Produk: CCTV

  • 5 Fakta Konsulen ‘Killer’ Tendang Alat Vital Dokter PPDS Unsri Palembang, Banyak yang Takut Bertemu – Halaman all

    5 Fakta Konsulen ‘Killer’ Tendang Alat Vital Dokter PPDS Unsri Palembang, Banyak yang Takut Bertemu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Terungkap sejumlah fakta dalam kasus kekerasan fisik yang menimpa dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sriwijaya (Unsri) berinisial S di Rumah Sakit Umum Pusat Muhammad Hoesin (RSMH), Palembang, Sumatera Selatan.

    Pelaku kekerasan fisik tersebut adalah dokter konsulen KSM Anestesiologi dan terapi intensif berinisial YS.

    Dokter YS adalah pembimbing dari S.

    YS diketahui sudah bertugas di RSMH sejak tahun 2001. 

    Peristiwa kekerasan yang dialami dokter PPDS Unsri tersebut diketahui terjadi di ruang ICU RSMH pada Minggu (20/4/2025).

    Buntut kasus kekerasan fisik tersebut kini dokter YS dinonaktifkan dari tugasnya dan pihak rumah sakit pun mengembalikan yang bersangkutan ke Kementerian Kesehatan.

    Berikut 5 fakta kasus kekerasan yang menimpa dokter PPDS Unsri berdasarkan hasil investigasi pihak RSMH, Palembang.

    1. Alat Vital Dokter PPDS Alami Hematom

    Dirut Rumah Sakit Umum Pusat Muhammad Hoesin, dr Siti Khalimah mengatakan dokter YS diketahui menendang selangkangan korban.

    “Insiden kekerasan fisik di ruang ICU ini dilakukan Konsulen berinisial dr YS diduga melakukan kekerasan terhadap seorang peserta PPDS dengan menendang ke arah selangkangan,” ujar Siti Khalimah, Rabu (23/4/2025).

    Akibat kekerasan tersebut area vital korban mengalami hematom (penumpukan darah) hingga memar. 

    “Korban mengalami hematom pada testis kiri, yang dikonfirmasi melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG). Kejadian ini terekam dalam rekaman CCTV dan menjadi bukti penting dalam proses investigasi,” katanya.

    Korban saat ini dalam kondisi stabil dan telah kembali mengikuti kegiatan kuliah dan praktik sejak Senin, 21 April 2025.

    2. Alasan YS Aniaya Dokter PPDS

    Direktur Utama RSMH, dr Siti Khalimah mengatakan berdasarkan hasil investigasi internal, penganiayaan terjadi karena dokter YS tak puas dengan kinerja dokter PPDS.

    “Dari hasil investigasi yang kami dapat tindakan kekerasan itu dilakukan karena tidak puas dengan kinerja PPDS-nya,” ujar Siti Khalimah.

    Setelah mengumpulkan bukti yang cukup dan memanggil saksi-saksi, pihaknya memanggil YS dan membuat beberapa keputusan salah satunya menonaktifkan YS sebagai dokter konsulen RSMH.

    “Sekarang dia kami serahkan ke Kementerian Kesehatan, karena dia ASN Kemenkes,” katanya.

    3. Dokter YS sosok Emosional

    Direktur Utama RSMH, dr Siti Khalimah mengakui kalau YS adalah seorang yang emosional dan tidak sabaran.

    Sehingga, kalau ada PPDS yang menjalankan tugas tidak sesuai kriterianya ia tak segan-segan melakukan tindakan bullying ataupun kekerasan.

    Baik kekerasan secara verbal maupun kekerasan fisik.

    “Sehingga banyak PPDS maupun perawat yang takut bertemu dengan yang bersangkutan ini. Tetapi terlepas dari orangnya yang emosional, YS ini kinerjanya sangat baik dan perfeksionis dalam menjalankan pekerjaan,” katanya.

    4. Dokter YS Pernah 2 Kali Diberi Sanksi

    Direktur Utama RSMH dr Siti Khalimah pun mengungkap sejumlah catatan hasil investigasi yang dilakukan pihaknya.

    Tercatat Dokter YS pernah melakukan kekerasan pada tahun 2019 dan tahun 2023.

    “Saya jelaskan ada beberapa kejadian pernah dilakukan dr Ys, di tahun 2019 oknum konsulen ini melakukan pelanggaran kode etik akademik kepada PPDS. Adapun sanksi yang diberikan kala itu yakni beliau dilarang mengajar selama 2 tahun,” ujar dr Siti Khalimah.

    Kemudian setelah kembali aktif mengajar, di tahun 2023 dr Ys juga pernah menerima sanksi disiplin dari RSMH.

    Dari hasil penelusuran oknum konsulen tersebut melakukan perundungan secara fisik dan verbal.

    “Tahun 2023 kami sendiri pernah berikan sanksi disiplin kepada yang bersangkutan. Hasil penelusuran konsulen tersebut melakukan 3 jenis perundungan yakni secara verbal dengan berkata kasar, fisik, melempar, dan tempeleng sampai PPDS tidak mau bertemu,” katanya.

    Siti Khalimah juga menegaskan kalau tindakan perundungan tersebut bukan mencerminkan pengajaran di RSMH.

    “Tindakan perundungan yang terjadi bersifat personal, bukan merupakan cerminan budaya pengajaran di Program PPDS Anestesi FK UNSRI RSMH Palembang,” katanya.

    5. Tujuh Korban Dokter YS Buka Suara

    Kepala Satuan Pengawas Internal RSMH Palembang, Wijaya mengungkapkan, perundungan ataupun kekerasan yang dilakukan dokter YS meliputi tiga macam yakni verbal, nonverbal, dan fisik.

    Tim investigasi yang dibentuk mendapat keterangan dari 6 hingga 7 PPDS dan perawat yang pernah menerima perundungan.

    “Dokter YS ini sering marah-marah. Tapi dengan kejadian ini akhirnya ada yang buka suara 6-7 orang,” kata Wijaya, Rabu (23/4/2025).

    Peserta PPDS dan perawat yang mendapatkan perundungan ini banyak yang tidak mau buka suara sehingga sedikit kesulitan untuk menggali informasi. 

    “Selama ini belum pernah ada yang melapor. Kebanyakan peserta PPDS dan perawat yang menerima tindak kekerasan dan perundungan ini tidak mau buka suara,” katanya.

    Wijaya menyebut kenapa para korban tidak mau buka suara karena sehari-hari peserta PPDS dan perawat bekerja dengan beliau. 

    “Jika dr YS dilaporkan dia akan marah dengan korban, jadi para korban ini takut,” ucapnya. 

    (Tribunsumsel.com/ Rachmad Kurniawan)

  • Kuasa Hukum Minta Kasus Dugaan Pelecehan Dokter AY Segera Diungkap: Demi Keadilan bagi Korban – Halaman all

    Kuasa Hukum Minta Kasus Dugaan Pelecehan Dokter AY Segera Diungkap: Demi Keadilan bagi Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Satria Marwan, penasihat hukum dari QAR (31), terduga korban pelecehan dokter AY, buka suara mengenai perkembangan kasus yang ditangani Polresta Malang Kota.

    Satria mengaku, belum memperoleh informasi secara detail terkait hasil sementara dari penyelidikan kasus dugaan pelecehan yang dilakukan oleh dokter di Persada Hospital tersebut.

    Sejak kliennya melapor pada Jumat (18/4/2025) lalu, jelas Satria, pihak kepolisian sudah memanggil dan meminta keterangan dari dua saksi, yaitu teman korban berinisial Y dan pegawai Persada Hospital berinisial AK.

    “Ada juga tentang CCTV rumah sakit yang sudah diperoleh penyidik. Tetapi, kami belum mendapat informasi detailnya,” jelasnya, dilansir Surya Malang, Rabu (23/4/2025).

    Satria mengatakan, pihaknya berharap, supaya kasus ini bisa segera terungkap sejelas-jelasnya.

    Apalagi, sudah ada korban lain yang melaporkan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh AY.

    Sebagai informasi, terduga korban baru berinisial A (30) melaporkan AY pada Selasa (22/4/2025).

    Adapun QAR mengalami pelecehan pada tahun 2022, sedangkan korban A mengalaminya pada tahun 2023.

    “Kasus ini perlu untuk segera terungkap. Selain demi rasa keadilan bagi korban, juga dapat dijadikan contoh bagi masyarakat luas, bahwa tidak ada tempat untuk bersembunyi bagi para pelaku kekerasan seksual,” terangnya.

    Dengan adanya dua laporan terhadap AY di lokasi yang sama, Satria menekankan, soal tingkat urgensi kasus ini untuk dapat segera diungkap.

    Lebih lanjut, dirinya mengimbau kepada korban lainnya yang merasa dilecehkan oleh AY supaya berani lapor ke polisi.

    “Untuk korban lain, bisa segera membuat laporan polisi. Hal ini dapat memutus mata rantai kekerasan seksual yang dilakukan dokter AY,” ujarnya.

    Sebelumnya, A yang merupakan perempuan asal Kota Malang yang sudah mempunyai anak melaporkan AY ke polisi.

    A sudah menunjuk kuasa hukum dari YLBHI-LBH Surabaya Pos Malang dan melaporkan kejadian yang dialaminya itu ke Unit PPA Satreskrim Polresta Malang Kota.

    Penasihat hukum korban A, Tri Eva Oktaviani mengatakan, peristiwa yang dialami kliennya itu terjadi pada tahun 2023 lalu di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) Persada Hospital.

    “Jadi, korban A ini kecapekan setelah merawat anaknya yang sakit.”

    “Lalu, korban ini datang ke UGD Persada Hospital dan ditangani terduga pelaku (dokter AY),” ucap Eva, Selasa.

    Saat menjalani pemeriksaan di ruang UGD itulah, AY diduga melakukan tindakan pelecehan seksual kepada korban.

    “Saat itu, terduga pelaku tidak didampingi perawat dan tirainya dalam kondisi tertutup rapat.”

    “Tanpa meminta izin, terduga pelaku langsung melakukan pemeriksaan serta menyentuh bagian-bagian atau area intim korban,” terang Eva.

    Ia juga menyebut, sebelumnya korban A sudah mendatangi pihak rumah sakit untuk mengonfirmasi kejadian itu.

    “Ketika itu, kami belum mendampingi karena belum ditunjuk sebagai kuasa hukum.”

    “Kalau dari penuturan korban yang disampaikan ke kami, bahwa telah mengonfirmasi langsung ke Persada Hospital dan terkonfirmasi terduga pelaku adalah dokter AY dan pihak rumah sakit telah meminta maaf,” ungkap Eva.

     

    Akibat kejadian pelecehan seksual itu, jelas Eva, korban A mengalami trauma psikis.

    “Korban mengalami trauma dan saat mendengar nama atau melihat foto terduga pelaku, ia langsung menangis.”

    “Oleh karena itu, kami telah menghubungkan dengan psikolog klinis dari rekanan kami termasuk meminta bantuan pihak kepolisian, dalam memberikan pendampingan psikologis kepada korban.”

    “Dan memang sempat ada tawaran dari Persada Hospital untuk pendampingan dan pemulihan psikologis, tetapi korban menolak tawaran itu,” tuturnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Kasus Pelecehan oleh Dokter di Malang Diharapkan Segera Diungkap, Kuasa Hukum ‘Panggil’ Korban Lain.

    (Tribunnews.com/Deni)(SuryaMalang.com/Kukuh Kurniawan)

  • Aksi Heroik Kepala Sekolah Gagalkan Pencurian di SDN 2 Penawangan Grobogan, Sampai Duel 1 Lawan 1

    Aksi Heroik Kepala Sekolah Gagalkan Pencurian di SDN 2 Penawangan Grobogan, Sampai Duel 1 Lawan 1

    TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN – Aksi pencurian disertai kekerasan terjadi di SDN 2 Penawangan, Kecamatan Penawangan, Kabupaten Grobogan, Senin (14/4/2025) pukul 04.30 WIB. 

    Seorang kepala sekolah, Budiyono, menjadi korban penganiayaan saat hendak menggagalkan aksi pencurian yang dilakukan oleh pelaku berinisial VR (21). 

    Setelah menumbangkan Budiyono hingga babak belur bersimbah darah, VR lantas melarikan diri.  

    Kasatreskrim Polres Grobogan AKP Agung Joko Haryono, mengungkapkan pelaku berhasil ditangkap kurang dari 24 jam. 

    Pelaku beraksi seorang diri dengan membawa gegep atau tang jepit besi yang digunakan untuk memecahkan kaca dan mencongkel pintu.

    “VR tiba di SD mengendarai motor dan masuk ke area sekolah dengan cara melompat pagar sambil membawa alat gegep besi,” kata Agung Joko Haryono saat konferensi pers di Polres Grobogan, Rabu (23/4/2025). 

    VR lantas menyisir ruangan guru untuk mencari barang berharga dan mendapatkan uang tunai sebesar Rp50 ribu.

    “Pelaku lalu masuk ke ruang guru dengan cara memecah kaca jendela menggunakan gegep besi, pelaku lantas menyisir ruangan dan mendapati uang Rp50 ribu,” imbuh Agung. 

    Aksi VR diketahui oleh Budiyono yang kebetulan datang ke sekolah untuk membersihkan sekolah dan mematikan lampu. 

    “Di waktu yang bersamamaan korban Budiyono yang awalnya mau mematikan lampu dan membersihkan sekolah tiba ke SD,” tutur Agung. 

    Melihat kaca jendela ruang sekolah pecah, Budiyono lantas bergegas menuju ke TKP dan mendapati VR hendak mencongkel pintu kantin. 

    “Korban kemudian melihat kaca jendela ruang guru pecah, ada seseorang yang tidak dikenal keluar dari ruang perpustakaan melalui jendela menuju ke kantin hendak mencongkel pintu kantin,” kata Agung. 

    “Korban berusaha mendekati dan bertanya ‘sopo kowe’ dan dijawab ‘aku’ oleh pelaku yang berbalik badan dan kemudian menyerang korban,” imbuhnya. 

    Akibat serangan itu, kepala Budiyono mengalami luka parah dan harus mendapat lima jahitan. 

    “Korban melawan namun kalah dan berteriak minta tolong, pelaku kemudian kabur,” tutur Agung. 

    Dari penangkapan VR, polisi menyita barang bukti berupa kaus yang terdapat bercak darah, flasdisk berisi rekaman CCTV, helm, gegep besi dan satu pasang sandal slop.

    VR terancam pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman 9 tahun dan/atau 12 tahun penjara. 

    “Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, VR dikenai pasal 365 KUHP dengan ancaman paling lama 9 tahun dan/atau 12 tahun penjara,” pungkas Agung. 

    Aksi Heroik Kepala Sekolah

    Aksi heroik Budiyono yang berani menggagalkan upaya pencurian di sekolah tempatnya mengabdi patut diapresiasi, meski harus mempertaruhkan nyawa. 

    “Saya menggagalkan pencurian ini ternyata saya dipukul dan dikira meninggal dunia,” kata Budiyono saat konferensi pers di Polres Grobogan, Rabu (23/4/2025).

    Pelaku yang berinisial VR (21) menyerang Budiyono menggunakan gegep atau tang jepit berbahan besi. Pukulan keras mengenai kepala Budiyono hingga darah bercucuran.

    “Pelaku memukul dengan besi sangat keras dan darah bercucuran, saya jatuh dikira meninggal kemudian palaku lari,” imbuhnya. 

    Meski terluka parah dan sempat tersungkur, Budiyono masih mampu bangkit. 

    Dengan kondisi kepala berlumuran darah, ia berjalan sendiri ke klinik terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis. 

    Hasil pemeriksaan menunjukkan ia mengalami luka serius dan harus mendapat lima jahitan di bagian kepala.

    “Saya kemudian berjalan sendiri ke klinik, masih berlumuran darah dan saya ditolong oleh dokter,” ujarnya.

    Aksi Budiyono tak hanya berhasil menggagalkan pencurian, tetapi juga membantu pihak kepolisian mengungkap kasus tersebut.

    Ia melapor pada pagi hari, dan pada malam harinya, pelaku berhasil diamankan oleh Satreskrim Polres Grobogan.

    “Salut kepada polisi yang saya lapori pagi itu juga dan kemudian malamnya malingnya dapat ditemukan,” ucapnya.

    Budiyono berharap dengan upaya hukum ini membuat pelaku mendapatkan hukuman setimpal dan menimbulkan efek jera.

    “Saya berharap dengan kasus ini dibawa ke ranah hukum bisa membuat pelaku jera,” tuturnya. (*) 

     

  • Link Viral Video Warung Madura Baju Kuning dan Versi VC di TikTok, Ternyata Ini Isinya…

    Link Viral Video Warung Madura Baju Kuning dan Versi VC di TikTok, Ternyata Ini Isinya…

    JABAR EKSPRES – Belakangan ini, dunia TikTok dihebohkan dengan kemunculan dua video yang mengangkat nama warung Madura, yakni video wanita berbaju kuning di warung Madura dan video warung Madura versi VC. Kedua video ini menjadi bahan perbincangan hangat warganet hingga menduduki jajaran trending topik pencarian di platform tersebut.

    Lalu, sebenarnya apa isi dari video-video ini? Mengapa bisa viral dan jadi pembicaraan di mana-mana? Berikut ulasan lengkapnya.

    Viral Video Warung Madura Baju Kuning

    Salah satu akun TikTok dengan nama pengguna @Rhido menjadi salah satu pemicu viralnya video ini. Dalam unggahannya, ia memperlihatkan cuplikan seorang wanita berbaju kuning yang berada di sebuah warung Madura. Cuplikan tersebut disertai dengan caption “Warung Madura viral”, yang langsung menyita perhatian pengguna TikTok lainnya.

    Unggahan ini pun dibanjiri berbagai komentar dari warganet. Ada yang merasa prihatin, ada juga yang mengingatkan agar tidak menghakimi.

    “Dimana yah kalau suaminya tahu atau keluarganya,” tulis akun @Izaal780.“Jangan saling merendahkan, ingat aib kita juga,” tambah akun @predator janda.

    Baca Juga: Link Video Rekaman CCTV Viral Dokter Kandungan di Garut, Ada Versi Fullnya?

    Video Warung Madura Versi VC, Apa Itu?

    Sementara itu, akun TikTok lain dengan nama @Twizz turut mengangkat video berbeda namun masih terkait warung Madura. Ia menyebut bahwa sebelumnya warung Madura dikenal karena jam operasionalnya yang 24 jam. Namun kini, warung tersebut menjadi viral karena beredarnya versi VC.

    VC di sini merujuk pada video call, namun dalam konteks yang mengarah pada konten tak pantas. Hal inilah yang membuat video ini dianggap sensitif dan mengundang kontroversi di kalangan pengguna TikTok.

    Kenapa Bisa Viral? Ini Alasannya

    Ada beberapa alasan mengapa kedua video ini bisa langsung meledak di TikTok:

    Ramai Dibahas oleh Konten Kreator

    Banyak pengguna TikTok yang membagikan ulang, membuat konten reaksi, atau sekadar membahas isi video tanpa menunjukkan secara langsung.

    Rasa Penasaran yang Tinggi

    Warganet yang penasaran akhirnya mencari-cari link video tersebut di berbagai media sosial lain. Tak jarang, hal ini malah mendorong penyebaran konten yang seharusnya tidak untuk konsumsi publik.

  • Driver Ojek Online Depok Jadi Korban Hipnotis, Motor PCX Lenyap Usai Diminta Baca Al-Fatihah 33 Kali

    Driver Ojek Online Depok Jadi Korban Hipnotis, Motor PCX Lenyap Usai Diminta Baca Al-Fatihah 33 Kali

    TRIBUNJATENG.COM – Seorang driver ojol di Depok menjadi korban hipnotis oleh penumpang yang di antarkannya.

    Insiden ini terjadi pada Senin (21/4/2025) sekitar pukul 09.00 WIB.

    Aksi hipnotis ini terekam kemera CCTV di sekitar lokasi.

    Awalnya, korban diminta mengantar seorang penumpang dari Juanda menuju daerah Cilodong dengan tujuan berobat ke orang pintar.

    Driver ojol itu lalu mengantarkan kakek-kakek yang dianggap sebagai orang pintar.

    Sedangkan penumpang pertama yang berasal dari Juanda ditinggal di rumah si kakek.

    Dalam rekaman CCTV, kakek-kakek yang disebut sebagai orang pintar itu meminta diantar ke sebuah lokasi tempat mengambil tanah merah.

    Tanah merah itu akan digunakan untuk mengobati anak bos dari penumpang pertama yang berasal dari Juanda.

    Setelah turun menunjukkan lokasi tanah, kakek-kakek dan ojol itu putar balik dan pergi.

    “Nunjukkin tanah merah yang bakal dipakai sebagai pengobatan, nanti balik lagi ke sini ya. Mau ambil tanah untuk pengobatan anak bosnya,” ucap korban bercerita.

    Beberapa menit kemudian, ojol itu datang lagi dengan penumpang pertama atau penumpang asal Juanda.

    Penumpang tersebut turun dari motor dan diikuti si driver ojol.

    Korban sempat kembali ke motornya, namun dipanggil lagi oleh pelaku.

    “Disuruh doain tanah yang diambil, suruh doain pake tangan kiri, Al-Fatihah sebanyak 33 kali. Dia pinjam motor untuk jemput si abah (orang pintar),”

  • Wanita Korban Dugaan Pelecehan Di DPRD DKI Makin Kecewa dengan Pelaku, Tak Akan Cabut Laporan Polisi

    Wanita Korban Dugaan Pelecehan Di DPRD DKI Makin Kecewa dengan Pelaku, Tak Akan Cabut Laporan Polisi

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR – N (29) selaku tenaga ahli di DPRD DKI Jakarta yang mengaku dilecehkan oleh rekan kerjanya kecewa dengan sikap terlapor berinisial NS.

    Pasalnya, NS tak datang dalam proses mediasi yang digelar secara tertutup di DPRD Jakarta pada Selasa (22/4/2025) kemarin.

    “Terlapor mangkir, karena merasa telah didudukkan dengan pelapor saat bulan puasa kemarin,” kata kuasa hukum korban, Yudi kepada wartawan, Rabu (23/4/3025).

    Padahal, kata Yudi, terlapor sama sekali tak pernah bertemu dengan kliennya untuk membahas masalah ini, apalagi sampai meminta maaf.

    “Fasilitator dan korban menunggu dari siang sesuai yang dijadwalkan hingga sore. 

    Akhir pertemuan tersebut pun disudahi. Dari pihak terlapor tidak ada satupun yang datang memenuhi panggilan fasilitator,” kata Yudi.

    Yudi menegaskan bahwa korban tidak meminta apa-apa. Melainkan hanya minta difasilitasi untuk didudukkan bersama dengan terduga pelaku dan saling membuktikan satu sama lain siapa yang benar siapa yang salah.

    “Korban menilai tidak ada itikad baik untuk menyelesaikan perkara ini setelah melakukan laporan ke anggota dewannya hingga ke ketua DPRD DKI Jakarta,” kata Yudi.

    Yudi pun menegaskan kliennya tak akan mencabut laporan yang telah dibuat ke Polda Metro Jaya.

    Korban telah melaporkan kasus itu ke Polda Metro Jaya pada 16 April 2025 dimana laporannya teregistrasi dengan NomorSTTLP/B/2499/IV/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA.

    Dalam laporan disebutkan bahwa korban kerap mengalami pelecehan pada Februari sampai Maret 2025 dengan terlapor berinisial NS.

    “Korban melayangkan laporan resmi ke Polda Metro Jaya pada 16 April dengan bermodalkan bukti screenshot chat terlapor terhadap korban, visum fisik, dan akan dijadwalkan visum psikolog. 

    Visum fisik agak sulit dibuktikan karena tidak ada luka membekas dari pelecehan yang dilakukan oleh terlapor,” paparnya.

    Yudi menerangkan bahwa beberapa tindakan pelecehan yang dialami N terjadi di ruang Dewan. 

    “Dan di ruangan tersebut tidak dilengkapi oleh CCTV,” tuturnya.

    Dia pun membeberkan bagaimana awal mula korban bisa kenal dengan pelaku yakni karena sama-sama menjadi tenaga ahli dari anggota dewan yang sama di Komisi A DPRD DKI.

    “Awal perkenalan korban dengan terlapor terjadi ketika mereka sama-sama menjadi Tenaga Ahli di anggota dewan yang sama. Satu ruangan dan satu pekerjaan dengan Tenaga Ahli lainnya juga,” ujarnya.

    Sementara itu, Kasubdit Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak membenarkan pihaknya telah menerima laporan dugaan pelecehan tersebut.

    “Pengumpulan barang keterangan dan masih dalam tahap penyelidikan,” kata dia.
     

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

     

     

  • Penculikan Santri di Pasuruan, Polisi Sebut Pelaku Salah Sasaran
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        23 April 2025

    Penculikan Santri di Pasuruan, Polisi Sebut Pelaku Salah Sasaran Surabaya 23 April 2025

    Penculikan Santri di Pasuruan, Polisi Sebut Pelaku Salah Sasaran
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com

    Penculikan santri
    Pesantren Metal
    Pasuruan
    disebut polisi sebagai aksi penculikan
    salah sasaran
    .
    Sebenarnya, para pelaku diminta untuk menculik pria bernama Roni alias Dompes, bukan korban yang bernama MS (17).
    “Motif
    penculikan santri
    di
    Pesantren Metal Pasuruan
    sebenarnya salah sasaran. Para pelaku sebenarnya diperintahkan untuk menculik pria bernama Roni, bukan korban,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jatim Kombes Farman saat dikonfirmasi Rabu (23/4/25).
    Dari hasil pemeriksaan, Roni yang akan diculik merupakan seseorang yang diduga menerima paket narkoba jenis sabu.
    “Paket sabu tersebut tidak diberikan kepada saudara P yang saat ini masih diburu alias buron. Sehingga P memerintahkan kepada para pelaku untuk melakukan penculikan,” ujarnya.
    Aksi penculikan sempat terekam CCTV dan viral di media sosial.
    Aksi penculikan terjadi di depan toko Hamdalah di Jalan Raya Pantura Desa Rejoso Lor pada Senin malam (21/04/2025).
    Dari rekaman CCTV, korban diseret dan dipaksa masuk ke dalam kendaraan.
    Selasa kemarin, tim gabungan Polda Jatim dan Polres Kota Pasuruan menangkap para pelaku di pintu Tol Kebomas Gresik.
    Dari tujuh pelaku yang ditangkap, empat di antaranya ditetapkan sebagai tersangka dari hasil gelar perkara.
    Karena korbannya masih di bawah umur, para pelaku dijerat Pasal 76F Jo Pasal 83 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo 55 KUHP atau Pasal 328 KUHP Jo 55 KUHP atau Pasal 333 ayat (1) KUHP Jo 55 KUHP.
    Keempat tersangka adalah S (24), AE (34), P (60), dan MHR (35).
    Gelar perkara juga mengungkap peran masing-masing tersangka.
    Tersangka S berperan mengeksekusi penculikan dengan membekap korban menggunakan sarung.
    Tersangka AE, selain sebagai sopir kendaraan saat peristiwa penculikan, juga sempat menodongkan senjata airsoft gun kepada korban.
    Sedangkan tersangka P melakukan eksekusi penculikan.
    “Untuk tersangka MHR melakukan eksekusi penculikan dan pemukulan kepada korban dengan tangan,” ujar Farman.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penculikan Santri di Pasuruan, Polisi Sebut Pelaku Salah Sasaran
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        23 April 2025

    Polisi Tetapkan 4 Tersangka tapi Belum Simpulkan Motif Penculikan Santri di Pasuruan Surabaya 23 April 2025

    Polisi Tetapkan 4 Tersangka tapi Belum Simpulkan Motif Penculikan Santri di Pasuruan
    Tim Redaksi
    PASURUAN, KOMPAS.com

    Polres Pasuruan Kota
    telah menetapkan empat tersangka dari tujuh orang yang diamankan terkait kasus
    penculikan santri
    di Pondok Pesantren (Ponpes) Metal Rejoso, Kabupaten
    Pasuruan
    .
    Meskipun demikian, pihak kepolisian belum dapat memastikan motif di balik penculikan tersebut, karena penyidikan masih berlangsung secara intensif.
    “Dari tujuh orang yang kami amankan, hanya empat orang yang ditetapkan sebagai tersangka,” ujar Iptu Choirul Mustofa, Kasat Reskrim Polres Pasuruan Kota, dalam konferensi pers pada Rabu (23/04/2025).
    Choirul juga menambahkan bahwa pihaknya belum bisa mengungkap identitas keempat tersangka tersebut.
    Saat ini, mereka masih mengembangkan penyidikan untuk mencari dalang di balik kasus penculikan santri.
    “Sebanyak tiga orang masih berstatus saksi. Dua di antaranya hanya disuruh-suruh, dan satu orang adalah pemilik rumah yang tidak mengetahui adanya penculikan,” ujarnya.
    Aksi penculikan santri, yang diketahui bernama MS (18), terjadi di depan toko Hamdalah di Jalan Raya Pantura, Desa Rejoso Lor, Kecamatan Rejoso, pada Senin malam (21/04/2025).
    Peristiwa tersebut sempat terekam kamera CCTV dan video rekaman itu beredar luas di media sosial.
    Dalam video tersebut, terlihat korban ditarik dan dipaksa masuk ke dalam mobil oleh tiga orang tidak dikenal.
    Kurang dari 10 jam, Polres Pasuruan Kota berhasil mengamankan tujuh orang pelaku setelah melakukan pengejaran hingga mereka tertangkap di pintu keluar Tol Kebomas, Gresik, Selasa (22/04/2025) pagi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tas Mewah Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Dicuri di Restoran!

    Tas Mewah Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Dicuri di Restoran!

    Washington DC

    Tas mewah merek Gucci milik Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (AS) Kristi Noem dicuri saat dia sedang makan di sebuah restoran di Washington DC, beberapa hari lalu. Pelaku teridentifikasi lewat rekaman CCTV, tapi sejauh ini belum ada penangkapan yang dilakukan.

    Insiden pencurian ini, seperti dilansir CNN, Rabu (23/4/2025), terjadi saat Noem sedang makan di sebuah restoran The Capital Burger di Washington DC pada Minggu (20/4) waktu setempat. Dia meletakkan tas mewahnya itu di bawah kursi, di dekat kakinya.

    Rekaman CCTV dari restoran tersebut, yang sedang dikaji oleh para penyidik Secret Service AS, menunjukkan pelaku yang berjenis kelamin laki-laki duduk di meja sebelah Noem. Pada satu momen, pelaku sengaja bergerak mendekati Noem sembari membidik tas Gucci yang ada di dekat kaki sang menteri.

    Dituturkan para penyidik Secret Service bahwa pelaku, yang tampak mengenakan pakaian warna gelap, duduk di meja kosong di sebelah Noem dengan punggungnya menghadap ke arahnya dan menggunakan kaki kirinya untuk menggeser tas mewah Noem ke dekatnya.

    Setelah itu, si pelaku tampak mengamati situasi sekitarnya di dalam restoran, sebelum akhirnya mengambil tas tangan itu, menutupinya dengan jaketnya dan pergi meninggalkan restoran tersebut. Saat Noem berdiri dari kursinya, barulah dia menyadarinya tasnya telah hilang.

    Di dalam tas mewah merek Gucci itu disebut terdapat berbagai barang, mulai dari dompet Louis Vuitton Clemence, SIM milik Noem, obat-obatan, kunci apartemen, paspor, lencana untuk mengakses Departemen Keamanan Dalam Negeri AS atau DHS, tas makeup, cek kosong, dan uang tunai US$ 3.000 (Rp 50 juta).

    Belum ada komentar dari pihak restoran terkait insiden ini. Tidak diketahui secara jelas apakah si pelaku mengetahui identitas Noem saat melakukan pencurian itu, atau apakah Noem merupakan target acak dari aksi pelaku.

    ‘Lihat juga Video: Viral! Aksi Maling Motor Bersenpi di Tangerang, Berujung Diamuk Massa’

    Dituturkan seorang sumber yang memahami penyelidikan bahwa agen Secret Service juga ada di dalam restoran bersama Noem saat insiden itu terjadi. Noem saat itu sedang makan bersama keluarganya. Namun tidak disebutkan jumlah agen Secret Service yang menemani Noem pada saat itu.

    Insiden tersebut menuai kekhawatiran di kalangan pakar penegakan hukum, karena seorang pencuri bisa begitu dekat dengan anggota kabinet pemerintahan Presiden Donald Trump dan berhasil kabur membawa barang-barangnya. Disebutkan bahwa insiden ini mungkin merupakan kelalaian keamanan.

    “Ini merupakan pelanggaran keamanan yang sebenarnya memiliki konsekuensi tinggi, dan perlu segera ditinjau lebih lanjut oleh Secret Service dan DHS, serta mitra penegakan hukum lainnya,” ucap analis penegakan hukum CNN dan mantan agen Secret Service, Jonathan Wackrow.

    Lihat juga Video ‘Viral! Aksi Maling Motor Bersenpi di Tangerang, Berujung Diamuk Massa’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Awal Mula Pembunuhan 2 Bocah di Bengkulu Terungkap, Pelaku Buang Jasad ke Sungai dan Septic Tank – Halaman all

    Awal Mula Pembunuhan 2 Bocah di Bengkulu Terungkap, Pelaku Buang Jasad ke Sungai dan Septic Tank – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus hilangnya dua bocah di Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu berinisial AR (8) dan AB (9) terungkap.

    Kedua bocah SD dilaporkan hilang sejak Selasa (15/4/2025) dan ditemukan tewas di lokasi berbeda.

    Jasad AB ditemukan di Muara Jenggalu pada Minggu (21/4/2025), sedangkan jasad AR di septic tank pada Senin (21/4/2025).

    Pelaku pembunuhan berinisial PT (17) merupakan tetangga korban.

    Berdasarkan pengakuan pelaku, jasad AB dimasukkan ke karung yang diisi batu pemberat kemudian dibuang ke sungai.

    Pelaku hendak melakukan hal yang sama ke jasad AR, namun warga sudah berkeliling mencari keberadaan korban yang hilang.

    Kapolresta Bengkulu, Kombes Pol Sudarno, menyatakan pelaku membuang jasad AR ke septic tank rumahnya yang berbentuk sumur.

    “Pelaku juga sempat menaburkan kapur barus di sekitar sumur untuk menutupi bau mayat korban,” bebernya, Selasa (22/4/2025).

    Kasus pembunuhan terungkap setelah jasad AB ditemukan dan terdapat nama salah satu warga pada karung.

    Penyidik kemudian mendatangi rumah tersebut dan menemukan karung yang sama.

    Setelah dilakukan penyisiran, terdapat septic tank yang mengeluarkan aroma tak sedap.

    Petugas kemudian mengamankan pelaku beserta anggota keluarganya.

    Dalam proses penyelidikan terungkap PT melakukan pembunuhan seorang diri dan keluarganya tak mengetahui adanya jasad di dalam septic tank.

    “Orangtuanya ini jarang di rumah karena orangtuanya ini banyak bekerja di luar, pada siang hari itu sering tidak dirumah malam hari kadang pulangnya cukup malam. Saat kejadian itu rumah dalam keadaan kosong,” tandasnya.

    Motif pembunuhan yakni pelaku emosi melihat korban memancing di kolam belakang rumahnya.

    Kombes Pol Sudarno, mengatakan PT ditetapkan tersangka dan terancam hukuman 15 tahun penjara.

    PT dijerat dengan Pasal 80 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Pasal 338 KUHPidana.

    “Pelaku akan kita proses secara hukum kemudian mayarakat juga jangan melakukan upaya yang nanti menimbulkan permasalahan baru,” ucapnya, Selasa, dikutip dari TribunBengkulu.com.

    Warga tak menyangka PT membunuh kedua tetangganya dan tak curiga dengan gerak-gerik pelaku.

    Kakek korban, Syamsuar (50), menyatakan PT ditangkap saat keluarga menggelar acara yasinan.

    “Kronologinya tadi malam, kami kan sedang mengadakan yasinan di rumah (Ar), setelah yasinan kurang lebih dua puluh menit, datang rombongan dari kepolisian yang langsung menggerebek rumah pelaku,” bebernya.

    Menurut Syamsuar, pelaku berpura-pura mencari keberadaan korban yang hilang selama seminggu.

    Hal tersebut membuat warga tak mencurigainya sebagai pelaku pembunuhan.

    “Kami tidak mengetahui, mungkin ada kasus lain kami pikir. Ternyata pihak kepolisian menemukan adanya mayat. Sontak kami langsung melihat dan terkejut kalau mayat tersebut kami yakin adalah cucu kami sendiri,” imbuhnya.

    Selama proses pencarian, pelaku meminta warga untuk mengecek lokasi lain sehingga rumahnya tak diperiksa.

    “Setiap kami ingin mencari ke arah rumahnya, dia selalu mengalihkan untuk mencari di tempat lain. Waktu ingin melihat CCTV juga dia alihkan,” tandasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunBengkulu.com dengan judul Akal Licik Remaja Bunuh 2 Anak SD di Bengkulu, Taburkan Kapur Barus di Septic Tank Tutupi Bau Mayat

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunBengkulu.com/Beta Misutra)