PLN Putus Listrik Gedung Terduga Tambang Bitcoin di Medan
Tim Redaksi
MEDAN, KOMPAS.com
–
Polsek Delitua
telah merespons laporan masyarakat terkait dugaan adanya mesin tambang Bitcoin di Jalan Karya Jaya, Kelurahan Pangkalan Mansyur, Kecamatan
Medan Johor
, Kota Medan.
Lebih lanjut, Kapolsek menjelaskan bahwa laporan tersebut juga menyebutkan adanya penurunan daya listrik di sekitar lokasi.
“Jadi kita dampingi juga PLN memutus arus listrik,” tambahnya.
Saat ini, kasus tersebut sedang ditangani oleh Polrestabes Medan.
Kapolsek Simbolon enggan memberikan informasi lebih lanjut mengenai jumlah mesin yang diamankan dan detail lainnya.
Sebelumnya, sebuah video yang menunjukkan kerumunan warga di gedung empat lantai di Jalan Karya Jaya viral di media sosial.
Warga terlihat heboh setelah mendapati aktivitas
penambangan Bitcoin
di lokasi tersebut.
Dalam video berdurasi singkat itu, terlihat seorang pria merekam puluhan mesin yang diduga digunakan untuk penambangan.
Siti, seorang warga sekitar, menjelaskan bahwa penggerebekan dilakukan pada Minggu (6/7/2025) sore.
“Udah ada beberapa minggu ini warga sini resah karena dengar ada suara bising kayak AC rusak, itu tiap malam,” ujarnya saat diwawancarai di lokasi pada Senin (8/7/2025).
Warga lainnya, Halim, juga memberikan keterangan bahwa polisi datang ke lokasi untuk melakukan pengecekan.
“Terus tadi siang, ada juga petugas PLN dan polisi datang lagi. Itu ada puluhan mesin katanya untuk tambang Bitcoin diamankan,” ungkap Halim.
Kasus ini menjadi perhatian publik, mengingat potensi dampak dari aktivitas penambangan Bitcoin terhadap lingkungan dan infrastruktur listrik di daerah tersebut.
Suasana di Jalan Karya Jaya, Kelurahan Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor, Sumatera Utara, mendadak ramai pada Minggu (6/7/2025) malam. Puluhan warga mendatangi sebuah gedung kosong berlantai empat yang diduga menjadi lokasi aktivitas tambang Bitcoin.
Keresahan warga muncul akibat suara bising dari dalam gedung, yang disebut berasal dari deru mesin penambang kripto dan terdengar jelas, terutama saat malam hari. Suara tersebut dinilai sangat mengganggu ketenangan lingkungan sekitar.
“Kira-kira sudah seminggu beroperasi mesin Bitcoin itu. Suaranya bising sekali, terutama tengah malam. Sangat mengganggu warga,” ujar Ramadana, Kepala Lingkungan VI Kelurahan Pangkalan Masyhur, saat ditemui pada Senin (7/7/2025).
Saat sejumlah warga naik ke lantai atas gedung setengah jadi itu, mereka menemukan deretan rak berisi perangkat keras komputer yang masih dalam kondisi menyala dan aktif beroperasi. Temuan ini memperkuat dugaan bahwa gedung tersebut memang dijadikan tempat tambang Bitcoin secara diam-diam.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Produk: bitcoin
-
/data/photo/2025/07/07/686b970ee5d80.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
PLN Putus Listrik Gedung Terduga Tambang Bitcoin di Medan Medan 7 Juli 2025
-
/data/photo/2025/07/07/686b970ee5d80.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
9 Warga Geruduk Gedung Tambang Bitcoin di Medan, Suaranya Ganggu Tengah Malam Medan
Warga Geruduk Gedung Tambang Bitcoin di Medan, Suaranya Ganggu Tengah Malam
Editor
KOMPAS.com –
Warga Jalan Karya Jaya, Kelurahan Pangkalan Masyhur, Kecamatan
Medan
Johor, Medan,
Sumatera Utara
, ramai-ramai mendatangi sebuah gedung kosong empat lantai pada Minggu (6/7/2025) malam.
Gedung setengah jadi itu didatangi karena warga terganggu suara bising yang diduga berasal dari aktivitas tambang Bitcoin di dalamnya.
Menurut warga, suara mesin terdengar keras terutama saat malam hari, hingga mengganggu kenyamanan mereka.
“Kebetulan sudah seminggu lebih kurang beroperasi mesin bitcoin itu. Dengan adanya itu kan mengganggu masyarakat, tengah malam terasa kali suaranya bising gitu, kan,” ujar Ramadana, Kepala Lingkungan VI Kelurahan Pangkalan Masyhur, Medan Johor, Senin (7/7/2025).
Saat warga naik ke lantai atas gedung, mereka mendapati rak-rak berisi perangkat keras komputer yang masih menyala dan aktif.
Tak tampak satu pun orang di lokasi tersebut, tetapi dugaan penambangan mata uang digital makin menguat dengan temuan kabel listrik bertegangan tinggi yang diduga milik PLN tersambung ke alat-alat tersebut.
Bahkan, ditemukan juga kotak listrik yang menyerupai milik PLN seperti yang biasa terpasang di gardu.
Ramadana mengatakan, malam itu pihak kelurahan bersama warga, polisi, dan petugas PLN langsung menuju lokasi.
Mereka juga bertemu dengan perwakilan pemilik gedung.
“Akhirnya kita jumpa dengan pemilik gedung yang berkoordinasi dengan pihak pemilik ini kan. Setelah itu karena banyak warga yang hadir di situ, terjadilah sedikit reaksi dari masyarakat untuk membongkar mesin bitcoin itu,” ujarnya.
Warga bahkan mencurigai bahwa aktivitas tambang ini mencuri arus listrik dari jaringan PLN.
Menanggapi hal tersebut, Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Bayu Putro Wijayanto menyebut pihaknya sedang menindaklanjuti dugaan pencurian arus listrik tersebut.
“Kita tindak lanjuti,” singkat Bayu.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Warga Medan Johor Gerebek Gedung Kosong 4 Lantai Diduga Curi Listrik PLN Buat Nambang Bitcoin
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Analis nilai Bitcoin alami lonjakan harga di tengah ketidakpastian
Jakarta (ANTARA) – Analis Tokocrypto Fyqieh Fachrur menilai pasar kripto mengawali bulan Juli dengan lonjakan harga yang signifikan, namun tetap dibayangi ketidakpastian geopolitik.
Sebagaimana diketahui, Bitcoin (BTC) mencetak harga tertinggi dalam tiga minggu terakhir dengan menyentuh 109.600 dolar AS atau sekitar Rp1,77 miliar (kurs dolar AS Rp16.213) pada Kamis (3/7), hanya sekitar 2 persen dari rekor tertinggi sepanjang masanya di 111.814 dolar AS yang dicapai pada Mei lalu.
Dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, reli ini terjadi di tengah sentimen pasar yang beragam menjelang batas waktu penting dalam kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS).
Adapun Presiden AS Donald Trump telah menegaskan tidak akan memperpanjang tenggat negosiasi perdagangan pada 9 Juli, dan berencana untuk menerapkan tarif tambahan jika tidak ada kesepakatan yang tercapai.
Saat ditanya apakah bakal menunda kebijakan tarif, Trump menjawab tidak perlu melakukannya. Pemerintahannya terus menggunakan tarif sebagai alat negosiasi perdagangan yang agresif, khususnya dalam pembicaraan dengan Jepang yang belum menghasilkan kesepakatan final.
Lonjakan pasar terjadi saat Trump juga memuji perjanjian perdagangan baru dengan Vietnam yang disebut akan membuka akses yang lebih luas bagi produsen Amerika.
Namun, pernyataan tersebut belum cukup meredakan kekhawatiran pasar terhadap ketegangan yang mungkin meningkat jika kesepakatan dagang lainnya gagal tercapai.
Ancaman tarif tambahan ini telah menimbulkan keresahan di pasar global dan turut memengaruhi pasar kripto yang sebelumnya sempat melemah.
“Tekanan geopolitik terkait tarif, terutama menjelang batas waktu negosiasi pada 9 Juli 2025, sempat menimbulkan turbulensi di pasar kripto,” kata Fyqieh.
Namun ia memandang ketidakpastian makro justru memicu aksi beli spekulatif, khususnya pada altcoin sebagai bentuk diversifikasi dan lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi.
Meskipun begitu, secara historis Juli merupakan bulan yang cenderung positif bagi Bitcoin, dengan rata-rata kenaikan bulanan sekitar 8,09 persen. Dalam konteks ini, awal bulan yang kuat berpotensi membuka jalan bagi reli lanjutan, meski pasar masih berisiko mengalami penurunan jangka pendek sebelum rebound ke kisaran 110.000 dolar AS atau lebih tinggi.
“Reli altcoin saat ini menunjukkan bahwa pasar mulai mencari peluang di luar dominasi Bitcoin, didorong oleh harapan terhadap pelonggaran suku bunga The Fed dan potensi arus modal institusi ke aset digital,” tambah Fyqieh.
“Jika BTC mampu menembus resistance dan mempertahankan momentumnya, kuartal III berpeluang menjadi periode eksplosif seperti siklus pasca-halving sebelumnya,” terangnya.
Data historis mendukung optimisme tersebut. Dalam setiap tahun pasca-halving seperti 2013, 2017, dan 2021, kuartal ketiga menjadi titik awal reli besar Bitcoin, yang pada akhirnya membawa harga ke level tertinggi baru.
Sementara itu, analis Standard CharteredGeoff Kendrick juga memperkirakan tren naik akan berlanjut. Bank tersebut memproyeksikan harga Bitcoin mencapai 135.000 dolar AS pada akhir kuartal III dan 200.000 dolar AS pada akhir tahun 2025, seiring meningkatnya partisipasi institusi dan sentimen positif terhadap ETF kripto.
Meski demikian, investor tetap disarankan untuk mencermati risiko jangka pendek dari sisi geopolitik dan makroekonomi, termasuk ketegangan tarif AS dan ketidakpastian global yang sedang berlangsung.
“Pasar saat ini berada di persimpangan penting. Di satu sisi ada tekanan tarif dan gejolak makro, tapi di sisi lain ada kekuatan historis dan fundamental bullish pasca-halving yang tidak bisa diabaikan,” ungkapnya.
Dengan kombinasi volatilitas eksternal dan momentum teknikal yang kuat, pasar kripto diperkirakan akan tetap dinamis sepanjang Juli, bulan yang bisa menjadi awal dari reli baru atau koreksi sehat sebelum kenaikan berikutnya.
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Analisis arah pasar di tengah saratnya nuansa kebijakan
Jakarta (ANTARA) – Pergerakan pasar global sepanjang pekan ini menunjukkan dinamika yang semakin kompleks dan sarat nuansa kebijakan.
Di tengah kekhawatiran akan potensi pelemahan ekonomi Amerika Serikat, pasar saham tidak bergerak dalam satu arah yang seragam.
Dow Jones Industrial Average berhasil menguat, namun S&P 500 dan Nasdaq justru mengalami koreksi.
Perbedaan ini mencerminkan adanya ketegangan antara optimisme terhadap saham berbasis industri dan kekhawatiran mendalam atas kinerja perusahaan teknologi yang selama ini menjadi tulang punggung pertumbuhan indeks Nasdaq.
Salah satu penekan paling signifikan adalah penurunan tajam saham Tesla sebesar empat persen dalam satu hari, menyusul pernyataan Presiden Donald Trump yang mengancam akan memangkas subsidi federal bagi perusahaan-perusahaan milik Elon Musk.
Sentimen ini segera merambat luas ke saham-saham teknologi lain, mempertegas betapa sensitifnya pasar terhadap isu kebijakan fiskal dan relasi antara pemerintah dengan sektor swasta strategis.
Kondisi ini diperburuk dengan data terbaru dari sektor manufaktur AS. ISM Manufacturing Index masih menunjukkan bahwa sektor ini berada di zona kontraksi.
Artinya, aktivitas manufaktur belum mampu bangkit dan keluar dari fase perlambatan yang sudah berlangsung beberapa bulan terakhir.
Sebagai salah satu komponen penting dalam Produk Domestik Bruto AS, lemahnya sektor ini memperkuat dugaan bahwa pemulihan ekonomi pascapandemi masih belum merata.
Meskipun konsumsi domestik relatif stabil, lemahnya kepercayaan sektor produksi membuat investor kembali bersikap hati-hati dalam mengalokasikan dana. Apalagi ketika data pasar tenaga kerja menunjukkan sinyal yang kontradiktif.
Laporan JOLTS yang dirilis minggu ini mencatat peningkatan jumlah lowongan pekerjaan sebesar 374.000, menandakan adanya permintaan tenaga kerja yang tinggi. Namun secara bersamaan, data menunjukkan bahwa jumlah perekrutan aktual justru menurun.
Fenomena ini memberikan gambaran bahwa banyak perusahaan membuka lowongan tapi belum berani melakukan ekspansi nyata.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang menyebut kondisi pasar tenaga kerja saat ini sebagai situasi yang “setengah matang.” Tidak cukup kuat untuk memacu inflasi, tetapi juga belum cukup lemah untuk memicu stimulus moneter agresif.
Dalam pidatonya di forum bank sentral di Portugal, Powell menegaskan bahwa The Fed belum memutuskan apakah akan memangkas suku bunga pada Juli, karena seluruh keputusan akan bergantung pada data yang masuk.
Namun, pasar menerjemahkan pidato tersebut sebagai sinyal dovish yang tersirat. Hal ini tercermin dari kenaikan probabilitas pemangkasan suku bunga dari 18,6 persen menjadi 21,2 persen dalam satu hari.
Ketidakpastian arah kebijakan The Fed ini terjadi bersamaan dengan ketegangan baru di ranah politik domestik Amerika Serikat.
Senat akhirnya meloloskan RUU andalan Presiden Trump, One Big Beautiful Bill Act, dengan hasil voting imbang 50-50, dan suara penentu dari JD Vance menjadi penentu kemenangan.
Undang-undang ini menjadi simbol kepemimpinan fiskal Trump dan mempertegas arah kebijakan ekonomi AS ke depan. Yang menarik, undang-undang tersebut disahkan hanya beberapa hari sebelum tenggat waktu penerapan tarif impor baru yang ditetapkan Trump pada 9 Juli.
Ketegasan Trump untuk tidak memperpanjang batas waktu negosiasi menciptakan tekanan tersendiri, baik untuk mitra dagang seperti Jepang dan India, maupun bagi pasar global yang bergantung pada kepastian arus perdagangan.
Trump secara terbuka menyatakan pesimisme terhadap peluang tercapainya kesepakatan dengan Jepang, dan mengancam tarif tinggi hingga 35 persen terhadap produk Jepang jika negosiasi gagal.
Sebaliknya, ia menunjukkan optimisme terhadap India, memberi sinyal bahwa hubungan dagang kedua negara mungkin akan semakin menguat dalam waktu dekat.
Di sisi lain, Menteri Keuangan AS Scott Bessent pada Senin (30/6) mengatakan ada negara-negara yang bernegosiasi dengan itikad baik dengan AS.
Namun, ia mengatakan tarif Trump masih dapat kembali ke level yang diumumkan pada 2 April 2025. “Jika kita tidak dapat melewati batas karena mereka (negara mitra AS) bersikap keras kepala,” kata Bessent.
IHSG terdampak
Pasar saham Indonesia pun tidak kebal terhadap guncangan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka lebih rendah, dan analisis teknikal menunjukkan adanya pelemahan struktur kenaikan.
Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim berpendapat, secara teknikal, IHSG pada Rabu (2/7) diperkirakan akan cenderung konsolidasi di kisaran level 6.840 – 7.000, menunggu katalis baru untuk menentukan arah. “Selama belum ada breakout dari area tersebut, pergerakan indeks cenderung terbatas dan rawan pullback teknikal,” ujarnya.
Sejak rebound dari April hingga Mei, pergerakan indeks memiliki karakter yang jelas, didukung volume, rotasi sektor, dan aliran dana yang solid. Namun memasuki akhir Juni, kekuatan rebound mulai melemah.
Tidak ada tema baru yang mendorong pasar, tidak ada sentimen positif yang dominan, dan tidak terlihat arus dana segar yang signifikan.
Ini mengindikasikan bahwa kenaikan yang terjadi lebih bersifat pantulan teknikal belaka, tanpa fondasi yang cukup kuat untuk menopang lanjutan tren naik.
Kondisi ini tercermin dari formasi candle pada grafik harian yang menunjukkan volume menurun dan tekanan beli yang tidak kuat. Banyak investor justru memilih mengambil keuntungan jangka pendek saat harga naik, meninggalkan beban bagi mereka yang masuk belakangan.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di pasar saham, tetapi juga menjalar ke pasar kripto. Ketika Bitcoin mengalami lonjakan besar, banyak altcoin hanya naik sementara lalu terkoreksi karena aliran dana global berfokus pada satu aset.
Dominasi Bitcoin menarik likuiditas dari aset lain, menciptakan tekanan harga pada kripto kecil dan menengah.
Namun pola seperti ini juga membuka peluang rotasi dana yang menarik. Setelah Bitcoin memasuki fase konsolidasi, investor cenderung mencari aset dengan valuasi yang lebih rendah untuk mengejar pertumbuhan berikutnya.
Fenomena ini juga berlaku di pasar saham. Ketika sektor energi mengalami lonjakan, sektor lain seperti perbankan atau konsumer justru menjadi target selanjutnya dari aliran dana.
Pola rotasi dana seperti ini bukan hal baru. Dalam sejarah pasar, investor institusional selalu memindahkan dana dari sektor yang sudah overvalued ke sektor yang masih undervalued untuk memaksimalkan imbal hasil.
Yang membedakan kali ini adalah kecepatan perpindahan dan pengaruh sentimen global yang jauh lebih besar. Dengan rilis data Non-Farm Payroll yang dijadwalkan besok malam, banyak investor menahan posisi dan bersikap lebih konservatif.
Jika data menunjukkan pelemahan signifikan, ekspektasi pemangkasan suku bunga akan meningkat, dan ini bisa menjadi katalis baru untuk pergerakan pasar ke arah yang lebih positif.
Namun tetap harus diingat bahwa dalam kondisi yang rapuh seperti saat ini, arah pergerakan pasar sangat tergantung pada kejelasan arah kebijakan moneter dan stabilitas hubungan dagang internasional.
Setiap kebijakan, baik dari bank sentral maupun pemerintahan, memiliki potensi menciptakan gelombang baru, baik dalam bentuk peluang maupun risiko.
Oleh karena itu, pemahaman mendalam terhadap dinamika pasar, rotasi sektor, dan strategi alokasi dana menjadi lebih penting dari sekadar mengikuti tren sesaat.
Pasar sedang berada pada titik kritis, di mana keputusan-keputusan mikro dan makro berjalan sangat dekat satu sama lain.
Ketika likuiditas global berpotensi berubah, investor dituntut untuk lebih presisi dalam membaca arah rotasi dana dan membedakan antara kenaikan semu dan tren yang benar-benar didukung oleh kekuatan fundamental.
Dalam dunia investasi, memilih arah yang benar jauh lebih penting daripada bergerak terlalu cepat. Momentum hanyalah alat, bukan tujuan akhir.
Di saat pasar bergerak liar, kemampuan membaca data dan menahan emosi seringkali menjadi kunci keberhasilan jangka panjang.
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Hacker Curi Data Sensitif 40 Perusahaan, Total Kerugian Rp407 Miliar
Bisnis.com, JAKARTA — Seorang warga negara Inggris bernama Kai West, juga dikenal di dunia maya sebagai ‘IntelBroker’, didakwa oleh Amerika Serikat (AS) atas pencurian dan penjualan data sensitif yang menyebabkan kerugian sekitar US$ 25 juta atau sekitar Rp407 miliar.
Dakwaan tersebut diungkapkan pada Rabu (25/06/25) oleh Kantor Kejaksaan untuk Distrik Selatan New York. Dalam dakwaan tersebut menyebutkan bahwa Kai West (25 tahun) alias IntelBroker beraksi dengan mencuri data perusahaan telekomunikasi, penyedia layanan kesehatan kota, penyedia layanan internet, dan lebih dari 40 korban lainnya.
Dilansir dari BleepingComputer, data-data curian tersebut diambil oleh West dan rekan konspirator daringnya, lalu dijual seharga lebih dari US$ 2 juta atau Rp32,6 juta (kurs saat ini). BreachForums menjadi forum peretasan yang paling sering digunakan West untuk menjual data.
Kai West ditangkap di Prancis pada bulan Februari lalu, dan pihak AS sedang mengupayakan ekstradisinya.
“Pengumuman hari ini seharusnya menjadi peringatan bagi siapa pun yang berpikir bahwa mereka dapat bersembunyi di balik papan ketik dan melakukan kejahatan dunia maya tanpa hukuman; FBI akan menemukan dan meminta pertanggungjawaban Anda di mana pun Anda berada.” Ucap Asisten Direktur Biro Investigasi Federal AS (FBI) terkait didakwanya Kai West atas pencurian dan penjualan data.
Identitas IntelBroker terungkap setelah pada Januari 2023, seorang agen rahasia FBI diduga membeli kunci API curian dari peretas tersebut. Alamat Bitcoin yang digunakan dalam transaksi tersebut dilacak hingga ke platform perbankan daring, Ramp, yang ternyata mengarah ke akun yang terdaftar pada SIM Inggris atas nama Kai West.
Akun email yang sama dan digunakan pada akun Ramp ikut dilaporkan terkait dengan Coinbase yang terdaftar atas nama ‘Kyle Northern’, persona West yang lainnya. Di dalamnya, terdapat faktur, email dari Universitas, dan foto lisensi West. Hal tersebut memungkinkan FBI mengaitkan Kai West dengan persona IntelBroker.
Kai West kini telah didakwa atas empat tuduhan, antara lain persekongkolan untuk melakukan intrusi komputer, terancam hukuman maksimal lima tahun penjara. Persekongkolan untuk melakukan penipuan lewat kawat,terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara
Kemudian, mengakses komputer yang dilindungi untuk memperoleh informasi, terancam hukuman maksimal lima tahun penjara dan penipuan lewat kawat. Dia terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara.
Kantor Kejaksaan untuk Distrik Selatan New York menambahkan, jika hukuman maksimum ditetapkan oleh Kongres hanya bersifat informasi, sebab hukuman yang akan dijatuhkan terhadap terdakwa ditentukan oleh hakim.
Terakhir, mereka juga mengatakan bahwa dakwaan yang tercantum hanya bersifat tuduhan, dan terdakwa Kai West dianggap tidak bersalah kecuali dan sampai terbukti bersalah. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)
-

Wamenkop minta Hipmi terjun ke desa bantu pembentukan kopdes
Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono (tengah) pada acara Indonesia Digital Economy Forum 2025 yang diselenggarakan Hipmi, di Jakarta, Senin (23/6/2025). (ANTARA/HO-Kemenkop)
Wamenkop minta Hipmi terjun ke desa bantu pembentukan kopdes
Dalam Negeri
Editor: Novelia Tri Ananda
Selasa, 24 Juni 2025 – 11:25 WIBElshinta.com – Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono berharap para pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) bisa ikut turun ke desa-desa untuk membantu program digitalisasi dan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih di seluruh Indonesia.
“Karena, dengan adanya Kopdes/Kel Merah Putih, desa akan menjadi tempat usaha yang baru bagi para muda-mudi yang paham akan digitalisasi,” kata Ferry, dikutip dari keterangan di Jakarta, Selasa.
Pada acara Indonesia Digital Economy Forum 2025 yang diselenggarakan Hipmi, di Jakarta, Senin (23/6), Ferry menyatakan akan mendorong Kopdes Merah Putih didampingi para pengusaha dari Hipmi, yang lebih mempunyai pengalaman bisnis, hingga mengajari para pengurus dan pengelola kopdes.
“Intinya, biar Kopdes/Kel Merah Putih pintar berbisnis. Setelah itu tercipta kegiatan bisnis di desa. Nah, setelah ada aktivitas bisnis, baru menyentuh digitalisasi,” jelas Ferry.
Ia juga memastikan bahwa dengan adanya Kopdes/Kel Merah Putih maka desa akan menjadi tempat yang akan menarik bagi anak muda untuk bekerja di desa sehingga bisa mencegah urbanisasi para pemuda. Ia mencontohkan unit simpan pinjam, toko, logistik, pergudangan, apotik, dan sebagainya, diperlukan manajer dan pegawai. Maka, posisi itu bisa diisi dari talenta-talenta muda yang berasal dari desanya.
“Jika satu koperasi mampu menyerap 20 orang saja, maka ada sekitar 1,6 juta orang yang akan terlibat dalam Kopdes/Kel Merah Putih. Ditambah dengan jumlah masyarakat yang akan ikut berkoperasi,” ucap Wamenkop.
Untuk itu, dia mengajak Hipmi untuk merancang konektivitas digital Kopdes Merah Putih ke depan.
“Peluang tersebut bisa menjadi pertimbangan dari para pengusaha Hipmi yang lebih mengerti model digitalisasi Bitcoin. Kita harus mencari format yang pas untuk terlibat dan mendukung Kopdes Merah Putih,” pungkas dia.
Sumber : Antara
-

Pelaku Usaha Diimbau Mulai Adopsi Aset Digital, Ini Alasannya
Jakarta –
Para pelaku usaha di Indonesia dinilai perlu mengadopsi aset digital untuk tetap relevan di era ekonomi digital yang terus berkembang. Saat ini, sudah banyak perusahaan yang mulai mengadopsi aset digital.
“Pengusaha-pengusaha harus segera mengadopsi aset digital. Sekarang semua perusahaan diperbolehkan memiliki aset kripto di neraca keuangan mereka,” ujar
CEO Triv, Gabriel Rey, pada acara Indonesia Digital Economy Forum 2025 oleh BPP HIPMI (24/6/2025).Ia mengacu pada regulasi terbaru dari OJK dan Bappebti per Desember 2024 yang mengizinkan perusahaan menyimpan aset seperti Bitcoin dan stablecoin dalam laporan keuangan. Menurutnya, hal ini sejalan dengan tren global di mana lembaga keuangan besar seperti JP Morgan dan Citibank menyarankan investor memiliki eksposur aset digital minimal 1-3% dari portofolio.
Rey juga menyoroti pertumbuhan pesat industri kripto di Indonesia. Ia menyebut data dari DJP yang menunjukkan bahwa industri ini merupakan penyumbang pajak terbesar di sektor fintech, dengan jumlah investor kripto yang telah menembus hampir 15 juta, tumbuh 40-50% secara tahunan.
“Pertanyaannya sekarang: apakah kita mau ketinggalan, atau ikut adopsi? Kalau kita malas belajar dan tidak mengikuti perkembangan, pasti akan tertinggal,” tegasnya.
Ia secara tidak langsung mengkritik rendahnya literasi digital dan masih kuatnya mentalitas lama di kalangan pengusaha senior yang enggan berinvestasi pada aset tak berwujud. Menurut Rey, investasi kripto menawarkan keuntungan pajak yang menarik. Pajak atas keuntungan kripto bersifat final hanya 0,21%, jauh lebih rendah dibandingkan instrumen tradisional seperti emas yang bisa terkena pajak progresif hingga 35%.
Triv sendiri, kata Rey, telah mengantongi tiga izin resmi dari Bappebti dan OJK untuk perdagangan spot kripto, kontrak berjangka dengan leverage hingga 25 kali, dan layanan staking. Perusahaan juga diawasi oleh lembaga kustodian resmi seperti Indonesia Coin Custodian (ICC) untuk menjamin keamanan dana.
“Dari sisi regulasi dan infrastruktur, Indonesia sudah sangat siap. Triv sudah berdiri sejak 2015 dan memiliki lebih dari 1.000 aset digital yang bisa diperdagangkan,” jelas Rey.
Ia juga menyoroti pentingnya Bitcoin sebagai alat lindung nilai di tengah gejolak global seperti konflik Iran-Israel. Rey menyampaikan bahwa banyak institusi keuangan global tetap membeli Bitcoin meski pasar berfluktuasi tajam.
“Selat Hormuz ditutup, bahan baku naik, rupiah melemah. Dalam situasi ini, institusi pintar seperti BlackRock justru terus membeli Bitcoin. Itu bukti mereka melihat Bitcoin sebagai pelindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian,” katanya.
Ia menyebut bahwa harga produksi satu Bitcoin saat ini sekitar Rp107 juta di Amerika Serikat. Bila harga Bitcoin turun di bawah angka ini, maka itu menjadi kesempatan sangat menarik untuk membeli.
Untuk pelaku usaha yang ingin memulai, Rey menyarankan untuk membeli secara bertahap guna mengurangi risiko fluktuasi harga.
“Kalau punya budget Rp100 juta, bisa dibagi beli Rp25 juta per minggu. Yang penting mulai dulu, jangan tunggu momen sempurna karena tidak ada yang bisa ‘timing the market’,” ujarnya.
Ia juga merekomendasikan agar investor pemula cukup memiliki eksposur pada Bitcoin saja, mengikuti rekomendasi dari analis-analis besar. Meskipun emas dianggap stabil, Rey menekankan bahwa suplai emas belum tentu terbatas dan masih bisa ditemukan lewat eksplorasi, termasuk di luar angkasa. Sebaliknya, suplai Bitcoin tetap hanya 21 juta unit dan diperkirakan habis pada tahun 2140. Menurutnya, hal ini menjadikan Bitcoin sebagai aset deflasi dengan nilai potensial tinggi, terutama menjelang halving berikutnya pada 2028.
“Kalau bicara underlying Bitcoin, itu ada dari biaya listrik, alat tambang, dan infrastruktur mining lainnya. Bitcoin itu seperti emas versi digital, tapi bisa dibawa ke mana saja lewat HP,” jelas Rey.
“You adapt or you die. Kalau teman-teman tidak mau belajar AI, blockchain, kripto siap-siap ditinggalkan zaman.”
(fdl/fdl)
-
Bos Telegram Bagikan Warisan Rp230 Triliun ke 100 Anaknya
Bisnis.com, JAKARTA – Pendiri Telegram Pavel Durov mengatakan akan membagikan harta warisan ke 100 anaknya.
Taipan teknologi asal Rusia tersebut mengatakan tak menyangka akan menjadi jutawan dalam waktu singkat. Dalam sebuah wawancara, ia pun mengaku tak membeda-bedakan anaknya.
Ia akan membagikan harta warisan senilai US$13,9 miliar atau hampir Rp230 triliun kepada 100 anaknya.
Harta tersebut akan diberikan kepada enam anak dari hasil hubungan dengan sejumlah wanita dan sejumlah anak lainnya yang ia lahirkan melalui donor sperma.
Dalam sebuah wawancara luas yang diterbitkan pada Kamis (19/6) di majalah politik Prancis, Le Point, Durov mengungkapkan bahwa ia tidak membedakan antara anak-anaknya yang sah dari tiga wanita yang berbeda dan mereka yang dikandung dari sperma yang disumbangkannya.
Durov telah menyumbang ke klinik sperma selama 15 tahun, yang memberi tahu dia bahwa dia telah membantu mengandung lebih dari 100 bayi di 12 negara.
Beruntung bagi mereka, karena mereka baru saja dimasukkan dalam surat wasiat Durov, meskipun mungkin tidak mengenal ayah biologis mereka yang kaya raya.
“Saya menulis surat wasiat saya baru-baru ini. Saya tidak membuat perbedaan antara anak-anak saya, baik yang dikandung secara alami dan yang berasal dari sumbangan sperma saya. Mereka semua adalah anak-anak saya dan semuanya akan memiliki hak yang sama! Saya tidak ingin mereka saling mencabik setelah kematian saya,”kata Durov kepada publikasi Prancis Le Point, dilansir Fortune, Sabtu (21/6/2025).
Artinya akan ada setidaknya 106 anaknya masing-masing bisa mendapatkan sekitar US$132 juta karena memiliki hubungan dengan pengusaha kelahiran Rusia tersebut.
Namun, mereka harus menunggu lama sebelum mewarisi kekayaan itu.
“Saya memutuskan bahwa anak-anak saya tidak akan memiliki akses ke kekayaan saya hingga jangka waktu tiga puluh tahun ke depan, mulai dari hari ini,” lanjut Durov.
Dia masih ingin mereka hidup seperti orang normal, membangun diri mereka sendiri, belajar untuk percaya pada diri mereka sendiri, mampu berkarya, dan tidak bergantung pada rekening bank.
“Karena saya tidak menjual Telegram, tidak masalah. Saya tidak memiliki uang ini di rekening bank. Aset likuid saya jauh lebih rendah – dan itu tidak berasal dari Telegram: aset tersebut berasal dari investasi saya di bitcoin pada tahun 2013,” ujarnya.
Kemudian terkait menulis wasiat, Durov mengatakan bahwa pekerjaannya ini mengundang banyak musuh. Untuk itu ia ingin melindungi Telegram dan anak-anaknya.
Untuk diketahui, Give Legacy, sebuah klinik sperma dan kesuburan, memberi tahu Fortune apakah mereka tahu atau tidak bahwa mereka akan mendapatkan rejeki nomplok dari ayah kandung mereka bergantung pada apakah Durov adalah “donor langsung”, yang dikenal oleh orang tua kandung, atau “donor anonim” dengan peraturan yang lebih ketat.
-

Investor beralih ke Bitcoin saat harga emas terkoreksi
Vice President Indodax, Antony Kusuma memberikan pemaparan dalam salah satu diskusi terkait aset kripto di Jakarta. ANTARAHO-Indodax
Investor beralih ke Bitcoin saat harga emas terkoreksi
Dalam Negeri
Editor: Novelia Tri Ananda
Sabtu, 21 Juni 2025 – 14:31 WIBElshinta.com – Di tengah anjloknya harga emas global sebagai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel serta kebijakan moneter ketat dari Federal Reserve (The Fed), kalangan investor aset digital mengalihkan investasinya ke Bitcoin (BTC).
Menurut Vice President Indodax, Antony Kusuma, dalam situasi penuh tekanan saat ini ini Bitcoin tetap bertahan di level 104.000 dolar AS sementara itu, harga emas dunia terkoreksi 2,5 persen dari harga 3.420 dolar AS pada 13 Juni 2025 turun ke 3.335 dolar AS pada 20 Juni 2025.
Sementara The Fed mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25 – 4,50 persen dan memberi sinyal bahwa penurunan suku bunga akan dilakukan secara bertahap hingga 2027, tergantung perkembangan data ekonomi dan inflasi
“Ketahanan Bitcoin dalam situasi penuh tekanan ini menunjukkan transformasi besar dalam pola pikir investor global terhadap aset digital,” kata dia dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Dia menambahkan, hal itu bukan sekadar soal harga namun tentang pasar global yang kini mulai menempatkan Bitcoin sebagai salah satu poros dalam peta strategi aset dunia.
“Ketika bank sentral semakin bersikap ketat dan geopolitik makin tidak pasti, investor mencari instrumen yang netral secara politik, terbuka, dan tidak bisa dimanipulasi. Bitcoin menjawab semua itu,” ujarnya.
Antony menambahkan, tren investasi terhadap Bitcoin terjadi peningkatan minat investor, termasuk sebagian institusi, yang tidak lagi hanya melihat Bitcoin sebagai instrumen spekulatif, tetapi juga sebagai alternatif lindung nilai di tengah ketidakpastian global. Salah satu kekuatan utama Bitcoin, lanjutnya, terletak pada ketidakbergantungannya terhadap otoritas pusat dalam pengelolaan pasokan.
Bitcoin tidak dikendalikan oleh bank sentral dan tidak bisa dicetak ulang seperti mata uang fiat. Jumlahnya terbatas hanya 21 juta koin, dan hal ini diatur langsung oleh protokolnya. Meski begitu, ia mengingatkan harga Bitcoin tetap bisa dipengaruhi oleh sentimen pasar yang muncul akibat kebijakan moneter global atau ketegangan geopolitik.
“Namun, berbeda dengan mata uang fiat yang peredarannya bisa ditambah sesuai keputusan bank sentral, suplai Bitcoin bersifat tetap, sehingga memberi nilai protektif terhadap inflasi jangka panjang,” katanya.
Menurut dia, kondisi saat ini memperlihatkan realita bahwa instrumen-instrumen tradisional seperti emas bisa tertekan oleh kebijakan suku bunga, sementara Bitcoin justru mampu menunjukkan ketahanan dalam tekanan yang sama.
“Ada realokasi kepercayaan. Aset digital seperti Bitcoin memberi akses ke dunia tanpa batas, dengan efisiensi dan transparansi yang belum pernah ada sebelumnya,” katanya..
Di Indonesia, tambahnya, tren yang sama mulai tampak jelas, investor muda semakin sadar akan peran Bitcoin dalam diversifikasi portofolio jangka panjang, ada peningkatan minat untuk berinvestasi dengan pendekatan terencana, bukan spekulatif. Meski begitu, Antony menekankan bahwa Bitcoin dan emas bukanlah pesaing mutlak, keduanya bisa memiliki fungsi pelindung nilai dengan cara berbeda.
Emas punya warisan ribuan tahun, sedangkan Bitcoin menawarkan nilai strategis dalam ekonomi digital masa depan. Keduanya relevan, tergantung konteks dan kebutuhan investor,” katanya.
Sumber : Antara
