JPO Cawang Kompor Usang dan Lapuk sebab Minim Pemeliharaan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Cawang Kompor di Jalan Dewi Sartika, Cawang, Kramatjati, Jakarta Timur usang dan lapuk karena minim
maintenance
atau pemeliharaan.
Ketua RT 01/RW 04 Cawang Thamrin Taufiq mengatakan, selama puluhan tahun JPO itu beroperasi, pemerintah hanya beberapa kali melakukan pengecatan ulang.
“Ini kan jarang
maintenance
-nya. Paling dicat doang, perbaikan enggak ada. Padahal kan JPO itu harus punya biaya
maintenance
,” kata Thamrin saat ditemui
Kompas.com
, Sabtu (3/5/2025).
Menurut Thamrin, banyak besi di
JPO Cawang Kompor
yang hilang karena keropos dimakan usia. Bagaimana tidak, JPO tersebut dibangun sejak sekitar tahun 1980-an.
Thamrin sangsi besi-besi di JPO itu raib karena dicuri. Sebab, kondisinya memang sudah lapuk.
“Kalau mencuri, ya mungkin ada yang terlewatkan pemantauan kita, mungkin iya. Tapi kalau dilihat, apa yang dicuri? Orang sudah begitu kondisinya,” ujar dia.
Thamrin pun mengaku sudah kerap mengadu ke Dinas Bina Marga maupun Dinas Perhubungan terkait kondisi JPO tersebut.
Dia yakin, pemerintah sebenarnya punya anggaran untuk pemeliharaan atau perawatan fasilitas publik itu.
Namun, kendati berulang kali protes, Thamrin menyebut keluhannya tak membuahkan hasil.
“Cuma ngecat doang, enggak ada besi yang dibenarkan. Itu maksud kita, punya anggaran, tapi ya itu tadi, biaya
maintenance
itu ada, tidak menjadi peruntukannya,” kata dia.
Selain kondisi JPO yang usang, warga setempat juga merasa terganggu dengan banyaknya lilitan kabel di badan jembatan.
Thamrin menyebut, kabel fiber optik itu sudah ada di JPO sejak beberapa tahun lalu. Namun, semakin hari kian semrawut.
Kondisi tersebut dinilai semakin memperburuk nilai estetika JPO.
“Kalau berpikir jahat, saya tinggal suruh warga, gunting saja. Capek melihatnya. Sudah melihat gedung bagus, kereta lewat, tapi kenapa ada yang berselewaran di depan mata,” kata Thamrin.
Oleh karenanya, Thamrin berharap pemerintah segera turun tangan memperbaiki dan meremajakan JPO agar aman untuk pengguna dan tertata.
Sebelumnya diberitakan, kondisi
JPO Cawang
Kompor di Jalan Dewi Sartika, Cawang, Kramatjati, Jakarta Timur, sangat memprihatinkan.
JPO yang seharusnya menjadi sarana aman bagi warga menyeberang justru menimbulkan potensi bahaya karena minimnya perawatan dan kerusakan struktural yang mencolok.
Pantauan
Kompas.com
pada Sabtu (3/5/2025) pukul 11.06 WIB, area tangga terlihat aus dan lapuk di beberapa bagian. Cat pembatas kuning sebagian besar sudah pudar.
Beberapa anak tangga tampak retak dan tidak rata. Salah satu sudut terlihat kotor karena terdapat sampah plastik.
Sementara itu,
railing
atau pegangan tangan berwarna putih tampak berkarat di beberapa bagian. Cat putihnya pun telah memudar dan kusam.
Ironisnya, sejumlah besi pada
railing
itu sudah hilang. Selain itu, sejumlah bagian
railing
juga menjadi sasaran aksi vandalisme berupa coretan-coretan liar.
Saat
Kompas.com
melintasi JPO dan berjalan dari satu sisi ke sisi lainnya, keringat langsung mengucur deras.
Hawa panas terasa menyengat karena jembatan ini tidak dilengkapi dengan atap pelindung. Akibatnya, pengguna jalan terpapar langsung oleh terik matahari.
Di area atas JPO ini, setidaknya terdapat dua kamera CCTV yang terpasang dan mengarah langsung ke jalur pejalan kaki.
Selain itu, terdapat tiga lampu penerangan yang terpasang di sepanjang jembatan. Namun, kabel-kabel pada lampu tersebut tampak menjuntai, meskipun belum sampai mengganggu jalur pejalan kaki.
Bagian atas JPO Cawang Kompor dipenuhi lilitan sejumlah kabel. Kabel-kabel tersebut ditarik dari sebuah tiang menuju
railing
jembatan.
Panjang railing yang terlilit kabel diperkirakan sekitar 10 meter. Beberapa kabel bahkan tampak sudah terbuka.
Bukan hanya kabel, beberapa bagian
railing
yang besinya sudah hilang ini tampak dipasangi spanduk iklan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Produk: CCTV
-
/data/photo/2025/05/03/6815b89a365c0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
JPO Cawang Kompor Usang dan Lapuk sebab Minim Pemeliharaan Megapolitan 3 Mei 2025
-

Soroti Klausul Masa Penahanan di Draft RKUHAP, Kompolnas: Tak Sejalan dengan Perlindungan Tersangka – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komisioner Kompolnas, Choirul Anam menyoroti aturan masa penahanan maksimal 60 hari di tahap penyidikan yang tercantum pada draft Revisi Kitab Undan-Undang Hukum Acara Pidana (RKUHAP) .
Anam menilai, aturan masa penahanan maksimal 60 hari itu justru membuat status tersangka lama mendapat keadilan.
Hal ini disampaikan Anam, dalam diskusi publik yang digelar Ikatan Wartawan Hukum (Iwakum) bertajuk ‘Revisi KUHAP dan Ancaman Pidana: Ruang Baru Abuse of Power?’, di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (2/5/2025), pada Jumat (2/5/2025).
“Orang ditahan kalau kemarin 20 (hari) enggak cukup, ditambahin 20. Sekarang 20 tambahin 40. 60 hari statusnya enggak jelas. Ya kan kalau ini pacaran kan serem ini 60 hari statusnya enggak jelas,” kata Anam, Jumat ini.
Untuk diketahui, klausul masa penahanan maksimal 60 hari di tahap penyidikan diatur dalam Pasal 94 draft revisi KUHAP. Berikutnya, pasal 95 mengatur penahanan oleh penuntut umum maksimal selama 50 hari.
Terkait klausul Pasal 94 draft RKUHAP itu, Anam kemudian meyoroti semangat perluasan kewenangan penyidik untuk membuktikan sebuah perkara tak sejalan dengan kecepatan penanganan perkara serta perlindungan hak tersangka.
“Tapi di sisi yang lain, karakter dasar kecepatan pembuktian tersebut tidak berimbang dengan perlindungan hak tersangka dan sebagainya itu,” ucap Anam.
“Kenapa kok hukumannya kelamaan? Ini dalam semua lini loh. Enggak hanya di penyidikan, sampai di level hakim. Harusnya sudah lah. Kalau dikatakan misalnya video itu, firm misalnya, bukti elektronik ada video, ada CCTV yang firm, ya ngapain kok harus ditahan? Misalnya begitu. Sampai dibuktikan misalnya begitu,” tambahnya.
Oleh karena itu, mantan Komisioner Komnas HAM itu mengatakan, klausul Pasal 94 draf revisi KUHAP tak sejalan dengan perlindungan tersangka.
Sebab, ia juga mengingatkan, pidana itu merampas hak orang.
“Ada logika yang menurut saya dalam konteks perkembangan zaman, tidak seiring dengan karakter bagaimana perlindungan tersangka dan sebagainya tersebut. Nah salah satunya adalah kecepatan. Sekali lagi, pidana itu merampas orang,” ucap Anam.
“Ya sekali keserepet, ya ditahan. Sah penahanannya. Tapi kalau logikanya enggak seiring dengan logika pembuktian dan perkembangan zaman, ya jangan,” imbuhnya.
-

Gempa M 7,5 Guncang Chile, Peringatan Dini Tsunami Dikeluarkan
Jakarta –
Gempa berkekuatan magnitudo (M) 7,5 mengguncang wilayah selatan Chile. Peringatan tsunami dikeluarkan.
Dilansir AFP, Jumat (2/5/2025), gempa M 7,5 itu melanda Drake Passage, perairan yang memisahkan Amerika Selatan dan Antartika.
Pihak berwenang Chile mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah paling selatan negara itu pada Jumat pagi, usai gempa terjadi.
Presiden Chile Gabriel Boric menyerukan evakuasi warga yang berada di garis pantai wilayah Magallanes.
“Kami menyerukan evakuasi garis pantai di seluruh wilayah Magallanes,” tulis Presiden Gabriel Boric di X setelah peringatan dari layanan darurat SENAPRED, ia juga memerintahkan evakuasi di wilayah Antartika di dekatnya.
Lihat juga Video: Rekaman CCTV saat Gempa M 5,2 Guncang California AS
(eva/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

Daftar Empat Geng Pemuda Tawuran di Dekat Rumah Ahmad Sahroni NasDem, Dua Orang Dibacok
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK – Tawuran pecah di Jalan Swasembada X, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, di dekat rumah politikus Partai NasDem Ahmad Sahroni.
Empat geng pemuda terlibat dalam tawuran itu setelah sebelumnya janjian melalui media sosial.
Kapolsek Tanjung Priok Kompol R. Sigit Kumono mengatakan, tiga kelompok pemuda itu masing-masing geng Empang, geng Bakti, geng Sungai Bambu (Subam), dan geng Kebon Pisang (Bonpis).
“Berawal dari kelompok Empang atau kelompok Subam dan kelompok Bonpis melalui Instagram janjian untuk melakukan penyerangan kepada kelompok Bakti,” kata Sigit di Mapolsek Tanjung Priok, Jumat (2/5/2025).
“Kemudian kelompok Subam berkomunikasi dengan kelompok Bakti, rombongan akan melakukan penyerangan terhadap kelompok Bakti,” sambung Kapolsek.
Tawuran pun pecah pada sekitar pukul 2.30 WIB, Kamis (1/5/2025) dinihari.
Awalnya, geng Empang bergerombol dengan geng Subam dan geng Bonpis mendatangi kawasan kumpul para pemuda dari geng Bakti.
Dari penyerangan itu, geng Bakti pun dipukul mundur sampai ke Jalan Swasembada X.
Para pelaku tawuran ini lantas mencari musuh mereka di lokasi hingga akhirnya melakukan penyerangan terhadap musuhnya dan berimbas kepada warga setempat.
Diketahui, tiga pemuda melakukan pembacokan kepada dua korban hingga mereka mengalami luka-luka.
Sejumlah warga yang menyaksikan penyerangan ini lalu berupaya menangkap pelaku tawuran.
Pelaku RA (15), yang merupakan tersangka utama pembacokan akhirnya tertangkap dan diserahkan ke pihak kepolisian.
Polisi juga segera melakukan penyelidikan untuk menangkap pelaku lainnya, MT (20), yang berperan memboncengi RA.
Kedua pelaku yang tertangkap kini diproses dengan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan berat serta undang-undang darurat tentang kepemilikan senjata tajam.
Di sisi lain, polisi kini masih memburu dua pemuda lainnya yang juga ikut terlibat dalam pembacokan di lokasi kejadian.
Diketahui, akibat penyerangan para pelaku tawuran ini, ada dua korban yang mengalami luka sayatan senjata tajam.
Diberitakan sebelumnya, aksi brutal sekelompok pemuda bersenjata tajam menyerang permukiman warga di Jalan Swasembada Barat X, Kelurahan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, terjadi pada Kamis (1/5/2025) dinihari.
Penyerangan para pemuda pelaku tawuran ke permukiman warga ini terjadi tak jauh dari rumah anggota DPR RI, Ahmad Sahroni, dan terekam CCTV.
Rekaman CCTV memperlihatkan para pelaku membawa senjata tajam seperti celurit dan klewang.
Mereka tampak mengejar seseorang sebelum akhirnya menyerang warga secara acak. Diduga, para pelaku tengah mencari musuh dari kelompok mereka.
Karena tidak menemukan target, mereka justru menyasar warga sekitar. Bahkan, sedikitnya dua orang warga mengalami luka-luka akibat serangan itu.
Ketua RT 07 RW 13, Subari, mengatakan pelaku bukan warga sekitar, melainkan gerombolan pemuda dari wilayah lain yang hendak mencari musuhnya di permukiman warga.
“Mereka itu sebenarnya orang luar ingin mencari seseorang yang dianggap musuh mereka lah, yang jadi korban warga setempat yang nggak tahu apa-apa masalahnya. Mereka pas malam itu pas waktu kejadian ada warga yang dikejar-kejar lari lah ke wilayah kami ini,” kata Subari, Kamis (1/5/2025).
Menurut Subari, lokasi penyerangan yang dilakukan para pemuda itu tak jauh dari rumah Ahmad Sahroni, politikus Partai NasDem yang kini menjabat anggota DPR RI.
Gerombolan pemuda itu menyerang dengan menggunakan senjata tajam.
“Iya, kejadiannya itu dekat, depan rumahnya Pak Sahroni, anggota DPR,” kata Subari.
Subari menambahkan, aksi tawuran mulai sering kejadian semenjak bulan puasa.
Namun, kebanyakan pelakunya bukan merupakan warga setempat, alias pemuda-pemuda dari wilayah lain yang saling bentrok di permukiman warga.
“Pas waktu bulan puasa awal itu mereka itu anak-anak ini sering masuk kemari menyerang warga sini, nggak tahu mungkin ada musuhnya atau apa saya nggak tahu juga, nyerangnya pake senjata tajam, kayak celurit yang panjang-panjang itu,” ucapnya.
“Mereka itu rata-rata anak-anak 20 tahunan. Di bawah 20 tahun, seperti anak-anak pelajar. Nggak ada kayak orang tua itu nggak ada. Di sini mah aman-aman aja, nggak ada yang tawuran orang-orangnya. Pelakunya menyasar ke mana-mana akhirnya ke wilayah sini,” pungkas Subari.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
-
/data/photo/2025/05/01/68135a8eceb48.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pelaku Begal Bangkalan Mengaku Kasihan dengan Bu Guru tapi Berdalih Uang Habis Bayar Utang dan Beli Narkoba Surabaya 2 Mei 2025
Pelaku Begal Bangkalan Mengaku Kasihan dengan Bu Guru tapi Berdalih Uang Habis Bayar Utang dan Beli Narkoba
Editor
BANGKALAN, KOMPAS.com
– Dukungan moril kepada korban begal motor, Maidatul (34), tergambar dalam momen pinjam pakai barang bukti sepeda motor di lapangan uji praktek SIM
Polres Bangkalan
, Kamis (1/5/2025) sore.
MH merupakan guru kelas V SDN Lerpak 2, Kecamatan Geger yang menjadi korban pembegalan sepeda motor yang berkendara pada 21 April 2025 lalu.
Korban MH didampingi sejumlah rekan guru, pengurus PGRI hingga Kepala Dinas Pendidikan Bangkalan, Moh Yakub saat menerima motor Honda Vario 125 yang dirampas begal saat pulang mengajar di Jalan Desa/Kecamatan Geger pada 21 April 2025.
Saat pembegalan, korban MH juga membawa serta anaknya yang masih bocah berikut suaminya.
Maidatul berjalan menuju area konferensi pers, bergabung bersama Kapolres Bangkalan, AKBP Hendro Sukmono serta Kasat Reskrim AKP Hafid Dian Maulidi.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Kapolres dan jajarannya, Alhamdulilah motor saya sudah bisa ditemukan. Doa saya, ke depan supaya tidak ada rasa ketakutan untuk teman guru yang lain saat melaksanakan tugasnya di Kecamatan Geger,” kata Maidatul.
Polres Bangkalan dalam momen itu juga menghadirkan tersangka berinisial SR (40), asal Desa Kranggan Barat, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan.
Pelaku SR dihadirkan dengan bantuan kursi roda.
Kedua kakinya ditembak timah panas polisi saat penangkapan di sebuah rumah kos di Kampung Malang, Kecamatan Wonorejo Surabaya pada 28 April 2025.
Tindakan tegas dan terukur itu sebagai ‘hadiah’ atas tindakannya membegal bu guru yang saat itu membonceng anaknya yang masih berusia bocah.
“Kamu melihat ibu guru itu bersama anaknya, apa tidak kasihan,” tanya Kapolres Bangkalan, AKBP Hendro Sukmono kepada tersangka SR.
“Kasihan, pak. Tetapi teman-teman yang mengajak. Uang habis untuk membayar utang dan membeli narkoba,” sesal SR.
Saat ini Satreskrim Polres Bangkalan terus memburu kedua rekan SR yang terekam CCTV saat beraksi.
“Dua DPO masih kami kejar, nama sudah ada, DPO sudah kami terbitkan. Insya Allah, kami berjanji akan terus memberikan kenyamanan bagi masyarakat Bangkalan. Bagi siapa pun, baik guru atau masyarakat lain dalam beraktifitas,” tegas Hendro.
Ia menegaskan, sudah menjadi tugas kepolisian untuk memastikan bahwa Bangkalan aman, Bangkalan bersih dari curanmor.
Karena itu, pihaknya akan terus melaksanakan tugas dengan optimal dengan harapan mampu membasmi tindak pidana curanmor di Bangkalan.
“Kebetulan juga besok (hari ini) adalah Hari Pendidikan Nasional, sehingga apa yang disampaikan Pak Yakub (Kadisdik Bangkalan), ini sebagai hadiah dan kado untuk beliau (korban), untuk ibu-ibu guru,” kata dia.
“Dan tentu bagi kami yang juga merasa senang bisa menemukan kembali motor korban,” pungkas Hendro.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul
Polres Bangkalan Kembalikan Motor Bu Guru, Pembegal Mengaku Kasihan Tetapi Berdalih Dikejar Utang
.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Aksi Penyerangan Terjadi Dekat Rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok, 2 Warga Alami Luka-luka – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Penyerangan oleh sekelompok orang dengan membawa senjata tajam (sajam) terjadi di Jalan Swasembada Barat X, Kelurahan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Kamis (1/5/2025) dini hari.
Adapun peristiwa tersebut terjadi tak jauh dari kediaman Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni.
Dikutip dari Tribun Jakarta, aksi tersebut terekam CCTV di mana para pelaku membawa sajam berupa celurit dan klewang.
Berdasarkan rekaman CCTV tersebut, mereka terlihat mengejar seseorang yang berakhir menyerang warga secara acak.
Belum diketahui penyebab terjadinya aksi penyerangan tersebut. Namun, diduga para pelaku tengah mencari musuh.
Akibat insiden ini, dilaporkan ada dua warga setempat menderita luka-luka akibat diserang oleh gerombolan pelaku tersebut.
Sementara, menurut pengakuan Ketua RT setempat, Subari, para pelaku penyerangan tersebut bukan warga setempat, melainkan penduduk dari wilayah lain.
“Mereka itu sebenarnya orang luar ingin mencari seseorang yang dianggap musuh mereka lah, yang jadi korban warga setempat yang nggak tahu apa-apa masalahnya. Mereka pas malam itu pas waktu kejadian ada warga yang dikejar-kejar lari lah ke wilayah kami ini,” kata Subari.
Subari pun membenarkan penyerangan terjadi di dekat kediaman Ahmad Sahroni.
“Iya, kejadiannya itu dekat, depan rumahnya Pak Sahroni, anggota DPR,” kata Subari.
Di sisi lain, Subari mengaku aksi penyerangan memang kerap terjadi semenjak bulan Ramadan lalu.
Dia pun kembali menegaskan bahwa mayoritas pelaku penyerangan bukanlah warga setempat.
“Pas waktu bulan puasa awal itu mereka itu anak-anak ini sering masuk kemari menyerang warga sini, nggak tahu mungkin ada musuhnya atau apa saya nggak tahu juga,” ujar Subari.
Dia menyebut mayoritas pelaku merupakan remaja hingga anak-anak dan memang kerap membawa sajam saat menjalankan aksinya.
“Mereka itu rata-rata anak-anak 20 tahunan. Di bawah 20 tahun, seperti anak-anak pelajar. Nggak ada kayak orang tua itu nggak ada,” tuturnya.
Subari mengeklaim bahwa warga di kawasan tempat tinggalnya tidak pernah tawuran atau melakukan aksi penyerangan.
“Di sini mah aman-aman aja, nggak ada yang tawuran orang-orangnya. Pelakunya menyasar ke mana-mana akhirnya ke wilayah sini,” pungkasnya.
Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jakarta dengan judul “Brutal, Gang Dekat Rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok Diserang Gerombolan Pemuda Pelaku Tawuran”
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jakarta/Gerald Leonardo Agustino)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5204850/original/012253500_1746019138-WhatsApp_Image_2025-04-30_at_19.27.32.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
