Produk: CCTV

  • Rumah Warga Depok Dibobol Maling Saat Salat Idul Fitri, Motor dan Uang Tunai Raib – Halaman all

    Rumah Warga Depok Dibobol Maling Saat Salat Idul Fitri, Motor dan Uang Tunai Raib – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepolisian terus melakukan pengejaran terhadap kawanan pencuri yang nekat beraksi di siang bolong saat momentum Hari Raya Idul Fitri.

    Aksi pencurian tersebut terjadi di sebuah rumah yang berada di kawasan Leuwinanggung, Tapos, Kota Depok, Jawa Barat, pada Senin, 31 Maret 2025.

    Kasubdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, AKBP Ressa Fiardi Marasabessy, menyampaikan bahwa aksi kriminal itu terjadi saat penghuni rumah tengah menunaikan salat Idul Fitri.

    “Pelaku beraksi saat penghuni rumah sedang melaksanakan salat Idul Fitri,” ujar Ressa dalam keterangan resminya pada Selasa (8/4/2025).

    Pemilik rumah, yang diketahui berinisial H, baru menyadari rumahnya dibobol saat kembali dari masjid.

    Ia menemukan pintu rumah dalam keadaan terbuka dan kondisi dalam rumah sudah berantakan. Setelah dicek lebih lanjut, sejumlah barang berharga dilaporkan hilang.

    “Korban mengalami kerugian berupa satu unit sepeda motor, beberapa ponsel, serta sejumlah uang tunai yang berhasil dibawa kabur oleh pelaku,” ungkap Ressa.

    Dari hasil penyelidikan awal, polisi menduga para pelaku masuk ke dalam rumah dengan cara merusak atau mencongkel gembok pintu utama.

    Saat rumah dalam keadaan kosong itulah mereka leluasa menggasak barang-barang milik korban.

    Pihak kepolisian yang menerima laporan langsung bergerak cepat.

    Tim Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan keterangan dari beberapa saksi, termasuk korban.

    “Proses penyelidikan masih berlangsung. Tim kami sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku yang diduga beraksi secara berkelompok,” ujar Ressa.

    Polisi juga tengah memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian untuk mengidentifikasi ciri-ciri pelaku dan jalur pelarian yang digunakan.

    Pihak kepolisian mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan meningkatkan keamanan rumah, terutama saat meninggalkan rumah dalam keadaan kosong.

    Jika menemukan hal mencurigakan, warga diminta segera melapor ke pihak berwajib.

     

     

     

  • Uang Duka dari Jumran Dinilai sebagai Alibi, Keluarga Jurnalis Juwita Akan Kembalikan Lewat Penyidik – Halaman all

    Uang Duka dari Jumran Dinilai sebagai Alibi, Keluarga Jurnalis Juwita Akan Kembalikan Lewat Penyidik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Keluarga Juwita, wartawati di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, berencana mengembalikan uang duka dari pihak oknum TNI AL Kelasi satu Jumran.

    Setelah kematian Juwita, Jumran dan ibunya sempat mengirimkan uang duka kepada keluarga korban.

    Hal ini diungkapkan oleh kuasa hukum keluarga korban, Mbareb Slamet Pambudi.

    Slamet mengatakan, total uang duka yang dikirim berjumlah Rp 2 juta.

    Rinciannya yakni Rp 1 juta dari Jumran dan Rp juta dari orang tua tersangka.

    Uang tersebut dikirim pada 23 Maret 2025, atau sehari setelah korban dinyatakan meninggal dunia.

    “Setelah korban ditemukan meninggal, tersangka memberikan uang belasungkawa. Uang itu dikirim oleh tersangka dan ibunya,” kata Slamet kepada wartawan, Senin (7/4/2025), dilansir Tribunbanjarbaru.com.

    “Informasinya, tersangka lebih dulu mentransfer ke rekening kakak korban, kemudian disusul oleh ibunya.”

    “Uang itu kami nilai sebagai bentuk belasungkawa, walaupun bisa saja dijadikan alibi oleh tersangka,” papar Slamet.

    Namun, kini pihak kuasa hukum dan keluarga korban telah sepakat untuk mengembalikan uang tersebut.

    Nantinya, proses pengembalian uang akan difasilitasi melalui penyidik.

    “Kami sedang diskusikan waktu pastinya, tapi yang jelas uang itu akan kami kembalikan secara resmi lewat penyidik,” terang Slamet.

    Keluarga Korban Serahkan Bukti Video ke Penyidik

    Kakak kandung Juwita, Satria, menjalani pemeriksaan oleh penyidik Denpom AL Banjarmasin, Senin (7/4/2025).

    Satria dimintai keterangan di Denpom AL Banjarmasin dengan didampingi sejumlah kuasa hukum korban.

    Kuasa hukum keluarga korban dari Tim Advokasi Untuk Keadilan (AUK) Juwita, Muhammad Pazri, mengatakan pihak keluarga menyerahkan satu bukti berupa video dengan durasi 5 detik.

    “Video itu diambil korban saat dirinya diduga dirudapaksa oleh tersangka Jumran di salah satu Hotel di Kawasan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar,” ungkap Pazri, dikutip dari Tribunbanjarbaru.com.

    Pazri menyebut bukti video itu menjadi salah satu bukti penting yang sempat diambil oleh korban di dalam kamar hotel tersebut.

    “Selain bukti itu, keluarga juga menyerahkan bukti tersangka saat berada di Bandara Syamsudin Noor mau menuju ke Balikpapan,” tambahnya.

    Menurutnya, bukti di bandara itu didapat dari CCTV Bandara sekitar pukul 15.11 WITA.

    Ketika itu, tersangka sudah ada di bandara menggunakan baju hitam dan topi menuju Balikpapan.

    HP Korban dan Tersangka Belum Ditemukan

    Kuasa hukum korban mengungkapkan masih ada dua unit ponsel yang belum ditemukan, yakni satu milik korban dan satu milik Jumran.

    Ponsel-ponsel tersebut diyakini menyimpan bukti komunikasi penting antara korban dan pelaku, serta dapat membantu mengungkap motif dari pembunuhan ini.

    “Ponsel korban dan tersangka yang belum ditemukan ini sangat penting.”

    “Menurut informasi dari penyidik, ponsel tersangka ada dua, satu dibawa ke Banjarbaru dan satu lagi dibawa ke Balikpapan,” ujar Muhammad Pazri, masih dari Tribunbanjarbaru.com.

    REKONSTRUKSI PEMBUNUHAN – Tersangka Jumran (Orange) saat menjalani rekonstruksi pembunuhan Wartawan Juwita di Gunung Kupang, Cempaka, Sabtu (5/4/2025). Cara tersangka Jumran menghabisi nyawa Juwita tergambar jelas dalam reka ulang atau rekonstruksi sebanyak 33 adegan. (BanjarmasinPost.co.id/Stanislaus Sene)

    Kondisi ini menyulitkan pelacakan karena lokasi perangkat yang berbeda membuat seolah-olah tersangka berada di tempat lain saat kejadian.

    “Ini menunjukkan bahwa tersangka benar-benar merancang dengan cermat pembunuhan ini.”

    “Dia tahu apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan jejak,” imbuh Pazri.

    Sebagai informasi, Juwita (23), seorang wartawati dari salah satu media online di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, ditemukan tergeletak tak bernyawa di kawasan Gunung Kupang pada Sabtu (22/3/2025) sore.

    Karena penyebab kematiannya dinilai janggal, organisasi pers dan rekan sesama jurnalis di Banjarbaru mendesak Polres Banjarbaru untuk melakukan penyelidikan.

    Kapolda Kalsel, Irjen Rosyanto Yudha Hermawan, memberikan perhatian khusus terhadap kasus kematian Juwita.

    Lima hari setelah kematiannya, terduga pelaku pembunuhan mulai terungkap setelah Detasemen Polisi Militer Lanal Balikpapan menggelar konferensi pers.

    Juwita diduga kuat tewas dibunuh oleh oknum anggota TNI AL Kelasi satu Jumran, yang merupakan kekasihnya.

    Pihak keluarga Juwita kemudian menuntut keadilan dan berharap pelaku dapat dihukum seberat-beratnya.

    Akhirnya Polisi Militer (POM) TNI Angkatan Laut (AL) menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan Juwita.

    Pada rekonstruksi tersebut, terungkap bahwa Juwita dibunuh di atas mobil.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbanjarbaru.com dengan judul Tersangka Pembunuhan Jurnalis Juwita Sempat Kirim Uang Duka, Keluarga Sepakat Dikembalikan

    (Tribunnews.com/Nuryanti) (Tribunbanjarbaru.com/Rifki Soelaiman/Stanislaus Sene)

    Berita lain terkait Wartawati Dibunuh Oknum TNI

  • Polres Bondowoso Tangkap Sopir Truk Tabrak Lari Tewaskan Dua Warga Saat Malam Lebaran

    Polres Bondowoso Tangkap Sopir Truk Tabrak Lari Tewaskan Dua Warga Saat Malam Lebaran

    Bondowoso (beritajatim.com) – Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Bondowoso berhasil mengungkap dan menangkap pelaku tabrak lari yang menewaskan dua warga pada malam Lebaran. Pelaku diketahui bernama Pak Jani, seorang sopir truk pengangkut tebon jagung asal Kabupaten Bondowoso.

    Peristiwa tragis ini terjadi pada Minggu dini hari, 6 April 2025, sekitar pukul 01.30 WIB di Jalan Bondowoso–Besuki, tepatnya di depan rumah warga bernama Miskijo, Desa Selolembu, Kecamatan Curahdami. Truk Mitsubishi bernopol N 8454 NN menabrak sepeda motor Honda Vario P 3766 XM yang ditumpangi dua korban, lalu kabur meninggalkan lokasi kejadian.

    Kasat Lantas Polres Bondowoso AKP Achmat Rochan menyebut korban atas nama Ahmad Solehuddin dan penumpangnya, Muhammad Sutrisno, sempat dilarikan ke RSUD dr. Koesnadi Bondowoso. Namun, nyawa keduanya tak tertolong akibat luka berat.

    Ahmad mengalami luka robek di wajah serta pendarahan dari telinga dan hidung, sementara Muhammad mengalami patah tulang, luka robek di kepala, dan pendarahan hebat.

    Unit Gakkum Satlantas Polres Bondowoso langsung bergerak cepat setelah menerima laporan kecelakaan. Mereka melakukan olah TKP, mengevakuasi korban, dan mengumpulkan bukti. Salah satu petunjuk penting yang ditemukan di lokasi adalah spion kanan truk berwarna oranye yang tertinggal.

    “Kami juga memeriksa sejumlah rekaman CCTV milik warga sekitar. Dari sana, kami memperoleh ciri-ciri kendaraan pelaku dan akhirnya mengarah pada truk pengangkut tebon jagung,” ungkap AKP Achmat Rochan, Selasa (8/4/2025).

    Penyelidikan sempat dilakukan ke pasar hewan Mayang, Jember, namun belum membuahkan hasil. Petugas akhirnya mendapat informasi bahwa truk tersebut memasuki area PT. Bumi Kironggo Joyo, pabrik ternak sapi perah di Rejoagung, Sumber Wringin, sekitar pukul 03.12 WIB pada hari kejadian.

    Berkat kerja sama dengan manajemen pabrik dan kepala desa setempat, polisi berhasil mengidentifikasi kendaraan dan pengemudinya. Pelaku akhirnya diamankan pada Senin, 7 April 2025, pukul 11.00 WIB dan dibawa ke Kantor Unit Gakkum Satlantas Polres Bondowoso untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    “Pelaku dijerat dengan Pasal 310 ayat (4) dan/atau Pasal 312 UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, karena menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang menewaskan dua orang dan melarikan diri dari TKP,” tegas Kasat Lantas. [awi/beq]

  • Mr X Meninggal Tertabrak KA di Perlintasan Kalibokor Kencana Surabaya

    Mr X Meninggal Tertabrak KA di Perlintasan Kalibokor Kencana Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Seorang pria tanpa identitas, diperkirakan berusia 60 tahun, ditemukan tewas akibat diduga tertabrak kereta api di jalur rel ruas Jalan Kalibokor Kencana, Gubeng, Surabaya pada Senin (7/4) malam.

    Ketika peristiwa nahas itu terjadi, tidak ada saksi mata yang melihat langsung kejadian kecelakaan tersebut. Namun warga Jalan Kalibokor menemukan jasad pria dengan kondisi tergeletak di tengah rel, sekitar pukul 19.40 WIB malam hari.

    Ketua RW setempat, Budi, menfatakan jasad pria yang diduga tertabrak kereta tersebut tidak ditemukan membawa kartu identitas (KTP). sehingga sampai malam ini pihaknya masih berupaya mencari informasi dari warga untuk mengidentifikasi korban.

    “Kami juga masih mencari (identitas korban). Ini warganya siapa, apakah warga kami, atau warga dari kampung lain dengan menggali informasi ke warga dan melihat CCTV,” kata Budi saat di lokasi kejadian, Senin (7/4) malam.

    Jasad pria tanpa identitas tersebut diduga tewas tertabrak kereta api Jenggala jurusan Mojokerto – Babat Lamongan. Dari ciri-ciri pakaian yang dikenakan, korban memakai baju warna abu-abu dan celana hitam.

    Menurut Budi, suasana jalur rel kereta api di area kampungnya itu memang sepi dan minim penerangan saat malam hari. Oleh sebab itu, saat kecelakaan kereta ini terjadi tidak ada warga yang mengetahui.

    “Ya ini kondisinya memang gelap, tidak ada dan belum ada yang tahu (bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi),” ucap Budi.

    Diketahui, setelah peristiwa terjadi jasad korban dievakuasi petugas gabungan BPBD Surabaya ke kamar mayat RSUD dr. Soetomo untuk penanganan lebih lanjut. sementara pihak kepolisian Tim Inafis Polrestabes Surabaya telah melakukan olah TKP. (rma/ted)

  • Terungkap, Satpam RS Mitra Keluarga Bekasi Ternyata ‘di-Samcdown’ Hingga Koma 4 Hari 

    Terungkap, Satpam RS Mitra Keluarga Bekasi Ternyata ‘di-Samcdown’ Hingga Koma 4 Hari 

    Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar 

    TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN – Satpam RS Mitra Keluarga Bekasi bernama Sutiono (39) dianiaya keluarga pasien dengan cara ‘di-Samcdown’, hal diungkapkan sang istri Ratrichsani (30). 

    Dijumpai di RS Mitra Keluarga Bekasi, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kecamatan Bekasi Selatan, Ratrichsani menceritakan kejadian yang dialami suaminya, Senin (7/4/2025). 

    Korban pada saat kejadian Sabtu (29/3/2025), sedang melaksanakan tugas di area akses masuk kendaraan dekat pintu masuk IGD. 

    Pelaku datang mengendarai sedan Toyota Vios warna putih ke RS Mita Keluarga Bekasi, menggunakan knalpot bising dan membunyikan klakson. 

    “Informasi kronologisnya sih katanya pelaku ini, nyalain knalpot brong, di klakson-klakson, berisik di ruangan IGD. Terus beliau juga sempet parkir areanya enggak sesuai dengan SOP rumah sakit,” kata Ratrichsani. 

    Karena tidak sesuai SOP, Sutiono kemudian berusaha menegur pelaku agar parkir di area yang sudah disediakan. 

    Namun respons pelaku justru memperkeruh keadaan, dia merasa tak terima ditegur satpam hingga terjadi keributan. 

    Korban dianiaya dengan cara didorong-dorong, sampai puncaknya dibanting oleh pelaku yang merupakan keluarga pasien RS Mitra Keluarga Bekasi. 

    “Pertama sih dia didorong-dorong kata saksi-saksi yang ada, dia (korban) dibanting dan di-smackdown (dipiting) gitu loh tangannya. Jadi pas dia udah kejang, dia masih dipiting, masih dismackdown gitu,” ucap Ratrichsani. 

    Kondisi suaminya lanjut Ratrichsani, saat ini sudah mulai membaik setelah sebelumnya sempat koma empat hari pasca-dianiaya pelaku. 

    Kasus yang menimpa suaminya telah masuk ke ranah hukum, dia dibantu tim kuasa hukum telah membuat laporan Polisi di Polres Metro Bekasi Kota. 

    Insiden penganiayaan dipicu karena pelaku tak terima ditegur, korban saat itu hanya menjalankan SOP agar tidak ada kendaraan yang parkir di akses IGD pada Sabtu (29/3/2025). 

    Tak terima ditegur satpam, insiden penganiayaan pun terjadi hingga menyebabkan korban kejang-kejang dan muntah darah.  

    Korban harus menjalani perawatan intensif, rekaman CCTV detik-detik kejadian pun viral di media sosial setelah diunggah akun TikTok @volunteer.netizen.  

    Tak hanya itu, istri korban melalui akun TikTok @butirandebu94 mengunggah kondisi suaminya yang kritis saat menjalani perawatan di rumah sakit. 

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Satpam RS Mitra Keluarga Bekasi Korban Penganiayaan Koma 4 Hari, Istri Korban Ungkap Kondisi Suami 

    Satpam RS Mitra Keluarga Bekasi Korban Penganiayaan Koma 4 Hari, Istri Korban Ungkap Kondisi Suami 

    Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar 

    TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN – Satpam RS Mitra Keluarga Bekasi bernama Sutiono (39), sempat koma di ICU selama empat hari usai menjadi korban penganiayaan yang dilakukan keluarga pasien. 

    Hal ini diungkapkan istri korban, Ratrichsani (30), suaminya diduga mengalami benturan keras saat dianiaya keluarga pasien. 

    “Iya, sempet koma di ICU selama empat hari. Karena benturan juga sih. Benturan yang sangat kencang mungkin ya, jadi dia agak lupa waktu pertama kali itu,” kata Ratrichsani, saat dijumpai di RS Mitra Keluarga Bekasi, Senin (7/4/2025). 

    Korban sampai saat ini masih dirawat di RS Mitra Keluarga Bekasi, kondisinya sudah mulai membaik meski belum sepenuhnya stabil. 

    “Alhamdulillah sih, sekarang udah mulai memang baik ya. Cuma kan kemarin sudah sempet pulang, ngedrop lagi, dibawa lagi ke sini jadinya,” ucapnya. 

    Sutiono juga sudah menjalani tindakan medis, mulai dari CT Scan untuk mengetahui kondisi organ dalam tubuhnya dan MRI. 

    “CT Scan-nya bagus, semua hasilnya bagus, dan tadi baru menjalani proses tindakan MRI. Tapi belum keluar hasilnya nih gimana nanti ya, komunikasi udah lancar, alhamdulillah udah mulai membaik,” paparnya. 

    Kasus yang menimpa suaminya telah masuk ke ranah hukum, dia dibantu tim kuasa hukum telah membuat laporan Polisi di Polres Metro Bekasi Kota. 

    Insiden penganiayaan dipicu karena pelaku tak terima ditegur, korban saat itu hanya menjalankan SOP agar tidak ada kendaraan yang parkir di akses IGD pada Sabtu (29/3/2025). 

    Tak terima ditegur satpam, insiden penganiayaan pun terjadi hingga menyebabkan korban kejang-kejang dan muntah darah.  

    Korban harus menjalani perawatan intensif, rekaman CCTV detik-detik kejadian pun viral di media sosial setelah diunggah akun TikTok @volunteer.netizen.  

    Tak hanya itu, istri korban melalui akun TikTok @butirandebu94 mengunggah kondisi suaminya yang kritis saat menjalani perawatan di rumah sakit.

     

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Sempat Koma 4 Hari, Satpam RS Bekasi Korban Penganiayaan Remaja Mulai Membaik
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 April 2025

    Sempat Koma 4 Hari, Satpam RS Bekasi Korban Penganiayaan Remaja Mulai Membaik Megapolitan 7 April 2025

    Sempat Koma 4 Hari, Satpam RS Bekasi Korban Penganiayaan Remaja Mulai Membaik
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com
    – Sutiyono (39), satpam Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Barat, Kota Bekasi, sempat koma selama empat hari usai dianiaya seorang remaja berinisial AF.
    Kini, kondisi Sutiyono berangsur membaik meski masih dirawat intensif di Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Barat. 
    “Alhamdulillah sudah mulai membaik setelah kemarin sempat koma di ICU selama empat hari,” ujar istri korban, Ratrichsani (30), saat ditemui di Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Barat, Senin (7/4/2025).
    Ratri, sapaannya, mengungkapkan, sang suami mengalami gegar otak ringan setelah dibanting oleh pelaku. Akibatnya, Sutiyono sempat hilang ingatan untuk beberapa saat.
    “Karena benturan yang sangat kencang mungkin ya, jadi dia agak lupa setelah kejadian,” ungkap Ratri.
    Meski demikian, Ratri bilang, kini ingatan suaminya berangsur membaik. Bahkan, Sutiyono sudah bisa berkomunikasi dengan lancar.
    Meski begitu, Sutiyono tetap memerlukan perawatan lebih lanjut.
    Apalagi, kondisi Sutiyono sebelumnya sempat menurun setelah sempat dibawa pulang ke kediamannya di Bekasi Utara.
    “Alhamdulillah sekarang sudah mulai membaik ya. Cuma kan kemarin sudah sempet pulang, tapi sekarang ngedrop lagi, dibawa lagi kesini jadinya,” imbuh dia.
    Adapun Sutiyono menjadi korban penganiayaan oleh AF yang merupakan keluarga pasien pada Sabtu (29/3/2025) pukul 22.00 WIB.
    Kuasa hukum Sutiyono, Subadria Nuka, mengungkapkan, korban menegur salah satu pengunjung rumah sakit yang menggunakan mobil berknalpot brong di area Instalasi Gawat Darurat (IGD).
    “Pengunjung tersebut juga memarkirkan kendaraannya tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) rumah sakit, sehingga menghalangi jalur ambulans,” ujar Subadria dalam keterangannya, Sabtu.
    Namun, pelaku tidak terima ditegur oleh korban. AF kemudian menarik kerah seragam Sutiyono, membanting, dan mencekik hingga korban mengalami kejang dan kritis.
    Akibat insiden tersebut, korban harus menjalani perawatan intensif di ruang ICU selama empat hari.
    “Setelah empat hari berlalu, keluarga pelaku sama sekali tidak menunjukkan penyesalan atau meminta maaf,” ujar Stein Siahaan yang juga merupakan kuasa hukum korban. 
    Pihak RS Mitra Keluarga Bekasi disebut mendukung penuh proses hukum yang berjalan, termasuk memberikan rekaman CCTV dan bukti lainnya yang dibutuhkan penyidik.
    “Rumah sakit sudah merespons, tinggal menunggu proses hukum di kepolisian. Semua bukti yang diperlukan akan disediakan oleh pihak rumah sakit,” tambah dia.
    Hingga saat ini, kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan oleh Polres Metro Bekasi Kota.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mahasiswa UKI Tewas di Kampus, Sang Ayah Minta Polisi Transparan Ungkap Hasil Otopsi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 April 2025

    Mahasiswa UKI Tewas di Kampus, Sang Ayah Minta Polisi Transparan Ungkap Hasil Otopsi Megapolitan 7 April 2025

    Mahasiswa UKI Tewas di Kampus, Sang Ayah Minta Polisi Transparan Ungkap Hasil Otopsi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – EH Happy Walewangko, ayah dari
    Kenzha Ezra Walewangko
    (22), mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) yang tewas di kampusnya, berharap polisi transparan mengungkap hasil otopsi jasad putranya.
    “Kami (keluarga korban) sangat berharap ada transparansi dari pihak kepolisian untuk mengungkap hasil dari otopsi Kenzha,” kata Happy saat dihubungi, Senin (7/4/2025).
    Happy menegaskan, transparansi tersebut penting untuk mengungkap kejelasan kasus kematian putranya.
    Menurut Happy, sampai sekarang pihak keluarga belum mendapatkan hasil otopsi.
    “Sampai sekarang hasil dari otopsi itu tidak pernah ada atau tidak diberitahukan kepada kami selaku keluarga korban,” ungkap dia.
    Happy pun meyakini putranya meninggal dunia akibat dikeroyok. Keyakinan itu didasarkan pada luka-luka yang terlihat secara kasat mata di tubuh Kenzha.
    Katanya, saat jenazah Kenzha dimandikan, ditemukan bekas tapak sepatu di pundak belakang sebelah kiri.
    “Ada luka lebam atau kebiruan di bagian pundak belakang sebelah kiri dan hampir sekujur punggung itu lebam,” tutur Happy.
    “Yang sangat terlihat itu jejak sepatu, tanda dari sol ada di pundak kiri atas bagian belakang tubuh,” lanjutnya.
    Selain itu, Happy menyebut ada bekas pukulan benda keras menyerupai balok di bagian belakang tubuh Kenzha.
    Tak hanya itu, pengeroyokan terhadap Kenzha ia nilai semakin terlihat karena terdapat banyak luka robek.
    “Di kepala, di telinga kanan atas, di belakang sedikit ada luka seperti remuk atau bocor. Tengkorak juga terlihat sampai bagian dalamnya ketika dimandikan,” ujar Happy.
    Terpisah, Polres Metro Jakarta Timur mengaku sudah menerima hasil laboratorium forensik (labfor) terkait kematian Kenzha secara lisan.
    “Untuk saat ini hasil otopsi dan hasil labfor belum kami terima. Tapi untuk hasil labfor sudah, tapi penyampaian lisan sudah,” ungkap Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly saat ditemui di UKI, Rabu (26/3/2025).
    Namun, saat ini polisi masih menunggu hasil otopsi jasad Kenzha secara resmi untuk mengetahui penyebab kematian Kenzha. 
    “Itu harus diserahkan dulu ke bagian otopsi untuk menentukan. Otopsi itu sekali lagi untuk menentukan penyebab kematian,” kata Nicolas.
    Nicolas membantah penyidik sengaja mengulur-ulur waktu dalam menangani kasus ini. Menurut dia, penyidik perlu memeriksa seluruh barang bukti yang diperiksa agar penyebab kematian Kenzha bisa diketahui seutuhnya.
    “Ada pemeriksaan digital forensik terkait dengan CCTV yang ada. Pemeriksaan tentang jaringan, histopatologi, pemeriksaan tentang toksikologi. Pemeriksaan terhadap DNA dan pemeriksaan yang lain-lain. Itu yang menyebabkan hasilnya agak lama,” tutur Nicolas.
    Nicolas menyampaikan, ada proses
    scientific crime investigation
    yang dipegang teguh dalam penyelidikan kasus kematian Kenzha.
    Diketahui, Kenzha dilaporkan tewas di area kampusnya, Selasa (4/3/2025). 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5 Fakta Wartawan Asal Palu Tewas di Hotel Jakbar, Terungkap Hasil Autopsi Sementara dan Olah TKP – Halaman all

    5 Fakta Wartawan Asal Palu Tewas di Hotel Jakbar, Terungkap Hasil Autopsi Sementara dan Olah TKP – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Fakta-fakta kasus wartawan asal Palu, Sulawesi Tengah, yang ditemukan tewas di sebuah kamar hotel kawasan Jakarta Barat.

    Jurnalis berinisial SW itu, ditemukan tewas dengan luka lebam pada Jumat (4/4/2025) malam.

    Saat ini, jenazah telah dilakukan autopsi sementara. Meski demikian, masih diperlukan pemeriksaan lanjutan terhadap jenazah SW.

    Sebelumnya, pihak kepolisian memberitahu keluarga korban dan keluarga mengizinkan agar korban dilakukan autopsi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

    Fakta Wartawan asal Palu Meninggal di Hotel Jakbar
    1. Hasil Autopsi Sementara

    Pihak kepolisian telah menerima hasil sementara autopsi SW yang jenazahnya ditemukan di sebuah kamar hotel 

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengatakan korban meninggal dunia diduga karena kondisi medis.

    “Terdapat indikasi adanya infeksi pada paru-paru, dugaan dokter yaitu penyakit TBC,” ucapnya berdasarkan hasil autopsi sementara, Minggu (6/4/2025).

    Namun, Ade Ary menegaskan, hasil autopsi ini masih bersifat sementara dan memerlukan pemeriksaan lanjutan.

    Hal tersebut, dilakukan guna memastikan penyebab kematian korban secara akurat.

    – Infeksi Paru-Paru

    Berdasarkan hasil autopsi, diketahui juga paru-paru bagian kanan korban mengalami perlengketan yang cukup parah. 

    Perlengketan ini terjadi hampir di seluruh permukaannya yang menempel pada dinding dada.

    “Paru kanan mengalami perlengketan hebat pada hampir seluruh permukaannya yang menempel pada dinding dada.”

    “Kemudian terdapat massa yang diduga akibat infeksi di bagian atas paru-paru kanan, serta adanya perbendungan pada hampir seluruh organ tubuh,” jelas Ade Ary.

    – Luka Lecet di Bibir

    Selain itu, hasil autopsi luar menunjukkan adanya luka lecet di bibir korban. 

    Ade Ary menjelaskan, luka itu, diduga akibat kekerasan tumpul, kemungkinan besar karena korban jatuh dan membentur lantai.

    Tim medis pun telah mengambil sampel organ untuk pemeriksaan toksikologi dan hispatologi korban untuk memperdalam penyelidikan.

    2. Hasil Olah TKP

    Dikutip dari Tribun Jakarta, berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan beberapa jenis obat-obatan di kamar korban.

    Obat-obatan tersebut, terdiri dari obat maag, obat jamur, serta antibiotik.

    “Beberapa obat yang ditemukan di kamar korban antara lain promaag tablet, mycoral ketoconazole, dan rifampicin yang digunakan untuk mengobati infeksi jamur, seperti tuberkulosis,” jelas Ade Ary.

    Dari penyelidikan awal, diperkirakan korban meninggal kurang dari 24 jam sebelum jenazahnya ditemukan.

    3. Kronologi Kejadian

    Penemuan seorang wartawan media online tewas ditemukan di hotel wilayah Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

    Ketika ditemukan, ada tanda-tanda lebam pada tubuh korban. 

    Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, AKBP Arfan Sipayung, mengungkapkan wartawan asal Palu berinisial SW itu, pada Jumat malam, pekan kemarin.

    Lantas, polisi memberi tahu keluarga korban dan keluarga mengizinkan agar korban dilakukan autopsi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

    “Kemarin ditemukan jam 9 malam,” kata Arfan Sipayung saat dikonfirmasi, Sabtu (5/4/2025), dilansir WartaKotalive.com.

    “Sekarang jenazah sudah berada di RS Polri Kramat Jati,” lanjutnya.

    Arfan Sipayung mengatakan, adanya luka lebam pada tubuh korban belum cukup dijadikan sebagai petunjuk bahwa korban tewas karena tindak kejahatan.

    “Lebam di bagian badan. Di badan, tidak ada di muka. Maksudnya (belum) ada bukti penganiayaan, sementara ya,” jelasnya. 

    Saat ini, pihak keluarga telah bersedia untuk dilakukan autopsi kepada jenazah korban agar bisa mengetahui pasti perihal penyebab kematian.

    Sementara itu, sejumlah saksi dari pihak hotel sudah dimintai keterangan, termasuk memeriksa CCTV yang ada di area hotel tersebut.

    “Sampai saat ini sudah tiga orang dari pihak hotel yang kami mintai keterangan,” kata Arfan Sipayung.

    4. Keluarga Laporkan Kasus ke Pihak Kepolisian

    Kuasa hukum keluarga korban, Rogate Oktoberius Halawa, mengatakan pihak keluarga jurnalis SW membuat laporan ke Polda Metro Jaya. 

    Menurutnya, keluarga Situr Wijaya curiga dengan kematian korban yang tidak wajar, sehingga memutuskan untuk melaporkan kematian wartawan SW ke Polda Metro Jaya pada Sabtu (5/4/2025).

    Keluarga curiga setelah melihat foto-foto jenazah korban sesaat setelah ditemukan tidak bernyawa di dalam kamar hotel.

    “Ada dugaan korban dihilangkan nyawanya dengan pelaku yang kini sedang didalami,” kata Rogate.

    “Kami sudah memasukkan laporan ke Polda Metro Jaya tentang dugaan tindak pidana pembunuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 338 KUHP,”  lanjutnya.

    Ia menjelaskan, laporan dugaan pembunuhan Situr Wijaya teregistrasi dengan nomor LP/B/2261/IV/2025/SPKT/Polda Metro Jaya.

    Lebih lanjut, Rogate mengatakan, dugaan Situr Wijaya menjadi korban pembunuhan muncul setelah keluarga melihat adanya kejanggalan dari kematian SW.

    “Setelah melihat foto-foto korban, pihak keluarga korban curiga bahwa korban meninggal dunia karena dibunuh. Karena dilihat dari foto kondisi korban, mengeluarkan darah di hidung dan mulut, luka memar di wajah dan seluruh badan, serta ada sayatan di leher bagian belakang,” kata Rogate.

    Rogate menyebut, keluarga menyayangkan, pihak hotel tidak menginformasikan kematian korban kepada keluarga. 

    Sementara itu, keluarga mendapat informasi kematian korban dari Rumah Sakit Duta Indah Jakarta Utara, tempat jenazah dibawa. 

    Rogate menambahkan, sopir ambulans yang mengantar jenazah korban ke rumah sakit, sempat memberi tahu keluarga Situr tentang kematian korban. 

    Lalu, sopir ambulans mengirimkan foto-foto korban yang telah meninggal. 

    “Setelah melihat foto-foto korban, keluarga curiga bahwa korban telah dihilangkan nyawanya,” ujar dia.

    “Kecurigaan dihilangkan nyawa, bisa diracun, bisa juga dianiaya. Kami berharap agar polisi segera menuntaskan kasus ini dan tidak berlarut-larut,” kata Rogate.

    Situr Wijaya diduga meninggal pada Jumat malam, sekitar pukul 22.25 WIB.

    Namun, pihak hotel baru memanggil ambulans untuk mengangkut jenazah keesokan harinya.

    5. Kasus Ditangani Polda Metro Jaya

    Kini, kasus tewasnya wartawan ini, kini ditangani Polda Metro Jaya.

    Hal tersebut, disampaikan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung.

    “Kasus ditangani Polda, karena pada saat kejadian Reskrim Jakbar sudah nanganin, tapi pengacara korban buat laporan ke Polda,” ucapnya saat dihubungi Warta Kota, Minggu (6/4/2025).

    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Jurnalis Tewas di Kamar Hotel Jakarta Barat, Hasil Otopsi Sementara Diduga Sakit dan TribunJakarta.com dengan judul KRONOLOGI Penemuan Wartawan Tewas dalam Hotel di Jakarta Barat, Ada Luka Lebam di Badan Korban

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, WartaKotalive.com/Ramadhan L Q, TribunJakarta.com)

  • Gibran Pantau Arus Balik Lebaran dari Kantor Pelni, Titip Pesan Ini

    Gibran Pantau Arus Balik Lebaran dari Kantor Pelni, Titip Pesan Ini

    Jakarta

    Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengunjungi Kantor Pusat PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau PELNI. Gibran melihat langsung kecanggihan Operation Room PELNI dalam memonitor posisi seluruh kapal secara real time yang saat ini melayani angkutan Lebaran 2025.

    Gibran berkunjung bersama Wakil Menteri BUMN Aminuddin Ma’ruf di Kantor Pusat PELNI dan langsung disambut langsung oleh Direktur Utama PELNI Tri Andayani dan seluruh jajaran Direksi dan sejumlah Vice President. Melalui layar monitor besar, Gibran memastikan kelancaran layanan dengan kapal PELNI yang saat ini tengah melayani angkutan arus balik paska libur panjang Idul Fitri 1446 H.

    Direktur Utama PELNI Tri Andayani mengatakan Gibran mengapresiasi kesiapsiagaan dan pengelolaan layanan PELNI dalam menghadapi lonjakan penumpang selama mudik. Gibran juga menilai bahwa upaya PELNI layak mendapat penghargaan dan menegaskan peran vital perusahaan sebagai BUMN dalam menjaga konektivitas antarpulau, yang menjadi urat nadi transportasi nasional.

    “Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kunjungan Bapak Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ke Operation Room PELNI. Beliau juga menyempatkan diri melihat Contact Center PELNI 162,” ujar Anda dalam keterangannya, Senin (7/4/2025).

    Operation Room PELNI yang menarik perhatian khusus Gibran merupakan ruang komando dan komunikasi dengan seluruh kapal milik dan yang dioperasikan oleh PELNI. Melalui ruangan ini, manajemen dapat memonitor posisi kapal sekaligus melihat CCTV di setiap sudut kapal secara real time.

    Dalam kunjungan singkatnya, Gibran berpesan kepada Anda untuk terus memperkuat sistem pelayanan dan pengelolaan armada PELNI. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mendukung peran PELNI dalam pemerataan akses transportasi yang andal dan berkualitas bagi masyarakat di seluruh wilayah tanah air.

    “Bapak Wapres Gibran menekankan kepada kami pentingnya menjaga aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan bagi seluruh penumpang, tidak hanya selama peak season, tetapi juga pada hari reguler sehingga dapat menjaga konsistensi pelayanan,” tambah Anda.

    (hal/ara)