifikasi pelaku yang terekam jelas dalam rekaman CCTV.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Heboh Percobaan Penculikan Dua Bocah SD di Kudus, Orang Tua Ketakutan

    Heboh Percobaan Penculikan Dua Bocah SD di Kudus, Orang Tua Ketakutan

    Liputan6.com, Kudus – Geger aksi sindikat penculikan anak yang terjadi di Makassar, tampaknya mulai berimbas di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Kini masyarakat Kudus dihantui keresahan dan khawatir, anak-anak mereka berpotensi menjadi sasaran kejahatan sindikat penculikan.

    Informasi terbaru, warga Kota Kretek dihebohkan munculnya dugaan percobaan penculikan terhadap dua siswa SD dalam beberapa hari ini.

    Keresahan para guru dan orang tua itu, menyusul santernya kabar yang menyebut dua siswa SDN 1 Burikan Kudus, nyaris menjadi sasaran aksi penculikan orang tak dikenal.

    Tentu saja kabar tersebut langsung cepat menyebar hingga memaksa sejumlah pihak sekolah meminta orang tua meningkatkan kewaspadaan terhadap anak anak mereka.

    Kabar dugaan percobaan penculikan itu pun dibenarkan oleh Kepala Sekolah SDN 1 Burikan, Ariyani Wijayanti. Ia meyakini adanya dua peristiwa mencurigakan yang terjadi pada Selasa (28/10/2025) dan Sabtu (8/11/2025) saat jam pulang sekolah.

    Ariyani menyebut bahwa ada orang yang tak dikenal berupaya membujuk siswa di sekolah yang ia pimpin. Modus yang dilakukan pelaku dengan berpura-pura disuruh menjemput ibu dari kedua siswa tersebut.

    “Pelaku bilang ke anaknya, ‘ayo pulang, suruh jemput mamah.’ Untung anaknya menolak dan tidak mau ikut,” ujar Ariyani saat dikonfirmasi Liputan6.com pada Rabu (12/11/2025).

    Ariyani memaparkan, korban pertama yakni siswi kelas 3 berinisial A (9). Dari pengakuan A, langkahnya sempat dibuntuti oleh seseorang yang berusaha merayu mengajaknya untuk pulang dengan memboncengkan sepeda motor.

    Beruntung, kata Ariyani, korban menolak ajakan orang tak dikenal tersebut. Ia tetap berjalan sendiri hingga bertemu dengan warga Desa Rendeng yang dikenalnya.

    “Anaknya tetap jalan sendiri, tapi pelaku itu sempat membuntuti dari belakang. Saat ada tetangga yang menyapa anak itu, pelaku langsung menghentikan laju motornya dan berbalik arah,” terang Ariyani.

    Anehnya, kejadian yang sama kembali terjadi pada Sabtu (8/11/2025) saat siang hari. Aksi percobaan penculikan juga nyaris menimpa siswa lainya berinisial R (9).

    “Pelaku diduga orang yang sama, namun kali ini datang berboncengan dengan rekannya, ” imbuh Ariyani.

    Mengetahui kejadian itu, pihak guru SDN 1 Burikan berupaya melaporkan hal itu ke aparat Babinsa dan Polsek Kudus Kota.

    Saat membuat aduan ke polisi, Ariyani juga meminta agar rekaman CCTV yang berada di sepanjang Jalan Bakti dan kawasan sekitar sekolah dicek untuk mengidentifikasi pelaku.

    “Saya sudah laporan ke Babinsa, dan kemarin juga sudah datang dari Polsek. Saya minta tolong dicek CCTV di sekitar jalan itu, karena bukan wewenang saya kalau mau ngecek CCTV itu” ungkapnya.

     

  • Infografis 6 Jam Krusial Ledakan SMAN 72 Jakarta

    Infografis 6 Jam Krusial Ledakan SMAN 72 Jakarta

    Liputan6.com, Jakarta – Sebanyak empat bom low explosive atau berkekuatan rendah meledak di SMAN 72 Jakarta Utara, Jumat 7 November 2025. Dua buah bom meledak di dalam masjid jelang Salat Jumat, sedangkan dua lainnya meledak di samping bank sampah area sekolah.

    Terduga pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta adalah siswa di sekolah itu. Setelah kejadian ledakan, polisi pun menyita dua barang bukti berupa CCTV yang merekam suasana di sekitar sekolah sejak pagi hingga terjadinya ledakan. Satu CCTV menyimpan 16 channel, sedangkan CCTV lainnya menyimpan 30 channel.

    Direktur Siber Polda Metro Jaya Kombes Roberto Gomgom Manorang Pasaribu pun membeberkan detik-detik aktivitas siswa tersebut.

    Sang siswa kini disebut sebagai anak berhadapan dengan hukum (ABH) yang sejak tiba di sekolah sampai meledakkan bom dari jarak jauh menggunakan remote.

    “Proses digital forensik ini dilakukan setelah kami menerima dua barang bukti penyidik,” katanya dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa 11 November 2025.

    Seperti apa detik per detik aktivitas sang siswa tersebut? Pertama, waktu aktual pukul 06.28 WIB, ABH masuk ke gerbang sekolah memakai seragam sekolah menggendong tas punggung merah dan menenteng biru pada tangan kiri, sepatu hitam dan berjalan arah kiri kamera.

    Lalu pukul 06.28 WIB dengan detik berbeda, ABH tampak berjalan sendiri menuju koridor ruang kepala sekolah. Kemudian pada channel 11 di depan ruang kepala sekolah. ABH tampak berpapasan dengan wanita diduga seorang guru dari sekolah tersebut dan masih bertegur sapa.

    Lantas, seperti apa lengkapnya detik per detik mulai dari ABH datang ke sekolah hingga terjadi ledakan yang berasal dari bom yang dibawanya? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:

  • 4
                    
                        Perjalanan Pencarian Gabriella: Hilang di Tangerang, Ditemukan di Menteng
                        Megapolitan

    7 Kronologi Hilangnya Maria Gabriella Usai Diantar Ibu ke Sekolah Megapolitan

    Kronologi Hilangnya Maria Gabriella Usai Diantar Ibu ke Sekolah
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com –
    Seorang remaja bernama Maria Gabriella atau akrab disapa Gaby (16) menghilang sejak Rabu (5/11/2025).
    Ayah Gaby, Yohanes, mengatakan bahwa putrinya terakhir kali terlihat pada Rabu pagi ketika sang ibu, Brigita Titis (43), mengantarkannya ke SMA Strada St. Thomas Aquino, Kota Tangerang, menggunakan sepeda motor.
    “Awalnya pagi, Gaby sama mamanya naik motor ke sekolah Strada. Nah si mamanya bilang, ‘Kak motor mamah tinggal karena nanti sore kamu les’,” ujar Yohanes kepada
    Kompas.com
    , Rabu (12/11/2025).
    Usai mengantar Gaby ke sekolah, Brigita langsung menuju tempat kerjanya dengan menggunakan ojek
    online
    yang ia pesan dari sekolah anaknya.
    Hari itu berjalan seperti biasa. Yohanes yang berada di Cikarang bersama anak keduanya, Michael (13), masih sempat berkomunikasi dengan istrinya dan Gaby.
    Namun, sejak siang, pesan yang dikirim ke Gaby tak lagi dibalas. Hal itu membuat dirinya khawatir dan langsung menanyakan keberadaan Gaby ke sang istri.
    “Saya nanya, ‘Si Gaby ke mana hari ini jalannya?’, ‘oh nanti les gini-gini’. Nah, itu masih komunikasi sama Gaby, masih
    chat-chat-
    an, berarti kan aman tuh,” kata dia.
    Namun, sejak sore, Gaby tak lagi memberikan kabar. Saat Brigita pulang kerja, putrinya belum juga tiba di rumah.
    “Malamnya kami doa bareng, tapi Gaby enggak ada. Baru setelah itu mamanya cerita kalau Gaby enggak pulang,” cerita dia.
    Keesokan harinya, keluarga melapor ke Polres Metro Tangerang Kota dan diterima oleh Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) pada Kamis (6/11/2025).
    Pada Jumat (7/11/2025), Yohanes bersama Michael berangkat dari Cikarang menuju rumah istrinya di Cimone, Kota Tangerang. Di tengah perjalanan, ia mendapat informasi bahwa titik koordinat ponsel Gaby terdeteksi di Pasaraya, Manggarai, Jakarta Selatan.
    Saat tiba di Stasiun Manggarai, Yohanes langsung menuju Pasaraya untuk mencari.
    “Pasaraya kan sudah mati, tidak ada kehidupan
    mall
    , yang ada hanya JCO sama KFC kalau enggak keliru. Dua-duanya kan ada kopi, Gabby suka kopi, saya ada dugaan ke situ, karena titik koordinatnya ada di area situ,” jelas dia.
    Di sana, Yohanes bersama putranya mencari Gaby di dua restoran tersebut, tetapi tak menemukannya. Mereka juga mencari Gaby hingga ke belakang Pasaraya. Namun, setelah tiga jam mencari di sekitar Pasaraya, hasilnya nihil.
    “Saya cari dari sekitar jam 09.00 WIB tapi tidak ada. Kemudian karena mamanya bilang sudah pulang aja Pak. Akhirnya kita pulang balik ke Tangerang,” kata dia.
    Pada pukul 16.00 WIB, titik koordinat baru muncul di area Universitas Indonesia (UI), Depok. Yohanes dan Brigita segera berangkat dari Tangerang menggunakan sepeda motor.
    Setibanya di lokasi sekitar pukul 20.00 WIB, mereka bertanya kepada sekuriti dan diketahui bahwa titik koordinat berada di gedung Kesehatan UI. Namun, hasil pencarian bersama sekuriti juga nihil.
    Sekitar pukul 21.00 WIB, lokasi ponsel Gaby kembali berpindah ke salah satu hotel di Ancol, Jakarta Utara. Informasi itu didapat dari Michael yang memantau pergerakan titik koordinat melalui laptop di Tangerang.
    Yohanes dan Brigita kemudian berangkat ke hotel di Ancol dan tiba sekitar pukul 23.00 WIB. Mereka langsung bertanya ke sekuriti. Petugas langsung mengarahkan ke ruangan CCTV, tetapi sosok Gaby tak juga ditemukan.
    “Sampai hotel itu kebetulan penjaganya kooperatif, dilihatin CCTV-nya, segala macem gitu, memang tidak ada pergerakan di situ,” jelas dia.
    Setelah perjalanan panjang, keduanya beristirahat sejenak. Namun, pada Sabtu (8/11/2025) pukul 01.00 WIB, Michael kembali memberi tahu bahwa titik koordinat berpindah ke Tanah Abang, Jakarta Pusat.
    Pasangan itu segera menuju lokasi, tetapi hasilnya lagi-lagi tetap nihil.
    “Pokoknya sampe TKP Tanah Abang itu sekitar jam 1-2-an pagi tuh. Nah setelah dari Tanah Abang kita sudah dapet CCTV tidak ada pergerakan anak, yaudah kita balik ke Tangerang lagi, naik motor lagi, berdua lagi,” kata dia.
    Mereka tiba di rumah pukul 04.00 WIB. Sejak itu, tidak ada lagi pergerakan titik koordinat ponsel Gaby.
    Yohanes dan Brigita pun melanjutkan pencarian secara mandiri ke tempat-tempat yang sering dikunjungi Gaby, seperti kafe dan beberapa hotel di sekitar Tangerang, namun tak menemukannya.
    Pada Senin (10/11/2025), polisi mengabarkan bahwa titik koordinat Gaby kembali aktif dan terdeteksi di Stasiun Tangerang sekitar pukul 11.00 WIB.
    Yohanes dan Brigita langsung menuju Stasiun Tangerang untuk mencari putrinya. Tetapi saat itu, ia merasa kesal lantaran tidak ada polisi yang ikut mencari.
    “Saya nanya ke polisi, Iho bapak ngasih tau saya koordinat, kenapa pasukan dari polres tidak ada yang merapat, malah menyuruh kami yang nyari,” cerita Yohanes.
    Dua jam mencari di stasiun, Gaby tetap tidak ditemukan. Sekitar pukul 13.00 WIB, keduanya kembali pulang.
    Namun, pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB, titik koordinat kembali bergeser ke Pondok Aren, Tangerang Selatan.
    Dengan meminta bantuan kerabat di Ciledug, Tangerang, Yohanes dan Brigita mencari ke sejumlah hotel di sekitar lokasi.
    “Kita sampai masuk lima hotel tidak ada gelagat dari Gaby, di CCTV hotel-hotel juga tidak ada. Akhirnya kita putuskan, jam 02.00 WIB untuk pulang,” kata dia.
    Hingga kini, pencarian masih terus dilakukan. Keluarga menunggu perkembangan dari Polres Metro Tangerang Kota, yang disebut sedang menelusuri petunjuk baru di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat.
    “Sampai hari ini, sampai siang ini belum ada pergerakan,” ucap Yohanes.
    Sementara itu,
    Kompas.com
    masih berupaya menghubungi Polres Metro Tangerang Kota terkait peristiwa tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tergiur iPhone 13, Remaja di Ponorogo Nekat Curi Rp10 Juta

    Tergiur iPhone 13, Remaja di Ponorogo Nekat Curi Rp10 Juta

    Ponorogo (beritajatim.com) – Hasrat memiliki gawai mewah membuat seorang remaja di Ponorogo nekat mencuri uang milik tetangganya. Remaja berinisial MAS (20), warga Desa Krebet, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, ditangkap polisi setelah terbukti mencuri uang tunai Rp10 juta. Uang hasil curian itu digunakan untuk membeli sebuah iPhone 13 warna hitam.

    Kasus ini bermula ketika MSW (50), seorang wiraswasta asal Dukuh Pondok, Desa Sendang, Kecamatan Jambon, melaporkan kehilangan uang dalam jumlah besar dari rumahnya. Kepada petugas, korban menunjukkan rekaman CCTV yang memperlihatkan sosok pelaku dengan ciri khas jaket dan sandal putih.

    Bermodal rekaman tersebut, tim opsnal Satreskrim Polres Ponorogo segera melakukan penyelidikan. Dalam waktu satu hari, pelaku berhasil diamankan di kawasan salah satu pondok pesantren di Kecamatan Jambon.

    “Tersangka kami amankan bersama barang bukti satu unit handphone iPhone 13, jaket, celana panjang, sandal, serta sepeda motor yang digunakan saat beraksi,” ungkap Wakapolres Ponorogo Kompol Ari Bayuaji, Rabu (12/11/2025).

    Dalam pemeriksaan, MAS mengaku nekat mencuri karena terlilit utang dan ingin memiliki ponsel baru. Ia menggunakan sebagian besar uang hasil curian untuk membeli iPhone 13, sementara sisanya dipakai membayar utang dan kebutuhan pribadi. “Motif pelaku karena terlilit hutang serta ingin membeli handphone baru,” terang Kompol Ari.

    Kini, pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum. Polisi menjeratnya dengan Pasal 363 ke-3e KUHP tentang pencurian dengan pemberatan, dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara. [end/beq]