Produk: CCTV

  • Anita Dewi Dipecat Setelah Kasus Tumbler Hilang di KRL Viral

    Anita Dewi Dipecat Setelah Kasus Tumbler Hilang di KRL Viral

    Surabaya (beritajatim.com) – Kasus hilangnya tumbler Tuku milik penumpang KRL, Anita Dewi, yang sempat viral dan memicu gelombang kritik publik akhirnya berbuntut panjang. PT Daidan Utama, perusahaan tempat Anita bekerja, mengonfirmasi bahwa yang bersangkutan telah diberhentikan dari posisinya imbas polemik tersebut.

    Pengumuman pemutusan hubungan kerja (PHK) itu disampaikan melalui akun Instagram resmi perusahaan, @daidanutama, pada Kamis (27/11/2025). Dalam pernyataannya, manajemen menegaskan bahwa keputusan tersebut diambil setelah menelaah berbagai informasi yang berkembang serta melakukan proses investigasi internal.

    “Kami turut prihatin atas pemutusan hubungan kerja yang dialami oleh karyawan perusahaan angkutan publik tersebut, dan mengapresiasi setiap tindakan empati serta solidaritas terkait kasus ini. Informasi kronologis kejadian, bukti-bukti thread dan percakapan, serta berbagai masukan yang masuk telah kami terima dan kami sikapi dengan serius,” tulis PT Daidan Utama dalam unggahan tersebut.

    Perusahaan menjelaskan bahwa tindakan Anita yang berujung pada viralnya kasus tumbler hilang itu menimbulkan dampak negatif, terutama terhadap Argi, petugas PT KAI yang bertugas di Stasiun Rangkasbitung. Tindakan tersebut dianggap tidak mencerminkan nilai dan budaya kerja perusahaan.

    “Kami telah melakukan proses investigasi dan mengambil langkah sesuai peraturan yang berlaku. Per tanggal 27 November 2025, yang bersangkutan resmi tidak lagi bekerja di perusahaan kami,” lanjut pernyataan tersebut.

    Insiden ini sendiri bermula ketika Anita mengunggah keluhan di media sosial terkait hilangnya tumbler biru yang disimpan dalam cooler bag miliknya. Ia menaiki KRL Commuter Line rute Tanah Abang–Rangkasbitung pada Senin (24/11), sekitar pukul 19.00 WIB, dan turun di Stasiun Rawa Buntu pada pukul 19.40 WIB. Saat tiba di stasiun tujuan, Anita menyadari tasnya tertinggal di bagasi kereta.

    Tas tersebut sempat ditemukan oleh petugas dan difoto dalam kondisi lengkap. Namun, Anita diminta mengambil barang itu keesokan harinya di Stasiun Rangkasbitung. Ketika tas dibuka, tumbler yang dicari tidak lagi ada.

    Nama Argi Budiansyah kemudian ikut terseret setelah disebut-sebut sebagai petugas yang menangani penyerahan barang temuan. Argi mengaku menerima tas tersebut dari petugas lain tanpa mengecek isinya. Ia juga telah menawarkan penggantian tumbler, namun Anita menolak dan meminta pemeriksaan CCTV sesuai prosedur.

    Spekulasi bahwa Argi kehilangan pekerjaan akibat kejadian ini sempat heboh di media sosial dan memicu kemarahan warganet. Banyak yang menilai bahwa kehilangan tumbler bernilai sekitar Rp300 ribu tidak seharusnya berdampak pada nasib pekerjaan seseorang.

    Menanggapi isu tersebut, pihak KAI Commuter akhirnya memberikan klarifikasi. Mereka memastikan tidak ada pemecatan terhadap Argi. Perusahaan masih melakukan penelusuran internal dan berkoordinasi untuk evaluasi lebih lanjut. (fyi/aje)

  • Komplotan Maling Satroni Kantor Koperasi di Lampung, Gasak 8 Sepeda Motor Sekaligus

    Komplotan Maling Satroni Kantor Koperasi di Lampung, Gasak 8 Sepeda Motor Sekaligus

    Liputan6.com, Lampung – Aksi pencurian sepeda motor di Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, memicu keresahan di kalangan masyarakat. Komplotan pencuri nekat menggasak delapan unit motor yang terparkir di kantor koperasi simpan pinjam (PT PNM) Tulang Bawang pada Kamis (27/11/2025) malam.

    Rekaman kamera pengawas (CCTV) yang beredar luas di media sosial memperlihatkan bagaimana para pelaku pencurian bergerak terorganisir.

    Mereka terlihat mengendarai motor curian secara beriringan. Tak hanya itu, sebuah mobil pick up tampak ikut mengangkut dua motor lainnya.

    “Motor keluar, motor keluar! Itu tadi, terus ada mobil yang ngikutin. Di mobilnya ada orang dan motor juga tuh,” ucap seorang warga perekam video tersebut sambil menunjuk layar televisi rekaman CCTV.

    Kasatreskrim Polres Tulang Bawang, AKP Noviarif Kurniawan membenarkan kejadian tersebut.

    Dia mengungkapkan, penyidik kini tengah memburu para pelaku yang diduga merupakan komplotan spesialis pencurian kendaraan bermotor (curanmor).

    “Benar, terjadi pencurian 8 unit sepeda motor di Kantor Bank Mekar Tulang Bawang pada Kamis malam. Saat ini kami masih melakukan penyelidikan,” ujar Noviarif, Kamis (27/11/2025).

    Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), pelaku masuk dengan cara merusak jendela dan pintu samping bangunan. Setelah berhasil masuk, mereka langsung mengeksekusi motor-motor yang sedang terparkir.

    “Enam unit motor dibawa dengan cara dikendarai langsung, dan dua unit lainnya diangkut menggunakan mobil pick up,” bebernya.

    Diketahui, motor yang hilang terdiri dari tiga unit Honda Beat tahun 2024 warna hitam, empat unit Honda Beat tahun 2023 warna hitam, serta satu unit Honda Beat tahun 2023 warna merah hitam.

    Hingga kini, polisi terus mendalami rekaman CCTV dan mengumpulkan sejumlah keterangan saksi demi mengungkap identitas serta menangkap seluruh pelaku.

  • Kronologi Lengkap Kasus Tumbler Hilang yang Diduga Sebabkan Petugas KAI Commuter Dipecat

    Kronologi Lengkap Kasus Tumbler Hilang yang Diduga Sebabkan Petugas KAI Commuter Dipecat

    Surabaya (beritajatim.com) – Kasus kehilangan tumbler seorang penumpang KRL kembali ramai diperbincangkan di media sosial. Peristiwa yang melibatkan penumpang bernama Anita dan seorang petugas KAI Commuter bernama Argi Budiansyah itu memicu pro dan kontra, termasuk rumor soal pemecatan petugas.

    KAI Commuter memastikan investigasi masih berlangsung, namun warganet terlanjur ramai membahas kronologinya. Berikut rangkuman kejadian berdasarkan informasi yang beredar dan keterangan pihak terkait.

    Penumpang Akui Kehilangan Tumbler dalam Tas yang Tertinggal di KRL

    Pada Senin (24/11) sekitar pukul 19.00 WIB, Anita menaiki KRL relasi Tanah Abang–Rangkasbitung. Ia turun di Stasiun Rawa Buntu sekitar pukul 19.40 WIB dan baru menyadari bahwa tas cooler bag miliknya tertinggal di bagasi kereta. Ia kemudian melapor kepada petugas.

    Tas tersebut sempat ditemukan dalam kondisi lengkap dan bahkan difoto sebagai bukti. Namun, Anita diminta mengambilnya pada keesokan hari di Stasiun Rangkasbitung. Saat tas itu dibuka, satu barang dinyatakan hilang: sebuah tumbler biru berisi minuman kopi.

    Kehilangan itu kemudian viral setelah Anita mengunggah ceritanya di media sosial. Namun, dirinya justru menerima banyak respons negatif dari sejumlah warganet, lantaran mengakibatkan petugas KAI commuter, Argi Budiansyah, mendapat teguran hingga diduga dipecat dari pekerjaannya.

    Argi selaku petugas yang menangani proses penyerahan barang temuan di stasiun, tersebut memberikan klarifikasi bahwa ia menerima tas dari petugas lain tanpa mengetahui isinya.

    Argi juga mengaku sempat menawarkan penggantian tumbler kepada penumpang sebagai bentuk tanggung jawab, namun tawaran itu ditolak karena penumpang meminta pemeriksaan CCTV sesuai prosedur. Rumor mengenai pemberhentian Argi pun ikut menyebar, tak lama berselang pihak KAI memberikan penjelasan bahwa tak ada pemecatan atas kejadian tersebut.

    Pihak KAI Commuter menyampaikan bahwa mereka masih menelusuri detail insiden ini, termasuk proses penanganan barang temuan dan komunikasi antara petugas serta penumpang. Perusahaan juga menyebut tengah melakukan evaluasi internal.

    Kronologi dari Sudut Pandang Petugas KAI Commuter

    Berikut adalah rangkaian kejadian sebagaimana diceritakan Argi dalam berbagai unggahan yang beredar:

    1. Penyerahan Tas oleh Petugas Walka
    Sekitar pukul 20.00–21.00 WIB, Argi sedang bertugas di gate stasiun saat arus penumpang cukup padat. Seorang petugas walka menyerahkan sebuah tas jinjing hitam tanpa menjelaskan isinya.
    Petugas walka meminta foto serah terima tetapi tidak membuka tas tersebut. Setelah itu, ia segera kembali ke kereta yang akan berangkat.

    2. Tas Disimpan di Ruang PS
    Argi membawa tas itu ke ruang Passenger Service (PS), meletakkannya di meja, lalu kembali ke gate karena kondisi masih ramai. Menjelang akhir dinas, ia melihat tas tersebut sudah berada di dalam lemari putih yang terkunci.

    3. Penumpang Mengambil Tas dan Menemukan Kekurangan
    Keesokan paginya, penumpang datang untuk mengambil tas. Saat pengecekan, diketahui tumbler yang diklaim berisi kopi tidak ada di dalam tas.
    Argi mengaku tidak menyadari keberadaan tumbler tersebut sejak awal karena tas terasa ringan.

    4. Upaya Penelusuran
    Argi dan penumpang pergi ke pos walka untuk meminta informasi terkait barang temuan tersebut. Namun, mereka tidak menemukan petugas yang menyerahkan tas maupun informasi tambahan lain.

    5. Upaya Penyelesaian
    Setelah upaya penelusuran buntu, Argi menawarkan untuk mengganti kehilangan tumbler sebagai bentuk tanggung jawab. Namun penumpang menolak dan meminta agar proses berjalan sesuai prosedur, termasuk penelusuran lebih lanjut. Penumpang kemudian melanjutkan perjalanannya dengan KRL. Argi mengirim pesan WhatsApp kepada penumpang untuk meminta maaf atas kelalaiannya yang tidak memeriksa isi tas pada saat serah terima. (fyi/suf)

  • Pengunjung Diskotek di Surabaya Tewas Dikeroyok, Polisi Telusuri Rekaman CCTV

    Pengunjung Diskotek di Surabaya Tewas Dikeroyok, Polisi Telusuri Rekaman CCTV

    Surabaya (beritajatim.com) – Seorang pria tanpa identitas ditemukan tewas usai dikeroyok oleh sejumlah orang tak dikenal di sebuah diskotek kawasan Surabaya Pusat, Kamis (27/11/2025) dini hari. Polisi menyebut korban tidak membawa kartu identitas sehingga jati dirinya belum dapat dipastikan.

    Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa korban sebelumnya terlibat cekcok dengan pengunjung lain di dalam diskotek di Jalan Simpang Dukuh. Pertikaian tersebut berkembang menjadi pengeroyokan hingga menyebabkan korban mengalami luka serius.

    Keributan sempat memaksa petugas keamanan diskotek turun tangan. Situasi berhasil diredam, namun kondisi korban terlanjur kritis. Korban dievakuasi menggunakan kursi roda ke lantai bawah sebelum akhirnya ditemukan tergeletak di teras Andhika Plaza ketika polisi tiba.

    “Pas petugas datang itu sudah keluar darah banyak dan meninggal dunia,” kata Parman, salah satu pedagang kopi yang berada di sekitar lokasi.

    Parman menuturkan bahwa korban mengalami luka parah di bagian kepala dan bahu kiri. Jenazah kemudian dibawa ke RSUD dr. Soetomo untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak medis.

    Kanit Reskrim Polsek Genteng, Iptu Vian Wijaya, mengatakan bahwa pihaknya telah memulai penyelidikan untuk mengungkap identitas pelaku maupun kronologi lengkap kejadian.

    “Masih penyelidikan mas. Semua informasi yang masuk tentu akan kami tampung dan cek kebenarannya. Sampai saat ini kami masih terus bekerja,” jelas Vian. [ang/beq]

  • Lapas I Madiun Gelar Razia Gabungan, Tegaskan Komitmen Zero Halinar

    Lapas I Madiun Gelar Razia Gabungan, Tegaskan Komitmen Zero Halinar

    Madiun (beritajatim.com) – Lapas Kelas I Madiun menggelar razia gabungan bersama TNI dan Polri untuk memastikan lingkungan pemasyarakatan tetap steril dari handphone, pungutan liar, dan narkoba atau Halinar.

    Komitmen Lapas Kelas I Madiun dalam menjaga lingkungan pemasyarakatan tetap bersih dari handphone, pungutan liar, dan narkoba kembali ditegaskan melalui razia gabungan di blok hunian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Rabu (26/11/2025). Kegiatan ini melibatkan puluhan petugas Lapas, personel TNI dari Koramil Mangunharjo, serta Polri dari Polsek Mangunharjo yang melakukan pemeriksaan langsung di area hunian.

    Razia dimulai dengan apel kesiapan yang dipimpin Kepala Lapas I Madiun, Andi Wijaya Rivai, bersama jajaran struktural dan pengamanan. Apel tersebut dilakukan untuk memastikan seluruh personel memahami prosedur, pembagian tugas, serta standar keamanan sebelum penyisiran dimulai. Setelah apel, tim gabungan bergerak menuju blok-blok hunian dan memeriksa kamar satu per satu.

    Pemeriksaan dilakukan menyeluruh meliputi tempat tidur, sudut ruangan, hingga barang pribadi WBP. Tim menemukan sejumlah barang yang berpotensi disalahgunakan, seperti peralatan modifikasi, benda keras, serta barang elektronik yang tidak sesuai izin. Seluruh barang diamankan dan didata untuk selanjutnya dimusnahkan.

    Selama kegiatan berlangsung, situasi Lapas tetap kondusif. Para WBP mengikuti arahan petugas dengan tertib dan kooperatif. Menurut Kalapas, kondisi tersebut menunjukkan efektivitas pengawasan rutin serta pembinaan disiplin yang terus dilakukan.

    “Razia gabungan ini bukan hanya bentuk pencegahan, tetapi juga bagian dari komitmen kami untuk menjaga Lapas I Madiun tetap berada pada standar Zero Halinar. Sinergi dengan TNI dan Polri sangat penting untuk memastikan keamanan tetap stabil dan proses pembinaan berjalan tanpa gangguan,” ujar Andi Wijaya Rivai.

    Ia menambahkan bahwa Lapas I Madiun terus memperkuat langkah preventif melalui peningkatan pengawasan harian, pemantauan CCTV, serta penguatan disiplin bagi petugas dan WBP. Menurutnya, kolaborasi lintas sektor menjadi elemen penting dalam menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang aman dan bersih dari barang terlarang.

    Perwakilan TNI dan Polri yang hadir menegaskan bahwa dukungan mereka merupakan bagian dari sinergi menjaga stabilitas keamanan wilayah, termasuk area pemasyarakatan yang memiliki potensi kerawanan tersendiri. Mereka memastikan siap membantu kapan pun diperlukan, terutama dalam operasi penertiban dan pencegahan gangguan kamtib.

    Dengan digelarnya razia gabungan ini, Lapas I Madiun kembali menegaskan komitmennya menghadirkan lingkungan pembinaan yang sehat, aman, dan produktif bagi seluruh WBP. Penguatan pengawasan akan terus dilakukan secara konsisten untuk menjaga stabilitas keamanan internal. [rbr/beq]

  • 8
                    
                        Viral Petugas KAI Disebut Dipecat gara-gara Tumbler Penumpang Hilang
                        Megapolitan

    8 Viral Petugas KAI Disebut Dipecat gara-gara Tumbler Penumpang Hilang Megapolitan

    Viral Petugas KAI Disebut Dipecat gara-gara Tumbler Penumpang Hilang
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
    Seorang petugas pelayanan KRL Commuter Line disebut dipecat setelah diduga terlibat dalam hilangnya sebuah
    tumbler
    milik penumpang yang tertinggal di dalam kereta.
    Kasus ini pun viral di media sosial setelah pemilik
    tumbler
    bernama Anita membuat sebuah utasan di akun Thread pribadinya, @anitadewl, mengenai kejadian
    tumbler
    miliknya yang hilang usai tertinggal di kereta.
    Ia menganggap ada indikasi pelanggaran prosedur operasional standar (SOP) penanganan barang hilang di lingkungan KAI.
    Kasus ini berawal ketika Anita lupa membawa
    cooler bag
     yang dibawanya usai menaiki KRL rute Tanah Abang-Rangkasbitung pada Senin (17/11/2025) pukul 19.00 WIB.
    Anita menaiki KRL
    green line
    tersebut sepulang kerja dan berada di gerbong khusus perempuan.
    Sekitar pukul 19.40 WIB, ia turun di Stasiun Rawa Buntu. Saat itu, ia baru menyadari bahwa
    cooler bag
    miliknya tertinggal di bagasi Commuter Line.
    Ia kemudian melapor kepada petugas. Malam itu juga,
    cooler bag
    tersebut ditemukan oleh satpam PT KAI bernama Argi. Barang itu langsung diamankan dan sempat didokumentasikan.
    Keesokan harinya, Anita bersama suaminya, Alvin, mengambil
    cooler bag
    tersebut di Stasiun Rangkasbitung. Namun, ia terkejut karena isi di dalam
    cooler bag
    itu, yakni sebuah
    tumbler
    sudah hilang. Tasnya kembali, tetapi isinya tidak.
    Saat dikonfirmasi, Argi mengakui bahwa ia tidak memeriksa isi
    cooler bag
     milik Anita saat menerima barang tersebut.
    Ia menyadari kelalaiannya karena kondisi stasiun sedang ramai dan ia masih bertugas berjaga, sehingga
    cooler bag
    itu disimpan tanpa pengecekan detail.
    Argi kemudian menghubungi Alvin dan meminta maaf melalui pesan singkat.
    Bahkan, dalam pesan itu, Argi akan membantu Anita dan Alvin untuk melakukan pencarian melalui rekaman CCTV.
    Jika tidak ditemukan, ia bersedia mengganti
    tumbler
    tersebut sesuai harganya, yakni Rp 300.000.

    Ini kesalahan saya dikarenakan tidak dicek terlebih dahulu, saya akan tanggung jawab dengan mengganti barang tsb Pak
    ,” tulis Argi dalam pesan untuk Alvin yang diunggah di akun Threads
    @
    argi_bdsyh, Rabu (26/11/2025).
    Namun, Argi disebut terancam mendapat sanksi berat, bahkan telah dipecat dari pekerjaannya akibat
    tumbler
    milik Anita hilang.
    Sementara itu, VP Corporate Secretary KAI Commuter, Karina Amanda, membantah adanya isu pemecatan terhadap petugas KAI akibat peristiwa tersebut.
    Ia mengatakan, pihaknya masih melakukan penelusuran untuk memastikan kronologi sebenarnya.
    PT KAI juga berkoordinasi dengan pihak mitra pengelola petugas
    front line
    untuk mengetahui penyebab masalah tersebut.
    “Pihak mitra masih melakukan evaluasi internal untuk melihat lebih jelas kondisi yang terjadi,” jelas dia saat dikonfirmasi, Kamis (27/11/2025).
    Dengan adanya kasus tersebut, PT KAI melakukan evaluasi menyeluruh untuk mencegah kejadian serupa pada kemudian hari.
    Ia pun mengimbau kepada para penumpang untuk memperhatikan barang bawaannya selama berada di Commuter Line.
    “Kami mengimbau agar seluruh pengguna tetap menjaga dan memperhatikan barang bawaannya dengan baik. Barang bawaan merupakan tanggung jawab pelanggan,” ucap Karina.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terekam CCTV, 2 Pria di Mojokerto Dikeroyok Empat Orang Tak Dikenal Usai Beli Kopi

    Terekam CCTV, 2 Pria di Mojokerto Dikeroyok Empat Orang Tak Dikenal Usai Beli Kopi

    Mojokerto (Beritajatim.com) – Seorang pria di Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto menjadi korban pengeroyokan oleh empat orang tak dikenal usai beli kopi di sebuah angkringan, Rabu (19/11/2025) pekan lalu. Aksi brutal tersebut terekam kamera CCTV dan kini tengah ditangani Polres Mojokerto.

    Korban diketahui atas nama Muhammad Anugra Dwi warga Dusun Menanggal, RT 09/RW 03, Kecamatan Mojosari. Saat kejadian, ia bersama seorang temannya baru saja membeli kopi bungkus di salah satu angkringan depan Stadion Gajah Mada Mojosari dan hendak pulang menuju rumah.

    Namun setibanya di depan Warung Bakso Besar Menanggal, keduanya tiba-tiba dipepet dua sepeda motor berboncengan, total empat orang. Tanpa sebab yang jelas, para pelaku langsung menghentikan laju sepeda motor korban dan memukuli kedua korban sembari mempertanyakan perlakuan korban terhadap pelaku.

    “Salah satu pelaku bilang, ‘lapo kon nang angkringan maeng plorak-plorok?’. Suami saya dan temannya yang tidak tahu maksudnya langsung berhenti. Belum sempat menjawab, suami saya dan temannya langsung dihajar oleh para pelaku,” ungkap istri korban, Rabu (26/11/2025).

    Korban mengaku tidak sempat turun dari motor dan hanya bisa melindungi diri serta barang-barang berharganya. Akibat pukulan bertubi-tubi, wajah dan kepala Anugra mengalami memar hingga berdarah, sementara dadanya terasa sesak. Temannya juga mengalami memar di beberapa bagian tubuh.

    “Sejumlah warga sekitar sempat mencoba melerai tapi para pelaku berhasil kabur begitu saja. Temannya suami saya sudah bilang ‘tolong sampean tahan pak, tak telepon polres’, tapi pelaku dibiarkan pergi. Usai kejadian, suami saya dan temannya langsung membuat laporan resmi ke Polres Mojokerto dan menjalani visum,” katanya.

    Bahkan, petugas mengantar korban ke lokasi kejadian untuk melakukan penyisiran di sekitar angkringan Stadion Gajah Mada. Warga sekitar mengaku tidak mengenali para pelaku. Rekaman CCTV yang merekam aksi pengeroyokan tersebut telah diserahkan kepada polisi sebagai barang bukti.

    “Kami berharap pelaku segera tertangkap, karena ini kejadian tanpa alasan yang jelas. Suami saya hanya beli kopi dan langsung diserang,” tegasnya

    Hingga berita ini diturunkan, Polres Mojokerto masih melakukan pendalaman untuk mengungkap identitas para pelaku. [tin/ian]

  • Mengintip Rumah Ayah Tiri Alvaro: Gelap, Tertutup, dan Sepi Aktivitas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 November 2025

    Mengintip Rumah Ayah Tiri Alvaro: Gelap, Tertutup, dan Sepi Aktivitas Megapolitan 26 November 2025

    Mengintip Rumah Ayah Tiri Alvaro: Gelap, Tertutup, dan Sepi Aktivitas
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Rumah ayah tiri Alvaro, Alex Iskandar (49), di Perumahan Periuk Damai, Jalan Sejahtera 2, Kelurahan Periuk, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, tampak gelap dan tertutup.
    Pantauan Kompas.com pada Rabu (26/11/2025), menunjukkan rumah dua lantai berwarna biru-hijau itu tidak memperlihatkan aktivitas apa pun.
    Bagian depan rumah terlihat gelap dan seluruh sisi tampak tertutup.
    Pagar berwarna biru ditutup rapat menggunakan serat fiber plastik dan dua tirai bambu, sehingga bagian dalam rumah sama sekali tidak terlihat.
    Kesan tertutup semakin kuat dengan keberadaan kanopi yang menutupi teras depan. Pada pagar, terpasang garis polisi yang membentang melintang.
    Di teras, hanya ada satu kursi bambu dan satu bangku plastik tepat di depan pintu masuk.
    Dinding rumah menampilkan stiker kuning bergambar CCTV bertuliskan “Perhatian, tempat ini terpasang CCTV”.
    Struktur rumah pun minim jendela; hanya terdapat satu jendela dan dua pintu—pintu utama kayu berwarna coklat serta satu pintu biru di area garasi.
    Ketua RT 01 RW 08 Kelurahan Periuk, Kastiah (59), mengatakan bahwa Alex dikenal sebagai pribadi yang tertutup sejak menetap di lingkungan tersebut.
    “Dia tinggal di sini sudah lebih dari 10 tahun nggak ada sosialisasi sama sekali dengan saya sama tetangganya,” ujar Kastiah saat ditemui Kompas.com.
    Selama tinggal bersama istri pertamanya sejak 2013, hanya sang istri yang berinteraksi dengan warga.
    Namun setelah berpisah pada 2021, sikap tertutup Alex dinilai semakin menjadi.
    Ia tinggal seorang diri dan jarang terlihat berinteraksi dengan warga atau melapor soal perubahan data kependudukan.
    “Dia itu kalau keluar ya cuma keluar, balik, masuk. Udah gitu aja tiap hari. Kita ngelihat dia itu sepintas saja,” kata dia.
    Hal yang sama terjadi ketika Alex menikah dengan ibu Alvaro, Arumi, pada 2023.
    Status pernikahan itu tidak dilaporkan langsung olehnya ke RT.
    “Sudah nikah pun dia enggak ada lapor ke saya. Enggak pernah bilang apa-apa,” jelas Kastiah.
    Akhirnya, pihak keluarga Alex, yakni adiknya, yang melaporkan perubahan tersebut.
    Kastiah juga mengatakan, Alex beberapa kali tidak kooperatif dalam urusan kebersihan dan tata tertib lingkungan.
    Ia kerap tidak membuka pintu saat dimintai iuran kebersihan dan sering membuang sampah sembarangan.
    “Buang sampah itu selalu berserakan di depan rumahnya. Kalau bersihin rumput, dia enggak mau ngebuang, digeletakin di jalan,” ucapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pelajar SMA di Lampung Nekat Lempar Bom Molotov ke Panti Asuhan

    Pelajar SMA di Lampung Nekat Lempar Bom Molotov ke Panti Asuhan

    Liputan6.com, Jakarta Pelajar SMA di Bandar Lampung berinisial YF (18) nekat melempar bom molotov ke gedung yayasan panti asuhan di kawasan Teluk Betung Utara, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. YF akhirnya ditangkap polisi.

    Insiden yang menggegerkan warga itu terjadi pada Sabtu (22/11/2025) malam, di Kelurahan Kupang Kota. Lemparan bom molotov tersebut sempat mengeluarkan kobaran api dan memicu kepanikan penghuni panti.

    Beruntung, api cepat dipadamkan sehingga tidak menimbulkan kerusakan besar maupun korban jiwa.

    Kapolsek Teluk Betung Utara, AKP Martoyo membenarkan bahwa pelaku berhasil diamankan setelah melalui penyelidikan yang cukup panjang, Selasa (25/11/2025).

    “Benar, kami mengamankan seorang pelajar tingkat SMA karena melakukan pelemparan benda diduga molotov di salah satu panti asuhan dalam wilayah hukum kami,” ujar Martoyo, Rabu (26/11/2025).

    Dia mengungkapkan, proses mengungkap kasus ini sempat terkendala minimnya petunjuk. Rekaman CCTV yang ada pun dalam kondisi gelap sehingga menyulitkan identifikasi.

    “Setelah menggali keterangan saksi, akhirnya kami mendapatkan petunjuk kuat hingga pelaku berhasil diamankan. Pelajar ini juga telah mengakui perbuatannya,” ungkapnya.

    YF kini ditahan di Mapolsek Teluk Betung Utara. Polisi masih mendalami motif di balik aksi berbahaya tersebut dan kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat.

  • Azhar Kahfi: Surabaya Butuh Pengawasan Siber untuk Atasi Prostitusi Online

    Azhar Kahfi: Surabaya Butuh Pengawasan Siber untuk Atasi Prostitusi Online

    Surabaya (beritajatim.com) – Anggota Komisi A DPRD Surabaya, Azhar Kahfi menilai Surabaya sudah memasuki tahap di mana penegakan ketertiban tidak bisa lagi bertumpu pada pola lama. Dia mengatakan dinamika prostitusi terselubung yang kini banyak bergerak melalui aplikasi digital menuntut model pengawasan baru yang lebih modern.

    “Surabaya ini sudah smart city, maka keamanannya juga harus mengimbangi dengan pendekatan yang lebih cerdas,” kata Kahfi di DPRD Surabaya, Rabu (25/11/2025).

    Dia menjelaskan praktik prostitusi online melalui aplikasi seperti MiChat, Telegram, dan platform serupa membuat pola razia manual tidak lagi efektif jika tanpa basis data. Aktivitas itu, kata dia, sering kali tidak terlihat secara fisik, tetapi sangat hidup di dunia digital sehingga perlu dipantau dengan kemampuan siber.

    “Banyak aktivitas yang tidak terlihat di permukaan, tapi sangat aktif di dunia digital. Satpol PP perlu punya tim yang bisa membaca pola itu,” ujar legislator Gerindra ini.

    Kahfi menyebut Satpol PP memiliki ruang untuk membentuk unit pemantauan siber tanpa menabrak kewenangan kepolisian. Dia mengatakan fungsi unit ini tetap berada pada koridor penegakan Perda, termasuk mengumpulkan bukti awal dan memetakan titik rawan agar operasi lebih terarah.

    “Tim ini tidak melakukan penyidikan, tapi mengumpulkan bukti awal dan mendukung operasi lapangan sehingga penindakan bisa lebih presisi,” tutur Kahfi.

    Dia juga menegaskan maraknya kos-kosan atau apartemen yang berubah fungsi menjadi tempat short-time dan memfasilitasi transaksi dari aplikasi online perlu ditindak lebih tegas. Menurutnya, pemilik yang membiarkan praktik semacam itu harus diberikan sanksi administratif.

    “Kos-kosan berubah jadi hotel short-time? Pemiliknya harus tanggung jawab. Terbukti membiarkan, cabut izin usahanya,” tegas Kahfi.

    Kahfi mengatakan penegakan tidak bisa lagi bersifat reaktif atau menunggu laporan masyarakat. Dia meminta Pemkot bergerak proaktif dengan memanfaatkan teknologi yang sudah tersedia agar pengawasan berjalan lebih efektif.

    “Tidak lagi nunggu laporan atau nunggu viral. Kalau sudah terdata dan terlihat pola pelanggarannya, ya langsung tindak,” kata mantan aktivis ini.

    Dia melihat Surabaya sudah memiliki infrastruktur digital yang lengkap, mulai dari Command Center 112, CCTV analytic, hingga integrasi data perizinan hotel dan kos. Hal ini menurutnya menjadi modal kuat untuk memperkuat pengawasan prostitusi terselubung di ruang publik maupun ruang privat berbayar. “Kita sudah punya modal teknologi, tinggal bagaimana itu dioptimalkan untuk menjaga kota dari praktik seperti ini,” kata dia.

    Menurut Kahfi, kota besar seperti Surabaya harus terus memperbarui sistem penegakan agar tidak tertinggal dari pola pelanggaran yang berkembang cepat. Dia berharap pembentukan unit pemantauan siber di Satpol PP dapat menjadi bagian dari penguatan smart city di sektor keamanan. “Kalau pola pelanggarannya berkembang, maka penegakannya juga harus ikut berkembang. Ini soal menjaga kota tetap aman dan tertib,” pungkas Kahfi. [asg/kun]