Produk: CCTV

  • Duduk Perkara 12 Sekuriti Kelab Malam di Bali Jadi Tersangka Usai Berkelahi dengan Bule Australia – Halaman all

    Duduk Perkara 12 Sekuriti Kelab Malam di Bali Jadi Tersangka Usai Berkelahi dengan Bule Australia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BALI –  Kepolisian Resor Badung menetapkan 12 orang sekuriti Finns Beach Club sebagai tersangka dalam kasus perkelahian dengan seorang Warga Negara Asing (WNA) asal Australia di Jalan Pantai Berawa, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (11/2/2025).

    Kasus ini bermula ketika sekuriti Finns Beach Club mengamankan lima WNA Australia, termasuk MR, karena dugaan pelanggaran aturan di dalam area club.

    Setelah diamankan, para WNA tersebut digiring keluar dari area Finns Beach Club namun, insiden berlanjut di luar area club, di mana perkelahian terjadi antara para sekuriti dan WNA tersebut.

    Kasi Humas Polres Badung, Ipda Putu Sukarma, penetapan tersangka terhadap 12 sekuriti dilakukan berdasarkan hasil rekaman CCTV dan investigasi kepolisian.

    “Dari rekaman CCTV dan keterangan para sekuriti, ditemukan kesalahan prosedur dalam penanganan tamu. Seharusnya, begitu tamu sudah keluar dari area Finns Beach Club, itu bukan lagi kewenangan sekuriti namun mereka tetap terlibat perkelahian,” ujarnya.

    Diketahui bahwa setelah diusir keluar, MR dan empat WNA lainnya sempat meminta maaf.

    Namun, meskipun sudah meminta maaf, mereka tetap mengalami kekerasan dari para sekuriti.

    “Mereka diikat, ditendang, dan dipukuli meskipun sudah berada di luar area club. Ini yang kemudian memicu kemarahan teman-teman mereka yang lain,” kata Ipda Putu Sukarma.

    Kepolisian menetapkan para sekuriti tersebut sebagai tersangka berdasarkan Pasal 170 ayat (1) KUHP tentang pengeroyokan, dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun 6 bulan penjara.

    Saat ini, mereka telah diamankan dan ditahan untuk proses hukum lebih lanjut.

    Di sisi lain, kasus ini juga melibatkan laporan dari pihak sekuriti terhadap MR ke Polda Bali. Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Ariasandy, menjelaskan bahwa kedua laporan tersebut diproses secara terpisah.

    “Kasus ini memiliki dua laporan berbeda yang diproses sesuai prosedur dan alat bukti yang ada. WNA Australia berinisial MR juga telah ditetapkan sebagai tersangka dan saat ini ditahan di Polda Bali,” ungkap Kombes Pol Ariasandy.

    Polres Badung masih terus mengembangkan penyelidikan atas kasus ini dan tidak menutup kemungkinan jumlah tersangka bisa bertambah.

    Selain itu, pihak kepolisian juga menegaskan bahwa video yang beredar di media sosial hanya menampilkan bagian akhir dari kejadian, bukan keseluruhan rangkaian peristiwa yang terjadi.

     

  • KPK Siap Tunjukkan CCTV Setelah Penyidiknya AKBP Rossa Dilaporkan Intimidasi Saksi

    KPK Siap Tunjukkan CCTV Setelah Penyidiknya AKBP Rossa Dilaporkan Intimidasi Saksi

    KPK Siap Tunjukkan CCTV Setelah Penyidiknya AKBP Rossa Dilaporkan Intimidasi Saksi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Komisi Pemberantasan Korupsi (
    KPK
    ) merespons soal Sekretaris Jenderal (Sekjen)
    Hasto Kristiyanto
    yang melaporkan penyidik
    AKBP Rossa
    Purbo Bekti ke
    Dewas KPK
    atas dugaan
    intimidasi
    kepada eks anggota Bawaslu Agustiani Tio Fridelina.
    Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu mengatakan, pihaknya siap menunjukkan rekaman CCTV untuk menjadi bukti ketika dikonfirmasi oleh Dewas KPK.
    “Kalau terkait intimidasi, ya kita akan siapkan juga. Pada saat pemeriksaan, kan ada CCTV, CCTV-nya akan kita ambil untuk nanti jadi bukti pada saat dikonfirmasi oleh Dewas,” kata Asep, di Gedung Merah Putih, Jakarta, Rabu (19/2/2025).
    “Jadi, ketika misalkan dilaporkan ada intimidasi selama pemeriksaan, yang bersangkutan kita akan tunjukkan, ini pada saat diperiksa CCTV-nya ada,” sambung dia.
    Pihaknya akan membuktikan laporan-laporan jika diminta oleh Dewas KPK.
    Ia memastikan penyidik KPK bekerja secara profesional dan berdasarkan aturan yang berlaku.
    “Kemudian misalkan ada hal lain, ya kita juga tentu akan membuktikan laporan-laporan tersebut, bahwa kami atau para penyelidik bekerja secara profesional, berdasarkan SOP yang ada, juga pada peraturan-peraturan yang berlaku,” ujar dia.
    Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto melalui kuasa hukumnya melaporkan Rossa Purbo Bekti ke Dewan Pengawas (Dewas) KPK.
    Kuasa hukum Hasto, Johannes Tobing, mengatakan, pihaknya melaporkan Rossa lantaran adanya pelanggaran SOP yang dilakukan penyidik tersebut.
    “Kami terus dalam rangka untuk memberikan penegakan hukum yang berkeadilan terhadap adanya dugaan pelanggaran SOP yang dilakukan oleh para penyidik KPK. Jadi, kami melaporkan saudara Rossa Purbo Bekti,” kata Johannes, saat ditemui di Gedung C1 KPK, Jakarta, Rabu (19/2/2025).
    Johannes mengatakan, pelanggaran yang diduga dilakukan Rossa sudah menjadi fakta dalam sidang praperadilan.
    Hal tersebut, kata dia, berupa pengakuan mantan anggota Bawaslu Agustiani Tio Fridelina yang mengalami intimidasi dari seorang pria dan diiming-imingi uang agar mengikuti arahan dalam pemeriksaan di KPK.
    “Saudara Tio itu didatangi seseorang, bertemu di luar, diajak diberikan sesuatu janji dengan uang iming-iming Rp 2 miliar. Dalam rangka supaya mengikuti arahan, nanti untuk besoknya saudara Tio diperiksa di KPK,” ujarnya.
    Johannes enggan memerinci sosok pria yang diduga menemui Tio.
    Namun, ia mengatakan, pihaknya juga mengadukan cara Rossa memeriksa staf Hasto, Kusnadi, sampai penyitaan aset darinya.
    “Bagaimana saudara Kusnadi juga dibohongi, terus bagaimana hak barang-barangnya dirampas. Kusnadi ini diperiksa tidak pernah ada menunjukkan surat dari penyidik KPK,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Anak Curi Motor Ayah Tiri di Ponorogo karena Ingin Jalan-jalan, Ibu Kandung: Viralkan Saja – Halaman all

    Anak Curi Motor Ayah Tiri di Ponorogo karena Ingin Jalan-jalan, Ibu Kandung: Viralkan Saja – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pencurian sepeda motor di Ponorogo, Jawa Timur, terekam dalam video Closed Circuit Television (CCTV) dan viral di media sosial.

    Dalam rekaman berdurasi 25 detik yang diunggah, terlihat seorang pria mengenakan kaus dan celana pendek hitam, yang melakukan aksi pencurian pada Selasa (18/2/2025) sekira pukul 18:20 WIB.

    Pelaku tampak percaya diri saat mengambil sepeda motor Vario berwarna hitam milik Lamirin, 50 tahun, di Kelurahan Keniten, Kabupaten Ponorogo.

    Tak lama setelah video pencurian viral, pelaku yang berinisial RD (19) berhasil diringkus oleh Polsek Ponorogo Kota.

    Kapolsek Ponorogo Kota, AKP Catur Juli Hermawan, mengonfirmasipelaku adalah anak tiri dari pemilik sepeda motor.

    “Iya, anak tiri pemilik kendaraan,” ungkapnya, Rabu (19/2/2025).

    Polisi telah mengamankan pelaku beserta barang bukti, yaitu sepeda motor Vario dengan pelat nomor AE 4650 VA.

    Dalam pemeriksaan, pihak kepolisian berencana menerapkan restorative justice (RJ) untuk menyelesaikan kasus ini.

    Lamirin, pemilik sepeda motor, menjelaskan alasan pelaku mau meminjam tidak mencuri. Dia ingin jalan-jalan menggunakan sepeda motor.

    “Tetapi tidak ijin, makanya itu diviralkan. Ya jengkel itu tadi. Dan pelaku pernah satu rumah dengan bapak/ibunya, jadi hafal kuncinya ditaruh di dashboard sepeda motornya,” terang Lamirin.

    Ia menambahkan istrinya, yang merupakan ibu kandung pelaku dan bekerja di luar negeri, meminta agar video tersebut diviralkan setelah melihat rekaman CCTV.

    “Jadi waktu melihat rekaman CCTV, Lamirin menghubungi istrinya. Kemudian diminta diviralkan saja agar bisa segera ditangkap. Mungkin jengkel,” tandasnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Pak Ogah di Bojongsoang Alami Pembacokan oleh OTK, Polisi Buru Pelaku!

    Pak Ogah di Bojongsoang Alami Pembacokan oleh OTK, Polisi Buru Pelaku!

    JABAR EKSPRES – Viral di media sosial, seorang juru parkir atau pak ogah menjadi korban pembacokan oleh Orang Tidak Dikenal (OTK), di Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung.

    Aksi pembacokan tersebut terekam kamera CCTV dan memperlihatkan para OTK tersebut berjumlah empat orang, dengan mengendarai dua motor secara berboncengan.

    Dalam video tersebut, terlihat korban yang mengenakan sweater hitam akan mengatur kendaraan yang sedang melintas.

    BACA JUGA:Adiknya Jadi Korban Pembacokan, Ami Warga Kabupaten Bandung Cerita Perawatannya Tak Tercover BPJS

    Di belakang, para pelaku terlihat telah memantau gerak-gerik korban dari kejauhan. Kemudian saat korban lengah, salah satu penumpang motor yang tidak memakai helm berlari dan melakukan pembacokan kepada korban.

    Tak berselang lama, penumpang motor lainnya yang memakai jaket putih pun turut melakukan pembacokan kepada korban hingga akhirnya korban terjatuh dan langsung melarikan diri.

    Korban pun terlihat terkapar di tengah jalan dan dibantu oleh warga sekitar.

    Berdasarkan informasi dari video, kejadian itu terjadi di Jalan Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung.

    BACA JUGA:Seorang Pria Jadi Korban Pembacokan di Katapang dengan Luka Sobek Disekitar Wajah, Pelaku Berhasil Diamankan

    Menanggapi hal itu, Kapolsek Bojongsoang Kompol Tugiman membenarkan adanya pembacokan yang terjadi di wilayahnya.

    “Iya betul. Itu mah bukan penusukan, tapi dibacok. Kejadiannya dua hari ke belakang,” ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (19/2).

    Menurutnya, korban merupakan pak ogah atau juru parkir (jukir) liar di kawasan tersebut.

    “Iya itu mah pak ogah yang biasa di pertigaan. Itu masyarakat yang suka disitu,” katanya.

    BACA JUGA:Polsek Cileunyi Tangkap Satu Pelaku Pembacokan, Dua Lainnya Masih Buron

    Tugiman menambahkan akibat kejadian itu, korban mengalami luka dibagian kepala dan lengan. Saat ini korban pun masih mendapat perawatan di rumah sakit.

    “Korban saat ini masih dirawat jadi belum ada laporan. Tapi kalau lukanya itu ada di kepala sama di lengan,” katanya.

    Tugiman menyebut, saat ini petugas kepolisian masih melakukan penyelidikan dan memburu para pelaku yang saat kejadian langsung kabur ke arah selatan (Baleendah).

  • Polres Pamekasan Buru Rekan Pencuri Kotak Amal Masjid

    Polres Pamekasan Buru Rekan Pencuri Kotak Amal Masjid

    Pamekasan (beritajatim.com) – Polres Pamekasan, memburu satu pencuri kotak amal masjid berinisial H, yang merupakan rekan pencuri lain inisial IS yang lebih dulu ditangkap Satreskrim Polres Pamekasan, Selasa (18/2/2025) kemarin.

    Hal tersebut dilakukan setelah proses pendalaman kasus sekaligus melakukan pelacakan terhadap keberadaan pemilik kendaraan yang digunakan dalam aksi pencurian tersebut. Terlebih saat beraksi, pelaku IS mengendarai mobil jenis Sedan dengan nopol M 75 HS.

    “Sejauh ini kami terus berkoordinasi dan melakukan upaya pencarian terhadap tersangka lainnya, serta barang bukti terkait. Termasuk kendaraan yang digunakan, yakni mobil dengan nopol M 75 HS,” kata Kasi Humas Polres Pamekasan, AKP Sri Sugiarto, Rabu (19/2/2025).

    Pengungkapan kasus tersebut tidak lepas dari penangkapan IS, warga Desa Bakeong, Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep, beraksi di dua masjid berbeda di Pamekasan, yakni di Masjid Nurul Huda, Desa Trasak, Kecamatan Larangan, serta Masjid Nurul Falah, Desa Kaduara Barat, Kecamatan Larangan, Pamekasan, Senin (17/2/2025) lalu.

    Dari aksi tersebut, pelaku terekam Closed Circuit Television (CCTV) yang terpasang di Masjid Nurul Huda Trasak. Berdasar rekaman CCTV tersebut, petugas melakukan penyelidikan dan pelacakan terhadap pelaku.

    Tidak berselang lama, personil Satreskrim Polres Pamekasan, berhasil menangkap tersangka IS yang diketahui berasal dari Kabupaten Sumenep. Selanjutnya ia menjalani pemeriksaan intensif terkait aksi pencurian yang sangat meresahkan.

    Hasil pemeriksaan, pencuri kotak amal yang ditangkap Satreskrim Polres Pamekasan, mengumpulkan uang sebesar Rp 851 ribu berkat aksinya melakukan pencurian kotak amal di dua masjid berbeda di Pamekasan. [pin/but]

  • Viral Curanmor di Ponorogo, Pelaku Tertangkap Kurang dari 24 Jam

    Viral Curanmor di Ponorogo, Pelaku Tertangkap Kurang dari 24 Jam

    Ponorogo (Beritajatim.com) – Jagad dunia media sosial (medsos) Bumi Reog dibuat geger dengan pencurian motor yang terekam kamera pengawas (CCTV) di Kelurahan Beduri, Ponorogo. Kejadian itu sempat viral di medsos, sebelum akhirnya pelaku berhasil diamankan dalam waktu kurang dari 24 jam.

    Kapolsek Ponorogo Kota, AKP Catur Juli Hermawan mengungkapkan bahwa kejadian pencurian terekam CCTV itu terjadi pada hari Selasa (18/2/2025) kemarin, sekitar pukul 18.20 WIB. Pelaku yang berinisial RD (19) itu berhasil diamankan polisi di rumahnya di Kelurahan Patihan Wetan, Kecamatan Babadan.

    AKP Catur menjelaskan bahwa pelaku dengan mudah mengambil sepeda motor jenis Honda Vario, karena itu memang rumah milik ayah tirinya yang berinisial L (50). Sehingga sudah mengetahui lokasi penyimpanan kuncinya.

    “Pelaku ini ternyata anak tiri dari korban. Dia mengetahui di mana kunci motor disimpan, sehingga langsung membawa kendaraan tersebut tanpa seizin pemiliknya,” ujar AKP Catur, Rabu (19/02/2025) siang.

    Aksi pencurian ini pun sempat terekam CCTV yang terpasang di rumah korban. Merasa kesal dengan tindakan RD, korban bersama ibu pelaku akhirnya mengunggah rekaman tersebut ke media sosial. Dalam waktu singkat, video pencurian itu menjadi viral dan menarik perhatian masyarakat serta pihak kepolisian.

    Bergerak cepat, polisi segera melakukan penyelidikan dan dalam waktu kurang dari 24 jam berhasil mengamankan pelaku. Menurut keterangan korban, hubungan keluarga antar mereka memang kurang harmonis. Selain itu, pelaku juga sering meminta uang kepada ibunya yang saat ini bekerja di luar negeri, yang membuat sang ibu merasa jengkel.

    Namun, mengingat pelaku baru pertama kali melakukan pencurian dan memiliki hubungan keluarga dengan korban, kasus ini diputuskan untuk diselesaikan melalui mekanisme Restorative Justice (RJ).

    “Karena ini pertama kali, dan korban juga merupakan ayah tiri dari pelaku, maka kasus ini akan diselesaikan dengan pendekatan RJ,” tambah AKP Catur.

    Penyelesaian melalui Restorative Justice bertujuan untuk mencari solusi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak tanpa harus melalui jalur hukum yang lebih panjang. Dengan demikian, diharapkan kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi pelaku dan tidak terulang di kemudian hari. [end/beq]

  • Keluar dari Grup WhatsApp Keluarga, Pemuda Asal Bogor Ini Ditemukan Tewas – Halaman all

    Keluar dari Grup WhatsApp Keluarga, Pemuda Asal Bogor Ini Ditemukan Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, DEPOK – Polisi berhasil mengidentifikasi jenazah yang ditemukan bersimbah darah di Jalan Kabel, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat pada Selasa (18/2/2025).

    Korban diketahui pemuda berinisial SH (22).

    Kasat Reskrim Polres Metro Depok, AKBP Zendrato menjelaskan, korban sempat keluar dari grup WhatsApp beberapa jam sebelum ditemukan tewas.

    “Tetapi dari hasil investigasi penyelidikan, diketahui bahwa korban almarhum ini pada pukul setengah tiga pagi itu left grup WhatsApp keluarga,” kata Zendrato di Polres Metro Depok, Rabu (19/2/2025).

    Selain itu, sekira pukul 3.35 WIB, korban sempat terlihat berjalan seorang diri dari kontrakan menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP).

    Sebelumnya, kakak korban juga melihat mendiang adiknya duduk seorang diri di depan kontrakan.

    “Kita masih mendalami keterangan saksi-saksi untuk sampai kepada kesimpulan laporan polisi tersebut,” ujarnya.

    Zendrato menambahkan, korban tidak meninggalkan pesan sebelum keluar dari grup WhatsApp keluarga.

    Selain itu, kondisi HP korban saat ditemukan juga dalam keadaan sudah hancur hingga isi percakapan tidak dapat dilihat.

    Meski demikian, barang-barang berharga milik korban yang ada di dalam kontrakannya tidak ada yang hilang.

    TKP penemuan jasad korban sendiri berdekatan dengan SUTET. Namun sayang, tidak ada kamera CCTV yang mengarah ke titik lokasi.

    “Dan hasil visum luar itu tidak ditemukan adanya luka akibat benda tajam, tetapi visum luarnya lebih dari luka pada luka karena patah tulang dan ada keretakan bagian kepala dan benturan, seluruhnya akibat benturan,” ujarnya.

    “Untuk kesimpulan apakah ini ada merupakan suatu tindak pidana ataupun peristiwa bunuh diri, belum kita dapat simpulkan,” pungkasnya.

    Warga Kota Bogor

    Korban tinggal tak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP) penemuan jasadnya.

    Saat ini, pihak keluarga juga sudah diberitahu dan diajak untuk menjenguk jasad korban di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

    “Jenis kelaminnya laki-laki, untuk KTP yang bersangkutan atau almarhum, korban warga Kota Bogor,” ujarnya.

    Zendrato menambahkan, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait penyebab tewasnya korban.

    “Jadi untuk proses penyelidikannya itu ditangani oleh Polsek Beji,” ungkapnya.

     

     

  • Didemo Ratusan Pelajar, Kepsek MAN 2 Kota Bekasi Mengaku Tak Masalah jika Diganti – Halaman all

    Didemo Ratusan Pelajar, Kepsek MAN 2 Kota Bekasi Mengaku Tak Masalah jika Diganti – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kepala Sekolah (Kepsek) MAN 2 Kota Bekasi, Jawa Barat, Nina Indriana, didemo oleh ratusan muridnya pada Senin (17/2/2025) lalu.

    Ratusan pelajar MAN 2 Kota Bekasi itu menuntut Nina untuk mundur dari jabatannya sebagai kepsek.

    Merespons tuntutan tersebut, Nina Indriana mengaku siap jika dirinya dilengserkan dari jabatannya.

    “Saya di mana pun ditugaskan, kalau pimpinan saya menarik, saya tidak apa-apa, karena di manapun kami harus siap, namanya Aparatur Sipil Negara (ASN) ya,” kata Nina saat ditemui awak media di MAN 2 Kota Bekasi, Selasa (18/2/2025).

    Nina Indriana menegaskan bahwa dirinya juga tak mempermasalahkan jika kelak akan dipindahtugaskan.

    “Tidak masalah (kalau dipindahkan), saya dipindahkan ke mana, karena saya sudah dari mulai awal saya tugas di Cabangbungin, bagaimana suasana Cabangbungin, saya harus kondisinya lebih dari ini tantangannya,” tegasnya.

    Sebelumnya, sebanyak 850 pelajar MAN 2 Kota Bekasi menggelar aksi damai terhadap sang kepala sekolah, Nina Indriana, setelah kegiatan apel upacara pagi yang dimulai sekitar pukul 07.00-10.00 WIB. 

    Aksi damai itu dilakukan dengan membentangkan sejumlah spanduk yang berisi tuntutan para pelajar.

    Seorang siswa MAN 2 Kota Bekasi berinisial J menyebut, aksi itu meminta Nina untuk transparan terkait pengelolaan dana sekolah.

    “Aksi ini sebagai bentuk protes kami agar sekolah transparan mengelola anggaran dan memperbaikan fasilitas,” kata J saat dikonfirmasi, Senin.

    Ia menjelaskan bahwa aksi damai ini berlandaskan dari keresahan ratusan pelajar yang mempertanyakan dana sekolah terkait kegiatan 15 ekstrakurikuler.

    Pasalnya, nominal uang SPP Rp250.000 per bulan dinilai tidak sebanding dengan kebijakan sekolah yang diinformasikan tidak menggelontorkan dana untuk operasional kegiatan ekstrakurikuler.

    Bahkan sang kepala sekolah diduga juga tak memberikan upah bagi pembina ekstrakurikuler.

    Padahal, sambung J, mestinya kepala sekolah mampu memberikan upah kepada pembina, jika menghitung nominal SPP yang dibayar oleh pelajar setiap bulannya.

    “Kegiatan ekstrakulikuler tidak dibiayai, bahkan gaji pembina per bulan tidak dikeluarkan sama sekali,” tuturnya.

    Selain menuntut transparansi dana sekolah, mereka juga mendesak kepala sekolah untuk memperbaiki sejumlah fasilitas yang dianggap kurang layak.

    Menurutnya, sejak pertama kali menjabat sebagai kepsek pada tahun 2023, Nina pernah berjanji akan membangun kamar mandi atau toilet, fasilitas fingerprint, dan kamera CCTV.

    Meski terealisasi, pelajar menilai tidak mendapatkan manfaatkan dari pembangunan fasilitas tersebut.

    “Contohnya toilet, kerannya pada copot, gayung pada ilang-ilangan, penutup toilet duduk patah,” imbuhnya.

    Alhasil, J menegaskan bahwa para pelajar meminta Nina Indriana untuk mundur dari posisinya sebagai kepala sekolah.

    “Kami minta Ibu Nina turun (jabatan) atau ganti kepala sekolah,” pungkasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBekasi.com dengan judul: Usai Didemo oleh Ratusan Murid, Kepsek MAN 2 Kota Bekasi Menyatakan Siap jika Diganti.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunBekasi.com/Rendy Rutama)

  • Viral Jambret Brutal di Tangsel, Beraksi di Siang Hari, Incar Emak-emak, Satu Orang Meninggal Dunia – Halaman all

    Viral Jambret Brutal di Tangsel, Beraksi di Siang Hari, Incar Emak-emak, Satu Orang Meninggal Dunia – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN – Aksi pencurian dengan kekerasan (curas) akhir-akhir ini meresahkan warga Tangerang Selatan (Tangsel). Tiga kasus penjambretan terjadi dalam waktu berdekatan.

    Bahkan, aksi jambret di Tangerang Selatan (Tangsel) ini viral di media sosial. 

    Warga geram dan menyebarkan potongan cctv terduga pelaku penjambretan.

    Besar harapan masyarakat, usai diviralkan aksi jambret ini segera dihentikan, pelakunya ditangkap.

    Apalagi, salah satu korbannya, ibu-ibu insial WSA tewas diduga menjadi korban penjambretan.

     

    Tiga penjambretan di Tangsel dalam sehari

    Kapolsek Ciputat Timur Kompol Bambang Askar Sodiq membenrkan tiga aksi penjambretan yang terjadi dalam sehari, pada Sabtu (15/2/2025). 

    “Iya ada 3 penjambretan dalam sehari,”

    Kasus penjambretan pertama terjadi di perbatasan Ciputat dan Pamulang pada pukul 08.30 WIB.

    Peristiwa ini tepatnya terjadi di Jalan Maruga Raya, Serua, Ciputat, Tangsel. 

    Korban inisial WSA meninggal akibat aksi penjambretan tersebut.

    Ilustrasi jambret (Tribun Pekanbaru)

    Kemudian, hanya 30 menit setelahnya,  tepatnya sekitar pukul 09.00 WIB, aksi penjambretan juga terjadi di Jalan Serua Raya.

    Korbannya perempuan dijambret di depan Masjid Nurul Falah, Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat, Kota Tangsel. Korban seorang wanita berinisial SGS, warga Cijaku, Kabupaten Lebak, Banten.

    Lalu peristiwa ketiga pada pukul 15.40 WIB, aksi penjambretan terjadi di Villa Dago Tol, Serua, Kecamatan Ciputat, Tangsel. 

    Menurut Bambang, polisi langsung bertindak dengan melakukan mapping dan perburuan pelaku. 

    “Kami mapping..doakan agar segera terungkap ya

     

     

    Incar tas emak-emak yang kendarai sepeda motor

    Jambret ini melakukan aksinya dengan brutal mengincar korbannya.

    Emak-emak yang kendarai roda dua menjadi sasaran jambret di Tangsel. 

    Jambret mengincar tas yang dibawa emak-emak saat mengendarai sepeda motor. 

    Nekadnya lagi, aksi ini dilakukan pelaku jambret saat siang hari dan kondisi jalan sedang ramai. 

    Seperti pengakaun salah seorang korban, NF kepada Tribunnews.com. 

    “Ini kondisi jalan juga sedang ramai. Tidak malam hari, jambret itu tiba-tiba rebut tas saya siang jelang sore Sabtu kemarin,” kata NF.

    NF mengatakan jambret merebut tasnya dengan sangat cepat saat ia sedang menuju salah satu rumah temannya di komplek perumahan tersebut.

    “Jambret tiba-tiba mepet motor lalu dengan cepat ambil tas saya,” tutur NF.

    Akibat aksi ini menurut NF, ponsel dan sejumlah uang  juga identitas diri dan surat-surat penting  di dalam dompet raib.

     

    Satu korban meninggal, Polda Metro Jaya buru pelaku 

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi. (Tribunnews.com/ Reynas Abdila)

    Jambret di Tangsel rupanya hingga membuat korban meninggal menjadi perhatian dari Polda Metro Jaya. 

    Seorang pemotor wanita berinisial WSA tewas secara tragis setelah terjatuh akibat dipepet pelaku jambret di Tangerang Selatan.

    Peristiwa memilukan itu terjadi di depan Sekolah Waskito, Jalan Raya Pamulang, Kelurahan Serua, Ciputat, Sabtu (15/2/2025) sekitar pukul 08.30 WIB.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan, korban jatuh dari motor setelah pelaku menarik tasnya dengan paksa.

    “Korban terjatuh dari motor dan kepalanya diduga membentur aspal,” ujar Ade Ary, Minggu (16/2/2025).

    WSA saat itu tengah dalam perjalanan pulang mengendarai sepeda motor.

    Saat melintas di lokasi kejadian, tiba-tiba seorang penjambret datang dari arah belakang dan memepet korban, berusaha merampas tasnya.

    Akibat tarikan kuat dari pelaku, korban kehilangan keseimbangan dan jatuh ke aspal dengan keras.

    Nahas, kepalanya terbentur dan mengalami pendarahan hebat.

    Korban yang tergeletak di tepi jalan dalam kondisi tidak bergerak sempat membuat warga sekitar panik.

    Tak lama berselang, keluarganya tiba di lokasi dan menunggu ambulans untuk mengevakuasi jenazah.

    Namun, ambulans yang dinantikan tak kunjung datang.

    JAMBRET DI TANGSEL- Viral seorang ibu insial WSA tewas diduga menjadi korban penjambretan di Serua, Ciputat, Tangerang Selatan. (HO/Istimewa)

    Polisi kumpulkan CCTV

    Polisi masih menyelidiki kasus ini dan memburu pelaku yang tega merenggut nyawa korban. 

    Video yang viral di jagat maya tampak korban terjatuh dan kepalanya terbentur keras ke jalan.

    Kapolsek Ciputat Timur, Kompol Bambang Askar Sodiq membenarkan korban tewas di lokasi kejadian.

    “Benar sedang dilakukan penyelidikan,” katanya kepada wartawan Minggu (15/2/2025).

    Peristiwa itu terjadi Sabtu (15/2/2025) pukul 08.00 pagi di Jalan Raya Marungga, Keluarahan Serua.

    “Korban ini kan meninggal dan setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter puskesmas saat ini kami masih melakukan proses penyelidikan ilmiah, apakah perempuan ini korban dari lakalantas ataukah kejahatan,” imbuhnya.

    Pihak kepolisian masih mengumpulkan CCTV guna memastikan apakah korban tindak pidana penjambretan atau bukan.

     

    Jenazah korban diangkut dengan mobil bak terbuka

    Melihat kondisi yang semakin mendesak, warga berinisiatif menghentikan sebuah mobil bak terbuka yang melintas.

    Dengan bantuan mobil tersebut, jenazah akhirnya dibawa ke rumah duka.

    “Pihak keluarga meminta bantuan agar jenazah bisa segera diantar ke rumah.

    Korban mengalami luka parah di kepala serta lecet di tangan dan kaki hingga akhirnya meninggal dunia,” jelas Ade Ary.

    (Tribunnews.com/Anita K Wardhani/ Reynas Abdila/TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim)

  • Brigadir Devi, Polwan di Sumut Bantah Aniaya Anak, Beberkan Kronologis Hingga Kelakuan Mantan Suami – Halaman all

    Brigadir Devi, Polwan di Sumut Bantah Aniaya Anak, Beberkan Kronologis Hingga Kelakuan Mantan Suami – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MEDAN – Seorang polisi wanita atau Polwan yang berdinas di Polda Sumatera Utara (Sumut) dikabarkan menganiaya anak kandungnya.

    Video tersebut pun viral di media sosial.

    Namun belakangan sang Polwan yang diketahui Brigadir Devi Mayasari Manurung (28) membantahnya.

    Ia mengatakan video yang beredar di media sosial dan diblur hasil editan dan dipotong-potong untuk menyudutkan dirinya.

    Bahkan ia pun mengungkap perlakuan kasar suaminya yang diduga seorang anggota TNI berinisial Lettu AR.

    Tak hanya itu, ia pun mengaku suaminya main serong ketika dirinya hamil 3 bulan.

    Lalu bagaimana pengakuan Polwan Brigadir Devi Mayasari Manurung menyikapi video yang beredar?

    Kronologis Video Beredar Versi Brigadir Devi

    Brigadir Devi Mayasari Manurung mengatakan dirinya tidak menganiaya anaknya seperti yang disebarkan sejumlah akun media sosial.

    Menurutnya, video yang beredar merupakan hasil editan yang sengaja dibuat untuk menyudutkan dirinya.

    Ia mengaku sebelum beredarnya video tersebut, dirinya menghubungi mantan suaminya Lettu AR yang kala itu belum bercerai dengannya lewat chat Whatsapp.

    Kala itu dia mengaku perutnya sedang sakit dan dia tidak kuat menggendong anaknya.

    “Kok tega kau, anak ini menangis enggak akan ku gendong, aku capek sakit perutku, berjam-jam anak ini nangis,” ujar Brigadir Devi menunjukkan chatnya seperti dalam video yang dikirim dikutip dari Tribunmedan.com, Selasa (18/2/2025).

    Setelah mengirim pesan, ia merasa saat itu suaminya tidak terlihat peduli.

    Sehingga, Devi melakukan video call terhadap suaminya.

    Saat itu pula sang suami langsung merekamnya. 

    Devi menerangkan dalam video yang beredar, ia sedang memasak agar-agar.

    Kemudian anaknya yang sempat muncul di kamera tiba-tiba menghilang dan mendekati kompor yang sedang memasak air panas untuk mandi dan masak agar-agar.

    Di sinilah dia menarik anaknya supaya tidak menyentuh kompor.

    Namun, yang tersebar, ketika dia menarik anaknya malah disebut menganiaya. 

    “Dan pada saat anak saya tidak terlihat beberapa detik dalam video ini, di sinilah anak saya mendekati kompor yang dua-duanya menyala. Pada saat itu saya memasak air panas untuk campuran mandi anak saya dan satu lagi saya memasak agar agar,” katanya.

    Melihat situasi anaknya dalam bahaya, ia pun menarik anaknya.

    “Spontan langsung saya menarik tangannya dari mulai di dalam video dari anak saya tidak tampak (di video) sampai dengan terlihat saya menarik tangannya di video ini,” ucapnya

    “Di sini saya spontan karena anak saya sudah hampir memegang gagang air panas yang sedang mendidih,” lanjut dia.

    Mengaku Merasa Terancam

    Brigadir Devi pun mengaku dirinya sengaja membuat klarifikasi soal video yang beredar.

    Ia mengaku dirinya merasa terancam.

    “Oknum-oknum tidak bertanggung jawab menyebarkan video potongan yang menggiring opini masyarakat ke bapak ibu sekalian sehingga kesannya anak saya saya siksa,” katanya.

    “Saya berbicara ini karena saya merasa terancam dan saya ketakutan,” ujar dia.

    Brigadir Devi juga menunjukkan rekaman video yang sebenarnya.

    Ia menunjukkan video yang beredar merupakan rekaman dari suaminya ketika Devi melakukan video call.

    Tak Bantah Kata-kata, Tapi Ditujukan Untuk Suami

    Brigadir Devi tak membantah dirinya mengucapkan kata-kata akan menyiramkan air panas.

    Namun, ucapan itu ditujukan kepada suaminya, Lettu RS yang saat itu masih berstatus suaminya.

    Hal itu terucap karena dia merasa kesal kepada Lettu AR yang diduga suka main perempuan.

    “Maksud saya adalah, kalau misalnya suami saya ada di depan saya dengan perasaan yang sangat marah dan mengingat habit dan kebiasaan tingkah laku suami saya yang saya duga selingkuh sejak hamil 3 bulan. Jadi saya di sini mau menyiram dia, ku siram ya ku siram ya,” katanya.

    Kerap Diselingkuhi Suami

    Brigadir Devi mengaku selama menjalani rumah tangga dengan Lettu AR ia menyebut kerap diselingkuhi.

    Bahkan saat dirinya hamil tiga bulan sempat memergoki suaminya.

    “Saya ikuti dia naik sepeda motor posisi saya mendapati dia berada di depan rumah yang saya duga selingkuhannya dan pelat mobilnya diganti. Posisi saya hamil 3 bulan,” katanya.

    Ia pun mengatakan sempat menandai mobil yang digunakan suaminya tersebut.

    “Saya tanda mobilnya karena ada stiker yang saya tanda,” ujarnya.

    Saat kejadian itu dia sempat pulang ke rumah orangtuanya dan dari situlah dia sering cekcok dengan suaminya.

    “Di situ saya tidak kuat dengan tingkah suami saya dan tidak perhatian dengan saya dan di situ saya duga dia berselingkuh dan pulang pulang tengah malam mulutnya bau minuman,” katanya.

    Bahkan, Devi sempat memergoki suaminya di diskotek bersama wanita lain.

    “Saya istri sah malah saya yang diusir saya dipukul dan saya dikatain,” ujarnya.

    Sempat Dianiaya Suami  

    Saat kejadian itu, kata Brigadir Devi, suaminya sempat mendatanginya agar tidak memfotonya bersama wanita lain.

    “Di sini dia berusaha merampas handphone saya dan langsung memukul saya sebanyak 2 kali ke arah wajah memiting saya mendorong saya. Sampai saya hampir terjatuh,” katanya.

    Brigadir Devi kalau mengatakan dirinya telah melakukan visum di rumah sakit.

    Dia lalu menunjukan foto lengan dan pipinya yang mengalami luka memar karena ditarik dan dipukul suaminya.

    “Kemudian ini video CCTV yang menunjukan suami saya mendorong saya dan memiting saya,” ujar Brigadir Devi sambil menunjukkan CCTV rekaman dugaan penganiayaan yang dialaminya.

    Sudah Bercerai Dengan Lettu AR

    Dia juga mengatakan dirinya telah bercerai dengan Lettu AR dan hak asuh anak jatuh kepadanya.

    “Dan berdasarkan keputusan pengadilan agama alhamdulilah hak asuh anak saya itu ke tangan saya, jadi tidak mungkin video yang beredar itu, saya melakukan kekerasan terhadap anak saya. Hakim memutuskan hak asuh anak saya itu ke tangan saya,” ujarnya.

    Diketahui sebelumnya beredar video yang memperlihatkan seorang wanita diduga Polwan Polda Sumut tega menganiaya anak kandungnya hingga viral di media sosial.

    Dalam video yang beredar, Polwan Polda Sumut mengancam akan menyiram anak kandungnya itu pakai air panas.

    Dalam video berdurasi 1 menit 58 detik yang dibagikan akun Instagram @deliserdanginfoo Brigadir D tengah melakukan panggilan video dengan seorang pria yang diduga suaminya.

    Tampak Brigadir D menarik tangan anaknya secara kasar.

    Tak hanya itu, Brigadir D juga terdengar mengancam pria di balik layar, dirinya akan menyiramkan air panas mendidih kepada anak kandungnya.

    Kini Brigadir D sudah dilaporkan ke Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sumut atas dugaan kekerasan terhadap anak kandungnya sendiri.

    Laporan tersebut terdaftar dalam LPA/472/XII/2024 Bid Propam tertanggal 10 Desember 2024.

    “Brigadir D sudah dilaporkan ke Bidang Propam Polda Sumut atas kasus ini. Laporan teregister dalam nomor LPA/472/XII/2024 Bid Propam, tanggal 10 Desember 2024,” isi narasi dalam keterangan unggahan itu.

    Menyikapi video viral tersebut, Kasubbid Penmas Polda Sumut Kompol Siti Rohani Tampubolon mengatakan pihaknya masih menyelidiki laporan tersebut.

    Siti mengatakan, pihaknya juga akan menyelidiki video yang beredar bagaimana kebenarannya apakah diedit dan sebagainya.

    Pihaknya juga tidak gegabah menindaklanjuti laporan yang berkaitan urusan rumah tangga yang melibatkan dua institusi Polri dan TNI.

    “Masih didalami. Tentunya kami juga akan memeriksa apakah video tersebut asli atau tidak,”kata Kasubbid Penmas Polda Sumut Kompol Siti Rohani Tampubolon, Selasa (18/2/2025).

    (Tribunmedan.com/ Fredy Santoso)

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Brigadir Devi Manurung Bantah Aniaya Anak, Justru Sebut Dirinya Korban KDRT hingga Diselingkuhi