Produk: CCTV

  • Lu Pernah Berbuat? Udah, Tanggung Jawab!

    Lu Pernah Berbuat? Udah, Tanggung Jawab!

    GELORA.CO –  Ustaz Reza selaku rekan Ridwan Kamil (RK) menyebut mantan Gubernur Jabar ini seolah mau cuci tangan dengan adanya persetujuan tes DNA bagi anak Lisa Mariana.

    Ustad Reza memandang lebih baik Kang Emil bicara jujur saja menyampaikan secara terbuka ke publik apakah pernah berbuat intim lalu kemudian bertanggungjawab akan hal itu.

    Menurut Ustaz Reza selaku rekan RK, di satu sisi, Lisa Mariana ini telah rela dihina orang asalkan anaknya terjamin. Namun di sisi lain, orang lain menganggap Lisa ini adalah pelakor.

    “Apalagi pemimpin, kalau dia udah berani selingkuh di rumah tangganya. Jangan harap. Yang kecil aja diselingkuhin. Apalagi urusan rakyat. Ini bahaya kalau ini kita jadikan panutan atau barometer,”jelas Ustad Reza di tayangan You Tube Cumi-cumi seperti dilihat, Sabtu (5/4).

    Menurutnya, Kang Emil tidak perlu melakukan tes DNA terkait perselingkuhannya dengan Lisa Mariana. Sebaliknya, Reza menyarankan Ridwan Kamil untuk mengaku saja di depan publik.

    “Terlalu jauh kalau tes DNA. Sekarang kejujuran masing-masing aja. ‘Lu pernah berbuat nggak? Udah, tanggung jawab’,” kata Ustaz Reza lagi.

    “Kalau tes DNA kan seolah-olah, di satu sisi, meremehkan juga,” ujar Ustaz Reza menyambung.

    Seolah-olah Ridwan Kamil meremehkan Lisa Mariana dan anak yang diklaim sebagai darah dagingnya jika dilakukan tes DNA.

    “Cuci tangan, seolah meremehkan, jangan-jangan bukan cuma saya (yang berhubungan intim dengan Lisa). Kan itu kayak enggak gentle,” imbuh Ustaz Reza.

    Reza pun mencontohkan kasus yang menimpa mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton.

    “Orang tuh kayak Presiden Amerika, dia enggak ngerti norma agama, tapi Bill Clinton ketika selingkuh dengan Monica Lewinsky, sekretaris pribadinya, semua media dipanggil,” ucap Ustaz Reza.

    Menurutnya, Ridwan Kamil seolah ingin kabur dari masalah dengan ngeles zigzag kayak bajaj. Dan sebaliknya Ridwan Kamil jujur saja ke publik.

    “Jadi kasihan. Kasih tonton yang mengandung edukasi. Jangan berita receh begini. Ini kebetulan seorang tokoh yang followers-nya banyak, jadi masing-masing jujur aja,” kata Reza.

    “Tes DNA itu kan nanti akan menepuk air ulang, terpercik muka sendiri. Ketika tes DNA membenarkan, itu sudah skakmat. Jadi jujur aja,” katanya kasih saran.

    “Makanya perempuan kalau dia rela diselingkuhin harus, kan di Islam ini kan harus meneropong ke depan, gimana nasib anak saya. Apalagi dia calon seorang ibu,” tutur Ustaz Reza.

    Menurutnya, kalau pasal perzinahan ini susah dibuktikan karena kalau di pengadilan, harus menghadirkan saksi-saksi. Kecuali ada rekaman video atau CCTV bukti perselingkuhan itu.***

  • Keluarga Pasien Aniaya Satpam RS di Bekasi sebab Tak Terima Ditegur Urusan Parkir
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 April 2025

    Keluarga Pasien Aniaya Satpam RS di Bekasi sebab Tak Terima Ditegur Urusan Parkir Megapolitan 5 April 2025

    Keluarga Pasien Aniaya Satpam RS di Bekasi sebab Tak Terima Ditegur Urusan Parkir
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – AF, keluarga pasien yang menganiaya satpam Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga Bekasi Barat, Kota Bekasi berinisial S melakukan aksinya karena tak terima ditegur korban.
    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan, peristiwa bermula saat pelaku yang masih berstatus saksi ini memarkirkan mobil di depan Instalasi Gawat Darurat (IGD), Sabtu (29/3/2025) pukul 22.00 WIB.
    AF memarkirkan mobil tidak pada posisi yang tepat sehingga mengganggu jalan. Sebagai petugas keamanan, S menegur pelaku dan memberikan pengertian.
    “Namun terlapor marah. Setelah memajukan mobilnya, terlapor turun dari kendaraan dan langsung menghampiri korban,” ungkap Ade Ary dalam keterangannya, Sabtu (5/4/2025).
    “Selanjutnya terlapor mendorong dan memukul korban. Bahkan, menarik dan membanting korban hingga terjatuh dan mengalami luka pada bagian kepala,” ujar Ade Ary.
    Akibat peristiwa ini, S sempat pingsan dan tidak sadarkan diri.
    Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Bekasi Selatan AKP Imam Prakoso mengatakan, S sempat mengalami kejang-kejang akibat bogem mentah yang dilayangkan AF.
    “Iya (kejang-kejang dan muntah). Karena infonya sih pas dipukul, terbentur kepalanya. Benturannya ke lantai,” ungkap Imam.
    Sementara itu, kuasa hukum S, Subadria Nuka, mengungkapkan, korban sempat mendapatkan perawatan intensif selama beberapa hari di ruang Intensive Care Unit (ICU).
    “Setelah empat hari berlalu, keluarga pelaku sama sekali tidak menunjukkan penyesalan atau meminta maaf,” ujar Subadria, Sabtu.
    Setelah peristiwa ini, istri korban berinisial RI (30) membuat laporan polisi (LP) di Polres Metro Bekasi Kota. Laporan itu teregistrasi dengan nomor LP/B/687/|II/2025/SPKT/POLRES METRO BEKASI KOTA/POLDA METRO JAYA.
    Polisi pun telah menggelar olah TKP dan mengumpulkan rekaman CCTV serta hasil visum korban untuk memastikan apakah kasus ini merupakan tindak pidana.
    Dalam tahap penyelidikan ini, penyidik Polres Metro Bekasi Kota telah memeriksa empat saksi, yakni RI, dua petugas kebersihan, dan satu petugas keamanan.
    “Selanjutnya, penyidik melakukan gelar perkara dengan keputusan, perkara ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan,” tegas Ade Ary.
    Oleh karena itu, polisi mengirimkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) terhadap RI, AF, dan Kejaksaan Negeri Bekasi Kota.
    “Rencana tindak lanjut melakukan pemanggilan terhadap terlapor pada Senin, 7 April 2025 jam 10.00 WIB. Posisi terakhir terlapor berada di Pontianak bersama keluarganya,” pungkas dia.
    Pihak manajemen Rumah Sakit Mitra Keluarga menyebutkan, korban sudah mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.
    “Saat ini staf sekuriti kami yang masih dalam perawatan di Mitra Keluarga berada dalam kondisi stabil,” kata pihak manajemen Mitra Keluarga melalui keterangan pesan singkat, Kamis (3/4/2025).
    Pihak manajemen RS Mitra Keluarga mendukung proses hukum yang sedang dilaporkan ke polisi.
    Pihaknya juga tidak menolerasi kekerasan yang terjadi di lingkungan RS Mitra Keluarga. Namun pihak manajemen RS Mitra Keluarga tidak memerinci perihal kronologi dan kapan peristiwa tersebut terjadi.
    “Terkait langkah selanjutnya, kami menghormati dan mendukung proses hukum yang saat ini sedang berjalan,” kata pihak RS. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Puncak Arus Balik 2025, Polisi Siapkan Rekayasa Lalin di Jalur Padat

    Puncak Arus Balik 2025, Polisi Siapkan Rekayasa Lalin di Jalur Padat

    JABAR EKSPRES – Menyambut puncak arus balik 2025, Polda Jawa Barat (Jabar) dan Polrestabes Bandung telah merancang sejumlah rekayasa lalu lintas untuk memastikan kelancaran perjalanan para pemudik.

    Menurut Direktur Lalu Lintas Polda Jabar, Kombes Pol Dodi Darjanto, sejumlah titik yang biasa dilalui pemudik, seperti jalur Gadog dan Nagreg, akan diberlakukan pengaturan khusus, termasuk sistem one way dan buka tutup.

    “Seperti di Gadog (Puncak) dan Nagreg, akan ada buka tutup dan one way lokal,” ujar Dodi, Sabtu (5/4).

    BACA JUGA: Weekend Terakhir Libur Lebaran, Masyarakat masih Padati Jalur menuju Lembang 

    Dodi menambahkan, arus balik pemudik sudah mulai terlihat sejak H+2 Idul Fitri, yaitu pada 2 April 2025. Diperkirakan, sekitar 300 ribu kendaraan telah melakukan perjalanan arus balik, terutama melalui jalur Nagreg.

    Peningkatan volume kendaraan umumnya terjadi pada malam hari, yakni sekitar pukul 21:00 WIB, menurun sekitar pukul 11:00 WIB, dan kembali meningkat pada pukul 02:00 WIB.

    Sementara itu, untuk Kota Bandung, Satuan Lalu Lintas Polrestabes Bandung telah menyiapkan sekitar 1.256 personel gabungan untuk mengawasi kelancaran arus balik.

    BACA JUGA: Kepala Dishub Bogor Klarifikasi Soal Pemotongan Uang Kompensasi Sopir Angkot: Sudah Selesai

    Kepala Satlantas Polrestabes Bandung, AKBP Wahyu Pristha Utama, menjelaskan bahwa pengawasan akan dilakukan dengan memanfaatkan teknologi, seperti Google Maps, satelit, dan CCTV yang terpasang di seluruh kota.

    “Kami akan terus memantau secara visual dan berkoordinasi dengan PJR Polda Jabar, khususnya di pintu masuk tol menuju Kota Bandung,” jelas Wahyu.

    Dengan pengaturan dan koordinasi yang matang, diharapkan arus balik tahun ini dapat berjalan lancar, meski volume kendaraan meningkat.(San)

     

  • Arus Balik Lebaran di Jombang Makan Korban, Pemotor Tewas Tertabrak Mobil

    Arus Balik Lebaran di Jombang Makan Korban, Pemotor Tewas Tertabrak Mobil

    Jombang (beritajatim.com) – Arus balik di Jombang memakan korban, Sabtu (5/4/2025) pagi. Seorang pengendara motor bernama Samino (50), tewas mengenaskan usia tertabrak mobil di dekat exit tol Bandar atau jembatan Jl Raya Kayen Kecamatan Bandarkedungmulyo. Korban merupakan warga Tarokan Kabupaten Kediri.

    Kecelakaan bermula ketika Samino mengendarai motor Honda Supra bernopol S-2599-ND. Diduga, ia menjadi korban tabrak lari oleh kendaraan tak dikenal yang hingga kini masih misterius.

    Ipda Siswanto, Kanit Gakkum Polres Jombang menjelaskan bahwa petaka itu terjadi di Jembatan Kayen. “Korban ditemukan dalam kondisi luka parah di lokasi. Kendaraan yang menabraknya kabur dan belum teridentifikasi plat nomornya. Kami masih menyelidiki rekaman CCTV dan mengumpulkan kesaksian warga,” ujarnya saat dikonfirmasi.

    Dua saksi mata, Hartono (62) dan Putro (25), warga Desa Kayen, menjadi kunci penyelidikan. Namun, keterlibatan kendaraan lain yang tidak bertanggung jawab memperumit kasus ini.

    “Kami berharap ada saksi lain atau pemilik kendaraan yang melihat kejadian untuk melapor. Setiap informasi akan sangat membantu,” tambah Ipda Siswanto.

    Samino, yang bekerja sebagai buruh swasta, diduga sedang dalam perjalanan ke tempat kerjanya. Keluarganya di Kediri telah diberitahu dan sedang mengurus pemulangan jenazah.

    Kepolisian membuka posko pengaduan di Polres Jombang dan meminta masyarakat yang memiliki informasi terkait kendaraan misterius atau rekaman untuk segera menghubungi nomor layanan 110. [suf/beq]

  • Biar Gak Salah Paham, Ini Tata Cara Berkendara saat One Way

    Biar Gak Salah Paham, Ini Tata Cara Berkendara saat One Way

    Jakarta

    Korlantas Polri bersama Jasa Marga dan pengusaha jalan bebas hambatan atau tol, bakal menerapkan satu jalur atau one way untuk mengurai kemacetan. Namun sayang, banyak pengendara yang tidak memahami tata cara berkendara saat one way.

    Nah kali ini Auto2000 membagikan bagaimana memahami betul tata cara berkendara saat mengikuti skema one way, khususnya bagi yang menggunakan jalur berlawanan atau jalur kanan dari jalur yang normal digunakan.

    “Sebagai preferred dealer Toyota di Indonesia, Auto2000 tentu peduli dengan kenyamanan dan keselamatan perjalanan mudik dan arus balik AutoFamily. Dan kami ingatkan untuk skema one way, AutoFamily perlu tetap waspada dan hati-hati untuk menghindari resiko kecelakaan fatal. Untuk itu silakan pelajari tips mengemudi Auto2000 berikut ini,” jelasChief Marketing Auto2000, Yagimin, Sabtu (5/4/2025).

    Nah berikut tata cara berkendara saat one way ala Auto2000:
    1. Pelajari Jadwal One Way

    Sebelum melintas, detikers perlu mengetahui jadwal dan lokasi one way. Informasi mengenai aturan ini biasanya bisa didapatkan melalui social media resmi Korlantas Polri, operator jalan tol Jasa Marga atau media nasional. Bahkan saat berada di jalur one way pun pemantauan update skema lalu lintas juga perlu dilakukan, tentunya oleh penumpang sebagai navigator bukan pengemudi, tujuannya untuk menghindari kebingungan.

    2. Persiapan Bagi yang Menggunakan Lajur Berlawanan

    detikers yang kemudian akan menggunakan jalur yang berlawanan dari jalur normal, harus bisa beradaptasi dengan cepat terutama terkait dengan posisi rambu lalu lintas, khususnya rambu Patok Kilometer Tol dan juga rambu Penunjuk Jalan.

    Posisi rambu Patok Kilometer yang berada di tengah jalan tol bagi pengemudi yang berada di jalur berlawanan tentu posisinya akan menjadi di sebelah kiri, di mana pada saat kita berada di jalur normal posisinya di kanan.

    Begitu juga dengan rambu Penunjuk Jalan, posisinya akan menjadi lebih jauh dari pandangan mata pada posisi sebelah kiri, di mana pada jalur normal biasanya tak jauh dari sudut mata sebelah kiri atau bahkan ada di tengah.

    3. Pahami Perbedaan Kondisi Jalan

    Selain beradaptasi dengan rambu, pengendara juga perlu cepat beradaptasi akan kondisi jalan yang berbeda. Seperti misalnya, pada posisi jalur normal, posisi bahu jalan biasanya berada dekat dengan area non-aspal yang punya lebar cukup untuk 1 mobil. Sementara untuk jalur yang berlawanan posisi bahu jalan tentu berada di sisi tengah tol dan dekat dengan pembatas tol. Jadi berhati-hati saat akan melakukan manuver.

    Pengaturan arus lalu lintas dengan satu arah (one way) lokal ditetapkan di Tol Trans Jawa Km 70 hingga Km 188. Begini kondisinya. (dok CCTV Kemen-PU) Foto: Pengaturan arus lalu lintas dengan satu arah (one way) lokal ditetapkan di Tol Trans Jawa Km 70 hingga Km 188. Begini kondisinya. (dok CCTV Kemen-PU)4. Atur Kecepatan Mobil

    Jangan terpacing euphoria, pengendara masih harus mengontrol kecepatan mobil sesuai dengan aturan yang berlaku. Jika terlalu pelan, akan menghambat lalu lintas, dan jika terlalu kencang, mobil berpotensi hilang kendalli dan bisa menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

    5. Jaga Jarak Aman

    Pengendara harus menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan. Terapkan teori tiga detik untuk menjaga jarak aman. Dengan menjaga jarak aman, dapat membuat pengendara mengantisipasi segala kemungkinan.

    6. Hindari Menyeberang Jalur dan Hati-Hati Saat Menyalip

    detikers dilarang untuk menyeberang jalur tanpa ada arahan dari petugas yang berwenang, karena hal tersebut tentu akan membahayakan. Dan berhati-hatilah saat akan mendahului kendaraan lain.

    7. Jangan Berhenti di Bahu Jalan

    Jika tak dalam kondisi sangat darurat, pengendara tak dianjurkan untuk berhenti di bahu jalan. Manfaatkan rest area yang ada untuk memarkirkan kendaraaan dan memenuhi kebutuhan istirahat pengemudi.

    8. Perhatikan Kondisi Sopir dan Penumpang

    Metode safety driving perlu diterapkan selama melintasi jalur one way. Yang terutama adalah jangan main ponsel atau hal yang mengalihkan perhatian. Fokus dan waspada dengan melihat ke arah depan, sisi kanan dan kiri lewat spion, dan sesekali melihat ke arah belakang.

    Selain itu, pastikan pengendara dalam kondisi prima dan tidak mengantuk agar lebih waspada saat hendak melakukan perjalanan arus balik mudik, khususnya yang memasuki jalur berlawanan. Pastikan pula penumpang tidak ada kebutuhan ke toilet dan bahan bakar mencukupi.

    9. Mobil Dalam Kondisi Sehat

    Pastikan mobil dalam kondisi sehat sebelum memutuskan untuk melakukan perjalanan arus balik. Lakukan pengecekan kendaraan di Bengkel Siaga Auto2000 yang tetap buka sampai tanggal 6 April 2025. Jangan paksakan perjalanan, saat terdeteksi kendaraan dalam kondisi yang kurang prima, demi keselamatan dan kenyamanan di jalan.

    (lth/din)

  • Keluarga Pasien Aniaya Satpam RS di Bekasi sebab Tak Terima Ditegur Urusan Parkir
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 April 2025

    10 Polisi Kantongi Identitas Penganiaya Satpam RS di Bekasi, Pelaku ABG Megapolitan

    Polisi Kantongi Identitas Penganiaya Satpam RS di Bekasi, Pelaku ABG
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Polisi mengantongi identitas penganiaya satpam RS Mitra Keluarga Bekasi. Pelakunya merupakan keluarga pasien.
    “(Pelaku) termasuk keluarga pasien dan sudah teridentifikasi data pelakunya, orang Bekasi juga. Karena keluarga pasien, memang ada keluarga yang dirawat di rumah sakit,” ujar Kanit Reskrim Polsek Bekasi Selatan AKP Imam Prakoso saat dihubungi, Sabtu (5/4/2025).
    Imam mengungkapkan, korban S sempat menegur pelaku sebelum akhirnya pelaku emosi lalu menganiaya korban.
    “Ternyata enggak terima (ditegur). Namanya anak ABG (emosi). Itu kan pelakunya kelahiran tahun 2000 tuh, masih anak-anak. Makanya ditegur, enggak terima, marah,” ungkap dia.
    Di sisi lain, S sudah dalam kondisi baik meski sempat mengalami kejang-kejang usai menjadi korban
    penganiayaan
    oleh pelaku.
    “(Sekarang) masih dirawat, sudah membaik, pelakunya sudah teridentifikasi karena keluarga pasien,” ungkap dia.
    Adapun S menjadi korban penganiayaan oleh keluarga pasien pada Sabtu (29/3/2025) pukul 22.00 WIB.
    Kuasa hukum S, Subadria Nuka, mengungkapkan, korban menegur salah satu pengunjung rumah sakit yang menggunakan mobil berknalpot brong di area Instalasi Gawat Darurat (IGD).
    “Pengunjung tersebut juga memarkirkan kendaraannya tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) rumah sakit, sehingga menghalangi jalur ambulans,” ujar Subadria dalam keterangannya, Sabtu.
    Namun, pelaku tidak terima ditegur oleh korban. Ia kemudian menarik kerah seragam S, membanting, dan mencekiknya hingga korban mengalami kejang dan dalam kondisi kritis.
    Akibat insiden tersebut, korban harus menjalani perawatan intensif di ruang ICU selama empat hari.
    “Setelah empat hari berlalu, keluarga pelaku sama sekali tidak menunjukkan penyesalan atau meminta maaf,” ujar Stein Siahaan yang juga merupakan kuasa hukum korban dalam kesempatan yang sama.
    Pihak RS Mitra Keluarga Bekasi disebut mendukung penuh proses hukum yang berjalan, termasuk memberikan rekaman CCTV dan bukti lainnya yang dibutuhkan penyidik.
    “Rumah sakit sudah merespons, tinggal menunggu proses hukum di kepolisian. Semua bukti yang diperlukan akan disediakan oleh pihak rumah sakit,” tambah dia.
    Hingga saat ini, kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan oleh Polres Metro Bekasi Kota.
    Sebelumnya, pihak manajemen RS Mitra Keluarga menyebutkan korban sudah mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.
    “Saat ini staf sekuriti kami yang masih dalam perawatan di Mitra Keluarga berada dalam kondisi stabil,” kata pihak manajemen Mitra Keluarga melalui keterangan pesan singkat, Kamis (3/4/2025).
    Pihak manajemen RS Mitra Keluarga mendukung proses hukum yang sedang dilaporkan ke polisi. Pihaknya juga tidak menoleransi kekerasan yang terjadi di lingkungan RS Mitra Keluarga.
    “Terkait langkah selanjutnya, kami menghormati dan mendukung proses hukum yang saat ini sedang berjalan,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kronologis Satpam Rumah Sakit di Bekasi Muntah Darah Dianiaya Keluarga Pasien, Masuk Penyidikan – Halaman all

    Kronologis Satpam Rumah Sakit di Bekasi Muntah Darah Dianiaya Keluarga Pasien, Masuk Penyidikan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang satpam inisial S (39) yang bekerja di Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Barat, Jawa Barat menjadi korban penganiayaan keluarga pasien, Sabtu (29/3/2025) pukul 22.00 WIB.

    Korban dianiaya setelah keluarga pasien tak terima ditegur karena parkir di depan ruang instalasi gawat darurat atau IGD.

    Tak terima ditegur, pelaku dengan penuh emosi kemudian melakukan pemukulan secara brutal terhadap korban.

    Korban disebut-sebut sampai kejang hingga muntah darah lantaran kepalanya terbentur lantai saat dianiaya pelaku.

    Atas kejadian tersebut, istri korban berinisial RI melaporkan peristiwa yang dialami suaminya ke Polres Metro Bekasi Kota.

    Laporan polisi itu teregister dengan nomor LP/B/687/|II/2025/SPKT/POLRES METRO BEKASI KOTA/POLDA METRO JAYA.

    Kronologis Kejadian

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengungkap kronologis kejadian penganiayaan tersebut.

    Awalnya pelaku yang merupakan keluarga pasien memarkir mobilnya di depan UGD Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Barat dalam keadaan kurang maju dan mengganggu jalan.

    “Kemudian ditegur dan diberikan pengertian oleh korban,” ucap Ade Ary kepada wartawan, Sabtu (5/4/2025).

    Namun, terlapor marah dan setelah memajukan mobilnya terlapor turun dari mobil dan langsung menghampiri korban.

    Selanjutnya terlapor mendorong dan memukul korban lalu membanting korban hingga terjatuh dan mengalami luka pada bagian kepala.

    “Korban sempat pingsan atau tidak sadarkan diri,” ucapnya.

    Terpisah, kuasa hukum korban Subadria Nuka pun mengungkap hal serupa soal kronologis kejadian.

    “Kejadiaan bermula ketika satpam tersebut menegur salah satu pengunjung rumah sakit yang memarkirkan kendaraannya tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) rumah sakit, sehingga menghalangi jalur ambulans,” ujarnya.

    Ia juga menambahkan bahwa pihak rumah sakit akan mendukung penuh proses hukum yang berjalan.

    Termasuk memberikan rekaman CCTV dan bukti lainnya yang dibutuhkan penyidik.

    “Rumah sakit sudah merespons, tinggal menunggu proses hukum di kepolisian. Semua bukti yang diperlukan akan disediakan oleh pihak rumah sakit,” katanya.

    Sudah Masuk Tahap Penyidikan

    Atas kasus tersebut, polisi sudah memeriksa sejumlah saksi.

    Setelah dilakukan gelar perkara, kasus ini ditingkatkan statusnya ke tahap penyidikan.

    “Ya benar sudah penyidikan,” ucap Kombes Ade Ary.

    Saat ini proses penanganan perkara penyerahan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) kepada pelapor dan terlapor.

    Kemudian pengiriman dan penjemputan SPDP ke pihak Kejaksaan Negeri Kota Bekasi.

    “Posisi terakhir terlapor berada di Pontianak bersama keluarganya dan akan dimintai keterangan Senin (7/4/2025),” ujarnya.

    Ade Ary menyebut terlapor disangkakan pasal 351 KUHP tentang tindak pidana penganiayaan.

  • Kuasa Hukum Sebut Ada Luka Memar Ditemukan di Tubuh Jurnalis Juwita – Halaman all

    Kuasa Hukum Sebut Ada Luka Memar Ditemukan di Tubuh Jurnalis Juwita – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Koordinator Tim Advokasi Pihak Juwita, Muhammad Pazri, mengungkapkan hasil autopsi jenazah jurnalis Banjarbaru Juwita, korban pembunuhan oknum TNI AL Balikpapan inisial J alias Jumran.

    Pazri mengungkapkan, berdasarkan hasil autopsi, Tubuh Juwita mengalami luka memar atau lebam pada area kemaluan korban. 

    Juwita, seorang jurnalis dari Banjarbaru, ditemukan tewas dengan luka-luka yang mengindikasikan kekerasan seksual. 

    Koordinator Tim Advokasi, Muhammad Pazri, mengungkapkan hasil otopsi yang menunjukkan adanya luka memar di area kemaluan korban.

    Hasil ini menimbulkan dugaan bahwa Juwita mengalami kekerasan seksual sebelum dibunuh.

    Temuan Hasil Autopsi

    Menurut Pazri, hasil otopsi yang dilakukan pada jenazah Juwita menunjukkan bahwa:

    Luka Memar:

    Terdapat luka memar di area kemaluan.

    Cairan Sperma:

    Dalam rahim Juwita ditemukan cairan putih yang diduga sperma dengan volume yang cukup besar.

    “Berdasarkan keterangan dari dokter forensik, sperma tersebut diketahui memiliki volume yang besar,” ujar Pazri. 

    “Hal ini memunculkan pertanyaan tentang asal-usul sperma tersebut, sehingga pihak keluarga mengusulkan untuk melakukan tes DNA guna memastikan pemilik sperma tersebut,” ujarnya, papar Pazri Rabu (2/4/2025) dikutip dari YouTube KompasTV. 

    Keluarga korban meminta agar dilakukan tes DNA untuk menentukan asal-usul sperma yang ditemukan.

    “Namun, tes DNA yang dimaksud memerlukan fasilitas forensik yang lebih lengkap, yang saat ini tidak tersedia di Kalimantan Selatan, oleh karena itu, kuasa hukum mengusulkan agar tes DNA tersebut dilakukan di luar daerah, seperti di Surabaya atau Jakarta, untuk memastikan hasil yang lebih akurat dan tuntas,” jelasnya. 

    Namun, fasilitas forensik yang diperlukan saat ini tidak tersedia di Kalimantan Selatan.

    Oleh karena itu, kuasa hukum mengusulkan agar tes DNA dilakukan di Surabaya atau Jakarta untuk hasil yang lebih akurat.

    Dugaan Kekerasan Seksual

    Pazri menduga bahwa pelaku, yang berinisial J alias Jumran, melakukan kekerasan seksual terhadap Juwita sebanyak dua kali.

    Peristiwa pertama terjadi antara 25-30 Desember 2024 dan yang kedua pada 22 Maret 2025, hari di mana jasad korban ditemukan.

    “Pada September 2024, korban dan pelaku berkenalan lewat media sosial, kemudian komunikasi, lalu tukaran nomor telepon, hingga akhirnya pada rentang waktu 25-30 Desember pelaku menyuruh korban memesan kamar hotel di Banjarbaru,” jelasnya.

    “Setelah itu, pelaku menyuruh korban menunggu, setelah datang pada hari itu, pelaku membawa korban masuk ke dalam kamar dan mendorong ke tempat tidur.”

    “Pelaku sempat memiting korban sebelum merudapaksa di dalam kamar tersebut,” ujarnya.

    Bukti dan Harapan Pihak Kuasa Hukum

    Korban sempat merekam video pendek yang menunjukkan pelaku setelah melakukan aksinya. 

    Pihak kuasa hukum berharap penyidik dapat melakukan penyidikan yang lebih komprehensif, termasuk memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.

    “Kami menilai bahwa pengecekan ini penting untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap mengenai kronologi kejadian,” terangnya. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Fakta Baru Kasus Pembunuhan Juwita Jurnalis Banjarbaru, Kuasa Hukum: Ada Dugaan Kekerasan Seksual. 

    (Tribunnews.com/Milani) (BanjarmasinPost.co.id/Stanislaus Sene) (KompasTV) 

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • 3
                    
                        Kronologi Satpam RS di Bekasi Dianiaya Keluarga Pasien hingga Kejang
                        Megapolitan

    3 Kronologi Satpam RS di Bekasi Dianiaya Keluarga Pasien hingga Kejang Megapolitan

    Kronologi Satpam RS di Bekasi Dianiaya Keluarga Pasien hingga Kejang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Satpam rumah sakit (RS) di
    Bekasi
    berinisial S menjadi korban
    penganiayaan
    oleh keluarga pasien pada Sabtu (29/3/2025) pukul 22.00 WIB.
    Peristiwa tersebut bermula korban S menegur salah satu pengunjung rumah sakit yang menggunakan mobil berknalpot brong di area Instalasi Gawat Darurat (IGD).
    “Pengunjung tersebut juga memarkirkan kendaraannya tidak sesuai dengan prosedur operasional standar (SOP) rumah sakit, sehingga menghalangi jalur ambulans,” ujar kuasa hukum S, Subadria Nuka, dalam keterangannya, Sabtu (5/4/2025).
    Namun, terduga pelaku tidak terima ditegur oleh korban. Ia kemudian menarik kerah seragam S, membanting, dan mencekiknya hingga korban mengalami kejang-kejang.
    Akibat insiden tersebut, korban yang kritis harus menjalani perawatan intensif di ruang ICU selama empat hari.
    “Setelah empat hari berlalu, keluarga pelaku sama sekali tidak menunjukkan penyesalan atau meminta maaf,” ujar Stein Siahaan yang juga merupakan kuasa hukum korban dalam kesempatan yang sama.
    Pihak RS Mitra Keluarga Bekasi Barat mendukung penuh proses hukum yang berjalan, termasuk memberikan rekaman CCTV dan bukti lainnya yang dibutuhkan penyidik.
    “Rumah sakit sudah merespons, tinggal menunggu proses hukum di kepolisian. Semua bukti yang diperlukan akan disediakan oleh pihak rumah sakit,” tambah dia.
    Hingga saat ini, kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan Polres Metro Bekasi Kota.
    Sebelumnya, pihak manajemen RS Mitra Keluarga menyebutkan, korban sudah mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.
    “Saat ini staf sekuriti kami yang masih dalam perawatan di Mitra Keluarga berada dalam kondisi stabil,” kata pihak manajemen Mitra Keluarga melalui keterangan pesan singkat, Kamis (3/4/2025).
    Pihak manajemen RS Mitra Keluarga mendukung proses hukum yang sedang dilaporkan ke polisi. Pihaknya juga tidak menoleransi kekerasan yang terjadi di lingkungan RS Mitra Keluarga.
    Namun, pihaknya tidak merinci perihal kronologi dan kapan peristiwa tersebut terjadi.
    “Terkait langkah selanjutnya, kami menghormati dan mendukung proses hukum yang saat ini sedang berjalan,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wakil Wali Kota Tangsel Ganti Motor Petugas Kebersihan yang Dicuri Saat Bertugas – Halaman all

    Wakil Wali Kota Tangsel Ganti Motor Petugas Kebersihan yang Dicuri Saat Bertugas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Pilar Saga Ichsan memberikan sepeda motor pengganti kepada Narnih.

    Narnih adalah petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang mengalami kehilangan sepeda motor 

    “Jadi kan sekarang ya alhamdulilah ada media sosial itu informasi cepat jadi dapat real time. Staf saya mengabarkan ada kejadian. Bu Narnih ini kan pegawai kami di LH sebagai pesapon, jadi h+3 lebaran dirinya bertugas di pintu air, selesai bersih-bersih pas mau balik motornya udah raib, hilang,” kata Pilar pada Jumat (4/4/2025).

    Pilar mengaku bersedih atas kejadian yang menimpa Narnih. 

    Dirinya menyebut sudah banyak jasa yang diberikan oleh Narnih sebagai petugas kebersihan.

    “Beliau ini sudah berjasa, dari tahun 2012 jadi pegawai kebersihan. Kalau tidak ada pegawai kebersihan di Tangsel itu semua kota kotor. Pegawai kebersihan kayak Bu Narnih ini kita sangat apresiasi sekali,” ujarnya. 

    “Alhamdulilah ada sedikit rezeki bahwa motor gak usah dipikirin lagi. Motor sudah aman. Mudah-mudahan pelaku cepat tertangkap ya, karena di cctv terbukti dan juga motornya bisa kembali,” tambahnya.

    Pilar mengaku sudah berkomunikasi dengan pihak kepolisian terkait kejadian ini, sejauh ini pihak kepolisian terus bekerja agar bisa segera menangkap pelakunya.

    Dia juga berpesan kepada seluruh pesapon untuk berhati-hati saat bertugas terutama menggunakan kunci ganda agar keamanan motor tetap terjaga. 

    “Ini pembelajaran dan semua teman-teman pesapon se-Tangerang Selatan untuk berhati-hati ada kejahatan di pinggir jalan tentu kita menyimpan motor kita di tempat yang aman dan terkontrol,” pesannya.

    Saat disinggung dana pembelian motor pengganti ke petugas kebersihan, Pilar menegaskan bahwa hal ini menggunakan dana pribadinya. 

    “Kita juga turut bersedih di momentum lebaran ini ada orang yang terkena musibah. Makanya pas ada kejadian ini melihat ini ya, mereka sudah berjuang sama-sama lah kita semua. Kita harus punya solidaritas sebagai pengabdi masyarakat supaya keberkahan ramadan dan Idulfitri ini bisa dirasakan oleh semua,” tutupnya.