Produk: Beras

  • Bulog Kuasai 3,9 Juta Ton Stok Beras Nasional, Porsi Impor Cuma 25% – Page 3

    Bulog Kuasai 3,9 Juta Ton Stok Beras Nasional, Porsi Impor Cuma 25% – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Perum Bulog saat ini menguasai stok beras nasional sebanyak 3,9 juta ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 2,95 juta ton atau 75 persen merupakan hasil pengadaan dalam negeri.

    Sedangkan sisanya atau sekitar 25 persen berasal dari pengadaan luar negeri, atau impor beras sesuai penugasan pemerintah pada akhir 2024 silam.

    Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan, seluruh stok beras yang dikelola Bulog dijaga secara ketat agar tetap memenuhi standar kualitas dan layak konsumsi.

    “Dari total stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang saat ini dikuasai Bulog, yaitu 3,9 juta ton beras, terdapat beras yang mendapatkan prioritas untuk segera dilakukan langkah reproses,” ujar dia, Jumat (5/9/2025).

    “Reproses yaitu langkah yang dilakukan sebagai tindakan perbaikan beras agar kualitas terjaga, dapat disalurkan dan layak untuk dikonsumsi. Jumlahnya kurang dari 0,1 persen dari total stok yang kami kelola saat ini,” jelas Suyamto.

    Dalam menjaga kualitas beras di gudang, ia melanjutkan, Bulog memiliki prosedur pemeliharaan beras di gudang secara berkala dan memiliki mekanisme pengendalian mutu yang ketat, melalui sistem Pengelolaan Hama Gudang Terpadu (PHGT).

     

  • Hari Lahir Kejaksaan, SIER dan Kejari Pasuruan Salurkan 1.000 Paket Sembako

    Hari Lahir Kejaksaan, SIER dan Kejari Pasuruan Salurkan 1.000 Paket Sembako

    Surabaya (beritajatim.com) – PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) berkolaborasi dengan Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Pasuruan dalam menyalurkan 1.000 paket sembako bagi masyarakat Bumi Untung Suropati.

    Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Lahir ke-80 Kejaksaan Republik Indonesia.

    Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis di Kantor Kejari Kabupaten Pasuruan. Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Pasuruan Rusdi Sutejo, Kepala Kejari Pasuruan Teguh Ananto, Ketua DPRD Pasuruan Samsul Hidayat, serta Plt Direktur Utama sekaligus Direktur Keuangan, Administrasi, dan Manajemen Risiko PT SIER, Rizka Syafittri Siregar.

    Dalam sambutannya, Rizka menyampaikan, apresiasi kepada Kejari Kabupaten Pasuruan atas sinergi yang selama ini terjalin, baik dalam penegakan hukum yang berkaitan dengan kawasan industri PIER (Pasuruan Industrial Estate Rembang) maupun dalam kegiatan sosial.

    “Kami bangga dapat berkontribusi melalui penyerahan 1.000 paket sembako, sebagian di antaranya untuk warga sekitar kawasan industri PIER. Harapannya, bantuan ini dapat meringankan beban, memberi manfaat nyata, sekaligus menumbuhkan semangat kebersamaan di tengah masyarakat,” ujar Rizka.

    Ia menegaskan, kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat hanya dapat terwujud melalui kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan seluruh elemen masyarakat. “Semoga kegiatan ini menjadi wujud nyata kepedulian bersama, mempererat tali silaturahmi, serta membawa berkah bagi kita semua, khususnya masyarakat Kabupaten Pasuruan,” tambahnya.

    Rizka juga menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada PT SIER untuk turut serta dalam kegiatan sosial ini. “Mari kita terus jaga kebersamaan demi Indonesia yang lebih maju dan Pasuruan yang lebih sejahtera,” tandasnya.

    Sementara itu, Kepala Kejari Pasuruan, Teguh Ananto menjelaskan bahwa bantuan yang disalurkan berjumlah 1.000 paket, berisi beras, gula, minyak goreng, mi instan, serta kebutuhan pokok lainnya.

    “Kami sangat berterima kasih kepada Bupati Pasuruan, Perumda Giri Nawa Tirta, serta PT SIER yang membantu hingga terkumpul 1.000 paket sembako. Awalnya target kami hanya 500 paket, namun berkat dukungan semua pihak jumlahnya bisa dua kali lipat,” jelas Teguh.

    Ia menambahkan, sasaran utama penerima bantuan adalah warga kurang mampu yang selama ini belum pernah tersentuh program pemerintah. “Kami ingin memastikan bantuan ini sampai ke mereka yang benar-benar layak,” ujarnya.

    Teguh juga mengimbau para kepala desa dan lurah untuk berperan aktif dalam pengawasan distribusi bantuan. “Kami minta penyaluran dilakukan secara adil dan tepat sasaran. Semoga ke depan jumlahnya bisa lebih banyak sehingga makin banyak warga yang terbantu,” katanya.

    Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo menyatakan, pemerintah daerah siap terus bersinergi dengan kejaksaan. “Kejaksaan adalah mitra penting pemerintah daerah, sehingga kegiatan sosial seperti ini pasti kami dukung,” tegasnya.

    Ia menilai, kolaborasi tersebut semakin mendekatkan aparat penegak hukum dengan masyarakat. “Kejaksaan bukan hanya mengurus perkara hukum, tetapi juga menunjukkan kepedulian pada aspek kemanusiaan,” ungkapnya.

    Dengan adanya kegiatan bakti sosial ini, pemerintah optimistis tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kejaksaan akan semakin meningkat. “Semoga kejaksaan semakin dicintai warga Pasuruan dan menjadi teladan bagi instansi lain,” pungkas Rusdi. [tok/aje]

  • BULOG Pastikan Kualitas Stok Beras Nasional Tetap Terjaga – Page 3

    BULOG Pastikan Kualitas Stok Beras Nasional Tetap Terjaga – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Menyikapi pemberitaan yang beredar mengenai kualitas beras BULOG, Perum BULOG memberikan penjelasan agar masyarakat memperoleh informasi yang akurat dan proporsional. 

    Saat ini Perum BULOG menguasai stok beras sebanyak 3,9 juta ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 2,95 juta ton atau 75 persen merupakan hasil pengadaan dalam negeri, sedangkan sisanya berasal dari pengadaan luar negeri yang dilaksanakan berdasarkan penugasan Pemerintah pada akhir tahun 2024. Seluruh stok yang dikelola BULOG dijaga secara ketat agar tetap memenuhi standar kualitas dan layak konsumsi.

    “Dari total stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang saat ini dikuasai BULOG, yaitu 3,9 juta ton beras, terdapat beras yang mendapatkan prioritas untuk segera dilakukan langkah reproses. Reproses yaitu langkah yang dilakukan sebagai tindakan perbaikan beras agar kualitas terjaga, dapat disalurkan dan layak untuk dikonsumsi. Jumlahnya kurang dari 0,1% dari total stok yang kami kelola saat ini,” ujar Suyamto, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum BULOG.

    Dalam menjaga kualitas beras di gudang, BULOG memiliki prosedur pemeliharaan beras di gudang secara berkala dan memiliki mekanisme pengendalian mutu yang ketat melalui sistem Pengelolaan Hama Gudang Terpadu (PHGT). Mekanisme ini dilakukan dengan melakukan berbagai tindakan perawatan secara rutin, mulai dari spraying untuk pencegahan hama, fumigasi apabila terdapat indikasi serangan hama, hingga monitoring harian terhadap kondisi gudang dan lingkungan penyimpanan.

    Pemeriksaan laboratorium juga dilakukan untuk memastikan kelayakan konsumsi. Semua langkah ini merupakan bentuk komitmen BULOG dalam memastikan stok beras yang dikelola tetap higienis, aman, dan bermutu.

  • Trump Resmikan Pangkas Tarif Impor Mobil Jepang, Sekarang Jadi Segini – Page 3

    Trump Resmikan Pangkas Tarif Impor Mobil Jepang, Sekarang Jadi Segini – Page 3

    Selain tarif otomotif, Jepang juga berkomitmen memperbesar impor produk pertanian AS senilai USD 8 miliar per tahun, termasuk beras, jagung, kedelai, pupuk, dan bioetanol.

    Pemerintah Jepang juga menyetujui paket investasi besar di AS senilai USD 550 miliar dalam bentuk ekuitas, pinjaman, dan jaminan dari bank-bank milik negara.

    Kesepakatan ini memberi Jepang kepastian tarif rendah untuk sejumlah produk strategis, termasuk cip dan farmasi, serta menghapus bea masuk untuk pesawat komersial dan suku cadangnya.

    Negosiator perdagangan utama Jepang, Ryosei Akazawa, bahkan terbang ke Washington untuk mendorong percepatan penerbitan perintah eksekutif tersebut.

    Bagi Jepang, yang merupakan mitra dagang terbesar kelima AS, kesepakatan ini menjadi jaminan akses dagang yang lebih stabil.

     

  • Video: Marak Aksi Demo, Pemerintah Gencarkan Penyaluran Beras SPHP

    Video: Marak Aksi Demo, Pemerintah Gencarkan Penyaluran Beras SPHP

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah meningkatkan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, atau SPHP, sebagai langkah mengantisipasi kenaikan harga, di tengah tingginya tensi Indonesia akibat demonstrasi yang berakhir ricuh beberapa hari terakhir.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Kamis, 04/09/2025) berikut ini.

  • Harga cabai rawit merah di Jakarta turun jadi Rp40 ribu per kg

    Harga cabai rawit merah di Jakarta turun jadi Rp40 ribu per kg

    Jakarta (ANTARA) – Harga rata-rata sejumlah komoditas strategis di DKI Jakarta pada Jumat (5/9) pagi mengalami penurunan, salah satunya cabai rawit merah yang turun menjadi Rp40.000 per kilogram (kg).

    Berdasarkan data infopangan.jakarta.go.id pukul 08.00 WIB, cabai merah keriting juga turun menjadi Rp45.000 per kg, cabai merah besar turun menjadi Rp50.000 per kg, dan cabai rawit hijau turun menjadi Rp42.500 per kg.

    Di sisi lain, harga bawang merah justru naik menjadi Rp50.000 per kg, sementara bawang putih menjadi Rp37.500 per kg.

    Untuk komoditas beras, sebagian besar jenis mengalami penurunan, antara lain Beras IR.I (IR64) turun menjadi Rp14.250 per kg, IR.II (Ramos) turun menjadi Rp13.750 per kg, dan IR.III turun menjadi Rp12.900 per kg.

    Namun, beberapa jenis beras tercatat naik, seperti Muncul I naik menjadi Rp15.150 per kg dan IR 42 (Pera) naik menjadi Rp16.000 per kg.

    Sementara itu, harga ayam broiler (ras) turun menjadi Rp38.500 per kg, telur ayam ras turun menjadi Rp28.000 per kg, dan daging kambing turun menjadi Rp145.000 per kg. Sebaliknya, daging sapi has (paha belakang) naik menjadi Rp145.000 per kg.

    Harga pangan pokok lainnya, seperti minyak goreng turun menjadi Rp19.500 per kg, sedangkan gula pasir naik menjadi Rp18.500 per kg.

    Pewarta: Aria Ananda
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Celios Kritisi Pendekatan Top-Down Kopdes Merah Putih

    Celios Kritisi Pendekatan Top-Down Kopdes Merah Putih

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mencanangkan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih sebagai jaringan distribusi komoditas dan bahan pokok hingga akar rumput. Pada saat bersamaan, kalangan pengamat mengingatkan perlunya aspek pengawasan yang ketat terhadap risiko yang ada.

    Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyampaikan bahwa intisari program 80.000 Kopdes Merah Putih adalah kehadiran negara dalam menyalurkan kebutuhan masyarakat ke tangan pertama, terutama untuk barang-barang yang disubsidi.

    Menurutnya, pemerintah selama ini telah memberikan subsidi kepada masyarakat melalui bahan pokok seperti gas, beras, sembako lainnya, hingga kebutuhan pertanian seperti pupuk. Namun, proses penyalurannya terhambat karena rantai distribusi yang dinilai terlalu panjang, misalnya melalui tengkulak.

    “Jadi Kopdes Merah Putih ini sebenarnya adalah alat negara untuk melakukan intervensi terhadap distribusi kebutuhan-kebutuhan strategis. Itu intisarinya, negara punya jalur distribusi,” kata Budi dalam wawancara khusus dengan Bisnis di kantornya, Rabu (3/9/2025).

    Dia melanjutkan, penyaluran barang bersubsidi ke masyarakat selama ini kerap kali tidak tepat sasaran, khususnya bahan bakar minyak (BBM) hingga tabung gas elpiji. Budi menilai hal ini menjadi pekerjaan rumah bersama untuk diselesaikan agar pengeluaran masyarakat dapat berkurang, karena memiliki opsi membeli barang yang lebih murah melalui Kopdes.

    Pendekatan Top-Down Disorot

    Ekonom dan Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengingatkan bahwa pengawasan perlu dilakukan terhadap beberapa aspek Kopdes, mengingat pendekatan dari atas ke bawah (top-down) yang diterapkan dalam pembentukannya.

    Menurutnya, hal ini membuka peluang bahwa terdapat intervensi politis dari persiapan manajerial Kopdes di masing-masing wilayah.

    “Jadi harus diawasi dan juga harus dipastikan ya bahwa Kopdes Merah Putih ini juga tidak kental intervensi politisnya dari sisi persiapan manajerial sebagai koperasi, karena dari awal memang sifatnya sudah top-down, bukan swakelola,” kata Bhima kepada Bisnis, Kamis (4/9/2025).

    Terkait visi jaringan distribusi, dia justru menyatakan risiko yang membayangi Kopdes adalah kehadirannya yang mensubstitusi pedagang dan pengepul, sehingga seolah-olah memangkas rantai distribusi.

    Padahal, menurut Bhima, hal ini justru menjadi disrupsi negatif terhadap lapangan kerja yang sebelumnya telah ada.

    Selain itu, dia juga mempertanyakan aspek keberlanjutan dari Kopdes, mengingat manajemen yang belum teruji usai peluncurannya beberapa waktu lalu.

    Apabila hal ini tidak diatasi saat proses distribusi bahan pokok dimulai, maka dikhawatirkan dapat berpengaruh terhadap perekonomian daerah.

    “Nah, jangan sampai Kopdes Merah Putihnya tidak siap menyalurkan produk-produk untuk masyarakat, terutama subsidi. Itu efeknya justru akan membuat inflasi terjadi di daerah,” tutur Bhima.

    Sementara itu, Akademisi sekaligus Pengamat Koperasi Rully Indrawan menyampaikan bahwa Kopdes Merah Putih semestinya bisa menjadi perangkat negara dalam menyalurkan barang-barang bersubsidi secara lebih tepat sasaran.

    Namun demikian, dia menyoroti perihal model bisnis dan regulasi program prioritas pemerintah itu yang masih perlu dibuktikan secara konkret.

    “Model bisnis dan regulasi yang mendukungnya membutuhkan validasi agar harapan itu bisa terwujud,” kata Rully saat dihubungi.

    Lebih lanjut, dia menilai bahwa anatomi persoalan yang dihadapi oleh Kopdes Merah Putih belum sepenuhnya terpetakan secara jernih. Hal ini dinilai menjadi tantangan, bahwa orkestrasi program yang dijalankan belum optimal.

    “Memahami konsep close loop untuk Koperasi Desa Merah Putih pun tampaknya masih diperdebatkan,” pungkas Rully.

  • Tanda Kiamat Makin Jelas, Sekarang Bisa Terlihat di Beras

    Tanda Kiamat Makin Jelas, Sekarang Bisa Terlihat di Beras

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penelitian terbaru mengungkapkan dampak serius perubahan iklim terhadap ketahanan pangan global. Sawah ternyata berpotensi menyimpan racun arsenik berbahaya yang jumlahnya meningkat seiring pemanasan global dan naiknya kadar karbon dioksida (CO₂) di atmosfer.

    Dalam kondisi sawah yang tergenang, oksigen dalam tanah berkurang. Hal ini menyebabkan mineral besi yang biasanya mengikat arsenik larut, sehingga arsenik menjadi lebih mudah bergerak dan terserap akar padi.

    Ketika suhu bumi naik lebih dari 2°C dari tingkat pra-industri ditambah CO₂ yang lebih tinggi, penyerapan arsenik anorganik, bentuk arsenik paling berbahaya, diprediksi meningkat tajam.

    Riset yang dipublikasikan di jurnal medis terkemuka ini dilakukan tim peneliti dari Columbia University bersama kolaborator di Tiongkok dan Amerika Serikat.

    “Hasil penelitian kamu menunjukkan bahwa peningkatan kadar arsenik ini bisa secara signifikan meningkatkan kejadian penyakit jantung, diabetes, dan dampak kesehatan non-kanker lainnya,” jelas Dr. Lewis Ziska, Associate Professor of Environmental Health Sciences di Columbia Mailman School, dikutip dari laman Earth, Kamis (4/9/2025).

    Mereka menanam 28 varietas padi di lapangan terbuka selama sekitar satu dekade menggunakan sistem Free-Air CO₂ Enrichment (FACE), sehingga data mencerminkan kondisi nyata di alam.

    Hasilnya, proyeksi menunjukkan risiko kanker seumur hidup, khususnya kanker paru-paru dan kandung kemih, meningkat hingga 44% dibanding kondisi saat ini. Hanya di Tiongkok saja, diperkirakan bisa terjadi tambahan 19,3 juta kasus kanker terkait arsenik dari konsumsi beras.

    “Dari perspektif kesehatan, efek toksik dari paparan kronis arsenik anorganik sudah sangat jelas; termasuk kanker paru-paru, kandung kemih, kulit, serta penyakit jantung iskemik,” ujar Dr. Ziska.

    Dampak non-kanker juga tak kalah penting. Model tersebut menunjukkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan metabolik akibat paparan arsenik anorganik jangka panjang pada populasi dengan konsumsi beras tinggi.

    Wilayah yang paling berisiko adalah Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Tiongkok Selatan, di mana beras menjadi makanan pokok harian dan sawah kerap dibiarkan tergenang.

    Selain faktor iklim, kadar arsenik juga dipengaruhi sumber air irigasi, jenis tanah, serta varietas padi yang ditanam.

    Untuk mengurangi bahaya ini, para peneliti menyarankan beberapa langkah, mulai dari pemuliaan varietas padi yang lebih sedikit menyerap arsenik, pengelolaan air sawah dengan sistem pengeringan berkala agar oksigen kembali ke tanah, hingga pemrosesan pascapanen dan metode memasak yang dapat menurunkan kadar arsenik pada nasi.

    “Studi kami menegaskan adanya kebutuhan mendesak untuk mengurangi paparan arsenik pada beras, terutama karena perubahan iklim terus memengaruhi ketahanan pangan global,” jelas Dr. Ziska.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • DPRD Sampang Telusuri Dugaan Penyelewengan Bantuan Beras

    DPRD Sampang Telusuri Dugaan Penyelewengan Bantuan Beras

    Sampang (beritajatim.com) – Dugaan penyelewengan bantuan beras di Desa Banyukapah, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, yang sempat ramai di media sosial dalam beberapa hari terakhir, kini mendapat perhatian serius dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat.

    Ketua Komisi I DPRD Sampang, Mohammad Salim menyatakan, pihaknya akan turun tangan langsung untuk memastikan kebenaran informasi yang beredar. Saat ini, DPRD akan melakukan konfirmasi kepada pihak-pihak terkait.

    “Jika dugaan tersebut terbukti benar, kami pastikan akan menindak tegas sesuai dengan kewenangan kami selaku wakil rakyat,” terangnya, Kamis (4/9/2025).

    Meski demikian, ia menekankan bahwa pihaknya tidak bisa gegabah dalam mengambil tindakan. Semua harus melalui mekanisme yang sudah ditentukan.

    “Tapi sebelumnya kami akan melakukan klarifikasi terlebih dahulu kepada semua pihak yang terlibat,” imbuhnya.

    Soalnya, ada beberapa kemungkinan bantuan bisa belum tersalurkan atau disebabkan oleh kendala teknis di tingkat desa, bukan semata-mata karena adanya penyelewengan.

    “Bisa jadi karena keterlambatan atau tidak sampainya bantuan tersebut disebabkan oleh kendala administratif atau teknis dari pihak desa,” ujarnya.

    Sekadar diketahui, berdasarkan data di lapangan, sebanyak 526 orang tercatat sebagai penerima Bantuan Pangan Beras (PBP).

    Namun, muncul dugaan bahwa tidak semua penerima mendapatkan bantuan beras. Diperkirakan sekitar 10 warga tidak menerima haknya sesuai yang tercantum dalam daftar. [sar/but]

  • Harga Beras SPHP Lebih Murah dari HET Beras medium – Page 3

    Harga Beras SPHP Lebih Murah dari HET Beras medium – Page 3

    Sementara itu, HET beras medium di pasar tercatat lebih tinggi dibandingkan beras SPHP. Untuk zona 1, harga HET beras medium ditetapkan Rp 13.500 per kg, zona 2 sebesar Rp 14.000 per kg, dan zona 3 mencapai Rp 15.500 per kg.

    Arief menegaskan, penetapan harga dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan semua pihak, mulai dari petani, pedagang, hingga konsumen. Dengan begitu, stabilitas harga tetap terjaga tanpa merugikan salah satu pihak.

    Lebih lanjut, penyaluran beras SPHP oleh Perum Bulog dilakukan sesuai penugasan pemerintah melalui Badan Pangan Nasional. “Saat ini intervensi stabilisasi pangan kita gencarkan, kami bersama seluruh stakeholder terkait terus menyalurkan beras SPHP,” ujarnya.

    Kebijakan ini juga selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar pemerintah menjaga pasokan sekaligus menahan lonjakan harga beras di masyarakat.