Produk: bitcoin

  • Analisis Penuh Harapan Bitcoin Capai US4 Ribu

    Analisis Penuh Harapan Bitcoin Capai US$144 Ribu

    Selain itu, Abbé menjelaskan bahwa meskipun saat ini tingkat pendanaan negatif umumnya menunjukkan pengaruh bearish, situasi ini bisa jadi memicu lonjakan besar dalam waktu dekat. Ia percaya pergerakan signifikan BTC akan terjadi minggu depan, yang mungkin akan membawa harganya melampaui hingga US$110 ribu.

    Apakah Harga BTC Siap untuk Mencetak Rekor Tinggi Baru?

    Berdasarkan berbagai ramalan terbaru tentang BTC dan faktor krusial yang menjadi dasarnya dari sejumlah analis, ada kemungkinan besar bahwa harga Bitcoin akan mencapai Rekor Tertinggi Sepanjang Masa (ATH) dalam waktu dekat.

    Meskipun belum bisa dipastikan sepenuhnya, sentimen pasar menunjukan arah yang positif bagi harga Bitcoin. Gabungan antara pola teknikal seperti bull flag, golden cross, serta tekanan bullish di sektor derivatif, menciptakan peluang besar bagi BTC untuk mencapai ATH baru.

    Pergerakan Harga BTC

    Dilansir dari Pintu Market, harga BTC hari ini adalah Rp 1.787.718.867 atau US$ 110.000, dengan volume transaksi Bitcoin (BTC) mencapai US$38.248.838.800, menunjukkan peningkatan sebesar 130,70% dibandingkan sehari sebelumnya.

    Sementara itu Harga tertinggi dalam sejarah Bitcoin (BTC) pernah mencapai US$111.814, sedangkan harga terendah sepanjang masa berada pada angka US$67,81. Saat ini, perdagangan berada 1,38% di bawah nilai tertingginya dan 162.521,44% di atas nilai terendahnya.

    Untuk kapitalisasi pasar Bitcoin (BTC) mencapai US$2.187.960.731.33. Kapitalisasi pasar dihitung dengan mengalikan harga koin dengan jumlah koin BTC yang beredar di pasar saat ini, yaitu 20 juta koin yang bisa diperdagangkan.

  • Bitcoin Masih Tunjukkan Ketangguhan di Tengah Volatilitas Global

    Bitcoin Masih Tunjukkan Ketangguhan di Tengah Volatilitas Global

    PIKIRAN RAKYAT – Bitcoin (BTC) terus menunjukkan ketahanan yang luar biasa di tengah gejolak geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global. Meskipun ketegangan antara Israel dan Iran meningkat, dan Federal Reserve (The Fed) AS kembali mempertahankan suku bunga, harga Bitcoin tetap stabil. Pada Jumat pukul 14.00 WIB, harga BTC berada di kisaran 104.670 dolar AS atau sekitar Rp1,71 miliar.

    Menurut Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, yang menyampaikan keterangannya di Jakarta, Jumat, 20 Juni 2025, pasar kripto saat ini berada dalam fase konsolidasi yang normal.

    “Bitcoin sedang menguji zona support di 104.000 dolar AS. Volume perdagangan menurun, ADX di level 16 menunjukkan belum ada tren kuat, dan RSI netral di angka 45. Ini adalah periode penantian untuk arah baru, baik dari kebijakan The Fed maupun perkembangan geopolitik,” jelas Fyqieh, dikutip PikiranRakyat.com dari Antara, Jumat, 20 Juni 2025.

    Bank Sentral AS, atau The Fed, telah mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25-4,50 persen. Keputusan ini didasarkan pada prospek ekonomi global yang masih belum pasti, meskipun inflasi menunjukkan tren penurunan. Pasar merespons keputusan ini sebagai langkah hati-hati dari otoritas moneter AS untuk menjaga stabilitas ekonomi.

    Meskipun belum ada tren kenaikan baru, Fyqieh meyakini struktur jangka panjang Bitcoin masih positif. “Jika The Fed di masa mendatang hingga Juli menjelang pertemuan FOMC selanjutnya dapat memberikan sinyal dovish, Bitcoin berpotensi menguat kembali menuju 110.000 dollar AS,” ujarnya.

    Fyqieh menambahkan, ketahanan Bitcoin di tengah konflik bersenjata bukanlah hal baru. Data historis menunjukkan bahwa BTC cenderung stabil bahkan menguat dalam berbagai konflik besar selama dekade terakhir. Sebagai contoh, setelah serangan rudal Israel ke Iran pada 13 Juni 2025, harga Bitcoin sempat terkoreksi namun pulih dalam hitungan hari.

    Prospek Jangka Panjang Aset Kripto, BTC

    Kepercayaan investor institusional juga menjadi faktor kunci. Misalnya, MicroStrategy, perusahaan milik Michael Saylor, mengakuisisi 10.001 Bitcoin senilai 1 miliar dolar AS pada 16 Juni 2025. Akuisisi ini menunjukkan keyakinan kuat terhadap prospek jangka panjang aset kripto ini.

    “Konflik geopolitik cenderung meningkatkan ekspektasi inflasi global melalui lonjakan belanja fiskal, gangguan rantai pasok, dan kenaikan harga komoditas. Dalam jangka panjang, faktor-faktor ini biasanya menguntungkan Bitcoin,” jelas Fyqieh.

    Namun, ia juga memperingatkan bahwa Bitcoin masih sensitif terhadap reaksi awal pasar terhadap konflik, yang mungkin memicu tekanan jual sesaat setelah pecahnya perang.

    Konflik internal seperti perang Tigray di Ethiopia pada 2020 atau kudeta Myanmar pada 2021 tidak memberikan dampak signifikan pada harga Bitcoin. Hal ini mengindikasikan bahwa pengaruh terhadap harga lebih ditentukan oleh kedekatan geopolitik dan keterlibatan pasar keuangan global.

    Fyqieh juga menyoroti peningkatan adopsi institusional, yang membuat Bitcoin semakin terkorelasi dengan pasar keuangan global. Entitas besar seperti BlackRock, Coinbase, hingga pemerintah AS kini berperan sebagai pemegang atau pengelola aset kripto ini.

    “Bitcoin tidak lagi berdiri sendiri seperti satu dekade lalu. Faktor makroekonomi dan geopolitik kini memiliki pengaruh besar terhadap harga. Namun, justru inilah yang menjadikan BTC instrumen relevan untuk diversifikasi portofolio,” tambahnya.

    Secara teknis, Bitcoin saat ini menghadapi resistansi di level 106.500 dolar AS, kemudian zona 108.800–110.000 dollar AS, dengan resistansi kritis di 112.000 dolar AS. Sementara itu, dukungan terdekat berada pada kisaran 102.000-103.000 dolar AS, dan dukungan jangka panjang pada 93.200 dolar AS, yang bertepatan dengan EMA 200 hari.

    Dengan kapitalisasi pasar kripto global yang tetap bertahan di 3,25 triliun dolar AS dan arus masuk ETF yang masih positif, peluang pemulihan harga Bitcoin tetap terbuka lebar. Pasar kini menanti arah kebijakan The Fed berikutnya serta dinamika konflik global yang terus berkembang.***

  • Bitcoin masih tunjukkan ketahanan di tengah ketidakpastian global

    Bitcoin masih tunjukkan ketahanan di tengah ketidakpastian global

    Jakarta (ANTARA) – Bitcoin (BTC) dinilai masih menunjukkan ketahanan di tengah gejolak geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global.

    Di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran serta keputusan Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat, yang kembali menahan suku bunga, harga Bitcoin tetap stabil di kisaran 104,670 dolar AS atau sekitar Rp1,71 miliar per Jumat pukul 14.00 WIB.

    Dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, Analis Tokocrypto Fyqieh Fachrur menilai pasar kripto saat ini sedang berada dalam fase konsolidasi yang wajar.

    “Bitcoin sedang menguji zona support di 104.000 dolar AS. Volume perdagangan menurun, ADX berada di level 16 yang menandakan belum ada tren kuat, dan RSI netral di angka 45. Ini adalah fase menunggu arah baru, baik dari kebijakan The Fed maupun perkembangan geopolitik,” kata Fyqieh.

    Bank Sentral AS alias The Fed telah menahan suku bunga acuan di kisaran 4,25-4,50 persen. Hal tersebut mempertimbangkan prospek ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian, meski inflasi menunjukkan tren penurunan.

    Keputusan ini direspons pasar sebagai bentuk kehati-hatian otoritas moneter AS dalam menjaga stabilitas ekonomi.

    Meski saat ini belum menunjukkan tren kenaikan baru, Fyqieh menyebut struktur jangka panjang Bitcoin masih positif.

    “Jika The Fed ke depan hingga Juli menjelang FOMC (pertemuan) selanjutnya bisa memberi sinyal dovish, Bitcoin berpotensi kembali menguat menuju 110.000 dolar AS,” ujarnya.

    Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ketahanan Bitcoin saat konflik bersenjata bukan hal baru. Berdasarkan data historis, BTC cenderung stabil bahkan mengalami penguatan dalam berbagai konflik besar selama dekade terakhir. Dalam kasus terbaru, setelah serangan rudal Israel ke Iran pada 13 Juni 2025, harga Bitcoin sempat terkoreksi namun pulih hanya dalam beberapa hari.

    Kepercayaan investor institusi juga menjadi faktor penting. Misalnya, perusahaan milik Michael Saylor, Strategy, mengakuisisi 10.001 Bitcoin senilai 1 miliar dolar AS pada 16 Juni 2025, menunjukkan keyakinan terhadap prospek jangka panjang aset ini.

    “Konflik geopolitik meningkatkan ekspektasi inflasi global melalui lonjakan belanja fiskal, gangguan rantai pasok, dan kenaikan harga komoditas. Dalam jangka panjang, faktor-faktor ini cenderung menguntungkan Bitcoin,” jelas Fyqieh.

    Namun, Fyiqeh memperingatkan bahwa Bitcoin masih tetap sensitif terhadap reaksi awal pasar terhadap perang, dengan kemungkinan tekanan jual sesaat setelah konflik pecah.

    Konflik internal seperti perang Tigray di Ethiopia pada 2020, atau kudeta Myanmar pada 2021 tidak berdampak signifikan terhadap harga Bitcoin. Hal ini menunjukkan bahwa dampak terhadap harga lebih ditentukan oleh kedekatan geopolitik dan keterlibatan pasar keuangan global.

    Fyiqeh menambahkan seiring meningkatnya adopsi institusional, Bitcoin kini semakin terkorelasi dengan pasar keuangan global. Entitas besar seperti BlackRock, Coinbase, hingga pemerintah AS telah masuk sebagai pemegang atau pengelola aset kripto ini.

    “Bitcoin tidak lagi berdiri sendiri seperti satu dekade lalu. Faktor makroekonomi dan geopolitik kini punya pengaruh besar terhadap harga. Tapi, justru ini yang membuat BTC menjadi instrumen relevan untuk diversifikasi portofolio,” tambahnya.

    Adapun secara teknikal, Bitcoin saat ini menghadapi resistansi di level 106.500 dolar AS, lalu zona 108.800–110.000 dolar AS, dengan resistansi kritis di 112.000 dolar AS. Dukungan terdekat berada pada kisaran 102.000-103.000 dolar AS, dan dukungan jangka panjang pada 93.200 dolar AS, bertepatan dengan EMA 200 hari.

    Dengan kapitalisasi pasar kripto global yang tetap bertahan di 3,25 triliun dolar AS dan arus masuk ETF yang masih positif, peluang pemulihan harga Bitcoin tetap terbuka. Pasar kini menantikan arah kebijakan The Fed berikutnya serta dinamika konflik global yang terus berkembang.

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • The Fed tahan suku bunga, iklim investasi global turun tipis

    The Fed tahan suku bunga, iklim investasi global turun tipis

    Jakarta (ANTARA) – Bank Sentral Amerika Serikat alias The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25-4,5 persen pada Kamis dini hari (19/6).

    Keputusan tersebut sejalan dengan ekspektasi pasar dan menimbulkan dampak terbatas terhadap iklim investasi global yang tercatat hanya mengalami penurunan minor. Dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, Analis Reku, salah satu platform investasi, Fahmi Almuttaqin menilai pasar aset global justru merespons keputusan The Fed dengan relatif stabil.

    Indeks saham Dow Jones melemah tipis 0,10 persen atau 44 poin ke level 42.171, sementara S&P 500 nyaris tidak berubah di 5.980. Nasdaq justru naik tipis 0,13 persen ke posisi 19.546. Di pasar kripto, Bitcoin dan Ethereum masing-masing terkoreksi kurang dari 1 persen, mempertahankan posisi harga di sekitar 104.000 dolar AS dan 2.500 dolar AS.

    Ia menjelaskan bahwa stabilnya pergerakan pasar mencerminkan ekspektasi investor yang sudah terkalibrasi sebelumnya.

    “Investor telah mengantisipasi dan menyesuaikan komposisi portfolio mereka sehingga tidak terlalu banyak langkah penyesuaian yang perlu dilakukan. Saat ini mayoritas investor cenderung terlihat mengambil posisi wait and see dan menantikan perkembangan data terkait inflasi, kebijakan tarif AS, serta perkembangan konflik Israel-Iran di mana AS dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk melancarkan serangan langsung ke Teheran,” jelas Fahmi.

    The Fed sendiri bakal tetap membuka ruang pemangkasan suku bunga sebanyak dua kali tahun ini.

    Namun, Ketua The Fed Jerome Powell mengingatkan bahwa risiko inflasi masih tinggi akibat pemberlakuan tarif impor baru oleh pemerintahan Trump, yang efeknya diperkirakan baru terasa dalam beberapa bulan mendatang.

    Di tengah ketidakpastian tersebut, beberapa analis seperti dari Morgan Stanley dan JPMorgan memperkirakan suku bunga bisa tetap tinggi hingga 2026 apabila inflasi tidak melandai. Namun, peluang pelonggaran tetap terbuka bila pasar tenaga kerja AS melemah. Meski demikian, optimisme investor terhadap aset digital, terutama Bitcoin, masih cukup kuat.

    “ETF Bitcoin spot masih melanjutkan tren netflow positif beruntunnya yang terjadi sejak 9 Juni lalu. Situasi ini mengindikasikan posisi Bitcoin yang semakin diterima sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian global. Meletusnya ketegangan Israel-Iran juga tidak terlihat mengurangi minat beli investor Amerika Serikat terhadap Bitcoin melalui instrumen ETF,” ujar Fahmi.

    Ia juga menambahkan bahwa ketegangan geopolitik tidak menyurutkan minat beli investor AS terhadap instrumen tersebut.

    Selain Bitcoin, altcoin utama seperti Ethereum (ETH) dan Ripple (XRP) juga menunjukkan tren akumulasi oleh investor besar. Namun, Fahmi menilai reli altcoin secara masif baru akan terjadi saat tren penurunan suku bunga dimulai dan likuiditas di pasar kripto meningkat signifikan.

    Dalam kondisi pasar yang cenderung sideways, strategi dollar cost averaging (DCA) atau menabung aset secara berkala dinilai sebagai langkah bijak. Dalam melakukan DCA, investor dapat mengoptimalkan fitur yang memudahkan berinvestasi ke aset kripto dan saham AS potensial.

    “Misalnya di fitur Packs di Reku, investor bisa berinvestasi pada berbagai crypto blue chip dan ETF Saham AS dengan performa terbaik dalam sekali swipe untuk memudahkan diversifikasi. Terlebih, fitur Packs yang dilengkapi dengan sistem Rebalancing akan membantu investor menyesuaikan alokasi investasinya sesuai dengan kondisi pasar secara otomatis. Dengan begitu, strategi DCA yang dilakukan dapat lebih mudah, praktis, dan optimal,” jelas Fahmi.

    Ke depan, investor disarankan tetap waspada terhadap dinamika global, namun tidak melewatkan peluang investasi yang dapat dimanfaatkan dengan strategi akumulatif jangka menengah-panjang.

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • China Ditinggal, Ramai-ramai Bikin Pabrik di Amerika

    China Ditinggal, Ramai-ramai Bikin Pabrik di Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah produsen alat penambangan Bitcoin asal China memilih membangun pabrik di Amerika Serikat (AS). Langkah ini dilakukan sesaat setelah perang dagang antara dua negara ekonomi terbesar dunia pecah beberapa waktu lalu.

    Ketiga pabrikan alat penambangan Bitcoin asal China tersebut adalah Bitmain, Canaan dan MicroBT. Mereka membangun lebih dari 90% rig penambangan global.

    Canaan telah menguii coba produksinya di AS untuk menghindari tarif baru yang diumumkan Trump awal bulan lalu. Dengan alasan yang sama, MicroBT mengonfirmasi menerapkan strategi lokalisasi di negara tersebut.

    Eksekutif senior Canaan, Leo Wang memastikan rig penambangan milik perusahaannya tidak mengancam keamanan. Namun sebaliknya, perusahaan akan menghadapi masalah saat pembatasan AS terkait penjualan teknologi tinggi dilakukan di China.

    “Alasannya adalah untuk mencoba mengurangi biaya kami dan pelanggan kami. Prospek tarif artinya harus mengeksplorasi semua alternatif,” kata Wang dikutip dari Reuters, Selasa (18/6/2025).

    Tarif baru Trump membebankan tarif dasar 10% untuk impor dari banyak negara, dan menambah 20% dari China. AS juga bisa meningkatkan tarif untuk negara-negara Asia Tenggara pembuat rig China jika mendirikan pabrik perakitan.

    Trump sendiri merupakan salah satu pendukung terbesar kripto. Bahkan, ia menyebut akan menjadi presiden kripto untuk mempopulerkan penggunaan mata uang kripto secara umum di negaranya.

    Anaknya, Eric Trump bersama Hut 8 yang bergerak di bidang teknologi dan energi juga telah meluncurkan penambang Bitcoin untuk AS. Tujuannya membangun cadangan yang lebih strategis.

    Namun, kebijakan ramah kripto akan berdampak buruk pada AS. Mengingat China memiliki peranan besar pada infrastruktur Bitcoin.

    “Jika China membatasi ekspor atau melakukan manipulasi pasokan, bisa mengganggu stabilitas jaringan Bitcoin dan berdampak pada pengguna serta investor AS,” kata pengacara hukum kripto AS, John Deaton.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pendapatan Bisnis Trump Sentuh Rp9,7 Triliun, Cuan dari Kripto hingga Klub Golf – Page 3

    Pendapatan Bisnis Trump Sentuh Rp9,7 Triliun, Cuan dari Kripto hingga Klub Golf – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melaporkan pendapatan senilai lebih dari USD 600 juta (Rp9,7 triliun) yang mencakup dari sumber kripto, bsinis klub golf, lisensi, serta usaha lainnya.

    Mengutip Channel News Asia, Senin (16/6/2025) laporan pengungkapan keuangan publik AS menunjukkan dorongan Trump terhadap sektor kripto menambah kekayaan-nya secara substansial, tetapi ia juga melaporkan biaya besar dari pengembangan dan pendapatan dari bisnis lainnya. 

    Pengungkapan keuangan itu ditandatangani pada 13 Juni 2025 dan tidak menyebutkan periode waktu yang dicakupnya. Dilaporkan, Trump secara keseluruhan memiliki aset senilai USD 1,6 miliar atau Rp26 triliun.

    Meskipun Trump mengatakan ia telah menempatkan bisnisnya ke dalam perwalian yang dikelola oleh anak-anaknya, pengungkapan tersebut menunjukkan bagaimana pendapatan dari sumber-sumber tersebut pada akhirnya tetap menjadi milik sang miliarder.

    Rincian pencatatan kripto, serta informasi lain dalam pengungkapan tersebut, menunjukkan hal itu terjadi hingga akhir Desember 2024, yang akan mengecualikan sebagian besar uang yang dikumpulkan oleh usaha kripto keluarga Trump.

    Mengingat kecepatan keluarga Trump dalam membuat kesepakatan selama ia naik ke kursi kepresidenan, pengajuan tersebut sudah menjadi semacam kapsul waktu, yang menangkap periode ketika keluarga tersebut baru mulai terjun ke dunia kripto tetapi sebagian besar masih berkecimpung di dunia transaksi real estat dan klub golf.

    Selain biaya koin meme, keluarga Trump telah meraup lebih dari USD 400 juta (Rp6,5 triliun) dari World Liberty Financial, sebuah perusahaan keuangan terdesentralisasi. 

    Keluarga Trump juga terlibat dalam operasi penambangan Bitcoin dan dana yang diperdagangkan di bursa aset digital. Dalam pengungkapan tersebut, Trump melaporkan kepemilikan sebesar USD 57,35 juta (Rp934,3 miliar) dari penjualan token di World Liberty. Ia juga melaporkan memegang 15,75 miliar token tata kelola dalam usaha tersebut.

     

  • Kurs Dolar AS Hari Ini 16 Juni 2025, Rupiah Masih Lesu – Page 3

    Kurs Dolar AS Hari Ini 16 Juni 2025, Rupiah Masih Lesu – Page 3

    Israel melakukan serangan ke Ibu Kota Iran pada Jumat, 13 Juni 2025 pagi. Imbasnya, harga minyak dunia akan mengalami kenaikan dan nilai aset berisiko dikhawatirkan anjlok. Lantas, bagaimana dengan nilai aset kripto?

    Analis kripto, investor, dan pendiri The Coin Bureau, Nic Puckrin memberikan tanggapannya. Dia menilai aset digital mungkin akan menghadapi tekanan tambahan dalam jangka pendek.

    Meski begitu, dia tetap yakin bahwa ketahanan jangka panjang bitcoin pada akhirnya akan tetap bertahan.

    “Risiko terbesar adalah jika Iran menutup Selat Hormuz, yang menjadi jalur hampir 20% pasokan minyak dunia,” kata Nic Puckrin, mengutip Bitcoin.com, Minggu (15/6/2025).

    “Jika itu terjadi, harga minyak akan melonjak drastis, dan aset berisiko akan anjlok. Dan jika ini terjadi pada akhir pekan, maka pasar yang diperdagangkan 24/7—kripto—akan kembali terkena dampaknya,” sambung dia.

    Meski demikian, Nic Puckrin menyampaikan harga kripto seperti Bitcoin tak akan begitu terpengaruh pada geopolitik. Tapi, indeks dolar AS akan jadi faktor yang kuat dalam mempengaruhi nilai Bitcoin.

    “Namun, dalam jangka panjang, hal yang paling menentukan bagi bitcoin bukanlah geopolitik, melainkan indeks dolar AS. Dan DXY baru saja turun di bawah 100, level terendahnya dalam lebih dari tiga tahun. Jelas bahwa USD hanya bergerak ke satu arah, dan bitcoin biasanya bergerak ke arah sebaliknya,” terangnya.

     

  • Trump Raup Cuan Rp 9,78 Triliun dari Kripto hingga Golf

    Trump Raup Cuan Rp 9,78 Triliun dari Kripto hingga Golf

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meraup pendapatan lebih dari US$ 600 juta atau Rp 9,78 triliun (kurs Rp 16.303/dolar AS) dari kripto, klub golf, lisensi, dan usaha lainnya. Ini menunjukkan betapa besarnya bisnis yang dimiliki Trump sebagai seorang pengusaha.

    Melansir Reuters, Minggu (15/6/2025), dalam laporan keuangan publik yang diterbitkan pada Jumat (13/6) kemarin tercatat minat Trump terhadap kripto membuat kekayaannya naik secara substansial. Secara keseluruhan Trump melaporkan aset kurang lebih US$ 1,6 miliar atau Rp 26,08 triliun.

    Meski ia mengaku ia sudah melepas seluruh bisnisnya dan dikelola oleh anak-anaknya, pengungkapan kekayaan tersebut menunjukkan bagaimana pendapatan dari sumber-sumber itu pada akhirnya tetap menjadi milik Trump. Membuatnya dituduh memiliki konflik kepentingan sebagai orang nomor satu di AS.

    Sebagai contoh beberapa bisnisnya di bidang kripto yang mendapat keuntungan dari perubahan kebijakan AS saat Trump menjabat sebagai presiden telah menuai kritik dari masyarakat.

    Sebab koin meme yang dirilis salah satu usaha milik Trump awal tahun ini, $TRUMP, telah menghasilkan sekitar US$ 320 juta atau Rp 5,21 triliun. Meski tidak diketahui secara publik bagaimana dana itu dibagi antara entitas yang dikendalikan Trump dan mitranya.

    Keluarga orang paling berkuasa di AS ini juga diketahui terlibat dalam penambangan bitcoin dan keuangan yang diperdagangkan di bursa aset digital. Selain kripto, keluarga Trump juga berhasil meraup lebih dari US$ 400 juta atau Rp 6,52 triliun dari World Liberty Financial, sebuah perusahaan keuangan terdesentralisasi.

    Selain aset dan pendapatan dari berbagai bisnisnya, menurut perhitungan Reuters Trump setidaknya juga melaporkan pendapatan sebesar US$ 12 juta atau Rp 195,63 miliar melalui bunga dan dividen; kemudian sebanyak US$ 211 juta atau 3,43 triliun dari investasi pasif yang dimilikinya.

    Investasi terbesarnya adalah pada pengelola dana alternatif Blue Owl Capital Corp dan pada dana obligasi pemerintah yang dikelola oleh Charles Schwab dan Invesco.

    “Presiden Trump, Wakil Presiden Vance, dan staf senior Gedung Putih telah menyelesaikan pengarahan etika dan kewajiban pelaporan keuangan yang diwajibkan,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt dalam pernyataan melalui email kepada Reuters.

    “Pemerintahan Trump berkomitmen untuk transparansi dan aksesibilitas bagi rakyat Amerika,” sambungnya.

    (igo/kil)

  • Bos ChatGPT Ungkap Besaran Penggunaan Air & Listrik di Balik Bisnis AI

    Bos ChatGPT Ungkap Besaran Penggunaan Air & Listrik di Balik Bisnis AI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setiap aktivitas yang dilakukan chatbot atau teknologi berbasis AI ternyata membutuhkan energi, termasuk tenaga listrik dan air.

    Sam Altman, CEO OpenAI yang membuat ChatGPT membeberkan berapa pengeluaran keduanya untuk AI. The Verge mencatat air digunakan untuk pusat data AI sebagai cara mendinginkan server.

    Menurut Altman, satu kueri ChatGPT menghabiskan 0,000085 galon air atau sekitar seperlima belas sendok teh. Kecil memang jumlahnya, namun ini menjadi besar jika kueri yang dihadirkan setiap harinya mencapai miliaran.

    Sementara untuk listrik, Altman mengatakan permintaan ChatGPT menghabiskan 0,34 watt-hours. Ini sama seperti jumlah listrik untuk oven selama lebih dari sedetik atau bohlam hemat energi dalam dua menit, dikutip dari Tech Times, Sabtu (14/6/2025).

    Altman optimis biaya AI bisa mendekati harga listrik. Artinya teknologi itu bisa mudah diakses dengan harga murah.

    Meski angka-angka itu terkesan kecil, namun fakta lain terkait penggunaan air dan listrik lebih mencenangkan lagi. Untuk air, misalnya, jumlahnya tidak akan sama untuk semua layanan AI.

    The Washington Post menyebutkan email 100 kata dengan bantuan AI model GPT-4 menghabiskan air sebanyak lebih dari satu botol.

    Dalam laporan yang sama, perhitungan bisa saja berbeda. Tergantung dari beberapa faktor, seperti lokasi pusat data, iklim regional serta sistem pendingin yang digunakan.

    Untuk listrik, AI berpotensi meningkatkan penggunaan energi global secara bertahap. Bahkan para peneliti mengungkapkan konsumsi energinya bisa melampaui penambangan Bitcoin.

    Bitcoin diketahui membutuhkan energi yang sangat besar, dan ini juga telah dikritik selama puluhan tahun. Namun dengan AI, dampak pada lingkungan jauh lebih besar lagi karena penerapannya berada di berbagai sektor.

    (npb/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • ‘Bitcoin Family’ Tingkatkan Keamanan Setelah Gelombang Kejahatan Kripto, Kunci Rahasia Disembunyikan di 4 Benua

    ‘Bitcoin Family’ Tingkatkan Keamanan Setelah Gelombang Kejahatan Kripto, Kunci Rahasia Disembunyikan di 4 Benua

    JAKARTA – Didi Taihuttu, kepala keluarga yang dikenal sebagai “Bitcoin Family”, mengungkapkan bahwa keluarganya telah merombak total sistem keamanan aset kripto mereka menyusul gelombang kejahatan yang menargetkan pemilik kripto. Dalam wawancara bersama CNBC, Taihuttu mengatakan kini mereka menyimpan bagian-bagian kunci privat mereka di empat benua berbeda, menjadikannya hampir mustahil untuk diakses secara paksa.

    Sejak memutuskan untuk “all-in” pada Bitcoin di tahun 2017, keluarga nomaden ini kini menggunakan pendekatan hybrid—tidak lagi hanya mengandalkan hardware wallet. “Bahkan jika seseorang menodong saya dengan senjata, saya tidak bisa memberikan lebih dari yang ada di dompet atau ponsel saya. Dan itu tidak banyak,” ujar Taihuttu.

    Menurut Taihuttu, frasa seed Bitcoin mereka kini telah dienkripsi dan dibagi menjadi empat bagian, lalu disimpan secara fisik di berbagai lokasi di dunia. Penyimpanan dilakukan menggunakan layanan berbasis blockchain dan plat logam tahan api yang diukir secara manual. Strategi ini dilakukan untuk menghilangkan titik kegagalan tunggal dalam sistem keamanan mereka.

    Sebagai lapisan perlindungan tambahan, Taihuttu juga memodifikasi beberapa kata dalam frasa seed mereka. Modifikasi ini menjadikannya tidak dapat digunakan tanpa konteks tertentu, bahkan jika ditemukan oleh pihak lain.

    Karena meningkatnya ancaman, keluarga ini tidak lagi mengunggah lokasi mereka secara real-time di media sosial. Mereka pernah menerima ancaman dari individu yang melacak keberadaan mereka secara online.

    65% Aset Disimpan dalam Cold Storage

    Saat ini, sekitar 65% dari total aset kripto keluarga disimpan dalam cold storage di bawah sistem keamanan baru. Sementara itu, dompet panas (hot wallet) yang digunakan untuk transaksi harian dan trading dilindungi dengan protokol multisignature.

    Gelombang kejahatan terkait kripto telah meningkat drastis sejak akhir 2024, seiring kenaikan nilai Bitcoin dan aset digital lainnya. Serangkaian kasus kekerasan tercatat di berbagai negara, termasuk Prancis, Pakistan, Australia, dan Kanada.

    Pada Januari, sekelompok geng di Inggris divonis atas kasus penculikan dan penyiksaan seorang investor kripto. Di Februari, enam pria menculik satu keluarga di Chicago dan menuntut transfer senilai 15 juta dolar AS dalam bentuk kripto.

    Maret lalu, streamer populer Kaitlyn Siragusa alias “Amouranth” menjadi korban perampokan bersenjata di rumahnya, dengan pelaku menuntut akses ke aset kripto. Bulan Mei, polisi Korea Selatan menangkap seorang warga Rusia atas percobaan perampokan kripto senilai 730.000 dolar AS.

    Insiden terbaru terjadi pada 13 Mei di Paris, ketika tiga pria bertopeng mencoba menculik putri dan cucu Pierre Noizat, CEO dan pendiri bursa kripto Paymium. Putrinya melawan dan bahkan berhasil merebut salah satu senjata pelaku, hingga warga yang lewat turun tangan dan menggagalkan upaya penculikan.