Produk: bitcoin

  • Harga Bitcoin Kembali Dekati Level Tertinggi

    Harga Bitcoin Kembali Dekati Level Tertinggi

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga Bitcoin (BTC) terus bergerak mendekati rekor tertingginya seusai pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin (20/1/2025).

    Berdasarkan data dari Coinmarketcap pada Rabu (22/1/2025) pukul 10.13 WIB, kapitalisasi pasar kripto global naik 3,31% menjadi US$ 3,64 triliun dalam 24 jam. Sementara itu, harga Bitcoin naik 3,27% mencapai US$ 105.810 per koin.

    Kenaikan juga terjadi pada Ethereum (ETH) sebesar 2,65% menjadi US$ 3.326 per koin. Sedangkan Binance (BNB) turun 1,66% menjadi US$ 693,8 per koin.

    Dilansir dari Reuters, pergerakan harga ini terjadi di tengah volatilitas pasar saat regulator utama AS meluncurkan rencana untuk merombak aturan di sektor kripto.

    Sebelumnya pada Senin (20/1/2025), harga Bitcoin mencatat rekor tertinggi sebesar US$ 109.071 setelah pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS yang dikenal mendukung kripto. Namun, harga Bitcoin mengalami penurunan karena aset digital tidak disebutkan dalam agenda hari pertama Trump. Meski demikian, harga Bitcoin berhasil naik 3,8% pada perdagangan Selasa (21/1/2025), diikuti Ethereum yang menguat 1,4%.

    Pada Selasa, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) juga telah mengumumkan pembentukan gugus tugas khusus untuk mengembangkan kerangka regulasi bagi aset digital. Langkah ini menjadi inisiatif besar pertama dari pemerintahan Trump dalam merombak kebijakan kripto.

    “Presiden bergerak cepat dengan agendanya. SEC menunjukkan keseriusan untuk menjadi bagian dari reformasi ini,” ujar Kepala Bagian Hukum Coinbase Paul Grewal.

    Namun, analis memperingatkan volatilitas pasar kripto dan harga Bitcoin kemungkinan akan terus terjadi hingga kebijakan konkret dirilis. Selain itu, beberapa proyek kripto yang terkait dengan Trump juga menjadi sorotan. 

  • Harga Bitcoin Jatuh Pascapelantikan Trump, Apakah Crypto Bubble Terulang?

    Harga Bitcoin Jatuh Pascapelantikan Trump, Apakah Crypto Bubble Terulang?

    Jakarta: Harga Bitcoin mengalami penurunan tajam setelah pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. 
     
    Penurunan ini terjadi di tengah euforia pasar kripto yang sempat melambungkan harga Bitcoin sehari sebelumnya, jelang pelantikan. 
     
    Melansir Investing, Selasa, 21 Januari 2025, Bitcoin, mata uang kripto terbesar sempat mencapai rekor tertinggi USD109.071 pada hari Senin saat Trump dilantik sebagai presiden AS ke-47. Namun, kenaikan tersebut dengan cepat berbalik, dengan perdagangan mata uang kripto pada USD102,100.0 pada pukul 04:27 ET (09:27 WIB) pada hari Selasa.
     

    Para pedagang kini bersikap hati-hati, mencerna isyarat kebijakan ekonomi yang akan diambil oleh Trump selanjutnya, yang diprediksi dapat membawa dampak besar pada pasar aset digital. 

    Fenomena ini memicu kekhawatiran akan terulangnya crypto bubble, di mana lonjakan harga yang tajam sering kali diikuti oleh koreksi besar-besaran. 
     
    Lonjakan harga sebelum pelantikan telah meningkatkan antusiasme investor, namun penurunan mendadak pasca pelantikan mempertegas sifat pasar kripto yang sulit diprediksi.
     
    Nah, artikel ini akan membahas mengenai crypto bubble, salah satu risiko yang harus diketahui oleh para investor cryptocurrency.

    Pengertian Crypto Bubble
    Mengutip laman OCBC, crypto bubble adalah fenomena saat harga aset crypto naik secara drastis dalam jangka waktu tertentu.
     
    Kemudian, kenaikan harga ini akan diikuti dengan penurunan nilai yang cepat juga.
     
    Dalam ilmu ekonomi, istilah bubble diartikan sebagai siklus yang ditandai dengan peningkatan pesat nilai pasar, khususnya harga aset.
     
    Lalu, kenaikan ini akan diikuti dengan penurunan nilai drastis atau kontraksi. Biasanya kondisi ini disebut juga dengan istilah “crash” atau “bubble burst“.
     
    Selama bubble, biasanya aset diperdagangkan pada kisaran harga yang jauh melebihi nilai intrinsik (harga tidak sejalan dengan fundamental aset).
     

    Penyebab Fenomena Crypto Bubble
    Salah satu hal yang kerap menjadi penyebab terjadinya crypto bubble adalah euforia.
     
    Euforia ini bisa terjadi saat para investor dan trader menjual aset dengan nilai jauh lebih tinggi dan melebihi kisaran harga pada saat itu.
     
    Tujuan dari jual mahal tersebut tentu saja untuk mendapatkan profit yang lebih besar dengan memanfaatkan suatu momen.
    Cara Menghadapi Crypto Bubble
    Melansir laman Pintu, salah satu cara terbaik untuk menghadapi crypto bubble adalah dengan memiliki strategi investasi yang solid dan tidak terpengaruh oleh hype pasar. 
     
    Diversifikasi portofolio dan berinvestasi hanya dengan uang yang kamu mampu untuk kehilangan adalah prinsip dasar yang harus diikuti.
     
    Penting juga untuk selalu melakukan riset mendalam sebelum berinvestasi dalam aset kripto. 
     
    Nah begitu Sobat Medcom, jadi memahami apa itu crypto bubble penting. Sehingga, bisa membantu menghindari kerugian besar dan membuat keputusan investasi yang lebih bijaksana.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Jelang Pelantikan, Kapitalisasi Koin Meme Kripto Donald Trump Tembus US Miliar

    Jelang Pelantikan, Kapitalisasi Koin Meme Kripto Donald Trump Tembus US$12 Miliar

    Bisnis.com, JAKARTA – Koin meme kripto yang diperkenalkan Presiden terpilih Donald Trump melalui media sosialnya pekan lalu telah menarik perhatian dunia dmenjelang pelantikannya pada Senin (20/1/2025).

    Melansir Reuters, token yang diperdagangkan dengan kode Trump di blockchain Solana ini melesat dari nilai awal hanya beberapa sen hingga mencapai US$75,35, berdasarkan data dari CoinMarketCap.

    Namun pada perdagangan hingga pukul 6.35 WIB, harga token ini turun hingga US$40,16 dengan kapitalisasi US$8,03 miliar

    Popularitas token ini turut mendongkrak harga aset terkait blockchain Solana, yang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa selama akhir pekan. Harga Solana melesat hingga US$290,74, jauh di atas harga US$212 sebelum peluncuran token.

    Sementara itu, aset kripto terbesar di dunia Bitcoin stabil di level $100.000.

    Token Trump menampilkan ilustrasi presiden terpilih dengan tangan terkepal, yang mengingatkan pada momen heroiknya setelah insiden percobaan pembunuhan saat kampanye tahun lalu.

    Meski situs resmi token menyebutkan bahwa aset ini bukan peluang investasi, para penggemar kripto segera membelinya. Bursa utama seperti Coinbase dan Binance juga menyatakan akan segera mendaftarkan token ini.

    Trump sebelumnya sukses dengan penjualan koleksi NFT dan mendukung proyek World Liberty Financial, meski detailnya masih belum jelas.

    Perwakilan presiden terpilih belum memberikan tanggapan resmi.

    “Saya sangat bangga dengan apa yang telah kami capai di dunia kripto. $Trump saat ini adalah meme digital paling populer, dan saya percaya @WorldLibertyFi akan merevolusi dunia keuangan. Kami baru memulai!” tulis Eric Trump di Twitter, Sabtu (18/1/2025).

    Trump meluncurkan koin meme ini dalam pesan yang diposting di platform Truth Social dan X miliknya.

    “Meme Trump Resmi Saya yang BARU ada DI SINI! Saatnya merayakan semua yang kita perjuangkan: MENANG!” tulis Trump dilansir dari CBS.

    Koin meme dirancang untuk memanfaatkan popularitas kepribadian, gerakan, atau tren viral internet tertentu. Koin ini tidak memiliki nilai ekonomi atau transaksional dan sering dianggap sebagai sarana perdagangan spekulatif.

    “Trump Meme ini merayakan seorang pemimpin yang tidak mundur, apa pun rintangannya,” kata situs resmi koin tersebut.

  • Mengenal Koin Meme $TRUMP dan Cara Membelinya

    Mengenal Koin Meme $TRUMP dan Cara Membelinya

    Jakarta: Presiden terpilih Donald Trump baru-baru ini meluncurkan mata uang kripto miliknya pada Jumat malam. 
     
    Melansir Investors, Minggu, 19 Desember 2025, valuasi koin meme $TRUMP langsung melesat. Pada Sabtu malam tercatatkan telah memiliki valuasi USD30 miliar.
    Koin Meme $TRUMP
    Trump mendeklarasikan $TRUMP sebagai koin “Meme Trump Resmi” di media sosial. Beberapa koin bermerek Trump lainnya juga ada, tetapi tidak ada yang didukung olehnya.
     
    Menurut CoinMarketCap.com, koin $TRUMP meroket menjadi USD33,78 pada Sabtu pagi dan saat ini mendekati USD30. 

    Kapitalisasi pasarnya sekarang mencapai USD6 miliar. Tetapi valuasi yang sepenuhnya terdilusi adalah sekitar USD30 miliar.
     
    Situs web $TRUMP mengatakan 80 persen dari koin meme dipegang oleh afiliasi Trump Organization, CIC Digital, dan entitas yang dimiliki bersama CIC yang disebut Fight Fight Fight.
     

    Bagaimana cara mendapatkan Meme $Trump?
    Moonshot adalah cara termudah. Pengguna mendaftar dengan alamat email, dapat menyetor dengan Apple Pay, kartu debit, kartu kredit, Venmo, Solana / USDC, dan menerima $TRUMP Anda dalam beberapa menit.

    Trump dipandang sebagai Pro-Crypto
    Koin meme $TRUMP diluncurkan menjelang pelantikan Trump pada hari Senin. Trump dilaporkan akan mengeluarkan perintah eksekutif tentang bitcoin dan industri kripto pada hari pertamanya atau segera setelahnya. 
     
    Dia diperkirakan akan mengambil sentuhan regulasi yang lebih ringan. Selama kampanye, Trump juga mengatakan bahwa ia akan membuat cadangan strategis bitcoin.
     
    Bitcoin diperdagangkan di atas USD104,500 pada Sabtu malam. Harga melonjak hingga hampir USD106.000 pada hari Jumat, tepat di bawah level tertinggi sepanjang masa, di tengah laporan perintah eksekutif Trump yang membayangi bitcoin. Mata uang kripto perintis ini diperdagangkan pada 104,767.70 pada pukul 16.00 WIB.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Bitcoin Makin Perkasa Jelang Pelantikan Trump Besok

    Bitcoin Makin Perkasa Jelang Pelantikan Trump Besok

    Jakarta

    Jelang pelantikan Presiden terpilih, Donald Trump, pada Senin (20/1/2024) mendatang, harga bitcoin (BTC) terpantau terbang. Berdasarkan data perdagangan CoinMarketCap, harga bitcoin berada di level Rp 1,71 miliar atau menguat 1,73% pukul 13.25 WIB.

    Adapun kapitalisasi pasar bitcoin hari ini menyentuh Rp 34,05 triliun atau menguat 1,73%. Sementara volume transaksi hari ini melemah 27,76% menjadi Rp 815,16 dengan Fully Diluted Valuation (FDV) di level Rp 36,09P.

    Secara umum, volume/batas pasar 2,39% dalam waktu 24 jam terakhir. Adapun suplai beredar jelang pelantikan Trump mencapai 19,81 miliar bitcoin per hari ini.

    Pada Jumat (17/1/2025) lalu, BTC juga terpantau terbang seiring dirilisnya data Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat (AS) untuk Desember 2024. Inflasi tahunan tercatat sesuai dengan ekspektasi di angka 2,9%.

    Hal ini mendorong nilai BTC melampaui US$ 102.000 atau sekitar Rp 1,6 miliar lebih. Kenaikan ini juga diikuti oleh aset kripto lainnya saat pengumuman CPI, seperti Ethereum (ETH) yang mencapai Rp 54 juta, XRP di Rp 50 ribu, SOL di Rp 3,2 juta, dan XLM di Rp 7 ribu.

    Mayoritas aset kripto lainnya turut mengalami tren kenaikan yang memperkuat optimisme pasar. Kapitalisasi pasar Bitcoin saat ini berada di angka US$ 3,7 triliun, dengan total volume perdagangan mencapai US$ 183 miliar.

    Sementara pada bulan sebelumnya, CPI tercatat sebesar 2,7%, di mana harga Bitcoin saat itu berada di kisaran US$ 90.000, naik dari sebelumnya US$ 87.000. Meski kenaikan CPI Desember sedikit lebih tinggi dari angka bulan lalu, hal ini dianggap tidak menunjukkan tanda-tanda inflasi yang memburuk.

    Kendati begitu, CPI inti meningkat tipis sebesar 0,2%, lebih rendah dibandingkan perkiraan awal sebesar 0,3%. Namun begitu, data tersebut tetap menjadi sinyal positif tekanan inflasi tetap terkendali.

    Dengan inflasi yang moderat, terbuka ruang bagi Federal Reserve (The Fed) untuk mempertimbangkan pelonggaran kebijakan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. CEO INDODAX, Oscar Darmawan, menilai bahwa lonjakan ini mencerminkan kuatnya kepercayaan investor terhadap Bitcoin sebagai aset lindung nilai.

    “Kita melihat pola yang sama ketika inflasi mulai stabil dan kebijakan moneter cenderung melunak, Bitcoin mendapatkan momentum kenaikan. Dengan target inflasi The Fed berada di angka 2%, hampir tidak ada peluang pemotongan suku bunga di akhir bulan nanti,” kata Oscar dalam keterangan tertulisnya, ditulis Minggu (19/1/2025).

    (rrd/rrd)

  • Kondisi Ini Bikin Harga Bitcoin Terbang ke Level Rp 1,6 Miliar

    Kondisi Ini Bikin Harga Bitcoin Terbang ke Level Rp 1,6 Miliar

    Jakarta

    Harga Bitcoin (BTC) terbang seiring dirilisnya data Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat (AS) untuk Desember 2024. Inflasi tahunan tercatat sesuai dengan ekspektasi di angka 2,9%.

    Hal ini mendorong nilai Bitcoin melampaui US$ 102.000 atau sekitar Rp 1,6 miliar lebih. Kenaikan ini juga diikuti oleh aset kripto lainnya saat pengumuman CPI, seperti Ethereum (ETH) yang mencapai Rp 54 juta, XRP di Rp 50 ribu, SOL di Rp 3,2 juta, dan XLM di Rp 7 ribu.

    Mayoritas aset kripto lainnya turut mengalami tren kenaikan yang memperkuat optimisme pasar. Kapitalisasi pasar Bitcoin saat ini berada di angka US$ 3,7 triliun, dengan total volume perdagangan mencapai US$ 183 miliar.

    Sementara pada bulan sebelumnya, CPI tercatat sebesar 2,7%, di mana harga Bitcoin saat itu berada di kisaran US$ 90.000, naik dari sebelumnya US$ 87.000. Meski kenaikan CPI Desember sedikit lebih tinggi dari angka bulan lalu, hal ini dianggap tidak menunjukkan tanda-tanda inflasi yang memburuk.

    Kendati begitu, CPI inti meningkat tipis sebesar 0,2%, lebih rendah dibandingkan perkiraan awal sebesar 0,3%. Namun begitu, data tersebut tetap menjadi sinyal positif tekanan inflasi tetap terkendali.

    Dengan inflasi yang moderat, terbuka ruang bagi Federal Reserve (The Fed) untuk mempertimbangkan pelonggaran kebijakan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. CEO INDODAX, Oscar Darmawan, menilai bahwa lonjakan ini mencerminkan kuatnya kepercayaan investor terhadap Bitcoin sebagai aset lindung nilai.

    “Kita melihat pola yang sama ketika inflasi mulai stabil dan kebijakan moneter cenderung melunak, Bitcoin mendapatkan momentum kenaikan. Dengan target inflasi The Fed berada di angka 2%, hampir tidak ada peluang pemotongan suku bunga di akhir bulan nanti,” kata Oscar dalam keterangan tertulisnya, ditulis Minggu (19/1/2025).

    Oscar mengatakan, optimisme ini juga tercermin dalam Fear and Greed Index pasar kripto, yang berada diangka 75 dari 100. Angka ini menunjukkan dominasi sentimen greed atau optimisme yang kuat di kalangan investor.

    Jika tren ini terus berlanjut, Oscar mengatakan tidak menutup kemungkinan Bitcoin akan terus melanjutkan level psikologis di atas US$ 102.000 dalam waktu dekat. Namun begitu, Oscar menilai keputusan The Fed akan sangat berpengaruh terhadap pergerakan Bitcoin dan aset kripto lainnya.

    “Pasar sangat sensitif terhadap kebijakan moneter. Jika TheFed memberi sinyal akan menurunkan suku bunga, maka likuiditas akan meningkat, dan Bitcoin bisa menjadi salah satu aset yang paling diuntungkan,” jelasnya.

    Sementara, data Producer Price Index (PPI) yang akan dirilis pada 24 Januari 2025 diharapkan memberi sinyal tambahan terkait tekanan inflasi yang mulai mereda. Oscar menilai, faktor ini akan memperkuat sentimen bullish bagi Bitcoin.

    “Investor institusional kini lebih percaya diri dalam memasukkan Bitcoin ke dalam portofolio mereka. Ketika inflasi dan kebijakan moneter mulai stabil, permintaan terhadap aset kripto cenderung meningkat,” tambahnya.

    Oscar menegaskan bahwa regulasi global juga menjadi faktor penting dalam pergerakan Bitcoin. Dengan semakin banyaknya negara yang menerima Bitcoin sebagai instrumen investasi sah, ia menilai peningkatan adopsi dari institusi juga semakin besar.

    “Hal ini bisa menjadi pendorong utama bagi harga Bitcoin dalam jangka panjang,” terangnya.

    Meski optimis, ia juga mengingatkan investor untuk tetap berhati-hati terhadap volatilitas pasar. Menurutnya, Bitcoin memiliki fundamental yang kuat, tetapi juga perlu memperhitungkan faktor eksternal seperti kebijakan ekonomi global dan pergerakan pasar tradisional.

    “Saya percaya bahwa 2025 akan menjadi tahun penting bagi Bitcoin dan ekosistem kripto secara keseluruhan. Dengan kombinasi regulasi yang lebih jelas, adopsi institusional, dan momentum pasar, kita bisa melihat Bitcoin mencapai level yang lebih tinggi. Namun, seperti biasa, investor harus tetap melakukan riset mendalam dan memahami risiko yang ada,” tutupnya.

    (kil/kil)

  • Bitcoin Naik Ke Zona Hijau, Simak Sentimen Pendukungnya

    Bitcoin Naik Ke Zona Hijau, Simak Sentimen Pendukungnya

    Jakarta, FORTUNE – Harga Bitcoin terus menunjukkan tren penguatan menjelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). 

    Mengacu pada CoinMarketCap, Jumat (17/1), pukul 17:18 WIB, bitcoin diperdagangkan pada level US$102.022 per koin. Nilai ini menguat 2,87 persen hanya dalam 24 jam terakhir.

    Di samping itu, penguatan ini pun didukung oleh meredanya data inflasi CPI AS untuk Desember 2024 yang dirilis Kamis (15/1) malam waktu Indonesia.

    Analis Platform Kripto Reku, Fahmi Almuttaqin, menyatakan data inflasi tersebut mengalami penurunan laju sebesar 0,1 persen dari bulan-bulan sebelumnya. Hal ini kemudian memberikan harapan terhadap potensi dapat tercapainya target inflasi Fed pada level 2 persen.

    Sebagai konteks, kondisi laju inflasi tinggi, terutama pada sektor energi, akan menjadi faktor pendukung proyeksi Fed untuk memangkas suku bunga lebih sedikit pada tahun ini. 

    Nah, penurunan laju inflasi diyakini akan membuka peluang bagi Fed untuk kembali memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan FOMC akhir bulan ini. 

    “Menghijaunya harga bitcoin mengindikasikan meningkatnya keyakinan para investor terhadap potensi situasi suku bunga yang akan lebih rendah dari level saat ini dalam beberapa waktu ke depan,” katanya, Jumat (17/1).

    Di samping karena data inflasi AS, reli penguatan bitcoin juga didukung oleh sentimen pelantikan Trump pada 20 Januari 2025. Trump sendiri telah menjanjikan pemotongan pajak yang berpotensi memacu pertumbuhan. 

    “Namun, kebijakan proteksionis dan pembatasan imigrasi berpotensi menaikkan biaya produksi serta mengganggu supply chain, yang mana berpotensi menambah tekanan inflasi. Penurunan suku bunga di bulan ini, apabila terjadi, dapat memperparah kondisi tersebut dan membuat kondisi serta arah kebijakan ekonomi ke depan menjadi semakin sulit diprediksi. 

    “Momentum pelantikan Trump dan gebrakan-gebrakannya, terkhusus bagi industri dan pasar kripto, dapat turut memperkuat momentum yang ada,” ujarnya.

    Ia pun melihat reaksi pasar dari perkembangan yang ada. Menurutnya, reli berpotensi akan berlanjut hingga penentuan kebijakan suku bunga Fed pada akhir bulan ini. 

    Fahmi mengingatkan skenario ini belumlah pasti. Oleh sebab itu, investor perlu mencermati lebih lanjut perkembangan kondisi pasar serta kebijakan Fed.

    Perihal strategi bagi investor, Fahmi merekomendasikan agar mereka memanfaatkan momentum ini untuk mengoptimalkan performa portofolionya. Caranya, mengambil lebih banyak posisi trading dengan memanfaatkan volatilitas yang ada pada aset-aset strategis sembari memantau potensi reli selanjutnya.

  • Top 5 News BisnisIndonesia.id: Dampak Pajak Global ke Investasi Hingga Pamor Paylater Dibanding Kartu Kredit

    Top 5 News BisnisIndonesia.id: Dampak Pajak Global ke Investasi Hingga Pamor Paylater Dibanding Kartu Kredit

    BisnisIndonesia.id, JAKARTA – Pemberlakuan pajak minimum global sebesar 15% bagi perusahaan multinasional dilakukan demi keadilan hak pajak, tetapi dikhawatirkan akan meredupkan daya tarik investasi Tanah Air.
    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati resmi menerapkan kebijakan Pajak Minimum Global dan berlaku efektif per 1 Januari 2025.

    Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 136/ 2024 tentang Pengenaan Pajak Minimum Global Berdasarkan Kesepakatan Internasional yang diteken pada 31 Desember 2024.

    Selain soal pajak minimum global, terdaapat informasi komprehensif lainnya yang menjadi berita pilihan redaksi BisnisIndonesia.id pada Jumat (17/1/2025). Di antaranya adalah:

    1. Pajak Minimum Global Tak Boleh Redupkan

    Implementasi pajak minimum global berarti pemerintah tidak bisa lagi menggunakan skema insentif pajak tertentu untuk menarik investasi.

    Selain itu, secara administrasi, pajak minimum global bukanlah hal yang mudah sehingga makanya hanya dikenakan pada PMN dengan omzet dan syarat tertentu.

    Pelaku usaha juga mengatakan investor asing bakal dihadapkan dengan tambahan beban seiring dengan rentetan masalah seperti birokrasi.

    2. Kripto Menguat Terkerek Penurunan Inflasi AS & Potensi Reli Menanti Pelantikan Trump

    Pasar kripto mulai bergerak ke zona hijau seiring dengan meredanya data inflasi CPI Amerika Serikat. Potensi reli juga dinanti jelang pelantikan presiden terpilih AS Donald Trump, yang sudah menjanjikan pemotongan pajak untuk memacu pertumbuhan.

    Adapun, laju kenaikan inflasi yang turun memberikan harapan terhadap potensi tercapainya target inflasi The Fed 2%. Aset kripto berkapitalisasi jumbo, Bitcoin terapresiasi ke level US$99 ribu, hingga kemudian menembus level US$100 ribu.

    Situasi tersebut juga diikuti oleh aset kripto lainnya, seperti Ethereum, XRP, SOL, XLM, dan mayoritas aset kripto di pasar. Sementara di pasar saham AS, Nasdaq Composite memimpin dengan kenaikan 2,17% diikuti S&P 500 1,62% dan Dow Jones Industrial Average dengan 1,5%.

    3. Aral Menantang Setrum Kendaraan Listrik

    Upaya pemerintah memperkuat ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Tanah Air kian menantang, mengingat investasi untuk pembangunan infrastruktur pendukung berupa stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) mulai seret.

    Banyak investor disebut-sebut mulai membatalkan rencana investasinya untuk membangun infrastruktur pengisian daya kendaraan terelektrifikasi tersebut, lantaran penjualan mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) di Indonesia belum begitu bergairah.

    Kendati demikian, pemerintah tetap optimistis investasi untuk pembangunan SPKLU tersebut akan kembali berdatangan. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiyani Dewi bahkan meyakini penjualan kendaraan listrik di Indonesia bakal makin meningkat seiring dengan banyaknya pilihan dan harga yang kompetitif.

    4. Alasan Daya Tarik Kartu Kredit Redup, Tapi Paylater Milik Bank Diminati

    Bank umum makin aktif dan agresif menggarap produk paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di samping telah memiliki produk kartu kredit. Kondisi ini membuat proyeksi bisnis semakin meningkat dari tahun ke tahun.

    Pefindo Biro Kredit (IdScore) memproyeksikan bisnis paylater terus meningkat pada tahun ini. Bahkan potensinya bisa mengalami pertumbuhan hingga 30% hingga akhir 2025. Direktur Utama IdScore, Tan Glant Saputrahadi, mengatakan proyeksi itu sejalan dengan pertumbuhan kinerja tahun lalu dan prediksi pertumbuhan portofolio kredit nasional yang juga diperkirakan mencapai dua digit.

    Berdasarkan data yang dihimpun oleh hingga November 2024, pertumbuhan fasilitas BNPL tercatat sebesar 24,53% secara tahunan (year-on-year/YoY), dengan total nilai portofolio kredit mencapai Rp35,14 triliun.

    5. Nasib Fajar Surya Wisesa (FASW) Ditinggal Komisaris hingga Direksinya

    Emiten produsen kardus dan kertas PT Fajar Surya Wisesa Tbk. (FASW) atau Fajar Paper harus menerima kenyataan pahit dengan pengunduran diri salah seorang direksinya, mengakumulasi total lima komisaris dan direksi yang meninggalkan perusahaan.

    Berdasarkan keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, Kamis (16/1/2025), Sekretaris Perusahaan Fajar Surya Wisesa Marco Hardy mengatakan bahwa perusahaan telah menerima surat pengunduran diri dari Thalengsak Ratchburi sebagai direktur. Sebelumnya, Ponthep Tuntavadcharom tercatat mengundurkan diri sebagai direktur.

    Dengan demikian, di deretan direksi, tersisa Presiden Direktur Yustinus Yusuf Kusumah, Direktur Ekachai Anujorn dan Direktur Arif Razif, mengacu pada laporan keuangan perusahaan periode 9 bulan pertama 2024.

  • Tether Gugat Swan Bitcoin Soal Sengketa Proyek Penambangan Bitcoin

    Tether Gugat Swan Bitcoin Soal Sengketa Proyek Penambangan Bitcoin

    JAKARTA – Perusahaan penerbit stablecoin USDT, Tether, melayangkan gugatan hukum terhadap Swan Bitcoin, sebuah perusahaan jasa keuangan yang berfokus pada Bitcoin. Gugatan ini terkait dugaan pelanggaran perjanjian kemitraan dalam proyek penambangan Bitcoin. Proses hukum ini diajukan di Pengadilan Tinggi Inggris dan Wales, dengan Tether menggandeng 2040 Energy Limited sebagai pihak penggugat.

    Kerja sama antara Tether dan Swan Bitcoin dimulai pada Mei 2022 dengan tujuan mengembangkan 2040 Energy, sebuah proyek penambangan Bitcoin yang direncanakan memanfaatkan energi terbarukan. Namun, dalam kurun waktu satu tahun, hubungan kedua perusahaan ini memburuk dan berujung pada gugatan.

    Pada Juli 2023, Swan Bitcoin secara tiba-tiba menghentikan operasi bisnis penambangan mereka tanpa memberikan penjelasan yang detail. Langkah ini diikuti dengan pembatalan rencana penawaran saham perdana (IPO) perusahaan.

    Ketegangan semakin memuncak ketika Swan Bitcoin menuduh sejumlah mantan karyawannya, termasuk Michael Holmes (mantan kepala pengembangan bisnis) dan Raphael Zagury (mantan kepala investasi, yang kini menjabat sebagai CEO Proton Management, melakukan konspirasi untuk mencuri perangkat lunak perdagangan dan model keuangan. Mereka diduga mendirikan perusahaan pesaing bernama Proton Management.

    Tether juga mengklaim bahwa seorang penasihat mereka, Zach Lyons, terlibat dalam upaya mendorong karyawan Swan untuk mengundurkan diri dan melemahkan kepemimpinan Swan demi keuntungan Proton. Dalam sebuah pernyataan resminya, Tether menegaskan, “Swan telah bertindak sembrono, dan tindakan mereka telah menyebabkan pelanggaran signifikan terhadap perjanjian. Oleh karena itu, kami terpaksa mengambil langkah hukum untuk melindungi investasi kami.”

    Menanggapi gugatan ini, CEO Swan Bitcoin, Cory Klippsten, tetap optimistis. Dalam pernyataannya, ia mengatakan, “Perusahaan kami dalam kondisi baik dan terus berkembang pesat,” sebagaimana dikutip Coincu, Kamis 16 Januari.

  • Jelang Pelantikan, Trump Siapkan Rencana Pengembangan Aset Kripto

    Jelang Pelantikan, Trump Siapkan Rencana Pengembangan Aset Kripto

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana untuk mengeluarkan perintah eksekutif yang menjadikan aset kripto sebagai salah satu prioritasnya.

    Trump juga disebut akan memberikan suara kepada orang dalam industri kripto pada pemerintahannya, menurut orang-orang yang mengetahui rencana tersebut.

    Mengutip Bloomberg pada Jumat (17/1/2025), perintah tersebut disebut akan menjadikan aset kripto sebagai keharusan atau prioritas nasional — kata-kata strategis yang dimaksudkan untuk memandu lembaga pemerintah untuk bekerja dengan industri itu, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

    Perintah tersebut juga akan berisi arahan untuk membuat dewan penasihat kripto guna mengadvokasi prioritas kebijakan industri, kata orang-orang yang meminta anonimitas untuk membahas perintah eksekutif yang belum dipublikasikan.

    Trump telah menikmati dukungan kuat dari industri kripto, yang memiliki kehadiran yang kuat di Washington, didukung oleh komite aksi politik yang didanai dengan baik. 

    Sejumlah perusahaan, termasuk Coinbase dan Ripple, telah menyumbang ke komite pelantikan Trump dalam beberapa bulan terakhir. Pada Jumat, beberapa hari sebelum pelantikan, industri tersebut menyelenggarakan “Inaugural Crypto Ball” untuk mendukung Trump.

    Perintah eksekutif tersebut akan menandai perubahan besar bagi kripto, yang telah menjadi target investigasi selama pemerintahan Presiden Joe Biden menyusul serangkaian kasus penipuan besar, termasuk kebangkrutan bursa FTX.

    Badan-badan federal termasuk Komisi Sekuritas dan Bursa mengajukan lebih dari 100 tindakan penegakan hukum terhadap sektor tersebut dalam beberapa tahun terakhir, dan regulator perbankan mempersulit perusahaan kripto untuk bekerja sama dengan lembaga keuangan.

    Yang masih dalam pembahasan untuk dimasukkan dalam perintah eksekutif tersebut adalah arahan bagi semua badan pemerintah untuk meninjau kebijakan tentang aset digital dan mungkin menghentikan semua litigasi yang melibatkan kripto, kata orang-orang tersebut. 

    Menghentikan tindakan hukum yang telah menargetkan berbagai perusahaan mulai dari Binance Holdings Ltd., bursa kripto terbesar di dunia, hingga perusahaan rintisan Ripple Labs Inc. merupakan prioritas utama bagi industri tersebut.

    Hal lain yang tengah dipertimbangkan adalah pembentukan cadangan Bitcoin nasional, yang akan mencakup kepemilikan pemerintah saat ini atas mata uang kripto terbesar di dunia, kata orang-orang tersebut. 

    Pemerintah AS saat ini memegang Bitcoin senilai hampir US$20 miliar, yang disita sebagai bagian dari berbagai investigasi, menurut perusahaan analitik Arkham. Harga Bitcoin telah meningkat hampir 50%, menjadi di atas US$100.000, sejak pemilihan umum November, sebagian karena harapan bahwa persediaan semacam itu akan tercipta. Harga token tersebut naik lebih dari dua kali lipat pada tahun 2024.

    Sumber tersebut memperingatkan bahwa perintah eksekutif, yang akan dikeluarkan paling cepat pada hari Senin, belum final dan dapat berubah sebelum dipublikasikan. Seorang perwakilan Trump tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.

    Trump telah berjanji untuk mengeluarkan sejumlah perintah eksekutif di berbagai industri dan isu yang berbeda dalam beberapa hari pertama setelah kembali menjabat.

    Kara Calvert, wakil presiden kebijakan AS di Coinbase Global Inc menyebut, yang akan dilakukan Donald Trump adalah memberi sinyal bahwa AStelah bangkit dan siap memimpin dalam industri ini. 

    “Yang diisyaratkan kepada negara lain adalah berhati-hatilah, atau Anda tidak akan bisa mengimbanginya,” ujarnya.

    Meskipun ada kemunduran regulasi di bawah Biden, kripto di AS berkembang pesat, dengan perusahaan keuangan besar termasuk manajer aset terbesar di dunia, BlackRock Inc., meluncurkan instrumen exchange traded funds (ETF) di bursa Bitcoin dan Ether tahun lalu.

    BNY telah berupaya memperluas upaya penyimpanan kripto, dan Cantor Fitzgerald mengumumkan rencana untuk meluncurkan bisnis pembiayaan Bitcoin.

    Trump merangkul industri kripto selama kampanye presiden tahun lalu. Pada Juli lalu, dia menjadi pembicara utama dalam konferensi Bitcoin, dan berjanji menjadikan AS sebagai ibu kota kripto dunia. 

    Koleksi non fungible token bermerek Trump telah keluar selama beberapa tahun, dan tahun lalu dia dan putra-putranya mengumumkan upaya kripto yang disebut World Liberty Financial, yang seharusnya memungkinkan orang mendapatkan dan meminjam kripto, tetapi belum menyediakan layanan tersebut.