Produk: CCTV

  • Berat Badan Naik: Jane Tunjukkan Tanda Kehamilan, Begini Kata TWSL Probolinggo!

    Berat Badan Naik: Jane Tunjukkan Tanda Kehamilan, Begini Kata TWSL Probolinggo!

    Probolinggo (beritajatim.com) – Seekor singa betina bernama Jane, berusia 9 tahun yang berada di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Kota Probolinggo, menunjukkan tanda-tanda bunting. Namun, untuk memastikan kehamilan tersebut, Jane belum dapat di-USG karena belum bisa ditimbang berat badannya.

    Jane dipasangkan dengan singa jantan bernama Sera yang sama-sama didatangkan dari Taman Safari Prigen II Pasuruan pada tahun 2020. Keduanya saat ini ditempatkan dalam kandang besi yang memungkinkan pengawasan lebih ketat.

    Kepala UPT TWSL Kota Probolinggo, Muhammad Robert Fuad Alhadi menyebut tanda kehamilan Jane mulai terlihat sejak Maret 2025 lalu. “Tumbuh puting di tubuh Jane, itu bisa dijadikan tanda kehamilan,” terangnya.

    Selain perubahan fisik, Jane juga mengalami peningkatan nafsu makan yang signifikan. Sementara selama bulan puasa kemarin, baik Jane maupun Sera justru mengalami penurunan nafsu makan sebagai indikasi masa birahi.

    “Namun sekali lagi, itu hanya perkiraan kami karena belum ada pemeriksaan medis yang akurat,” imbuh Robert. Saat ini pihaknya masih terus memantau kondisi Jane secara intensif.

    Menurut Robert, ada dua dokter yang memberikan pendapat berbeda mengenai kondisi Jane. Satu pihak meyakini Jane sedang hamil berdasarkan pengamatan visual, sementara yang lain menyebut itu hanya kenaikan berat badan biasa.

    Untuk memastikan kehamilan, Jane harus menjalani USG, namun sebelumnya harus diketahui berat badannya agar dosis anestesi bisa dihitung tepat. “Tetapi ya apa cara nimbang berat badannya? Kami kendalanya di situ,” tutur Robert.

    Selain itu, diperlukan kehadiran dokter hewan berpengalaman dalam prosedur bius agar tidak membahayakan nyawa Jane. “Kalau dosis anestesi kurang nanti Jane bangun, dan itu berbahaya buat kami,” katanya.

    Koordinator Satwa TWSL, Nur Hidayat menambahkan bahwa jika Jane benar hamil tahun ini, maka ini akan menjadi kehamilannya yang keempat. “Nah, rata-rata di kehamilan keempat, induk itu akan merawat sendiri,” jelasnya.

    Pada kehamilan-kehamilan sebelumnya, Jane tidak berhasil merawat anak-anaknya sehingga semuanya mati. Oleh karena itu, pihak TWSL juga telah memasang CCTV di sekitar kandang untuk memantau proses kelahiran dan merespons cepat jika diperlukan. [ada/aje]

  • Warga Klampis Anom Diduga Lompat dari Parkir TP Surabaya, Ini Faktanya

    Warga Klampis Anom Diduga Lompat dari Parkir TP Surabaya, Ini Faktanya

    Surabaya (beritajatim.com) Pihak kepolisian sudah mengidentifikasi identitas seorang pria yang diduga bunuh diri dengan cara melompat dari gedung parkir Tunjungan Plaza (TP), Minggu (11/05/2025) malam.

    “Inisial P usia 56 tahun warga Klampis Anom,” kata Kapolsek Tegalsari Kompol Risky Sentosa, Senin (12/05/2025).

    Risky menjelaskan, saat ini pihaknya masih menyelidiki lebih lanjut terkait kronologi kejadian itu. Pihaknya masih memeriksa bukti rekaman CCTV dan memeriksa saksi-saksi untuk mengungkap fakta sebenarnya.

    “Masih kami dalami untuk lengkapnya. Mohon bersabar,” pungkasnya.

    Diketahui, Seorang pria yang belum diketahui identitasnya ditemukan tewas tergeletak di akses parkir Tunjungan Plaza (TP) Surabaya, Minggu (11/05/2025) malam. Dari informasi yang dihimpun Beritajatim.com, diduga kuat pria itu bunuh diri dengan cara lompat dari gedung parkir TP Surabaya.

    Jenazah pria yang terkapar itu direkam oleh seseorang dan diunggah ke media sosial. Dalam tayangan video yang beredar, kondisi kedua kaki jenazah dalam kondisi patah.

    Salah satu pengemudi ojek online, Syarif (34) yang kebetulan sedang nongkrong di warung kopi jalan Kaliasin Pompa tepatnya di samping mall TP mengatakan kejadian itu terjadi sekitar pukul 21.30. Saat itu ia mendengar suara keras seperti benda yang terjatuh. Ketika dicek, ternyata ada tubuh seorang pria paruh baya yang mengenakan baju hem biru tergeletak.

    “Terus orang-orang pada lihat dan teriak kalau ada yang bunuh diri,” kata Syarif, Minggu (11/05/2025).

    Atas peristiwa ini, Kapolsek Tegalsari Kompol Risky Sentosa mengatakan pihaknya masih melakukan pendalaman lebih lanjut. Saat ini jenazah sudah dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut. [ang/aje]

  • Tak Jera Dibui Seorang Warga Sampang Hobi Jadi Maling

    Tak Jera Dibui Seorang Warga Sampang Hobi Jadi Maling

    Sampang (beritajatim.com) – Terduga pelaku pencurian berinisial BS (42) asal Desa Banyuates, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, kembali melancarkan aksinya di salah satu rumah warga yang berada di Kecamatan setempat.

    Pdahal sebelumnya, terduga pelaku tersebut sudah pernah berada di dalam jruji besi Rutan Klas IIB Sampang dengan kasus yang sama. Tapi hal tersebut seakan tidak membuat dirinya jera, sehingga kembali melancarkan aksinya.

    Menurut Kasi Humas Polres Sampang Ipda Gama Rizaldi bahwa telah terjadi Tindak Pidana Pencurian dengan pemberatan berupa uang tunai sebesar Rp6. 000.000 dan Hp merk invilik smart 9 warna hitam.

    Kejadian tersebut bermula ketika korban bagun tidur mencari HP dan dompet yang di taruh di tempat tidurnya sudah tidak ada.

    Seketika korban langsung melihat CCTV yang berada di ruangannya, disitu terlihat seseorang pakai jeket warna hitam dan penutup muka, celana jin warna biru mengambil uang dan HP nya.

    Setelah berhasil mengambil uang dan HP milik korban, orang tersebut langsung keluar melewati tembok samping belakang rumahnya.

    “Dengan kejadian tersebut korban mengalami kerugian sebesar Rp. 6.000.000 dan HP merk Invilik smart 9,” ungkapnya.

    Setelah itu, pihak korban langsung melaporkan kejdian tersebut kepihak kepolisian dengan barang bukti CCTV yang dilihatnya.

    Seketika itu Polsek Banyuates langsung menyelidiki atas kasus tersebut dengan bukti yang telah dibawa oleh korban. Kemudian melakukan penangkapan terhadap pelaku.

    “Pelaku telah mengakui semua kejahatannya. Untuk pasal yang disangkakan yaitu Pasal 363 ayat 1 ke 3 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara,” pungkasnya.  [sar/aje]

  • Polisi tangkap pembunuh pria di Kalideres dalam waktu 4 jam

    Polisi tangkap pembunuh pria di Kalideres dalam waktu 4 jam

    Jakarta (ANTARA) – Polres Metro Jakarta Barat (Polrestro Jakbar) menangkap pria berinisial UR (20), terduga pembunuh seorang laki-laki berinisial ML (34) di Gang Barokah, RT/RW 001/012 Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat dalam waktu empat jam setelah kejadian.

    Kasat Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung di Jakarta, Jumat, mengungkapkan bahwa pelaku UR ditangkap dalam waktu empat jam setelah kejadian pembunuhan.

    “Kurang lebih dalam kurun waktu empat jam kurang, kami sudah berhasil menangkap pelaku, yakni pada pukul jam 03.00 WIB dini hari tidak jauh dari lokasi pembunuhan,” ujar Arfan.

    Awalnya, kata Arfan, pihaknya menerima laporan adanya temuan mayat seorang pria di Gang Barokah, Kalideres.

    “Kami awalnya dapat laporan dari warga pukul 23.00 WIB, Kamis (8/5). Anggota langsung ke lokasi dan kami mengidentifikasi korban tersebut,” kata Arfan.

    Lebih lanjut, kata Arfan, penyelidikan kepolisian dilanjutkan dengan pemeriksaan kamera pengawas (closed circuit television/CCTV) dan sejumlah saksi.

    “Kami pun menduga itu adalah korban pembunuhan, hingga kemudian pelaku berhasil kami tangkap tidak jauh dari TKP (tempat kejadian perkara),” ujar Arfan.

    Sebelumnya, seorang pria diduga menjadi korban pembunuhan karena ditemukan tewas di Gang Barokah, RT 001/RW 012 Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, pada Kamis (8/5) malam sekira pukul 23.00 WIB.

    Salah satu saksi, Budi di Jakarta, Jumat, mengaku sebelum ditemukan tewas, korban tersebut terlebih dahulu makan malam di warungnya.

    “Ya pokoknya dia makan di sini, selama satu jam lebih kurang. Setelah selesai, dia (korban) pulang. Dia balik lagi beli rokok jam 22.20 WIB. Selesai dia beli rokok, saya tutup warung saya, (lalu saya) pulang. Sampai depan rumah, ada yang teriak, “pak pak pak”, kayak ada yang habis dibunuh,” kata Budi kepada wartawan.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Buruh Harian Lepas di Bekasi Dilukai oleh Temannya saat Boncengan Motor, Pelaku Buron – Halaman all

    Buruh Harian Lepas di Bekasi Dilukai oleh Temannya saat Boncengan Motor, Pelaku Buron – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Seorang buruh harian lepas inisial S menjadi korban percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh temannya sendiri.

    Peristiwa tragis itu terjadi di depan perumahan Havana Mansion, Kabelan, Babelan, Kabupaten Bekasi, Kamis (8/5/2025) pukul 21.15 WIB.

    Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ressa Fiardi Marasabessy mengungkapkan kasus ini berawal dari laporan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Teluk Pucung.

    Bahwa pada pukul 22.05 WIB terdapat korban penganiayaan di wilayah Babelan.  

    Polisi langsung menuju RSUD Teluk Pucung untuk mengecek korban yang saat itu sedang dalam penanganan medis. 

    Menurut hasil interogasi awal, S menceritakan pada pukul 21.00 WIB, teman sekaligus pelaku memintanya agar korban mengantarkan pulang. 

    Korban S mengiyakan permintaan pelaku lalu keduanya berangkat berboncengan sepeda motor dengan posisi pelaku dibonceng. 

    “Saat sampai di TKP tiba-tiba saja pelaku dari arah belakang langsung menyayatkan senjata tajamnya ke leher korban,” kata Ressa dalam keterangannya, Jumat (9/5/2025).

    Pelaku juga menikam perut bagian kiri S sebanyak dua kali, hingga korban terjatuh dari sepeda motornya.

    Usai melakukan aksi penikaman pelaku langsung melarikan diri. 

    Polisi telah mendatangi TKP dan mencari saksi-saksi serta barang bukti yang terkait dengan pernyataan korban.

    “Kami sisir CCTV pelaku sedang kami buru,” tukas Ressa.

  • 9
                    
                        Karena Kasihan, Pemilik Toko Relakan Bawang Putihnya Dicuri Ibu-ibu yang Terekam CCTV
                        Surabaya

    9 Karena Kasihan, Pemilik Toko Relakan Bawang Putihnya Dicuri Ibu-ibu yang Terekam CCTV Surabaya

    Karena Kasihan, Pemilik Toko Relakan Bawang Putihnya Dicuri Ibu-ibu yang Terekam CCTV
    Editor
    PASURUAN, KOMPAS.com
    – Pemilik kios di Pasar Baru Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur tak melaporkan ke polisi seorang ibu yang terekam kamera CCTV sedang mencuri satu karung bawang putih di kiosnya. 
    Pemilik kios merasa kasihan terhadap ibu tersebut.
    Menurut Agus Setiawan, anak pemilik kios, kejadian ini baru diketahui setelah mereka mengecek rekaman CCTV, karena sebelumnya ia curiga dengan stok bawang putih yang berkurang.
    “Pas kejadian, pada Selasa (6/5/2025) sore, kios sedang tutup.
    Rolling door
    memang hanya ditutup standar, tidak ada gembok tambahan. Pelakunya seorang ibu-ibu, sendirian,” ujarnya, Kamis (8/5/2025).
    Tampak di rekaman kamera CCTV, saat melancarkan aksinya, perempuan itu seolah santai karena mengira tidak ada orang yang mengawasi.
    Agus menyampaikan bahwa dalam rekaman kamera CCTV itu terlihat jelas ciri-ciri pelaku.
    Pelaku mengenakan kerudung ungu, baju hitam, dan jaket putih, berjalan dari luar pasar menuju toko.
    Sebelum beraksi, pelaku
    pencurian
    tampak mondar-mandir memantau situasi.
    Setelah melihat tidak ada orang lewat, pelaku membuka
    rolling door
    toko tersebut tanpa kesulitan.
    Setelah berhasil membuka, pelaku keluar dari toko untuk mengambil motornya.
    Kemudian, dia memarkir tak jauh dari lokasi toko yang sudah berhasil dibukanya.
    Dengan tenang, pelaku kembali masuk ke kios untuk mengangkat satu karung bawang putih, lalu kabur menggunakan motornya.
    Pelaku diduga sudah merencanakan aksinya itu karena tidak kesulitan menjalankannya.
    Meski barang dagangannya sudah dibawa kabur, Agus tidak melapor ke kepolisian. Ia hanya mengadukan ke petugas pasar.
    Jika dihitung kerugiannya, satu karung bawang putih yang raib itu ditaksir 17 kilogram atau nilai kerugian Rp 650.000.
    “Hanya lapor ke petugas pasar. Biarin saja, kasihan. Semoga pasar aman dan kejadian tidak terulang,” katanya.
    Peristiwa ini membuat sejumlah pemilik toko atau kios di sana mulai waspada.
    Mereka akan memastikan toko dalam kondisi terkunci dengan aman menjelang jam tutup pasar.
    “Dengan kejadian ini tentu kami lebih waspada dan hati-hati. Dan kami menyampaikan agar petugas keamanan pasar bekerja lebih maksimal,” ujar Ahmad, pedagang lainnya.
     
    SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Moh. Anas | Editor: Andi Hartik)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Istri Baru Wafat, Anak Ikut Tewas dalam Kecelakaan Bus ALS, Sang Ayah Lemas Menahan Duka – Halaman all

    Istri Baru Wafat, Anak Ikut Tewas dalam Kecelakaan Bus ALS, Sang Ayah Lemas Menahan Duka – Halaman all

    Atas Silaen tewas dalam kecelakaan Bus ALS, hanya sembilan hari setelah ibunya wafat. Duka keluarga makin dalam, sang ayah terlihat lemas di rumah duka.

    TRIBUNNEWS.COM, TOBA – Duka belum usai di rumah keluarga Silaen di Desa Lumban Pinasa, Kecamatan Habinsaran, Kabupaten Toba, Sumatera Utara. Baru sembilan hari setelah kepergian sang ibu, kini keluarga harus kembali melepas putra kedua mereka, Atas Silaen (31), yang menjadi korban kecelakaan maut Bus ALS di Padang Panjang, Sumatera Barat, Rabu (7/5/2025).

    Duka mendalam menyelimuti keluarga dan kerabat mendiang Atas Silaen. 

    Isak tangis pecah sejak fajar, Kamis (8/5/2025), ketika jenazah Atas tiba di kampung halamannya.

    Pria yang dikenal sebagai tulang punggung keluarga itu kembali dalam keadaan tak bernyawa. 

    Ayah Atas Silaen tampak lunglai saat melihat jasad putranya sudah terbujur kaku dalam peti jenazah.

    Meliati (17), adik perempuan Atas Silaen beberapa pingsan karena tak sanggup menerima kenyataan ibunya telah tiada.

    “Air mata belum kering untuk ibu, sekarang kami harus ikhlas kehilangan abang Atas juga,” kata Meliati.

    Ia berjanji tetap melanjutkan sekolah dan membantu ayahnya bertani demi kelangsungan hidup mereka.

    Jenazah Atas Silaen tiba di kampung halaman pukul 07.00 WIB dan langsung dimakamkan di ladang keluarga, bersebelahan dengan makam ibunya. Karangan bunga di pusara sang ibu bahkan belum layu saat tanah baru kembali dibuka.

    Dalam balutan adat Batak, keluarga dan warga desa berkumpul menyampaikan penghormatan terakhir, menandai babak pilu dalam kehidupan keluarga sederhana ini.

    Marlinton Hutabarat (35), kerabat yang tinggal dekat lokasi kejadian, menjadi orang pertama dari pihak keluarga yang tiba di RS Bhayangkara Padang.

    “Saya langsung ke TKP begitu mendengar nama Atas Silaen masuk daftar korban,” ujarnya. Ia juga memastikan semua dokumen dan proses administrasi selesai agar jenazah bisa segera dipulangkan.

    Sosok Pekerja Keras yang Rela Pulang Demi Ibu

    Atas Silaen dikenal sebagai pribadi yang periang, pekerja keras, dan sangat berbakti kepada orang tua. 

    Lima tahun terakhir, ia bekerja sebagai operator alat berat di Jakarta. Hasil kerjanya menjadi tumpuan ekonomi keluarga yang hidup dari bertani.

    Namun, saat ibunya divonis sakit paru-paru parah pada September 2024, Atas membuat keputusan besar yakni meninggalkan pekerjaannya dan pulang kampung demi merawat sang ibu.

    Ia membawa ibunya ke Medan, tinggal di sebuah kos kecil dekat RS Adam Malik agar perawatan berjalan optimal.

    Semua tabungannya ia curahkan untuk pengobatan ibunya.

    Sayangnya, harapan itu kandas. Ibunya menghembuskan napas terakhir pada Minggu (27/4/2025).

    “Selama ini abang Atas yang selalu menjaga ibu. Aku dan abang sama-sama menjaga ibu sampai akhir,” tutur Meliati (17), adik bungsunya, dengan suara bergetar.

    Harapan yang Pupus dalam Perjalanan

    BUS ALS – Tampak bus ALS terguling akibat kecelakaan tunggal di Kelurahan Bukit Surungan, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, Selasa (6/5/2025) pagi. (Rahmad Panji/TribunPadang)

    Setelah pemakaman ibunya pada Rabu (30/4/2025), Atas berencana kembali merantau ke Jakarta.

    Keputusan kembali ke Jakarta ia ambil demi masa depan keluarga. Ia ingin kembali bekerja agar bisa mendukung adik-adiknya, terutama Meliati, yang bercita-cita masuk Universitas HKBP Nomensen, jurusan akuntansi.

    “Abang selalu mendukung mimpiku kuliah. Aku tak tahu apakah aku masih bisa lanjut sekolah,” ujar Meliati sambil menyeka air mata.

    Ia duduk di bangku kelas 11 SMK Nassau dan menggantungkan seluruh biaya sekolah dari sang kakak.

    Sayangnya, rencana itu tak kesampaian.

    Demi menghemat biaya perjalanan, Atas memilih naik Bus ALS dari Balige menuju Jakarta via jalur Pantai Barat. Pada Rabu pagi (7/5/2025), bus tersebut mengalami kecelakaan tragis di ruas Jalan Bukittinggi-Padang dekat Terminal Bukit Surungan.

    Dugaan sementara, kecelakaan disebabkan rem blong. Bus terguling, menewaskan 12 orang termasuk Atas.

    Warga Kampung dan Keluarga Kehilangan Sosok Teladan

    Warga Lumban Pinasa menyebut kepergian Atas sebagai kehilangan besar. Tak hanya bagi keluarga, tapi juga lingkungan.

    “Ia anak yang berbakti, tidak pernah mengeluh. Waktu ibunya sakit, dia jaga terus. Itu tidak semua anak bisa lakukan,” ucap seorang tetangga.

    Kini, beban berat dipikul sang ayah dan tiga saudara Atas lainnya. Namun mereka yakin, semangat Atas tak akan hilang sia-sia.

    “Ia sudah menjalankan tugasnya sebagai anak. Kini giliran kami meneruskan,” kata kakaknya singkat.

    Kecelakaan Bus ALS: Tragedi Jalan Lintas Pantai Barat

    Bus ALS rute Medan–Bekasi itu membawa 48 penumpang saat terguling di jalur rawan kecelakaan di Padang Panjang, Selasa (6/5/2025) pukul 09.15 WIB.

    Rekaman CCTV menunjukkan kendaraan melaju dalam kecepatan tinggi sebelum akhirnya kehilangan kendali. Selain 12 korban jiwa, 23 lainnya mengalami luka, termasuk sopir dan kernet.

    Peristiwa ini menjadi sorotan dan memunculkan kembali pertanyaan soal keselamatan angkutan umum antarkota lintas Sumatera-Jawa.

     

     

  • 9
                    
                        Karena Kasihan, Pemilik Toko Relakan Bawang Putihnya Dicuri Ibu-ibu yang Terekam CCTV
                        Surabaya

    2 Seorang Ibu Curi Satu Karung Bawang Putih di Pasuruan, Pemilik Toko: Biarin Saja, Kasihan Surabaya

    Seorang Ibu Curi Satu Karung Bawang Putih di Pasuruan, Pemilik Toko: Biarin Saja, Kasihan
    Tim Redaksi
    PASURUAN, KOMPAS.com
    – Seorang ibu terekam kamera
    CCTV
    sedang mencuri satu karung bawang putih di Pasar Baru Pandaan, Kabupaten
    Pasuruan
    , Jawa Timur.
    Saat melancarkan aksinya, dia merasa santai seolah tidak ada orang yang mengawasi.
    Sementara itu, pemilik tidak melaporkan ke pihak kepolisian karena merasa kasihan.
    Menurut Agus Setiawan, anak pemilik kios, kejadian ini baru diketahui setelah mereka mengecek rekaman CCTV, karena sebelumnya ia curiga dengan stok bawang putih yang berkurang.
    “Pas kejadian, pada Selasa (6/5/2025) sore, kios sedang tutup.
    Rolling door
    memang hanya ditutup standar, tidak ada gembok tambahan. Pelakunya seorang ibu-ibu, sendirian,” ujarnya, Kamis (8/5/2025).
    Agus menjelaskan bahwa dalam rekaman CCTV terlihat jelas ciri-ciri pelaku.
    Pelaku mengenakan kerudung ungu, baju hitam, dan jaket putih, berjalan dari luar pasar menuju toko.
    Sebelum beraksi, pelaku pencurian tampak mondar-mandir memantau situasi.
    Setelah melihat tidak ada orang lewat, pelaku membuka
    rolling door
    toko tersebut tanpa kesulitan.
    Setelah berhasil membuka, pelaku keluar dari toko untuk mengambil motornya.
    Kemudian, dia memarkir tak jauh dari lokasi toko yang sudah berhasil dibukanya.
    Dengan tenang, pelaku kembali masuk ke kios untuk mengangkat satu karung bawang putih, lalu kabur menggunakan motornya.
    Pelaku diduga sudah merencanakan aksinya itu karena tidak kesulitan menjalankannya.
    Meski barang dagangannya sudah dibawa kabur, Agus tidak melapor ke kepolisian, hanya mengadukan ke petugas pasar.
    Jika dihitung kerugiannya, satu karung bawang putih yang raib itu ditaksir 17 kilogram atau nilai kerugian Rp 650.000.
    “Hanya lapor ke petugas pasar. Biarin saja, kasihan. Semoga pasar aman dan kejadian tidak terulang,” katanya singkat.
    Meski tidak melaporkan ke kepolisian, sejumlah
    pemilik toko
    atau kios di sana kini juga mulai waspada.
    Mereka akan memastikan toko dalam kondisi terkunci dengan aman menjelang jam tutup pasar.
    “Dengan kejadian ini tentu kami lebih waspada dan hati-hati. Dan kami menyampaikan agar petugas keamanan pasar bekerja lebih maksimal,” ujar Ahmad, pedagang lainnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 36 Orang Keracunan, DPRD Temukan Lalat Hinggapi Makanan di Dapur MBG Bosowa Insani Bogor – Halaman all

    36 Orang Keracunan, DPRD Temukan Lalat Hinggapi Makanan di Dapur MBG Bosowa Insani Bogor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak 36 orang yang terdiri dari siswa hingga guru di Sekolah Bosowa Insani Mandiri, Kota Bogor, Jawa Barat, merasakan gejala keracunan setelah menyantap menu program makan bergizi gratis (MBG).

    Imbas kasus tersebut, Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor melakukan sidak ke Sekolah Bosowa Insani Mandiri.

    Di sana, DPRD mendapati beberapa kejanggalan, terutama di dapur MBG Bosowa Insani Mandiri.

    Wakil Ketua Komisi IV, Rezky Kartika, mengatakan dapur MBG ini tidak higienis dan dikerubungi lalat.

    Dapur tersebut, juga kurang begitu bersih.

    “Pertama lantai kurang bersih, yang kedua ada tempat sampah di dekat makanan.” 

    “Terus juga ada lalat yang saya temui hinggap ke makanan,” kata Rezky Kartika kepada Tribunnews Bogor setelah melakukan sidak, Kamis (8/5/2025).

    Selain itu, meja-meja yang dipakai sebagai tempat menyimpan makanan berbahan dasar kayu.

    “Terus juga meja meja tidak sesuai yah, harusnya stenlis tapi itu masih kayu, dan itu kan penghantar bakteri,” ujarnya.

    Rezky berharap, temuan Komisi IV DPRD bisa segera menjadi bahan evaluasi bagi Yayasan Bosowa.

    “Saya sudah panggil pembina yayasan, saya kasih lihat ini dihinggapi lalat. Tapi kita tidak tahu apakah makanan yang dihinggapi lalat, akan dibuang kita belum tahu.” 

    “Mereka kan punya CCTV harusnya mereka bisa ngecek apa yang terjadi dari CCTV itu,” ungkapnya.

    Keracunan Bukan Hanya di Bosowa Insani

    Anggota Komisi IV DPRD Kota Bogor Endah Purwanti mengatakan, korban dugaan keracunan MBG di Kota Bogor tidak hanya terjadi di Sekolah Bosowa saja.

    Berdasarkan laporan, jelasnya, korban dugaan keracunan juga terjadi di SDN Kedung Waringin.

    “Pagi ini masuk lagi dari beberapa sekolah terutama di tingkat SD, seperti SDN Kedung Waringin,” kata Endah saat ditemui setelah sidak dapur MBG di Sekolah Bosowa, Kamis.

    SDN Kedung Waringin tercatat masih satu dapur MBG dengan Sekolah Bosowa.

    Namun, Endah belum bisa memastikan jumlah korban yang diduga keracunan di SDN tersebut.

    “Ini masih berlanjut proses laporan korban. Saya duga lebih dari angka 10 persen, sebab masih terus berkembang,” ucapnya.

    Menurutnya, Dinas Kesehatan sedang melakukan uji laboratorium terhadap makanan setelah 36 orang diduga keracunan.

    Ia menyebut, uji laboratorium ditargetkan rampung pada hari Minggu mendatang.

    Kesaksian Siswa

    Sebelumnya, sejumlah siswa di Bosowa Insani mengalami mual setelah menyantap menu MBG.

    “Tadi banyak yang sakit perut. Di kelas saya ada 4 orang. Terus langsung di bawa ke UKS,” kata salah seorang siswa berinisial MG saat berbincang di depan sekolah.

    Ketika menyantap menu tersebut, menurut MG rasanya sudah asam.

    “Makanannya basi, susunya asam,” ujarnya, Rabu (7/5/2025).

    Alhasil, MG pun diperbolehkan pulang ke rumahnya sebelum jam sekolah selesai.

    Namun, dirinya tak mengetahui pasti berapa total siswa yang merasakan gejala yang sama.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Komisi IV DPRD Temukan Lalat di Dapur MBG Sekolah Bosowa Insani Mandiri, 36 Guru dan Siswa Keracunan.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

  • Meski Damai, Toko Tisna Minta Ganti Rugi ke Emak-emak Pencuri Sarden Selama 2 Tahun: Capai Rp 100 Jt

    Meski Damai, Toko Tisna Minta Ganti Rugi ke Emak-emak Pencuri Sarden Selama 2 Tahun: Capai Rp 100 Jt

    Meski Damai, Toko Tisna Minta Ganti Rugi ke Emak-emak Pencuri Sarden Selama 2 Tahun: Kerugian Ratusan Juta 

    TRIBUNJATENG.COM- Pemilik Toko Tisman batal memenjarakan emak-emak pencuri sarden (M).

    Pelaku diketahui sudah beraksi sejak 2 tahun lalu dan bikin pemilik toko rugi ratusan juta.

    Pelaku berinisial M tersebut sudah 2 tahun langganan berbelanja di Toko Tisman, Jalan Sembilang Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Riau.

    Namun pemilik toko baru menaruh curiga sekitar 30 April 2025. 

    Saat digerebek, M berhasil menggondol 19 kaleng Sarden Mili. Di mana satu kalengnya, berkisar antara Rp 34 ribu 

    Meskipun rugi ratusan juta, Felda Tisman pemilik toko tidak memperpanjang kasus tersebut.

    Dideskripsikan Felda, pelaku menggunakan baju panjang sehingga menutupi semua badannya hingga ke kaki, sementara kaleng-kaleng sarden tersebut disembunyikannya di tas sandang, di dalam celana bagian pinggang hingga ke paha.

    “Kami pun baru ngeh bajunya kok itu-itu terus setiap ia belanja, kami kira dia orang susah ya kasihan lah,” tambahnya.

    Felda pun sebelumnya tidak pernah curiga dengan kondisi badan wanita tersebut yang gemuk.

    Menurut Felda, pelaku selama ini hanya mengambil sarden saja karena harganya yang mahal dan gampang dijual.

    Pelaku pun sudah menjadi langganan di toko harian itu selama dua tahun.

    Dari rekaman CCTV 2 minggu terakhir, ternyata pelaku sudah beraksi sekitar 20 kali, bila dihitung, dalam satu bulan toko tersebut bisa mengalami kerugian hingga Rp 6 juta atau Rp 100 juta lebih dalam dua tahun ini.

    Saat ditangkap, pelaku langsung dibawa ke Polsek Rumbai.

    “Polisi langsung cepat tanggap karena kami sudah banyak kumpulkan bukti-bukti, dia sudah fiks dipenjara, cuma saat diintrogasi terlalu lama dia memohon sama saya, ‘tolong anakku, tolong anakku aku kurung di rumah’ katanya, karena itu, kami dan para Polisi datang ke rumahnya megecek ternyata benar, ia kunci anaknya dari pagi sampai siang, anak nya sudah nangis-nangis,” kata Felda.

    Felda sebenarnya sudah sangat kesal dengan ulah para pencuri, bahkan baginya tak ada ampun untuk pencuri, ia pun sudah tak berempati, namun hatinya akhirnya luluh karena melihat anak pelaku yang masih kecil.

    “Kalau saya masukkan jeruji, anaknya itu bakal dititip ke panti, jadi saya gak bisa,” ujarnya.
    Felda tidak melanjutkan laporannya ke Polisi, namun ia meminta pelaku agar jangan kembali lagi ke toko, ia juga meminta ganti rugi dengan apa yang dimiliki pelaku.

    “Walaupun nilainya tidak sepandan, tapi dari pada dia dipenjara dan anaknya terlantar, ya sudahlah,” tutupnya.

    Diberitakan sebelumnya, dalam video viral yang beredar, tampak seorang wanita yang telah melakukan transaksi pembayaran di kasir dan mengambil kembalian langsung dihadang pemilik toko.

    “Kau mau baik-baik atau mau aku permalukan,” ujar pemilik toko sambil merekam pelaku dengan Hp nya.

    “Keluarkan ndak semuanya!” tambahnya lagi sambil menunjuk pelaku.

    Pelaku pun tampak syok dan tidak bisa berkata banyak, lalu ia mengajak pemilik toko ke sudut ruangan.

    “Sudah dua tahun kau ya langganan di sini, sarden aku habis sama kau!” ujarnya lagi.

    Pelaku pun mengeluarkan kaleng sarden dari dalam tas sandangnya.

    Selanjutnya ia mengeluarkan kaleng-kaleng sarden lainnya yang ia simpan dalam celananya sehingga total ada 19 kaleng sarden yang ia keluarkan.

    Perekam video pun tak kuasa menahan emosinya.

    “Hari ini 19 kaleng sarden kau curi. Berapa kerugian aku kau tau? Pantaslah baju kau itu-itu terus selama dua tahun, tengoklah sebanyak ini sarden diambilnya, aku tak ada kasi ampun, keluarkan lagi, atau kau mau aku telanjangi!” ujar pemilik toko penuh amarah.

    “Ku tengok CCTV 30 hari terakhir. Setiap hari kau curi itu sarden,” bentak pemilik toko.

    Pelaku pun mengeluarkan lagi kaleng-kaleng sarden yang masih disembunyikan dalam celananya sambil diperiksa seorang ibu lainnya yang juga pemilik toko.

    “Berapa ini satu hari kau ambil sarden, 500 ribu sehari mungkin kau curi ya!” kata si perekam lagi.

    Setelah sarden dikeluarkan semua dari pakaiannya, pemilik toko pun menghitung, totalnya ada 19 kaleng sarden, sementara 1 kaleng sarden dihargai Rp 34 ribu.

    Pelaku hanya bisa terduduk lesu setelah aksinya digagalkan, dan pemilik toko mengancam pelaku untuk membawanya ke Kantor Polisi dan menuntut pelaku mengganti rugi atas semua barang yang telah ia curi selama ini.

    “Kita bawa ke Polsek dulu, jadi kalau di mau damai dia harus bayar semua kerugian ini,” ujar pemilik toko.

    Pelaku pun akhirnya dibawa ke Polsek Rumbai Pesisir karena korban kesal dagangannya selalu dicuri.

    (*)