Produk: bitcoin

  • Pernyataan The Fed terkait Bitcoin dianggap beri dampak besar

    Pernyataan The Fed terkait Bitcoin dianggap beri dampak besar

    Jakarta (ANTARA) – Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan pernyataan Kepala The Fed (Federal Reserve) Jerome Powell mengenai Bitcoin (BTC) dan aset kripto lainnya telah memperburuk situasi pasar kripto.

    “Powell menyatakan bahwa bank sentral AS (Amerika Serikat) tidak mendukung kepemilikan Bitcoin dalam jumlah besar dan menekankan bahwa perubahan hukum terkait aset kripto merupakan keputusan Kongres, bukan Federal Reserve,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Kamis.

    Menurut dia, pernyataan Powell ini menegaskan bank sentral AS takkan terlibat dalam pembentukan cadangan BTC strategis seperti halnya cadangan emas. Langkah ini dinilai semakin memperlemah narasi bahwa Bitcoin dapat menjadi aset cadangan strategis di masa depan.

    Setelah keterangan tersebut disampaikan oleh Kepala The Fed, harga Bitcoin turun lebih dari 6,5 persen hingga jatuh di bawah 100 ribu dolar AS dari sebelumnya berada di level 108 ribu dolar AS.

    Beberapa kripto utama seperti BTC, Solana (SOL), Ethereum (ETH), dan XRP juga mencatatkan penurunan tajam dalam 24 jam terakhir.

    “Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap kebijakan Fed dan potensi penjualan Bitcoin oleh pemerintah AS di tengah rendahnya permintaan untuk ETF (Exchange-Traded Fund) BTC-spot,” ucap dia.

    Penyebab lain pelemahan kripto adalah hasil pertemuan The Fed dalam Federal Open Market Committee (FOMC) yang membawa dampak besar pada sentimen pasar. Bank sentral AS itu mengumumkan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis points (bps), menurunkan suku bunga acuan ke kisaran 4,25-4,50 persen, sesuai dengan ekspektasi pasar sebelumnya.

    Saat ini, pasar kripto disebut berada dalam fase volatilitas tinggi, dimana keputusan kebijakan moneter memiliki dampak langsung terhadap sentimen investor.

    Fyqieh menilai, ada faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin dalam jangka pendek, yakni aksi ambil untung investor, arus keluar ETF BTC-spot, dan efek relasional Natal.

    “Jika arus keluar ETF BTC-spot meningkat, hal ini dapat menciptakan kekhawatiran di kalangan investor retail, sehingga sulit memulihkan harga BTC ke level 110 ribu dolar AS. Di samping itu, positifnya ada tren historis menunjukkan adanya potensi ‘reli Sinterklas’ pada minggu menjelang dan sesudah Natal. Namun, reli ini bersifat tidak konsisten dan tergantung pada kondisi pasar secara keseluruhan,” ungkapnya.

    Secara historis, BTC telah mengalami reli Sinterklas sebanyak tujuh kali dalam sepuluh tahun terakhir dengan keuntungan rata-rata 1,32 persen sebelum Natal dan 1,29 persen setelah Natal.

    Selama 10 tahun terakhir, data CoinGecko mencatat Bitcoin telah mengalami efek reli Sinterklas sebanyak tujuh kali dalam seminggu menjelang Natal dan lima kali dalam periode hari libur tahunan tersebut. Meskipun potensi reli Sinterklas ada, lanjutnya, investor perlu berhati-hati karena reli ini bukanlah pola yang konsisten.

    “Investor sebaiknya memperhatikan data on-chain, sentimen pasar, dan kebijakan makroekonomi sebelum membuat keputusan. Bagi investor, ini adalah momen untuk kembali ke pasar dengan potensi masuk ke harga yang lebih rendah, sebelum melonjak lebih tinggi. Namun, tetap waspada dan mempertimbangkan strategi investasi yang matang. Analisis yang cermat terhadap tren makroekonomi dan data pasar akan menjadi kunci untuk memanfaatkan peluang di tengah volatilitas pasar kripto,” kata Fyqieh.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Indra Arief Pribadi
    Copyright © ANTARA 2024

  • Bitcoin Pecah Rekor, Satu koin BTC Nilainya Setara 1000 Gram Emas – Halaman all

    Bitcoin Pecah Rekor, Satu koin BTC Nilainya Setara 1000 Gram Emas – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

     

    TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON –  Menjelang penutupan tahun 2024, harga Bitcoin terus mencatatkan lonjakan menyentuh level tertinggi (all time high/ATH) hingga Bitcoin kini memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan emas.

    Mengutip dari laporan Decrypt, selama 24 jam terakhir Bitcoin dilaporkan naik sebesar 2,46 persen, melesat ke level 107.161 dolar AS per koin, mencapai level yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Sidney Powell, CEO dan salah satu pendiri pasar modal institusional Maple Finance, menyebut harga satu Bitcoin sekarang dapat ditukarkan dengan 37 ons atau sekitar 1.048 gram emas. 

    Sebuah perusahaan perdagangan aset digital yang berbasis di Singapura, QCP Capital, yang menyebut lonjakan Bitcoin membuat status aset kripto ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai emas digital.

    Jika dilihat dari volatilitasnya, Bitcoin memiliki keunggulan karena kode Bitcoin membatasi suplai maksimum hingga 21 juta token.  

    Ini berbeda dengan produksi penambangan emas yang bisa dilakukan terus menerus.

    Keunggulan itu yang membuat Bitcoin menawarkan potensi keuntungan yang lebih tinggi meskipun ada perubahan harga yang lebih signifikan, dengan volatilitas mendekati 50 Persen.

    Berbanding terbalik dengan Bitcoin, Volatilitas emas justru jauh lebih rendah, hanya sekitar 20 persen per tahun.

    Lonjakan Bitcoin terjadi menyusul kemenangan Donald Trump dalam bursa pemilihan presiden Amerika Serikat (AS).

    Harga bitcoin telah melonjak lebih dari 50 persen sejak pemilu pada 5 November 2024, hingga nilai total pasar mata uang kripto telah meningkat hampir dua kali lipat sepanjang tahun ini mencapai rekor lebih dari 3,8 triliun dollar AS.

    Kendati koin ini dimulai sebagai aset untuk memfasilitasi pembayaran Peer-to-Peer, namun BTC terus berkembang menjadi lindung nilai yang sah terhadap inflasi. 

    Terlebih Bitcoin memiliki sifat yang terdesentralisasi, memberikan kebebasan dan kontrol penuh kepada pengguna atas kekayaan mereka.

    Kelebihan ini yang membuat Bitcoin dilirik sebagai alat investasi yang menarik, terutama dalam menghadapi resesi ekonomi, inflasi dan devaluasi mata uang fiat.

    Lonjakan harga Bitcoin diprediksi akan terus terjadi hingga tahun depan.

    Peter Brandt, seorang pedagang komoditas kawakan, yakin bahwa  BTC dapat melipatgandakan valuasinya terhadap emas, naik hingga 89 ons per BTC.

    Meski Bitcoin mencatatkan lonjakan tajam, namun para analis memperingatkan investor agar berhati-hati lantaran Bitcoin tidak memiliki regulasi yang mengikat.

    Hal ini dikhawatirkan bakal menjadi faktor yang dapat menghambat adopsinya Bitcoin sebagai alat investasi jangka panjang yang stabil.

     

  • Wow! Harga Bitcoin Tembus Rp1,7 Miliar

    Wow! Harga Bitcoin Tembus Rp1,7 Miliar

    Jakarta: Bitcoin (BTC) mencatatkan rekor tertinggi hari ini, menembus angka di atas USD107 ribu atau sekitar Rp1,7 miliar. Kenaikan ini dipicu oleh perdagangan whale dan bergabungnya MicroStrategy ke dalam indeks Nasdaq 100 sebagai industri teknologi memperkuat sentimen bullish.
     
    Selain itu, adanya data makroekonomi Amerika Serikat (AS) yang positif seperti kenaikan inflasi sebesar 2,7 persen. Ditambah lagi, analisis on-chain yang menunjukkan cadangan devisa bitcoin di bursa yang terus menurun, mencerminkan tekanan jual yang rendah dan minat yang meningkat terhadap aset kripto.
     
    Faktor lainnya yang mendukung kenaikan bitcoin adalah kemungkinan Trump akan mengeluarkan perintah eksekutif pada hari pertamanya menjabat, 20 Januari 2025, yang bisa menetapkan bitcoin sebagai aset cadangan nasional.
    Dengan kondisi makroekonomi yang mendukung dan partisipasi institusional yang semakin meningkat, kenaikan harga bitcoin dapat diperkirakan berlanjut dalam waktu dekat.
     
    CEO Indodax Oscar Darmawan menyatakan pencapaian bitcoin ini mencerminkan semakin kuatnya kepercayaan pasar terhadap aset digital di tengah dukungan dari pemain institusional besar seperti MicroStrategy.
     
    “Masuknya MicroStrategy ke Nasdaq 100 memberikan validasi tambahan terhadap peran bitcoin sebagai aset investasi yang semakin diterima secara global,” ujar Oscar dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 17 Desember 2024.
     
    Ia juga mengungkapkan lonjakan harga bitcoin didorong oleh penurunan tekanan jual di pasar. Analisis on-chain menunjukkan cadangan devisa bitcoin di bursa terus menurun.
     
    “Hal ini menandakan banyak investor yang memilih menyimpan aset mereka, yang menjadi pendorong utama dalam reli harga saat ini,” jelasnya.
     

     

    Volatilitas tinggi, investor tetap harus waspada

    Sementara terkait dengan indikator Fear and Greed Index yang berada di angka 80, menurut Oscar, menunjukkan dominasi sentimen optimisme terhadap aset kripto.
     
    “Namun, sentimen ini harus diimbangi dengan kewaspadaan, mengingat volatilitas pasar kripto yang tinggi dapat membawa risiko bagi investor,” ucap dia mengingatkan.
     
    Oscar juga menyoroti peran data makroekonomi AS, seperti inflasi, dalam mendukung tren positif ini. Inflasi yang terkendali dan kebijakan moneter yang stabil memberikan pondasi bagi bitcoin untuk terus menarik minat dari berbagai kalangan, termasuk investor institusional.
     
    Di sisi lain, Oscar mengingatkan investor untuk tidak terbawa euforia semata. “Meskipun tren makroekonomi mendukung, investor harus tetap berhati-hati dan mempertimbangkan risiko yang ada sebelum mengambil keputusan investasi,” terang dia.
     
    Terakhir, Oscar menegaskan pentingnya diversifikasi dalam berinvestasi. “Jangan hanya terpaku pada bitcoin. Ada banyak aset digital lain yang memiliki potensi besar, dan memahami fundamentalnya adalah kunci untuk mengambil keputusan investasi yang tepat,” ucap Oscar.
     
    Dengan kondisi pasar yang positif dan dukungan dari berbagai faktor, Oscar optimis tren bullish ini akan terus berlanjut, meskipun ia tetap mengingatkan perlunya manajemen risiko yang baik dalam menghadapi dinamika pasar kripto.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • Elon Musk Jadi Orang Terkaya di Dunia, Hartanya Tembus Rp 6.4 Triliun – Halaman all

    Elon Musk Jadi Orang Terkaya di Dunia, Hartanya Tembus Rp 6.4 Triliun – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia

     

    TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – CEO Tesla (TSLA.O) dan SpaceX, Elon Musk dinobatkan sebagai orang terkaya di dunia,  mencapai tonggak baru dengan kekayaan bersihnya melampaui 400 miliar dolar AS atau sekitar Rp 6.412 triliun (kurs Rp 16.032).

    Menurut catatan Forbes, kekayaan Elon Musk pecah rekor karena hampir 71 persen dipengaruhi lonjakan saham Tesla. 

    Barkat lonjakan saham ini, Musk sebagai pemegang saham terbesar Tesla dengan kepemilikan sekitar 13 persen kini telah menikmati manfaat dari kenaikan saham tersebut.

    Pergerakan positif terjadi setelah Donald Trump presiden terpilih AS ke 47 untuk periode 2024-2028, melontarkan pujian kepada miliarder Elon Musk.

    Trump turut menunjuk Elon Musk memimpin departemen Efisiensi Pemerintah di kabinet baru.

    Sejak saat itu saham Tesla melonjak ke rekor tertinggi, menandai perubahan dramatis dari kinerja pada awal tahun, Dimana saat itu saham Tesla merosot 29 persen dalam tiga bulan pertama 2024.

    Selain Tesla, kekayaan Elon Musk juga meningkat melalui penjualan saham internal SpaceX. Bloomberg melaporkan bahwa perusahaan roket tersebut, bersama dengan investornya, telah menyepakati pembelian saham biasa senilai hingga 1,25 miliar dolar AS.

    Dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, Musk menyebut valuasi SpaceX yang mencapai 350 miliar sebagai pencapaian besar, sambil mencatat bahwa hanya sedikit investor yang bersedia menjual sahamnya meski pada valuasi tinggi.

    Pendiri Amazon, Jeff Bezos, dinobatkan sebagai orang kedua terkaya di dunia dengan kekayaan mencapai 244 miliar dolar AS.

    Kemudian di urutan berikutnya ada pendiri Oracle Larry Ellison, dengan kekayaan bersih diperkirakan sebesar 220 miliar dolar AS.

     

    Di peringkat selanjutnya ada Brian Armstrong, CEO platform kripto Coinbase ini diketahui mengalami kenaikan kekayaan sekitar 11 miliar  dolar AS atau Rp173 triliun berkat penjualan 31 persen saham Coinbase.

    Vlad Tenev dan Baiju Bhatt: Kekayaan dua pendiri Robinhood juga ikut meningkat bersama, dimana harta Bhatt naik 307 juta dolar AS atau Rp4,8 triliun sedangkan Tenev naik hampir 300 juta dolar AS atau Rp4,7 triliun.

    Terakhir, Michael Saylor Pendiri firma strategi bitcoin MicroStrategy mengalami kenaikan harta hampir 600 juta dolar AS sekitar Rp9,46 triliun pasca saham perusahaan naik 13 persen, tertinggi sepanjang tahun.

     

  • Transaksi Kripto Tembus Rp475 Trilun, OJK: Faktor Trump

    Transaksi Kripto Tembus Rp475 Trilun, OJK: Faktor Trump

    ERA.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai transaksi kripto hingga Oktober 2024 mencapai Rp475,13 triliun, melonjak 352,89 persen secara tahunan (yoy).

    Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi mengatakan, terdapat tren peningkatan dari sisi investor. Hingga Oktober 2024, total investor kripto di Indonesia mencapai 21,63 juta, naik dari 21,27 juta pada September 2024.

    “Pada periode yang sama (bulan Oktober 2024), nilai transaksi aset kripto tercatat meningkat 43,87 persen menjadi sebesar Rp48,44 triliun,” kata Hasan saat konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK, dikutip Antara, Sabtu (14/12/2024).

    Lonjakan signifikan transaksi aset kripto sepanjang 2024 ini tidak lepas dari faktor dinamika global, khususnya kemenangan Donald Trump sebagai presiden terpilih AS.

    Hasan menilai, hasil Pilpres AS mendorong sentimen bullish di kalangan investor kripto. Kemenangan Trump memengaruhi pasar kripto karena ia dipandang lebih mendukung pengembangan mata uang digital dibandingkan kandidat dari Partai Demokrat, Kamala Harris.

    Sentimen positif tersebut berkontribusi pada lonjakan transaksi kripto di Indonesia, dengan nilai transaksi pada Oktober 2024 saja mencapai Rp48,44 triliun, meningkat 43,87 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar Rp33,67 triliun.

    Hasan juga menjelaskan bahwa kondisi pasar yang bullish menggambarkan aktivitas jual beli yang sangat aktif, mencerminkan optimisme investor terhadap masa depan aset digital tersebut.

    Adapun khusus untuk aset kripto Bitcoin (BTC) dinilai memiliki peluang besar untuk mencapai level baru seiring data Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat yang mencatat level indeks sebesar 315,493 untuk November 2024, meningkat 2,7 persen dari sebelumnya 2,6 persen pada Oktober.

    CEO Indodax Oscar Darmawan menyatakan, data CPI yang sesuai ekspektasi telah memberikan angin segar bagi pasar, tidak terkecuali aset kripto.

    “Jika data ekonomi terus mendukung dan kebijakan moneter global tetap kondusif, Bitcoin bisa mencetak rekor tertinggi baru,” ujarnya.

    Selain itu, lanjutnya, optimisme terhadap kebijakan suku bunga yang lebih longgar dari Federal Reserve dapat menjadi katalis positif bagi pergerakan Bitcoin dan aset kripto lainnya ke depan.

  • Bitcoin dinilai miliki peluang mencapai level baru

    Bitcoin dinilai miliki peluang mencapai level baru

    Ilustrasi – Bitcoin. (ANTARA/HO-Indodax) (ANTARA/HO-Indodax)

    Bitcoin dinilai miliki peluang mencapai level baru
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 14 Desember 2024 – 10:35 WIB

    Elshinta.com – Aset kripto Bitcoin (BTC) dinilai memiliki peluang besar untuk mencapai level baru seiring data Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat yang mencatat level indeks sebesar 315,493 untuk November 2024, meningkat 2,7 persen dari sebelumnya 2,6 persen pada Oktober.

    CEO Indodax Oscar Darmawan menyatakan data CPI yang sesuai ekspektasi telah memberikan angin segar bagi pasar, tidak terkecuali aset kripto.

    “Jika data ekonomi terus mendukung dan kebijakan moneter global tetap kondusif, Bitcoin bisa mencetak rekor tertinggi baru,” ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

    Selain itu, lanjutnya, optimisme terhadap kebijakan suku bunga yang lebih longgar dari Federal Reserve dapat menjadi katalis positif bagi pergerakan Bitcoin dan aset kripto lainnya ke depan. Menurut Oscar, kenaikan harga Bitcoin baru-baru ini juga mencerminkan minat institusional yang meningkat. Investor institusional mulai memahami peran Bitcoin dalam portofolio mereka, menunjukkan pergeseran perspektif terhadap pasar keuangan tradisional.

    Pada 12 September 2024, harga Bitcoin berada di sekitar 100,000 dolar AS, naik sekitar 2,6 persen dalam 24 jam terakhir. Altcoin teratas seperti Ethereum mencatatkan lonjakan harga 7,2 persen dalam 24 jam, XRP 4,7 persen, dan Solana 5,2 persen. Oscar juga menekankan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap kripto, ketika semakin banyak orang memahami manfaat Bitcoin dan teknologi blockchain, tingkat adopsi akan tumbuh secara alami.

    Ia juga mencatat bahwa pemotongan suku bunga oleh The Fed dapat mendukung tren kenaikan aset berisiko seperti Bitcoin, oleh karena itu dengan meningkatnya likuiditas di pasar, Bitcoin memiliki peluang besar untuk melanjutkan penguatan.

    Selain itu, menurut dia, Fear and Greed Index, yang saat ini berada di angka 76, dapat menjadi indikator positif. Sentimen greed di pasar menunjukkan optimisme investor, tetapi kita harus tetap waspada terhadap volatilitas yang dapat mempengaruhi stabilitas pasar, karena semakin tinggi kepercayaan terhadap pasar, maka sebagian orang akan melakukan aksi jual.

    “Jika tren ini berlanjut, tidak menutup kemungkinan bahwa Bitcoin akan menembus level psikologis di atas 104.000 dolar AS, melampaui rekor tertingginya yang tercatat minggu lalu,” katanya.

    Namun demikian Oscar menyatakan pentingnya regulasi yang mendukung, yang mana regulasi yang jelas dan proaktif dapat menciptakan ekosistem yang sehat bagi pertumbuhan aset digital di Indonesia maupun secara global.

    Sumber : Antara

  • Potensi Bitcoin Capai Rekor Baru di Tengah Kenaikan Data Ekonomi AS

    Potensi Bitcoin Capai Rekor Baru di Tengah Kenaikan Data Ekonomi AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Bitcoin (BTC) dinilai memiliki peluang besar untuk mencapai level tertinggi baru, seiring dengan peningkatan consumer price index (CPI) Amerika Serikat yang mencatat angka 315,493 pada November 2024, naik sebesar 2,7% dari 2,6% pada Oktober.

    CEO Indodax Oscar Darmawan menjelaskan, data CPI yang sesuai ekspektasi memberikan sentimen positif terhadap pasar, termasuk aset kripto.

    “Jika tren ekonomi global terus menunjukkan data yang positif dan kebijakan moneter tetap mendukung, Bitcoin berpotensi mencetak rekor harga baru,” ujar Oscar dikutip dari Antara, Sabtu (14/2024).

    Ia juga menambahkan bahwa ekspektasi terhadap kebijakan Federal Reserve yang lebih longgar, khususnya terkait suku bunga, dapat menjadi pendorong utama bagi penguatan Bitcoin serta aset kripto lainnya di masa depan.

    Oscar mencatat, kenaikan harga Bitcoin baru-baru hingga capai rekor baru, mencerminkan peningkatan partisipasi investor institusional, yang mulai melihat peran Bitcoin dalam portofolio investasi mereka. Hal ini menunjukkan adanya perubahan pandangan terhadap aset kripto di kalangan pelaku pasar keuangan tradisional.

    Pada 12 Desember 2024, harga Bitcoin tercatat di kisaran US$ 100.000, mengalami kenaikan sekitar 2,6%  dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, sejumlah altcoin teratas, seperti Ethereum mengalami kenaikan 7,2%, XRP naik 4,7%, dan Solana mencatatkan kenaikan 5,2%  pada periode yang sama.

    Oscar juga menyoroti pentingnya literasi masyarakat mengenai aset digital. Menurutnya, semakin banyak orang memahami manfaat Bitcoin dan teknologi blockchain, tingkat adopsi secara alami akan meningkat.

    Selain itu, ia mencatat bahwa potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dapat memperkuat momentum kenaikan aset berisiko seperti Bitcoin. Likuiditas pasar yang meningkat berpotensi menjadi katalis penguatan aset digital ke depannya.

    Oscar juga menyinggung Fear and Greed Index yang berada di angka 76 saat ini. Indikator ini mencerminkan dominasi sentimen optimisme (greed) di pasar, meskipun tetap perlu diwaspadai adanya volatilitas yang bisa memengaruhi pergerakan harga.

    “Semakin tinggi optimisme pasar, potensi aksi jual untuk mengambil keuntungan juga meningkat,” tambahnya.

    Jika tren positif ini terus berlanjut, Oscar meyakini bahwa Bitcoin berpeluang menembus batas psikologis US$ 104.000, melewati rekor tertingginya yang tercatat pada minggu sebelumnya.

    Namun, Oscar menekankan pentingnya regulasi yang mendukung perkembangan aset kripto agar Bitcoin capai rekor baru. Regulasi yang jelas dan proaktif, diperlukan untuk menciptakan ekosistem yang sehat dan kondusif bagi pertumbuhan aset digital, baik di Indonesia maupun secara global.

  • Harga Bitcoin Jatuh Lagi ke Bawah Level US$ 100.000

    Harga Bitcoin Jatuh Lagi ke Bawah Level US$ 100.000

    Jakarta, Beritasatu.com – Pasar kripto kembali melemah dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin (BTC) ikut jatuh ke bawah level US$ 100.000.

    Berdasarkan data dari Coinmarketcap pada Jumat (13/12/2024) pukul 10.25 WIBB, kapitalisasi pasar kripto global turun 1,29% menjadi US$ 3,6 triliun dalam 24 jam.

    Bitcoin sebagai kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar jatuh 1,78% dalam 24 jam terakhir. Saat ini, harga Bitcoin di level US$ 99.614 per koin setelah sehari sebelumnya berada di atas level US$ 100.000.

    pelemahan juga terjadi pada Binance (BNB) sebesar 2,10% menjadi US$ 707,3 per koin. Sementara itu, Ethereum (ETH) turun 0,31% menjadi US$ 3907 per koin.

    Dikutip dari Coindesk, Bitcoin kembali menghadapi tekanan pada level psikologis US$ 100.000 setelah sempat mencatat kenaikan signifikan menyusul komentar positif dari Presiden AS terpilih, Donald Trump. Namun, reli tersebut memudar di tengah gejolak pasar obligasi yang membebani aset berisiko.

    Donald Trump dalam pernyataannya di Bursa Efek New York saat membunyikan bel pembukaan menegaskan niatnya untuk mendukung aset digital dan menciptakan cadangan strategis Bitcoin di Amerika Serikat.

    Pernyataan ini memicu optimisme pasar, yang sempat mendorong harga bitcoin menyentuh US$ 102.500, tertinggi sejak rekor sebelumnya di atas US$ 104.000 pada pekan lalu.

    Namun, euforia tersebut tidak bertahan lama. Harga bitcoin jatuh ke US$ 99.800 pada Kamis (12/12/2024) sore hari waktu AS. Penurunan ini terjadi bersamaan dengan pelemahan aset berisiko lainnya, termasuk saham dan emas, di tengah kenaikan imbal hasil obligasi.

  • Kisah Pemuda Asal Madiun Cuan Ratusan Juta Rupiah dari Bitcoin – Halaman all

    Kisah Pemuda Asal Madiun Cuan Ratusan Juta Rupiah dari Bitcoin – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kini semakin banyak anak muda yang tertarik untuk mencari sumber penghasilan di luar pekerjaan konvensional.

    Tidak hanya melalui jalur karier, banyak yang mulai menggali potensi di bidang digital dan investasi. 

    Di era yang serba cepat ini, kesempatan untuk menghasilkan uang semakin beragam, terutama dengan kemajuan teknologi yang membuka banyak pintu peluang.

    Berbagai sektor seperti e-commerce, content creation, dan bahkan investasi digital menjadi pilihan utama bagi anak muda yang ingin menciptakan sumber pendapatan alternatif.

    Dengan hanya bermodal gadget dan akses internet, siapa saja bisa mengakses peluang tersebut. Semuanya dapat dilakukan tanpa harus meninggalkan kenyamanan rumah.

    Beberapa anak muda telah membuktikan bahwa dengan tekad kuat dan pemahaman yang matang, siapa saja bisa sukses.

    Mereka berhasil membangun kekayaan dengan cerdas. Mereka juga memanfaatkan berbagai instrumen finansial untuk mencapai kebebasan finansial yang diimpikan.

    Salah satu contohnya adalah Muhamad Abu Tholif, yang akrab disapa Alif Kenzo.

    Ia seorang trader muda yang berhasil meraih cuan hingga ratusan juta di usia yang masih terbilang sangat muda. 

    Perjalanan suksesnya dimulai pada tahun 2019 ketika ia merintis usaha sebagai makelar motor dan ponsel.
     
    Namun, pandemi covid-19 yang melanda dunia pada tahun 2020 membuat bisnisnya mengalami penurunan drastis.

    Tak ingin menyerah begitu saja, Alif Kenzo akhirnya mencoba peruntungannya di dunia trading. Meski penuh tantangan, langkahnya menuju dunia trading ternyata membuahkan hasil yang lebih menguntungkan daripada bisnis sebelumnya.

    “Jadi awal kenal dunia trading itu tahun 2019, yang dimana ada satu circle, temanku yang coba kenalin ke aku soal crypto awalnya. Jadi di crypto itu dia jelasin, ada satu koin yang potensial banget, namanya bitcoin waktu itu. Nah, karena aku orangnya penasaran banget, jadi excited. Menurutku ini menarik. Jadi, saya coba pelajari dan saya yakin ini adalah aset class yang potensial,” jelasnya, Kamis(12/12/2024).

    Alif Kenzo yang kini berusia 21 tahun, asal Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur mengatakan bahwa kesuksesannya dalam trading tak datang begitu saja. Ia belajar secara otodidak tentang strategi trading dan pentingnya mengelola risiko dalam setiap transaksi. 

    Namun, perjalanan Alif Kenzo tak selalu mulus. Ia pernah mengalami kerugian besar hingga mencapai Rp 50 juta dalam semalam.

    Meskipun demikian, pengalaman pahit tersebut tidak membuatnya mundur. Sebaliknya, kegagalan tersebut justru menjadi motivasi baginya untuk terus belajar dan memperbaiki diri.
     
    Selain berfokus pada trading, Alif Kenzo juga memiliki bisnis lain yang tidak kalah menarik.

    “Alhamdulillah, ada bisnis. Itu di bidang media, yang bergerak untuk desain grafis. Jadi membantu klien-klien membangun personal branding di bisnisnya,” ungkap Alif. 

    Bisnis media ini juga menjadi salah satu sumber penghasilannya yang terus berkembang.

    Alif mengakui bahwa meski ia seorang full-time trader, ia tetap menyempatkan diri untuk mengelola bisnis desain grafis yang kini telah memiliki banyak klien.

    Sebagai seorang influencer di dunia trading, Alif juga aktif membagikan pengalaman dan edukasi tentang trading melalui platform TikTok.

    Tujuannya tidak hanya untuk memperkenalkan dunia trading, tetapi juga untuk mengubah persepsi negatif yang seringkali melekat pada dunia ini.

    “Untuk mengubah persepsi negatif terhadap trading dan meningkatkan literasi pasar keuangan ke kalangan generasi muda,” jelas Alif. Ia berharap dengan berbagi pengetahuan, lebih banyak orang dapat memahami potensi serta risiko yang ada dalam trading dan investasi,” ujar dia.

  • Harga Bitcoin Jatuh Lagi ke Bawah Level US$ 100.000

    Harga Bitcoin Kembali ke Level US$ 101.000

    Jakarta, Beritasatu.com – Pasar aset kripto mengalami lonjakan tajam dalam 24 jam terakhir, didorong oleh rilis data inflasi terbaru dari Amerika Serikat (AS) yang memengaruhi pergerakan harga. Harga Bitcoin (BTC) bahkan berhasil melampaui level US$ 101.000.

    Menurut data Coinmarketcap pada Kamis (12/12/2024) pukul 10.48 WIB, kapitalisasi pasar kripto global meningkat sebesar 5,86% menjadi US$ 3,65 triliun dalam sehari.

    Bitcoin, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, naik 3,80% dalam 24 jam terakhir. Saat ini, Bitcoin dihargai US$ 101.193 per koin.

    Bitcoin sebelumnya mencatatkan rekor harga tertinggi sepanjang masa pada 5 Desember 2024 dengan nilai mencapai US$ 103.600, tetapi setelah itu kembali turun di bawah US$ 100.000.

    Ethereum (ETH) turut mengalami lonjakan 7,51% menjadi US$ 3.938 per koin. Binance (BNB) juga naik 6,19% menjadi US$ 720,74 per koin, setelah sempat mencapai rekor tertinggi pada 4 Desember 2024 di level US$ 793,35.

    Dikutip dari Coindesk, pasar kripto menunjukkan pemulihan sejak Rabu setelah sebelumnya mengalami penurunan pada awal pekan. Kenaikan ini terjadi seiring data inflasi AS yang sesuai dengan prediksi para ekonom, memberikan harapan akan adanya pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada pertemuan minggu depan.