Produk: CCTV

  • 3 Anak Curhat Ke Rano Karno soal Bullying, Pelecehan hingga Merokok di Sekolah

    3 Anak Curhat Ke Rano Karno soal Bullying, Pelecehan hingga Merokok di Sekolah

    Jakarta

    Tiga anak sekolah menyampaikan curahan hati (curhat) kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno tentang isu bullying, ketidakadilan gender, hingga maraknya anak-anak yang merokok. Momen itu berlangsung dalam acara Kampanye Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (HAKTPA) dan Peringatan Hari Ibu 2025.

    Siswa pertama bernama Rafi Adi Atma, menceritakan bagaimana dirinya dan teman-temannya masih kerap mendapat perlakuan tidak menyenangkan di sekolah. Ia mengaku dirundung di sekolah.

    “Masih banyak bully yang terjadi di sekitar saya. Contohnya, kami suka di-bully karena fisik. Dikatain gendut, pendek, hitam,” kata Rafi di Balai Kota Jakarta, Sabtu (22/11/2025).

    Ia mengatakan perundungan membuat banyak anak kehilangan kepercayaan diri dan trauma. Rafi berharap Pemprov DKI meninjau sekolah-sekolah dan menerbitkan aturan baru agar perundungan bisa dicegah lebih maksimal.

    “Harapan saya adalah meninjau di sekolah kami dan memberikan peraturan yang bagus dan baru agar tidak terjadi lagi pembullyan,” ujarnya.

    Ia mengatakan salah satu ketidakadilan yang dirasakan anak perempuan adalah diremehkan. “Banyak anak perempuan diremehkan. Ada yang mau jadi pemain bola, tapi malah dihina karena dianggap perempuan tidak bisa,” ujar Fiona.

    Ia juga menyinggung soal jalan gang yang gelap dan rawan pelecehan. Menurutnya, korban pelecehan sering disalahkan karena pakaian.

    Selain itu, Fiona menyoroti persoalan anak putus sekolah karena ekonomi. Ia pun menyampaikan harapannya kepada Rano Karno, mulai dari kebebasan perempuan bercita-cita, kesetaraan gender, penambahan CCTV dan lampu jalan, pendidikan yang layak, hingga penyaluran KJP untuk yang lebih membutuhkan.

    Di sisi lain, siswa ketiga bernama Fizli, curhat soal masalah rokok yang sudah menyasar anak usia sekolah dasar hingga menengah. “Bayangkan, Pak. Anak SD-SMP sudah banyak yang merokok, di lingkungan masyarakat dan bahkan di kamar mandi sekolah,” ucap Fizli.

    Ia meminta Pemprov DKI menindak tegas perokok anak sesuai undang-undang dan menciptakan sekolah yang bebas asap rokok. Fizli juga menyebut salah satu faktor penyebab anak merokok adalah kurangnya pengawasan orang tua.

    Mendengar curhatan tiga anak itu, Rano Karno mengatakan tidak ingin menutup-nutupi persoalan bullying. Dia meminta Dinas Pendidikan serta Dinas Kesehatan segera mengusut tuntas kasus perundungan yang terjadi di salah satu SMA negeri beberapa waktu lalu.

    Foto: Kampanye Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (HAKTPA) dan Peringatan Hari Ibu 2025 di Balai Kota Jakarta, Sabtu (22/11/2025). (Brigitta Belia Permata Sari/detikcom)

    Rano kemudian bercerita tentang masa kecilnya di Kemayoran, hidup serba kekurangan, mengalami bullying, hingga harus berjalan kaki ke sekolah karena tak punya ongkos. Ia menyampaikan bahwa kesulitan justru membentuk dirinya hingga bisa menjadi Wakil Gubernur.

    “Saya bisa menjadi Wakil Gubernur melalui tahapan-tahapan seperti itu,” kata Rano.

    (aud/aud)

  • Wanita di Penjaringan Dianiaya Mantan Suami hingga Giginya Copot
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        22 November 2025

    Wanita di Penjaringan Dianiaya Mantan Suami hingga Giginya Copot Megapolitan 22 November 2025

    Wanita di Penjaringan Dianiaya Mantan Suami hingga Giginya Copot
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Seorang wanita berinisial RP (35), dianiaya hingga mengalami luka lebam dan giginya rontok akibat dianiaya mantan suaminya yang berinisial S di RS Duta Indah, Teluk Gong, Penjaringan, Jakarta Utara.
    “Kami sudah melakukan pengecekan ke lokasi kejadian pada Kamis (20/11). Dari hasil pemeriksaan awal, korban sedang menunggu kerabatnya yang dirawat ketika kemudian datang mantan suaminya,” kata Kapolsek Metro Penjaringan AKBP Agus Ady Wijaya di Jakarta, dikutip Sabtu (22/11/2025).
    Peristiwa itu terjadi di lantai 5 ruang 512 RS Duta Indah.
    Sebelum dianiaya, sempat terjadi cekcok antara korban dan pelaku hingga berujung pada
    penganiayaan
    .
    “Terjadi cekcok dan berujung pada tindakan kekerasan yang menyebabkan bibir korban lebam dan satu gigi bagian atas patah,” ujar Agus.
    Unit Reskrim Polsek Metro Penjaringan masih melakukan pemeriksaan terkait kejadian tersebut, termasuk mengecek rekaman kamera pengawas (CCTV).
    “Kami lakukan interogasi terduga pelaku untuk memastikan seluruh kronologi peristiwa,” ucap Agus.
    Namun, korban dan pelaku sepakat berdamai.  Korban memaafkan dan tidak ingin membuat laporan polisi.
    Namun, dia tetap mengimbau agar masyarakat bijak dalam menyebarkan video di media sosial.
    Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Metro Penjaringan AKP Sampson Sosa Hutapea membenarkan adanya
    restorative justice
    pada perkara penganiayaan di rumah sakit tersebut.
    “Korban dan pelaku sudah berdamai secara kekeluargaan,” ungkap Agus.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Motif Eks Sopir Bakar Rumah Hakim PN Medan Khamozaro

    Motif Eks Sopir Bakar Rumah Hakim PN Medan Khamozaro

    Kasus ini, berawal pada Selasa pagi (4/11/2025) sekitar Pukul 09.36 WIB, korban atau istri Hakim PN Medan, Wina Falinda, terekam CCTV keluar dari Komplek.

    “Keluar menggunakan mobil Fortuner, yang bersangkutan meletakkan kunci depan rumahnya di rak sepatu berapa di depan teras rumahnya,” Calvijn menuturkan.

    Pukul 10.07 WIB, Fahrul Azis menggunakan sepeda motor terpantau CCTV melintas di Jalan Pasar 2 sekitar Komplek perumahan korban untuk melihat kondisi dan situasi.

    “Dia tidak langsung masuk, tapi jalan-jalan di jalan besar sambil mengamati. Beberapa menit masuk ke dalam pintu perumahan. Saat itu ada pejaga, dia memutar kembali,” jelas Calvijn.

    Pukul 10.17 WIB, Fahrul Azis masuk ke dalam komplek rumah korban dan memikirkan sepeda motor dekat rumah korban. Karena sudah tahu keberadaan kunci rumah diletakkan di rak sepatu, dia masuk ke dalam rumah.

    Saat melakukan pembakaran, Fahrul Azis sudah menyiapkan 1 botol Pertalite yang dibawanya. Kemudian masuk ke dalam rumah, langsung masuk ke dalam kamar pribadi Hakim PN Medan.

    Di dalam kamar langsung membakar lemari korban yang berisikan baju menggunakan tisu, lalu menggunakan Pertalite yang sudah disiapkan.

    “Di dalam lemari ada laci, di situ ada perhiasan istri korban. Memasukkan perhiasan korban ke tas selempangnya. Setelah mencuri dilakukan proses pembakaran. Sisa Pertalite dan botol dibuang di bawah dalam tempat tidur,” jelas Calvijn.

    Setelah terbakar dan mencuri perhiasan mewah milik korban, Fahrul Azis keluar dengan kembali mengunci pintu depan rumah korban dan mengembalikan kunci rumah di rak sepatu atau tempat semula. Pelaku melarikan diri dari lokasi kejadian.

    “Diduga (proses pembakaran) kebakaran sekitar 15 menit. Nah, 15 menit itu krusial, di situ tersangka melakukan pembakaran dengan sengaja,” Calvijn mengungkapkan.

    Pukul 10.30 WIB saksi atau warga di sekitar TKP menyebutkan ada kepulan asap. Pukul 10.46 WIB, Khamozaro mendapat pesan WhatsApp dari tetangganya melaporkan rumahnya terbakar.

    Pukul 10.53 WIB, pemadam kebakaran tiba di TKP. Pukul 11.06 WIB, Khamozaro tiba di TKP. Tetapu sudah banyak sekali barang-barang yang sudah dibersihkan dan dikeluarkan dari lokasi.

    “Sehingga kami mengamati dan olah TKP seadanya,” ujar Calvijn.

    Mantan Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut itu juga mengatakan, dengan kerja maksimal para pelaku berhasil diungkap, dengan barang bukti emas batangan, perhiasan, sepeda motor, dan barang bukti lainnya.

    “Pada 14 November 2025 para tersangka berhasil kita ringkus beserta dengan barang bukti lengkap dan sempurna,” Jean Calvijn Simanjuntak menandaskan.

     

  • Diam di Rumah, Meledak di Sekolah: Jejak Sunyi Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        22 November 2025

    Diam di Rumah, Meledak di Sekolah: Jejak Sunyi Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Megapolitan 22 November 2025

    Diam di Rumah, Meledak di Sekolah: Jejak Sunyi Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Terduga pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta, dikenal sebagai sosok pendiam di rumahnya. 
    Karakternya yang pendiam itu membuat keluarganya tak menyangka pelaku nekat melakukan aksinya.
    “Memang karakternya saja pendiam. Ya keluarga kaget, enggak menyangka bisa sampai gitu (membuat ledakan),” ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto, Jumat (21/11/2025).
    Bhudi mengungkapkan bahan peledak yang digunakan dalam ledakan di
    SMAN 72 Jakarta
    dibeli pelaku secara daring.
    Hal tersebut didapati pihak kepolisian setelah memeriksa keluarga pelaku.
    “Bahwa ini memang di-
    order
    menggunakan online. Nah pada saat barang tersebut sampai di rumah, disimpan oleh keluarga,” kata Bhudi.
    Kepada sang ayah, pelaku mengaku bahan peledak itu akan digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, sehingga tidak ada kecurigaan dari keluarga.
    “Ke keluarga dia bilang itu untuk ekstrakurikuler. Makanya disimpankan sama pihak keluarga. Jadi tidak ada kecurigaan lah dari keluarga juga,” ucap Budi.
    Penyidik saat ini masih menunggu kondisi ABH pulih sepenuhnya sebelum meminta keterangan lebih lanjut mengenai pembelian bahan-bahan tersebut, termasuk nama toko, metode pembelian, dan waktu pemesanan
    “Terhadap di mana ABH membeli bahan-bahan tersebut ini masih dalam proses penyelidikan pihak penyidik, karena perlu kita ketahui bahwa kondisi ABH masih belum bisa kami wawancarai untuk diminta keterangan secara mendalam,” ujar Bhudi.
    Gerak-gerik anak berkonflik dengan hukum (ABH) yang menjadi pelaku dalam peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta, terekam kamera CCTV yang terpasang di sejumlah titik sekolah
    Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya Kombes Roberto Pasaribu menjelaskan, pada rekaman CCTV terlihat ABH tersebut masih mengenakan seragam sekolah lengkap saat tiba di sekolah pada hari kejadian sekitar pukul 06.28 WIB.
    Pelaku datang ke sekolah dengan seragam batik dan celana putih sambil membawa dua tas, yakni ransel merah dan tas jinjing biru.
    Ia terlihat masih sempat bertegur sapa dengan seorang wanita yang diduga guru di depan ruang kepala sekolah.
    Pergerakan mencurigakan mulai terlihat menjelang waktu shalat Jumat.
    Dalam rekaman CCTV, ABH terlihat berjalan di lorong menuju masjid sekolah tanpa mengenakan sepatu. Dari ujung celana putihnya terlihat kain celana hitam di bagian dalam.
    “Selanjutnya adalah ketika melintasi lorong lantai 1 Timur 2 yang terekam dengan channel 30, anak tersebut melintas mengenakan tas punggung warna merah tanpa alas kaki,” ujar Roberto dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (11/11/2025).
    Tak lama kemudian, ABH masuk ke masjid dengan membawa tas ransel merah yang dikenakannya sejak pagi. Sebelum masuk, ia tampak menoleh ke kiri dan kanan di dekat tiang masjid, seolah memastikan tidak ada yang melihat aksinya.
    “Itu anak memasuki masjid menggunakan seragam sekolah dengan membawa tas merah. Kemudian masih terlihat juga yang bersangkutan memantau situasi di dalam dan di luar,” kata Roberto.
    Dalam rekaman berikutnya, ABH tampak telah berganti pakaian. Ia mengenakan kaus putih bertuliskan “Natural Selection”, celana hitam, dan membawa senjata api mainan.
    Ia kemudian berjalan menuju masjid sambil mengarahkan tangannya ke arah bangunan tersebut. Gestur itu, kata Roberto, diduga merupakan saat ABH menekan tombol remot untuk meledakkan bom.
    “Terlihat menuju ke arah lorong arah ke arah masjid dengan memakai celana hitam, kaos putih, dan menggendong senjata mainan atau dummy. Jadi terlihat di CCTV. Kemudian tangannya mengarahkan ke arah masjid,” ucap dia.
    Masih dari rekaman CCTV, tampak cahaya merah muncul dari arah masjid, disusul kepulan asap putih. ABH kemudian berlari menjauhi masjid menuju area Taman Baca dan Bank Sampah yang menjadi lokasi ledakan kedua.
    Di sana, ia mencoba meledakkan dua bom lainnya, tetapi keduanya tak meledak sempurna.
    Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Iman Imanuddin mengatakan, salah satu bom diledakkan pelaku di kepalanya dengan maksud membunuh dirinya sendiri.
    Ledakan terjadi di masjid SMAN 72 Jakarta pada Jumat (7/11/2025) sekitar pukul 12.15 WIB, bertepatan dengan pelaksanaan salat Jumat yang diikuti siswa dan guru.
    Lokasi masjid berada di dalam kompleks Kodamar TNI Angkatan Laut, Kelapa Gading.
    Menurut saksi, suara ledakan pertama terdengar saat khotbah berlangsung, disusul ledakan kedua yang diduga berasal dari arah berbeda.
    Insiden ini menyebabkan 96 orang mengalami luka-luka. Penyelidikan awal menunjukkan bahwa pelaku merupakan salah satu siswa SMAN 72 Jakarta.
    Ia sebelumnya dilaporkan mengalami perundungan, yang diduga menjadi salah satu faktor pemicu aksinya.
    Di lokasi kejadian, polisi juga menemukan benda menyerupai airsoft gun dan revolver. Setelah diperiksa, keduanya dipastikan merupakan senjata mainan.
    Hingga kini, motif dan penyebab pasti ledakan masih diselidiki kepolisian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penemuan Bayi dalam Kantong Plastik di Serpong, Polisi Periksa Saksi dan Rekaman CCTV
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 November 2025

    Penemuan Bayi dalam Kantong Plastik di Serpong, Polisi Periksa Saksi dan Rekaman CCTV Megapolitan 21 November 2025

    Penemuan Bayi dalam Kantong Plastik di Serpong, Polisi Periksa Saksi dan Rekaman CCTV
    Tim Redaksi

    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
     Polisi tengah menyelidiki penemuan bayi perempuan yang ditemukan dalam kantong plastik berwarna hitam di kawasan Ciater, Serpong, Tangerang Selatan.
    Kasus ini mencuat setelah warga melaporkan temuan tersebut pada Jumat (21/11/2025), sehingga mendorong aparat untuk melakukan pemeriksaan lapangan secara menyeluruh.
    Kapolsek Serpong Kompol Suhardono mengatakan bahwa pihaknya telah meminta keterangan sejumlah saksi dan menyita rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.
    “Kami sudah meminta keterangan ke beberapa saksi dan kami coba melihat CCTV yang ada, nanti kita telusuri,” ujar Suhardono di Mapolsek Serpong,
    Tangerang Selatan
    .
    Menurutnya, langkah ini dilakukan untuk mengidentifikasi pelaku yang diduga membuang bayi perempuan tersebut.
    “Kami akan melakukan penyidikan untuk mengungkap siapa sebenarnya orang tua dari bayi tersebut,” kata dia.
    Bayi pertama kali ditemukan oleh seorang warga bernama Agus sekitar pukul 16.00 WIB.
    Saat itu, ia melihat sebuah kantong plastik hitam yang tergantung di pagar rumahnya.
    “Berawal dari warga yang menemukan adanya kantong belanja warna hitam yang tergantung di atas pagar di depan rumah dan di dalam kantong plastik itu berisi bayi berjenis kelamin perempuan,” jelas Suhardono.
    Bayi dalam keadaan sehat saat ditemukan. Polisi kemudian mendatangi lokasi dan membawa bayi tersebut ke puskesmas terdekat untuk pemeriksaan awal.
    “Bayi tersebut memiliki berat 2,8 kg dan panjang 51 cm,” imbuhnya.
    Saat ini bayi masih menjalani perawatan di rumah sakit dan berada dalam kondisi stabil.
    “Saat ini bayi masih dalam perawatan di rumah sakit dengan kondisi sehat,” ucap Suhardono.
    Penyelidikan terhadap kasus pembuangan bayi ini masih berlangsung, dengan polisi menelusuri rekaman CCTV serta keterangan saksi untuk mengungkap identitas orang tua bayi dan motif di balik tindakan tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pria aniaya mantan istri hingga luka lebam di Penjaringan Jakut

    Pria aniaya mantan istri hingga luka lebam di Penjaringan Jakut

    Jakarta (ANTARA) – Seorang wanita berinisial RP (35) menjadi korban penganiayaan hingga mengalami luka lebam dan giginya rontok akibat dianiaya mantan suaminya yang berinisial S di RS Duta Indah, Teluk Gong, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut).

    “Kami sudah melakukan pengecekan ke lokasi kejadian pada Kamis (20/11). Dari hasil pemeriksaan awal, korban sedang menunggu kerabatnya yang dirawat ketika kemudian datang mantan suaminya,” kata Kapolsek Metro Penjaringan AKBP Agus Ady Wijaya di Jakarta, Jumat.

    Peristiwa itu terjadi di lantai 5 ruang 512 rumah sakit tersebut. Sebelumnya, sempat terjadi cekcok antara korban dan pelaku, namun kemudian berujung pada penganiayaan.

    “Terjadi cekcok dan berujung pada tindakan kekerasan yang menyebabkan bibir korban lebam dan satu gigi bagian atas patah,” ujar Agus.

    Unit Reskrim Polsek Metro Penjaringan masih melakukan pemeriksaan terkait kejadian tersebut, termasuk mengecek rekaman kamera pengawas (CCTV).

    “Kami lakukan interogasi terduga pelaku untuk memastikan seluruh kronologi peristiwa,” tutur Agus.

    Kendati demikian, kata dia, pelaku berinisial S dan korban inisial RP itu sepakat untuk berdamai. Korban memaafkan dan tidak ingin membuat laporan polisi.

    Namun, dia tetap mengimbau agar masyarakat bijak dalam menyebarkan video di media sosial.

    Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Metro Penjaringan AKP Sampson Sosa Hutapea membenarkan adanya restorative justice pada perkara penganiayaan di rumah sakit tersebut.

    “Korban dan pelaku sudah berdamai secara kekeluargaan,” ungkap Agus.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polisi tangkap pria pencuri motor di sejumlah lokasi Tanjung Priok

    Polisi tangkap pria pencuri motor di sejumlah lokasi Tanjung Priok

    Jakarta (ANTARA) – Polsek Tanjung Priok, Jakarta Utara, menangkap seorang pria berinisial M yang telah melakukan pencurian sepeda motor di sejumlah lokasi di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara.

    “Pelaku ini ditangkap di Jalan Agung Timur 8, Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Sabtu (15/11),” kata Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok AKP Handam Samudro di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, pelaku tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polsek Tanjung Priok untuk proses penyidikan.

    Dia membeberkan penangkapan pelaku itu berawal saat Reskrim mendapatkan informasi dari masyarakat yang menyebutkan di Jalan Agung Timur telah diamankan terduga pelaku percobaan pencurian kendaraan bermotor pada Sabtu (15/11) sekitar pukul 06.00 WIB.

    Selanjutnya, Tim Buser Polsek Tanjung Priok mengamankan terduga pelaku beserta barang bukti berupa sejumlah peralatan yang digunakan untuk melakukan pencurian.

    Berdasarkan hasil pengembangan, sambung dia, diketahui pelaku pernah melakukan pencurian kendaraan bermotor di beberapa lokasi lainnya.

    Fakta tersebut diperoleh melalui analisis yang dilakukan penyidik terhadap rekaman kamera pengawas (CCTV), yang menunjukkan kemiripan dengan pelaku.

    Selain itu, Handam menuturkan pelaku tersebut mengaku pernah melakukan pencurian kendaraan bermotor di Kelurahan Warakas dan Jalan Ganggeng di Kelurahan Sungai Bambu, Kecamatan Tanjung Priok.

    Polsek Tanjung Priok juga telah mengidentifikasi tiga laporan polisi terkait tindak pidana pencurian kendaraan bermotor yang dilakukan oleh pelaku tersebut di wilayah Kecamatan Tanjung Priok.

    “Untuk komplotan yang diduga bersama-sama dengan pelaku saat melakukan aksi-aksinya masih dalam upaya pengejaran,” terang Handam.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 28 Kali Beraksi, Begal Sadis yang Sering Beraksi di Jakarta Barat Dijaring Polisi

    28 Kali Beraksi, Begal Sadis yang Sering Beraksi di Jakarta Barat Dijaring Polisi

    JAKARTA – Begal yang kerap beraksi di wilayah Jakarta Barat berhasil dilumpuhkan Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat. Pelaku berjumlah dua orang berinisial ST dan TZ itu diketahui sudah beraksi sebanyak 28 kali di wilayah Tambora, dan sekitarnya.

    “Berdasarkan informasi, dari Polsek Tambora maupun dari Resmob Polres, dia ada 28 TKP (tempat kejadian perkara),” ujar Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Sipayung, Kamis, 20 November.

    Arfan menyebut, setiap kali beraksi, keduanya membawa senjata tajam untuk mencuri dan pembegalan di lokasi berbeda.

    “Jadi, ada beberapa banyak TKP yang dilakukan oleh pelaku. Memang ini berulang-ulang kali. Secara spesifik, nanti akan dijelaskan pada saat rilis,” kata Arfan.

    Laporan lain menyebut bahwa pelaku diduga mencuri motor milik tetangganya. Hal itu terkait pernyataan Nurhikmah, Ketua RT 01 RW 08 Tanah Sereal, Tambora, tempat pelaku berinisial ST tinggal.

    Nurhikmah mengatakan, sekitar dua minggu setelah pelaku ST keluar dari penjara (ST mantan narapidana), seorang warga di RT 02 kehilangan sepeda motor.

    “Saya tak menuduh. Jadi, pas kejadian dia habis keluar dari penjara, selang dua minggu motor di RT sebelah situ hilang,” kata Nurhikmah kepada wartawan usai penangkapan pelaku ST di wilayah Tambora, Rabu (19/11) malam.

    Kendati demikian, untuk memastikan kebenaran tersebut, kepolisian akan menyampaikannya saat rilis dalam waktu dekat.

    “Konfirmasi itu nanti akan disampaikan saat rilis oleh Polsek Tambora,” kata Arfan.

    Sebelumnya, pasangan suami istri (pasutri) menjadi korban begal di Jalan Songsi Dalam 3 Gang Hijau RW 06, Kelurahan Tanah Sereal, Kecamatan Tambora Jakarta Barat, pada Sabtu, 15 November, pagi.

    Pelaku yang berjumlah dua orang itu merampas ponsel korban setelah sempat terjadi tarik menarik, hingga pelaku mengancam dengan menggunakan senjata tajam dan “airsoft gun”.

    Ketua RW 06 Kelurahan Tanah Sereal, M Saad menyampaikan, kejadian pembegalan itu terjadi sekitar pukul 06.00 WIB.

    Berdasarkan rekaman CCTV, Saad menduga, kedua pelaku awalnya berniat mencuri burung di salah satu rumah warga. Namun, kedua pelaku tidak bisa masuk ke rumah yang diincar karena terkunci.

    “Tak lama, pasutri itu lewat naik motor, kebetulan si istri pegang hp,” jelas Saad.

    Karena tidak bisa mencuri burung, kedua pelaku diduga langsung merampas ponsel itu, meski diawali dengan aksi saling tarik.

  • Terkait temuan mayat di Tangerang, Polisi buru pelaku pembunuhan

    Terkait temuan mayat di Tangerang, Polisi buru pelaku pembunuhan

    Jakarta (ANTARA) – Polresta Tangerang masih memburu terduga pelaku pembunuhan yang mayatnya ditemukan di kebun pisang di Kampung Bunder, Cikupa, Kabupaten Tangerang pada Selasa (18/11).

    “Saat ini sedang kita buru, mudah-mudahan dalam waktu dekat kita sudah bisa dapatkan,” kata Kapolresta Tangerang Kombes Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah dalam keterangannya, Jumat.

    Selain itu, dia mengatakan pihak kepolisian juga menyisir kamera pengawas (CCTV) di sekitar lokasi kejadian dan menelusuri perjalanan korban hingga akhirnya bermuara di kebun pisang dengan kondisi tewas terbungkus karung.

    “Masih kita sisir (CCTV). Itu sudah kita lakukan sejak hari pertama, tapi masih dalam proses,” ujar indra.

    Lebih lanjut, dia mengungkapkan pihak penyidik Polresta Tangerang, Polda Banten memastikan mayat yang ditemukan terbungkus plastik di samping Jembatan Tol, Kampung Bunder, Kelurahan Bunder, Kecamatan Cikupa pada Selasa (18/11) itu merupakan korban pembunuhan.

    Kepastian itu, sambung dia, terungkap dari hasil penyelidikan tim forensik yang menemukan sejumlah luka akibat tindak kekerasan.

    “Dari hasil pemeriksaan luar tim forensik, ditemukan luka terbuka dengan tepi rata pada leher sisi kanan yang mengarah pada dugaan kekerasan senjata tajam, juga ada dugaan luka memar pada lengan atas kanan dan bibir,” jelas Indra, Kamis (20/11).

    Selain menemukan dugaan pembunuhan, kata dia, polisi juga mengungkap identitas jenazah pria tersebut.

    Berdasarkan hasil identifikasi, korban tersebut bernama Danu Warta Saputra (21) yang merupakan warga Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Tanggamus, Lampung.

    “Namun, kepastiannya masih menunggu pemeriksaan lanjutan melalui uji histopatologi. Waktu kematian diperkirakan terjadi tiga hingga lima hari sebelum pemeriksaan dilakukan,” tutur Indra.

    Saat ini, sambung dia, tim penyidik masih melakukan proses identifikasi lebih dalam dengan menunggu hasil uji histopatologi sebagai langkah pengembangan untuk menangkap pelaku pembunuhan.

    Pihaknya juga sudah mengumpulkan sejumlah keterangan dan bukti awal di lokasi kejadian.

    “Kami berkomitmen mengungkap kasus ini. Setiap perkembangan akan kami sampaikan secara resmi,” pungkas Indra.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Cerita Tentang Sosok dan Hubungan dengan AKBP B

    Cerita Tentang Sosok dan Hubungan dengan AKBP B

    Dalam gelar perkara yang dilakukan Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jawa Tengah, Rabu (19/11/2025) sore, terungkap hubungan asmara kedua antara sang dosen muda dengan AKBP B.

    Polisi menyimpulkan AKBP B memiliki hubungan tanpa ikatan perkawinan yang sah dengan Dwinanda Linchia Levi.

    Kabid Propam Polda Jateng, Kombes Pol Saiful Anwar mengatakan, AKBP B melanggar kode etik profesi. Keputusan yang diambil, AKBP B akan dilakukan penempatan khusus. Ini bentuk penegakan aturan dan komitmen Propam dalam memastikan proses pemeriksaan berjalan objektif.

    “Penempatan khusus ini dilakukan sebagai bagian dari proses pemeriksaan dugaan pelanggaran etik yang dilakukan AKBP B. Ini adalah langkah awal agar proses pemeriksaan dapat berjalan secara profesional, transparan, dan sesuai ketentuan yang berlaku,” tegasnya.

    Diungkapkan pula bahwa hasil gelar perkara ini sebagai wujud komitmen Polda Jateng untuk bersikap tegas terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan anggota Polri.

    “Tidak ada pengecualian dalam penegakan aturan. Siapapun anggota yang terbukti melakukan pelanggaran akan diproses sesuai ketentuan, tanpa memandang pangkat maupun jabatan,” tandasnya.

    Sebelum penahanan AKBP B, puluhan mahasiswa Untag Semarang mendatangi Mapolda Jateng menuntut transparansi pengungkapan kasus tewasnya Dosen Hukum Untag Semarang Doktor Dwinanda Linchia Levi. Mahasiswa dari berbagai jurusan itu mengungkapkan sejumlah kejanggalan dalam penanganan kasus dosen mereka.

    Pasalnya korban diduga menginap bersama seorang perwira menengah Polri, yakni AKBP B.

    Korban sudah tinggal di kamar indekos-hotel tersebut sekitar dua tahun lalu. Perempuan asal Banyumas itu sebelumnya mengalami sakit, dan sempat dirawat di rumah sakit.

    Korban tercatat berobat ke rumah sakit dua hari berturut-turut pada 15 dan 16 November 2025, dengan keluhan darah tinggi hingga tensi mencapai 190 serta gula darah mencapai 600.

    Setelah kondisinya membaik, korban kembali ke indekos-hotel. Malam harinya, korban sempat meminta tubuhnya dibaluri minyak kayu putih. Namun, keesokan harinya, korban ditemukan sudah meninggal.

    Peristiwa itu diketahui sekitar pukul 05.30 WIB, kemudian dilaporkan ke Polsek Gajahmungkur sekitar pukul 07.00 WIB oleh B, pria yang berada di kamar tersebut. AKBP B yang juga anggota polisi diketahui bertugas di Direktorat Samapta Polda Jawa Tengah, bagian Pengendali Massa (Dalmas).

    Kematian Dosen Levi Tidak Wajar

    Kematian korban meninggalkan sejumlah teka-teki. Hal ini diungkap Komunitas Muda Mudi Alumni Untag Semarang. Mereka menilai kematian korban tidak wajar dan menyoroti keberadaan seorang anggota polisi di kamar korban saat peristiwa terjadi.

    “Menurut kami ini janggal. Ada seorang polisi bagian Dalmas yang tidak ada kaitannya dengan tindak pidana berada dalam satu kamar dan melaporkan kejadian ini pagi-pagi buta,” ujar Ketua Umum Komunitas Muda Mudi Alumni Untag Semarang Jansen Henry Kurniawan.

    Pihaknya meminta kepada kepolisian untuk secara objektif menangani kasus ini dan meminta pemeriksaan dilakukan secara terang benderang, tanpa ditutup-tutupi sesuai aturan yang berlaku.

    “Jangan sampai ada kesan kasus ditutup-tutupi dengan dugaan untuk mengamankan oknum tertentu atau diduga menyelamatkan institusi tertentu,” ujarnya.

    Diduga alamat kependudukan keduanya tercatat sama, yakni di Perumahan Semawis Blok D.10, Kedungmundu, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

    Kepolisian Polrestabes Semarang menyebut, proses penyelidikan kasus tewasnya Doktor Dwinanda Linchia Levi (35), dosen Hukum Pidana Universitas 17 Agustus (Untag) sempat mengalami hambatan. Pasalnya, kepolisian mengaku belum berhasil membuka ponsel milik korban.

    Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Dwi Subagio, saat menemui puluhan mahasiswa Untag Semarang menjelaskan, dalam kasus tewasnya Doktor Dwinanda Linchia Levi melakukan penelusuran baik CCTV hingga meminta keterangan dari saksi.

    Salah satu langkah yang dilakukan dalam pengungkapan tewasnya dosen muda di hotel di Jalan Telaga Bodas Raya No 11, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (17/11/2025), kepolisian juga melakukan penelusuran sebelum kejadian. Penelusuran dilakukan dengan membuka HP milik korban.

    “Kita belum bisa membuka HP korban. Jika ada informasi dari mahasiwa maupun keluarga kita bisa dibantu,” ungkap Kombes Dwi Subagio didampingi Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto, dan Kabid Propam Polda Jateng Kombes Saiful.