Keluarga Pemilik Toko yang Tewas di Rawamangun Bantah Soal Korban Belum Bayar Gaji Tukang
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Pihak keluarga JS (69), pemilik toko yang tewas dan dicor di Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, membantah soal korban disebut tak membayarkan gaji para tukang, termasuk kepada pelaku pembunuhan, ZA (35), yang sedang melakukan renovasi tokonya.
“Tidak, itu kita bantahkan. Kenapa? Jumlah uang di rekening korban sangat banyak. Bukti beberapa puluh juta dikuasain yang bersangkutan (tersangka ZA),” kata kuasa hukum keluarga JS, Petrus, di Mapolres Metro Jakarta Timur, Kamis (27/2/2025).
“Mana mungkin hanya Rp 900.000 tidak dibayarkan, sedangkan yang bersangkutan memiliki uang puluhan, bahkan ratusan juta,” sambungnya.
Petrus menjelaskan, dirinya memperoleh informasi JS sering cekcok dengan para tukang bangunan karena kerap terjadi pencurian barang-barang proyek.
“Bahwa cekcok mulut di proyek tersebut terjadi pencurian berulang-ulang kali. Terakhir itu curi mesin air. Pelaku coba meminta rekaman CCTV di LRT, akan tetapi pihak LRT tidak memberikan,” ungkap Petrus.
Petrus menduga barang-barang proyek tersebut diambil oleh tukang yang sedang mengerjakan renovasi toko tersebut.
“Dugaan awal pasti para tukang. Kalau jumlahnya terakhir yang pulang hanya ada dua. (Tukang) Sebelumnya sudah dipecat, diberhentikan,” ungkap Petrus.
Sebelumnya diberitakan, Polres Metro Jakarta Timur mengungkapkan, pekerja proyek renovasi toko milik JS (69), korban pembunuhan di Rawamangun, Jakarta Timur, sempat melakukan mogok kerja sebelum korban tewas dibunuh dan dicor oleh salah satu tukang bangunan berinisial ZA (35).
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, para pekerja mogok kerja menuntut gajinya yang belum dibayarkan oleh korban.
“Kuli bangunan melakukan mogok kerja karena gaji yang belum dibayarkan oleh korban, gaji yang belum dibayarkan sehingga melakukan mogok kerja,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly di Mapolres Jakarta Timur, Kamis (27/2/2025).
Adapun ZA nekat membunuh JS karena ia merasa sakit hati dengan tindakan korban.
“Motifnya adalah sakit hati karena pelaku ditampar oleh korban. Pelaku sakit hati sehingga spontan yang bersangkutan melakukan penganiayaan atau pembunuhan,” ujar Nicolas.
Pada saat itu, JS menampar ZA karena menolak diajak untuk melapor ke polisi setelah barang-barang di tokonya hilang.
“Beberapa bahan bangunan hilang, seperti pahat, beton dan lainnya. Sehingga korban berinisiatif, untuk mengajak tersangka ke polisi untuk melapor kejadian pencurian,” ucap Nicolas.
ZA enggan melaporkan peristiwa kehilangan. Ia malah menagih pembayaran gajinya terlebih dahulu sebesar Rp 900.000 kepada JS.
Hal tersebut membuat JS marah hingga akhirnya melakukan pemukulan. Kemudian, JS kembali memukul ZA, tetapi berhasil ditangkis dan menyebabkan korban terjatuh.
Selain itu, JS juga melontarkan kata-kata kasar yang membuat ZA tersinggung.
“Setelah korban terjatuh, korban berdiri dan mengeluarkan kata-kata kotor, kepada tersangka ‘kamu adalah karyawan saya’ korban juga berusaha lagi memukul tersangka,” ungkap Nicolas.
Ketika hendak dipukul, ZA menghindar dan terjadi dorongan oleh tersangka hingga membuat korban terjatuh.
“Setelah terjatuh itu lah, tersangka mengambil batu dan menimpa korban beberapa kali di muka dan kepala,” tutur Nicolas.
“Di situlah yang mengakibatkan korban tidak bergerak dari tanggal 16 Februari 2025 sekitar jam 10 pagi, selanjutnya korban tidak bergerak, tersangka membiarkan korban dan melakukan aktivitas layaknya kuli bangunan,” imbuhnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Produk: CCTV
-
/data/photo/2025/02/27/67c07a290aa61.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Keluarga Pemilik Toko yang Tewas di Rawamangun Bantah Soal Korban Belum Bayar Gaji Tukang Megapolitan 27 Februari 2025
-

Kronologi Bos Ruko Dibunuh Kuli Bangunan hingga Jasadnya Dicor di Jaktim – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang pria lanjut usia (lansia) pemilik ruko di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, JS (69) ditemukan tewas yang jasadnya dicor di saluran pembuangan di dalam rukonya oleh kuli bangunan bernama ZA (35).
Insiden ini berawal pada 16 Februari 2025 sekira pukul 09.00 WIB. Saat itu, korban berangkat dari kediamannya di wilayah Cipete, Jakarta Selatan, dan pamit ke istrinya hendak mengecek pengerjaan renovasi ruko di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur.
“Di mana korban ini memiliki proyek yang dulunya merupakan tempat kafe dan mau direnovasi untuk dijadikan usaha lain,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly kepada wartawan, Kamis (27/2/2025).
Nicolas mengatakan pelaku diberikan kepercayaan oleh korban untuk menjadi mandor dan mengawasi kerja para kuli yang lain.
Korban mulai bekerja dengan pelaku sejak tahun 2023 dan menaruh kepercayaan yang begitu besar. Bahkan, pin ATM korban pun diberi tahu kepada pelaku.
Kemudian, ketika bertemu di ruko tersebut, korban bertanya ke pelaku soal penyebab terjadinya mogok kerja.
Di samping itu, ada beberapa barang bangunan yang hilang sehingga korban mengajak pelaku ke kantor polisi
Namun, ajakan itu ditolak oleh pelaku dan malah meminta upah kerjanya sebesar Rp900 ribu dibayarkan sehingga membuat korban emosi.
Nicolas menyebut korban menampar pelaku sebanyak dua kali. Tamparan pertama mengenai bagian pipi, sedangkan tamparan kedua ditangkis pelaku hingga membuat korban tersungkur lalu terjatuh.
Tak puas dengan menampar, korban malah berkata kasar ke pelaku yang membuatnya naik pitam dan memukul korban menggunakan batu berulang kali. Korban pun tak sadarkan diri.
“Tersangka mengambil batu behel, dan menimpa korban beberapa kali di muka dan kepala,” kata ungkapnya.
Setelah mendapati korban tak sadarkan diri, pelaku kembali melanjutkan pekerjaannya merenovasi ruko.
Pada sore hari, pelaku kembali mengecek kondisi dan diketahui JS telah meninggal dunia.
Kemudian, pada 17 Februari 2025 pelaku menyeret mayat korban dan memasukannya ke saluran pembuangan.
Pada hari yang sama, pelaku mengirim uang senilai Rp 64 juta dari rekening korban kemudian dipindahkan ke rekeningnya.
Lalu, pada 18 Februari 2025, pelaku melihat jasad korban sudah dikerubungi lalat sehingga dia menutupnya dengan cara dicor pakai semen. Setelahnya, pelaku melapisinya dengan batu bata.
Usai melakukan aksinya, pelaku langsung pulang ke rumah orang tuanya di wilayah Jawa Tengah dengan uang yang dicurinya.
Istri korban yang tak menemukan keberadaan suaminya itu lalu melaporkan orang hilang ke polisi pada 23 Februari 2024.
Polisi mulai melakukan penyelidikan dan mendapati keberadaan pelaku bersama korban dari rekaman CCTV yang ada di ruko.
Istri korban pun menaruh curiga kepada pelaku. Sehingga ketika tahu pelaku sudah kembali ke Jakarta pada 25 Februari, istri korban menjebaknya untuk datang ke kediaman korban dengan alibi ingin merenovasi rumah.
Akhirnya polisi menangkap pelaku di rumah korban pada 26 Februari. Pelaku disangkakan Pasal 338 KUHP dan atau Pasal 351 ayat 3 KUHP dan atau Pasal 365 ayat 3 KUHP dan atau Pasal 363 KUHP dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.
“Ancaman pidananya tertinggi adalah 15 tahun penjara dan terendah adalah 7 tahun penjara,” kata Nicolas.
Sebelumnya, warga di kawasan Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur digegerkan dengan temuan jasad seorang pria yang dicor berinisial JS (69) pada Rabu (26/2/2025).
“Iya pembunuhan dan atau penganiayaan berat yang mengakibatkan korban meninggal dunia,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly kepada wartawan, Rabu (26/2/2025).
Nicolas mengatakan saat ini, terduga pelaku juga sudah ditangkap polisi. Dia berinisial ZA.
“(Pelaku) Sudah (ditangkap), pelaku berinisial ZA umurnya 35 tahun,” tuturnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Armunanto mengatakan korban sendiri merupakan pemilik gedung yang tengah direnovasi tersebut.
Penemuan ini didasari adanya keluarga yang melaporkan kehilangan orang sehingga, hasil penyelidikan diketahui jasad korban berada di lokasi.
“(Korban) pemilik bangunan yang sedang direnovasi. Awalnya dilaporkan meninggalkan alamat. Awalnya dilaporkan istrinya meninggalkan alamat,” tuturnya.
-

Taman-taman di Jakarta Buka 24 Jam, Warga: Harus Ada Satpam Keliling dan CCTV – Halaman all
Laporan Gabriela Irvine Dharma
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Taman-taman di kota Jakarta rencananya akan dibuka selama 24 jam. Sebagai tahap awal ada enam taman yang bakal beroperasi seharian penuh.
Enam taman yang rencananya beroperasi 24 jam di antaranya Taman Langsat, Taman Ayodya, Tebet Eco Park, Taman Lapangan Banteng, Taman Menteng, dan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu.
Rencana tersebut disambut baik warga Jakarta. Menurut mereka, keberadaan taman yang bisa diakses kapan saja akan memberi ruang rekreasi baru, terutama bagi warga yang memiliki kesibukan di siang hari.
“Bagus sih kalau beneran dibuka 24 jam, bisa jadi tempat healing melepas penat kerja,” kata Icha (26) dan Enez (28) di Taman Literasi Martha Tiahahu, Jakarta Selatan saat ditemui Tribun, Kamis(27/2/2025).
AKTIVITAS WARGA DI TAMAN LANGSAT JAKARTA – Taman-taman di kota Jakarta rencananya akan dibuka selama 24 jam. Sebagai tahap awal ada enam taman yang bakal beroperasi seharian penuh. Enam taman yang rencananya beroperasi 24 jam di antaranya Taman Langsat, Taman Ayodya, Tebet Eco Park, Taman Lapangan Banteng, Taman Menteng, dan Taman Literasi Martha Tiahahu. Rencana tersebut disambut baik warga Jakarta. Menurut mereka, keberadaan taman yang bisa diakses kapan saja akan memberi ruang rekreasi baru, terutama bagi warga yang memiliki kesibukan di siang hari. (Tribunnews/Gabriela Irvine Dharma)
Senada, Zahra (16) saat ditemui Tribun di Taman Ayodya Barito, Jakarta Selatan menilai taman yang bakal dibuka selama 24 jam bisa jadi alternatif tempat kerja kelompok yang murah dan nyaman.
“Aku lumayan sering sih ke sini (Taman Ayodya Barito) buat kerja kelompok biasanya, kalau nggak ya sekadar jalan-jalan saja. Lumayan kan gratis dan adem,” ujarnya.
Namun, meski mendukung sebagian warga juga meminta agar pengamanan di taman-taman tersebut lebih diperhatikan. Mereka mengatakan bahwa perlunya ada regulasi yang lebih ketat dari Pemprov Jakarta, demi menjaga ketertiban dan kenyamanan bersama.
Mereka khawatir jika tidak diawasi, taman-taman tersebut bisa beralih fungsi menjadi tempat yang tidak kondusif dan bahkan rawan tindak kriminal.
“Bagus kalau dibuka 24 jam, cuma jangan asal dibiarkan begitu saja. Pengawasan harus lebih diperketat, misal ada satpam keliling atau CCTV yang aktif terus,” kata Anggita dan Rafi (21) saat ditemui Tribun di Taman Langsat Jakarta Selatan.
Masyarakat berharap agar rencana taman buka 24 jam ini bisa berjalan dengan aman dan nyaman. Hal yang masih menjadi kekhawatiran mereka adalah keamanan saat malam hari dan dini hari.
“Soalnya bagaimana ya, malam hari itu paling rawan, apalagi pas subuh-subuh. Kalau nggak dijaga, takutnya malah jadi tempat nongkrong bebas yang nggak jelas atau malah rawan kriminal,” ujar Anggita.
“Yang paling penting keamanan sih yang utama, apalagi pas tengah malam dan subuh, itu yang jadi paling ditakutkan. Karena kan kita gatau ya apa yang bakal terjadi di malam-malam atau subuh gitu,” timpal Icha.
Mereka berharap Pemprov DKI Jakarta tidak hanya sekadar membuka taman, tapi juga memastikan sarana prasarana pendukung keamanan, seperti penerangan yang memadai, petugas keamanan yang berjaga secara berkala, hingga pemasangan CCTV di titik-titik strategis.
-

Parkir di RSUD dr Koesma Biar Aman, Warga Tuban Malah Kehilangan Motor Supra X, CCTV Trouble
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Muhammad Nurkholis
TRIBUNJATIM.COM, TUBAN – Sepeda motor milik warga Tuban hilang di parkiran Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R. Koesma Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis (27/2/2025).
Motor yang hilang tersebut diketahui adalah Honda Supra X dengan nomor polisi S 4332 FM, milik Fastabiqul Qhoirot (30), warga Desa Beji, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban.
Kepada Wartawan Fastabiqul Qhoirot menjelaskan jika saat itu ia hendak berlibur di Solo pada tanggal 24 Februari 2025 sekitar pukul 22.05 WIB, karena titik kumpul di dekat RSUD, maka motor tersebut ia parkirkan di RSUD Dr. R. Koesma Kabupaten Tuban.
“Saat itu kumpulnya di dekat RSUD, maka agar aman saya parkirkan di sana,” ujarnya.
Kemudian pada tanggal 27 Februari 2025 sekitar 00.30 WIB, pria yang akrab disapa Biqul ini kembali ke bumi wali namun saat hendak mengambil motor di RSUD ia tak lagi mendapati motornya di tempat semula.
Dan saat ia meminta agar di cek rekaman CCTV, petugas menjelaskan jika CCTV sedang bermasalah.
“Saat saya minta dicekkan CCTV, kata petugas parkir CCTV sedang trouble,” imbuhnya.
Mendapati hal tersebut ia kemudian melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Tuban, AKP Dimas Robin Alexander mengatakan jika pihaknya baru mendapatkan laporan tersebut, dan akan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
“Kita baru dapat laporan akan kita tindak lanjuti,” katanya.
Terpisah, Direktur RSUD dr Koesma Tuban, Masyhudi mengaku telah menerjunkan tim untuk melakukan investigasi terkait dugaan hilangnya sepeda motor tersebut.
“Ini masih investigasi dari teman teman RS dan pengelola parkir serta keamanan, soalnya kejadian ini baru pertama kali terjadi,” ucapnya
-

Dituduh Lakukan KDRT terhadap Paula Verhoeven, Pengacara Baim Wong: Bohong Itu!
Jakarta, Beritasatu.com – Selebritas Baim Wong dituduh oleh pihak Paula Verhoeven melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Tuduhan itu dibantah Baim Wong.
“Kalau soal pembicaraan serius itu benar, tetapi kalau dibilang sampai terpental itu bohong,” tegas pengacara Baim Wong, Usman A Lawara dikutip dari channel YouTube, Kamis (27/2/2025).
Usman A Lawara mengatakan pada saat persidangan, pada rekaman CCTV yang diperlihatkan tidak ada tanda-tanda Baim Wong melakukan KDRT.
“Kalau penglihatan kami tidak ada kontak fisik. Percakapan serius memang ada, kalau kontak fisik menurut kami enggak ada,” katanya.
“Apabila pihak Paula mengatakan demikian, buat kami terlalu berlebihan,” ucapnya.
Pihak Baim Wong malah mempertanyakan soal tuduhan kepada suami Paula Verhoeven yang disebut melakukan KDRT yang dinilai tidak mendasar.
“Terpental itu dari mana? Dari fakta persidangan tadi tidak ada yang terpental, tetapi kalau ada kesimpulan seperti demikian terserah mereka karena mereka yang mengajukan saksi ahli,” lanjutnya.
“Apalagi terpental, kontak fisik tidak ada. Perdebatan di dalam persidangan memang benar, terjadi cukup panjang. Jadi, tolong janganlah membuat statemen terlalu berlebihan,” tuturnya.
Usman A Lawara menyebut, apabila pada persidangan terjadi perdebatan merupakan bagian yang wajar karena Baim Wong dan Paula Verhoeven sama-sama mencari pembenaran.
“Sama-sama saling mencari kebenaran, tetapi perdebatan itu jangan diartikan sebagai upaya melakukan perlawanan tidak jelas,” bebernya.
“Harus diartikan mencari keadilan bersama. Inilah yang diuji bersama di persidangan. Mereka hanya sebatas adu argumen saja, tetapi kalau kontak fisik tidak ada,” tutup pengacara Baim Wong, Usman A Lawara yang membantah tuduhan dari Paula Verhoeven yang menyebut kliennya melakukan KDRT.
-

Paula Verhoeven Dihajar Baim Wong hingga Terpental Terekam CCTV
Jakarta, Beritasatu.com – Fakta mengejutkan terungkap dalam persidangan gugatan perceraian antara Baim Wong dan Paula Verhoeven di Pengadilan Agama (PA) Jakarta Selatan. Seorang saksi ahli yang juga praktisi telematika, Abimanyu, menyebut adanya dugaan kekerasan fisik yang dilakukan Baim Wong terhadap Paula Verhoeven, berdasarkan rekaman CCTV di sebuah ruangan.
“Saya diminta memberikan penjelasan mengenai rekaman CCTV yang ada di suatu ruangan. Bukti CCTV tersebut menunjukkan adanya pertikaian antara kedua belah pihak,” ujar Abimanyu Wachjoewidajat, praktisi telematika, dalam wawancara di channel YouTube pada Kamis (27/2/2025).
Abimanyu menjelaskan, bahwa di dalam rekaman CCTV, terlihat jelas kejadian awal yang mengarah pada dugaan tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang terjadi dalam pernikahan Baim Wong dan Paula Verhoeven.
“Pada CCTV, terlihat ada perdebatan yang memicu kemarahan salah satu pihak. Pria ini (Baim Wong) berbicara dengan nada tinggi kepada wanita (Paula Verhoeven),” jelas Abimanyu.
Lebih lanjut, Abimanyu mengatakan bahwa setelah pertengkaran tersebut, suasana semakin tidak kondusif.
“Terdengar bentakan keras yang membuat situasi semakin tegang,” tuturnya.Abimanyu melanjutkan, setelah perdebatan tersebut, Paula Verhoeven tampak diam, tenang, dan pasrah mendengar amarah dari Baim Wong.
“Wanita ini hanya diam, sementara pria ini semakin intens berinteraksi, yang akhirnya memicu kontak fisik berupa kekerasan,” ujarnya.
Menurut Abimanyu, rekaman CCTV menunjukkan adanya benturan fisik yang membuat Paula Verhoeven terpental. “Saya melihat dari CCTV ada benturan yang terjadi akibat tindakan kekerasan dari pria (Baim Wong) terhadap wanita (Paula Verhoeven),” katanya.
Abimanyu mengungkapkan, terdapat gerakan yang menunjukkan kekerasan terhadap kepala Paula Verhoeven.
“Terlihat jelas dalam CCTV bahwa tangan Baim Wong menggerakkan kepala Paula Verhoeven ke depan, yang menandakan adanya kekerasan,” tambahnya.
Terakhir, Abimanyu meminta wartawan untuk mengonfirmasi apakah tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kepada praktisi hukum.
“Apakah ini termasuk KDRT atau bukan, silakan pakar hukum yang berbicara,” tutup Abimanyu mengenai rekaman CCTV terkait
Baim Wong dan Paula Verhoeven yang menjadi bukti dalam kasus ini. -

Misteri Keberadaan Mahasiswi Trunojoyo Madura, Sempat Dijodohkan dengan Sepupu sebelum Hilang – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, Madura – Zahrotus Sakdiyah, seorang mahasiswi semester akhir Fakultas Pendidikan Universitas Trunojoyo Madura (UTM), dilaporkan hilang sejak 6 Februari 2025.
Zahro, 20 tahun, warga Dusun Mortonggak, Desa Ragung, Kecamatan Pangarengan, Kabupaten Sampang, hanya meninggalkan sepeda motor Honda Beat warna merah di Terminal Kota Bangkalan.
Motor dengan nomor polisi L 2113 SU tersebut dievakuasi ke Polres Bangkalan pada 21 Februari 2025 setelah terparkir selama dua minggu.
Zahro dilaporkan hilang oleh ayahnya, Rofik, pada 14 Februari 2025, ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Bangkalan.
Dalam laporan, disebutkan bahwa Zahro bersama temannya, Lailatul Qomariyah, meninggalkan rumah di Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, pada pukul 08.00 WIB.
Informasi terakhir menyebutkan Zahro berada di sebuah rumah kos di Jember.
Keluarga Zahro melakukan pencarian secara intensif, termasuk ritual memanggil korban melalui sarana gentong air, sesuai dengan kepercayaan masyarakat setempat.
Zahro diketahui telah dijodohkan dengan sepupu ibunya beberapa bulan lalu.
Meskipun perjodohan tersebut tidak bermasalah, Rivai menyebutkan bahwa kepergian Zahro diduga kuat terkait dengan sosok pria lain yang dikenal Zahro, yang sedang kuliah di Yogyakarta.
“Tunangannya itu adalah sepupu dari ibu, adik Zahro tidak ada masalah dan mau dijodohkan. Komunikasi dengan tunangan juga baik, bahkan rencana pernikahan akan digelar setelah Hari Raya Idul Fitri tahun ini.”
“Saya tidak tahu, entah dibawa siapa atau pergi sendiri,” tutur Rivai.
Kata Pihak Kepolisian
Kasat Reskrim Polres Bangkalan, AKP Hafid Dian Maulidi, menjelaskan bahwa Zahro dan Lailatul menuju rumah kos Lailatul di kawasan UTM.
“Korban ditawari untuk menginap, namun dia memilih menginap di rumah kos temannya, Susanti,” ungkap Hafid.
Zahro berencana menghadiri resepsi pertunangan teman lain, tetapi tidak hadir.
Hingga kini, pihak kepolisian belum bisa memastikan dengan siapa Zahro pergi ke terminal.
“CCTV di terminal belum kami cek, karena biasanya terhapus secara otomatis setelah satu atau dua minggu,” tambah Hafid.
Dari hasil pemeriksaan di bawah jok motor, ditemukan kaus jumper lengan panjang warna abu-abu, baju setelan warna merah, dan sepasang sarung tangan.
Motor tersebut dalam kondisi tidak terkunci, dan kunci motor tidak ditemukan.
Hingga kini, pencarian Zahro masih terus dilakukan oleh pihak keluarga dan kepolisian.
(TribunMadura.com/Ahmad Faisol)
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).


