Produk: CCTV

  • Terakhir Bersama Wanita Inisial V, Istri Ungkap Kejanggalan Tewasnya Wartawan Situr Wijaya di Hotel

    Terakhir Bersama Wanita Inisial V, Istri Ungkap Kejanggalan Tewasnya Wartawan Situr Wijaya di Hotel

    GELORA.CO – Selviyanti belum iklas melepas kepergian suaminya wartawan Situr Wijaya (33) yang tewas di Hotel D’Paragon, Jakarta Barat, Jumat (4/4/2025).

    Kematian jurnalis iNSulteng.com ini menyisakan tanda tanya apakah ada kaitannya dengan apa yang dia beritakan selama ini.

    Situr berangkat ke Jakarta dalam keadaan sehat. Istrinya lalu membeberkan beberapa kejanggalan dari info yang didapatnya terkait tewasnya Situr.

    Dari rekaman CCTV hotel, Situr Wijaya terpantau terakhir kali bersama seorang wanita inisial V sejak Kamis 3 April 2025 pukul 18.50 WIB.

    Polisi menyebut ada infeksi paru berat (diduga TBC) di tubuh korban. Sementara dari pengakuan sang istri, Selviyanti, mengungkapkan fakta berbeda.

    Selviyanti mengungkap suaminya mengaku berangkat ke Jakarta untuk urusan penting, sekaligus bersilaturahmi dengan keluarganya di Jawa.

    Kabar duka meninggalnya suaminya diterima Selviyanti melalui panggilan dari ponsel suaminya, yakni dari seorang perempuan yang mengaku teman Situr Wijaya, lalu pria berpakaian hotel melakukan video call.

    Anehnya, pria bertopi dalam video call itu menolak menunjukkan jenazah secara langsung dan hanya mengirim foto.

    “Dia hanya kirimkan foto dan menolak saat saya minta lihat jenazah secara live,” ujar Selviyanti usai pemakaman jenazah almarhum pada Minggu 6 April 2025.

    Kejanggalan lebih nampak lagi ketika Selviyanti melakukan video call, ada pria yang muncul mengenakan jaket dan topi, sementara di belakang ada seorang wanita memakai helm.

    Belum jelas identitas wanita yang memakai helm ini.

    Lebih mengherankan lagi bagi sang istri, tiga ponsel milik Situr Wijaya tetap aktif setelah ia dinyatakan meninggal. Padahal, hanya korban sendiri yang mengetahui kata sandi perangkat tersebut.

    Kemudian, salah satu sahabat almarhum mengaku sempat menghubungi lewat messenger dan mendapat balasan dari seorang wanita yang mengaku tenaga medis.

    Berdasarkan rekaman CCTV hotel menunjukkan bahwa hanya satu orang yang terakhir bersama almarhum, yaitu seorang wanita berinisial V, sejak Kamis, 3 April 2025 pukul 18.50 WIB hingga jenazah ditemukan.

    Tidak ada orang lain yang terlihat keluar atau masuk ke kamar dalam periode tersebut hingga jenazah ditemukan.

    Lebih mencurigakan bagi si istri, tiga ponsel milik korban diketahui masih aktif bahkan setelah kematiannya diumumkan.

    Padahal, hanya Situr yang mengetahui kata sandi perangkat-perangkat itu.

    Foto jenazah dengan lebam di wajah suaminya menambah kecurigaan kepadanya sebagai istri dari Situr Wijaya.***

  • 4 Cara Cek CCTV Jalan Tol untuk Pantau Arus Balik Lebaran 2025

    4 Cara Cek CCTV Jalan Tol untuk Pantau Arus Balik Lebaran 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Memantau CCTV jalan tol menjadi salah satu solusi efektif bagi para pemudik untuk menghindari kemacetan saat arus balik Lebaran 2025.

    Memantau kondisi lalu lintas secara real-time, pengendara dapat mengetahui titik-titik kepadatan, memilih jalur alternatif, dan merencanakan perjalanan dengan lebih baik.

    Selain itu, pemantauan CCTV juga membantu melihat kondisi jalan, cuaca, serta kemungkinan adanya perbaikan dan kecelakaan yang dapat memengaruhi perjalanan. Oleh karena itu, penting untuk memantau CCTV jalan tol agar perjalanan balik mudik lebih lancar.

    Berikut cara-cara mudah untuk mengakses CCTV jalan tol dan memantau kondisi lalu lintas secara real-time.

    Cara Akses CCTV Jalan Tol Saat Arus Balik Lebaran

    1. Melalui situs resmi Kementerian Perhubungan

    Untuk memantau arus balik Lebaran 2025 melalui CCTV yang disediakan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub), ikuti langkah-langkah berikut:

    Kunjungi situs https://mudik.kemenhub.go.id/cctv.Pilih kategori matra, seperti “Semua Matra” atau khusus “Darat”.Pilih kategori jalan, “Semua Kategori” atau “TOLL” untuk jalan tol.Jika ingin mencari lokasi spesifik, masukkan nama ruas jalan di kolom pencarian.Klik ikon kaca pembesar untuk mulai mencari.Pilih dari daftar pantauan CCTV yang tersedia.Video siaran langsung CCTV lalu lintas di lokasi yang dipilih akan ditampilkan.

    2. Melalui situs resmi Kementerian Pekerjaan Umum

    Kementerian Pekerjaan Umum (PU) juga menyediakan layanan untuk memantau CCTV jalan tol. Berikut langkah-langkahnya:

    Kunjungi situs https://mudik.pu.go.id/cctv-tol.Pilih ruas jalan tol yang ingin dipantau atau masukkan nama ruas jalan di kolom pencarian.Dari daftar yang muncul, pilih ruas jalan yang sesuai.Pilih tayangan CCTV yang tersedia.Video CCTV akan menampilkan kondisi lalu lintas terkini di lokasi yang dipilih.

    3. Menggunakan aplikasi Travoy Jasa Marga

    Travoy adalah aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk memantau kondisi lalu lintas terkini melalui CCTV di ruas tol yang dikelola oleh Jasa Marga Group. Berikut cara menggunakan aplikasi Travoy:

    Unduh dan instal aplikasi Travoy melalui Google Play Store atau App Store.Buka aplikasi setelah terpasang di perangkat.Akses fitur CCTV di dalam aplikasi.Tekan ikon kamera CCTV pada ruas jalan tol yang ingin dipantau.Tayangan langsung CCTV akan muncul, menampilkan kondisi lalu lintas di lokasi yang dipilih.

    4. Menggunakan situs lewatmana

    Situs lewatmana juga menyediakan layanan untuk memantau kondisi lalu lintas melalui CCTV. Berikut langkah-langkahnya:

    Kunjungi situs https://lewatmana.com/.Ketik nama jalan tol pada kolom “Cari Informasi Jalan Tol”.Pilih link CCTV yang tersedia untuk melihat kondisi lalu lintas secara langsung.Informasi terkini dari pengguna lain juga ditampilkan untuk memberikan gambaran lebih akurat.

    Dengan berbagai opsi ini, pemudik dapat memilih cara yang paling sesuai untuk memantau arus balik Lebaran 2025 dan menghindari kemacetan.

  • Beda Penjelasan Keluarga dengan Polisi soal Wartawan yang Tewas di Hotel D’Paragon Jakarta – Halaman all

    Beda Penjelasan Keluarga dengan Polisi soal Wartawan yang Tewas di Hotel D’Paragon Jakarta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Situr Wijaya (33) wartawan atau jurnalis media online ditemukan tewas di kamar Hotel D’Paragon kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (4/4/2025) malam.

    Namun hingga kini penyebab kematiannya masih tanda tanya.

    Apalagi karena penjelasan pihak keluarga berbeda dengan informasi yang disampaikan polisi.

    Berikut penjelasan pihak keluarga

    Pihak keluarga menilai kematian Situr Wijaya terlihat janggal.

    Dari foto-foto jasad Situr menguatkan dugaan, jurnalis asal Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) itu menjadi korban Pembunuhan.

    Keluarga Situr yang curiga lantas melaporkan kematian sang wartawan media online itu ke Polda Metro Jaya pada Sabtu (5/4/2025).

    “Ada dugaan korban dihilangkan nyawanya dengan pelaku yang kini sedang didalami,” kata Kuasa hukum keluarga korban, Rogate Oktoberius Halawa, Minggu (6/4/2025), dilansir WartaKotalive.com.

    “Kami sudah memasukkan laporan ke Polda Metro Jaya tentang dugaan tindak pidana pembunuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 338 KUHP,”  lanjutnya.

    Rogate mengatakan keluarga curiga setelah melihat foto-foto jasad korban sesaat setelah ditemukan tidak bernyawa di dalam kamar hotel.

    “Setelah melihat foto-foto korban, pihak keluarga korban curiga bahwa korban meninggal dunia karena dibunuh. Karena dilihat dari foto kondisi korban, mengeluarkan darah di hidung dan mulut, luka memar di wajah dan seluruh badan, serta ada sayatan di leher bagian belakang,” ungkap Rogate.

    Menurut Rogate, keluarga menyayangkan pihak hotel yang tidak menginformasikan kematian korban kepada keluarga. 

    Keluarga justru mendapat informasi kematian korban dari Rumah Sakit Duta Indah Jakarta Utara, tempat jenazah dibawa.

    “Rumah sakit, tahunya dari sopir ambulans yang mengantar jenazah, yang kami sayangkan pihak hotel tidak memberitahukan hal ini ke keluarga korban,” ujar Rogate.

    Rogate juga mengungkapkan, sopir ambulans yang mengantar jenazah korban ke rumah sakit sempat memberi tahu keluarga Situr tentang kematian sang jurnalis.

    Sopir ambulans kemudian mengirimkan foto-foto korban yang telah meninggal. 

    “Setelah melihat foto-foto korban, keluarga curiga bahwa korban telah dihilangkan nyawanya,” ujar dia.

    “Kecurigaan dihilangkan nyawa, bisa diracun, bisa juga dianiaya. Kami berharap agar polisi segera menuntaskan kasus ini dan tidak berlarut-larut,” sebut Rogate.

    Situr Wijaya diduga meninggal pada Jumat malam sekitar pukul 22.25 WIB.

    Tetapi, pihak hotel baru memanggil ambulans untuk mengevakuasi jenazah keesokan harinya.

    Berdasarkan pernyataan tim ambulans, korban sudah tergeletak di bawah kasur kamar hotel dan dalam kondisi tidak memakai baju, hanya celana boxer. 

    Tim ambulans yang ingin memastikan korban benar-benar sudah meninggal, kemudian membawa Situr ke rumah sakit untuk cek EKG atau rekam jantung.

    Akhirnya, tim ambulans membawa korban ke RS Duta Indah Jakarta Utara dan dinyatakan meninggal dunia dengan kondisi badan sudah membiru.

    Atas izin keluarga, jasad korban kemudian dilakukan autopsi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

    “Untuk hasil autopsi kan kita tunggu hasil visum luarnya,” kata Arfan, Sabtu (5/4/2025), dilansir TribunJakarta.com.

    Penjelasan polisi

    Polisi telah merilis hasil penyelidikan sementara terkait kasus tewasnya Situr Wijaya.

    Polisi menjelaskan terkait rekaman CCTV yang merekam gerak-gerik Situr Wijaya sebelum tewas.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengungkapkan Situr sempat terekam bersama seorang saksi berinisial V pada Kamis (3/4/2025) sebelum ditemukan tewas.

    Lalu, setelah itu tidak terlihat adanya orang yang masuk atau keluar dari kamar Situr.

    “Berdasarkan analisa CCTV, sejak saksi V bersama korban saat masih hidup pada tanggal 3 April 2025, pukul 18.50 WIB sampai dengan mayat korban ditemukan, tidak ada orang lain yang memasuki kamar korban dan korban juga tidak terpantau keluar kamar,” kata Ade Ary dalam keterangan tertulis kepada Tribunnews.com, Minggu (6/4/2025).

    Namun, terkait sosok V tersebut, Ade Ary tidak menjelaskan lebih lanjut. Ia hanya menjelaskan bahwa saksi berjenis kelamin perempuan.

    “(Saksi) seorang perempuan,” tuturnya.

    Selain itu, Ade Ary juga membeberkan hasil autopsi sementara terhadap jenazah Situr Wijaya di mana di paru-paru korban terdapat infeksi.

    Dia menjelaskan infeksi tersebut diduga merupakan penyakit tuberkulosis (TBC).

    “Berdasarkan hasil autopsi sementara, terdapat indikasi adanya infeksi pada paru-paru (dugaan dokter yakni penyakit TBC),” ujar Ade Ary.

    Kendati demikian, ia mengatakan untuk memastikan penyebab kematian Situr, maka masih perlu adanya pemeriksaan lanjutan.

    “Guna memastikannya, menunggu hasil pemeriksaan toksikologi dan histopatologi,” jelasnya.

    Ade Ary juga mengatakan adanya perlengketan di paru-paru korban yang menandakan adanya infeksi paru-paru.

    “Paru-paru kanan terdapat perlengketan hebat pada hampir seluruh permukannya ke dinding dada (tanda adanya infeksi paru),” kata Ade Ary.

     Dalam autopsi tersebut, ditemukan pula luka lecet di bibir korban yang diakibatkan kekerasan tumpul.

    Namun, Ade Ary mengatakan luka tersebut diduga bukan akibat penganiayaan tetapi korban terjatuh ke lantai.

    “Luka lecet pada bibir akibat kekerasan tumpul (diduga karena jatuh membentur lantai),” katanya.

    Dia juga menjelaskan bahwa memar yang terdapat di bagian tubuh korban diduga juga bukan akibat penganiayaan tetapi karena lebam mayat.

    Hasil autopsi sementara juga mengungkap tidak ditemukannya tanda kekerasan pada jenazah Situr Wijaya.

    “Tidak ada tanda-tanda kekerasan baik luka jeratan maupun luka sayatan. Adanya memar pada bagian tubuh akibat lebam,” tuturnya.

    Ade Ary juga menjelaskan bahwa tewasnya Situr diperkirakan tidak sampai sehari sebelum ditemukan pada Jumat malam lalu.

    “Perkiraan waktu kematian antara 8 jam sampai dengan 24 jam sebelum pemeriksaan luar (4 April 2025 pukul 04.00 WIB sampai dengan 4 April 2025 pukul 20.00 WIB),” katanya.

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto) (Warta Kota)

    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Jurnalis Tewas di Hotel Jakbar Diduga Dibunuh, Keluarga Lapor Polda Metro Usai Lihat Bukti Ini

     

     

  • Beda Dulu dan Sekarang, Begini Nyamannya Jadi Penumpang Commuter Line Jabodetabek

    Beda Dulu dan Sekarang, Begini Nyamannya Jadi Penumpang Commuter Line Jabodetabek

    Beda Dulu dan Sekarang, Begini Nyamannya Jadi Penumpang Commuter Line Jabodetabek
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line, yang dulu dikenal dengan momok ketidaktepatan waktu dan fasilitas seadanya, kini telah bertransformasi menjadi
    moda transportasi
    publik yang andal dan nyaman. Namun, di balik reputasi tersebut, KRL memiliki perjalanan panjang yang tidak banyak diketahui publik. 
    Transformasi KRL bukan terjadi dalam semalam. Moda ini telah menjadi bagian dari denyut kehidupan kota sejak lebih dari satu abad silam. Tepatnya pada 6 April 1925, kereta listrik pertama kali melintasi jalur Tanjung Priok–Meester Cornelis (sekarang Jatinegara), menandai dimulainya era elektrifikasi perkeretaapian di Indonesia.
    Kala itu, kehadiran KRL merupakan terobosan besar dalam dunia transportasi urban. Meski masih terbatas jangkauannya, moda ini menjadi solusi mobilitas masyarakat di Batavia dan sekitarnya. Seiring berjalannya waktu, jaringan KRL terus berkembang, mengikuti pertumbuhan kota-kota satelit dan kebutuhan masyarakat yang makin dinamis.
    Kini, setelah lebih dari 100 tahun melaju, wajah KRL telah berubah drastis. Dari yang dulu kerap dipandang sebelah mata karena jadwal yang tak menentu dan fasilitas seadanya,
    KRL Commuter Line
    kini menjelma menjadi moda transportasi massal modern yang semakin digemari, terutama di wilayah Jabodetabek.
    Putri (33) adalah salah satu dari banyak penumpang yang merasakan transformasi KRL. Tinggal di Depok, Jawa Barat, ia menjadikan KRL Commuterline sebagai moda transportasi andalan untuk berangkat dan pulang kerja setiap hari.
    Padahal, perempuan yang bekerja di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, tersebut punya kendaraan pribadi yang sebenarnya bisa dimanfaatkan.
    “Pilih KRL Commuter Line karena tarifnya terjangkau dan pastinya bebas macet, apalagi di jam-jam sibuk. Jadwalnya juga kan tepat waktu, jarang telat,” ujar Putri.
    Namun, bukan hanya itu yang membuat Putri betah menggunakan layanan transportasi massal tersebut.
    “Sekarang banyak fasilitas pendukung ya, seperti stan makanan dan minuman. Ini sangat membantu (pekerja seperti saya) kalau pagi belum sempat sarapan atau sekadar mengganjal perut saat pulang,” tambahnya.
    Pengalaman Putri hanyalah satu dari sekian banyak cerita pengguna KRL Commuter Line yang merasakan perubahan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Penumpang lain yang telah menggunakan KRL selama satu dekade, Utie Adnu, menegaskan hal serupa.
    “Commuter Line sudah seperti kendaraan andalan bagi saya. Jadwal keberangkatannya tepat, fasilitas lengkap, dari toilet bersih hingga
    charging port
    . Bahkan sekarang ada
    water station
    gratis di beberapa stasiun,” tuturnya dalam unggahan di Instagram pribadinya, Kamis (11/7/2024).
    Uti juga mengaku senang karena tiket KRL Commuter Line kini bisa diakses lewat berbagai metode
    cashless
    selain Kartu Multi Trip (KMT) dan uang elektronik (
    e-money
    ), yaitu pindai QR Code dari platform
    ride-hailing
    .
    Perjalanan dengan KRL Commuter Line pun semakin menyenangkan karena ada petugas yang selalu siap membantu.
    Transformasi layanan KRL Commuter Line tak lepas dari peran
    PT KAI Commuter
    sebagai operator. Upaya ini pun berbuah manis dalam bentuk peningkatan jumlah penumpang.
    Berdasarkan data KAI Commuter, total volume pengguna Commuter Line Jabodetabek sepanjang 2024 mencapai 328.153.923 orang. Jumlah ini meningkat sebesar 13 persen dari tahun sebelumnya yang mencatatkan 290.890.677 pengguna. Rata-rata jumlah pengguna harian selama pada 2024 tercatat sebanyak 1.014.934 orang.
    Sementara itu, hingga Maret 2025, rata-rata pengguna Commuter Line Jabodetabek tercatat sebanyak 991.290 orang pada hari kerja (weekday), dan 645.798 orang pada akhir pekan (
    weekend
    ). Total volume pengguna dari Januari hingga minggu keempat Maret 2025 mencapai 76.680.215 orang.
    Vice President (VP) Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengungkapkan bahwa pihaknya berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna.
    Untuk mengakomodasi lonjakan penumpang, KAI Commuter melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah skema rekomposisi sarana untuk menjaga headway antar kereta. Hal terpenting, beragam fasilitas dan sarana terus disempurnakan pihaknya. Inovasi pun terus digalakkan.
    “KAI Commuter juga terus menambah fasilitas baru, seperti
    water station
    atau dispenser air minum gratis yang tersedia di Stasiun Juanda, Jakarta Kota, Manggarai, Tanah Abang, dan Bekasi,” paparnya kepada Kompas.com, Kamis (26/7/2024).
    Inovasi lain yang dihadirkan KAI Commuter adalah Commuter Shelter Bike, area parkir sepeda gratis di beberapa stasiun, seperti Stasiun Bogor, Depok, Lenteng Agung, Tebet, dan Duri. Fasilitas ini sejalan dengan program Green Commuter yang digalakkan oleh perusahaan.
    “Nantinya, fasilitas tersebut juga bakal tersedia di Stasiun Bekasi, Kranji, Matraman, Cikarang, Kemayoran, Pondok Ranji, Tanjung Priok, Buaran, Cisauk, Daru, Kebayoran, dan Stasiun Palmerah,” kata Joni.
    Sebagai bagian dari upaya menyediakan layanan yang lebih inklusif, KAI Commuter terus meningkatkan fasilitas bagi perempuan, ibu hamil, dan pengguna berkebutuhan khusus.
    Untuk penumpang perempuan, tersedia
    Kereta Khusus Wanita
    (KKW) yang dioperasikan pada rangkaian tertentu. Sementara itu, ibu menyusui dapat menggunakan ruang laktasi yang telah tersedia di 27 stasiun.
    Bagi ibu hamil, KAI Commuter menyediakan PIN khusus guna memudahkan mereka mendapatkan prioritas tempat duduk di dalam kereta.
    Sementara bagi pengguna penyandang disabilitas, selain toilet khusus dan nomor bantuan 081296605747, KAI Commuter juga menghadirkan Kartu Disabilitas. Kartu ini bisa diambil di Stasiun Juanda, Bogor, Sudirman, Tanah Abang, Duri, dan Bekasi.
    Aspek keamanan turut menjadi prioritas. KAI Commuter memasang Sistem CCTV Analytic di setiap stasiun. Sistem ini dapat memproses dan menganalisa setiap data foto atau video untuk mengidentifikasi potensi tindak kriminal.
    Sementara itu, untuk memudahkan pengguna, KAI Commuter meluncurkan aplikasi
    C-Access
    , hasil
    rebranding
    dari KRL Access dengan fitur-fitur terbaru. Lewat sistem ini, pengguna dapat mengecek jadwal dan posisi kereta dengan mudah.
    Melihat tren peningkatan pengguna yang diprediksi berlanjut, bahkan mencapai 2 juta penumpang per hari pada 2025-2026 mendatang, KAI Commuter pun sudah menjalankan sekaligus mempersiapkan sejumlah strategi.
    Salah satu strategi yang sedang berjalan adalah melakukan rekomposisi sarana dengan mengubah beberapa rangkaian kereta menjadi 8 kereta (SF8) dari sebelumnya 12 kereta (SF12) dan 10 kereta (SF10).
    Meski demikian, KAI Commuter tetap mengoperasikan rangkaian KRL SF12 dan SF10 untuk melayani pengguna setiap harinya. Langkah ini diambil untuk memastikan keseimbangan antara efisiensi operasional dan kenyamanan penumpang.
    “Rekomposisi (dilakukan dengan) mempertimbangkan okupansi,
    headway
    , dan
    peak hour
    pada perjalanan Commuter Line di setiap lintas layanannya,” terang Joni.
    Mengoptimalkan sarana yang ada saat ini dengan melakukan maintenance secara berkala dan intensif agar sarana tetap optimal dalam operasionalnya.
    Langkah tersebut tidak lain dilakukan untuk menjaga performa sarana dan
    headway
    perjalanan Commuter line sampai nanti sarana baru dari INKA dan CRRC dapat dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dari seluruh wilayah penyangga di Jabodetabek.
    Tidak hanya soal transportasi, Commuter Line kini juga menjadi penghubung ke berbagai destinasi menarik di sekitar stasiun, memperkuat posisinya sebagai bagian integral dari gaya hidup urban.
    “Karena KRL Commuter Line sudah jadi andalan, sebisa mungkin kalau ada agenda
    nongkrong
    di Jakarta, saya pilih tempat yang tidak jauh dari stasiun. Untungnya, beberapa stasiun dikelilingi
    spot-spot nongkrong
    keren. Misalnya, dari Stasiun Sudirman, bisa jalan kaki ke Grand Indonesia,” kata Putri kembali membagikan pengalamannya.
    Penumpang KRL Commuter Line lainnya, Vieri Muhammad, juga menyampaikan hal serupa.
    Ia bahkan merekomendasikan beberapa tempat menarik di sekitar stasiun, seperti Sunyi Coffee dekat Stasiun Kebayoran, kuliner di belakang Masjid Cut Mutia dekat Stasiun Gondangdia, dan Kongsi 8 dekat Stasiun Jatinegara.
    Cerita Putri, Utie, dan Vieri mewakili jutaan pengguna KRL Commuterline Jabodetabek lainnya. Dari yang dulu dianggap sebagai “momok”, kini moda transportasi ini telah bertransformasi menjadi sahabat setia kaum urban.
    Dengan berbagai inovasi dan peningkatan layanan, KAI Commuter telah membuktikan bahwa
    transportasi publik
    bisa nyaman, efisien, dan ramah lingkungan.
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Foto-foto Jurnalis Tewas di Hotel Jakarta Barat Kuatkan Dugaan Korban Dibunuh, Keluarga Lapor Polisi – Halaman all

    Foto-foto Jurnalis Tewas di Hotel Jakarta Barat Kuatkan Dugaan Korban Dibunuh, Keluarga Lapor Polisi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kematian Situr Wijaya (33), jurnalis yang ditemukan tewas di kamar Hotel D’Paragon di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (4/4/2025) malam, menyimpan kejanggalan.

    Kejanggalan yang terlihat dari foto-foto jasad Situr menguatkan dugaan, jurnalis asal Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) itu menjadi korban pembunuhan.

    Keluarga Situr yang curiga lantas melaporkan kematian sang wartawan media online itu ke Polda Metro Jaya pada Sabtu (5/4/2025).

    “Ada dugaan korban dihilangkan nyawanya dengan pelaku yang kini sedang didalami,” kata Kuasa hukum keluarga korban, Rogate Oktoberius Halawa, Minggu (6/4/2025), dilansir WartaKotalive.com.

    “Kami sudah memasukkan laporan ke Polda Metro Jaya tentang dugaan tindak pidana pembunuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 338 KUHP,”  lanjutnya.

    Rogate mengatakan, keluarga curiga setelah melihat foto-foto jasad korban sesaat setelah ditemukan tidak bernyawa di dalam kamar hotel.

    “Setelah melihat foto-foto korban, pihak keluarga korban curiga bahwa korban meninggal dunia karena dibunuh. Karena dilihat dari foto kondisi korban, mengeluarkan darah di hidung dan mulut, luka memar di wajah dan seluruh badan, serta ada sayatan di leher bagian belakang,” ungkap Rogate.

    Menurut Rogate, keluarga menyayangkan pihak hotel yang tidak menginformasikan kematian korban kepada keluarga. 

    Keluarga justru mendapat informasi kematian korban dari Rumah Sakit Duta Indah Jakarta Utara, tempat jenazah dibawa.

    “Rumah sakit, tahunya dari sopir ambulans yang mengantar jenazah, yang kami sayangkan pihak hotel tidak memberitahukan hal ini ke keluarga korban,” ujar Rogate.

    Rogate juga mengungkapkan, sopir ambulans yang mengantar jenazah korban ke rumah sakit sempat memberi tahu keluarga Situr tentang kematian sang jurnalis.

    Sopir ambulans kemudian mengirimkan foto-foto korban yang telah meninggal. 

    “Setelah melihat foto-foto korban, keluarga curiga bahwa korban telah dihilangkan nyawanya,” ujar dia.

    “Kecurigaan dihilangkan nyawa, bisa diracun, bisa juga dianiaya. Kami berharap agar polisi segera menuntaskan kasus ini dan tidak berlarut-larut,” sebut Rogate.

    Situr Wijaya diduga meninggal pada Jumat malam sekitar pukul 22.25 WIB.

    Tetapi, pihak hotel baru memanggil ambulans untuk mengevakuasi jenazah keesokan harinya.

    Berdasarkan pernyataan tim ambulans, korban sudah tergeletak di bawah kasur kamar hotel dan dalam kondisi tidak memakai baju, hanya celana boxer. 

    Tim ambulans yang ingin memastikan korban benar-benar sudah meninggal, kemudian membawa Situr ke rumah sakit untuk cek EKG atau rekam jantung.

    Akhirnya, tim ambulans membawa korban ke RS Duta Indah Jakarta Utara dan dinyatakan meninggal dunia dengan kondisi badan sudah membiru.

    Atas izin keluarga, jasad korban kemudian dilakukan autopsi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

    “Untuk hasil autopsi kan kita tunggu hasil visum luarnya,” kata Arfan, Sabtu (5/4/2025), dilansir TribunJakarta.com.

    Sejauh ini, polisi telah memeriksa tiga orang saksi terkait kasus jurnalis ditemukan tewas sendirian di kamar hotel ini.

    Polisi juga memeriksa CCTV yang ada di area hotel tersebut guna mengetahui penyebab tewasnya SW apakah karena dibunuh atau tidak.

    “Sampai saat ini sudah tiga orang dari pihak hotel yang kami mintai keterangan,” terang Arfan.

    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Jurnalis Tewas di Hotel Jakbar Diduga Dibunuh, Keluarga Lapor Polda Metro Usai Lihat Bukti Ini

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (WartaKotalive.com/Budi Sam Law Malau) (TribunJakarta.com/Wahyu Septiana)

  • Kabar Terkini Kasus Kematian Jurnalis Palu di Hotel Jakbar

    Kabar Terkini Kasus Kematian Jurnalis Palu di Hotel Jakbar

    Jakarta

    Seorang jurnalis asal Palu, Sulawesi Tengah, ditemukan tewas dalam kamar hotel di Jakarta Barat. Belum diketahui pasti penyebab kematian pria berinisial SW tersebut.

    Seperti diketahui, korban ditemukan meninggal dunia di kamar hotel D’Paragon, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Jumat, 4 April 2025 sekitar pukul 21.00 WIB. Tiga orang saksi telah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.

    Saat ini polisi masih menyelidiki kematian pria berusia 33 tahun tersebut. Jenazah korban sendiri telah diautopsi dan dari hasil pemeriksaan sementara tidak ditemukan adanya bekas tanda kekerasan pada tubuh korban.

    Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi untuk mendalami kasus ini. Polisi juga telah menganalisis rekaman circuit closed-television (CCTV) di hotel tersebut untuk membuat terang kematian korban.

    Luka Lebam di Tubuh Korban

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung mengatakan tidak ada bekas penganiayaan di tubuh korban meski ditemukan adanya lebam di badan.

    “Lebam di bagian badan. Di badan, tidak ada di muka. Maksudnya (belum) ada bukti penganiayaan, sementara ya. Untuk hasil autopsi kan kita tunggu hasil visum luarnya. Untuk bekas penganiayaan, bekas benda tumpul, belum ada,” kata Arfan dilansir Antara, Sabtu (5/4).

    Jenazah korban telah dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Arfan menyebut pihak keluarga telah mengizinkan jenazah korban untuk diautopsi.

    “Jenazah lagi di Rumah Sakit Kramat Jati. Keluarga juga sudah mempersilakan untuk dilakukan autopsi,” kata Arfan.

    Temuan Sejumlah Obat-obatan

    Terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan pihaknya telah melakukan olah TKP di kamar hotel tempat korban menginap. Dari hasil pemeriksaan di TKP ditemukan sejumlah obat-obatan.

    “Beberapa obat yang ditemukan di kamar korban, obat maag tablet, mycoral ketoconazole, rifampicin (antibiotik-mencegah dan mengobati penyakit akibat infeksi bakteri seperti tuberkulosis),” kata Kabid Humas polda metro jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya, Minggu (6/4).

    Baca selanjutnya: hasil autopsi hingga analisis rekaman CCTV

    Ilustrasi Police Line, (Foto: Getty Images/D-Keine)

    Hasil Autopsi Jenazah

    Kombes Ade Ary mengatakan pihaknya telah mendapatkan hasil autopsi sementara. Akan tetapi, polisi masih menunggu hasil pemeriksaan labfor untuk memastikan apa penyebab kematian korban tersebut.

    “Berdasarkan hasil autopsi sementara, terdapat indikasi adanya infeksi pada paru-paru (dugaan dokter yaitu penyakit TBC). Namun guna memastikannya masih harus menunggu hasil pemeriksaan toksikologi dan histopatologi,” jelas Ade Ary.

    “Paru kanan terdapat perlengketan hebat pada hampir seluruh permukaannya ke dinding dada (tanda adanya infeksi paru), kemudian terdapat massa dugaan infeksi pada paru kanan bagian atas, dan adanya perbendungan pada hampir seluruh organ-organ tubuh,” sambungnya.

    Lebih lanjut, Ade Ary mengatakan tidak ditemukan adanya bekas tanda kekerasan pada jenazah korban.

    “Tidak ada tanda-tanda kekerasan, baik luka jeratan maupun luka sayatan,” imbuhnya.

    Adapun, memar yang ditemukan pada bagian tubuh korban merupakan lebam mayat.

    “Adanya memar pada bagian tubuh akibat lebam mayat,” ucapnya.

    Dari hasil autopsi tersebut, diperkirakan korban meninggal dunia 8-24 jam sebelum dilakukan pemeriksaan luar atau pada Jumat (4/4) sekitar pukul 04.00 WIB sampai dengan 4 April 2025 pukul 20.00 WIB.

    Ade Ary mengatakan pihaknya telah mengambil sampel organ untuk pemeriksaan toksikologi dan hispatologi untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian korban.

    “Sebab pasti kematian menunggu hasil pemeriksaan toksikologi dan histopatologi,” lanjutnya.

    Hasil Analisis CCTV

    Polisi juga telah menganalisis rekaman CCTV hotel. Dari hasil analisis CCTV tersebut, korban diketahui masuk ke kamar hotel pada Kamis (3/4) sekitar pukul 18.50 WIB.

    “Berdasarkan analisa CCTV, sejak Saksi V bersama korban saat masih hidup pada tanggal 3 April 2025, pukul 18.50 WIB sampai dengan mayat korban ditemukan, tidak ada orang lain yang memasuki kamar korban dan korban juga tidak terpantau keluar kamar,” ungkapnya.

    Ade Ary tidak menyebutkan siapa saksi V tersebut, namun ia menyebutkan saksi tersebut seorang perempuan.

    Tiga Saksi Diperiksa

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung mengatakan pihaknya telah memeriksa tiga orang saksi terkait kematian jurnalis asal Palu ini.

    “Saksi sudah kita periksa, tiga orang (dari pihak hotel),” kata Arfan.

    Halaman 2 dari 2

    (mea/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kisah Pilu Tahanan Narkoba Sebelum Tewas, VC Terakhir Lebam, Kapolres Sebut Efek Kamera

    Kisah Pilu Tahanan Narkoba Sebelum Tewas, VC Terakhir Lebam, Kapolres Sebut Efek Kamera

    GELORA.CO – Rasa kehilangan masih membekas di raut wajah Agussalim. Kakak dari MR (50), seorang narapidana kasus narkoba, masih sulit menerima kenyataan bahwa adiknya meninggal dalam kondisi memprihatinkan usai ditahan di Polres Parepare.

    Bukan hanya karena kepergian MR yang mendadak, tapi juga karena luka lebam yang membekas di wajah dan tubuh sang adik.

    “Saya lihat wajahnya lewat Video Call (VC), sudah tidak seperti biasanya. Lebam, bengkak. Itu tanggal 28 Februari,” kenang Agussalim dengan suara berat, Sabtu (5/4/2025).

    MR sempat mengeluhkan rasa sakit kepada keluarganya, tapi memilih menahan diri untuk tidak melapor.

    “Dia bilang, ‘jangan-mi kak, nanti hukumanku tambah berat’. Saya bisa rasakan, dia ketakutan,” tambahnya.

    Rabu malam, 2 April 2025, kabar duka datang. MR dinyatakan meninggal setelah menjalani perawatan di RSUD Andi Makkasau, Parepare.

    Keluarga menyebut, sebelum dibawa ke rumah sakit, MR sudah dalam kondisi sangat lemah dan tidak bisa berjalan.

    “Kami sudah minta polisi tolong antarkan ke rumah sakit. Tapi mereka bilang jalan kaki saja, padahal dia sudah tidak bisa berdiri,” ucap Agussalim, menahan emosi.

    Jenazah MR akhirnya tiba di rumah duka. Tangisan pecah. Tapi duka itu berubah menjadi tanya, ketika keluarga melihat kondisi tubuh korban.

    “Tulang rusuknya menonjol. Lebam di mana-mana. Seperti habis disiksa,” ucap Agussalim.

    Keluarga kini menuntut kejelasan. Mereka curiga ada unsur kekerasan yang dialami MR selama ditahan. Namun, dari pihak kepolisian, dugaan itu dibantah.

    Kapolres Parepare AKBP Arman Muis menyatakan bahwa wajah lebam dalam video call bisa saja efek dari kamera yang rusak.

    “Kalau kamera rusak bisa saja terlihat babak belur. Kami punya CCTV dan tim untuk membuktikan,” katanya.

    Meski demikian, keluarga tetap berharap ada keadilan bagi MR.

    “Kalau memang dia salah, biarkan hukum yang berjalan. Tapi kalau sampai dia disiksa begitu, itu bukan keadilan. Itu penyiksaan,” tutup Agussalim.

  • Penyerangan Tragis di Lampung, Polisi Tetapkan Abu Bakar Tersangka

    Penyerangan Tragis di Lampung, Polisi Tetapkan Abu Bakar Tersangka

    Bandar Lampung, Beritasatu.com – Polresta Bandar Lampung menetapkan Abu Bakar (25) sebagai tersangka dalam kasus penyerangan yang terjadi di rumah pengusaha Thomas Rizka pada Sabtu (29/3/2025) dini hari. Penyerangan tersebut mengakibatkan tewasnya seorang penjaga rumah, Sofyani (53).

    Setelah menetapkan Abu Bakar sebagai tersangka, pihak kepolisian berencana melakukan pemeriksaan psikologis dan psikiatri terhadap pelaku untuk mendalami kondisi kejiwaannya. Pemeriksaan ini akan dilakukan setelah Lebaran karena keterbatasan tenaga ahli.

    Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Alfret Jacob Tilukay mengungkapkan, penyelidikan masih terus berjalan untuk menggali lebih dalam tentang motif di balik penyerangan tersebut. Hingga saat ini, penyidik telah memeriksa 10 orang saksi yang terlibat dalam kejadian tersebut.

    “Tersangka sudah ditetapkan, tetapi penyelidikan masih terus berjalan. Kami masih mengembangkan kasus ini untuk memastikan semua aspek, termasuk motif di balik aksi tersebut,” ujar Kombes Pol Alfret Jacob Tilukay, Minggu (6/4/2025).

    Setelah dilakukan penangkapan, pelaku sempat terluka di bagian kaki akibat tembakan petugas yang terpaksa mengambil tindakan tegas. Pelaku mengalami luka tembak setelah berusaha melarikan diri dan mengejar orang lain yang dapat membahayakan keselamatan.

    “Langkah ini diambil untuk mencegah pelaku melukai orang lain. Saat ini, tersangka masih dirawat di rumah sakit,” jelasnya.

    Pihak kepolisian berencana melakukan pemeriksaan psikologis dan psikiatri terhadap Abu Bakar untuk memahami kondisi kejiwaannya. Setelah proses pemeriksaan ini selesai, polisi berharap dapat mengungkap motif pelaku lebih jelas.

    Peristiwa tragis ini terjadi di rumah Thomas Rizka  terletak di Jalan Nusa Indah, Kelurahan Rawa Laut, Kecamatan Enggal, Bandar Lampung. Pelaku yang mengendarai sepeda motor seorang diri, terlihat dalam rekaman CCTV membuntuti mobil anak pemilik rumah hingga tiba di teras rumah.

    Dalam rekaman tersebut, pelaku terlihat menyerang penghuni rumah dengan senjata tajam jenis golok secara membabi buta.

    Sofyani, penjaga rumah, yang mendengar teriakan anak Thomas Rizka, berusaha menghalau pelaku. Namun, dia terkena sabetan senjata tajam di bagian kepala dan tubuh yang menyebabkan korban meninggal dunia.

    Polisi terus mengumpulkan alat bukti tambahan untuk memperjelas kejadian tersebut dan mengungkap motif dari pelaku penyerangan di Lampung.

  • Ditinggal Mudik, 2 Rumah di Bangkalan Dibobol Maling

    Ditinggal Mudik, 2 Rumah di Bangkalan Dibobol Maling

    Bangkalan (beritajatim.com) – Aksi pencurian menimpa dua rumah yang berada di Perumahan Nilam Handoko, Kelurahan Mlajah, Kabupaten Bangkalan. Sejumlah barang elektronik dan perhiasan milik korban raib.

    Salah satu korban yakni Anwar Musadat mengatakan, pencurian itu dilakukan saat ia bersama keluarganya sedang mudik. Pulang mudik, ia mendapati rumahnya berantakan dan sejumlah barang hilang.

    “Laptop dan perhiasan emas milik keluarga kami hilang dicuri maling saat kami sedang mudik,” ujarnya, Minggu (6/4/2025).

    Ia menambahkan, tetangganya yang lain juga mengalami hal serupa. Perhiasan emas juga raib dari lemari kamar dicuri maling.

    Anwar mengatakan, pelaku diduga masuk ke rumahnya melalui plafon dapurnya. Setelah itu, pelaku diduga menemukan kunci cadangan rumahnya dan keluar melalui pintu depan.

    Tak hanya itu, pelaku menggunakan baju isteri Anwar lengkap dengan kerudung. Diduga, hal itu sengaja dilakukan agar tak ada warga mencurigai aksi pelaku saat keluar dari rumah Anwar.

    “Kami cek CCTV, pelaku menggunakan gamis dan kerudung untuk mengelabui warga sekitar,” pungkasnya. [sar/but]

  • Kapolres Tangsel Cek Terminal Bus-Stasiun, Pastikan Arus Balik Lancar

    Kapolres Tangsel Cek Terminal Bus-Stasiun, Pastikan Arus Balik Lancar

    Tangerang Selatan

    Polres Tangerang Selatan (Tangsel) meninjau sejumlah tempat keramaian menjelang akhir libur panjang Lebaran 2025. Peninjauan dilakukan di tempat wisata, stasiun kereta hingga pos-pos pelayanan bagi para pemudik.

    Peninjauan dipimpin langsung oleh Kapolres Tangerang Selatan AKBP Victor DH Inkiriwang. Dalam peninjauannya, Kapolres didampingi sejumlah Pejabat Utama (PJU) Polres Tangsel.

    Pertama, Kapolres AKBP Victor mengunjungi tempat wisata Ocean Park BSD yang terletak di Serpong. Kapolres memastikan kesiapan pengamanan para personel serta melakukan beberapa pengecekan termasuk memastikan perangkat dan fasilitas keamanan berfungsi optimal guna mengantisipasi potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).

    Pada kesempatan itu, Victor Inkiriwang mengecek bagaimana sistem pintu keluar-masuk pengunjung, sistem pengamanan internal hingga titik pemasangan CCTV untuk mengawasi area wisata tersebut.

    “Untuk memastikan seluruh petugas, perangkat dan fasilitas keamanan berfungsi optimal dalam mengantisipasi potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas),” kata Victor dalam keterangannya, Minggu (6/4/2025).

    Kapolres Tangsel AKBP Victor Inkiriwang mengecek tempat wisata menjelang libur Lebaran usai. (Foto: dok. Istimewa)

    Victor melanjutkan, berdasarkan keterangan pengelola Ocean Park BSD, jumlah pengunjung pada hari ini diperkirakan mencapai 3.000 orang. Victor memastikan hingga saat ini situasi aman dan kondusif

    “Hati-hati di jalan, waspada dengan barang bawaan, semoga lancar sampai tujuan,” Victor menyapa calon penumpang.

    Usai memastikan keamanan di Stasiun Rawa Buntu, Victor melanjutkan peninjauannya ke terminal bus bayangan dekat Pos Pelayanan (Posyan) Bitung, Curug, Kabupaten Tangerang. Victor meminta para personel untuk sigap dalam mengatur lalu lintas, mengamankan kegiatan masyarakat di sekitar lokasi, serta memastikan arus balik berjalan lancar tanpa hambatan.

    (mea/mea)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini