Produk: BLT

  • BLT Kesra Diantar Langsung ke Kelompok Retan, Ini Penerimanya

    BLT Kesra Diantar Langsung ke Kelompok Retan, Ini Penerimanya

    Pertama langsung dilakukan di kantor Pos Indo, kedua bisa dilakukan ditempat-tempat terdekat dengan masyarakat atau dalam istilahnya pembayaran yang dilakukan dalam komunitas, dan yang terakhir yang ketiga dengan pola pengantaran ke alamat langsung penerima.

    “Nah, khusus lansia, disabilitas dan ibu hamil, mereka ini tidak memungkinkan untuk datang ke kantor pos atau tempat komunitas tadi, maka kami lakukan layanan untuk diantar langsung ke rumah penerima,” paparnya.

    Hemat juga menerangkan, untuk jumlah penerima BLT Kesra di Pos Indo KCU Balaikpapan, tahun 2025 mengalami peningkatan dua kali lipat jika dibandingkan dengan Tahun 2024 lalu.

    “Alhamdullilah, kami mendapat amanah untuk melakukan pembayaran kepada penerima dengan jumlah yang dua kali lipat dari tahun lalu, dimana tahun 2024 kami hanya menyerahkan kepada sebanyak 9.000 penerima saja, tahun 2025 naik dua kali lipat menjadi sebanyak 18.000 lebih penerima,” terangnya.

    Diakui Hemat, dalam pelaksaanan pembayaran BLT Kesra ini ada beberapa tantangan yang dihadapi petugas, khususnya di beberapa tempat ada wilayah geografis yang cukup menantang, dimana untuk ke lokasi tersebut harus menggunakan multi moda.

    “Jadi harus dari darat, kemudian naik pesawat kecil, kemudian naik perahu di perairan sungai yang ada riamnya, dan naik ke darat lagi ke tempat pembayarannya. Namun ini usaha kami, agar bantuan dari pemerintah ini sampai kepada penerimanya,” ungkapnya.

     

     

  • Cara Cek Penerima BLT Kesra Rp900 Ribu Desember 2025 Pakai HP

    Cara Cek Penerima BLT Kesra Rp900 Ribu Desember 2025 Pakai HP

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menyalurkan Bantuan Langsung Tunai Kesejahteraan Rakyat (BLT Kesra) senilai Rp900 ribu per Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Bantuan ini diberikan sekaligus untuk tiga bulan, yakni Oktober, November, dan Desember 2025.

    Penyaluran via pos dimulai sejak 20 Oktober, sedangkan transfer ke rekening Bank Himbara mulai 27 Oktober. Masing-masing KPM akan menerima langsung Rp900 ribu untuk tiga bulan sekaligus.

    Cara Cek BLT Kesra Lewat HP

    Penerima dapat mengecek status bantuan BLT Kesra 2025 melalui HP dengan mengakses situs resmi Kemensos atau aplikasi Cek Bansos.
    1. Lewat Situs Resmi Kemensos
    Buka laman cekbansos.kemensos.go.id
    Lengkapi data wilayah: Provinsi → Kabupaten/Kota → Kecamatan → Desa/Kelurahan sesuai KTP
    Masukkan nama lengkap pada kolom yang tersedia
    Ketik kode verifikasi atau captcha
    Klik Cari Data untuk menampilkan status penerimaan, jenis bantuan, dan periode penyaluran.

    Cara Cek BLT Kesra Lewat HP
    Penerima dapat mengecek status bantuan BLT Kesra 2025 melalui HP dengan mengakses situs resmi Kemensos atau aplikasi Cek Bansos.
    1. Lewat Situs Resmi Kemensos
    Buka laman cekbansos.kemensos.go.id
    Lengkapi data wilayah: Provinsi → Kabupaten/Kota → Kecamatan → Desa/Kelurahan sesuai KTP
    Masukkan nama lengkap pada kolom yang tersedia
    Ketik kode verifikasi atau captcha
    Klik Cari Data untuk menampilkan status penerimaan, jenis bantuan, dan periode penyaluran

  • Cara Cek NIK DTSEN di HP untuk Dapat Bansos Desember 2025

    Cara Cek NIK DTSEN di HP untuk Dapat Bansos Desember 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah masih memberikan bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat yang membutuhkan pada Desember 2025.

    Setidaknya ada 5 bansos yang cair pada Desember 2025, yakni meliputi PKH, BPNT, Beras-Minyak 2 liter, hingga yang terbaru ada BLT Kesra Rp900.000.

    Bansos tersebut diberikan untuk meringankan kebutuhan masyarakat di tengah gejolak ekonomi yang tidak pasti. Bansos juga diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat tetap stabil, serta memperluas peluang kerja masyarakat.

    Namun sebelum itu, masyarakat yang ingin mendapat bansos juga harus terdaftar di sistem DTSEN (Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional).

    Sistem ini memuat data kesejahteraan yang digunakan pemerintah untuk menentukan kelayakan berbagai program bantuan sosial (bansos). Di dalam sistem DTSEN Kemensos, pemerintah akan menetapkan setiap warga dalam kategori desil yang menunjukkan tingkat kemampuan ekonomi rumah tangga.

    Desil adalah ukuran yang digunakan untuk mengelompokkan masyarakat berdasarkan tingkat kesejahteraan ekonominya. Kemensos membagi masyarakat menjadi 10 kelompok, mulai dari yang paling miskin hingga yang tergolong sejahtera.

    Berikut ini cara cek NIK DTSEN untuk mendapat bansos 2025:

    1. Melalui situs kemensos

    Buka situs cekbansos.kemensos.go.id di ponsel anda
    Isi data meliputi wilayah, nama lengkap
    Masukkan kode captcha sesuai instruksi
    Klik “Cari Data”
    Hasil pencarian akan menampilkan status penerimaan bansos, termasuk jenis bantuan.

    2. Melalui cek bansos

    Unduh aplikasi Cek Bansos resmi Kemensos di Play Store atau App Store
    Daftar akun baru menggunakan NIK dan KK, dengan mengisi data diri, unggah KTP, dan swafoto
    Pilih menu “Cek Bansos”
    Isi data meliputi wilayah, seperti provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, dan nama sesuai KTP
    Klik “Cari Data”
    Sistem akan menampilkan informasi apakah nama Anda terdaftar sebagai penerima bansos.

  • Cara Cek NIK DTSEN di HP untuk Dapat Bansos Desember 2025

    Cara Cek NIK DTSEN di HP untuk Dapat Bansos Desember 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah masih memberikan bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat yang membutuhkan pada Desember 2025.

    Setidaknya ada 5 bansos yang cair pada Desember 2025, yakni meliputi PKH, BPNT, Beras-Minyak 2 liter, hingga yang terbaru ada BLT Kesra Rp900.000.

    Bansos tersebut diberikan untuk meringankan kebutuhan masyarakat di tengah gejolak ekonomi yang tidak pasti. Bansos juga diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat tetap stabil, serta memperluas peluang kerja masyarakat.

    Namun sebelum itu, masyarakat yang ingin mendapat bansos juga harus terdaftar di sistem DTSEN (Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional).

    Sistem ini memuat data kesejahteraan yang digunakan pemerintah untuk menentukan kelayakan berbagai program bantuan sosial (bansos). Di dalam sistem DTSEN Kemensos, pemerintah akan menetapkan setiap warga dalam kategori desil yang menunjukkan tingkat kemampuan ekonomi rumah tangga.

    Desil adalah ukuran yang digunakan untuk mengelompokkan masyarakat berdasarkan tingkat kesejahteraan ekonominya. Kemensos membagi masyarakat menjadi 10 kelompok, mulai dari yang paling miskin hingga yang tergolong sejahtera.

    Berikut ini cara cek NIK DTSEN untuk mendapat bansos 2025:

    1. Melalui situs kemensos

    Buka situs cekbansos.kemensos.go.id di ponsel anda
    Isi data meliputi wilayah, nama lengkap
    Masukkan kode captcha sesuai instruksi
    Klik “Cari Data”
    Hasil pencarian akan menampilkan status penerimaan bansos, termasuk jenis bantuan.

    2. Melalui cek bansos

    Unduh aplikasi Cek Bansos resmi Kemensos di Play Store atau App Store
    Daftar akun baru menggunakan NIK dan KK, dengan mengisi data diri, unggah KTP, dan swafoto
    Pilih menu “Cek Bansos”
    Isi data meliputi wilayah, seperti provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, dan nama sesuai KTP
    Klik “Cari Data”
    Sistem akan menampilkan informasi apakah nama Anda terdaftar sebagai penerima bansos.

  • Prabowo Kebut Peyaluran, Ini Cara Cek Penerima BLT Rp900.000

    Prabowo Kebut Peyaluran, Ini Cara Cek Penerima BLT Rp900.000

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mengebut pencairan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Kesejahteraan Rakyat (Kesra) untuk menjaga momentum daya beli masyarakat dan aktivitas ekonomi pada kuartal IV/2025.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan realisasi penyaluran bantuan tersebut telah menyasar 26,2 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) hingga 3 Desember 2025, atau sekitar 75% dari total target.

    “Per tanggal 3 Desember termonitor 26,2 juta KPM itu sudah menerima bantuan dari target 35,04 juta. Penyaluran ini akan diselesaikan sampai bulan Desember untuk seluruh Indonesia,” ujarnya Kamis kemarin.

    Bank yang Layani Pencairan

    Airlangga merinci penyaluran bantuan dilakukan melalui Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang mencakup BSI, BRI, BNI, dan Bank Mandiri, serta melalui PT Pos Indonesia (Persero).

    Program ini merupakan bagian dari stimulus yang diluncurkan Presiden guna mendongkrak konsumsi rumah tangga di penghujung tahun. Selain BLT Kesra, pemerintah juga terus menjalankan Program Keluarga Harapan (PKH) untuk 18,4 juta penerima dan program pemagangan yang telah diikuti oleh 78.815 peserta.

    “Kemarin saya sudah lihat salah satunya di Telkom. Sehingga program ini yang khusus untuk magang akan dilanjutkan [untuk tahun depan],” tambah Airlangga.

    Progres Penyaluran Pos Indonesia

    Dalam kesempatan yang sama, Plt Direktur Utama PT Pos Indonesia Haris menjelaskan posisi perseroan sebagai penyalur bagi masyarakat yang tidak terjangkau layanan perbankan.

    Dari total 35 juta sasaran BLT Kesra, sekitar 16 juta dialokasikan melalui Himbara, sedangkan sisanya sekitar 18 juta KPM direncanakan disalurkan melalui Kantor Pos. Hanya saja, hingga saat ini, data KPM yang masuk ke PT Pos baru mencapai 12 juta.

    “Data yang kami terima itu baru 12 juta. Sampai dengan posisi jam 11 tadi, kami sudah menyalurkan 85,74% untuk seluruh Indonesia [dari data yang diterima],” jelas Haris.

    Haris menegaskan peran PT Pos hanya sebatas juru bayar berdasarkan data yang ditetapkan pemerintah. Proses pencairan dilakukan menggunakan surat pemberitahuan ber-QR Code yang dipindai saat pengambilan dana.

    Dia juga mengimbau masyarakat yang merasa berhak namun belum terdaftar untuk menempuh mekanisme verifikasi yang berlaku, baik melalui aparat desa/kelurahan maupun situs resmi Kementerian Sosial (Kemensos), mengingat PT Pos tidak memiliki kewenangan menentukan penerima bantuan.

    Cara Cek Penyaluran BLT

    Masyarakat dapat mengecek status penerimaan BLT Oktober 2025 melalui situs resmi atau aplikasi “Aplikasi Cek Bansos” milik Kementerian Sosial RI. Berikut panduan lengkapnya:

    I. Cara Mengecek BLT melalui Website Resmi

    Buka laman https://cekbansos.kemensos.go.id/
    Pilih provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan sesuai alamat pada KTP atau KK.
    Masukkan nama Penerima Manfaat (PM) sesuai KTP.
    Ketik kode captcha yang tertera.
    Klik “Cari Data” dan tunggu hasilnya.

    Jika terdaftar dan memenuhi syarat, sistem akan menampilkan status penerima BLT. Jika tidak, akan muncul keterangan “Tidak Terdapat Peserta/PM”.

    II. Cara Mengecek BLT melalui Aplikasi Resmi

    Unduh aplikasi “Aplikasi Cek Bansos” di Play Store atau App Store.
    Buka aplikasi dan pilih menu “Cek Bansos” pada halaman utama.
    Isi data domisili lengkap (provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan).
    Masukkan nama lengkap sesuai KTP.
    Selesaikan verifikasi keamanan (captcha).
    Tekan tombol “Cari Data”.

    Hasil pencarian akan menampilkan status penerima, termasuk jenis bantuan dan informasi pencairan. Jika tidak terdaftar, akan muncul keterangan “Tidak Terdapat Peserta/PM”.

    Pemerintah mengimbau agar masyarakat yang menerima BLT dapat memanfaatkan bantuan tersebut secara bijak untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga. Kementerian Sosial juga menegaskan komitmennya terhadap transparansi data dan proses penyaluran, sehingga bantuan dapat diterima tepat sasaran. 

  • Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani…
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        5 Desember 2025

    Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani… Regional 5 Desember 2025

    Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani…
    Penulis
    JEMBER, KOMPAS.com
    – Sebuah gubuk di ujung bukit Dusun Baban Timur, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, menjadi saksi bisu atas cinta sepasang lansia, Saniman (65) dan istrinya, Gira (68).
    Sabtu (29/11/2025) pagi nan tenang, tim Ekspedisi Nusaraya Kompas.com merasakan secara langsung bentuk cinta di tengah keterpurukan ekonomi itu.
    Meski tidak sama, wujud cinta mereka mengingatkan kita pada kisah Habibie-Ainun yang setia di usia senja.
    Bangunan semipermanen tempat Saniman dan Gira tinggal, berdinding gedhek, beratap seng, dan berlantai tanah.
    Letaknya persis di atas salah satu bukit di mana lahannya milik Perum Perhutani. Di kiri dan kanannya terdapat lembah sedalam sekitar 300 meter.
    Atap dan dinding dipenuhi lubang. Cahaya seolah dipersilakan masuk menerangi seisi rumah yang hanya memiliki dua lampu LED redup.
    Saat itu pagi baru menampakkan sinarnya. Matahari perlahan menyibak awan yang masih menggantung di Gunung Raung, menciptakan cahaya lembut menembus sela-sela pepohonan.
    Keheningan pecah saat Saniman mulai menceritakan kisah hidupnya bersama Gira.
    “Kami tinggal di sini sudah sejak 1997,” kata Saniman.
    Di sampingnya, Gira sedang terbaring. Kedua kakinya tak lagi mampu digerakkan setelah penyakit stroke merenggut kesehatannya.
    “Dua tahun lalu, kedua kakinya sakit, enggak bisa digerakkan,” kata Saniman.
    Sejak hari itu pula, Saniman menjadi segalanya bagi Gira: Suami, perawat, sekaligus penopang hidup. Di situlah cinta semakin menemukan wujudnya.
    Pertemuan Saniman dan Gira
    Saniman dan Gira sebenarnya lupa kapan pertama kali bertemu. Sepertinya sekitar empat dekade lalu. Hal yang mereka ingat saat itu keduanya bekerja sebagai buruh lepas perkebunan PTPN.
    Gira kala itu baru berpisah dengan suami pertamanya.
    “Begitu tahu dia sudah berpisah, di situlah kami dekat,” kenang Saniman.
    Gira memiliki dua anak dari pernikahan sebelumnya, yakni Nur yang telah meninggal dan Saleh yang kini hidup di Desa Pace, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember.
    Tak butuh waktu lama, keduanya pun menikah. Keduanya dikaruniai seorang anak bernama Mustofa yang kini tinggal di Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember.
    “Orangnya baik sekali. Makanya saya mau (menikah),” ujar Gira.
    Awalnya, mereka tinggal di Dusun Silosanen. Tetapi sekitar 1997, keduanya memutuskan berhenti bekerja sebagai buruh lepas dan pergi ke atas bukit tempat ia tinggal sekarang.
    Rencananya, mereka mau mengubah nasib dengan menggarap lahan warga. Tetapi, takdir berkata lain. Kemiskinan terus menjerat keduanya hingga saat ini.
    Karena Gira sakit dan tidak bisa beraktivitas, Saniman lah yang jadi penopangnya sehari-hari. Setiap pagi, Saniman bangun pukul 04.00 WIB.
    Membersihkan rumah adalah rutinitas pertamanya. Setelah itu, ia berjalan kaki menuruni jalan setapak sejauh 200 meter menuju mata air.
    Rasa cintanya ke Gira membuat kekuatannya berkali lipat menempuh kontur berbukit selama sekitar 15 menit. Air itu Saniman gunakan untuk memasak hingga membersihkan tubuh Gira.
    Kemudian, Saniman memasak di dapur terbuka berdinding seng hijau tua dan bambu, dengan tungku batu bata dan kayu bakar yang bersandar tak rapi.
    Jika ada minyak, Saniman menggoreng tahu, tempe, atau ikan tongkol. Tetapi jika tidak, tempe dibakar, dan tahu dimakan mentah.
    “Biasanya jam 06.00 WIB sudah saya suapkan,” ujar Saniman sembari menoleh ke istrinya. Gira membalas tatapan Saniman dengan senyum.
    Persediaan beras di rumahnya sangat terbatas, hanya cukup untuk beberapa hari.
    Biasanya, ia membeli beras untuk empat hari ke depan, dan itu harus disisihkan dari pendapatan harian yang tidak menentu.
    “Beras ada biasanya cukup sampai empat atau lima hari,” kata Saniman.
    Saat Saniman harus bekerja sebagai buruh serabutan, membersihkan lahan orang dengan upah Rp 50.000 sehari, Gira terpaksa ditinggal seorang diri di rumah.
    Saniman membelikan radio sebagai hiburan sang istri.
    Bila tidak ada pekerjaan, ia mencari rumput untuk dijual, dibayar Rp 35.000 untuk dua karung penuh.
    “Jadi satu karung itu dibayar Rp 15.000,” kata Saniman.
    Anak-anak Saniman jarang datang, karena hidup mereka juga tak berkecukupan.
    Saniman sendiri hanya menerima bantuan pemerintah satu kali, yakni Rp 500.000 dari BLT Kesra. Namun ia tak ingat tahun pastinya bantuan itu diterima.
    Sebagian dari uang tersebut digunakan untuk pengobatan sang istri. Setiap kali berobat, Saniman harus membayar ojek Rp 50.000 pulang-pergi, ditambah biaya dokter Rp 50.000.
    Meski hidup miskin, Saniman bertekad terus merawat sang istri. Ia menyebut, sang istri adalah satu-satunya orang yang ia miliki dan cintai di usia senja ini.
    “Kita saling menghibur saja,” ujar Saniman.
    Gira pun merasa bersyukur memiliki pasangan hidup seperti Saniman yang pekerja keras dan setia. Ia rela menghabiskan sisa usia bersama Saniman.
    Dari Baban Timur ke kenangan Habibie–Ainun
    Di tengah segala keterbatasan ekonomi, cinta Saniman dan Gira tetap tumbuh dan bertahan, nyaris dengan cara yang sama seperti kisah legendaris Habibie dan Ainun.
    Cinta yang sejatinya tidak lahir dari kemewahan, melainkan dari kesediaan untuk saling menjaga dalam suka maupun duka. Kesetiaan menjadi benang merah di antara kedua kisah itu.
    Bila Habibie menemukan kebahagiaan dalam setiap secangkir kopi buatan Ainun, sebagaimana kisah yang diutarakan banyak orang dekatnya, maka di bukit sunyi Baban Timur, cinta itu hadir dalam bentuk segelas air yang dibawa Saniman setiap pagi.
    Tidak ada aroma kopi hangat, tidak ada meja makan megah, hanya air dari mata air bukit yang ditempuh dengan langkah renta, tetapi ketulusannya sama besar.
    Tak ada gemerlap kamera, tak ada penghargaan, dan tak ada sejarah besar yang menuliskan nama mereka.
    Tetapi di gubuk yang hampir roboh itu, cinta Saniman dan Gira menjadi sekuat cinta Habibie dan Ainun, cinta yang bertahan bukan karena keadaan mudah, melainkan karena keadaan sulit.
    Artikel ini merupakan bagian dari perjalanan tim Ekspedisi Nusaraya Kompas.com di Kabupaten Jember, mulai dari 27 November hingga 2 Desember. Klik ini untuk mengikuti seluruh rangkaian perjalanan kami.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pencairan BLT Kesra di Kantor Pos, Paling Lambat Tengah Desember

    Pencairan BLT Kesra di Kantor Pos, Paling Lambat Tengah Desember

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Pos Indonesia, salah satu penyalur Bantuan Langsung Tunai Sementara Kesejahteraan Rakyat alias BLT Kesra menargetkan penyaluran bantuan tuntas sebelum pertengahan Desember 2025.

    Pelaksana tugas Direktur Utama PT Pos Indonesia Haris menyebut BLT Kesra 2025 dialokasikan untuk 35 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Dari jumlah tersebut, sekitar 18 juta KPM disalurkan melalui Pos dan sisanya melalui bank-bank himpunan bank milik negara (Himbara).

    Dia menjelaskan bahwa sekitar 12 juta data KPM telah diterima Pos Indonesia dan lebih dari 10 juta telah dibayarkan atau setara 85,74%. “Penyaluran melalui PosIND saat ini telah mencapai sekitar 85 persen, dan kami targetkan tuntas sebelum pertengahan Desember,” ujarnya dikutip dari Antara, Jumat (5/12/2025).

    Ia menambahkan bahwa pihaknya menerapkan tiga skema penyaluran, yakni melalui kantor pos, komunitas, serta pengantaran langsung. “Skema penyaluran dirancang agar inklusif. Kalau tidak bisa datang, teman-teman juga melakukan proses pengantaran, terutama untuk saudara-saudara kita yang disabilitas atau lansia,” kata Haris.

    Upaya tersebut dilakukan untuk memastikan bantuan tepat sasaran, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan. Koordinasi dengan pemerintah daerah juga terus diperkuat, terutama di wilayah yang terdampak bencana atau memiliki kendala administratif.

    Haris menambahkan bahwa seiring target penyaluran 100 persen pada Desember ini, lebih dari 4.800 kantor pos dan ribuan titik layanan komunitas di seluruh Indonesia terus bergerak dari pusat kota hingga pelosok desa.

    Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto saat meninjau penyaluran BLTS di Kantor Pos KCU Premier, Jakarta Timur, menegaskan bahwa bantuan pemerintah ini ditujukan untuk menjaga daya beli masyarakat. “Stimulan ini untuk menjaga daya beli. Dan daya beli akan mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di kuartal empat,” ujarnya.

    Airlangga menambahkan bahwa bantuan senilai Rp900.000 tersebut mungkin belum menyelesaikan seluruh kebutuhan rumah tangga, tetapi cukup membantu menjaga konsumsi masyarakat berpendapatan rendah menjelang akhir tahun. Ia juga mengaitkan penyaluran BLTS Kesra dengan program perlindungan sosial lain, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan program magang industri. “Kita ingin ekosistem perlindungan sosial dan peningkatan kapasitas ekonomi berjalan berdampingan,” katanya.

    Pemerintah menargetkan 30 juta KPM menerima BLTS Kesra. Hingga 3 Desember, sebanyak 26,2 juta KPM telah mendapatkan bantuan atau sekitar 75 persen dari target nasional.

    Sejumlah penerima manfaat menyampaikan bahwa bantuan tersebut meringankan beban di tengah meningkatnya kebutuhan akhir tahun. Ahmad Fauzan, warga Pulogadung, mengatakan bantuan Rp900.000 yang diterimanya akan digunakan untuk membeli sembako, perlengkapan rumah tangga, dan kebutuhan sekolah anak.

    Eva Sahara, ibu rumah tangga dari Rusun Pulogadung, menyebut dana bantuan itu membantu membiayai kebutuhan pendidikan anak yang tengah menjalani ujian.

  • Pos Indonesia targetkan pertengahan Desember penyaluran BLTS tuntas

    Pos Indonesia targetkan pertengahan Desember penyaluran BLTS tuntas

    Penyaluran melalui PosIND saat ini telah mencapai sekitar 85 persen, dan kami targetkan tuntas sebelum pertengahan Desember

    Jakarta (ANTARA) – PT Pos Indonesia (PosIND) yang menjadi salah satu penyalur Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) Kesejahteraan Rakyat menyatakan saat ini penyaluran telah mencapai sekitar 85 persen, dan ditargetkan tuntas sebelum pertengahan Desember 2025.

    Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama PT Pos Indonesia Haris mengatakan BLT Kesra 2025 dialokasikan untuk 35 juta keluarga penerima manfaat (KPM), dengan sekitar 18 juta KPM disalurkan melalui PT Pos dan sisanya melalui bank-bank Himbara.

    Dari alokasi yang disalurkan lewat pos, lanjutnya melalui keterangannya di Jakarta, Jumat, sekitar 12 juta data KPM sudah diterima, dan lebih dari 10 juta telah dibayarkan atau setara 85,74 persen.

    “Penyaluran melalui PosIND saat ini telah mencapai sekitar 85 persen, dan kami targetkan tuntas sebelum pertengahan Desember,” ujar dia.

    Haris menegaskan, pihaknya sudah memiliki tiga skema untuk penyaluran BLTS yakni di kantor pos, melalui komunitas dan pengantaran langsung.

    “Skema penyaluran dirancang agar inklusif. Kalau tidak bisa datang, teman-teman juga melakukan proses pengantaran, terutama untuk saudara-saudara kita yang disabilitas atau lansia,” ujarnya.

    Dia menambahkan semua upaya tersebut dilakukan agar bantuan tepat sasaran dan bisa dipertanggungjawabkan

    Menurut dia, koordinasi dengan pemerintah daerah terus dilakukan, terutama di wilayah terdampak bencana atau yang mengalami kendala administratif.

    Haris menyatakan seiring target 100 persen penyaluran pada Desember ini dengan lebih dari 4.800 kantor pos dan ribuan titik layanan komunitas, PosIND di seluruh Indonesia terus bergerak, dari kantor pusat kota hingga pelosok desa.

    Sebelumnya Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto ketika meninjau penyaluran BLTS di Kantor Pos KCU Premier, Jakarta Timur menegaskan bahwa bantuan yang disalurkan pemerintah tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

    “Stimulan ini untuk menjaga daya beli. Dan daya beli akan mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di kuartal empat,” katanya.

    Bantuan Rp900.000 tersebut, lanjut Menteri Airlangga, mungkin tidak menyelesaikan seluruh beban ekonomi keluarga, tetapi cukup untuk menjaga daya beli masyarakat kecil di ujung tahun, dan itu menjadi penting untuk stabilitas ekonomi nasional.

    Airlangga juga mengaitkan BLTS Kesra dengan program-program lain, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan program magang industri

    “Kita ingin ekosistem perlindungan sosial dan peningkatan kapasitas ekonomi berjalan berdampingan,” ujarnya.

    Menko menargetkan 30 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), dan hingga 3 Desember sudah 26,2 juta KPM yang menerima bantuan, atau sekitar 75 persen dari target nasional.

    Sejumlah keluarga penerima manfaat (KPM) menuturkan, bantuan yang disalurkan pemerintah mampu meringankan beban terutama di tengah kebutuhan yang meningkat menjelang akhir tahun.

    Ahmad Fauzan, warga Pulogadung mengakui bantuan senilai Rp900.000 akan dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, sembako, peralatan rumah tangga, serta kebutuhan sekolah anak.

    Eva Sahara, ibu rumah tangga dari Rusun Pulogadung menambahkan bantuan tunai yang diterimannya digunakan untuk biaya anak sekolah yang sedang ujian.

    Warga berharap program bantuan tersebut bisa ada setiap bulan bagi keluarga menengah ke bawah serta menjangkau lebih banyak penerima.

    Pewarta: Subagyo
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kemarin, LPG masuk wilayah terisolir hingga tersangka kasus Cikande

    Kemarin, LPG masuk wilayah terisolir hingga tersangka kasus Cikande

    Jakarta (ANTARA) – Beragam peristiwa bidang ekonomi terjadi pada Kamis (4/12), mulai dari LPG berhasil masuk di Bireun (Aceh) dan Tapanuli Tengah (Sumut) yang terisolir akibat bencana, hingga Satgas Cs-137: Polisi menetapkan Direktur PMT tersangka kasus Cikande.

    Berikut sajian berita bidang ekonomi yang dirangkum LKBN ANTARA.

    LPG berhasil masuk di Bireun dan Tapteng yang terisolir akibat bencana

    Pemerintah bersama Pertamina akhirnya berhasil memasok kebutuhan LPG masyarakat di wilayah-wilayah yang terisolir akibat terputusnya jalur pasokan pascabanjir dan longsor seperti di Bireun, Aceh dan Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara.

    Terputusnya jembatan di Bireun, Aceh, menyebabkan pemerintah memasok kebutuhan LPG di wilayah terdampak Aceh bagian utara melalui dua jalur. Pertama, dari sisi utara melalui kapal yang memuat skid tank dari terminal LPG Arun (Lhokseumawe) ke Banda Aceh.

    Selengkapnya baca di sini.

    Sumbar surati Presiden pembatalan pemotongan TKD untuk tangani bencana

    Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi menyurati Presiden Prabowo Subianto untuk membatalkan pemotongan anggaran transfer ke daerah (TKD) 2026 sebesar Rp2,6 triliun untuk membantu penanganan bencana hidrometeorologi yang melanda daerah tersebut.

    “Di tengah upaya penanggulangan dan pemulihan pasca-bencana hidrometeorologi, Sumbar sangat membutuhkan dukungan anggaran yang memadai,” kata Gubernur Sumbar Mahyeldi di Kota Padang, Kamis.

    Selengkapnya baca di sini.

    Super Air Jet delay beruntun, penumpang ke Sumbar tertahan belasan jam

    Ratusan penumpang Super Air Jet tujuan Padang terpaksa menunggu hingga belasan jam di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu, akibat penundaan beruntun penerbangan IU-810 rute Jakarta–Padang.

    Penerbangan yang semula dijadwalkan berangkat pukul 13.05 WIB itu pertama kali ditunda menjadi pukul 18.10 WIB. Penumpang masih menerima keputusan tersebut karena maskapai itu dinilai kerap mengalami keterlambatan.

    Selengkapnya baca di sini.

    Pos Indonesia upayakan penyaluran BLT Kesra di daerah bencana Sumatera

    PT Pos Indonesia (Persero) terus berupaya menyalurkan Bantuan Langsung Tunai Sementara Kesejahteraan Rakyat (BLT Kesra) 2025, termasuk di wilayah terdampak bencana di Sumatera, dengan skenario layanan khusus di daerah yang belum beroperasi penuh.

    Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama PT Pos Indonesia Haris mengatakan, sejumlah kantor pos terdampak bencana sempat tidak beroperasi penuh, terutama di Langsa dan Sibolga, namun kini secara bertahap kembali berjalan dan mulai melakukan upaya penyaluran.

    Selengkapnya baca di sini.

    Satgas Cs-137: Polisi menetapkan Direktur PMT tersangka kasus Cikande

    Satgas Penanganan Cesium (Cs-137) menyampaikan Polri menetapkan Direktur PT Peter Metal Technology (PMT) Lin Jingzhang sebagai tersangka kasus pencemaran lingkungan akibat paparan radioaktif Cs-137 di kawasan industri Modern Cikande, Serang, Banten.

    “Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Tipitder) Bareskrim Polri telah menetapkan tersangka Lin Jingzhang, warga negara RRT yang menjabat sebagai Direktur di PT PMT,” kata Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Cs-137 Bara Krishna Hasibuan, di Jakarta, Kamis.

    Selengkapnya baca di sini.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kuatkan Daya Beli, Berikan Harapan

    Kuatkan Daya Beli, Berikan Harapan

    Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meninjau langsung proses penyaluran Bantuan Langsung Tunai Kesejahteraan (BLTS Kesra) di Kantorpos KCU Premier, Jakarta Timur.

    Hujan yang turun sejak pagi tidak menyurutkan langkah ratusan warga untuk datang dan tetap antre secara tertib.  Sejak pukul 08.00, antrean masyarakat mulai dari ibu rumah tangga, pedagang kecil, hingga lansia—mengalir dengan tertib.

    Mereka datang membawa harapan: menerima BLTS Kesra senilai Rp900.000 yang digulirkan pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat di akhir tahun.

    Menko Airlangga mengatakan, pemerintah, menargetkan 30 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), dan hingga 3 Desember sudah 26,2 juta KPM yang menerima bantuan—atau sekitar 75 persen dari target nasional.

    “Evaluasi sampai hari ini berjalan lancar dan masyarakat relatif terbantu,” ujar Airlangga. “Bantuan ini merupakan stimulan untuk menjaga daya beli dan mendorong aktivitas ekonomi di kuartal keempat,” kata Airlangga seperti dikutip Kamis, 4 Desember 2025.

    BLTS Kesra disalurkan melalui dua skema: bank-bank HIMBARA dan PT Pos Indonesia (PosIND). Hari ini, lebih dari seratus KPM dijadwalkan menerima bantuan melalui Kantorpos KCU Premier.
    Pemerintah Jaga Daya Beli Warga Rentan
    Bagi banyak KPM, bantuan ini tidak hanya meringankan beban, tetapi juga memberi ruang bernapas di tengah kebutuhan yang meningkat menjelang akhir tahun.

    Ahmad Fauzan, warga Pulogadung, mengaku mendapat informasi dari RT dan kelurahan. Perjalanan dari rumahnya hari ini cukup panjang, dengan waktu tunggu hampir satu jam, namun ia pulang dengan rasa syukur.

    “Alhamdulillah dapat Rp900.000. Biasanya buat kebutuhan rumah tangga, sembako, peralatan rumah tangga, sama kebutuhan sekolah anak,” ujarnya. Ia berharap bantuan seperti ini tetap berlanjut dan menjangkau lebih banyak warga. 

    Bagi Ani, pedagang gorengan, hari ini adalah pertama kalinya ia menerima BLTS Kesra. Meski sempat hujan-hujanan dan harus kembali karena ada perubahan jadwal, ia tetap datang.

    “Dapatnya Rp900.000, buat modal dagang dan bayar sekolah anak,” ujarnya. Pelayanan di kantor pos, katanya, “ramah dan cepat.” Ia berharap penyaluran ke depan lebih teliti agar bantuan jatuh tepat sasaran. 

    Kisah lain datang dari Ayi Cholifah, yang mengantar ibunya, seorang lansia yang baru menjalani operasi jantung. Mereka belum sempat mengambil bantuan pada jadwal sebelumnya.

    “Alhamdulillah hari ini bisa diambil. Pelayanannya bagus, sopan,” kata Ayi. 

    Baginya, tambahan Rp900.000 ini adalah rezeki yang sangat membantu. “Harapannya bantuan seperti ini tepat sasaran dan diteruskan, karena masyarakat kecil memang butuh.” 
    Eva Sahara, ibu rumah tangga dari Rusun Pulogadung, menerima kabar dari RT seminggu lalu.

    “Dapat Rp900.000, buat bantu-bantu anak sekolah yang lagi ujian,” ujarnya. Ia berharap program ini bisa ada setiap bulan bagi keluarga menengah ke bawah. 

    Firna Miliana, warga sama dari Rusunpik, juga mengungkapkan hal serupa. “Untuk ibu rumah tangga seperti saya, uang ini pasti dipakai buat sembako dan kebutuhan anak-anak. Pelayanan di kantor pos enak, ramah, dan cepat,” ujarnya. Ia berharap ke depan bantuan tidak berhenti pada periode ini. 
     

     

    Peran PosIND: Menjangkau hingga Lapisan Paling Rentan
    Pada saat inflasi pangan mengalami tekanan musiman dan pengeluaran rumah tangga meningkat menjelang tahun baru, BLTS Kesra menjadi instrumen fiskal yang strategis.
    Rp900.000 yang diterima KPM, dalam banyak kasus, langsung dibelanjakan untuk:

    – Beras, minyak, telur, dan kebutuhan pokok lain,
    – Biaya ujian sekolah, seragam, sepatu,
    – Modal dagang sederhana,
    – Obat-obatan untuk lansia.

    Dalam skala makro, dana bantuan yang disalurkan melalui puluhan juta rumah tangga ini akan mengalir ke warung, pasar, pedagang kaki lima, hingga transportasi lokal, menggerakkan ekonomi pada titik-titik yang paling dekat dengan warga.

    Di tengah penyaluran berskala besar ini, PosIND memegang amanah penting. Selain layanan di kantor pos, penyaluran juga dilakukan melalui community service point dan pengantaran langsung untuk kelompok rentan seperti lansia dan penyandang disabilitas.

    Plt Direktur Utama PosIND, Haris, menegaskan bahwa skema penyaluran dirancang agar inklusif. “Kalau tidak bisa datang, teman-teman juga melakukan proses pengantaran, terutama untuk saudara-saudara kita yang disabilitas atau lansia,” ujarnya. 

    Ia menambahkan bahwa penyaluran melalui PosIND saat ini telah mencapai sekitar 85 persen, dan ditargetkan tuntas sebelum pertengahan Desember. “Kami sudah memiliki tiga skema: di kantor pos, melalui komunitas, dan pengantaran langsung. Semuanya dilakukan agar bantuan tepat sasaran dan bisa dipertanggungjawabkan,” kata Haris. 

    Menurutnya, koordinasi dengan pemerintah daerah terus dilakukan, terutama di wilayah terdampak bencana atau yang mengalami kendala administratif.
    Menko Airlangga: BLTS Kesra Kuatkan Masyarakat dan Menggerakkan Ekonomi

    Di balik angka-angka besar penyaluran, yang tampak di KCU Premier hari ini adalah wajah-wajah yang merasakan manfaat langsung dari kebijakan pemerintah. Mereka pulang membawa sembako, kebutuhan sekolah, atau bahkan modal awal untuk kembali memutar usaha kecil. 

    “Stimulan ini untuk menjaga daya beli. Dan daya beli akan mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di kuartal empat,” katanya.

    Bantuan Rp900.000 ini mungkin tidak menyelesaikan seluruh beban ekonomi keluarga, tetapi cukup untuk menjaga daya beli masyarakat kecil di ujung tahun, dan itu menjadi penting untuk stabilitas ekonomi nasional.

    Seperti disampaikan Menko Airlangga, pemerintah akan mengevaluasi program ini dan belum memutuskan keberlanjutannya untuk 2026. Yang pasti, hingga hari ini BLTS Kesra menjadi salah satu instrumen paling nyata yang dirasakan langsung masyarakat.

    “Ini baru awal tahun nanti akan kita putuskan Harapannya pertumbuhan ekonomi di kuartal keempat lebih baik dari kuartal ketiga. Nani akan dilakukan evaluasi menyeluruh setelah periode penyaluran berakhi” ujarnya. 

    Airlangga juga mengaitkan BLTS Kesra dengan program-program lain, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan program magang industri “Kita ingin ekosistem perlindungan sosial dan peningkatan kapasitas ekonomi berjalan berdampingan,” katanya.
    Suara Warga: Harapan, Kritik, dan Doa
    Hampir semua KPM yang ditemui menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah dan PosIND. Namun lebih dari itu, mereka menyuarakan satu harapan yang sama: agar bantuan seperti ini tidak berhenti dan semakin tepat sasaran.

    Sebagaimana diungkapkan Ani,“ Dicek lagi warganya yang benar-benar membutuhkan. Jangan yang nggak butuh dikasih, yang butuh nggak dikasih.” 

    Harapan serupa datang dari keluarga lansia dan para ibu rumah tangga yang hari ini pulang dengan hati lebih lega.
    Amanah Penyaluran di Tangan PosIND
    Penyaluran BLTS Kesra 2025 menjadi bukti bahwa sinergi antara pemerintah dan PosIND berjalan efektif. Dengan jaringan yang menjangkau hingga desa dan kecamatan, PosIND kembali menunjukkan kapasitasnya sebagai garda terdepan penyaluran bantuan negara.
    Dengan kata lain, dalam skema BLTS Kesra 2025, PosIND kembali menjadi tulang punggung penyaluran, terutama bagi warga yang tidak memiliki rekening bank atau tinggal jauh dari pusat layanan perbankan.

    Dengan lebih dari 4.800 kantorpos dan ribuan titik layanan komunitas, Pos Indonesia memanfaatkan tiga mekanisme penyaluran:

    1. Pembayaran di kantor pos

    Seperti yang terlihat di KCU Premier, alur layanan dirancang untuk meminimalisasi antrean dan mempercepat verifikasi.

    2. Pembayaran komunitas 

    Penyaluran dilakukan di kantor desa, balai RW, sekolah, atau titik komunitas lain, menjangkau warga yang terkendala transportasi.

    3. Pengantaran langsung

    PosIND mengerahkan petugas untuk mendatangi rumah lansia, penyandang disabilitas, dan warga sakit.

    “Kami menargetkan penyaluran selesai sebelum pertengahan Desember, dan saat ini capaian nasional melalui Pos sudah di angka 85 persen,” pungkas Haris. 

    Seiring target 100 persen penyaluran pada Desember mendatang, ribuan titik layanan PosIND di seluruh Indonesia terus bergerak, dari kantor pusat kota hingga pelosok desa.
    Pendekatan multikanal ini menjadi bukti kemampuan PosIND sebagai lembaga logistik sosial negara—melampaui fungsi surat dan paket, menuju peran sebagai penggerak ekosistem bantuan pemerintah.

    Satu hal yang tampak jelas dari KCU Premier hari ini: BLTS Kesra bukan sekadar transfer dana, tetapi penguat harapan, terutama bagi mereka yang berjuang di tengah keterbatasan ekonomi.
     

    Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meninjau langsung proses penyaluran Bantuan Langsung Tunai Kesejahteraan (BLTS Kesra) di Kantorpos KCU Premier, Jakarta Timur.
     
    Hujan yang turun sejak pagi tidak menyurutkan langkah ratusan warga untuk datang dan tetap antre secara tertib.  Sejak pukul 08.00, antrean masyarakat mulai dari ibu rumah tangga, pedagang kecil, hingga lansia—mengalir dengan tertib.
     
    Mereka datang membawa harapan: menerima BLTS Kesra senilai Rp900.000 yang digulirkan pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat di akhir tahun.

    Menko Airlangga mengatakan, pemerintah, menargetkan 30 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), dan hingga 3 Desember sudah 26,2 juta KPM yang menerima bantuan—atau sekitar 75 persen dari target nasional.
     
    “Evaluasi sampai hari ini berjalan lancar dan masyarakat relatif terbantu,” ujar Airlangga. “Bantuan ini merupakan stimulan untuk menjaga daya beli dan mendorong aktivitas ekonomi di kuartal keempat,” kata Airlangga seperti dikutip Kamis, 4 Desember 2025.
     
    BLTS Kesra disalurkan melalui dua skema: bank-bank HIMBARA dan PT Pos Indonesia (PosIND). Hari ini, lebih dari seratus KPM dijadwalkan menerima bantuan melalui Kantorpos KCU Premier.

    Pemerintah Jaga Daya Beli Warga Rentan
    Bagi banyak KPM, bantuan ini tidak hanya meringankan beban, tetapi juga memberi ruang bernapas di tengah kebutuhan yang meningkat menjelang akhir tahun.
     
    Ahmad Fauzan, warga Pulogadung, mengaku mendapat informasi dari RT dan kelurahan. Perjalanan dari rumahnya hari ini cukup panjang, dengan waktu tunggu hampir satu jam, namun ia pulang dengan rasa syukur.
     
    “Alhamdulillah dapat Rp900.000. Biasanya buat kebutuhan rumah tangga, sembako, peralatan rumah tangga, sama kebutuhan sekolah anak,” ujarnya. Ia berharap bantuan seperti ini tetap berlanjut dan menjangkau lebih banyak warga. 
     
    Bagi Ani, pedagang gorengan, hari ini adalah pertama kalinya ia menerima BLTS Kesra. Meski sempat hujan-hujanan dan harus kembali karena ada perubahan jadwal, ia tetap datang.
     
    “Dapatnya Rp900.000, buat modal dagang dan bayar sekolah anak,” ujarnya. Pelayanan di kantor pos, katanya, “ramah dan cepat.” Ia berharap penyaluran ke depan lebih teliti agar bantuan jatuh tepat sasaran. 
     
    Kisah lain datang dari Ayi Cholifah, yang mengantar ibunya, seorang lansia yang baru menjalani operasi jantung. Mereka belum sempat mengambil bantuan pada jadwal sebelumnya.
     
    “Alhamdulillah hari ini bisa diambil. Pelayanannya bagus, sopan,” kata Ayi. 
     
    Baginya, tambahan Rp900.000 ini adalah rezeki yang sangat membantu. “Harapannya bantuan seperti ini tepat sasaran dan diteruskan, karena masyarakat kecil memang butuh.” 
    Eva Sahara, ibu rumah tangga dari Rusun Pulogadung, menerima kabar dari RT seminggu lalu.
     
    “Dapat Rp900.000, buat bantu-bantu anak sekolah yang lagi ujian,” ujarnya. Ia berharap program ini bisa ada setiap bulan bagi keluarga menengah ke bawah. 
     
    Firna Miliana, warga sama dari Rusunpik, juga mengungkapkan hal serupa. “Untuk ibu rumah tangga seperti saya, uang ini pasti dipakai buat sembako dan kebutuhan anak-anak. Pelayanan di kantor pos enak, ramah, dan cepat,” ujarnya. Ia berharap ke depan bantuan tidak berhenti pada periode ini. 
     

     

    Peran PosIND: Menjangkau hingga Lapisan Paling Rentan
    Pada saat inflasi pangan mengalami tekanan musiman dan pengeluaran rumah tangga meningkat menjelang tahun baru, BLTS Kesra menjadi instrumen fiskal yang strategis.
    Rp900.000 yang diterima KPM, dalam banyak kasus, langsung dibelanjakan untuk:
     
    – Beras, minyak, telur, dan kebutuhan pokok lain,
    – Biaya ujian sekolah, seragam, sepatu,
    – Modal dagang sederhana,
    – Obat-obatan untuk lansia.
     
    Dalam skala makro, dana bantuan yang disalurkan melalui puluhan juta rumah tangga ini akan mengalir ke warung, pasar, pedagang kaki lima, hingga transportasi lokal, menggerakkan ekonomi pada titik-titik yang paling dekat dengan warga.
     
    Di tengah penyaluran berskala besar ini, PosIND memegang amanah penting. Selain layanan di kantor pos, penyaluran juga dilakukan melalui community service point dan pengantaran langsung untuk kelompok rentan seperti lansia dan penyandang disabilitas.
     
    Plt Direktur Utama PosIND, Haris, menegaskan bahwa skema penyaluran dirancang agar inklusif. “Kalau tidak bisa datang, teman-teman juga melakukan proses pengantaran, terutama untuk saudara-saudara kita yang disabilitas atau lansia,” ujarnya. 
     
    Ia menambahkan bahwa penyaluran melalui PosIND saat ini telah mencapai sekitar 85 persen, dan ditargetkan tuntas sebelum pertengahan Desember. “Kami sudah memiliki tiga skema: di kantor pos, melalui komunitas, dan pengantaran langsung. Semuanya dilakukan agar bantuan tepat sasaran dan bisa dipertanggungjawabkan,” kata Haris. 
     
    Menurutnya, koordinasi dengan pemerintah daerah terus dilakukan, terutama di wilayah terdampak bencana atau yang mengalami kendala administratif.
    Menko Airlangga: BLTS Kesra Kuatkan Masyarakat dan Menggerakkan Ekonomi

    Di balik angka-angka besar penyaluran, yang tampak di KCU Premier hari ini adalah wajah-wajah yang merasakan manfaat langsung dari kebijakan pemerintah. Mereka pulang membawa sembako, kebutuhan sekolah, atau bahkan modal awal untuk kembali memutar usaha kecil. 
     
    “Stimulan ini untuk menjaga daya beli. Dan daya beli akan mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di kuartal empat,” katanya.
     
    Bantuan Rp900.000 ini mungkin tidak menyelesaikan seluruh beban ekonomi keluarga, tetapi cukup untuk menjaga daya beli masyarakat kecil di ujung tahun, dan itu menjadi penting untuk stabilitas ekonomi nasional.
     
    Seperti disampaikan Menko Airlangga, pemerintah akan mengevaluasi program ini dan belum memutuskan keberlanjutannya untuk 2026. Yang pasti, hingga hari ini BLTS Kesra menjadi salah satu instrumen paling nyata yang dirasakan langsung masyarakat.
     
    “Ini baru awal tahun nanti akan kita putuskan Harapannya pertumbuhan ekonomi di kuartal keempat lebih baik dari kuartal ketiga. Nani akan dilakukan evaluasi menyeluruh setelah periode penyaluran berakhi” ujarnya. 
     
    Airlangga juga mengaitkan BLTS Kesra dengan program-program lain, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan program magang industri “Kita ingin ekosistem perlindungan sosial dan peningkatan kapasitas ekonomi berjalan berdampingan,” katanya.
    Suara Warga: Harapan, Kritik, dan Doa
    Hampir semua KPM yang ditemui menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah dan PosIND. Namun lebih dari itu, mereka menyuarakan satu harapan yang sama: agar bantuan seperti ini tidak berhenti dan semakin tepat sasaran.
     
    Sebagaimana diungkapkan Ani,“ Dicek lagi warganya yang benar-benar membutuhkan. Jangan yang nggak butuh dikasih, yang butuh nggak dikasih.” 
     
    Harapan serupa datang dari keluarga lansia dan para ibu rumah tangga yang hari ini pulang dengan hati lebih lega.
    Amanah Penyaluran di Tangan PosIND
    Penyaluran BLTS Kesra 2025 menjadi bukti bahwa sinergi antara pemerintah dan PosIND berjalan efektif. Dengan jaringan yang menjangkau hingga desa dan kecamatan, PosIND kembali menunjukkan kapasitasnya sebagai garda terdepan penyaluran bantuan negara.
    Dengan kata lain, dalam skema BLTS Kesra 2025, PosIND kembali menjadi tulang punggung penyaluran, terutama bagi warga yang tidak memiliki rekening bank atau tinggal jauh dari pusat layanan perbankan.
     
    Dengan lebih dari 4.800 kantorpos dan ribuan titik layanan komunitas, Pos Indonesia memanfaatkan tiga mekanisme penyaluran:
     
    1. Pembayaran di kantor pos
     
    Seperti yang terlihat di KCU Premier, alur layanan dirancang untuk meminimalisasi antrean dan mempercepat verifikasi.
     
    2. Pembayaran komunitas 
     
    Penyaluran dilakukan di kantor desa, balai RW, sekolah, atau titik komunitas lain, menjangkau warga yang terkendala transportasi.
     
    3. Pengantaran langsung
     
    PosIND mengerahkan petugas untuk mendatangi rumah lansia, penyandang disabilitas, dan warga sakit.
     
    “Kami menargetkan penyaluran selesai sebelum pertengahan Desember, dan saat ini capaian nasional melalui Pos sudah di angka 85 persen,” pungkas Haris. 
     
    Seiring target 100 persen penyaluran pada Desember mendatang, ribuan titik layanan PosIND di seluruh Indonesia terus bergerak, dari kantor pusat kota hingga pelosok desa.
    Pendekatan multikanal ini menjadi bukti kemampuan PosIND sebagai lembaga logistik sosial negara—melampaui fungsi surat dan paket, menuju peran sebagai penggerak ekosistem bantuan pemerintah.
     
    Satu hal yang tampak jelas dari KCU Premier hari ini: BLTS Kesra bukan sekadar transfer dana, tetapi penguat harapan, terutama bagi mereka yang berjuang di tengah keterbatasan ekonomi.
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (RUL)